Anda di halaman 1dari 91

1

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI FRAKTUR DENGAN


HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Karya Tulis Ilmiah

OLEH :
HARI AJI SASMITO
NIM. 144012014056

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH


PROGRAM STUDY DIII KEPERAWATAN
PRINGSEWU LAMPUNG
2017
2

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI FRAKTUR DENGAN


HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Pada Program Studi Diploma III Keperawatan

OLEH :
HARI AJI SASMITO
NIM. 144012014056

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH


PROGRAM STUDY DIII KEPERAWATAN
PRINGSEWU LAMPUNG
2017

ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI FRAKTUR


DENGAN MASALAH HAMBATAN MOBILITAS FISIK
DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2017

Hari Aji Sasmito


xvi + 58 Halaman + 1 Bagan + 13 Tabel + 7 Lampiran

ABSTRAK

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (UU no. 36 tahun 2009). Kehidupan masyarakat yang semakin modern
ditandai dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil
dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini adalah terjadinya
peningkatan jumlah alat transportasi. Dengan adanya peningkatan jumlah alat
transportasi menyebabkan terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. Trauma
yang terjadi pada kecelakaan memiliki banyak bentuk, tergantung dari organ apa
yang dikenai. Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Komplikasi fraktur
menurut mencatat 40% fraktur ekstermitas bawah penanganan pada pasien fraktur
dilakukan ROM aktif.

Penelitian study kasus ini bertujuan untuk melihat hasil asuhan keperawatan pada
pasien yang mengalami fraktur dengan hambatan mobilitas fisik yang telah
dilakukan penelitian pada bulan Juli-Agustus 2017. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus. Dan partisipan dalam penelitian ini adalah 2
klien (2 kasus) yaitu fraktur tibia dengan masalah hambatan mobilitas fisik.

Berdasarkan study kasus didapatkan peningkatan kekuatan otot, meningkatkan


sirkulasi denga diagnosa medis yang sama yaitu fraktur dengan hambatan
mobilitas fisik. Diharapkan bagi pihak pelayanan keshatan ROM aktif agar dapat
mencegah masalah fraktur dengan hambatan mobilitas fisik pada kedua pasien
tersebut.

Kata Kunci : Fraktur, ROM aktif


Daftar Bacaan : 11 (2002-2015)

iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
4

NURSING ASSURANCE ON CLIENTS WHO EXPERIENCE FRACTURES


WITH THE PROBLEMS OF PHYSICS OF PHYSICAL MOBILITY
IN DR. H. ABDUL MOELOEK IN 2017

Hari Aji Sasmito


xvi + 58 Pages + 1 Chart + 13 Tables + 7 Attachments

ABSTRACT

Health is a healthy, physical, mental, spiritual and social condition that enables
everyone to live socially and economically productive (Law 36/2009). The life of
an increasingly modern society is characterized by the development of science and
technology. The result of the development of science and technology is the
increasing number of means of transportation. With the increase in the number of
means of transportation caused an increase in traffic accidents. The trauma that
occurs in an accident has many forms, depending on what organ is subjected.
Fracture is a breakdown of continuity of bone and cartilage tissue that is generally
caused by forced ruda. Complications of fractures according to noted 40%
fracture of underlying ekstermitas handling in fracture patients performed active
ROM.

This case study research aims to see the results of nursing care in patients who
have fractures with physical mobility barriers that have been conducted research
in July-August 2017. The design used in this study is a case study. And
participants in this study were 2 clients (2 cases) namely tibia fracture with
problems of physical mobility barriers.

Based on the case study obtained increased muscle strength, improve circulation
premises with the same medical diagnosis of fractures with physical mobility
barriers. It is expected that the active ROM health service can prevent fracture
problems with physical mobility barriers in both patients.

Keywords : Fracture, active ROM


Reading List : 11 (2002-2015)

iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
5

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah


Telah diperiksa dan disetujui untk diuji dihadapan TIM penguji Karya Tulis Ilmiah

Judul KTI : “Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Fraktur


Tibia Dengan Hambatan Mobilitas Fisik di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung”
Nama Mahasiswa : Hari Aji Sasmito
NIM : 144012014056

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep. Ns. Yeti Septiasari, S.Kep., M.Kes.


NBM. 909728 NBM. 1194195

v
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
6

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI FRAKTUR TIBIA


DENGAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Karya Tulis Ilmiah oleh Hari Aji Sasmito ini telah diperiksan dan dipertahankan
dihadapan TIM Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan lulus pada tanggal
Agustus 2017

MENGESAHKAN

1. TIM Penguji :
Penguji I : Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep.
NBM. 909728 (.....................)

Penguji II : Ns. Yeti Septiasari, S.Kep., M.Kes.


NBM. 1194195 (.....................)

Penguji III : Ns. Dewi Damayanti, M.Kep.,S.Kep.MB


NBM. 010200528 (.....................)

Ketua Program Studi

(Idayati, S.Kep., M.Kes)


NBM. 831 884

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

(Ns. Asri Rahmawati, S.Kep.,M.Kes)

vi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
7

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Hari Aji Sasmito
NIM : 144012014056
Program Study : D III Keperawatan
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Judul : Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Fraktur
Tibia Dengan Hambatan Mobilitas Fisik di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tampa menuntut ganti rugi
berupa materi atas karya Ilmiah saya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien
Yang Mengalami Fraktur Tibia Dengan Hambatan Mobilitas Fisik di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung”.

Dengan pernyataan ini STIKes Muhmmadiyah Pringsewu Lampung berhak


menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (Data Base), merawat, dan memublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu
Pada Tanggal : Juli 2017
Yang menyatakan

(Hari Aji Sasmito)

vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

MOTTO

Selalu Berusaha Mengendalikan


Sebelum Dikendalikan

Do It Your Self

(Hari Aji Sasmito)

viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :


1. Ibu dan Bapak yang selalu menyayangi, membimbing, dan mendoakan untuk
keberhasilan dalam studi anaknya.
2. Kakakku yang selalu menanti dan siap menerima keberhasilan studiku.
3. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan angkatan ke-19 yang selalu membantu
dan memberikan motivasi kepada penulis.
4. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang sangat penulis
cintai

ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
10

RIWAYAT PENULIS

Hari Aji Sasmito dilahirkan pada tanggal 04 Desember 1995 di Mamuju, putra
kedua dari pasangan Bapak Sugiyono dan Ibu Sriyani. Penulis memulai
pendidikan dasar di SDN 2 Panutan Pagelaran ditamatkan pada tahun 2008 dan
SMPN 1 Pagelaran ditamatkan tahun 2011. Pendidikan berikutnya SMA 1
Muhammadiyah ditamatkan pada tahun 2014 dan pada tahun yang sama penulis
melanjutkan jenjang pendidikannnya ke STIKes Muhammadiyah Pringsewu
Lampung Prodi DIII Keperawatan hingga saat ini.

x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia - Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Karya
Tulis Ilmiah ini berjudul : “Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Fraktur
Tibia Dengan Hambatan Mobilitas Fisik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung”.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih


kepada:
1. Ns. Asri Rahmawati, S. Kep., M. Kes selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Idayati, S. Kep., M. Kes., selaku Ketua Prodi D III Keperawatan dan
pembimbing dalam penulisan usulan karya tulis ilmiah ini.
3. Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep., selaku Pembimbing I.
4. Ns. Yeti Septiasari, S.Kep., M.Kes., selaku Pembimbing II.
5. Ns. Dewi Damayanti, M.Kep.,S.Kep.MB., selaku Pembimbing III
6. Bapak Sugiyono, ayah tercinta, Terimakasih atas do’a dan pengorbanan.
7. Ibu Sriyani ibu tercinta, Terimakasih atas do’a dan dukungannya.
8. Kakak Resti Astriyana, Terimakasih atas dukungannya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini sudah baik. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.

Wasalammu’alaikum Wr. Wb.


Pringsewu, Juni 2017

Penulis

xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
12

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i


HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJAUN ....................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vi
HALAM PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................. vii
MOTTO ...................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... ix
RIWAYAT PENULIS ................................................................................. x
KATA PENGANTAR ................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Batasan Masalah................................................................................ 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
D. Tujuan ............................................................................................... 4
E. Manfaat ............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep penyakit ................................................................................ 8
1. Definisi fraktur ............................................................................ 8
2. Etiologi........................................................................................ 9
3. Manifestasi klinis ........................................................................ 10
4. Patofisiologi ............................................................................... 11
5. Penatalaksanaan .......................................................................... 12
6. Pemeriksaan penunjang .............................................................. 12
7. Komplikasi .................................................................................. 13
B. Konsep Hambatan Mobilitas Fisik ..................................................... 15
C. Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................... 17
1. Pengkajian ................................................................................... 17
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 21
3. Rencana Keperawatan ................................................................. 21
4. Implementasi ............................................................................... 23
5. Evaluasi ...................................................................................... 23

xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
13

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ............................................................................... 24
B. Batasan Istilah ................................................................................... 24
C. Partisipan .......................................................................................... 24
D. Lokasi dan Waktu penelitian ............................................................. 25
E. Pengumpulan Data ............................................................................ 25
F. Analisis Data ..................................................................................... 25
G. Etik penelitian ................................................................................... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil.................................................................................................. 29
1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data ........................................... 29
2. Pengkajian .................................................................................. 30
B. Pembahasan ...................................................................................... 49
1. Pengkajian ................................................................................... 49
2. Diagnosis Keperawatan ............................................................... 52
3. Intervensi..................................................................................... 53
4. Implementasi .............................................................................. 53
5. Evaluasi ....................................................................................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ....................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
14

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway ....................................................................................... 11

xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
15

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Rencana Keperawatan ................................................................... 21


Tabel 3.1 Batasan Istilah ............................................................................... 24
Tabel 4.1 Identitas Klien ............................................................................... 30
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit........................................................................... 31
Tabel 4.3 Perubahan pola kebiasaan .............................................................. 33
Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik ......................................................................... 36
Tabel 4.5 Kondisi Psikososial – spiritual ....................................................... 39
Tabel 4.6 Hasil pemeriksaan diagnostic ........................................................ 40
Tabel 4.7 Penatalaksanaan medis .................................................................. 41
Tabel 4.8 Analisa data................................................................................... 41
Tabel 4.9 Rencana Asuhan Keperawatan....................................................... 42
Tabel 4.10 Pelaksanaan ................................................................................. 44
Tabel 4.11 Evaluasi....................................................................................... 48

xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Persetujuan


Lampiran 2 Inform Consent Klien 1
Lampiran 3 Inform Consent Klien 2
Lampiran 4 SOP ROM
Lampiran 5 Surat Izin Pra survey
Lampiran 6 Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 7 Lembar Konsul

xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

secara sosial dan ekonomis (UU no. 36 tahun 2009). Kehidupan

masyarakat yang semakin modern ditandai dengan adanya perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil dari adanya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi ini adalah terjadinya peningkatan jumlah alat

transportasi. Dengan adanya peningkatan jumlah alat transportasi

menyebabkan terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. Trauma yang

terjadi pada kecelakaan memiliki banyak bentuk, tergantung dari organ

apa yang dikenai. Fraktur (patah tulang) merupakan salah satu bentuk

trauma yang paling sering terjadi akibat a danya kecelakaan lalu lintas

(Anelia, 2013).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan

sesuai dengan jenis dan luanya (Smeltzer, 2002). Demikian pula menurut

Sjamsuhidyat (2005), fraktur atau patah tulang adalah terputusnya

kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya

disebabkan oleh rudapakasa. Sementara Doengoes (2000) memberikan

batasan,fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Fraktur adalah

patah tulang,biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price,

1995 dalam Lukman & Ningsih 2009).

1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2

WHO mencatat di tahun 2014 terdapat 95.906 peristiwa

kecelakaan dan sekitar 17,2% menjadi korban meninggal dunia

dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 1,3 juta orang mengalami

kecacatan fisik. Kecelakaan memiliki prevalensi cukup tinggi yaitu

insiden fraktur ekstremitas bawah sekitar 40%. Riset Kesehatan Dasar

2014 menemukan ada sebanyak 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami

fraktur sebanyak 1.775 orang ( 3,8%). Kasus kecelakaan lalu lintas

sebanyak 20.829 kasus,dan mengalami fraktur sebanyak 1770 orang

(8,5%), dari 14.127 trauma benda tajam/tumpul sebanyak 236 orang

(1,7%). Dalam ( Elham Eka Ermawan, 2016). Sedangkan fraktur di

Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar ketiga dibawah penyakit

jantung koroner dan tubercolusis (Utama SU, Magetsri R & Pribadi V,

2008). Sejalan dengan data fraktur di Indonesia kecelakaan memiliki

prevalensi cukup tinggi yaitu insiden fraktur ekstremitas bawah sekitar

40% (Ihtisan, 2017 dalam Korlantas Polri RI, 2015).

Akibat adanya fraktur mengakibatkan terjadinya keterbatasan

gerak (hambatan mobilitas), terutama didaerah sendi yang terjadi fraktur

dan sendi yang ada didaerah sekitarnya keterbatasan lingkup gerak sendi

dan mengakibatkan terjadinya gangguan pada fleksibel sendi, terjadinya

gangguan fleksibilitas sendi akibat suatu keadaan kelainan postur,

gangguan perkembangan otot, kerusakan system saraf pusat, dan trauma

langsung pada system musculoskeletal, misalnya fraktur yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

menimbulkan respon nyeri pada daerah yang sakit dan fraktur dapat

menyebabkan kecacatan fisik (Potter & Perry, 2008).

Menurut penelitian sebelumnya (Yunanik,2014) melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh ROM Exercise Dini Pada Pasien Post

Oprasi Fraktur Ekstermitas Bawah (Fraktur Femur Dan Fraktur Cruris)

Terhadap Lama Hari Rawat Di Ruang Bedah RSUD Gambiran Kota

Kediri” melakukan mobilisasi yaitu (ROM Exercise) pada pasien post

oprasi fraktur ekstermitas bawah. Proses mobilisasi dengan melakukan

ROM dapat membantu proses penyembuhan luka (vaskularisasi,

inflamasi, proliferasi dan granulasi) dapat berlangsung dengan maksimal

yaitu luka mulai menutup, kering, bersih tidak berbau dan tidak ada

nanah. Disamping itu dengan adanya intervensi (ROM Exercise) dini dan

kondisi tersebut dapat meningkatkan motivasi dan kemandirian pasien,

dan pasien dapat cepat dipulangkan. Namun demikian pasien/responden

masih membutuhkan perawatan medis yang dapat dilakukan dengan

metode rawat jalan. Penyembuhan fraktur sendiri biasanya membuuhkan

waktu kisaran 3 minggu sampai 4 bulan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anelia (2013), dengan

judul “Efektifitas Latihan Kekuatan Otot Terhadap Kemampuan

Mobilisasi Klien Dengan Fraktur Di Ruang Rawat Anggrek Tengah

Kanan RSUP Persahabatan” dengan menggunakan latihan kekuatan otot

yaitu melakukan ROM dapat meningkatkan perkembangan kemampuan

mobilisasi klien.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Putri, 2015),dengan

judul “Pengaruh Latihan ROM Terhadap Gerak Sendi Pada Ekstremitas

Atas Pada Pasien Post Operasi Fraktur Humerus“ dengan melakukan

latihan ROM dapat meningkatkan gerak sendi sebesar 10-25 derajat.

Sehingga latihan ROM dinyatakan efektif dalam meningkatkan lingkup

gerak sendi ekstremitas atas pada pasien post of operasi fraktur humerus.

Berdasarkan dampak negatif yang ditimbulkan dari gangguan

hambatan mobilitas fisik, maka penulis memandang bahwa hambatan

mobilitas fisik sangat penting bagi pasien yang mengalami fraktur femur

dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik di Rumah Sakit

Umum Daerah dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

B. Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan

pada klien yang mengalami fraktur ekstremitas bawah dengan masalah

keperawatan hambatan mobilitas fisik di Rumah Sakit Umum Daerah dr.

H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

C. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

fraktur ekstremitas bawah dengan masalah keperawatan hambatan

mobilitas fisik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan

keperawatan klien yang mengalami fraktur ekstremitas bawah dengan

hambatan mobilitas fisik diRumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami

fraktur ekstremitas bawah dengan hambatan mobilitas fisik di

Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami

fraktur ekstremitas bawah dengan hambatan mobilitas fisik di

Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung.

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami

fraktur ekstremitas bawah dengan hambatan mobilitas fisik di

Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

fraktur ekstremitas bawah dengan hambatan mobilitas fisik di

Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

e. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami fraktur

ekstremitas bawah dengan hambatan mobilitas fisik di Rumah

Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

E. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat digunakan

dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

keperawatan terhadap masalah fraktur ekstremitas bawah.

2. Manfaat praktis

a. Perawat

Diharapkan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada

pasien yang mengalami fraktur ekstremitas bawah dengan masalah

keperawatan hambatan mobilitas fisik dengan metode proses

asuhan keperawatan dengan ilmu yang sudah dipakai.

b. Rumah Sakit

Sebagai acuan dalam membuat standar asuhan keperawatan

pada klien yang mengalami fraktur ekstremitas bawah dengan

masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik.

c. Institusi Pendidikan

Menambah pengetahuan dan sumber bacaan bagi institusi

pendidikan yang digunakan pada proses belajar mengajar di area

institusi pendidikan baik secara teoritis maupun praktik klinik

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

khususnya klien yang mengalami fraktur ekstremitas bawah

dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik.

d. Klien

Klien dapat menerima asuhan keperawatan yang

komperehensif meliputi aspek biopsikosospiritual khususnya pada

klien yang mengalami fraktur ekstremitas bawah dengan masalah

keperawatan hambatan mobilitas fisik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep penyakit

1. Definisi fraktur

Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan

tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,

2000). Penyebab fraktur meliputi pukulan langsung , gaya meremuh,

gerakan puntir mendadak, dan kontraksi otot ekstrim. Fraktur terjadi

jika tulang dikenai stres yang lebih besar daripada yang diabsorbsinya.

Fraktur pada tulang dapat menyebabkan edema jaringan lemak,

persarafan otot dan sendi tergangu, dislokasi sendi, fruktur tendo,

kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah (Suratum, SKM dkk

2008). Menurut (Brunner & Suddarth, 2005) fraktur dapat disebabkan

oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan

bahkan kontraksi otot ekstermitas, organ tubuh dapat mengalami

cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen

tulang. (Wijaya & Putri, 2013).

Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang.

Patahan tadi mungkin tak lebih dari sati retakan, suatu pengisutan atau

primpilan korteks; biasanya patahan lengkap dan fragmen tulang

bergeser. Kalau kulit diatasnya masih utuh, keadaan ini disebut fraktur

tertutup (atau sederhana) kalau kulit atau salah satu dari rongga tubuh

tertembus keadaan ini disebut fraktur terbuka (atau compound) yang

8
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9

cendrung untuk mengalami kontamiasi dan infeksi (A,Graham,A &

Louis, S, 2000). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau

tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda

paksa.(Sjamsuhidajat, 2005). Fraktur atau patah tulang adalah

terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya

(Brunner & Suddarth, 2005). Fraktur adalah patah tulang, biasanya

disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari

tenaga tesebut, kedaan tulang itu sendiri da jaringan lunak disekitar

tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau

tidak lengkap (Price, A dan L.Wilson, 2006). Fraktur adalah

terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma. Fraktur dapat

digolongkan sesuai jenis dan arah garis fraktur (Tambayong, J, 2000).

Fraktur adalh terputunya hubungan normal suatu tulang atau tulang

rawan yang disebabkan oleh kekerasan (Oswardi, 2000).

(Wijaya & Putri, 2013).

2. Etiologi

Menurut Oswari E, (2000), penyebab fraktur adalah :

a. Kekerasan langsung; kekerasan langsung menyebabkan patah

tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering

bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.

b. Kekersan tidak langsung: kekerasan tidak langsung menyebabkan

patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

Yang patah biasanya adalah bagian yang paing lemah dalam jalur

hantaran vektor kekerasan.

c. Kekerasan akibat tarikan otot : patah tulang akibat tarikan otot

sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berpa pemuntiran,

penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,

dan penarikan.

3. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis atau tanda dan gejala yang terjadi akibat fraktur

menurut (Nurarif & Kusuma 2015) adalah

a. Tidak dapat menggunakan anggota gerak

b. Nyeri pembengkakan

c. Terdapt trauma (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau

jatuh dikamar mandi pada orang tua, penganiyayaan, tertimpa

benda berat, kecelakaan kerja, trauma olahraga)

d. Gangguan fungsio gerak

e. Deformitas

f. Krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain.

(Nurarif & kusuma, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

4. Patofisiologi

Bagan 2.1 Pathway Fraktur


Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015)

Trauma Langsung Trauma Tidak Langsung Trauma Tidak Langsung

Fraktur

Diskontinuitas tulang Pergeseran fragmen tulang Nyeri Akut

Perub jaringan sekitar Kerusakan frakmen tulang

Tek sumsum tulang lebih


Pergeseran fragmen tulang Spame otot tinggi dari kepiler

Deformitas Peningkatan tek kapiler Melepaskan katekolamin

Ggn fungsi ekstremitas Pelepasan histamin Metabolisme asam lemak

Hambatan mobilitas fisik Protein plasma hilang Bergabung dg trombosit

Laserasi kulit Edema Emboli

Menyumbat pembuluh
Penekanan pembuluh darah darah

Putus vena/arteri Kerusakan integritas kulit Ketidakefektifan perfusi


Resiko Infeksi jaringan perifer

Perdarahan Kehilangan volume cairan Resiko syok (hipovelemik)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

5. Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan fraktur menurut (Nurarif & Kusuma, 2015)

meliputi :

1. Reduksi

Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang

pada kesejajarannya dan rotasi anatomis. Reduksi tertutup,

mengembalikan fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya

saling berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual. Alat

yang digunakan biasanya traksi, bidai dan alat yang lainnya.

Reduksi terbuka, dengan pendekatan bedah. Alat fiksasi interna

dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku.

2. Imobilisasi

Imobilisasi dapat dilakukan dengan mmetode eksterna dan

interna mempertahankan dan mengembalikan fungsi status

neurovaskuler selalu dipantau meliputi peredaran darah, nyeri,

perabaan, gerakan. Pemikiran waktu imobilisasi yang dibutuhkan

untuk penyautan tulang yang mengalami fraktur adalah sekitar 3

bulan. (Nurarif & kusuma, 2015).

6. Pemeriksaan penunjang

Menurut (Doengoes, 2000) dalam ( wijaya & putri, 2013) pemeriksaan

diagnostik fraktur diantaranya :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

a. Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi atau luasnya fraktur.

b. Skan tulang, tonogram,

scan CT/MRI : memperlihatkan fraktur, juga dapat

digunakan untuk mengidentifikasi

kerusakan jaringan lunak.

c. Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler

dicurigai.

d. Hitung darah lengkap : Ht mungkin meningkat

(hemokonsentrasi) atau menurun

(perdarahan bermakna pada sisi

fraktur atau organ jauh pada trauma

multiple). Peningkatan jumlah SPD

adalah respon stress normal setelah

trauma.

e. Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban

kreatinin untuk kliren ginjal.

f. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada

kehilangan darah, transfusi multiple,

atau cedera hati

(Wijaya & Putri, 2013)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

7. Komplikasi

Komplikasi fraktur menurut (Wijaya & Putri, 2013) adalah :

a. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah

sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk

sudut atau miring

b. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus

tetepi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.

c. Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.

d. Compartment syndroma aalah suatu keadaan peningkatan tekanan

yang berlrbihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan

masif pada suatu tempat.

e. Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya

permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya

oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.

f. Fat embolisme syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam

pembuluh darah. Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada fraktur

meningkat pda laki-laki usia 20-40 tahun, usia 70 sampai 80

fraktur tahun.

g. Tromboembolik komplication, trombo vena dalam sering terjadi

pada individu yang imobilisasi dalam waktu yang lama karena

trauma atau ketidak mampuan lazimnya komplikasi pada

perbedaan ekstermitas bawah atau trauma komplikasi paling fatal

bila terjadi pada bedah ortopedi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

h. Infeksi, sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada

jaringan. Pada trauma orthopedik infeksi dimulai pada kulit

(superfisial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus

fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam

pembedahan seperti pin dan plat.

i. Avascular nekrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptik atau

nekrosis iskemia. Refleks symphathetik dysthropy, hal ini

disebabkan oleh hiperaktif sistem saraf simpatik abnormal

syndroma ini belum banyak dimengerti. Mungkin karena nyeri,

perubahan tropik dan vasomotor instability. (Wijaya & Putri, 2013)

B. Konsep Hambatan Mobilitas Fisik

Hambatan mobilitas fisik adalah Keterbatasan dalam gerakan fisik atau

satu atau lebih ekstermitas secara mandiri dan terarah, konsep hambatan

mobilitas fisik menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) adalah .

1. Batasan karakteristik

a) Dipsnea setelah beraktivitas

b) Gangguan sikap berjalan

c) Gerakan lambat

d) Gerakan spastik

e) Gerakan tidak terkoordinasi

f) Instabilitas postur

g) Kesulitan membolak-balik posisi

h) Keterbatasan rentang gerak

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

i) Ketidaknyamanan

j) Melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan (mis.,

menigkatkan perhatian pada aktivitas orang lain, menegndalikan

perilaku, fokus pada aktivitas sebelum sakit)

k) Penurunan kemampuan melakuakn keterampilan motorik kasar

l) Penurunan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus

m) Penurunan waktu reaksi

n) Tremor akibat bergerak

2. Faktor yang berhubungan

a) Agens farmaseutikal

b) Ansietas

c) Depresi

d) Disuse

e) Fisik tidak bugar

f) Gangguan fungsi kognitif

g) Gangguan metabolisme

h) Gangguan muskuloskeletal

i) Gangguan neiromuskular

j) Gangguan sensoriperseptual

k) Gaya hudip kurang gerak

l) Indeks massa tubuh di atas persentil ke-75 sesuai usia

m) Intoleran aktivitas

n) Kaku sendi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

o) Keengganan memulai pergerakan

p) Kepercayaan budaya tentang aktivitas yang tepat

q) Kerusakan integritas struktur tulang

r) Keterlambatan perkembangan

s) Kontraktur

t) Kurang dukungan lingkungan (mis., fisik atau sosial)

u) Kurang pengetahuan tentang nilai aktivitas fisik

v) Malnutrisi

w) Nyeri

x) Penurunan kekuatan otot

y) Penurunan kendali otot

z) Penurunan ketahanan tubuh

(Nurarif & kusuma, 2015).

C. Konsep Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah penerapan pemecahan masalah

keperawatan secara ilmiah yang digunakan untuk mengidentifikasi

masalah-masalah kx, merencanakan secara sistematis dan melaksanakan

secara mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

(Wijaya & Putri, 2013)

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah untuk mendapatkan data pada

pasien. Pada pasien dengan fraktur, data yang perlu dikaji meliputi :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

a. Identitas klien

Meliputi : Nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku,

bangsa, pendidikan, pekerjaan, tgl. MRS, diagnosa medis, no.

Registrasi.

b. Keluhan utama

Pada umumnya keluhan utama kasus fraktur adalah rasa nyeri.

Nyeri tersebut bisa akut/ kronik tergantung dari lamanya serangan.

Unit memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri

pasien digunakan :

Provoking inciden : Apakah ada peristiwa yang menjadi faktor

prepitasi nyeri.

Quality of pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien.

Apakah seperti terbakar, berdenyut / menusuk

Region Radiation, relif : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa

sakit bisa menjalar / menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.

Saverity (scale of pain) : Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan

pasien, bisa berdasarkan skala nyeri/ pasien menerangkan seberapa

jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.

Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah

buruk pada malam hari/ siang hari.

c. Riwayat penyakit sekarang

Pada pasien fraktur / patah tulang dapt disebabkan oleh

trauma/kecelakaan, degeneratif dan patologis yang didahului

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

dengan perdarahan, kerusakan jaringan sekirat yang

mengakibatkan nyeri, bengkak, kebiruan, pucat/perubahan warna

kulit dan kesemutan.

d. Riwayat penyakit dahulu

Apakah pasien pernah mengalami fraktur (fraktur femur) atau

pernah punya penyakit menular/ menurun sebelumnya.

e. Riwayat penyakit keluarga

Pada keluarga pasien ada/tidak yang menderita osteoporoses,

arthritis dan tuberkolosis/ penyakit lain yang sifatnya menurun dan

menular.

f. Pola fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada fraktur akan mengalami perubahan/ gangguan pada

personal higiene, misal kebiasaan mandi, ganti pakaian, BAB

dan BAK.

2) Pola nutrisi dan metabolisme

Pada fraktur tidak akan mengalami penurunan nafsu makan,

meskipun menu berubah misalnya makan dirumah gizi tetap

sama sedangkan di RS disesuaikan dengan penyakit dan diet

pasien.

3) Pola eleminasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

Kebiasaan miksi/defekasi sehari-hari, kesulitan waktu defekasi

dikarenakan imobilisasi, feses warna kuning dan konsistensi

defekasi pada, pada miksi pasien tidak mengalami gangguan.

4) Pola istirahat dan tidur

Kebisaan pola tidur dan istirahat mengalami gangguan yang

disebabkan nyeri, misalnya nyeri akibat fraktur.

5) Pola aktivitas dan latihan

Aktivitas dan llatihan mengalami perubahan/ gangguan akibat

dari fraktur femur sehibngga kebutuhan pasien perlu dibantu

oleh perawat/keluarga.

6) Pola persepsi dan konsep diri

Pada fraktur akan mengalami gangguan diri karena terjadi

perubahan pada dirinya, pasien takut cacat seumur hidup/ tidak

dapt bekerja lagi.

7) Pola sensosi kognitif

Nyeri yang disebabkan oleh kerusakan jaringan, sedang pad

pola kognitif atau cara befrikir pasien tidak mengalami

gangguan.

8) Pola hubungan peran

Terjadinya perubahan peran yang dapat menggangu hubungan

interpersonal yaitu pasien merasa tidak berguna lagi dan

menarik diri.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

9) Pola penanggulangan stress

Perlu ditanyakan apakah membuat pasien menjadi stress dan

biasanya masalah dipendam sendiri / dirundingkan dengan

keluarga.

10) Pola reproduksi seksual

Bila pasien sudah berkeluarga dan mempunyai anak, maka

akan mengalami pola seksual reproduksi, jika pasien belum

berkeluarga pasien akan tidak mengalami ganguan.

11) Pola tata nilai dan kepercayaan

Adanya kecemasan dan stress sebagai pertahanan dan pasien

meminta perlindungan / mendekatkan diri dengan allah SWT.

(Wijaya & Putri, 2013)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri b.d agen injuri fisik, spasme otot, gerakan fragmen tulang,

edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi.

b. Ketidak efektifan perfusi jaringan b.d penurunan suplai darah

kejaringan.

c. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rangka neuromuscular,

nyeri, terapi restriktif ( imobilisasi).

(Nurarif & kusuma, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

3. Rencana Keperawatan

Tabel 2.2 Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


1 Hambatan mobilitas fisik : NOC NIC
keterbatasan pada  Joint movement : Active Exerice therapy :
pergerakan fisik tubuh atau  Mobility level ambulation
satu atau lebih ekstermitas  Self care : ADLs - Monitoring vital sign
secara mandiri dan terarah.  Transfer perfomance sebelm/sesudah latihan
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : dan lihat respon pasien
 Penurunan waktu reaksi  Klien meningkat dalam saat latihan
 Kesulitan membolak aktivitas fisik - Konsultasikan dengan
balik posisi  Mengerti tujuan dari terapi fisik tentang
 Melakukan aktivitas lain peningkatan mobilitas rencana ambulasi sesuai
sebagai pengganti  Memverbalisasikan dengan kebutuhan
pergerakan (mis., perasaan dalam - Bantu klien untuk
meningkatkan perhatian meningkatkan kekuatan menggunakan tongkat
pada aktivitas orang dan kemampuan saat berjalan dan cegah
lain, mengendalikan berpindah terhadap cedera
perilaku, focus pada  Mempergerakan - Ajarkan pasien atau
ketundayaan/aktivitas penggunaan alat bantu tenaga kesehatan lain
sebelum sakit) untuk mobilisasi tentang teknik ambulasi
 Dispnea setelah (walker) - Kaji kemampuan pasien
beraktivitas dalam mobilisasi
 Perubahan cara berjalan - Latihan pasien dalam
 Gerakan bergetar memobilisasi
- Latih pasien dalam
 Keterbatasan
kemampuan melakukan pemenuhan kebutuhan
sesuai kemampuan
keterampilan motorik
halus - Dampingi dan bantu
pasien saat mobilisasi
 Keterbatasan
dan bantu penuhi
kemampuan melakukan
kebutuhan ADLs ps.
keterampilan motorik
- Berikan alat bantu jika
kasar
klien memerlukan.
 Keterbatasan rentang - Ajarkan pasien
pergerakan sendi bagaimana merubah
 Tremor akibat posisi dan berikan
pergerakan bantuan jika diperlukan.
 Ketidakstabilan postur
 Pergerakan lambat
 Prgerakan tidak
terkoordinasi
Faktor yang berhubungan
:
 Intoleransi aktivitas
 Perubahan metabolisme
selular
 Ansietas
 Indeks masa tubuh
diatas perentil ke-75
sesuai usia
 Ganguan kognitif

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

 Konstraktur
 Kepercayaan budaya
tentang aktivitas sesuai
usia
 Fisik tidak bugar
 Penurunan ketahanan
tubuh
 Penurunan kendali otot
 Penurunan masa otot
 Mal nutrisi
 Ganguan
muskuloskeletal
 Gangguan
neuromskular, nyeri
 Penurunan kekuatan otot
 Ketidaknyamanan
 Program pembatasan
gerak
 Disuse, kaku sendi

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan

dalam rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan

mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi (Tarwoto &Wartonah,

2010).

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari

hasilnya. Tujuannya adalah mengetahui sejauh mana tujuan perawatan

dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan

keperawatan yang diberikan

(Tarwoto&Wartonah, 2010).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengeksplorasi masalah asuhan

keperawatan klien yang mengalami fraktur tibia dengan hambatan mobilitas

fisik dengan metode kualitatif di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung

B. Batasan Istilah

Tabel 3.1 Batasan Istilah


Variabel Batasan istilah Cara ukur
Fraktur Fraktur adalah patah tulang Observasi, pemeriksaan
atau terputusnya kontinuitas radiologi/rontgen,
jaringan tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya

Hambatan mobilitas fisik Keterbatasan dalam gerakan Observasi, wawancara,


fisik atau satu atau lebih pemeriksaan fisik.
ekstermitas secara mandiri dan
terarah.

C. Partisipan

Pada studi kasus yang diteliti yang akan dilakukan ialah studi kasus

kuantitatif dimana terdapat suatu partisipan dengan karakteristik partisipan

yang akan diteliti pada pasien fraktur tibia dengan masalah keperawatan

hambatan mobilitas fisik. Unit partisipan pada penelitian umumnya adalah

klien. Dengan subjek yang digunakan adalah 2 klien (2 kasus) dengan pasien

fraktur tibia dengan masalah hambatan mobilitas fisik.

24
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
25

D. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek

Provinsi Lampung ruang Gelatik. Waktu penelitian ini atau lamanya waktu

penelitian adalah sejak klien pertama kali masuk rumah sakit sampai dengan

pulang dan atau klien yang dirawat minimal 3 hari.

E. Pengumpulan Data

1. Wawancara

Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang – dahulu – keluarga. Sumber data dari klien,

keluarga, perawat lainnya.

2. Observasi dan Pemeriksaan fisik

Menggunakan pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi pada sistem tubuh klien.

3. Studi dokumentasi dan angket

Hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan.

F. Analisis Data

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi,

dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian

disalin dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

2. Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan

lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan

menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil

pemeriksaaan diagnostik kemudian dibandingkan.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel dan teks naratif.

Kerahasiaan dari klien dijamin dengan menuliskan identitas dari klien

dengan inisial.

4. Kesimpulan

Data yang telah disajikan kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data

yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan, dan evaluasi.

G. Etik penelitian

Etik yang mendasari penelitian ini adalah:

1. Self Determinan

Menghormati otonomi yang mempersyaratkan bahwa manusia

yang mampu menalar pilihan pribadinya harus diperlakukan dengan

menghormati kemampuannya untuk mengambil keputusan mandiri

( Hanafiah & Amir, 2012).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

2. Informed consent

Persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari penelitian tentang

keseluruhan pelaksnaan penelitian ( Dharma, 2011).

Adapun persiapan formulir persetujuan responden yang terdiri dari:

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidak nyamanan yang dapat

ditimbulkan

c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan

d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian.

e. Persetujuan responden dapat mengundurkan diri kapan saja

f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan ( Dharma, 2011).

3. Beneficience(berbuat baik)

Prinsip etika berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang

lain, dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian

minimal. Prinsip ini diikuti prinsip tidak merugikan yang menyatakan

bahwa jika orang tidak dapat melakukan hal- hal yang bermanfaat, setidak-

tidaknya jangan merugikan orang lain ( Hanafiah & Amir, 2012).

4. Confidentiality

Merupakan kerahasiaan mengenai masalah kesehatan klien yang

hanya digunakan untuk kepentingan klien yang dapat dilakukan dengan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

cara meniadakan identitas seperti nama, alamat kemudian diganti dengan

kode tertentu ( Dharma, 2011).

5. Non maleficience

Non maleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan

bahaya/ cidera bagi orang lain ( Suhaemi, 2014).

6. Justice

Setiap orang harus diperlakukan sama dalam memperoleh haknya.

Prinsip etik keadilan terutama menyangkut keadilan distributif yang

mempersyaratkan pembagian seimbang dalam hal beban dan manfaat.

Dilakukan dengan memperhatikan distribusi usia dan gender, status

ekonomi, budaya, dan etnik ( Hanafiah & Amir, 2012).

7. Anonymity

Peneliti tidak akan menampilkan informasi mengenai nama dan

alamat asal responden dalam kuisioner maupun alat ukur apapun untuk

menjaga anonimitas dan kerahasiaanidentitas subyek ( Dharma, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Untuk lokasi pengambilan data penelitian Karya Tulis Ilmiah Di

RSUD dr. H Abdul Meoloek Provinsi Lampung. Rumah Sakit Umum

Daerah dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit

Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang didirikan pada tahun

1914 untuk buruh perkebunan. Saat itu bangunan Rumah Sakit masih semi

permanen dengan kapasitas seratus tempat tidur.Setelah Indonesia

merdeka RSUD dr. H. Abdul Moeloek menjadi RSU Pemerintah Sumatera

Selatan tahun 1950-1964 untuk selanjutnya menjadi RSU Tanjung

Karang-Teluk Betung saat Lampung menjadi provinsi sendiri. Setelah

menjadi RSUD Provinsi Lampung pada tahun 1965 sesuai SK Gubernur

Lampung 07 agustus 1984 Rumah Sakit ini berubah nama menjadi RSUD

dr. H. Abdul Moeloek hingga saat ini. Tahun 1993 sesuai SK Menkes RI

Nomor : 1163/Menkes/SK/XII/1993 RSUD dr. H. Abdul Moeloek

dikategorikan menjadi RSUD Kelas B Non Pendidikan.

Berdasarkan Peraturan daerah Provinsi Lampung No. 8 tahun 1995

pada tanggal 27 februari 1995, RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Daerah Tingkat I Lampung disahkan oleh Menteri Dlam Negeri dengan

surat keputusan No. 139 tahun 1995. Kemudian RSUD dr. H. Abdul

Moeloek ditetapkan menjadi Rumah Sakit Unit Swadana Daerah

29
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
30

berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 12 tahun 2000.

Selanjutnya seiring berjalannya waktu perkembangan terakhir menjadi

RSUD Tipe B pendidikan tepatnya tanggal 23 juli 2008 dan RSUD – PPK-

BLUD dengan status penuh melalui Pergub Lampung nomor : 605

G/V/HK 2009, pada tanggal 24 september 2009.

RSUD dr. H. Abdul Moeloek merupakan Rumah Sakit Rujukan

tertinggi di provinsi Lampung. Dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif, efisien dan optimal, pada

tahun 2000 dilakukan relokasi kelas perawatan dan jumlah tempat tidur

yang sebelumnya 555 tempat tidur dikurangi menjadi 400. Namun tahun

2005 kapasitas ditambah menjadi 460 tempat tidur mengingat jumlah

pasien yang terus meningkat

2. Pengkajian

Tabel 4.1
Identitas Klien

IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2


A. Identitas Klien
1) Nama : Tn. E Tn.Y
2) Umur : 45tahun 30 tahun
3) Status perkawinan : Menikah Menikah
4) Pekerjaan : Supir Wirasuasta
5) Agama Islam islam
6) Pendidikan : SD SD
7) Suku : Jawa Lampung
8) Bahasa yang Jawa Indonesia
digunakan : Lampung tengah
9) Alamat Rumah : Sukarjo , Jawa tengah BPJS
10) Sumber biaya : BPJS 02 – 08- 2017
11) Tanggal masuk RS : 01 – 08 - 2017 03-08-2017
12) Tanggal pengkajian : 03 -08-2017
13) Diagnosa Medis Saat
pengkajian : Fraktur Tibia Fraktur Tibia

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

B. Identitas Penanggung
jawab Tn. J
1) Nama : 37 tahun Ny.T
2) Umur: Rekan 60 tahun
3) Hubungan dengan Ibu
klien : SMP
4) Pendidikan : Supir SD
5) Pekerjaan : Bandar jaya Ibu rumah tangga
6) Alamat : Lampung tengah

Tabel 4.2
Riwayat Penyakit

RIWAYAT PENYAKIT KLIEN 1 KLIEN 2


II. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan masuk Klien dibawa kerumah sakit Klien dibawa kerumah
rumah sakit umum daerah Dr. Abudul sakit umum daerah Dr.
moeloek oleh rekannya pada Abudul moeloek oleh
tanggal 01-08-2017, dengan rekannya pada tanggal 02-
kondisi parah akibat 08-2017, dengan kondisi
kecelkaan mobil, saat dikaji parah akibat kecelkaan
klien mengeluh sakit di kaki motor, saat dikaji klien
kanan, klien lebih banyak mengeluh sakit di kaki
diam di tempat tidur, saat kanan, klien lebih banyak
dikaji nyerinya berada di diam di tempat tidur, saat
skla 9. dikaji nyerinya berada di
skla 8.
b. Riwayat saat pengkajian
 Keluhan Utama Nyeri ekstremitas bawah Nyeri ektermitas bawah
 P (provokatif / penyebab ) Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan nyeri
dibagian kaki kanan. menyebar dibagian kaki
kanan.

 Hal yang memperberat : Nyeri terasa sakit saat Nyeri dirasakan saat
beraktivitas/bergerak. akivitas/bergerak.

 Hal yang memperingan : Nyeri berkurang saat tidur Nyeri berkurang saat
/istirahat. beristirahat dan tidur.

 Q ( quantitas / kualitas ) Nyeri seperti di remas – remas. Nyeri dirasa seperti di remas-
remas.

 R ( region / lokasi ) Nyeri terasa menyebar Nyeri terasa menyebar


dibagian kaki kanan dibagian kaki kanan

 S ( severety / skala ) Skala nyeri 9 Skala nyeri 8

 T ( Time / waktu ) Nyeri dirasa terus menerus. Nyeri kepala dirasakan terus-
menurus

 Keluhan penyerta : Cemas Lemas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

c. Riwayat penyakit dahulu : Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak


mempunyai alergi obat / mempunyai alergi obat /
makanan, klien mengatakan makanan, klien tidak pernah
tidak pernah mengalami mengalami kecelakaan, klien
kecelakaan, klien mengatakan mengatakan pernah di rawat
tidak pernah di rawat dirumah dirumah sakit karena
sakit, klien sebelumnya tidak penyakit gagal ginjal.
mempunyai riwayat fraktur, Klientidak pernah di oprasi.
klien tidak mempunyai riwayat
oprasi.

d. Riwayat kesehatan Klien mengatakan keluarga nya Klien mengatakan keluarga


keluarga tidak ada penyakit turunan nya tidak ada penyakit
seperti diabetes militus, turunan seperti diabetes
keluarga klien juga tidak militus, keluarga klien juga
mempunyai penyakit menular tidak mempunyai penyakit
seperti hepatitis, HIV/AIDS, menular seperti hepatitis,
TBC. HIV/AIDS, TBC.

Riwayat Kesehatan keluarga ( klien 1)

Riwayat kesehatan keluarga ( klien II )

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

Keterangan :

: Perempuan

: Laki – Laki

: Pasien

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

X : Meninggal

Tabel 4.3
Perubahan pola kebiasaan
POLA KESEHATAN KLIEN 1 KLIEN II
a. Pola nutrisi : Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Klien makan 3x sehari, pagi, Klien makan 3x sehari, pagi,
siang, sore hari jenis makanan siang, sore hari jenis makanan
nasi dan sayur mayur, lauk nasi dan sayur mayur, lauk
pauk, klien mengatakan tidak pauk, klien mengatakan tidak
ada keluhan saat makan, tidak ada keluhan saat makan, tidak
ada kebiasaan saat makan, ada kebiasaan saat makan,
klien tidak mempunyai klientidak mempunyai
pantangan atau alergi terhadap pantangan atau alergi terhadap
makanan. makanan.
Saat sakit : Saat sakit :
Klien makan 3x sehari pagi, Klien makan 3x sehari pagi,
siang, sore hari nafsu makan siang, dan sore hari. Nafsu
klien tidak baik, klien hanya makan baik, klien
menghabiskan ½ porsi menghabiskan ½ porsi
makanan yang disediakan. makanan yang disediakan.

b. Pola Cairan dan Sebelum sakit : Sebelum sakit :


elektrolit : Klien mengatakan minum 7-8 Klien mengatakan minum 7-8
gelas sehari , klien tidak gelas sehari, klien tdak
mengkonsumsi minuman mengkonsumsi minuman

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

keras. keras.

Saat sakit : Saat sakit :


Keluarga klien mengatakan Klien mengatakan saat klien
saat sakit klien hanya minum sakit klien minum 3-4 gelas/
saat ditawari saja, klien hanya hari, dengan jumlah ±1000cc,
minum 3-4 gelas /hari,dengan klien terpasang IVFD cairan
jumlah ±1000cc Klien RL 20 tetes/ menit ( 1500 cc ).
terpasang IVFD cairan RL 20
tetes /menit ( 1500cc ).

c. Pola eliminasi ( BAK/ a. BAK a. BAK


BAB ) Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Klien mengatakan BAK 3- Klien mengatakan BAK
4x/hari, waktu nya tidak 3x/hari waktunya tidak
menentu, warna kuning keruh, menentu, warna kuning ,
berbau khas, dan tidak ada berbau khas, dan tidak ada
keluhan saat BAK keluhan saat BAK
Saat sakit : Saat sakit :
Klien terpasang kateter ± Klien terpasang kateter ±
1000cc perhari 1000cc perhari

b. BAB b. BAB
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Klien mengatakan BAB 1 Klien mengatakan BAB 1 kali
kali/hari, saat pagi hari bangun / hari, waktu tidak menentu,
tidur, konsistensi padat, tidak konsistensi padat, tdak ada
ada keluhan saat BAB keluhan saat BAB
Saat sakit : Saat sakit :
Klien mengatakan BAB Klien mengatakan BAB
1x/hari dengan waktu yg tidak menggunakan pispot dibantu
menentu. Menggunakan pispot dengan keluarganya.
dibantu dengan keluarganya.

d. Pola istirahat dan tidur : Sebelum sakit : Sebelum sakit:


Klien mengatakan saat sehat Klien mengatakan saat sehat
klien tidur 5-6 jam/ hari, dan klien tidur 5-6 jam per/hari.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

saat siang 1 jam tidak ada Dan pada siang hari klien
keluhan saat tidur. Klien hanya tidur 1 jam, tidak ada
sebelum tidur membaca doa. keluhan saat tidur. Sebelum
tidur klien membaca do’a

e. Personal Hygiene Saat sakit : Saat sakit :


Klien mengatakan selama Klien mengatakan selama
dirawat dirumah sakit tidur 5-6 dirawat dirumah sakit tidur 5-6
jam/ hari namun sering bangun jam/ hari namun sering bangun
karena merasakan nyeri karena merasakan nyeri
dibagian ekstremitas bawah . dibagian ekstremitas bawah .
Sebelum sakit
Klien mengatakan kllien biasa Sebelum sakit :
mandi 3x sehari saat pagi,siang Klien mengatakan klien biasa
dan sore hari dengan mandi 2x sehari saat pagi dan
menggunakan sabun mandi, sore hari dengan menggunakan
pasta gigi dan shampo sabun mandi, pasta gigi dan
shampo

f. Pola aktivitas Saat sakit Saat sakit


Klien mengatakan hanya Klien hanya dilap oleh ibu 2x
mandi dilap oleh anak 2x sehari pagi dan sore, rambut
sehari pada pagi dan sore hari, klien tampak bersih.
rambut klien tampak bersih.

Sebelum sakit: Sebelum sakit :


Klien mengatakan setiap hari Klien mengatakan klien
klien beraktivitas sebagai bekerja sebgai petani
sebagai supir

g. Pola kebiasaan Saat sakit Saat sakit :


Klien mengatakan selama sakit Klien mengatakan selama sakit
aktivitas nya terbatas, klien aktivitas nya terbatas, klien
hanya bisa tidur ditempat tidur hanya tidur, aktivitas dibantu
dan aktivitas klien dibantu oleh keluarganya.
keluarga nya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

a. Merokok a. Merokok
Klien mengatakan merokok Klien mengatakan merokok.
b. Minuman keras b. Minuman keras
Klien mengatakan tidak pernah Klien mengatakan tidak
mengkonsumsi minum pernah mengkonsumsi minum
minuman keras minuman keras
c. Ketergantungan obat c. Ketergantungan obat
Klien tidak ada ketergantungan Klien tidak ada
obat ketergantungan obat

Tabel 4.4
Pemeriksaan Fisik

OBSERVASI Klien 1 Klien 2


1. Pemeriksaan fisik
A. Kesadaran Umum
a. Tingkat Kesadaran : Compostmetis (GCS : E :4 Compostmetis ( GCS : E:4
M:5 V: 6 ) M: 5 V:6 )
b. Tekanan darah : 120/100 mmHg 110/70 mmHg
c. Nadi : 70x/menit 80x/menit
d. Pernafasan : 20x/menit 22x/menit
e. Suhu : 36,0⁰c 36,6⁰c
f. TB/BB : 63kg 47 kg

2. Pemeriksaan fisik
persystem
a. Sistem penglihatan Keadaan kedua mata simetris Keadaan kedua mata simetris
kanan dan kiri, tidak ada kanan dan kiri, tidak ada
peradangan pada kelopak peradangan pada kelopak
mata, pergerakan bola mata mata, pergerakan bola mata
dapat mengikuti arah benda dapat mengikuti arah benda
bergerakdidepan mata klien, bergerak didapan mata klien,
konjungtiva ananemis, sklera konjungtiva ananemis, sklera
anikterik, keadaan pupil anikterik, kedaan pupil
mengecil saat terkena cahaya mengecil saat terkena cahya
dan tidak ada tanda-tanda dan tidak ada tanda-tanda

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

peradangan pada mata, tidak peradangan, klien tidak


ada keluhan pada mata. memakai alat bantu
penglihatan. Tidak ada
keluhan pada mata.

b. Sistem pendengaran Keadaan telinga simetris Keadaan telinga simetris


antara kanan dan kiri, keadaan antara kana dan kiri, keadaan
daun telinga bersih, tidak ada daun telinga bersih, tidak ada
cairan serumen yang keluar cairan serumen yang keluar
dari telinga dan tidak ada dari telinga dan tidak ada
tanda-tanda peradangan, klien tanda-tanda peradangan
mengalami penurunan
pendengaran.

c. Sistem wicara Klien tidak mengalami Klien tidak mengalami


kesulitan atau gangguan saat kesulitan atau gangguan saat
berbicara, klien berbica berbicara, klien berbicara
menggunakan bahasa jawa. menggunakan bahasa jawa.

d. Sistem pernafasan Klien tidak terlihat sesak Klien tidak terlihat sesak
frekuensi nafas 20x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit,
irama teratur, dada simetris, irama teratur, dada simetris,
tidak ada nyeri dada. tidak ada nyeri dada.

e. Sistem a. Sirkulasi periver a. Sirkulasi periver


karidovaskuler Nadi 80x/menit dengan irama Nadi 80x/ menit dengan
teratur , denyut nadi normal, irama teratur, denyut nadi
akral hangan tidak ada oedema normal, akral hangat tidak
CRT <3 detik. ada oedema CRT<3 detik.
b. Sirkulasi jantung b. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apikal Kecepatan denyut apikal
70x/menit, irama teratur suara 80x/menit, irama teratur suara
jantung lup dup tidak ada jantung lup dup, tidak ada
kelainan bunyi jantung dan kelainan bunyi jantung dan
tidak ada nyeri dada. tidak ada nyeri dada.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

f. Sistem Neurologi Gaslow Coma Scale ( GCS ) : Gaslow Coma Scale ( GCS ) :
15 E:4 M:6 V:5, tidak ada 15 E: 4, M:6, V:5. Tidak ada
tanda-tanda penngkatan tanda-tanda prningkatan
intrakranial. intrakranial

g. Sistem pencernaan Membran mukosa kering, Membran mukosa kering,


tidak ada karies gigi, tidak ada tidak ada keries gigi, tidak
radang, tidak ada kesulitan ada radang, tidak ada
menelan, klien mual, lidah kesulitan menelan, klien
bersih, Bising usus 16x/menit, mual, lidah bersih, bising
Tidak ada nyeri tekan pada usus 10x/menit, tidak ada
abdomen, napsu makan klien nyeri tekan pada abdomen,
berkurang. nafsu makan klien baik.
h. Sistem endokrin Nafas klien tidak berbau keton Nafas klien tidak berbau
tidak terdapat ganggreng, keton tidak terdapat
klien tidak mengalami tremor, ganggreng, klien tidak
dan tidak terdapat pembesaran mengalami tremor, dan tidak
thyroid. terdapat pembesaran thyroid.

i. Sistem urogenital Keadaan genital tidak terkaji, Keadaan genital tidak terkaji,
klien tidak terpasang kateter, klien tidak terpasang kateter,
tidak ada distensi viska tidak ada distensi urinaria.
urinaria.

j. Sistem integumen Keadaan rambut klien bersih, Keadaan rambut klien bersih.
rambut klien berwarna kelabu, Rambur berwarna hitam,
kuku klien pendek dan bersih, kuku klien pendek dan bersih,
turgor kulit elastis, warna kulit turgor kulit elastis, warna
sawo matang, tidak terdapat kulit sawo matang, tidak
luka pada daerah kulit. terdpat luka pada daerah
kulit.
k. Sistem Klien mengalami kesulitan Klien mengalami kesulitan
muskuluskeletal dalam pergerakan karna dalam pergerakan karna
terdapat fraktur dibagian terdapat fraktur dibagian
ekstremitas bawah sebelah ekstremitas bawah sebelah
kanan, terdapat deformitas, kanan, terdapat deformitas,
skala nyeri 8. skala nyeri 8.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

Tabel 4.5
Kondisi Psikososial – spiritual

Riwayat psikososial – spiritual Klien 1 Klien 2


a. Riwayat psikososial –
spiritual
1. Psikologis a. Gambaran Diri a. Gambaran diri
Klien mengatakan Klien mengatakan
menyukai semua anggota menyukai semua anggota
pada tubuhnya. pada tubuhnya.
b. Peran b. Peran
didalam keluarganya klien Didalam keluarganya
berperan sebagai ibu dan klien berperan sebagai
anak, namun saat sakit ibu dan istri, namun saat
klien tidak dapat sakit klien tidak dapat
melaksanakan peran nya melakanakan peran nya
sebagai ibu dan nenek sebagai istri.
c. Harga diri c. Harga diri
Klien mengatakan dengan Klien mengatakan
keadaan sekarang merasa dengan keadaan sekarang
sedih tidak dapat tidak dapat bekerja
berakivitas seperti seperti biasanya
biasanya. d. Ideal diri
d. Ideal Diri Klien mengatakan tetap
Klien mengatakan tetap iklas dengan penyakitnya
ikhlas dengan penyakitnya agar cepat sembuh dan
ini agar cepat sembuh dan biasa beraktivitas seperti
pulang kerumah. biasanya.

2. Sosial Klien mengatakan keluarga Klien mengatakan suami


nya selalu mendukung dan dan keluarganya selalu
selalu ada untuk klien, klien mendukung dan selalu ada
mengatakan keluarga selalu untuk klien, klien
mendoakan akan mengatakan keluarga selalu
kesembuhan klien, klien mendoakan akan
mengatakan keluarga selalu kesembuhan klien, klien
ada untuk menemani klien mengatakan suami selalu

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

selama diRS serta ada untuk menemani klien


membantu aktifatas klien, selama diRS serta
klien mengatakan tidak ada membantu aktifatas klien,
kesulitan dalam hal klien mengatakan tidak ada
komunikasi dalam kesulitan dalam hal
keluarganya dan komunikasi dalam
menanggapi pembicaraan keluarganya dan
orang lain, klien menanggapi pembicaraan
mengatakan interaksi orang lain, klien
dengan masyarakat dan mengatakan interaksi
lingkungannya berkurang dengan masyarakat dan
saat klien sakit. lingkungannya berkurang
saat klien sakit.

3. Spiritual Klien mengatakan kondisi Klien mengatakan kondisi


sekarang merupakan cobaan sekarang merupakan cobaan
dari tuhan, selama dirawat di dari tuhan, selama dirawat di
RS klien tidak melakukan RS klien tidak melakukan
kegiatan keagamaan seperti kegiatan keagamaan seperti
sholat. Klien hanya berdo’a sholat. Klien hanya berdo’a
untuk kesembuhan untuk kesembuhan
penyakitnya. penyakitnya.

Tabel 4.6
Hasil pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan Klien 1 Klien 2


WBC 8,22 x10^ 3/uL 5,14x10^3/uL
RBC 3,46 x 10^6/uL 2,43x10^6/uL
HGB 9,5 g/dL 10,1 g/dL
PLT 342 x10^3/uL 169x10^3/uL

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

Tabel 4.7

Penatalaksanaan medis

Klien 1 Klien 2
IVFD RL 20tts/m IVFD RL 20tts/m
Ketorolax 500mg/ 8 jam Ranitidine 1amp/12jam (iv)
Ranitidine 1amp/12jam (iv) Kalnex 500mg/ 8 jam
Kalnex 500mg/ 8 jam Ketorolak 500mg/ 8 jam
Ceftriaxon 1g/ 12 jam Ceftriaxon 1g/ 12 jam

Tabel 4.8

Analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH


KLIEN1:
DS: Fraktur Hambatan mobilitas fisik
1. Klien mengatakan
nyeri ekstermitas
bawah disebelah kanan Diskontinuitas tulang
2. Nyeri skla 9
3. Klien mengatakan
aktivitasnya terbatas Perubahan jaringan sekitar
4. Klien mengatakan
lemas
5. Klien mengatakan Pergeseran frigmen tulang
cemas

DO: Deformitas
1. Klien terlihat
memegangi kakinya
2. Klien mengerutkan Gangguan fungsi ekstermitas
dahi
3. Klien terlihat
aktivitasnya dibantu Hambatan mobilitas fisik
keluarga
4. Klien terlihat lemas
tidak bersemangat.

KLIEN 2 :
DS: Fraktur
1. Klien mengatakan Hambatan mobilitas fisik
nyeri ekstermitas
bawah disebelah Diskontinuitas tulang
kanan
2. Nyeri skla 9
3. Klien mengatakan Perubahan jaringan sekitar
aktivitasnya
terbatas
4. Klien mengatakan
lemas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

5. Klien mengatakan Pergeseran frigmen tulang


cemas

DO: Deformitas
1. Klien terlihat
memegangi
kakinya Gangguan fungsi ekstermitas
2. Klien mengerutkan
dahi
3. Klien terlihat Hambatan mobilitas fisik
aktivitasnya
dibantu keluarga
4. Klien terlihat
lemas tidak
bersemangat.

a. Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rangka neuromuscular, nyeri,

terapi restriktif ( imobilisasi)

Tabel 4.9
Rencana Asuhan Keperawatan
( INTERVENSI)

NO DIAGNOSA ( NOC ) NIC


KEPERAWATAN
1.Hambatan mobilitas Tujuan dan kriteria hasil : - Monitoring vital sign
fisik : keterbatasan Setelah dilakukan tindakan asuhan sebelm/sesudah latihan dan
pada pergerakan fisik keperawatan nyeri akut selama 3x8 jam lihat respon pasien saat
tubuh atau satu atau pasien mampu mencapai kriteria hasil : latihan
lebih ekstermitas  Klien meningkat dalam aktivitas fisik - Konsultasikan dengan
secara mandiri dan  Mengerti tujuan dari peningkatan terapi fisik tentang rencana
terarah. mobilitas ambulasi sesuai dengan
Batasan  Memverbalisasikan perasaan dalam kebutuhan
karakteristik : meningkatkan kekuatan dan - Bantu klien untuk
 Penurunan kemampuan berpindah menggunakan tongkat saat
waktu reaksi  Mempergerakan penggunaan berjalan dan cegah terhadap
 Kesulitan alat bantu untuk mobilisasi cedera
membolak balik (walker) - Ajarkan pasien atau tenaga
posisi kesehatan lain tentang
 Melakukan teknik ambulasi
aktivitas lain - Kaji kemampuan pasien
sebagai pengganti dalam mobilisasi
pergerakan (mis., - Latihan pasien dalam
meningkatkan memobilisasi

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

perhatian pada - Latih pasien dalam


aktivitas orang pemenuhan kebutuhan
lain, sesuai kemampuan
mengendalikan - Dampingi dan bantu pasien
perilaku, focus saat mobilisasi dan bantu
pada penuhi kebutuhan ADLs ps.
ketundayaan/aktiv - Berikan alat bantu jika klien
itas sebelum memerlukan.
sakit) - Ajarkan pasien bagaimana
 Dispnea setelah merubah posisi dan berikan
beraktivitas bantuan jika diperlukan.
 Perubahan cara
berjalan
 Gerakan bergetar
 Keterbatasan
kemampuan
melakukan
keterampilan
motorik halus
 Keterbatasan
kemampuan
melakukan
keterampilan
motorik kasar
 Keterbatasan
rentang
pergerakan sendi
 Tremor akibat
pergerakan
 Ketidakstabilan
postur
 Pergerakan
lambat
 Prgerakan tidak
terkoordinasi
Faktor yang
berhubungan :
 Intoleransi
aktivitas
 Perubahan
metabolisme
selular
 Ansietas
 Indeks masa
tubuh diatas
perentil ke-75
sesuai usia
 Ganguan kognitif
 Konstraktur
 Kepercayaan
budaya tentang
aktivitas sesuai
usia
 Fisik tidak bugar

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

 Penurunan
ketahanan tubuh
 Penurunan
kendali otot
 Penurunan masa
otot
 Mal nutrisi
 Ganguan
muskuloskeletal
 Gangguan
neuromskular,
nyeri
 Penurunan
kekuatan otot
 Ketidaknyamanan
 Program
pembatasan gerak
 Disuse, kaku
sendi

PELAKSANAAN

( IMPLEMENTASI)

Tabel 4.10
Pelaksanaan

Pelaksanaan Hari 1 Hari 2 Hari 3


Klien 1 04agustus 2017 05agustus 2017 06 agustus 2017
Ketidakefektifan 10.00 Mengkaji 10.00 Mengkaji 10.00 Mengkaji
perfusi jaringan tanda- tanda- tanda-
perifer b/d tanda vital tanda vital tanda vital
penurunan R: klien R: klien R: klien
konsentrasi Hb dan besedia besedia besedia
darah H: TD: H: TD: H: TD:
120/100 110/90 mm 130/100
mm Hg Hg mm Hg
N: 90x/m N: 90x/m N: 90x/m
RR: 22x/m RR: 20x/m RR: 20x/m
S: 36,0°c S: 36,0°c S: 36,0°c

10.15 Membantu 10.15 Melakukan 10.15 Melakukan


klien ROM aktif ROM aktif
bergerak sesuai sesuai
sesuai kemampua kemampua
kebutuhan n klien n klien
dan cegah R: klien R: klien
terhadap bersedia bersedia
cidera H: klien H: klien
R: klien mampu mampu
bersedia melakukan melakukan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

H: klien ROM aktif ROM aktif


menggerak sesuai sop sesuai sop
an kakinya

10.25 Mengajark 10.25 Membantu 10.25 Membantu


an klien klien klien
tentang bergerak bergerak
ambulasi sesuai sesuai
R: klien kebutuhan kebutuhan
bersedia dan cegah dan cegah
H: klien terhadap terhadap
mengerti cidera cidera
R: klien R: klien
bersedia bersedia
10.30 Membantu H: klien H: klien
pasien menggerak menggerak
untuk an kakinya an kakinya
bermobilis
asi 10.30 Mengajark 10.30 Mengajark
R: klien an klien an klien
bersedia tentang tentang
H: klien ambulasi ambulasi
bergerak R: klien R: klien
bersedia bersedia
H: klien H: klien
10.35 Mengajark mengerti mengerti
an klien
merubah
posisi dan 10.35 Membantu 10.35 Membantu
berikan pasien pasien
bantuan untuk untuk
R: klien bermobilis bermobilis
bersedia asi asi
H: klien R: klien R: klien
berubah bersedia bersedia
posisi H: klien H: klien
bergerak bergerak
10.40 Melakukan
ROM aktif
sesuai 10.40 Mengajark 10.40 Mengajark
kemampua an klien an klien
n klien merubah merubah
R: klien posisi dan posisi dan
bersedia berikan berikan
H: klien bantuan bantuan
mampu R: klien R: klien
melakukan bersedia bersedia
ROM aktif H: klien H: klien
sesuai sop berubah berubah
posisi posisi

10.50 Mengkaji
tanda-
tanda vital

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

R: klien
besedia
H: TD:
120/100
mm Hg
N: 90x/m
RR: 22x/m
S: 36,0°c

Pelaksanaan Hari 1 Hari 2 Hari 3


Klien 2 09 juli 2017 10 juli 2017 11 juli 2017
Ketidakefektifan 13.00 Mengkaji 13.00 Mengkaji 13.00 Mengkaji
perfusi jaringan tanda- tanda- tanda-
perifer b/d tanda vital tanda vital tanda vital
penurunan R: klien R: klien R: klien
konsentrasi Hb dan besedia besedia besedia
darah H: TD: H: TD: H: TD:
110/70 mm 110/90 mm 120/80mm
Hg Hg Hg
N: 90x/m N: 90x/m N: 90x/m
RR: 22x/m RR: 20x/m RR: 20x/m
S: 36,0°c S: 36,5°c S: 36,0°c

13.10 Membantu 13.10 Melakukan 13.10 Melakukan


klien ROM aktif ROM aktif
bergerak sesuai sesuai
sesuai kemampua kemampua
kebutuhan n klien n klien
dan cegah R: klien R: klien
terhadap bersedia bersedia
cidera H: klien H: klien
R: klien mampu mampu
bersedia melakukan melakukan
H: klien ROM aktif ROM aktif
menggerak sesuai sop sesuai sop
an kakinya

13.20 Mengajark 13.20 Membantu 13.20 Membantu


an klien klien klien
tentang bergerak bergerak
ambulasi sesuai sesuai
R: klien kebutuhan kebutuhan
bersedia dan cegah dan cegah
H: klien terhadap terhadap
mengerti cidera cidera
R: klien R: klien
bersedia bersedia
13.30 Membantu H: klien H: klien
pasien menggerak menggerak
untuk an kakinya an kakinya
bermobilis
asi 13.30 Mengajark 13.30 Mengajark
R: klien an klien an klien
bersedia tentang tentang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

H: klien ambulasi ambulasi


bergerak R: klien R: klien
bersedia bersedia
H: klien H: klien
13.40 Mengajark mengerti mengerti
an klien
merubah
posisi dan 13.40 Membantu 13.40 Membantu
berikan pasien pasien
bantuan untuk untuk
R: klien bermobilis bermobilis
bersedia asi asi
H: klien R: klien R: klien
berubah bersedia bersedia
posisi H: klien H: klien
bergerak bergerak
13.50 Melakukan
ROM aktif
sesuai 13.50 Mengajark 13.50 Mengajark
kemampua an klien an klien
n klien merubah merubah
R: klien posisi dan posisi dan
bersedia berikan berikan
H: klien bantuan bantuan
mampu R: klien R: klien
melakukan bersedia bersedia
ROM aktif H: klien H: klien
sesuai sop berubah berubah
posisi posisi

14.00 Mengkaji
tanda-
tanda vital
R: klien
besedia
H: TD:
120/80mm
Hg
N: 90x/m
RR: 22x/m
S: 36,6°c

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

Evaluasi
Tabel 4.11
Evaluasi

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


Klien 1 S: S: S:
1. Hambatan mobilitas fisik 1. Klien mengatakan 1. Klien mengatakan 4. Klien mengatakan
b.d kerusakan rangka nyeri pada kaki kanan nyeri pada kaki kanan nyeri pada kaki
neuromuscular, nyeri, yang patah klien yang patah klien kanan yang patah
terapi restriktif ( 2. Skala nyeri 8 2. Skala nyeri 7 klien
imobilisasi) 3. Klien mengatakan 3. Klien mengatakan 5. Skala nyeri 5
sulit untuk bergerak sulit untuk bergerak 6. Klien mengatakan
sulit untuk
O: O: bergerak
1. Klien terlihat 1. Klien terlihat
mengerutkan dahi mengerutkan dahi saat O:
saat kakinya nyeri kakinya nyeri 1. Klien terlihat
2. Klien tampak 2. Klien tampak mengerutkan dahi
memegangi kakinya memegangi kakinya saat kakinya nyeri
3. Klien tampak cemas 3. Klien tampak cemas 2. Klien tampak
4. TD: 110/70 mmHg 4. TD: 120/100 mmHg memegangi
N: 80 x/menit N: 90 x/menit kakinya
S: 36,6 °c S: 36,6 °c 3. Klien tampak
RR: 20x/ menit RR: 22x/ menit cemas
4. TD: 120/100
A: A: mmHg
1. Masalah keperawatan 1. Masalah keperawatan N: 90 x/menit
hambatan mobilitas hambatan mobilitas S: 36,6 °c
fisik belum teratasi fisik belum teratasi RR: 22x/ menit

P: P: A:
1. lanjutkan intervensi 1. lanjutkan intervensi 1. Masalah
Melakukan ROM Melakukan ROM keperawatan
2. Berkolaborasi dengan 2. Berkolaborasi dengan hambatan mobilitas
dokter dokter fisik belum
- IVFD RL 20tts/m - IVFD RL 20tts/m sebagian teratasi
- Ranitidine - Ranitidine P:
1amp/12jam (iv) 1amp/12jam (iv) 1. lanjutkan
- Kalnex 500mg/ 8 - Kalnex 500mg/ 8 intervensi
jam jam Melakukan ROM
- Ketorolax - Ketorolax 3. Berkolaborasi
500mg/ 8 jam 500mg/ 8 jam dengan dokter
- Ceftriaxon 1g/ 12 - Ceftriaxon 1g/ 12 - IVFD RL
jam jam 20tts/m
- Ranitidine
1amp/12jam
(iv)
- Kalnex
500mg/ 8 jam
- Ketorolax
500mg/ 8 jam
- Ceftriaxon 1g/
12 jam

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

B. Pembahasan

Setelah menunjukan hasil dari asuhan keperawatan tentang fraktur dengan

masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik baik medis maupun konsep

keperawatan, yang dirawat di ruang gelatik kecelakaan pria selama 3 hari,

maka pada bab ini akan membahas berbagai kesenjangan yang ditemukan

antara teori dan praktek nyata dengan membahas berdasarkan tahapan proses

keperawatan.

1. Pengkajian

Setelah dilakukan pengkajian klien 1 Tn.E usia 45 tahun ditemukan

data subjektif klien mengatakan sulit untuk bergerak, mengatakan

aktifitasnya terbatas, aktifitasnya dibantu oleh keluarganya, yang

memperingan rasa sakitnya adalah istirahat dan tidur, klien mengatakan

badannya lemas. Data Objektif saat pengkajian klien terlihat memegangi

kaki, klien terlihat mengerutkan dahi. Sedangkan klien 2Tn.J usia 30 tahun

ditemukan data subjektif klien mengatakan sulit untuk bergerak,

mengatakan aktifitasnya terbatas, mengatakan aktifitasnya dibantu oleh

keluarganya, mengatakan yang memperingan rasa sakitnya adalah istirahat

dan tidur, klien mengatakan badannya lemas. Data Objektif saat

pengkajian klien terlihat memegangi kaki, klien terlihat mengerutkan dahi.

Setelah dilakukan pengkajian perawat melakukan implementasi untuk

mempertahankan atau memelihara kekuatan otot, menstimulasi sirkulasi.

Tehnik ini di implementasi kan saat sesudah klien meminum obat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

analgesik dengan jarak waktu 2 jam, sebelum perawat memberikan

tindakan keperawatan terlebih dulu mengkaji tekanan darah, nadi, suhu

dan kekuatan otot. Dengan tekanan darah klien 1 110/70 mmHg dan klien

2 100/80 mmHg, nadi klien 1 80x/m dan klien 2 70x/m, suhu klien 1 36,0

°c dan klien 2 36,6 °c , kekuatan otot klien 1 4 dan kekuatan otot klien 2 3.

Implementasi yang pertama klien melakukan pergerakan pada leher, bahu,

siku, pergelangan tangan, pinggul, lutut, jari2 kaki dan persendiannya.

ROM dilakukan selama 4 menit. Hasil didapatkan setelah dilakukan

implementasi klien 1 mengatakan kaki kesemutan, kekuatan otot 2 tekanan

darah 120/90 mmHg, nadi 80x/m , suhu 36,6 °c, Dan klien 2 kekuatan otot

3 tekanan darah 100/90 mmHg, suhu 36,8 °c, nadi 100x/m, akral teraba

dingin.

Hambatan mobilitas fisik adalah Keterbatasan dalam gerakan fisik atau

satu atau lebih ekstermitas secara mandiri dan terarah. Fraktur dapat

disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter

mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstermitas, organ tubuh dapat

mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat

fragmen tulang. Sehingga menyebabkan hambatan mobilitas fisik adalah

keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstermitas secara

mandiri dan terarah.

Akibat adanya fraktur mengakibatkan terjadinya keterbatasan gerak

(hambatan mobilitas), terutama didaerah sendi yang terjadi fraktur dan

sendi yang ada didaerah sekitarnya keterbatasan lingkup gerak sendi dan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

mengakibatkan terjadinya gangguan pada fleksibel sendi, terjadinya

gangguan fleksibilitas sendi akibat suatu keadaan kelainan postur,

gangguan perkembangan otot, kerusakan system saraf pusat, dan trauma

langsung pada system musculoskeletal, misalnya fraktur yang

menimbulkan respon nyeri pada daerah yang sakit dan fraktur dapat

menyebabkan kecacatan fisik (Potter & Perry, 2008).

Menurut penelitian sebelumnya (Yunanik, 2014) melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh ROM Exercise Dini Pada Pasien Post Oprasi

Fraktur Ekstermitas Bawah (Fraktur Femur Dan Fraktur Cruris) Terhadap

Lama Hari Rawat Di Ruang Bedah RSUD Gambiran Kota Kediri”

melakukan mobilisasi yaitu (ROM Exercise) pada pasien post oprasi

fraktur ekstermitas bawah. Proses mobilisasi dengan melakukan ROM

dapat membantu proses penyembuhan luka (vaskularisasi, inflamasi,

proliferasi dan granulasi) dapat berlangsung dengan maksimal yaitu luka

mulai menutup, kering, bersih tidak berbau dan tidak ada nanah.

Disamping itu dengan adanya intervensi (ROM Exercise) dini dan kondisi

tersebut dapat meningkatkan motivasi dan kemandirian pasien, dan pasien

dapat cepat dipulangkan. Namun demikian pasien/responden masih

membutuhkan perawatan medis yang dapat dilakukan dengan metode

rawat jalan. Penyembuhan fraktur sendiri biasanya membutuhkan waktu

kisaran 3 minggu sampai 4 bulan.

Berdasarkan fakta dan teori dapat disimpulkan bahwa, ROM aktif yang

diberikan berdasarkan kebutuhan dan terkait dengan penyakit yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

diderita oleh klien. Mobilisasi yang kurang tepat dapt mempengaruhi

proses penyembuhan penyakit. Pada kasus fraktur ROM aktif yang

diberikan lebih mengarah ke gerakan yang ringan yang bertujuan untuk

memperlancar sirkulasi dan meningkatkan kekuatan otot dan persendian,

karena pada penderita fraktur ekstremitas bawah harus diperhatikan untuk

mencegah klien mengalami komplikasi yang berlanjut. Melemahnya

kekuatan otot dan persendian yang disebabkan oleh kurangnya mobilisasi

pada klien yang mengalami fraktur ekstremitas bawah.

2. Diagnosis Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian, penulis membuat pernyataan yang

jelas mengenai status kesehatan serta masalah keperawatan yang sedang

dialami klien, yang bertujuan untuk menentukan intervensi keperawatan

yang akan dilakukan untuk mengurangi, mencegah, dan mengatasi

masalah pengetahuandan kesehatan klien. Dari data didapatkan kedua

pasien mengalami penurunan kekuatan otot, sendi dan keterbatasan gerak.

Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakn fisik atau satu

atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah ( Nurarif & kusuma,

2015). Dari diagnosa yang ditegakkan, penulis memprioritaskan pada satu

diagnosa yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan

rangka neuromuscular, nyeri, terapi restriktif( imobilisasi).

Berdasarka teori dan fakta yang didapat maka dapat disimpulkan

bahwa penulis menegakkan diagnosa keperawatan pada kedua pasien

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

adalah hambatan mobilitas fisik, apabila tidak segera ditangani akan

menyebabkan keterbatasan bergerak/ sulit untuk bergerak.

3. Intervensi

Setelah dilakukan pengkajian dan menegakan diagnosa, peneliti

menyusun intervensi. Masalah lain keperawatan lainnya tetap dilakukan

intervensiyaitu (memonitor TTV dan berkolaborasi pemberian cairan

intravena, memberikan obat analgesik dan transfusi darah) akan tetapi

pada laporan karya tulis ilmiah ini penulis memfokuskan pembahasan

masalahhambatan mobilitas fisik. Saat menentukan intervensi penulis

mengobsevasi klien 1 dan klien 2 setelah 1-2 jam diberikan obat analgesik

tanpa perlakukan tindakan keperawatan ROM aktif hasil yang didapat

sebelum meminum obat analgesik klien mengalami peningkatan kekuatan

otot persendian.

Intervensi yang dilakukan sesuai dengan intervensi NANDA NIC

NOC monitor TTV dan skala nyeri memonitor pemberian obat, ROM

aktif.

Berdasarkan teori dan fakta dapat disimpulkan bahwa kedua pasien

diberikan intervensi yang sama dengan harapan selama diberikan asuhan

keperawatan selama 3x24 jam masalah hambatan mobilitas fisik dapat

teratasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

4. Implementasi

Implementasi dilakukan dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan

pada kedua klien, yaitu memonitor TTV, berkolaborasi pemberian cairan

intravena, memberikan obat analgesik. Dan memberikan terapi non

farmakologi dengan ROM aktif untuk meningkatkan kekuatan otot pada

kedua klien.

Berdasarkan implementasi yang penulis berikan setelah 1-2 jam

pemberian obat analgesik, ROM aktif diberikan 2x dengan waktu selama 4

menit untuk latihan bergerak. Efek dari terpai ROM aktif terjadi

peningkatan sirkulasi darah, peningkatan kekuatan otot.

5. Evaluasi

Evaluasi dan tindakan yang dilakukan kepada kedua pasien dilakukan

selama 3 hari, didapatkan peningkatan sirkulasi dan peningkatan kekuatan

otot setiap setelah diberikan ROM aktif. Pada klien 1 saat diberikan

penerapan ROM aktif pada hari pertama mengalami peningkatan sirkulasi

dan pada hari kedua penerapan ROM aktif dilakukan mengalami

peningkatan sirkulasi dan kekuatan otot, begitupun selanjutnya pada hari

ketiga setelah dilakukan ROM aktif didapatkan peningkatan sirkulasi dan

kekuatan otot. Dan pada klien 2 saat diberikan penerapan ROM aktif pada

hari pertama mengalami peningkatan sirkulasi dan pada hari ke dua

penerapan ROM aktif dilakukan mengalami peningkatan sirkulasi dan

kekuatan otot, begitupun selanjutnya pada hari ketiga setelah dilakukan

ROM aktif didapatkan peningkatan sirkulasi dan kekuatan otot.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

Evaluasi dari tindakan keperawatan yang diberikan oleh Tn.E dan Tn.J

kriteria hasil dan rencana NANDA NIC NOC masalah keperawatan

hambatan mobilitas fisik.

Hasil evaluasi pada Tn. E dan Tn.J setelah diberikan intervensi,

memonitor TTV, berkolaborasi pemberian cairan intravena, memberikan

obat analgesik. Dan memberikan terapi non farmakologi dengan ROM aktif

untuk meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan kekuatan otot. Hal ini

membuktikan ROM aktif dapat meningkatkan kekuatan dan pesendian serta

melancarkan sirkulasi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Berdasarkan data pengkajian dapat simpulkan bahwa pengkajian

kedua pasien mengalami hambatan mobilitas fisik, mengalami

keterbatasan bergerak dan aktivitasnya terbatas. Tidak ada perbedaan

antara pasien ke 1 dan pasien ke 2 sama- sama mengalami keterbatasan

bergerak dan aktivitasnya terbatas.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang di peroleh dari pengkajian maka penulis

menegakkan diagnosa hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan

kerusakan rangka neuromuscular, nyeri, terapi restriktif ( imobilisasi).

3. Intervensi

Rencana keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien untuk

meningkatkan meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan kekuatan

otot dan sendi serta mengajarkan bermobilisasi sesering mungkin sesuai

kebutuhan.

4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan pada karya tulis berbasis studi kasus

ini diberikan perlakuan yang sama yaitu kedua pasien fraktur eksremitas

bawah yang mengalami hambatan mobilitas fisik diberikan ROM aktif

56
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
57

dan mendapatkan terapi obat ranitidine, kalnex, ketorolax, ceftriaxon dan

IVFD RL 20tts/m.

5. Evaluasi

Evaluasi dari tindakan keperawatan penerapan ROM aktif setelah

1-2 jam pemberian analgetik pada pasien fraktur dengan masalah

keperawatan hambatan mobilitas fisik diruang gelatik RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek terbukti dapat memperlancar aliran darah, meregangkan

persendian. Klien 1 setelah dilakukan implementasi ROM aktif10

menit/hari dan setealah 3 hari diberikan penerapan ROM aktif membantu

proses penyembuhan luka (vaskularisasi, inflamasi, proliferasi dan

granulasi) dapat berlangsung dengan maksimal yaitu luka mulai menutup,

kering, bersih tidak berbau dan tidak ada nanah. Begitupun dengan klien 2

didapatkan saat dilakukan implementasi ROM aktif10 menit/hari dan

setealah 3 hari diberikan penerapan ROM aktifmembantu proses

penyembuhan luka (vaskularisasi, inflamasi, proliferasi dan granulasi)

dapat berlangsung dengan maksimal yaitu luka mulai menutup, kering,

bersih tidak berbau dan tidak ada nanah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran/harapan yang dapat peneliti berikan

untuk Asuhan Keperawatan Yang Mengalami Fraktur Ekstremitas Bawah

Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik antara lain :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

1. Bagi Perawat

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan agar mampu merawat

pasien secara komprehensif dan optimal. Perawat juga harus menjaga

komunikasi dengan tim kesehatan laiannya agar segala perawatan pasien

bisa optimal khususnya diit yang diberikan sesuai dengan keadaan pasien.

2. Bagi Rumah Sakit

Digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi tempat

penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien

secara optimal, khususnya pada kasus fraktur akstremitas bawah .

3. Bagi Institusi Kesehatan

Dapat bermanfaat sebagai bahan informasi bagi mahasiswa di

institusi pendidikan dan sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa.

4. Bagi Klien

Diharapkan klien dan keluarga mampu menjaga kesehatan semua


anggota keluarganya serta mengetahui cara perawatan fraktur yang baik
pada penderita fraktur.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain untuk penelitian selanjutnya sebaiknya penelitian

dilakukan dengan subjek yang berbeda yaitu pada Klien yang mengalami

fraktur ekstremitas bawah dengan pemberian ROM aktif untuk mengatasi

masalah hambatan mobilitas fisik.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

DAFTAR PUSTAKA

Anelia. 2013. Relaps pada pasien Fraktur Fremur. Jurnal ilmiahpsikologi


terapan,01, 2301-8267.

Brunner & Sudarth 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume
2. Jakarta : EGC.

Depkes RI 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Dalam


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2008.pdf

Doengoes 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Alih Bahasa Karisa dan
Sumarwati, EGC, Jakarta.

Nurarif & Kusuma 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction

Oswari. 2000. Bedah dan Keperawatannya. Jakarta : PT Gramedia.

Potter & Pery 2008. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,. Proses, Dan
Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC

Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Smeltzer. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, Alih


Bahasa Kuncara, H. Y, dkk, EGC, Jakarta.

Suratun SKM 2008 Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Edisi Ke-3. Jakarta: Salemba Medika.

Wijaya & Putri 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori
dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


64

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


65

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


66

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


67

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


68

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


69

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


70

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


71

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


72

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


73

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


74

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


75

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai