Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS

ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PASIEN


BRONKHITIS KRONIS

Disusun Untuk Tugas Praktik Mata Kuliah Keperawatan Paliatif

Dosen Pengampu : Suko Pranowo, M.Kep., Ns.

Disusun Oleh :
Kelompok 3 (Kelas A)
10822204
1 WIJI SETIANI 108222039 7 YUNITA TRIWIJAYANTI 1
10822201
2 THOMAS ASTRIO 108222036 8 DWI ENDRA PRAKOSO 1
10822204
3 BAYU CAKRA YUDHA S. 108222007 9 HIKMAH 5
10822201
4 JOKO PRAMONO 108222022 10 HERU SANTOSO 8
10822201
5 TUSMIYATI 108222037 11 ENDAH BARNIATI 4
6 SUKIRNO 108222033      

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP

2023

KELOMPOK 3

KASUS BRONKITIS KRONIS

Seorang laki-laki usia 45 tahun Bernama Tn .R di rawat di RS. X dengan

Penyakit Bronkitis Kronis. Pasien mengeluh masih batuk berdahak sejak 6 bulan

yang lalu, dahak berwarna kekuning, banyak dan kental serta terdengar suara

wheezing mengi. Pasien sebelumnya pasien mengeluh badan terasa dingin

kemudian perut panas lalu muncul sesak nafas kemudian akhirnya batuk.

Keadaan kemudian membaik sendiri setelah 20 menit. Pasien mengeluhkan nyeri

dada pada saat batuk. Setelah keadaan membaik sekitar 2 jam kemudian pasien

akan merasakan batuk-batuk lagi yang kemudian akan membaik lagi dengan

sendirinya. Diketahui pasien adalah perokok aktif hingga sekarang. 1 bungkus

sehari. Pasien mengatakan kesulitan bernapas, masih demam malam hari, pasien

tidak selera makan, pasien tampak gelisah dengan kondisi yang dihadapinya

mengungkapkan perasaan negative tentang perubahan tubuh.

Hasil pengkajian fisik : tampak sesak nafas, kulit terasa panas dan berat badan

pasien 60 kg Pemeriksaan ttv didapatkan data TD : 120/80 mmhg RR: 28x/

menit, Nadi 88x/menit, suhu 39°Celcius.

KASUS UNTUK :
1. ANALISA DATA

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Biodata Pasien (termasuk dx. Medis)

Nama : Tn .R

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Diagnosa medis : Bronkitis Kronis

2. Analisa Data

N DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 DS: Pasien mengatakan Hambatan Pola Napas

kesulitan bernapas, dan Upaya Napas Tidak Efektif

mengatakan bahwa perokok (mis. nyeri saat

aktif hingga sekarang 1 bernapas,

bungkus sehari, nyeri dada kelemahan otot

pada saat batuk. pernapasan)

DO:

- Pasien tampak sesak napas

- TD : 120/80 mmhg

- RR: 28x/ menit


- Nadi 88x/menit

- Suhu 39°Celcius.

2 DS: . Pasien mengeluh batuk Hipersekresi Bersihan jalan

berdahak sejak 6 bulan yang jalan napas napas tidak

lalu, dahak berwarna efektif

kekuning, banyak dan kental

DO:

- Terdengar suara wheezing

mengi

- TD : 120/80 mmhg

- RR: 28x/ menit

- Nadi 88x/menit

- Suhu 39°Celcius.

3 DS: . Pasien sebelumnya Proses penyakit Hipertermia

pasien mengeluh badan terasa (mis. Infeksi)

dingin, masih demam malam

hari

DO:

- kulit terasa panas

- TD : 120/80 mmhg

- RR: 28x/ menit

- Nadi 88x/menit

- Suhu 39°Celcius.
3. Diagnosa Keperawatan

a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas

(mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan) (D.0005)

b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi

jalan napas (D.0001)

c. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (mis. Infeksi)

(D.0130)

4. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN / HASIL YANG RENCANA TINDAKAN


O KEPERAWATAN DIHARAPKAN KEPERAWATAN
1 Pola napas tidak Setelah diberikan asuhan Manajemen Jalan
efektif keperawatan selama Napas(I.01011) :
berhubungan ……………………….diharap Observasi
dengan hambatan kan pola napas membaik  Monitor pola napas
upaya napas (mis. (L.01004) dengan kriteria (frekuensi, kedalaman,
nyeri saat bernapas, hasil: usaha napas)
kelemahan otot  Kapasitas vital meningkat  Monitor bunyi napas
pernapasan)  Tekanan ekspirasi dan tambahan (mis. gurgling,
(D.0005) ispirasi meningkat mengi, wheezing, ronkhi
 Dyspnea menurun kering)
 Penggunaan otot bantu  Monitor sputum (jumlah,
napas menurun warna, aroma)
 Pernapasan cuping hidung
menurun Terapeutik
 Frekuensi napas membaik  Pertahankan kepatenan
 Kedalaman napas membaik jalan napas head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
 Posisikan semi- fowler
atau fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
 Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
 Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
 Anjurkan asupan cairan
2000ml/ hari, jika tidak
kontra indikasi
 Anjurkan teknik batuk
efektif

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
2 Bersihan jalan Setelah diberikan asuhan Latihan Batuk Efektif
napas tidak efektif keperawatan selama (I.01006)
berhubungan ………………………. Observasi
dengan diharapkan bersihan jalan  Identifikasi kemampuan
Hipersekresi jalan napas meningkat (L.01001) batuk
napas (D.0001) dengan kriteria hasil:  Monitor adanya retensi
 Batuk efektif meningkat sputum
 Produksi sputum menurun  Monitor tanda dan gejala
 Mengi, wheezing menurun infeksi saluran napas
 Sianosis membaik  Monitor input dan output
 Frekuensi napas membaik cairan (mis.jumlah dan
karakteristik)

Terapeutik
 Atur posisi semi fowler/
fowler
 Pasang perlak atau
bengkok di pangkuan
pasien
 Buang secret pada tempat
sputum

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
 Ajarkan teknik napas
dalam melalui hidung 4
detik, ditahan selama 2
detik, kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8
detik
 Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam hingga
3 kali
 Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang
ke-3

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu

Manajemen Jalan
Napas(I.01011)
Observasi
 Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
 Monitor bunyi napas
tambahan (mis. gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi
kering)
 Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan
jalan napas head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
 Posisikan semi- fowler
atau fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
 Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
 Berikan oksigen, jika
perlu

Edukasi
 Anjurkan asupan cairan
2000ml/ hari, jika tidak
kontraindikasi
 Anjurkan teknik batuk
efektif

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu

3 Hipertermia Setelah diberikan asuhan Manajemen hipertermia


berhubungan keperawatan selama (I.15506) :
dengan Proses ………………………. Observasi
penyakit (mis. diharapkan termoregulasi  Identifikasi penyebab
Infeksi) (D.0130) (L.14134) diharapkan hipertermia
membaik dengan kriteria (mis.dehidrasi, terpapar
hasil: lingkungan panas,
 Suhu tubuh membaik penggunaan incubator)
 Kulit merah menurun  Monitor suhu tubuh
 Kejang menurun  Monitor kadar elektrolit
 Takikardi menurun  Monitor haluaran urine
 Takipnea menurun  Monitor komplikasi
 ………………………… akibat hipertermia
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang
dingin
 Longgarkan atau lepaskan
pakaian
 Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan
eksternal (mis. Selimut
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
 Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai