Anda di halaman 1dari 38

KONSEP DAN

ASUHAN
KEPERAWATAN
PENYAKIT ASD/VSD
KEPERAWATAN ANAK
NAMA ANGGOTA
KELOMPOK 6
Mu’ammar Reza
P07220220058

P07220220071 Sasmita Maharani


KONSEP DASAR
A
Pengertian
ASD
ASD adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan
(Sudigdo Sastroasmoro, 1994). Atrial Septal Defect (ASD) adalah
penyakit jantung bawn lubang (defek) pada septum interatrial (sekat
antar serambi) yang terjadi karna kegagalan fungsi interatrial semasa
janin, atrial septal defect adalah suatu lubang pada dinding (septum)
yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan kanan)
VSD
Ventrikel septum defek (VSD) merupakan penyakit jantung bawaan
yang paling sering ditemukan, yaitu kelainan berupa lubang pada
septum interventrikuler, dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat
kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam
kandungan, sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan
ataupun sebaliknya. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula
terjadi karena trauma.
B
Etiologi
VSD/ASD
1). Faktor Prenatal
● Ibu menderita penyakit infeksi rubella
● Ibu alkoholisme
● Umur ibu lebih dari 40 tahun
● Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

2). Faktor Genetik


● Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
● Ayah atau ibu menderita PJB
● Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down
● Lahir dengan kelainan bawaan lain
● Faktor Hemodinamik
C
Patofisiologis
Patofisiologi atrial septal defect (ASD) atau defek septum
atrium melibatkan adanya lubang pada sekat yang
memisahkan atrium kanan dan kiri jantung akibat penyakit
jantung bawaan. Lubang ini akan menyebabkan
komunikasi antar atrium, sehingga darah yang kaya
oksigen dapat bercampur dengan darah yang miskin
oksigen.

—VSD/ASD
D
Manifestasi
VSD/ASD
Gejalanya bisa berupa :
● Sering mengalami infeksi saluran pernafasan.
● Dispneu (kesulitan dalam bernafas)
● Sesak nafas ketika melakukan aktivitas
● Jantung berdebar-debar (palpitasi) pada kelainan yang sifatnya ringan sampai
sedang, mungkin sama sekali
● Tidak ditemukan gejala atau gejalanya baru timbul pada usia pertengahan
aritmia.
E
Penatalaksanaan
VSD/ASD

1. ASD kecil (diameter < 5 mm) karena tidak menyebabkan gangguan


hemodinamik dan bahaya endokarditis infeksi, tidak perlu dilakukan operasi.

2. ASD besar (diameter > 5 mm s/d beberapa centimeter), perlu


tindakan pembedahan dianjurkan < 6 tahun, karena dapat menyebabkan
hipertensi pulmonal (walaupun lambat).

3. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.

4. Amplazer Septal Ocluder

5. Sadap jantung (bila diperlukan)


ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
1) Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas terbatas)
2) Kaji adanya komplikasi: Gagal jantung, radang paru (pneumonia)
3) Riwayat kehamilan
4) Riwayat perkawinan
5) Pemeriksaan umum keadaan umum, berat badan, tanda-tanda vital, jantung dan paru
6) Kaji aktifitas anak
7) Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung: nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung
tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali
8) Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger
9) Kaji pola makan, pertambahan berat badan
a. Riwayat kesehatan
Bukti penambahan BB yang buruk, makan buruk, intoleransi aktivitas, postur tubuh tidak umum, atau infeksi
saluran pemapasan yang sering. Observasi anak terhadap manifestasi ASD Pada Bayi:
a) Dispnea, khususnya setelah melakukan aktivitas fisik seperti makan, menangis, mengejan
b) Keletihan
c) Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)
d) Pola aktivitas
Anak yang menderita VSD, ASD dan VSD sering tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
normal. Apabila melakukan aktivitas yang membutuhkan banyak energi, seperti berlari, bergerak, berjalan-
jalan cukup jauh dapat mengalami serangan sianosis.
a.Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
b.Kaji tampilan umum, perilaku dan fungsi
b. Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail terhadap jantung.
a) Denyut arteri pulmonalis dapat diraba di dada
b) Pemeriksaan dengan stetoskop menunjukkan bunyi jantung yang abnormal.
c) Bisa terdengar murmur akibat peningkatan aliran darah yang melalui katup pulmonalis
d) Tanda-tanda gagal jantung
e) Jika shuntnya besar, marmur juga bisa terdengar akibat peningkatan aliran darah yang
mengalir melalui katup trikuspidalis
a.Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
b.Kaji tampilan umum, perilaku dan fungsi
Inspeksi

1. Status matrisi-Gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang

buruk berhubungan dengan penyakit jantung.

2. Deformitas dada Pembesaran jantung terkadang mengubah konfigurasi dada.

3. Pulsasi tidak umum - Terkadang terjadi pulsasi yang dapat dilihat.

4. Ekskursi pernapasan - Pernapasan mudah atau sulit (mis takipnea, dispnea, adanya dengkur ekspirasi).

5. Jari tabuh-Berhubungan dengan beberapa tipe penyakit jantung kongenital

6. Perilaku-pemilih posisi lutut dada atau berjongkok merupakan ciri khas dari beberapa jenis penyakit jantung.
Palpasi dan Perkusi
1. Dada- Membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung dan karakteristik lain (Seperti Thrill-vibrilasi yang
dirasakan pemeriksa saat palpasi)
2. Abdomen Hepatomegali dan/atau splenomegali mungkin terlihat.
3. Nadi perifer-frekwensi, keteraturan, dan amplitudo (kekuatan) dapat menunjukkan ketidaksesuaian.
Auskultasi
1. Jantung-mendeteksi adanya murmur jantung.
2. Frekwensi dan irama jantung - menunjukkan deviasi bunyi dan intensitas jantung yang membantu melokalisasi
defek jantung.
3. Paru-paru-menunjukkan ronki kering kasar.
4. Tekanan darah Penyimpangan terjadi di beberapa kondisi jantung (mis; ketidaksesuaian antara ekstremitas atas
dan bawah) Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian-mis; EKG, radiografi, ekokardiografi, fluoroskopi,
ultrasonografi, angiografi, analisis darah (jumlah darah, haemoglobin, volume sel darah, gas darah), kateterisasi
jantung.
Diagnosa
Keperawatan
VSD
Diagnosa keperawatan
1.D.0019 Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan
menelan makanan
2.D.0003 Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ASD
Diagnosa keperawatan
1) D.0008 Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
frekuensi jantung
2) D.0003 Ganguan Pertukaran Gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Intervensi
VSD
I.03119 Manajemen Nutrisi
D.0019 Defisit Nutrisi
Observasi:
L.03030Status Nutrisi 1.Identifikasi status nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2.Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
3x24 jam status nutrisi membaik. 3.Monitor asupan makanan
4.Monitor berat badan
Kriteria hasil:
1. Porsi makanan yang dihabiskan Terapeutik:
dipertahankan pada 3 ditingkatkan 1.Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
ke 5 2.Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
2. Berat badan dipertahankan pada 3 3.Berikan suplemen makanan,jika perlu
ditingkatkan ke 5
Edukasi
3. Frekuensi makan dipertahankan
1.Ajarkan diet yang diprogramkan
pada 3 ditingkatkan ke 5
Kolaborasi
4. Nafsu makan dipertahankan pada 3
ditingkatkan ke 5 1.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
VSD
I.01026 Terapi Oksigen
D.0003 Gangguan Pertukaran Gas Observasi
1.Monitor kecepatan aliran oksigen
L.01003 Pertukaran gas 2.Monitor posisi alat terapi oksigen
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3.Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi
3x24 jam pertukaran gas meningkat yang diberikan cukup
4.Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, analisa
Kriteria hasil: gas darah ), jika perlu
- Dispnea menurun Terapeutik
-Bunyi napas tambahan menurun 1.Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trachea, jika perlu
2.Pertahankan kepatenan jalan nafas
3.Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Edukasi
1.Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
1.Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
ASD
I.02075 Perawatan Jantung
D.0008 Penurunan curah jantung Observasi
1.Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung
L.02008 Curah jantung (meliputi dispenea, kelelahan, adema ortopnea paroxysmal
nocturnal dyspenea, peningkatan CPV)
Setelah dilakukan intervensi selama 2.Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung
(meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali ditensi vena
1x24 jam maka curah jantung
jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
diharapkan meningkat. Terapeutik
1.Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki
Kriteria hasil: kebawah atau posisi nyaman
2.Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan
- Kekuatan nadi perifer meningkat kafein, natrium, kolestrol, dan makanan tinggi lemak)
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
ASD
I.01026 Terapi Oksigen
D.0003 Gangguan Pertukaran Gas Observasi
1.Monitor kecepatan aliran oksigen
L.01003 Pertukaran gas 2.Monitor posisi alat terapi oksigen
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3.Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi
3x24 jam pertukaran gas meningkat yang diberikan cukup
4.Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. oksimetri, analisa
Kriteria hasil: gas darah ), jika perlu
- Dispnea menurun Terapeutik
-Bunyi napas tambahan menurun 1.Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trachea, jika perlu
2.Pertahankan kepatenan jalan nafas
3.Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Edukasi
1.Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
1.Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah tahap pelaksanaan rencana tindakan
keperawatan yang telah disusun oleh perawat untuk mengatasi masalah
pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai rencana yang sudah
dilakukan, teknik dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang
meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon dari
pasien (bararah & jauhar, 2013).
Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan.
Kegiatan evaluasi ini merupakan membandingkan hasil yang telah
dicapai setelah proses implementasi keperawatan dengan tujuan yang
diharapkan dalam perencanaan dan kriteria hasil evaluasi yang telah
diharapkan dapat terapai. Proses evaluasi dalam asuhan keperawatan di
dokumentasikan dalam soap (subjektif, objektif, assesment, planing).
(bararah & jauhar,2013).
THANK YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai