Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I DENGAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI POST OPERASI TREPANASI CVA ICH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi


Keperawatan Departemen Keperawatan Dasar Profesi
Di Ruang Seruni RSUD Mardi Waluyo Blitar

Oleh :
Tantri Yuliana
P17212235050

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada Pasien dengan kasus Kebutuhan

Oksigenasi Post Operasi Trepanasi CVA ICH Di Ruang Seruni RSUD Mardi Waluyo Blitar

Periode tanggal 02 s/d 07 Bulan Oktober Tahun Akademik 2023/2024.

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal …… Bulan……………… Tahun…………

Malang,
Preceptor Lahan RS Preceptor Akademik

_________________________ _________________________
NIP/NIK. NIP.

Mengetahui,
Kepala Ruang ……

_________________________
NIP/NIK.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Kesehatan
Gangguan Kebutuhan Oksigenasi
B. Pengertian
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak bagi tubuh, salah satunya
kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan
ini terpenuhi dengan baik (Potter dan Perry, 2010).
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam sistem tubuh. Oksigen
berupa gas tidak berwarna dan tidak berbau, yang mutlak dibutuhkan dalam proses
metabolisme sel. Hasil dari terjadinya proses oksigenasi adalah karbon dioksida, energi,
dan air. Walaupun begitu, penambahan O2 yang melebihi batas normal pada tubuh,
akan memberikan dampak yang tidak baik terhadap aktivitas sel (Sutanto dan Fitriana,
2017).
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui
saluran pernapasan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen kepada klien
dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker oksigen.
Pada situasi normal, frekuensi nafas orang dewasa adalah sebanyak 12-20 kali
permenit, tetapi jika dalam satu menit frekuensi nafas mencapai 24 kali ditambah
dengan denyut jantung yang bertambah cepat, serta merasa pusing dan lemah berarti
kadar oksigen darah dalam tubuh kurang dari normal atau kurang dari semestinya
(Nurmayati, 2019).
C. Penyebab
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), beberapa penyebab gangguan
pada oksigenasi :
1. Spasme jalan napas
2. Hipersekresi jalan napas
3. Disfungsi neuromuscular
4. Benda asing dalam jalan napas
5. Adanya jalan napas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hyperplasia dinding jalan napas
8. Proses infeksi dan respon alergi
Situasional :
1. Merokok aktif.
2. Merokok pasif.
3. Terpajan polutan.

D. Tanda dan Gejala


a) Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), tanda dan gejala pada masalah
gangguan oksigenasi antara lain:

1) Batuk tidak efektif


2) Tidak mampu batuk
3) Sputum berlebih
4) Mengi atau wheezing dan ronkhi kering
5) Meconium diajalan napas (neonates)
b) Menurut Wahid & Suprapto, 2013, tanda dan gelajanya antara lain:
1) Suhu tubuh meningkat/ demam
2) Sesak napas
3) Nyeri dada
4) Batuk dengan dahak kental
5) Kurang nafsu makan
6) Suara napas melemah
7) Retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama
dengan peningkatan frekuensi napas).
E. Pohon Masalah Keperawatan
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diganostik digunakan untuk mengkaji status, fungsi dan oksigenasi
pernafasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostic antara lain :

a) Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah arteri,
oxymetri, pemeriksaan darah lengkap
b) Tes struktur system pernafasan : sinar X, dada bronkhoskopi, scan paru
c) Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernafasan : kultur kerongkongan,
sputum, uji kulit thoraketensis.
G. Penatalaksanaan
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi dapat dengan beberapa cara yaitu : (Deliani
R, 2022)
1. Inhalasi oksigen
Tindakan keperawatan yaitu dengan pemberian oksigen ke paru melewati
saluran nafas memakai alat bantu yaitu oksigen. Tujuan pemberian oksigenasi
yakni memenuhi kebutuhan oksigen serta menghindari terjadinya hipoksia. Ada 2
sistem inhalasi oksigen yakni sistem aliran rendah serta tinggi.
a) Sistem aliran rendah
Lebih dikhususkan terhadap penderita yang lebih butuh oksigen serta
masih bisa bernafas oleh sendirinya dan pernafasan normal. Contohnya yaitu
pemberian oksigen memakai nasal kanul, sungkup muka sederhana, sungkup
muka dengan kantong rebreathing serta sungkup muka dengan kantong non
rebreathing.
b) Sistem aliran tinggi
Kemungkinan besar memberiankan O2 dengan FiO2 jauh efektif serta
tidakadanya pengaruh terhadap jenis nafas, oleh sebab itu bisa meningkatkan
kefokusan oksigen yang lebih tepat. Contohnya yaitu ventury mask ataupun
sungkup muka dengan ventury dengan aliran 2–15 liter/menit.
2. Fisioterapi dada

Tindakan dengan melakukan postural drainase, clapping, serta vibrating,


terhadap penderita yang mengalami masalah gangguan pernapasan. Pemberian
fisioterapi dada bertujuan untuk menambah ketetapan pola nafas serta
membersihkan jalan nafas.
3. Postural drainase
Tindakan keperawatan pengeluaran secret dari berbagai segmen paru yaitu
dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi dan dalam pengeluaran sekret tersebut
dibutuhkan posisi berbeda pada setiap segmen paru.
4. Napas dalam dan batuk efektif
Latihan pernafasan dalam bertujuan memperbaiki ventilasi oalveolus untuk
memperbaiki ventilasi alveolus ataupun menjaga pertukaran gas, mencegah
atelektasis, menambah ketepatan batuk, serta mngurangi stress. Latihan batuk
efektif adalah tindakan yang dilakukan guna melatih batuk yang secara tepat yang
bertujuan untuk membersihkan laring, trakea, serta bronkiolus terhadap secret pada
jalan nafas.
5. Pembersihan lendir atau Suction
Penderita yang tidak dapat membuang secret ataupun lendir dengan sendiri
dibantu dengan suctioning. Tujuan dari suction yaitu guna membersihkan jalur
nafas serta pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
H. Pengkajian Keperawatan Fokus
a) Anamnesis : Biodata (nama, umur, tanggal lahir, alamat, pekerjaan, pendidikan, jenis
kelamin)
b) Keluhan utama
c) Masalah pada pernafasan (dahulu dan sekarang)
d) Riwayat penyakit dahulu
e) Adanya batuk dan penanganan
f) Masalah pada fungsi kardiovaskular
g) Factor resiko yang memperberat oksigenasi
h) Riwayat penggunaan medikasi
i) Stressor yang dialami
j) Status atau kondisi kesehatan
k) Pemeriksaan fisik
I. Diagnose Keperawatan yang mungkin muncul
Menurut PPNI (2017) dikutip dala buku SDKI diagnosa keperawatan yang akan
muncul pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan okisgenisasi :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
dibuktikan dengan tidak mampu batuk, sputum berlebih, suara napas tambahan,
frekuensi dan pola napas berubah.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan efek agen farmakologis (anastesi)
dibuktikan dengan dispneu, penggunaan otot bantu napas, pola napas abnormal.
J. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan

1. Bersihan Jjalan nafas tidak Manajemen Jalan Napas (1.01011)


efektif Definisi: Observasi
Ketidakmampuan - Monitor pola napas (frekuensi,
membersihkan sekret kedalaman, usaha napas)
ataupbstruksi jalan nafas - Monitor bunyi napas tambahan (mis.
untuk mempertahankan gurgling, mengi, wheezing, ronchi
jalan nafas tetap paten. kering)
Tujuan: setelah dilakukan - Monitor sputum (jumlah, warna,
intervensi keperawatan, aroma)
maka bersihan jalan nafas
Terapeutik
efektif dengan kriteria hasil:
- Pertahankan kepatenan jalan napas
Produksi sputum menurun,
dengan headtilt dan chin-lift
mengi menurun Wheezing
(jawthrust jika curiga trauma servical)
menurun, Meconium (pada
- Posisikan semi-fowler atau fowler
neonatus membaik,
- Berikan minum hangat
Frekuensi napas membaik,
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Pola napas membaik
- Lakukan penghisapan lendir kurang
2. Pola napas tidak efektif
dari 15 detik
berhubungan dengan efek
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum
agen farmakologis (anastesi)
penghisapan endotrakeal
dibuktikan dengan dispneu,
- Keluarkan sumbatan benda pada
penggunaan otot bantu napas,
pola napas abnormal. Tujuan dengan forsep McGill

: Setelah dilakukan intervansi - Berikan oksigen, jika perlu


keperawatan, maka pola
Edukasi:
napas membaik dengan
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
kriteria hasil : Dispneu
jika tidak kontraindikasi
menurun, Penggunaan otot
bantu napas menurun, Pola - Ajarkan tehnik batuk efektif
napas membaik.
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

K. Referensi
Dartiwen, S., Nurhayati, Y., ST, S., & Keb, M. (2019). Asuhan Kebidanan pada
kehamilan. Penerbit Andi.
DELIANI, R. (2022). Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan OksigenasiPADA
PAasien Tn. S Dengan Post Operasi Caniotomy EC. Hemoragic
Intraserebral Di Ruang Icu RSUD Jendral Ahmad Yani Metro Tahun
2022 (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental of Nursing, Buku 1 Edisi
7. Penerjemah, Nggie, FA & Albar Marina. Editor Hartanti Yayuk.
Salemba Medika: Jakarta.
Susanto, A. V., & Fitriana, Y. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Pustaka
Baru, 5-8.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai