BANJARMASIN
Proposal Skripsi
DisusunOleh :
2020
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS PERNAPASAN
Proposal Skripsi
Diajukan kepada
S-1 Keperawatan
DisusunOleh :
2020
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi ini dengan judul “Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Status Pernapasan
Pada Pasien Penyakit Paru Obstroktif Kronik Di Poli Paru RSUD dr.H Moch
Ansari Saleh Banjarmasin” oleh (Emy Pratama, NPM: 1614201110074) telah
diperiksa dan disetujui oleh pembimbing, dan akan dipertahankan di hadapan
Dewan Penguji Seminar Hasil Skripsi Program Studi S.1 Keperawatan Fakultas
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Pembimbing 2
Mengetahui
Katua Program Studi S.1 Keperawatan
iv
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI
DEWAN PENGUJI:
Penguji 1:
Penguji 2:
(Anggota )
Solikin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB
NIK: 0129071979018003002
Mengesahkandi :Banjarmasin
Tanggal : 15 Maret 2020
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Ketua ProgramStudi
Keperawatan S1Keperawatan
v
Solikin, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB Izma Daud, Ns.,M.Kep
NIK : 01 29071979 018 003 002 NIK01 16071984048 003 010
vi
PERNYATAAN ORISINALITAS
NPM : 1614201110074
Fakultas/Program : FKIK
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Status Pernapasan Pada Pasien Penyakit Paru
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau fikiran
saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal Skripsi ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Emy Pratama
NIM. 1614201110074
vii
16071984048 003 010
” Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Pernapasan Pada PAsien Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK) di RSUD dr.H Moch Ansari Saleh Banjarmasin "
Dibuat di :Banjarmasin
Pada tanggal : 8 Juli 2020
(Emy Pratama)
viii
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWaRahmatullahiWaBarakatuh.
Pengasih dan MahaPenyayang, kepada setiap hambaNya. Atas berkat dan Rahmat
Nya jualah usaha penulis untuk menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul
“Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Pernapasan pada Pasien Penyakit Paru
Penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan dan kerjasama yang baik dari
Muhammadiyah Banjarmasin
3. Ibu Izma Daud, Ns., M.Kep Ketua Program Studi S.1 Keperawatan Fakultas
ix
sekaligus sebagai Penguji 3 yang telah meluangkan waktunya untuk menguji
5. Kepala dan Diklat Rumah Sakit Umum H.Moch Anshari Saleh Banjarmasin
pendahuluan (SP).
6. Orang Tua (Ayah dan Ibu ) yang telah banyak memberikan dukungan dan
7. Sahabat dan teman yang telah banyak membantu dalam pembuatan proposal
Terima kasih atas doa dan partisipasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini. Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
x
Abstrak
menjadi salah satu penyebab dari menurunnya tingkat aktivitas fisik pada
seseorang. . Mesin – mesin baru yang canggih yang dapat menggantikan tenaga –
tenaga manusia. Perubahan inilah yang menyebabkan secara tidak langsung pola
hidup hidup masyarakat modern menjadi lebih mudah atau praktis, sehingga
Ketidakmampuan beraktivitas pada pasien PPOK terjadi bukan hanya akibat sesak
terakhir yaitu 2018-2020, sampel pada penelitian ini pasien PPOK yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh Aktivitas fisik terhadap
pasien PPOK baik dari segi status pernapasan , kualitas hidup dan penyakit
xi
Abstract
Along with the times and the increase in technology today is one of the causes of
can replace human labor. This change has caused indirectly the lifestyle of
modern society to be easier or more practical, so that people now tend not to move
much or do less physical activity. Decreased level of physical activity can affect
one's health level or have a negative impact on health. This study aims to
move in COPD patients occurs not only due to shortness of breath they have
due to reduced daily activities of the patient. This study uses a reviewed journal
literature study, research design using cross-sectional study in the last 3 years of
publication, namely 2018-2020, the sample in this study was COPD patients who
met the inclusion criteria. Data collection using PICOT analysis. The results of
this study indicate that there is an effect of physical activity on COPD patients
both in terms of respiratory status, quality of life and other emerging diseases
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………..…………………………………………….…i
HALAMAN JUDUL……………...……………………………………………...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBIG PROPOSAL…………….…………………..iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ..............................................iv
PERNYATAAN ORINALITAS………..………………………………………vi
PERNYATAAN PUBLIKASI………………………………………………….vii
KATA PENGANTAR..............................................................................viii
ABSTRAK……………………………………………………………………….ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...xiii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
xiii
2.1.5 Penyakit Paru........................................................................................16
2.3 AktivitasFisik...................................................................................................32
xiv
2.6 Hipotesis.........................................................................................................45
BAB4 Pembahasan……………………………………………………………...60
4.1Hasil Penelusuran Jurnal.........................................................................60
4.2Pembahsan Jurnal..................................................................................61
4.2.1Jurnal Pertama…………………………………………………....…...61
4.2.2Jurnal Kedua…………………………………………………………...68
4.2.3Jurnal Ketiga................................................................................73
4.2.4Jurnal Keempat.............................................................................77
4.2.5Jurnal Kelima...............................................................................82
4.2.6Jurnal Keenam..............................................................................89
4.2.7Jurnal Ketujuh..............................................................................96
4.2.8Jurnal Kedelapan...................................................................................104
4.3KeterkaitanHipotesis dengan Jurnal- jurnal....................................................113
BAB5Penutup....................................................................................................126
Kesimpulan..........................................................................................................126
xv
Saran....................................................................................................................127
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Saluran Pernapasan…………………………………………………………11,21
Kerangka Konsep……………………………………………………………...44
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling penting
cenderung semakin sibuk dan memilih hal yang lebih praktis sehingga lupa
menjadi salah satu penyebab dari menurunnya tingkat aktivitas fisik pada
seseorang. Mesin – mesin baru yang canggih yang dapat menggantikan tenaga
pola hidup hidup masyarakat modern menjadi lebih mudah atau praktis,
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan
Organization 2014).
1
2
Menurut WHO (2018) menemukan sekitar 25% orang diseluruh dunia atau
setara 1,4 miliar orang kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik dan 75%
dibandingkan tahun 2010 hanya berkisar 23,3% yang kurang aktif dan 76,7
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 proporsi penduduk
tertentu misalnya olahraga cukup baik yaitu 73,9% dari penduduk Indonesia
melakukan aktivitas fisik dan sisanya 26,1% kurang aktif dalam melakukan
Banjarmasin yang aktif dalam melakukan aktivitas fisik dalam sehari – hari
dengan proporsi 82,2% dan yang kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik
Menurut data yang didapat dari Riskesdas (Riset kesehatan dasar) Provinsi
jumlah 90% dan yang kurang aktif melakukan aktivitas fisik hanya 10%.
Aktivitas fisik tentu saja sangat memliki dampak bagi tubuh seseorang, baik
aktifitas fisik tentu akan lebih sehat di banding yang kurang aktif. Masyarakat
yang kurang aktif dalam melakukan aktifitas fisik atau tubuh kurang gerak
yang biasa disebut hipokenitik. Perilaku hipokenitik atau kurang gerak dapat
Aktivitas fisik juga mempengaruhi kinerja jantung dan paru – paru. Menurut
KBBI, melakukan aktivitas fisik berarti melakukan gerakan tubuh dan dapat
Aktivitas fisik dibedakan menjadi dua macam , yaitu aktivitas fisik sehari –
hari dan aktivitas fisik karena exercise. Exercis atau olahraga terdiri dari
Kebugaran fisik bisa kita dapatkan dengan cara melakukan gerak atau
aktivitas fisik yang melibatkan bagian tubuh termasuk fungsi jantung dan
apabila daya tahan jantung dan paru meningkat. Daya tahan jantung dan paru
4
tentu sangat penting bagi produktifitas hidup dan dapat menurunkan bahkan
Aktivitas fisik atau latihan fisik (Olahraga ringan) juga dapat memberikan
pengaruh pada penyakit jantung dan paru. Salah satu penyakit paru yaitu
fisik atau latihan fisik (Olahraga ringan) yang tepat dapat membantu membuka
lender yang menutupi paru dengan batuk dan meningkatkan oksigen dalam
darah. Selain itu juga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien penderita
PPOK. Penderita PPOK yang rutin melakukan aktivitas fisik atau latihan fisik
yang ringan misalnya senam senam ringan atau berjalan secara teratur maka
2018)
dari 5 pasien aktivitas fisik baik dengan persentasi di atas 76% dan 4 orang
dengan status pernapasan pada pasien ppok’’ diRuang poli Rumah Sakit
Bagaimana hubungan aktivitas fisik dengan status pernapasan pada pasien ppok ?
Saleh Banjarmasin
1.4.2 TujuanKhusus
kronis (ppok)
(ppok)
6
ppok
Surabaya
hasil dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada hubungan atara pola
pernapasan pada pasien penyakit paru obstruktif kronis (ppok) di poli paru
dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik , variable terkait (dependent) adalah
status pernapasan. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien ppok yang
berobat selama 6 bulan terakhir di poli paru RSUD H.Moch Ansari Saleh
rumus slovin dan metode purposive sampling. Alat ukur yang digunakan
1.6.2 Peneliti yang dilakukan oleh Sutri, (2014). Hubungan Aktivitas fisik
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan
Antara Latihan Fisik dan Kapasitas Paru Pada Siswa Pencak Pada Siswa
fisik dan kapasitas paru pada siswa pencak silat persaudaraan terate di
siswa yang ikut pencak silat dan 21 yang tidak ikut pencak silat. Hasil dari
antara latihan fisik dan kapasitas paru pada siswa pencak silat persaudaraan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
bagian yaitu kanan dan kiri serta dilindungi oleh lapisan bernama
(Eka Permata,2018)
Paru terletak dirongga kiri dan kanan. Paru kanan (pulmo dekstra)
10
11
bagian , yaitu :
2.1.2.1 Venula
2.1.2.2 Pleura
2.1.2.3 Bronkus
2.1.2.4 Bronkiolus
oksigen.
2.1.3.1 Ventilasi
Retina 2014)
adalah :
14
oksigen
Gangguan atau kelainan pada organ paru yang terjadi pada individu
penrtumbuhan paru sehingga pada watu itu nilai fungsi paru semakin
besar seiring dengan bertambahnya umur . Ada kalanya nilai fungsi paru
Adapun beberapa dampak awal dari kerusakan atau kelainan organ paru
2.1.4.2 Mengi
2.1.4.7 Demam
2.1.5.1 Asma
yang memiliki gejala seperti, batuk , mengi ,dada terasa berat dan
lama(Soedarto,2013)
17
2.1.5.3 Tuberkulosis
2.1.5.4 Empisema
fortin 2016)
2.1.5.5 Pneumotoraks
2.1.5.6 Bronkitis
cukup lama dan bersifat serius. Penyakit ini biasa diderita oleh
diantaranya adalah
19
Dinding dada atau dinding thoraks dibentuk oleh tulang, otot ,serta
inspirasi dalam
mL/kgBB)
diantaranya adalah
a. Hidung
b. Faring
(dr.kadek, 2018)
pernapasan dada .
oksigen masuk
dari pada tekanan diluar sehingga udara dalam rongga dada yang
pernapasan
2.2.7.1. Usia
Seiring dengan meningkatnya usia seseorang maka
2.2.7.2. Pekerjaan
Organ yang sering mengalami gangguan akibat lingkungan
terjadi,yaitu :
26
2.2.7.3. Trauma
Salah satu trauma yang memicu munculnya gangguan
tidak berbau ,bahkan daya gabung gas ini lebih kuat 245
& Roberts,2011)
24x/menit
(Nimah, 2019)
31
oksigen , yaitu:
a. Hemoglobin
b. Sirkulasi
gangguan sirkulasi.
c. Aktivitas
2.2.8.3 Nadi
melintas(sandi, 2016).
Normal : 60-100x/menit
2.3 AktivitasFisik
olahraga yang kompetitif dan latihan fisik sebagai hobi atau aktivitas
Exercise atau biasa yang disebut olahraga ini terdiri atas pelatihan
a. Pernapasan
b. Latihan inti
c. Pendinginan
2.3.2.3 Olahraga
yaitu:
diantaranya adalah:
(Soedirman, 2010)
cerutu dan ganja) juga merupakan faktor risiko PPOK. PPOK tidak
hanya berisiko pada perokok aktif saja namun juga bisa berisiko bagi
perokok pasif yang sering terkena pajanan asap rokok. Selain itu ada
38
dapat kita nilai dari pengukuran Volume Ekspirasi Paksa detik pertama
(FEV1) dan rasio FEV1 dengan kapasitas vital paksa (FEV 1/FVC).
2.4.4.5 Eksasrbasi
dahak khususnya muncul pada pagi hari. Nafas pendek sedang yang
2.4.5.2 Corpulmonal
2.4.5.3 Pneumothoraks
kesehatannya.
Pada tahap ini sesak nafas akan terasa lebih berat, terdapat
tersebut
Pada tahap ini semua gejala yang ada pada tahap I,II, dan III
2017)
41
2.4.8.5 Edukasi
2.4.8.9 Nutrisi
Aktivitas Fisik
1.Aktivitas berat
2.Aktivitas sedang
3.Aktivitas ringan
Sangat Kurang
45
2.6 Hipotesis
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting yang sering dalam
dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan
status pernapasan pada pasien ppok di ruang poli RSU H.Moch.Anshari Saleh
Banjarmasin
dari sesuatu yang yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati
(diukur) itulah yang merupakan kunci dari definisi operasional. Dapat diamati
46
47
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat
Saturasi
oksigen :
48
Hipokisa :
< 95%
Nadi
Bradikardi :
< 60x/m
Takikardi :
> 100x/m
3.3.1 Populasi
(Nursalam,2015).
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
84 pasien.
N
n= 2
1+ N (e)
Keterangan :
N = ukuran populasi
516
n ¿ 1+516 ( 0,1 )2
516
n = 1+ 516(0,01)
516
n = 1+ 5,16
516
n= 6,16
n= 83, 76 = 84
= 84 + 10% = 92,4 = 92
50
3.3.3 Sampling
f
P= x 100%
N
Keterangan:
P = Persentasi
75%
a. Normal : 95-100%
3.5.5.3 Nadi
a. Normal : 60-100x/menit
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
3.6.2 Peneliti mengajukan surat ijin dari FKIK ke Diklat Rumah sakit
3.6.3 Peneliti Mengajukan surat pengantar dari Diklat ke ruang poli paru
responden
54
3.6.9 Memeriksa dan mengoreksi kembali data yang didapat apabila ada
3.7.1 Editing
3.7.2 Coding
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
pengukuran.
Sperman Rho:
Pengambilan keputusan :
Menurut Nursalam (2015), Secara umum prinsip etika dalam penelitian dapat
determination)
pasien.
responden.
consent)
ilmu.
treatment)
PEMBAHASAN
Ni Made Dwi
Yunica Astriani , . Relaksasi Pernafasan Dengan
.Volume 3 ,
Putu Indah Teknik Ballon Blowing Terhadap
4 Nomor 2 , Juni
Sintya Dewi , Peningkatan Saturasi Oksigen
2020
Kadek Hendri Pada Pasien PPOK
Yanti
59
60
Jurnal Ilmiah
Erik Kusuma, Pengaruh Senam Asma Terhadap Keperawatan
5 Bayu Kemampuan Penderita Asma di Stikes Hang tuah
Herlambang Poli Paru RSUD Bangil Surabaya Vol 15
No.1 Edisi 2020
.Jurnal Ilmiah
Wiwik Udayani, Pengaruh Kombinasi Teknik
Keperawatan
Muhammad Pernapasan Buteyko dan Latihan
6 (Scientific Juornal
Amin Berjalan Terhadap Kontrol Asma
of Nursing) Vol 6
Makhfudli Pada Pasien Asma Dewasa
No 1 tahun 2020
4.2 Pembahasan
Napas pada Pasien PPOK. Salah satu variabel dari penelitian ini
penurunan sesak napas , selain murah , terapi teknik napas dalam ini
juga tidak memerlukan tempat yang luas dan alat yang tidak mahal
program SPSS versi 22. Uji wilcoxon yaitu hipotesa komparatif yang
digunakan untuk menguji beda mean peringkat (data ordinal) dari dua
hasil pengukuran pada kelompok yang sama (beda peringkat pre test
sebagai berikut:
Tabel.1
Jenis kelamin dan usia responden di RSU Royal Prima Medan di tahun
2018
63
Tabel.2
Frekuensi pernapasan responden Penyakit paru obstruktif kronik
napas berat 1 orang (11, 1%), dan sesak ringan tidak ada
Tabel.3
Tabel.4
Pengaruh Pulsed Lip Breathing Exercise Terhadap Penurunan Sesak
Berdasarkan table 4 diketahui bahwa hasil uji Wilcoxon pada saat uji
pre test nilai mean 2,13 dan nilai median 2,00. Pada saat uji post test
nilai mean 1,25 dan nilai median 1,00. Maka didapat nilai Z = -2,646
65
Muhammadiyah Surakerta
irama Low (rendah) yaitu lebih lambat , gerakan dasar tidak ada
loncatan sama sekali dan salah satu selalu menapak dilantai setiap
Keterkaitan antar variabel pada penlitian ini adalah Low Impact Aerobic
hidup juga meningkat. Dengan kondisi ini maka penerita PPOK akan
peran yang dingginkan dalam masyarakat dan merasa puas akan peran
tersebut.
group design
Analisa Penelitian
adalah laki-laki yaitu 82.4% baik pada kelompok perlakuan dan kelompok
kelompok perlakuan dan kontrol tergolong PPOK dengan gejala berat yaitu
64.7% dan 58.8%. Sedangkan gejala sangat berat pada kelompok perlakuan
test.
Mean SD SE P Value
Perlakuan
28.59 3.809 .924 <0.001*
Pre test
Post Test 14.82 3.226 .782
Kontrol
25.88 5.407 1.311 0.713*
Post Test 21.71 6.162 1.495
Perlakuan 14.82 3.226 .782 <0.001*
Kontrol 21.71 6.162 1.495
Tabel diatas menunjukkan perubahan nilai gejala pasien PPOK pre dan post
test pada kelompok perlakuan dengan uji statistik paired T-test diperoleh
gejala antara sebelum dan setelah intervensi pada kelompok perlakuan. Hasil uji
diperoleh nilai p=0.713, yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
kedua. Hasil uji Independent T-test sesudah intervensi pada kedua kelompok
melalui tes bleep test sebelum dan sesudah diberikan latihan senam
aerobic low impact. Data dianalisis dengan rumus uji beda (uji t). Hasil
dari penelitian diperoleh thitung 6.04 > t tabel 1.714 (maka H0 ditolak dan
Sepahaman saya tentang penelitian ini adalah senam aerobic low impact
meringankan Gejala pada pasien PPOK , senam aerobic low impact juga
dapat melatih kekuatan otot jantung, terutama pada orang yang memiliki
peregangan pada otot tubuh bagian atas (Amin & Zedan, 2017;
sehari-hari.
Hasil
perbedaan skala dispnea pada saat pretest dan posttest pada kelompok
postest
Ringan 0 1
Sedang 11 16 0,008
Berat 7 1
Tabel.2 Skala Dispnea kelompok kontrol pada saat pretest dan postest
Ringan 0 0
Sedang 13 12 0,655
Berat 5 6
latihan pernapasan ataupun latihan otot bagian atas , tentu itu sangat
benar tentu dapat membuat pasien tidak akan mengalami gejala saat
lingkungan masyarakat.
76
PPOK
Saturasi oksigen atau status pernapasan pada pasien PPOK adalah untuk
Analisa
Tabel. 1
Tabel. 2
Laki-laki 22 73,3
Perempuan 8 26,7
Total 30 100
Tabel. 3
tertinggi 93.
Tabel. 4
Tabel. 5
Mean P. Value
lebih kecil dari 0,05 ( p<0,05) yang berarti terdapat pengaruh relaksasi
rata-rata umur ditas 65 tahun menggunakan rancangan pre dan pos test
dengan kita meniup balon tentu hal tersebut akan menyerap oksigen dari
Edisi 2020
Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, dapat pula
ekspetorasi
yang baik. Sesi yang lain adalah untuk melenturkan otot pernapasan,
Analisis Bivariat
83
senam asma.
Hasil
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur N %
25-30 2 6,5
31-35 3 9,7
35-40 5 16,1
41-45 5 16,1
46-50 16 51,6
Jumlah 31 100
Jumlah 31 100
petani (29%). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada table yang sudah
dan nilai APE tertinggi 280 (l/m), dengan rata- rata nilai APE 208
terendah200 (l/m) dan tertinggi 400 (l/m) dengan rata-rata 304 l/m.
Tabel 4 Rerata Nilai Kecepatan Maksimum Arus (APE) Sebelum dan Setelah
Senam
penderita asma di Poli Asma RSUD Bangil dilakukan uji analisis data
menggunakan uji statistik paired t-test dengan tingkat signifikansi 0,05 (tabel
6).
85
208 l/m, sedangkan setelah senam rata-rata 304 sehingga rata-rata kenaikan
nilai APE antara sebelum senam dengan setelah senam sebesar 95 l/m. Hasil
rancangan penelitian Pre and Post Test With Control Group Design
peak flow meter untuk mengukur arus puncak ekspirasi dan mini
otot-otot pernapasan
Asma Dewasa
Kontrol asma yang buruk dapat menurunkan kualitas hidup pasien asma
(GINA, 2018).
Analisa penelitian
Tabel.1
Buteyko dan latihan berjalan memiliki nilai kontrol asma yang lebih
bronkhial.
value pada pretest 0,002; post test1 0,018 dan post test2 0,002.
asma.
dan sehat.
4.2.7 Pembahasan Jurnal Ketujuh (Jurnal Internasional )
Klinis
dengan orang sehat yang cocok dengan usia dan bahkan untuk pasien
111 (76 laki-laki, usia rata-rata 67,7 [SD 7,8] tahun) menyelesaikan
rata-rata Tingkat dispnea mMRC adalah 2,0 (1,0). Empat puluh dua
adalah obat COPD yang paling umum digunakan, dan 58 pasien (52%)
adalah 8059 langkah / hari (table 2), yang bukan hasil yang buruk,
besar aktivitas fisik yang dilakukan oleh pasien kami berada pada
Hasil berbagai tes kinerja fisik dan fungsi otot / massa ditunjukkan
antara aktivitas fisik dan parameter fisiologis dan fungsi otot / massa.
harian dan 4MGS, TUGT, dan 30sCST. FFMI dan aktivitas fisik
kebugaran fisik dan fungsi / massa otot. (A) Korelasi antara jarak
antara uji dudukan kursi 30 detik dan jumlah langkah harian. (D)
Korelasi antara tes waktunya dan pergi dan jumlah langkah harian. (E)
Korelasi antara indeks massa bebas lemak dan jumlah langkah harian.
Tabel 4
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kinerja fisik atau
fungsi otot / tes massa mana yang secara signifikan berkorelasi dengan
Aktivitas fisik yang diukur secara objektif dan dapat digunakan dalam
langkah per hari, diikuti oleh 4MGS, TUGT, dan 30sCST. Keempat
tes ini mudah dilakukan dan tersedia dalam pengaturan klinis apa pun
dalam pengaturan klinis apa pun dan dapat digunakan oleh dokter
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Putri Tiara Rosha (2018)
hal yang mudah bagi pasien, Namun dianjurkan untuk orang PPOK
model dua dan juga untuk variabel kehadiran Penyakit lain serta
pengecualian usia dan sisanya semua nya dimasukkan tanpa ada data
Tabel.1
108
Sampel terdiri dari 601 orang dewasa dengan Penyakit paru obstruktif
15-69 tahun, dengan rata-rata (SD) 52,8 (14,1) tahun. Sebanyak 52,2%
Sebanyak 94% dari orang dengan PPOK yang memiliki penyakit lain.
Tabel.2
109
Tabel 2. Nyeri kronis lumbar, alergi kronis, arthrosis, nyeri serviks kronis,
(40,8%).
Tabel.3
110
111
Hubungan antara Aktivitas Fisik dan penyakit lain pada penderita PPOK yang
alkohol dan obesitas, kurang dari 600 MET min / minggu PA dikaitkan
dengan signifikan peluang lebih tinggi untuk inkontinensia urin (OR = 2.179;
sembelit kronis, katarak, nyeri lumbar kronis dan kecemasan kronis. Ketika
model tidak disesuaikan, infark miokard memiliki salah satu peluang tertinggi,
menderita penyakit lain , dengan CBP lumbar, alergi kronis, artrosis, CBP
Tingkat Aktivitas fisik yang kurang juga secara signifikan dikaitkan dengan
kecemasan kronis dan lumbar CBP. Sementara interaksi pasien PPOK dengan
Aktivitas fisik bukan hal yang mudah untuk dilakukan pasien, dianjurkan bagi
orang dengan PPOK untuk meningkatkan Aktivitas fisik mereka dalam upaya
kualitas hidup.(Sheila,2019)
membuat orang tidak punya waktu untuk menjaga kesehatan tubuh. Kondisi
terus menerus ini dapat meningkatkan risiko kematian. Fenomena ini banyak
Baru-baru ini, tren penyakit ini telah meningkat. Oleh karena itu, menciptakan
disebabkan oleh penyakit metabolik atau degeneratif terutama bagi ibu rumah
dalam beberapa tahap yaitu: 1) pemeriksaan kualitas fisik awal (indeks massa
tubuh, tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah dan asam urat); 2)
113
tentang pola hidup sehat; 4) senam rutin psikomotor dua kali seminggu selama
diabetes mellitus (DM), 36,17% menderita asam urat tinggi dan 10,64%
17,02%. Asam urat, di sisi lain, tetap stabil. Untuk menjaga kesehatan mereka
Keberhasilan lain dari program ini adalah penciptaan Komunitas Peduli Hidup
Sehat
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Putri Tiara Rosha (2018) Faktor-
kronik (PPOK).
Sepemahaman saya dari penelitian ini adalah bahwa aktivitas fisik sangat
aktivitas fisik yang dilakukn , Namun pasien PPOK dengan aktivitas fisik
Penelitian
menggunakan uji Wilcoxon pada saat uji pre test nilai mean 2,13 dan
nilai median 2,00. Pada saat uji post test nilai mean 1,25 dan nilai
Hasil penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan
ini memiliki Variabel yang makna nya hampir sama dengan Variabel
didapatkan hasil bahwa gejala pasien PPOK pre dan post test pada
pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Irmawan Andri
Obstruktif Kronis
Hasil penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan
saya lakukan , pada penelitian ini peneliti juga meneliti Latihan fisik
yang merupakan bagian dari ktivitas fisik, peneliti meneliti latihan fisik
(Arista 2019).
(GOLD 2016).
Dwi Yunica Astriani , Putu Indah Sintya Dewi ,dan Kadek Hendri
Hasil Penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan
latihan fisik atau Aktivitas fisik , penelitian ini juga mengkaji tentang
untuk menyerap oksigen , mengubah bahan yang masih ada dalam paru
2017 )
melakukan senam naik menjadi 304 lt/mnt, uji statistik didapatkan nilai p
Hasil Penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan
latihan fisik atau aktivitas fisik terhadap pasien Asma , dimana pasien
asma.(Wiwik 2020)
dengan orang sehat yang cocok dengan usia dan bahkan untuk pasien
per hari, diikuti oleh 4MGS, TUGT, dan 30sCST. Keempat tes ini
mudah dilakukan dan tersedia dalam pengaturan klinis apa pun dan
dalam pengaturan klinis apa pun dan dapat digunakan oleh dokter
Penelitian ini akan mendukung penelitian yang akan saya lakukan agar
penyakit lain
tersebut
Aktivitas fisik dan penyakit pada pasien PPOK, analisis yang dilakukan
konsumsi alkohol dan berat badan berlebih (Obesitas) dan model yang
ketiga disesuaikan untuk variabel yang sama dengan model dua dan
juga untuk variabel kehadiran Penyakit lain serta asupan obat. Penyakit
tanpa ada data yang hilang, hasil dari analisa perhitungan disajikan
statistik (SPSS).
artrosis, CBP serviks, asma dan hipertensi menjadi yang paling umum.
PPOK dengan Aktivitas fisik bukan hal yang mudah untuk dilakukan
PPOK dengan Aktivitas fisik bukan hal yang mudah untuk dilakukan
(Sheila,2019)
4.4 Kesimpulan
Hasil Literatur yang dilakukan oleh peneliti dari 8 jurnal yang menunjukkan
hasil signifikan . Hal ini disebabkan karena Aktivitas fisik baik berupa
sesuatu yang sangan berdampak bagi kesehatan tubuh, baik dari fisik maupun
pasien penyakit paru obstruktif kronik Berdasarkan uraian diatas maka dapat
serta sejalan dengan hasil hipotesis pada penelitian ini yaitu ada hubungan
aktivitas fisik dengan status pernapasan pada pasien penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK).
BAB 5
PENUTUPAN
4.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil review jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh penelit
3.7.1 Berdasarkan hasil jurnal yang telah direview, aktivitas fisik yang
rendah
kronik
127
4.6 Saran
saran sebagaiberikut :
5.2.1 BagiPeneliti
bagi kesehatan
Vital Paru Pada Siswa Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di
Cut Desi Purnama. (2018). Penerapan media peta konsep dala pebelajaran sistem
Kadek Agus Heryana Putra, Made Elshinta Jayanti Astara. (2016 ) . Fisiologi
Faisal Rahman, Siti Nurmala Novi Rian Kusuma Dewi . (2019). Ilmu Penyakit &
Jacquez Fortin. (2016). Family guide to health (4thed). Montreal (Quebec) H2Y
Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keprawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC
Luhur Arifian, Joko Kismanto. (2018). Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler
Yogyakarta, Yogyakarta
Surakarta, Surakarta
Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta ; Rineka Cipta
Kronis. Jakarta
Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI. (2016) Pembinaan kesehatan Olahraga
di Indonesia. 2442-7659
2442-6024 , 2442-7063
Sandi. (2016). Pengaruh latihan fisik terhadap frekuensi denyut nadi. Sport and
Sagung Seto
174–181.
Surakarta, Surakarta
Waloya, T., & Masyarakat, D. G. (2013). Hubungan antara konsumsi pangan dan
aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah pria dan wanita dewasa di
Wismoyo Nugraha Putra. (2017). Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan
Yudith Amelia Damayanti. (2019). Peran Aktivitas Fisik untuk Kinerja Jantung
Nama :
Usia :
Pekerjaan :
Alamat :
Berilah tanda ( √ ) pada kolom dibawah ini sesuai dengan pilihan jawaban
responden
Penjelasan :
Ya :1
Tidak : 0
11 Memungut/membersihkan sampah
15 Berenang/mandi disungai
Waktu lebih dari 30 menit
16 Jalan Santai
Lebih dari 30 menit
Pernyataan( Pekerjaan )
17 Berkebun
Lebih dari 30 menit
18 Menanam padi/bersawah
Waktu lebih dari 30 menit