Anda di halaman 1dari 27

PATEN DUKTUS ARTERIOSUS

DEFINISI PATENT DUCTUS


ARTERIOSUS (PDA)

 Patent Ductus Arteriosus adalah kegagalan


menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada
minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan
mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi
ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah (Yuliani,
2010)
ETIOLOGI
Oktavianus (2014), menyatakan penyebab
terjadinya penyakit jantung bawaan seperti:
a. Faktor prenatal:
1. Ibu menderita penyakit infeksi
2. Rubella
3. Ibu alkoholisme
4. Umur ibu lebih dari 40 tahun
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau
jamu
Lanjutan:

b. Faktor Genetik:
1. Anak yang lahir sebelumnya menderita
penyakit jantung
2. Ayah/Ibu menderita penyakit jantung
bawaan
3. Kalainan kromosom seperti Sindrom Down
4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
Manifestasi Klinis
Oktavanus (2014), menyatakan penyakit jantung bawaan seperti
Patent Ductus Arteriosus memiliki beberapa tanda dan gejala
yaitu:
a. Kadang terdapat gagal jantung
b. Machinery murmur (khas pada PDA)
c. Tekanan nadi besar
d. Ujung jari hiperemik
e. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal
f. Infeksi saluran napas berulang dan mudah lelah
g. Apnea, tachipnea, basal faring, retraksi dada, hipoksemia.
PATOFISIOLOGI PATEN
DUKTUS ARTERIOSUS
&
PATHWAY
Penatalaksanaan
Oktavianus (2014), menyatakan pemeriksaan
penunjang yang dilakukan untuk menegakan diagnosa
duktus arteriosus paten meliputi:
1. foto thorak
2. Ekokardiografi
3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna
4. elektrokardiografi (EKG)
5. Kateterisasi jantung.
LANJUTAN:
Medis
a) Penatalaksanaan konservatif: Restriksi cairan dan pemberian
obat-obatan: Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan
untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan
beban kardiovaskuler. Pemberian indomethacin (inhibitor
prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus,
pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis
bakterial.
b) Pembedahan: pemotongan atau pengikatan duktus c) Non
pembedahan: penutupan dengan alat penutup dilakukan pada
waktu katerisasi jantung.
KOMPLIKASI
a. Hipertensi pulmonal
b. Gagal jantung
c. Aritmia
d. Endokarditis
e. Gagal ginjal
f. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi
prematur)
g. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan
jumlah trombosit.
h. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas (Data Biografi)
2) Keluhan utama Pasien dengan PDA biasanya merasa
lelah, sesak napas
3) Riwayat penyakit sekarang Pada pasien PDA, biasanya
akan diawali dengan tanda-tanda respiratory distress,
dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada
dan hiposekmia
4) Riwayat penyakit terdahulu
Lanjutan:

5) Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau


ibu menderita infeksi dari rubela
6) Riwayat penyakit keluarga Perlu ditanyakan apakah
ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA
karena PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari
orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan
atau juga bida karena kelainan kromosom.
7) Riwayat psikososial
b. Pengkajian fisik (ROS: Review of system)
1) Pernapasan B1 (Breath) Napas cepat, sesak napas, bunyi
tambahan (marchinery murmur), adanya otot bantu napas
saat inspirasi, retraksi
2) Kardiovaskuler B2 (Blood) Jantung membesar, hipertropi
ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema
tungkai, clubbing finger, sianosis.
3) Persyarafan B3 (Brain) Otot muka tegang, gelisah, menangis,
penurunan kesadaran.
4) Perkemihan B4 (Bladder) Penurunan produksi urin menurun
(oliguria)
5) Pencernan B5 (Bowel) Nafsu makan menurun (anoreksia),
porsi makan tidak habis 6) Muskuloskeletal/Integument B6
(Bone) Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan
Diagnosa keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membran
kapiler-alveolar
2) Penurunan curah jatung berhubungan dengan gangguan
irama jantung, pre load dan after load, kontraktilitas
jantung
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan: tirah baring atau
imobilisasi, kelemahan menyeluruh, ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dengan kebutuhan, gaya hidup yang
dipertahankan
4) Resiko keterlambatan perkembangan berhubungandengan
tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membran
kapiler-alveolar

Tujuan dan Kriteria Hasil:


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
Gangguan pertukaran gas teratasi dengan kriteria hasil:
1) Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi
yang adekuat.
2) Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-
tanda distress pernapasan.
3) Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan:
1) Buka jalan napas
Rasional: membantu memaksimakan jalan napas
2) Berikan posisi pada pasien
Rasional: memaksimalkan ventilasi, dan mengurangi
diafragma dan memperkuat tarikan oleh otot-otot pernapasan
2) Identifikasikan pasien perlunya pemasangan alat jalan
napas buatan dengan cara menghitung SPO2 Rasional:
untuk menentukan intervensi selanjutnya
4) Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan
Rasional: suara napas abnormal menggambarkan adanya
Lanjutan
5) Berikan bronkodilator bila perlu
Rasional: melebarkan bronkus (saluran
pernapasan) dan merelaksasi otot-otot pada saluran
pernapasan.
6) Pemberian oksigenasi
Rasional: oksigen murni mempunyai tekanan yang
relatif lebih tinggi sehingga akan mengalir ke dalam
saluran pernapasan.
2. Penurunan curah jatung berhubungan dengan
gangguan irama jantung, pre load dan after load,
kontraktilitas jantung

Tujuan dan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 2x24 jam, penurunan curah jantung tidak
terjadi dengan kriteria hasil:
a. Tanda vital dalam rentang normal
b. melaporkan episode dispnea
c. ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi bebban kerja
jantung
Intervensi Keperawatan
1) Kaji tanda-tanda vital
Rasional: membantu memaksimakan jalan napas
2) kaji dan pantau suara jantung, denyut nadi dan aliran darah
(muncul bising pada sistolik)
Rasional: memaksimalkan ventilasi, dan mengurangi diafragma
dan memperkuat tarikan oleh otot-otot pernapasan
3) Berikan jadwal yang proposional
Rasional: Bermain dan aktivitas dapat merangsang kekuatan
kontraksi jantung. Istirahat dapat mengurangi tingkat
kebutuhan metabolik dan beban jantung.
3. Penurunan curah jatung berhubungan
dengan gangguan irama jantung, pre load dan
after load, kontraktilitas jantung.
Tujuan dan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam, penurunan curah jantung tidak
terjadi dengan kriteria hasil:
a. Tanda vital dalam rentang normal
b. melaporkan episode dispnea
c. ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi bebban kerja
jantung
Intervensi Keperawatan:
1) Kaji tanda-tanda vital dengan cara menghitung pernapasan
dengan meletakkan tangan di atas dada, menghitung detak
jantung janin (DJJ) Rasional: indikator dari volume cairan dan
sirkulasi.
2) kaji dan pantau suara jantung, denyut nadi dan aliran darah
(muncul bising pada sistolik)
3) Berikan jadwal yang proposional dengan cara membuat jadwal
antara bermain dan istirahat bersama orang tua dan anak
(istirahat total sekitar 10 jam dalam sehari).
Rasional: Bermain dan aktivitas dapat merangsang kekuatan
kontraksi jantung. Istirahat dapat mengurangi tingkat kebutuhan
metabolik dan beban jantung. 4
LANJUTAN
4) Batasi intake cairan dan natrium sesuai kebutuhan
rata-rata harian anak.
Rasional: natrium akan mengikat air sehingga
meningkatkan jumlah volume darah yang masuk ke
jantung. Natrium yang berlebihan juga meningkatkan
afinitas saraf simpatik jantung.
5) Palpasi nadi perifer dengan cara meletakkan ketiga
ujung jari pada pergelangan anterior sepanjang tulang
radius.
Rasional: penurunan curah jantung dapat
menunjukkan menurunnya nadi radial, popliteal
dorsalis, pedis dan postibial.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologis.
Tujuan dan Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam ketidakseimbagan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
b. Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
c. Tidak terjadi penurunan berat badan.
d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
Intervensi Keperawatan:

1) Kaji adanya alergi makanan dengan cara


menanyakan kepada keluarga pasien apakah anak
mempunyai alergi terhadap makanan tertentu.
Rasional: menghindari adanya mual dan muntah.
2) Ajarkan keluarga bagaimana membuat catatan
makanan harian dengan cara membuatkan jadwal
makan anak dengan teratur. Rasional: sebagai
acuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.
LANJUTAN
3) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien dengan cara
memberikan informasi tentang status nutrisi pasien yang
harus dipenuhi kepada ahli gizi. Rasional: menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
4) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi) dengan cara memberikan informasi kepada
keluarga daftar makanan yang sudah ditentukan oleh ahli
gizi. Rasional: memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

Anda mungkin juga menyukai