JANUARI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
CEREBRAL PALSY
Disusun oleh:
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
KPM Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
1.1 Anamnesis
Keluhan Utama : kaku pada anggota gerak bawah
Seorang anak laki-laki berumur 15 tahun dirujuk dari rumah sakit
Bulukumba dengan keluhan kaku pada anggota gerak bawahnya. Menurut
keterangan dari ayah pasien, sejak kecil kedua kaki dan tangan pasien kaku.
Pada usia 2 tahun pasien diajari untuk berjalan, namun pasien tidak dapat
melakukannya. Pasien hanya bisa berteriak jika kesakitan dan hanya bisa
membuka mulut apabila disendokkan makanan. Dan ayah pasien juga
menyadari bahwa anaknya mengalami keterlambatan bicara yang seharusnya
dapat dilakukan sesuai usianya karena pada usia 1-2 tahun pasien diajar bicara
namun pasien tidak bisa mengeluarkan satu suku katapun.
Sampai sekarang pasien harus selalu dibantu bila dari posisi berbaring
ke duduk ataupun sebaliknya. Dari posisi duduk ke berdiri pun harus dibantu
dan tidak bisa berdiri sendiri. Pasien tidak mengalami kaku pada mulutnya.
Pasien tidak merespon bila dipanggil namanya. Pasien tidak memiliki keluhan
buang air kecil dan buang air besar.
Pasien anak ke dua dari tiga bersaudara, semua saudaranya tumbuh
dan berkembang dengan normal seperti anak lainnya.
Riwayat prenatal, perinatal dan postnatal, tidak diketahui. Riwayat
makanan, pasien mendapatkan ASI tetapi tidak eksklusif dan makanan
pendamping asi, sedangkan riwayat imunisasi, pasien tidak pernah
mendapatkan imunisasi.
ROM MMT
Cervical
Flexion
Extension
Sulit dievaluasi Non-fungsional
Lateral Flexion
Rotation
Trunk
Flexion
Extension
Sulit dievaluasi
Lateral Flexion
Non-fungsional
Rotation
Shoulder
Flexion
Extension
Abduction
Sulit dievaluasi Non-fungsional
Adduction
Ext. Rotation
Int. Rotation
Elbow
Flexion Sulit dievaluasi Fungsional
Extention
Forearm Supination
Forearm Pronation
Wrist
Flexion
Extension
Sulit dievaluasi Fungsional
Radial Deviation
Ulnar Deviation
Fingers
Flexion
MCP
PIP
DIP Sulit dievaluasi Fungsional
Extension
Abduction
Adduction
Thumbs
Flexion
MCP
IP
Extension Sulit dievaluasi Fungsional
Abduction
Adduction
Opposition
Hip
Flexion
Extension
Abduction Sulit dievaluasi Fungsional
Adduction
Ext. Rotation
Int. Rotation
Knee
Flexion
Sulit dievaluasi Fungsional
Extension
Ankle
Plantar Flexion
Dorsi Flexion
Sulit dievaluasi Non-fungsional
Inversion
Eversion
Toes
Flexion
MTP
Sulit dievaluasi fungsional
IP
Extension
Big Toe
Flexion
MTP
Sulit dievaluasi fungsional
IP
Extension
1.5 Diagnosis
Diagnosis: Speech Delay + Diplegia Spastik et causa Cerebral Palsy
Diagnosis Fungsional
Impairment : Spastic Extremitas Inferior, Nutrisional Marasmus.
Disability : Gangguan transfer tanpa bantuan akibat dari spastik otot
pada ke dua ekstremitas bawah , gangguan kognitif.
Handicap : Gangguan fungsional berat dalam aktivitas sehari-hari
secara mandiri dan kesulitan berinteraksi dengan keluarga
Daftar Masalah
Surgical: -
Medical:
- spastik otot
- gangguan duduk, berdiri dan berjalan
- gangguan berbicara
- imobilisasi lama
1.6 Target / Goals
Jangka Pendek : mencegah komplikasi imobilisasi lama,
meringankan spastisitas.
Jangka Panjang : dapat duduk secara aktif, dapat memahami
komunikasi satu arah.
1.7 Planning
Perencanaan
Perencanaan diagnostik: CT-Scan Kepala tanpa Kontras
Perencanaan terapi:
Latihan:
Speech therapy
- Oral Moral Stimulation
- Latihan vocalisasi
- Latihan konsep bahasa
Stretching tendon and muscle
Latihan ROM aktif asistif anggota gerak atas dan bawah, dextra dan
sinistra
Latihan supine to prone, prone to supine, supine to sitting, sitting
balance and tolerance training
Perencanaan pengawasan : Activity of Daily Living (ADL)
Perencanaan edukasi : penjelasan kondisi pasien
home exercise program
1.8 Prognosiso
Advitam : dubia
Sanationam : dubia
Et fungsionam : dubia
1.9 Resume
2.1 Definisi
Definisi Cerebral Palsy adalah kelainan gerak dan postur akibat dari lesi
yang tidak progresif pada otak yang belum matur. Abnormalitas neurologi
menghasilkan pola gerak abnormal yang dikenal khas pada CP. Kelainan
motorik dari CP sering diikuti oleh gangguan sensori, kognisi, komunikasi,
persepsi, kejang dan atau perilaku. Gangguan motorik ini seringkali disertai
dengan gangguan sensoris, persepsi, kognisi, komunikasi, dan perilaku serta
juga epilepsi dan masalah sekunder muskuloskeletal. Cerebral Palsy
disebabkan oleh berbagai etiologi dari perkmebangan, genetik, metabolik,
iskemik, infeksius, dan etiologi didapat lainnya yang menghasilkan fenotipe
yang sama.
2.2 Epidemiologi
Cerebral Palsy merupakan penyebab utama disabilitas pada anak. Insidensi
dari Cerebral Palsy sebanyak 2 kasus per 1000 kelahiran hidup, dimana 5 dari
1000 anak memperlihatkan defisit motorik yang sesuai dengan cerebral palsy.
Sekitar 50% kasus termasuk ringan dan 10% kasus termasuk kasus berat.
Sejumlah 25% memiliki intelegensia (IQ) rata-rata normal sementara 30%
kasus menunjukan IQ dibawah 70. Sebanyak 35% disertai kejang dan 50%
menunjukan gangguan bicara. Laki-laki lebih banyak dari perempuan (1,4 :
1,0), dengan rata-rata 70 % ada pada tipe spastik, 15% tipe atetotik, 5%
ataksia, dan sisanya campuran.
2.3 Etiologi
Penyebab lesi otak pada Cerebral Palsy terjadi selama fase prenatal,
perinatal dan pascanatal. Hampir 70-80% penyebab Cerebral Palsy terjadi
pada fase prenatal. Berikut daftar faktor risiko yang berkaitan dengan Cerebral
Palsy.
Prenatal Perinatal Pascanatal
Malformasi Prematur <32 minggu Cidera dan infeksi
kongenital
Faktor sosioekonomi BBL <2500 gram Perdarahan
Infeksi dalam rahim Retardasi pertumbuhan intrakranial
Toksik atau obat Presentasi abnormal Koagulopati
teratogenik Perdarahan intrakranial
Ibu menderita Cidera
retardasi mental, Infeksi
kejang, dan Hipoksia dan
hipertiroid bradikardi
Komplikasi plasenta Kejang
Cidera perut Hiperbilirubinemia
Kelahiran yang
berulang
DAFTAR PUSTAKA