Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan

Pada Bayi Bayi Asphyxia


Dosen Pengampu : Ns. Ida Ayu Kade Sri Widiastuti, M. Kep., Sp. Kep. An
Disusun Oleh :

1. CHIARA DEWI SALWANAH P07220220047


2. VITHA KUMALA P07220220078
3
Bayi Asphyxia
 Definisi asphyxiz
Asfiksia neonatorum merupakan keadaan dimana bayi tidak bernapas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir, keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia,
hiperkapnea dan sampai ke asidosis (Hidayat, 2008).

 Etiologi asphyxia
Penyebab terjadinya Asfiksia menurut (Proverawati, 2010)
1) Faktor ibu
2) Faktor plasenta
3) Faktor fetus
4) Faktor neonates
5) Faktor persalinan
 Patofisiologi
asphyxiz

Kondisi patofisiologis yang menyebabkan asfiksia meliputi kurangnya


oksigenasi sel, retensi karbon dioksida berlebihan dan asidosis metabolik.
kombinasi ketiga peristiwa itu menyebabkan kerusakan sel dan lingkungan
biokimia yang tidak cocok dengan kehidupan. Tujuan resusitasi adalah
intervensi tepat waktu yang membalikkan efek-efek biokimia asfiksia
sehingga mecegah kerusakan otak dan organ yang ireversibel, yang akibatnya
akan ditanggung sepanjang hidup.
 Manifestasi Klinis
asphyxiz

• Kulit tampak pucat atau berwarna agak kebiruan.


• Susah bernapas, hingga menyebabkan bayi bernapas dengan cepat atau
terengah-engah, dan menggunakan perut.
• Detak jantung agak melambat.
• Otot melemah.
• Bayi terlihat lemas.
• Pertumbuhan terhambat.
 Pemeriksaan Diagnostik
asphyxiz

Menurut (Nurarif, A.H., & Kusuma, 2015) pemeriksaan diagnostik yang


dilakukan pada pasien asfiksia berupa pemeriksaan :
1) Analisa Gas Darah (AGD)
2) lektrolit Darah
3) Gula Darah
4) Baby gram (RO dada)
5) USG (kepala)
 Penatalaksanaan Medis
asphyxiz
Menurut Vidia dan Pongki (2016:365), penatalaksanaan
Asfiksia meliputi :
1) Tindakan Umum
a. Bersihkan jalan nafas : Kepala bayi diletakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir
b. Rangsang refleks pernafasan : dilakukan setelah 20 detik
c. bayi tidak memperlihatkan bernafas dengan cara memukulkedua telapak kaki menekan tanda achilles.
d. Mempertahankan suhu tubuh.
2) Tindakan Khusus
a. Asfiksia Berat
Berikan o2 dengan tekanan positif dan intermenten melalui pipa endotrakeal.
b. Asfiksia Sedang/Ringan Pasang Relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila gagal
lakukan pernafasan kodok (Frog Breathing) 1-2 menit
c. Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi.
Asuhan Keperawatan
Bayi Asphyxia
 Pengkajian

• Identitas
• Riwayat kesehatan meliputi riwayat kesehatan seperti adanya hipoksia janin, gangguan aliran darah prenatal, hipotensi dan hipertensi selama
kehamilan, gangguan plasenta, kehamilan berisiko, riwayat persalinan
• Pemeriksaan fisik:
1) Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan.
2) Inspeksi: pergerakan dinding dada, pernapasan cuping hidung, retraksi dan warna kulit (sianosis, pucat, kehitam-hitaman) serta amati
diameter dada anteroposterior yang memanjang dapat mengindikasikan udara terperangkap dalam alveoli.
3) Auskultasi: suara napas tambahan dan suara paru.
4) Perkusi: kaji adanya suara tumpul yang menunjukkan bahwa cairan atau jaringan padat telah menggantikan udara.
• Kaji kebutuhan peningkatan oksigen.
• Kaji tekanan darah bayi.
• Pemeriksaan diagnostik meliputi oksimetri nadi dan analisa gas darah.
 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang terdapat dalam masalah ini yaitu :


1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi ditandai dengan dyspnea,PCO2 meningkat/menurun, PO2menurun,
takikardia, pH arteri meningkat/menurun,bunyi napas tambahan
2) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas.
I.01014 Pemantauan respirasi

Tindakan :
 Intervensi Keperawatan Observasi
• Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
1. D. 0003 Gangguan pertukaran gas • Monilor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi Kussmaul
berhubungan dengan Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi • Monitor kemampuan batuk efektif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan • Monitor adanya produksi sputum
selama 3x24 jam, pertukaran gas pasien • Monitor adanya sumbatan jalan napas
menjadi efektif dengan kriteria hasil : • Paipasi kesimetrisan ekspansi pahi
- bunyi napas menurun • Auskultasi bunyi napas
- sianosis membaik • Monitor saturasi oksigen
- pola napas membaik • Monitor nilai AGD
- warna kulit membaik • Monitor hasil x-ray toraks

Terapeutik :
• Alur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
• Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi :
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
• Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
I.01011 Manajemen jalan napas
 Intervensi Keperawatan
Observasi
2. D.0001 Bersihan jalan napas - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mangi, wheezing, ronkhi kering)
tidak efektif b.d hipersekresi - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
jalan napas
Setelah dilakukan intervensi Terapeutik
keperawatan selama 3x 24 jam - Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tiit dan chin-lift (jaw-thrust
jika curiga trauma servikal)
diharapkan pola napas membaik - Posisikan semi-Fowler atau Fowler
dengan kriteria hasil: - Berikan minum hangat
• Dyspnea menurun - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
• Penggunaan otot bantu napas - Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 delik
- Lakukan hiperaksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
menurun - Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
• Pemanjangan fase ekspirasi - Berikan oksigen, jika perlu
menurun
• Frekuensi napas membaik Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
• Kedalaman napas membaik - Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
 Implementasi Keperawatan

Secara garis besar, implementasi yang dilakukan untuk menangani gangguan


pertukaran gas pada asfiksia neonatorum yaitu:
a. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
b. Memonitor pola napas (seperti takipnea)
c. Memonitor adanya sumbatan jalan napas
d. Melakukan pemeriksaan auskultasi bunyi napas
e. Memonitor saturasi oksigen
f. Memonitor nilai AGD
 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi untuk setiap diagnosis keperawatan meliputi data subjektif (S) data
objektif (O), analisa permasalahan (A) berdasarkan S dan O, serta perencanaan
(P) berdasarkan hasil analisa diatas.
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Pencegahan danPenatalaksanaan
Asfiksia Neonatorum.
Dharmasetiawani, N., 2008. Asfiksia dan Resusitasi Bayi Baru Lahir. In: Kosim,M.S.,
Yunanto, A., Dewi R., Sarosa G.I., Usman A., Buku AjarNeonatologi Edisi 1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI, 103-125.

Anda mungkin juga menyukai