Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN TB PARU

DITINJAU DARI LAMA KONSUMSI OBAT TBC


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMOLONG
SRAGEN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh:
RATNA INDRAYANI
J 210.080.505
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
ii
PENGESAHAN
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN TB PARU
DITINJAU DARI LAMA KONSUMSI OBAT TBC
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMOLONG
SRAGEN
Diajukan oleh:
RATNA INDRAYANI
J. 210 080 505
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 23 Agustus 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji:
1. Arum Pratiwi, S.Kp.M.Kes (Kep) (.............................)
2. Arina Maliya. A. Kep. M. Si. Med (.............................)
3. Agus Sudaryanto, S.Kep. Ns. M.Kes (.............................)
Surakarta, 23 Agustus 2011
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dekan,
(Arif Widodo, A.Kep.,M.Kes.)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Surakarta, Agustus 2011
Ratna Indrayani
iv
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila
kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang
lain, dan hanya kepada Allah SWT kamu berharap”.
(QS. Alam Nasyrah : 6-8)
“Carilah ilmu, karena apabila engkau menjadi orang fakir maka ilmu
itulah
hartamu, sedangkan jika engkau kaya maka itu perhiasan dirimu”.
(Lukman Al Hakim)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
􀂾 Kedua orang tuaku yang dengan segenap
cinta, doa dan dukungannya bagi
peneliti.
􀂾 Keluargaku atas segala dukungannya.
􀂾 Almamater tercinta.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji syukur pada ALLAH SWT, yang senantiasa
melimpahkan nikmatNya serta selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Dengan kekuatan dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan dengan judul ”GAMBARAN
TINGKAT KECEMASAN PASIEN TB PARU DITINJAU DARI LAMA
KONSUMSI OBAT TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMOLONG
SRAGEN”
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kesulitan dan
hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Setiaji selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Arif Widodo, A.Kep., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep., Ns, ETN, M.Kep. selaku ketua program
studi keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta
4. Arum Pratiwi, SKp, M.Kes (Kep)., selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran, serta arahan dalam penyusunan skripsi.
5. Arina Maliya. A. Kep. M. Si. Med., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran, serta arahan dalam penyusunan skripsi.
6. Seluruh staf pengajar Progdi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah membimbing sehingga
penulis mendapatkan ilmu dan bekal dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ibu dan bapak tercinta yang telah memberikan dukungan baik materiil
maupun spiritual dalam penyusunan skripsi ini.
vii
8. Keluargaku tercinta, suami dan anakku, terima kasih atas dukungan dan
doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
keperawatan khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Agustus 2011
Penulis
viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagal civitas akademik Universitas Muhammadiyah Surakarta, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama : RATNA INDRAYANI
NIM : J 210 080 505
Program Studi : Keperawatan S1
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Muhammadiyah Surakarta Hak Bebas Royalti Noneksklnsif (Nonexclusive
Royalty - Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN TB PARU DITINJAU DARI
LAMA KONSUMSI OBAT TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GEMOLONG SRAGEN
Beserta perangkat yang ada (Jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Surakarta berhak menyimpan,
mengalih media / formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenaraya.
Dibuat di : Surakarta
Pada Tanggal :
Yang menyatakan,
(RATNA INDRAYANI)
ix
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN TB PARU DITINJAU
DARI LAMA KONSUMSI OBAT TBC DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN
Oleh :Ratna Indrayani
Abstrak
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutus rantai penularan dan mencegah
terjadinya resistensi kuman tuberculosis. Ketidak mampuan penderita TB
dalam melakukan pengobatan dapat berdampak pada timbulnya
kekhawatiran penderita TB tentang keadaan dirinya. Timbulnya perasaan
takut yang dialami penderita TB yang disebabkan oleh ketidak mampuan
mereka menjalankan pengobatan TB dengan baik akan menimbulkan
kecemasan dalam diri penderita TB. Salah satu faktor pencetus kecemasan
adalah ancaman terhadap integritas seseorang. Hal tersebut berlaku pula
kepada penderita TB yang tidak dapat melaksanakan pengobatan TB
dengan baik, misalnya mengalami putus obat. Pelaksanaan pemberian obat
TB di wilayah Puskesmas Gemolong ternyata belum berhasil, berdasarkan
pantauan petugas P2P di tempat penelitian terdapat pasien TB yang putus
obat, hal tersebut disebabkan pasien belum tahu dampak atau akibat apabila
sampai putus dalam mengkonsumsi obat TB. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran tingkat kecemasan pasien TB paru ditinjau dari
lama mengkonsumsi obat TBC paru pada pasien TB paru di wilayah
Puskesmas Gemolong Sragen. Penelitiannya adalah deskriptif dengan
pendekatan kuanitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien TBC
Paru yang melaksanakan program pengobatan TB paru, baik jangka pendek
dan jangka lama yang terdaftar di Puskesmas Gemolong Sragen pada bulan
Desember 2010 yaitu berjumlah 40 pasien. Sampel penelitian sebanyak 36
responden dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan
tehnik kualitatif. Kesimpulan. (1) gambaran lama mengkonsumsi obat pada
pasien TB paru di wilayah Puskesmas Gemolong sebagian besar adalah 4
sampai 6 bulan, (2) gambaran tingkat kecemasan pada pasien TB paru di
wilayah Puskesmas Gemolong sebagian besar adalah kecemasan berat, (3)
gambaran tingkat kecemasan pasien TB paru ditinjau dari lama
mengkonsumsi obat TB paru pada pasien TB paru di wilayah Puskesmas
Gemolong Sragen, menunjukkan bahwa pasien dengan lama berobat 0-3
bulan memiliki rata-rata kecemasan lebih tinggi dibandingkan pasien
dengan lama berobat antara 4-6 bulan.
Kata kunci: kecemasan, pasien TB paru, lama mengkonsumsi obat.
x
THE DESCRIPTION OF REVISED ANXIETY PULMONARY TUBERCULOSIS
PATIENTS OLD DRUG CONSUMPTION OF TB IN THE WORKING AREA
HEALTH CENTER OF GEMOLONG SRAGEN
By: Ratna Indrayani
Abstract
Tuberculosis treatment aims to cure patients, prevent death, prevent
recurrence, break the chains of transmission and prevent the emergence of
resistant tuberculosis bacteria. The inability of TB patients in making treatment
may impact on the incidence of TB patient concerns about the situation himself.
Feelings of fear experienced by patients with tuberculosis caused by their
inability to properly run the tuberculosis treatment will cause anxiety in patients
with TB. One trigger anxiety is a threat to the integrity of a person. It also applies
to people with tuberculosis who can not perform well tuberculosis treatment, such
as experiencing drug withdrawal. Implementation of TB drugs in the health center
Gemolong fails, based on the monitoring officer in place of P2P study of
tuberculosis patients who are drug withdrawal, it is because patients do not yet
know if the impact or effect until the end in taking TB drugs. This study aims to
determine the level of anxiety picture of pulmonary TB patients taking the drug in
terms of old pulmonary tuberculosis in patients with pulmonary tuberculosis in
the health center Gemolong Sragen. His research is a qualitative descriptive
approach. The population in this study was patients with pulmonary tuberculosis
who carry out the treatment of pulmonary tuberculosis programs, both short and
long term are listed in Sragen Gemolong health center in December 2010 which
amounted to 40 patients. Study sample of 36 respondents with a purposive
sampling technique. Analysis of data using quantitative techniques. The
conclusions of this research were: (1) the old picture of the drug consumed in
pulmonary tuberculosis patients in the health center Gemolong mostly 4 to 6
months, (2) picture of the level of anxiety in patients with pulmonary tuberculosis
in the health center was Gemolong most severe anxiety, (3) picture of the level of
patient anxiety pulmonary TB are reviewed from time consuming pulmonary
tuberculosis drugs in pulmonary tuberculosis patients in the health center
Gemolong Sragen, indicates that the patients had consumptions drugs 0-3 months
had anxiety higher then the patients had consumptions drugs 4-6 months.
Key words: anxiety, pulmonary TB patients, longer taking the drug.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
PERNYATAAN.............................................................................................. iii
MOTTO................................................................................................ .......... iv
PERSEMBAHAN........................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori............................................................................ 8
1. Pengertian TBC..................................................................... 8
2. Etiologi.................................................................................. 9
3. Factor Yang Mempengaruhi Tuberculosis............................ 9
4. Gejala Penyakit TBC ............................................................ 10
5. Gejala Umum TBC ............................................................... 11
6. Macam-macam Tuberculosis ................................................ 12
7. Pengobatan TBC ................................................................... 13
8. Efek Obat TB Paru ................................................................ 15
9. Prinsip Pengobatan................................................................ 15
10. Tujuan Pengobatan TBC....................................................... 16
B. Kecemasan .................................................................................. 16
C. Kerangka Teori............................................................................ 25
D. Kerangka Konsep........................................................................ 26
E. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian......................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27
C. Populasi dan Sampling................................................................ 27
D. Definisi Operasional ................................................................... 29
xii
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 30
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 31
G. Teknik Analisis Data................................................................... 33
H. Etika Penelitian ........................................................................... 34
I. Jalanya Penelitian........................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Karakteristik Responden............................................. 38
B. Analisis Data ............................................................................... 39
C. Pembahasan................................................................................. 42
D. Keterbatasan Penelitian............................................................... 49
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 50
B. Saran............................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Teori............................................................................ 25
Gambar 2 Kerangka Konsep........................................................................ 26
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin ............................... 38
Tabel 4.2 Deskripsi responden Menurut Umur.............................................. 39
Tabel 4.3 Distribusi Lama Konsumsi Obat.................................................... 40
Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Kecemasan ....................................................... 40
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Tingkat Kecemasan Pasien TB paru ditinjau dari
Lama Mengkonsumsi Obat ............................................................ 41
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar permintaan menjadi responden
Lampiran 2. Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 3. Instrumen Penelitian
Lampiran 4. Data Uji Validitas dan Kuesioner
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Lampiran 6. Hasil Analisis Data Penelitian
Lampiran 7. Tabel nilai rproduct moment

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang masih tetap
merupakan masalah kesehatan masyarakat didunia termasuk Indonesia . World
Healt Organization (WHO) dalam Annual Report on Global TB Control 2003
menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high-burden countries
terhadap TB. Indonesia termasuk peringkat ketiga setelah india dan china
dalam menyumbang TB di dunia. Menurut WHO estimasi insiden rate untuk
pemeriksaan dahak didapatkan basil tahan asam (BTA) positif adalah 115 per
100.000 (WHO, 2003).
Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (SKRT) 2001 estimasi
prevalensi angka kesakitan di Indonesia sebesar 8 per 1000 penduduk
berdasarkan gejala tanpa pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan hasil survei
kesehatan rumah tangga (SKRT) 2001 TB menduduki ranking ketiga sebagai
penyebab kematian (9,4% dari total kematian) setelah penyakit sistem
sirkulasi dan sistem pernafasan. Hasil survei prevalensi tubercolusis di
Indonesia tahun 2004 menunjukan bahwa angka prevalensi tuberkulosis Basil
Tahan Asam (BTA) positif secara nasional 110 per 100.000 penduduk
(Depkes RI, 2007)
Sejak tahun 2000 Indonesia telah berhasil mencapai dan
mempertahankan angka kesembuhan sesuai dengan target global, yaitu
minimal 85% penemuan kasus TB di Indonesia pada tahun 2006 adaalah
76%. keberhasilan pengobatan TB dengan DOTS pada tahun 2004 adalah 83%
2
dan meningkat menjadi 91% pada tahun 2005 (Depkes RI, 2008). Resiko
penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI) di
Indonesia di anggap cukup tinggi dan bervariasi di antara 1-2%. Pada daerah
dengan ARTI besar 1% berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk, 10 orang
akan terinfeksi. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan terjadi
penderita tuberculosis, hanya 10% dari yang terinfeksi yang akan menjadi
penderita tuberculosis. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang
menjadi penderita tuberculosis adalah daya tahan tubuh rendah, diantaranya
karena gizi buruk atau HIV/AIDS disamping faktor pelayanan kesehatan yang
belum memadai (Sulianti, 2007).
Pasien dengan TB sering menjadi sangat lemah karena penyakit kronis
yang berkepanjangan dan kerusakan status nutrisi. Anoreksia, penurunan
berat badan dan malnutrisi umum terjadi pada pasien dengan TB. Keinginan
pasien untuk makan mungkin terganggu oleh keletihan batuk berat,
pembentukan sputum, nyeri dada atau status kelemahan secara umum
(Smeltzer, 2001). Sejak tahun 1990-an WHO dan International Union Agains
Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD) telah mengembangkan strategi
penangulangan TB yang dikenal sebagai strategi Directly Observer Treatment
Shortcourse (DOTS) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang
secara ekonomis paling efektif (cost-efectif). Penerapan strategi DOTS secara
baik, disamping secara cepat menekan penularan, juga mencegah
berkembangnya Multi Drug Resistence Tuberculosis (MDR-TB). Fokus utama
DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepada
pasien menular. Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara
terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB. WHO telah
3
merekomendasikan strategi DOTS sebagai strategi dalam penanggulangan
sejak tahun 1995 (Depkes RI, 2007).
Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis
dalam jumlah cukup banyak dan dosis tepat selama 6-8 bulan supaya semua
kuman (temasuk kuman persiter) dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan
dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal. Apabila panduan obat yang
digunakan tidak adekuat (jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan) kuman
TBC akan berkembang menjadi kuman tebal obat (resisten). (Depkes RI,
2002). Selanjutnya setiap penderita harus diawasi dalam meminum obatnya
yaitu obat diminum di depan seorang pengawas, dan inilah yanng dikenal
Directly Observed Therapy Shortcourse (DOTS). Penderita juga harus
menerima pengobatan dalam sistem pengelolaan, penyediaan obat anti
tuberkulosis yang tertata dengan baik, termasuk pemberian regimen OAT
yang adekuat, yakni melalui pengobatan jangka pendek sesuai dengan
klasifikasi dan tipe masing – masing kasus (Taufan, 2007)
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutus rantai penularan dan mencegah
terjadinya resistensi kuman tuberculosis. Ketidak mampuan penderita TB
dalam melakukan pengobatan dapat berdampak pada timbulnya kekhawatiran
penderita TB tentang keadaan dirinya. Timbulnya perasaan takut yang dialami
penderita TB yang disebabkan oleh ketidak mampuan mereka menjalankan
pengobatan TB dengan baik akan menimbulkan kecemasan dalam diri
penderita TB. Nurjanah (2004) menyebutkan bahwa salah satu faktor pencetus
kecemasan adalah ancaman terhadap integritas seseorang. Berdasarkan
pendapat tersebut, maka timbulnya penyakit TB paru pada seorang pasien
4
berdampak terhadap timbulnya kesadaran akan terancamnya keberadaan atau
integritas pasien dalam kehidupan secara pribadi maupun di masyarakat.
Pasien menyadari bahwa ketika pasien didiagnosa menderita penyakit TB,
maka secara otomatis pasien tersebut harus mengikuti program pengobatan
yang relatif lama yaitu minimal 6 bulan. Timbulnya perilaku baru yang pasien
hadapi yaitu harus meminum obat dalam jumlah banyak serta dalam waktu
yang lama menimbulkan kekhawatiran terhadap apakah ia mampu
menjalankan pengobatan tersebut, karena tidak semua orang mampu menelan
obat serta apakah mampu ia menjaga motivasi dirinya untuk terus melakukan
pengobatan sehingga tidak mengalami putus obat. Konsekuensi-konsekuensi
yang merupakan akibat dari pengobatan TB paru merupakan faktor pencetus
timbulnya kecemasan pada diri pasien terhadap kondisi hidupnya pada masa
sekarang dan akan datang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Gemolong, pasien
TBC pada bulan Desember 2010 sebanyak tercatat terdapat 40 pasien TB paru
yang aktif menjalani pengobatan di Puskesmas Gemolong Sragen. Dari data
tersebut masih banyak ditemukan keluhan – keluhan dari pasien tentang
dampak dari minum obat TB paru. Mengkonsumsi obat dalam waktu yang
lama dapat meningkatkan kecemasan pasien yang meminum obat- obat
tersebut, karena mengkonsumsi obat dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan beberapa tanda keracunan pada saraf tepi, kesemutan, nyeri otot
atau gangguan kesadaran.
Pelaksanaan pemberian obat TB di wilayah Puskesmas Gemolong
ternyata belum berhasil, berdasarkan pantauan petugas P2P di tempat
penelitian terdapat pasien TB yang putus obat, hal tersebut disebabkan pasien
5
belum tahu dampak atau akibat apabila sampai putus dalam mengkonsumsi
obat TB. Sementara itu hasil wawancara peneliti terhadap 5 penderita TB di
Puskesmas Gemolong menunjukkan bahwa rata-rata penderita merasa cemas
bila mereka mengalami putus obat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin
melakukan penelitian dengan tema gambaran tingkat kecemasan pasien TB
paru ditinjau dari lama mengkonsumsi obat TBC paru pada pasien TB paru
di wilayah Puskesmas Gemolong Sragen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dilatar belakang dapat dirumuskan prioritas
masalahnya sebagai berikut: “bagaimana gambaran tingkat kecemasan pasien
TB paru ditinjau dari lama mengkonsumsi obat TBC paru pada pasien TB
paru di wilayah Puskesmas Gemolong Sragen?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat
kecemasan pasien TB paru ditinjau dari lama mengkonsumsi obat TBC
paru pada pasien TB paru di wilayah Puskesmas Gemolong Sragen.
2. Tujuan khusus :
a. Mengetahui gambaran lama konsumsi obat TB pada pasien TB Paru.
b. Mengetahui tingkat kecemasan pasien TB Paru dalam mengkonsumsi
obat dalam waktu yang lama.
c. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pasien TB paru ditinjau dari
6
lama mengkonsumsi obat TBC paru pada pasien TB paru di wilayah
Puskesmas Gemolong Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang
berarti bagi pasien, keluarga, dan institusi pelayanan kesehatan :
1. Manfaat bagi pasien
Hasil penelitian ini diharapkan agar pasien TB Paru mampu meningkatkan
motivasi dirinya dalam proses pengobatan TB paru dengan mengabaikan
kekhawatiran-kekhawatiran yang menyertainya, sehingga proses
pengobatan dapat berjalan dengan baik.
2. Manfaat bagi keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan agar keluarga pasien TB bisa memberi
motivasi untuk lebih teratur dalam mengkonsumsi obat dalam waktu yang
lama supaya pasien TB tidak merasa cemas atau putus asa dalam
mengkonsumsi obat TB.
3. Manfaat bagi Instansi
Hasil penelitian ini diharapkan agar perawat dan tenaga kesehatan lainya
lebih mempedulikan lagi ke pasien TB paru supaya tidak memutus obat
TB tanpa perintah dokter atau pada waktu yang sudah ditetapkan untuk
tidak mengkonsumsi obat lagi.
E. Keaslian Penelitian
1. Dyah Fajarwati (2005) meneliti hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan sikap penderita TB dibalai pengobatan paru-paru pusat (BP4)
7
surakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap penderita TB di (BP4)
Surakarata. perbedaan penelitian yang dilakukan Dyah Fajarwati meneliti
pengetahuan dan sikap penderita TB dalam menjalani pengobatan tetapi
peneliti melakukan penelitian antara lama konsumsi obat TBC dan tingkat
kecemasan pasien dalam upaya untuk mengurangi tingkat putus obat pada
pasien TB Paru.
2. Fenalia Herawati (2005) meneliti hubungan pengetahuan tentang penyakit
TB dengan tetaatan berobat pada penderita TB kategori 1 bulan di balai
pengobatan paru-paru pusat Surakarta (BP4). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang penyakit TB dengan ketaatan berobat pada penderita
TB paru kategori 1 bulan. Perbedaan penelitian yang dilakukan Fandia
Herawati (2005) meneliti hub. Tingkat pengetahuan dengan ketaatan
berobat tetapi peneliti melakukan penelitian tentang hubungan antara lama
konsumsi obat TBC dengan tingkat kecemasan pasien dalam upaya untuk
mengurangi tingkat putus obat pada pasien TB paru.

DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.. 2001. Merokok dan Kesehatan. Jakarta : UI Pers.
Arikunto. 2003.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Sagung
Seto.
Azwar, S. 2003. Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan masyarakat,
Jakarta : Binarupa Aksara.
Depkes RI, 2006. Membina Gerakan Pemberantasan Tuberkulosis. Direktorat
Jenderal PPM & PL.
Depkes RI. 2001, Buku Saku Petugas Program TBC, Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. 2001, Pedoman Nasional Penaggulangan Tuberkulosis, cet-6,
Jakarta : Dirjen Depkes RI.
Effendy, N. 2002. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
EGC.
Fitriani. 2009. Pengalaman Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Perawatan Hemodialisis di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Hawari, D. 2004. Manajemen Stress Cemas dan Depresi,. Jakarta: FKUI
Hiswani. 2004. Tuberkulosis. http.www, Litbang. Depkes.go.id. 2 April 2007.
Ikhsan. M. 2008. Prevalensi dan Upaya Pencegahan Merokok pada Laki-laki
Kepala Rumah Tangga di Desa Bonto Bahari Kabupaten Maros Tahun
2008. Jurnal. Jurnal Madani FKM UMI. Volume I, No. 2 Tahun 2008.
Ujung Pandang.
Kusuma,W. 2002. Kedaruratan Psikiatri (Edisi Ketujuh Jilid II). Jakarta : Bina
Aksara.
Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius FK UI.
Mubarak, W I. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas I. Jakarta : Sagung Seto.
Murti, B. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi . Yogyakarta : Gajah
Mada University Pess.
Nevid, dkk. 2003. Psikologi Abnormal. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan . Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Nurjanah, 2004. Hubungan Terapeutik Perawat dan Klien Kualitas Pribadi
Sebagai Sarana, Bagian Penerbitan Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Pratiknya, A.W. 2000. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Jakarta : PT Raja Grafinda Persaja.
Sastroasmoro, S. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta :
Sagung Seto.
Smeltzer, C. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, vol 1, Jakarta : EGC.
Stuart and Sundeen. 2002. Principles and Practice of Pisiciatrie Nursing. Sixth
edition, Torondo: CV. Mosby co.
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta.
Sylvia. 2005. Tuberculosis Paru : Masalah dan penaggulangannya. Jakarta : UI
Pers.
Tama, D. K. 2009. Tingkat Depresi pada Pasien Kanker Serviks di RSUP H.
Adam Malik Medan Tahun 2009. Medan: USU. Diakses 17 Desember
2010. http://scholar.google.com/scholar?q=tingkat+depresi+kanker+
serviks&hl=en&btnG=Search&as_sdt=2001&as_sdtp=on
Taufan. 2007. Pedoman Pengobatan . Jakarta : Komite DOTS.
Townsend, M.C., 2002. Psychiatric Mental Health Nursing. Third Edition. F.A.
Davis Company: Philadelphia
Wulandari, W. 2001. Pengobatan Tuberkulosis Pedoman Untuk Program-
Program Nasional. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai