Anda di halaman 1dari 127

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIPERTENSI


DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI
PADA LANSIA DI POLI INTERNA RSUD AMPANA
KABUPATEN TOJO UNA UNA SULAWESI TENGAH
TAHUN 2023

ULFA
B300221062

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI (STIKES)
KABUPATEN PINRANG
TAHUN 2023

1
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIPERTENSI


DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI
PADA LANSIA DI POLI INTERNA RSUD AMPANA
KABUPATEN TOJO UNA UNA SULAWESI TENGAH
TAHUN 2023

ULFA
B300221062

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI (STIKES)
KABUPATEN PINRANG
TAHUN 202

2
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIPERTENSI


DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI
PADA LANSIA DI POLI INTERNA RSUD AMPANA
KABUPATEN TOJO UNA UNA SULAWESI TENGAH
TAHUN 2023

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Program Studi
Keperawatan

Disusun dan Diajukan Oleh

ULFA
B300221062

Kepada

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI (STIKES)
KABUPATEN PINRANG
TAHUN 2023
PERNYATAAN PERSETUJUAN

i
Skripsi ini akan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Kabupaten

Pinrang.

Pinrang, Oktober 2023

Menyetujui :

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Asbudi,SKM.,M.Kes Anuthfa A. Amri, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Mengetahui :

Ketua Program Studi Keperawatan Pembantu Ketua I Bidang Akademik

Siska Wijayanti P,S,Kep,,M.Kes Dr. Muh.Kardi Rais, SKM, M.Kes

ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Ulfa
Nim : B3 002 21 062
Program Studi : Keperawatan
Peminatan : Keperawatan Gerontik
Judul Skripsi :Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang
Hipertensi Dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan
Hipertensi Pada Lansia Di Poli Interna RSUD
Ampana Kabupaten Tojo Una – Una Sulawesi
Tengah Tahun 2023

Skripsi ini akan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi dan
diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh
gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Kabupaten Pinrang pada
Hari …….Tanggal …… 2023

iii
Tim Penguji,

Ketua : Asbudi,SKM.,M.Kes (………..…….….…..)

Sekretaris : Anuthfa A. Amri, S.Kep.,Ns.,M.Kes (….…..……………...)

Anggota : H.Muslimin,S.Kep.,Ns.,M.Kes (………..……………)

: Rudini, S.Kep.,Ns.,M.KM (…………...………...)

iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ulfa
Nim : B3 002 21 062
Program Studi : Keperawatan
Peminatan : Keperawatan Gerontik

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau
dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya
orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Pinrang, 4 Otober 2023

Yang menyatakan

Ulfa

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)


Baramuli, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ulfa
Nim : B3 002 21 062
Program Studi : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Hak Bebas
Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya berjudul :
Hubungan Pengetahuuan Dan Sikap Tentang Hipertensi Dengan
Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Poli
Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Baramuli
berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan skripsi saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tojo Una Una


Pada Tanggal : 04 Oktober 2023

Yang menyatakan

Ulfa

vi
RINGKASAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Baramuli


Program Studi Keperawatan
Peminatan Keperawatan Medikal Bedah
Skripsi, 04 Oktober 2023

ULFA
“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIPERTENSI
DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA
LANSIA DI POLI INTERNA RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA
UNA SULAWESI TENGAH TAHUN 2023”

DI BIMBING OLEH : Asbudi, SKM., M.Kes


Anuthfa A. Amri, S.Kep.,Ns., M.Kes

vii
Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak
mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya. Hipertensi merupakan penyebab terbesar dari kejadian stroke,
baik tekanan darah sistolik maupun diastoliknya. Hipertensi termasuk
suatu kondisi yang dapat dicegah atau dikendalikan. Namun dari hasil
pengamatan data bahwa penderita hipertensi semakin meningkat setiap
tahunnya hampir di seluruh dunia dan menimbulkan masalah kesehatan
masyarakat global yang berkontribusi terhadap beban penyakit jantung,
stroke, gagal ginjal, kecacatan dan kematian dini.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap pasien hipertensi dengan upaya pencegahan
kekambuhan hipertensi.
Metode penelitian yang digunakan dengan menggunakan pendekatan
crosssectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien lansia
yang menderita hipertensi yang ada di poli interna RSUD Ampana
sebanyak 44 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap
memiliki hubungan terhadap pengendalian hipertensi dengan nilai p value
yaitu p=0.043 (p<0.05) untuk pengetahuan responden dan p=0.029
(p<0.05) untuk sikap responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tingkat pengetahuan dan sikap memiliki hubungan yang signifikan
terhadap pengendalian intervensi.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Sikap, Upaya Pencegahan


Hipertensi.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT,

karena atas berkat dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk mencapai gelar sarjana Keperawatan pada Program Studi

Keperawatan Sekolah Tinggi llmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Pinrang.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,

sangatlah sulit bagi penulis untuk menyeleaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Muh. Alwy Arifin, M. Kes, selaku ketua sekolah Tinggi

llmu Kesehatan (STIKES) Baramuli Pinrang.

2. Bapak Bupati Tojo Una-Una, Bapak Mohammad Lahay, SE., M.M.

yang telah memberikan izin penilitian.

3. Bapak Direktur RSUD Ampana, dr. Niko, S.Ked., M.M.,MKM yang

telah memberikan izin penelitian.

4. Bapak dan Ibu pembimbing, Bapak Asbudi,SKM.,M.Kes dan Ibu

Anuthfa A. Amri S.Kep, Ns, M.Kes yang selalu memberikan arahan,

saran dan masukan mulai dari penyusunan proposal sampai dengan

terselesaikannya skripsi ini

ix
5. Bapak penguji, Bapak H.Muslimin,S.Kep.,Ns.,S.Kep dan Bapak

Rudini,S.Kep.,Ns.,M.KM yang selalu memberikan arahan dan

masukan yang bersifat membangun mulai dari penyusunan proposal

sampai dengan terselesaikannya skripsi ini.

6. Kepada Mama, Suami dan keluarga besar tercinta yang senantiasa

membantu dan memberikan do'a dan dukungan moral dan material.

7. Kepada teman-teman Mahasiswa Seangkatan tanpa terkecuali atas

kebersamaan, kekompakan dan dukungannya kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada seluruh staf RSUD Ampana yang telah banyak memberikan

bantuan selama penelitian berlangsung.

Akhir kata, penulis berharap semoga ALLAH SWT berkenan

membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu.

Dan semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi pengembangan

ilmu, Aamiin.

Pinrang, 05 Oktober 2023


Penyusun

Ulfa

x
DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI............................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………………………v

RINGKASAN................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................. ..x

DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH..................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ ..xvii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A...Latar Belakang............................................................................... 1

B...Rumusan Masalah........................................................................ 5

C...Tujuan Penelitiian.......................................................................... 6

D...Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …........................................................... .7

A...Tinjauan Umum Tentang Hipertensi...........................................7

B... Tinjauan Umum Tentang Lansia............................................... 20

C...Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan.................................... 29

D...Tinjauan Umum Tentang Sikap..................................................39

E...Tinjauan Umum Tentang Kekambuhan Hipertensi................. 45

BAB III KERANGKA KONSEP .............................................................. 53

A...Dasar Pemikiran Variabel.........................................................53

B...Pola Pikir Variabel..................................................................... 54

C...Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif.............................55

D...Hipotesis Penelitian...................................................................56

BAB IV Metodologi Penelitian.................................................................57

A...Desain Penelitian........................................................................57

B...Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................57

C...Populasi dan Sampel................................................................. 57

D...Pengumpulan Data dan Pengolahan Data............................. 58

E...Penyajian Data............................................................................58

F... Instrumen Penelitian...................................................................59

G.. Analisa Data................................................................................ 60

BAB V Hasil Dan Pembahasan.............................................................. 62

A...Hasil............................................................................................. 62

B...Pembahasan.............................................................................. 70

BAB VI Penutup........................................................................................ 77

xii
A...Kesimpulan.................................................................................. 77

B...Saran ........................................................................................... 77

DAFTAR ISI

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kadar Gula Darah Berdasarkan Waktu Pemeriksaan............... 22


5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Poli Interna
RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi
Tengah Tahun 2023........................................................................ 62
5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Poli
Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi
Tengah Tahun 2023........................................................................ 63
5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Poli Interna
RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi
Tengah Tahun 2023........................................................................ 64
5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Poli Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una
Sulawesi Tengah Tahun 2023....................................................... 65
5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah di Poli
Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi
Tengah Tahun 2023........................................................................ 66
5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Poli
Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi
Tengah Tahun 2023........................................................................ 66
5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Poli Interna
RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023....................................................................................... 67
5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Upaya Pencegahan
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Mellitus di Poli Interna
RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023....................................................................................... 67

xiv
5.9 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Upaya Pencegahan
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia di Poli Interna RSUD
Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023 ....................................................................................... 68
5.9 Hubungan Antara Sikap Dengan Upaya Pencegahan
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia di Poli Interna RSUD
Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023......................................................................................... 69

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gbr 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO...................................12

Gbr 2.2 Proses Terbentuknya Sikap................................................... 40

Gbr. 3.1 Kerangka Teori........................................................................ 54

xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

Lambang/Singkatan Arti dan Keterangan

Dinkes Dinas Kesehatan

FKTP Fasilitas kesehatan Tingkat


Pertama

Lansia Lanjut Usia


Penyakit Tidak Menular
PTM
Milimeter Air Raksa
MMHg
Rumah Sakit Umum Daerah
RSUD
Renin Angiostensis
RAAS Aldosterone
WHO World Health organization

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Lembar Penentuan Kriteria Objektif

2. Lembar Permohonan Menjadi Responden

3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

4. Kuesioner

5. Master Tabel Penelitian

6. Hasil Penelitian Print Out SPSS For Windows

7. Surat Izin Penelitian Dari STIKES Baramuli Pinrang

8. Surat Izin / Rekomendasi Penelitian Dari Kantor Bupati Kabupaten

Tojo Una Una

9. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

10. Foto Kegiatan Penelitian

11. Daftar Riwayat Hidup

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap

perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah

mencapai usia lanjut tersebut dan merupakan kenyataan yang tidak

dapat dihalangi (Stanley, 2007 dalam Stevani, 2020). Diseluruh dunia

saat ini, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada

tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar

(Nugroho, 2008 dalam Stevani, 2020).

Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah lansia yang

cukup tinggi. Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik

menggambarkan bahwa antara 2020-2040 jumlah penduduk usia lanjut

sekitar 19 juta jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah penduduk. WHO pun

telah memperkirakan bahwa indonesia akan mengalami pertambahan

warga lanjut usia terbesar didunia pada tahun 2025, yaitu sebesar

41,4 % (Maryam, 2020).

Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses

penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik,

timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal

ini akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan

19
psikologis (Depkes, 2019). Salah satu masalah kesehatan yang sering

terjadi pada masa usia lanjut adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan

tekanan darah di atas normal, dengan nilai istolik > 140 mmHg dan

sistolik > 90 mmHg. (kowalski, 2017 dalam Mahmud, 2021). Hipertensi

sering disebut sebagai silent killer (pembunuh gelap), karena merupakan

penyakit yang mematikan, kadang tanpa disertai gejala-gejalanya terlebih

dahulu (Sustrani, 2022).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), dari 50% penderita

hipertensi yang terdeteksi, hanya 25% yang mendapat pengobatan dan

hanya 12,5% bisa diobati dengan baik. Sisanya, 10% atau kurang,

adalah penderita hipertensi yang disebabkan penyakit lain seperti gagal

ginjal dan beberapa gangguan kelenjar endokrin tubuh. (Muhammadun,

2020). Faktor resiko, seperti faktor jenis kelamin, usia, dan genetik

adalah yang tidak dapat diganti atau dikontrol . Sedangkan faktor yang

dapat diganti atau dikontrol adalah gaya hidup sehat yang meliputi pola

makan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol, asupan garam

yang berlebihan, kebiasaankebiasaan merokok, minum alkohol, tidak

mau olahraga, kelebihan berat badan dan stres. (Yogiantoro, 2021).

Salah satu cara untuk menanggulangi masalah kesehatan adalah

dengan pencegahan terjadinya hipertensi bagi masyarakat secara umum

dan pencegahan kekambuhan pada penderita hipertensi pada

20
khususnya. Pencegahan hipertensi perlu dilakukan oleh semua penderita

hipertensi agar tidak terjadi peningkatan tekanan darah yang lebih parah.

Tetapi sayangnya tidak semua penderita hipertensi dapat melakukan

pencegahan terhadap 3 penyakitnya. Hal ini disebabkan karena tingkat

pengetahuan penderita hipertensi tentang pencegahan kekambuhan

penyakitnya tidaklah sama.

Menurut WHO (World Health Organization) dan ISH (The

International Society of Hypertension) Tahun 2023, terdapat 600 juta

penderita hipertensi diseluruh dunia, dan baru 3 juta diantaranya

meninggal setiap tahunnya. 7 dari 10 penderita hipertensi tidak

mendapatkan pengobatan yang memenuhi syarat. Berdasarkan hasil

Riskesdas (2019), prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia sebesar

(32,2 %),

Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Sulawesi TengahBadan

Pusat Statistik (BPS) (2022) mencatat, ada 410.461 kasus penyakit

hipertensi pada lansia yang terjadi di Sulawesi Tengah pada 2021 hingga

2022. Jumlah ini turun 7,36% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang

mencapai 443.067 kasus. Hipertensi esensial merupakan penyakit yang

paling banyak terjadi di Sulawesi Tengah pada 2022, yakni 105.602

kasus. , jumlah penduduk kabupaten Morowali adalah penyumbang

terbesar kasus hipertensi pada lansia sebesar 30.306 orang dan yang

mendapat kan pelayan kesehatan Hipertensi sebanyak 12.412 orang.

21
Dan kabupaten dengan pelayanan kesehatan Hipertensi lansia terendah

adalah kabupaten tojo una-una dengan jumlah penduduk (143.656) Jiwa

yang mendapatkan pelayanan kesehatan Hipertensi sebesar (11.98)

Jiwa dengan presentase (0,3 %) Jiwa. Rendahnya capaian di kabupaten

Tojo Una-Una di sebabkan karena Pandemi Covid-19 yang

berkepanjangan sehingga membuat masyarakat tidak mau untuk

melakukan skrinning faktor risiko PTM baik di posbindu maupun FKTP

serta pengelola program Kabupaten dan Puskesmas belum paham cara

penggunaan charta prediksi faktor risiko, sehingga kurangnya sosialisasi

dari petugas untuk mengajak masyarakat melakukan deteksi dini PTM

secara dini. Adapun permasalahan tinggi nya penderita hipertensi pada

lansia adalah kurangnya pemahaman masyarakat untuk tidak

mengonsumsi makanan yang dapat memicu kenaikan tekanan darah,

serta masih kurangnya pemahaman petugas dalam tehnik yang benar

dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah (Profil Dinkes, 2022).

RSUD Ampana mencatat kasus hipertensi pada lansia pada tahun

2021 sebanyak 640 orang (37,4%), tahun 2022 meningkat menjadi 658

orang (39,89%) dan kasus hipertensi pada bulan Mei 2023 sebanyak 44

orang. Tingginya jumlah penderita hipertensi berkaitan erat dengan pola

hidup ( Life style) masyarakat yang cenderung kurang melakukan

aktifitas fisik , mengonsumsi terlalu banyak makanan tinggi garam, terlalu

banyak mengkonsumsi kafein dan memiliki kebiasaan merokok dan

22
mengonsumsi minuman beralkohol, berat badan berlebih atau

kegemukan, dyslipidemia dan stress.

Dari hasil wawancara beberapa lansia yang mengalami hipertensi, 6

dari 10 lansia yang mengalami hipertensi, belum mengetahui upaya

untuk mengontrol tekanan darah dalam batas normal. Jadi salah satu

upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat

dari hipertensi ini adalah diperlukannya suatu pengetahuan yang cukup

dari penderita tentang hipertensi pada umumnya dan pencegahan

kekambuhan hipertensi, khususnya lansia yang berkunjung di Poli

Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ditemukan masih tinggi

nya tingkat kejadian hipertensi di lokasi penelitian serta kurangnya

pengetahuan penderita tentang penyakit hipertensi. Oleh sebab itu

peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Pengetahuan dan Sikap dengan upaya pencegahan kekambuhan

hipertensi pada lansia di Poli Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo

Una Una Sulawesi Tengah”.

23
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat di rumuskan “apakah ada

hubungan pengetahuan dan sikap tentang hipertensi denganupaya

pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap tentang hipertensi dengan upaya

pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di Poli Interna

RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pengetahuan tentang hipertensi pada lansia diPoli

Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una

b. Diketahui sikap tentang hipertensi pada lansia diPoli Interna

RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una

c. Diketahui upaya pencegahan kekambuhan hipertensi pada

lansia di Poliklinik rawat jalan RSUD Ampana Kabupaten Tojo

Una Una

24
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang tingkat pengetahuan

tentang hipertensi terhadap upaya pencegahan kekambuhan

hipertensi pada lansia

2. Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu keperawatan

dan dapat menjadi sumber informasi dalam ilmu keperawatan di

RSUD Ampana Kabupaten tojo Una Una.

3. Manfaat Praktis
Bagi peneliti sendiri merupakan suatu pengalaman yang sangat

berharga dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh serta

dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya

tentang tingkat pengetahuan tentang hipertensi terhadap upaya

pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di Poli Interna

25
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG HIPERTENSI

1. Pengertian

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu

peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Dimana Hiper yang

artinya berebihan, dan Tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi

hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang

menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar

& Djafar, 2021). Seseorang dinyatakan hipertensi apabila seseorang

memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan ≥ 90 untuk tekanan

darah diastolik ketika dilakukan pengulangan

2. Penyebab Hipertensi

Ada 2 macam hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021) yaitu

a. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak

diketahui penyebabnya. Sekitar 10-16% orang dewasa yang

mengidap penyakit tekanan darah tinggi ini.

b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui

penyebabnya. Sekitar 10 % orang yang menderita hipertensi jenis

ini.

26
Beberapa penyebab hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021),

antara lain :

a. Keturunan

Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang mengidap

hipertensi maka besar kemungkinan orang tersebut menderita

hipertensi.

b. Usia

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia

seseorang maka tekanan darah pun akan meningkat.

c. Garam

Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada

beberapa orang.

d. Kolesterol

Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan

timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga

mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah

pun akan meningkat.

e. Obesitas/kegemukan

Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko

lebih tinggi mengidap hipertensi.

27
f. Stress

Stres merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi di

mana hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui

aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan

tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) (Anggriani, 2022).

g. Rokok

Merokok dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi, jika

merokok dalam keadaan menderita hipertensi maka akan dapat

memicu penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.

h. Kafein

Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda

dapat meningkatkan tekanan darah.

i. Alkohol

Mengonsumsi alkohol yang berlebih dapat meningkatkan tekanan

darah.

j. Kurang olahraga

Kurang berolahraga dan bergerak dapat meningkatkan tekanan

darah, jika menderita hipertensi agar tidak melakukan olahraga

berat

28
3. Klasifikasi Hipertensi

Menurut Mayo Clinic, 2018 dalam Mars, 2020, Hipertensi memiliki

dua jenis :

a. Hipertensi primer (esensial)

Pada usia dewasa, hipertensi terjadi tanpa gejala yang tampak.

Peningkatan tekanan darah secara terus menerus dan telah

terjadi lama baru dikatakan seseorang menderita hipertensi

meskipun penyebab pastinya belum jelas. Pada kasus

peningkatan tekanan darah ini disebut dengan hipertensi primer

(esensial).

b. Hipertensi sekunder

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi yang disebabkan

oleh beberapa factor tidak terkontrol. Pada kejadian ini disebut

dengan hipertensi sekunder dimana peningkatan darah yang

terjadi dapat melebihi tekanan darah pada hipetensi primer.

Selain itu, hipertensi juga dibagi berdasarkan bentuknya, yaitu :

a. Hipertensi diastolic, dimana tekanan diastolic meningkat lebih dari

nilai normal. Hipertensi diastolic terjadi pada anak-anak dan

dewasa muda. Hipertensi jenis ini terjadi apabila pembuluh darah

kecil menyempit secara tidak normal yang berakibat

memperbesar tekanan terhadap aliran darah yang melaluinya

dan meningkatkan tekanan darah diastoliknya. Tekanan diastolic

29
berkaitan dengan tekanan arteri ketika jantung berada pada

kondisi relaksasi.

b. Hipertensi sistolik, dimana tekanan sistolik meningkat lebih dari

nilai normal. Peningkatan tekanan sistolik tanpa diiringi

peningkatan tekanan distolik dan umumnya ditemukan pada usia

lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan darah

pada arteri apabila jantung berkontraksi. Tekanan ini merupakan

tekanan maksimal dalam arteri dan tercermin pada hasil

pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya

lebih besar.

c. Hipertensi campuran, dimana tekanan sistolik maupun tekanan

diastolic meningkat melebihi nilai normal. (Kemenkes RI, 2019)

Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Optimal < 120 < 80
Normal 120 – 129 80 – 84
Normal-Tinggi 130 – 139 85 – 89
HT Derajat 1 140 – 159 90 – 99
HT Derajat 2 160 – 179 100 -109
HT Derajat 3 ≥ 180 ≥ 110
HT Sistolik ≥ 140 < 90
Terisolasi
Sumber : 2018 ESC/ESH Hypertension Guideline

30
4. Tanda dan Gejala

Gejala Hipertensi Menurut Kemenkes RI, 2019 tidak semua

penderita hipertensi memiliki gejala secara tampak, mayoritas dari

penderitanya mengetahui menderita hipertensi setelah melakukan

pemeriksaan pada fasilitas kesehatan baik primer maupun sekunder.

Hal ini pula yang mengakibatkan hipertensi dikenal dengan sebutan

the silent killer. Tanda dan gejala Hipertensi Menurut (Salma, 2020),

yaitu :

a. Sakit kepala (biasanya pada pagi hari sewaktu bangun tidur)

b. Bising (bunyi “nging”) di telinga

c. Jantung berdebar-debar

d. Pengelihatan kabur

e. Mimisan

f. Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi

5. Manifestasi Klinis

Sebagian besar penderita hipertensi tidak dijumpai kelainan

apapun selain peningkatan tekanan darah yang merupakan satu-

satunya gejala. Setelah beberapa tahun penderita akan mengalami

beberapa keluhan seperti nyeri kepala di pagi hari sebelum bangun

tidur, nyeri ini biasanya hilang setelah bangun. Jika terdapat gejala,

maka gejala tersebut menunjukkan adanya kerusakan vaskuler

31
dengan manifestasi khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi

oleh pembuluh darah bersangkutan.

Melalui survey dan berbagai hasil penelitian di Indonesia,

menunjukkan bahwa keluhan penderita hipertensi yang tercatat

berupa pusing, telinga berdengung, cepat marah, sukar tidur, sesak

nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, sakit kepala, mata

berkunang-kunang, gangguan neurologi, jantung, gagal ginjal kronik

juga tidak jarang dijumpai. Dengan adanya gejala tersebut

merupakan pertanda bahwa hipertensi perlu segera ditangani

dengan baik dan patuh.

6. Patofisiologi

Secara umum didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah

yang dapat berakibat pada timbulnya penyakit sertaan lainnya.

Hipertensi ditandai dengan tekanan darah yang melebihi

140/90mmHg. Hipertensi terjadi karena adanya proses penebalan

dinding pembuluh darah dan hilangnya elastisitas dinding arteri.

Keadaan ini dapat mempercepat jantung dalam memompa darah

guna mengatasi resitensi perifer yang lebih tinggi dan semakin tinggi.

Dari seluruh penderita hipertensi, 95% penderitanya memiliki

kemungkinan mewariskan atau keturunannya memiliki risiko

menderita hipertensi dikemudian waktu, sedangkan 5% lainnya

32
menjadi penyebab penyakit seperti stroke, kardiovaskular, atau

gangguan ginjal.

Organ-organ penting yang mempengaruhi dan terlibat dalam

meningkatnya hipertensi antara lain :

a. Curah Jantung Dan Resistensi Periferal

Curah jantung dan resistensi periferal merupakan komponen

utama dalam penghitungan tekanan darah. Penambahan

resistensi periferal adalah salah satu kontribusi besar. Selain

berpengaruh terhadap pembuluh darah tepi, curah jantung juga

berpengaruh cukup besar pada regulasi sirkulasi ke otak yang

berpengaruh terhadap tekanan darah dimana hal ini berperan

besar pada tidak berfungsinya jantung. Banyak factor genetic

maupun dari lingkungan yang berperan pada elevasi dari curah

jantung dan resistensi peripheral. Curah jantung juga

meningkatkan kadar obesitas dan volume plasma.

b. Renin Angiostensin – Aldosterone System

Rennin-Angiostensis-Aldosterone System (RAAS) meregulasi

tekanan darah dengan sebuah mekanisme yang beragam.

Berdasarkan RAAS (Angiostensin-II), hipertensi banyak

berorientasi berdasarkan gender / jenis kelamin, hal ini

ditunjukkan dengan banyaknya penderita hipertensi terjadi pada

pria. Organ tubuh yang berfungsi sebagai pusat control yaitu otak,

33
juga berperan dalam regulasi sirkulasi sistem. Studi menunjukkan

bahwa RAAS-Otak lebih berperan secara aktif daripada RAS

Periferal. Memiliki kedudukan yang utama pada sistem ini,

Angiostensin-II merupakan sebuah pemain neuropeptida pada

modulasi tekanan darah dan reseptor dari RAAS yaitu AT1a,

AT1b terletak di bagian penting di otak. Salah satu tujuannya

yaitu mereduksi pasokan aliran darah pada ginjal sehingga

menurunkan tekanan darah.

c. Perubahan Pembuluh Darah Mikro

Tingkatan reduksi dari nitric oksida berpengaruh pada

peningkatan radikal oksigen yang berpotensi terjadinya hipertensi.

Dengan lubang arteriol yang kecil, hal ini menyebabkan

perubahan pada pembuluh darah sehingga perfusi darah ke

organ juga berkurang yang disebabkan oleh tekanan bawaan. Hal

ini dapat berakibat pada iskemia atau pecahnya pembuluh darah

sehingga berpengaruh pada kerusakan organ.

d. Inflamasi

Hasil inflamasi yang kuat dalam pembentukan kembali vaskular

yang selanjutnya berubah menjadi hipertensi yang disebabkan

oleh pengaktifan dan prokreasi dari sel otot polos, sel endotelial

dan fibroblas. Sitokin mediator inflamasi, semokin, dan

PGE2merupakan bagian-bagian yang terlibat sebagai tanda

34
adanya hipertensi sebagaimana meningkatkan tekanan darah

dengan cara menebalkan dinding pembuluh darah.

e. Insulin Sensitif

Berdasarkan perubahan nutrisi dan mikro vaskular relaksasi,

fungsi dari hormon insulin juga akan terganggu sebagai akibat

dari tidak tercukupinya suplay glukosa pada jaringan dan

bepengaruh terhadap berkurangnya jumlah oksida nitrat endotel,

inflamasi dan stress oksidatif terjadi pada pasien obesitas dan

diabetes (Ammara Batool dkk, 2020).

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan melalui dua

metode yaitu farmakologi dan nonfarmakologi. Metode farmakologi

merupakan sebuah metode yang menggunakan obat-obatan medis.

Dalam hal ini pemilihan obat yang akan diberikan pada penderita

hipertensi tidak bisa sama. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut

adalah tabel tentang pemberian obat-obatan medis bagi penderita

hipertensi berdasarkan target tekanan darah. Penatalaksanaan

hipertensi pada dasarnya memiliki prinsip dasar dimana penurunan

tekanan darah berperan sangat penting dalam menurunkan risiko

mayor kejadian kardiovaskuler pada pasien hipertensi. Dengan

begitu focus utama dalam penanganan hipertensi yaitu mengontrol

tekanan darah pada penderita hipertensi. Selain penatalaksanaan

35
dengan obat-obat medis, modifikasi gaya hidup turut berperan

penting dalam mengurangi risiko hipertensi semakin kronik.

(Kandarini, 2019)

Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi

konsumsi garam menjadi 6gr / hari, menurunkan berat badan,

menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol.

Olahraga secara rutin dan tidur yang berkualitas dengan 6-8 jam

tidur per hari dapat membantu mengurangi stress.

8. Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor utama dalam terjadinya penyakit

gagal ginjal, otak, gagal jantung, dan penglihatan. Peningkatan

tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan risiko terjadinya

komplikasi tersebut. Pada sebagian besar penderita hipertensi yang

gejalanya tidak tampak, langkah pengobatan pun juga terkendala

untuk dilakukan sehingga mengakibatkan perluasan penyakit

termasuk pada organ tubuh lainnya.

Dimana hal tersebut meningkatkan angka mortilitas akibat

penyakit hipertensi, yakni :

36
a. Gangguan penglihatan

Tekanan darah yang meningkat secara terus menerus dapat

mengakibatkan pada kerusakan pembuluh darah pada retina.

Semakin lama seseorang mengidap hipertensi dimana tekanan

darah yang terjadi meningkat maka kerusakan yang terjadi pada

retina juga semakin berat. Selain itu, gangguan yang bisa terjadi

akibat hipertensi ini juga dikenal dengan iskemik optic neuropati

atau kerusakan saraf mata. Kerusakan parah dapat terjadi pada

penderita hipertensi maligna, dimana tekanan darah meningkat

secara tiba-tiba.

b. Gagal ginjal

Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif

akibat tekanan darah tinggi pada kapiler-kapiler ginjal dan

glomerulus. Kerusakan glomerulus ini berakibat pada darah yang

mengalir ke unit 21 fungsional ginjal terganggu. Kerusakan pada

membrane glomerulus juga berakibat pada keluarnya protein

secara menyeluruh melalui urine sehingga sering dijumpai edea

sebagai akibat dari tekanan osmotic koloid plasma yang

berkurang. Gangguan pada ginjal umumnya dijumpai pada

penderita hipertensi kronik.

37
c. Stroke

Stroke terjadi ketika otak mengalami kerusakan yang ditimbulkan

dari perdarahan, tekanan intra karnial yang meninggi, atau akibat

embolus yang terlepas dari pembuluh darah non otak yang

terpajan pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang

mengalirkan suplai darah ke otak mengalami hipertropi atau

penebalan.

d. Gangguan jantung

Gangguan jantung atau yang dikenal dengan infark miokard

terjadi ketika arteri koroner mengalami arteriosklerosis. Akibat

dari ini adalah suplay oksigen ke jantung terhambat sehingga

kebutuhan oksigen tidak terpenuhi dengan baik sehingga

menyebabkan terjadinya iskemia jantung (Nuraini, 2020).

B. TINJAUAN UMUM TENTANG LANSIA

1. Pengertian

Menua atau menjadi tua adalah suatu proses biologis yang

tidak dapat dihindari. Proses penuaan terjadi secara alamiah. Hal ini

dapat menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan

psikologis.(Mustika, 2019).

Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup,

tidak hanya bisa dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai

38
sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah,

yang berarti seseorang akan melewati tiga tahap dalam

kehidupannya yaitu masa anak, dewasa dan juga tua.(Mawaddah,

2020).

Jika ditanya kapan seseorang dikatakan lansia jawabannya

adalah jadi kita ada dua kategori lansia yaitu kategori usia kronologis

dan usia biologis artinya adalah jika usia kronologis adalah dihitung

dalam atau dengan tahun kalender. Di Indonesia usia pensiun 56

tahun biasanya disebut sudah lansia namun ada Undang – undang

mengatakan bahwa usia 60 tahun ke atas baru paling layak atau

paling tepat disebut usia lanjut usia biologis adalah usia yang

sebenarnya kenapa begitu karena dimana kondisi pematangan

jaringan sebagai indeks usia lansia pada biologisnya.

Pada seseorang yang sudah lanjut usia banyak yang terjadi

penurunan salah satunya kondisi fisik maupun biologis, dimana

kondisi psikologisnya serta perubahan kondisi sosial dalam proses

menua ini memiliki artian bahwa proses menua adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur

dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap lesion

atau luka (infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Hal ini

dikarenakan fisik lansia dapat menghambat atau memperlambat

39
kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya

umur.(Friska et al., 2020).

2. Ciri-Ciri Lansia

Menurut Oktora & Purnawan, (2019) adapun ciri dari lansia

diantaranya :

a. Lansia merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan

faktor psikologis sehingga motivasi memiliki peran yang penting

dalam kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki

motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan

mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga

lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran

fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.

b. Penyesuaian yang buruk pada lansia

Prilaku yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung

mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat

memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.Akibat dari

perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia

menjadi buruk pula. Contoh: lansia yang tinggal bersama

keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan

karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang

40
menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat

tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang rendah.

3. Karakteristik Lansia

Karakteristik lansia menurut (Kemenkes.RI, 2019) yaitu :

a. Seseorang dikatakan lansia ketika telah mencapai usia 60 tahun

keatas

b. Status pernikahan

Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk

lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian besar berstatus

kawin (60 %) dan cerai mati (37 %). Adapun perinciannya yaitu

lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari

keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang berstatus

kawin ada 82,84 %. Hal ini disebabkan usia harapan hidup

perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup

laki-laki, sehingga presentase lansia perempuan yang berstatus

cerai mati lebih banyak dan lansia laki-laki yang bercerai

umumnya kawin lagi

c. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat

sampai sakit, kebutuhan biopsikososial dan spiritual, kondisi

adaptif hingga kondisi maladaptive.

d. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi

41
4. Klasifikasi lansia

Menurut Lilik Marifatul (2021) terdapat beberapa versi dalam

pembagian kelompok lansia berdasarkan batasan umur, Menurut

WHO lansia dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :

a. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-59 tahun

b. Lansia (edderly), yaitu kelompok usia 60-74 tahun

c. Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun

d. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90

tahun.

5. Perubahan Terjadi Pada Lansia

Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan

secara degeneratif yang biasanya akan berdampak pada

perubahan- perubahan pada jiwa atau diri manusia, tidak hanya

perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan sexual

(National & Pillars, 2020).

a. Perubahan fisik

Dimana banyak sistem tubuh kita yang mengalami perubahan

seiring umur kita seperti :

1) Sistem Indra Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan

pada pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan

(daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap

bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak

42
jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas

60 tahun.

2) Sistem Intergumen: Pada lansia kulit mengalami atropi,

kendur, tidak elastis kering dan berkerut. Kulit akan

kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak.

Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan

glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit

dikenal dengan liver spot.

b. Perubahan Kognitif

Banyak lansia mengalami perubahan kognitif, tidak hanya lansia

biasanya anak- anak muda juga pernah mengalaminya seperti :

Memory (Daya ingat, Ingatan)

c. Perubahan Psikososial

Sebagian orang yang akan mengalami hal ini dikarenakan

berbagai masalah hidup ataupun yang kali ini dikarenakan umur

seperti :

1) Kesepian

Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat

meninggal terutama jika lansia mengalami penurunan

kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat, gangguan

mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.

2) Gangguan cemas

43
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan

cemas umum, gangguan stress setelah trauma dan

gangguan obsesif kompulsif, gangguangangguan tersebut

merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan berhubungan

dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek

samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu

obat.

3) Gangguan tidur

Gangguan tidur juga dikenal sebagai penyebab morbilitas

yang signifikan. Ada beberapa dampak serius gangguan tidur

pada lansia misalnya mengantuk berlebihan di siang hari,

gangguan atensi dan memori, mood depresi, sering terjatuh,

penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan penurunan

kualitas hidup. Angka kematian, angka sakit jantung dan

kanker lebih tinggi pada seseorang yang lama tidurnya lebih

dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari bila dibandingkan.

dengan seseorang yang lama tidurnya antara 7-8 jam per

hari. Berdasarkan dugaan etiologinya, gangguan tidur dibagi

menjadi empat kelompok yaitu, gangguan tidur primer,

gangguan tidur akibat gangguan mental lain, gangguan tidur

akibat kondisi medik umum, dan gangguan tidur yang

diinduksi oleh zat.

44
6. Masalah Kesehatan pada Lansia

Menurut (Sunarti & Ratnawati, 2019) lansia mengalami

perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa

masalah dalam kehidupannya, antara lain :

a. Hipertensi

Hipertensi menjadi penyakit nomor satu yang paling banyak

diderita pada lansia, menurut Riskesdas 2013. Berkurangnya

kelenturan pembuluh arteri besar dan aorta berkaitan dengan

adanya perubahan pada enzim plasma renin di dalam tubuh.

Akibatnya, tubuh mengalami retensi cairan dan tidak dapat

membuang garam dari dalam tubuh dengan baik. Pada lansia,

kondisi ini dapat meningkatkan terjadinya tekanan darah tinggi

atau hipertensi. Hipertensi juga dapat menyebabkan timbulnya

penyakit lain seperti penyakit jantung dan stroke.

b. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan penyakit yang sering diderita oleh para

lansia. Karena pada lansia berkurangnya massa tulang

membuat lansia harus berhati-hati dalam menjalankan kegiatan

sehari-hari demi menghindari terjatuh atau mengalami patah

tulang.

c. Penyakit Jantung

45
Penyakit jantung juga menyerang para lansia. Hal ini terjadi

karena otot jantung bekerja kurang efektif dalam memompa

jantung sehingga dibutuhkan kerja lebih keras untuk memompa

darah dalam jumlah yang sama ke dalam tubuh. Penyakit

jantung yang sering menyerang lansia adalah penyakit jantung

koroner, gagal jantung, dan serangan jantung.

d. Gangguan Tidur

Proses normal yang penting dalam kehidupan manusia yaitu

makan dan tidur. Walaupun keduanya sangat penting, akan

tetapi karena sangat rutin maka lansia sering melupakan proses

tersebut. Berbagai gangguan tidur yang sering dikeluhkan oleh

lansia salah satunya sulit untuk masuk dalam proses tidur.

Tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, sering mimpi ketika

tidur, jika terbangun sukar tidur kembali, terbangun dini hari dan

lesu setelah bangun dipagi hari.

7. Hipertensi Pada Lansia

Hipertensi adalah penyakit yang sering terjadi pada lansia

karena mengalami penurunan sistem tubuh, terutama pada sistem

kardiovaskular. Hipertensi pada lansia merupakan tekanan darah

tinggi yang merupakan kondisi medis dimana orang yang tekanan

darahnya meningkat diatas normal yaitu 140/90 mmHg juga dapat

mengalami resiko kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas)

46
(Safitri & Ismawati, 2019). Hipertensi merupakan resiko utama pada

lansia yang menyebabkan terjadinya stroke, gagal jantung dan

penyakit koroner karena peranannya lebih besar dibandingkan saat

usia muda. Penyebab hipertensi pada lansia dikarenakan terjadinya

perubahan – perubahan pada elastis dinding aorta menurun, katup

jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa

darah menurun, sehingga kontraksi dan volumenya menurun,

meningkatnya resitensi pembuluh darah perifer. Selain itu

mengkonsumsi garam yang tinggi, obesitas, kolesterol tinggi

membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah

meningkat (Mulyadi et al., 2019)

C. TINJAUAN UMUM TENTANG PENGETAHUAN

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah seseorang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan yang telah melalui panca indera manusia,

yaitu indera penglihatan, pendengaraan, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Blum (dalam Notoatmodjo, 2014) adanya tiga area,

wilayah, ranah atau domain prilaku yaitu kognitif (pengetahuan),

afektif (sikap) dan pisikomotor (tindakan).

47
a. Ranah kognitif (cognitive domain)

Ranah kognitif dapat diukur dari pengetahuan,pengetahuan

merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, lidah dan sebagainya).

b. Ranah afektif (affective domain)

Ranah afektif dapat diukur dengan sikap. Sikap merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, sikap belum

merupakan tindakan tetapi merupakan predisposisi perilaku atau

reaksi tertutup.

c. Ranah pisikomotor (psychomotor domain)

Ranah pisiko motor dapat diukur dari keterampilan. Ranah

pisikomotor merupakan suatu siakap yang belum tentu terwujud

dalam tindakan.

2. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan

menanyakan kepada seseorang agar ia mengungkapkan apa yang

diketahui dalam bentuk jawaban. Jawaban tersebut yang

merupakan reaksi dari stimulus yang diberikan baik dalam bentuk

pertanyaan langsung maupun tertulis. Pengetahuan pengukuran

dapat berupa kuesioner maupun wawancara (Blum dalam

Notoatmodjo, 2007).

48
Menurut Syah (2020), tingkat pengetahuan seseorang dapat

diketahui dengan menggunakan suatu indikator yang kategorinya

ada lima yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan gagal. Berikut

perolehan nilai dengan kategorinya masing-masing:

a. Sangat baik : 80 - 100

b. Baik : 70 - 79

c. Cukup : 60 - 69

d. Kurang : 50 - 59

e. Gagal : 0 - 49

3. Tingkat pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo dalam Kholid, 2019) bahwa yang dicakup

dalam tingkatan pengetahuan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu

diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

49
c. Aplikasi (application)

Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada. Misalnya, dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dan dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang

telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

4. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012),

adalah sebagai berikut :

50
a. Cara non ilmiah

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain. Kemungkinan kedua ini gagal pula,

maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan

(Notoatmodjo, 2012).

2) Cara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebutulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.Salah satu contoh

adalah penemuan enzim urease (Notoatmodjo, 2012).

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara lain dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, para

pemuka agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.

Pengetahuan ini diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau

51
ilmuwan. Prinsip inilah, orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa

terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya,

baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan

pendapat sendiri (Notoatmodjo, 2012).

4) Berdasarkan pengalaman

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu

(Notoatmodjo, 2012).

5) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori

kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para

orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti

nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan

cara hukuman fisik bila anaknya tersebut salah, misalnya

dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum

anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau

kebenaran, bahwa hukuman merupakan metode (meskipun

bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak-anak

(Notoatmodjo, 2012).

52
6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari

Tuhan melalui para Nabi.Kebenaran ini harus diterima dan

diyakini oleh pengikut - pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia (Notoatmodjo, 2012).

7) Secara intuitif

Kebenaran yang secara intuitif diperoleh manusia secara

cepat melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui

proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang dapat

diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran

ini tidak hanya menggunakan cara-cara yang rasional dan

sistematis.Kebenaran ini bisa diperoleh seseorang hanya

berdasarkan intuisi atau suara hati (Notoatmodjo, 2012).

8) Melalui jalan pikiran

Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuannya. Dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan dalam

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi

(Notoatmodjo, 2012).

53
9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pertanyaanpertanyaan khusus ke pernyataan yang

bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan

pengalamanpengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.

Kemungkinan disimpulkan kedalam suatu konsep yang

memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

Karena proses berfikir induksi itu beranjak dari hasil

pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat

dikatakan bahwa induksi beranjak dari halhal yang konkret

kepada hal-hal yang asbtrak (Notoatmodjo, 2012).

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-

pertanyaan umum ke khusus. Dalam berfikir deduksi berlaku

bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum, berlaku

juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi

(Notoatmodjo, 2012).

b. Cara ilmiah

Cara baru atau moderen dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini juga bisa

54
disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut

metode penelitian (research methodology) (Notoatmodjo, 2012).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Syah (2020), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan meliputi :

a. Faktor internal

Faktor internal yang dimaksud adalah keadaan atau kondisi

jasmani. Fakor internal terdiri dari dua aspek, yaitu :

1) Aspek fisiologis

Kondisi umum yang menandai tingkat kebugaran organ-

organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas dalam mengikuti pelajaran. Kondisi

organ yang lemah dapat menurunkan kualitas semangat

belajar, sehingga materi yang dipelajari kurang atau tidak

berbekas. Kesehatan indra pendengaran juga dapat

mempengaruhi kemampuan dalam menyerap informasi dan

pengetahuan.

2) Aspek psikologis

Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang

dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas pengetahuan,

b. Faktor eksternal

1) Lingkungan sosial

55
Lingkungan sosial sekolah seperti para staf, administrasi dan

teman-teman dapat mempengaruhi semangat belajar

seseorang.Para guru yang selalu menunjukan sikap dan

perilaku yang simpatik dan memperhatikan siswa teladan

yang baik dan rajin khususnya dalam belajar, misalnya rajin

belajar dalam berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang

positif bagi kegiatan belajar.

2) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah

gedung tempat belajar, rumah, tempat dan letaknya, alat-alat

belajar, cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa,

faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat

keberhasilan seseorang.

c. Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan

metode pembelajaran.

56
D. TINJAUAN UMUM TENTANG SIKAP

1. Pengertian

Sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau

responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehatsakit

dan faktor resiko kesehatan. Sikap merupakan suatu sindrom atau

kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek sehingga

sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala

kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2012). Sikap sebagai suatu

bentuk perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak

(favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable)

pada suatu objek. Sikap adalah suatu pola perilku, tendensi atau

kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam

situasi social, atau secara sederhana yang merupakan respon

terhadap stimulasi social yang telah terkoordinasi. Sikap dapat juga

diartikan sebagai aspek atau penilaian positif atau negative

terhadap suatu objek (Rinaldi, 2020).

Proses terbentuknya suatu sikap pada individu dapat

dijelaskan pada diagram ini :

57
Gambar 2.1 Proses Terbentuknya Sikap

Stimulus Reaksi Tingkah Laku


Pesan Stimulus
Rangsangan
(Terbuka )

Sikap

Menurut Allport (1954, dalam Notoadmodjo, 2012) sikap

mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen itu secara bersama-sama membentuk suatu sikap

yang utuh (total attitude) dan dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran,

keyakinan dan emosi. Sikap mempunyai beberapa tingkatan,

diantaranya :

a. Menerima (receiving), pada tingkat ini individu mau

memperhatikan stimulus yang diberikan berupa objek atau

informasi tertentu.

b. Merespon (responding), pada tingkat ini individu akan

memberikan jawaban apabila ditanya mengenai objek tertentu

dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Usaha individu untuk

Sikap Proses Stimulus Reaksi Tingkah laku (terbuka) Stimulus

58
Rangsangan menjawab dan menyelesaikan tugas yang

diberikan merupakan indikator bahwa individu tersebut telah

menerima ide tersebut terlepas dari benar atau salah usaha

yang dilakukan oleh individu tersebut.

c. Menghargai (valuing), pada tingkat ini individu sudah mampu

untuk mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah, berarti individu sudah

mempunyai sikap positif terhadap suatu objek tertentu.

d. Bertanggung jawab (responsible), pada tingkat ini individu

mampu bertanggung jawab dan siap menerima resiko dari

sesuatu yang telah dipilihnya. Tingkat ini merupakan sikap

tertinggi dalam tingkatan sikap sesorang untuk menerima suatu

objek atau ide baru.

2. Pengelompokan Sikap

Sementara menurut Azwar (2013) dalam Stevany (2020) sikap

dapat dikategorikan kedalam tiga orientasi pemikiran, yaitu :

a. Berorientasi pada respon

Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Louis Thurstone,

Rensis Likert dan Charles Osgood. Dalam pandangan mereka,

sikap adalah suatu bentuk atau reaksi perasaan. Secara lebih

operasional sikap terhadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak

59
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) terhadap objek

tersebut.

b. Berorientasi pada kesiapan respon

Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Chave, Bogardus,

LaPierre, Mead, dan Allport. Konsepsi yang mereka ajukan

ternyata lebih kompleks. Menurut pandangan orientasi ini, sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dengan

cara-cara tertentu.

c. Beroreintasi pada skema triadic

Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan konstelasi

komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saing

berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku

terhadap suatu. Sikap didefinisikan sebagai keteraturan tertentu

dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi

tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan

sekitarnya.

3. Fungsi Sikap

Pendekatan fungsional sikap berusaha menerangkan mengapa kita

mempertahankan sikap-sikap tertentu. Hal ini dilakukan dengan

meneliti dasar motivasi, yaitu kebutuhan apa yang terpenuhi bila

sikap itu dipertahankan. Mengemukakan lima fungsi dasar sikap

yaitu :

60
a. Fungsi penyesuaian Yaitu sikap yang dikaitkan dengan praktis

atau manfaat dan menggambarkan keadaan keinginannya atau

tujuan.

b. Fungsi pembela ego Yaitu sikap yang diambil untuk melindungi

diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.

c. Fungsi expresi nilai Yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang

diambl individu bersangkutan.

d. Fungsi pengetahuan Setiap individu memiliki motif untuk ingin

tahu, ingin mengerti, ingin banyak mendapat pengalaman dan

pengetahuan, yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Fungsi penyesuaian emosi Yaitu sikap yang diambil sebagai

bentuk adaptasi dengan lingkungannya (Suryati, 2021).

4. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap secara ilmiah dapat diukur, dimana sikap

terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode

pengukuran sikap adalah metode Self Report dan Pengukuran

Involuntary Behavior :

a. Observasi Perilaku

Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat

memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah

satu indicator sikap individu.

b. Penanyaan Langsung

61
Individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya

sendiri, ia akan mengungkapkan secara terbuka apa yang

dirasakannya.

c. Pengungkapan Langsung

Pengungkapan secara tertulis yang dapat dilakukan dengan

menggunakan item tunggal yaitu member tanda setuju atau tidak

setuju, maupun menggunakan item ganda yang dirancang untuk

mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan suatu objek

sikap.

d. Skala Sikap

Skala sikap berupa kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai

suatu objek sikap. Dari respon subjek pada setiap pernyataan

kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap

seseorang.

e. Pengukuran Terselubung

Metode pengukuran terselubung objek pengamatannya bukan

lagi perilaku tampak yang disadari atau disengaja dilakukan oleh

seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi diluar

kendali orang berangkutan (Azwar, 2013 dalam Mahmud, 2020).

E. TINJAUAN UMUM TENTANG KEKAMBUHAN HIPERTENSI

1. Pengertian

62
Kekambuhan adalah keadaan dimana timbulnya kembali

suatu penyakit yang sudah sembuh dan disebabkan oleh berbagai

macam faktor penyebab (Yosep, 2020). Kekambuhan hipertensi

adalah terulangnya kembali peningkatan tekanan darah ≥ 140/90

mmHg (Rahmawati, 2020). Kekambuhan hipertensi dipengaruhi

oleh antara lain faktor pengobatan, kontrol yang teratur dan gaya

hidup (Manolis et.al 2012, dalam Senoaji 2021). Kekambuhan

penyakit hipertensi atau peningkatan tekanan darah kembali dapat

terjadi apabila dalam satu tahun tanpa minum obat atau juga dapat

disebabkan beberapa hal antara lain adalah tidak kontrol secara

teratur, tidak menjalankan pola hidup sehat seperti diet yang tepat,

olahraga, merokok, konsumsi alkohol dan kafein (Marliani dan

Tantan, 2020).

Hasil penelitian Mahmudah, dkk (2021) menujukkan ada

hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik, asupan lemak, dan

asupan natrium dengan kejadian hipertensi. Penelitian Yuhendri,

(2020) juga diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara gaya hidup dengan kejadian hipertensi (p=0,003

dan OR=3,937).

2. Faktor - Faktor Kekambuhan Hipertensi

63
Menurut Kaliat (2019), kekambuhan muncul karena beberapa faktor

diantaranya yakni :

a. Klien

Penderita hipertensi di haruskan untuk selalu minum obat. Jika

jadwal minum obat mulai tidak teratur sudah sangat mungkin

akan menyebabkan kekambuhan pada penderita.

b. Penanggungjawab

Penderita banyak yang mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Dan ketika gejala kesembuhan mulai meningkat pihak rumah

sakit biasanya akan memperbolehkan penderita untuk pulang.

Namun , perawat tetap bertangguh jawab tentang program

adaptasi di rumah. Sehingga penanggung jawab memiliki

kekuasan untuk sering bertemu penderita dan dapat segera

memeberikan tindakan apabila terlihat munculnya kembali gejala

gangguan.

c. Keluarga

Dukungan emosional keluarga sangat penting untuk

mengontrol kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.

Dukungan keluarga berpengaruh positif dalam mengontrol

penyakit. Dukungan keluarga akan membantu meningkatkan

pengetahuan tentang hipertensi dan memberikan motivasi.

Pasien yang memiliki dukungan dari keluarga mereka

64
menunjukkan perbaikan perawatan dari pada yang tidak

mendapat dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga dapat

berupa informasi mengenai penyakit mereka atau mengingatkan

untuk minum obat Dampak tekanan darah yang tidak terkontrol

yaitu meningkatkan resiko penyakit jantung iskemik empat kali

lipat dan risiko kerusakan kardiovaskular dua hingga tiga kali

lipat (Setiyaningsih, 2020).

Dukungan keluarga juga dikaitkan dengan perbaikan

tekanan darah pada keluarga yang sakit berupa dukungan

emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumenal, dan

dukungan informasional. Secara spesifik,dengan adanya

dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhubungan dengan

menurunnya mortalitas (Fajriyah et al.,2020).

d. Lingkungan masyarakat

Lingkungan sosial juga memiliki andil dalam munculnya

kekambuhan pada pasien. Kenyataan di masyarakat masih

belum semua penderita hipertensi dapat menjaga gaya hidupnya,

mereka cenderung memahami bahwa tekanan darahnya cukup

dikendalikan dengan minum obat, tanpa disertai dengan

menjaga pola makan, olahraga teratur dan manajemen stres

yang baik. Penderita hipertensi yang tidak menjaga gaya hidup

yang sehat mempunyai risiko mengalami peningkatan tekanan

65
darah yang berulang atau kekambuhan hipertensi. Kekambuhan

hipertensi adalah terulangnya kembali peningkatan tekanan

darah ≥ 140/90 mmHg (Rahmawati, 2020). Kambuhnya

hipertensi ini dapat memunculkan kembali gejala yang lebih

berat dan dapat mempengaruhi aktifitas dan produktifitas pasien.

3. Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi

a. Diet Hipertensi

Diet hipertensi merupakan salah satu cara untuk mengatasi

kekambuhan hipertensi tanpa efek samping yang serius karena

metode pengendaliannya lebih alami yang bertujuan untuk

membantu menurunkan tekanan darah tinggi menuju tekanan

darah normal.

1) Makanan yang dianjurkan

Penderita hipertensi sebaiknya mengkonsumsi banyak buah

dan sayuran segar. Buah dan sayuran segar mengandung

banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak mengandung

mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah

yang ringan

2) Makanan yang dibatasi/dikurangi

Mengkonsumsi telur dalam jumlah terbatas paling banyak 3

butir dalam seminggu. Batasi konsumsi daging, minyak

kelapa dan santan.

66
3) Makanan yang dihindari

Hindari penggunaan lemak hewan, margarin, dan mentega,

terutama makanan yang di goreng dengan minyak.

Mengkonsumsi jeroan seperti hati, limpa, dan sea food

(udang, kepiting). Hindari buah yang mengandung alkohol

seperti durian dan kelengkeng.

b. Mengatasi Obesitas

Hubungan erat antara obesitas dengan hipertensi telah banyak

dilaporkan. Upayakan untuk menurunkan berat badan sehinggi

mencapai IMT normal 18,5-22,9 kg/m2 , lingkar pinggang ≤90

cm untuk laki-laki atau ≤80 cm untuk perempuan.

c. Melakukan Olahraga Secara Teratur

Olah raga yang baik untuk menurunkan tekanan darah seperti

senam aerobik seperti berjalan, bersepeda, berenang dan berlari.

Untuk menurunkan tekanan darah pada lansia, lansia dapat

melakukan olah raga (low-impact aerobic) yaitu senam dengan

intensitas ringan yang dilakukan selama 30 menit setiap hari,

seperti senam yoga, jalan santai, berenang. Olah raga secara

rutin dan konsisten dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4

mmHg dan tekanan darah diastolik 2,5 mmHg. Berbagai cara

relaksasi seperti meditasi, yoga dan hypnosis dapat mengontrol

sistem saraf sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

67
d. Pengendalian Stress

Stress yang berkepanjangan atau terlalu sering bisa

meningkatkan tekanan darah. Stress dapat disebabkan oleh

berbagai faktor dan timbul kapan saja. Untuk itu, penderita

hipertensi harus dapat melakukan pengendalian terhadap stress

untuk menenangkan pikiran dan jiwa mereka. Cara

pengendalian stress yang dapat dilakukan seperti teknik

relaksasi. Teknik relaksasi yang diberikan seperti relaksasi nafas

dan otot. Melakukan relaksasi mendalam dan menerapkan

keterampilan tersebut terhadap stressor dalam kehidupan nyata

dapat membantu menurunkan tingkat stres. Selain, itu terdapat

bukti bahwa fungsi kekebalan dapat ditingkatkan dengan latihan

relaksasi.

e. Berhenti Merokok

Merokok adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan

hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok

menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam

paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak,

nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk

melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan

pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat

karena tekanan darah yang lebih tinggi. Karbon monoksida

68
dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen dalam

darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah mengikat

karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen

yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya.

f. Rutin Periksa Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan secara rutin bagi

penderita hipertensi atau orang dengan riwayat keluarga

hipertensi untuk lebih waspada. Pemeriksaan yang dianjurkan

adalah pemeriksaan sebulan sekali atau pemeriksaan sewaktu-

waktu jika terjadi gejala seperti pusing dan gejala lainnya. Hasil

tes tersebut tentunya dapat menjadi dasar dan panduan dalam

mengatur pola makan dan gaya hidup (Sustrani, 2021).

BAB III
KERANGKA KONSEP

69
A. Dasar Pemikiran Variabel

Berdasarkan kerangka teori yang telah disampaikan pada tinjauan

pustaka, peneliti mencoba mengembangkan dasar pemikiran variabel

yang ada, dimana variabel Independen yaitu pengetahuan dan siakp.

Sementara variabel dependen adalah upaya pencegahan

kekambuhan hipertensi pada lansia:

1. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang kurang dapat menyebabkan

kekambuhan dan keluhan yang membahayakan bagi penderita

hipertensi sehingga dapat menyebabkan kematian. Pengetahuan

yang kurang akan memberikan dampak yang negatif terhadap

penderita hipertensi (Rasli,2021).

2. Sikap

Sikap atau Attitute adalah kecenderungan untuk memberikan

penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek yang dihadapi

(Hartono,2022).

3. Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia

Kekambuhan penyakit hipertensi atau peningkatan tekanan darah

kembali dapat terjadi apabila dalam satu tahun tanpa minum obat

70
dan kontrol ulang. Kekambuhan hipertensi adalah terulangnya

kembali peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg (Rahmawati,

2020).

B. Pola Pikir Variabel

Berdasarkan konsep pemikiran tersebut di atas, maka dapat di

gambarkan satu model hubungan antara variabel yang akan di teliti

sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

UPAYA PENCEGAHAN
PENGETAHUAN KEKAMBUHAN
HIPERTENSI PADA
SIKAP LANSIA

Gbr. 3.1 (Kerangka Konsep)

Keterangan

Variabel independen :

Variabel dependen :

C. Definisi Operasional dan Kriteria Ojektif

1. Pengetahuan

Hasil tahu pasien terhadap penyakit hipertensi dan kontrol tekanan

darah dengan menjawab 10 pertanyaan yang ada dalam kuesioner

71
mengenai pengertian, tanda dan gejala, faktor pemicu dan

komplikasi dari hipertensi

Kriteria Objektif

Cukup : Jika skor jawaban ≥ 50%

Kurang : Jika skor jawaban < 50%

2. Sikap

Keinginan atau respon dari seorang penderita hipertensi terhadap

perilaku kontrol tekanan darah

Kriteria Objektif

Cukup : Jika skor jawaban ≥ 50%

Kurang : Jika skor jawaban < 50%

3. Upaya Pencegahan kekambuhan Hipertensi Pada Lansia

Segala sesuatu yang dilakukan lansia dalam mencegah peningkatan

tekanan darah pada lansia yaitu, menjaga pola makan, meminum

obat hipertensi, berolahraga secara teratur, menghindari obesitas,

pengendalian stres, tidak merokok, menghindari alkohol, dan rutin

periksa tekanan darah.

Kriteria Objektif

Cukup : Jika skor jawaban ≥ 50%

Kurang : Jika skor jawaban < 50%

72
D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis alternatif (Ha)

Ada hubungan pengetahuan dan sikap tentang hipertensi dengan

upaya pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di Poli

Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi tengah

2. Hipotesis nol (Ho)

Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap tentang hipertensi

dengan upaya pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di

Poli Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi

tengah

73
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional

study yaitu suatu penelitian yang mempelajari faktor-faktor resiko dan

efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data

sekaligus (Notoatmodjo, 2012).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Poli Interna RSUD Ampana

Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah

2. Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 04 September sampai

04 Oktober 2023

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Handayani 2015 dalam Riadi, 2020 populasi adalah

totalitas dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama,

bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu

yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

74
lansia yang menderita hipertensi di Ruang rawat Inap RSUD

Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah sebanyak 44

orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi, sehingga jumlah harus dapat mewakili

populasi pada penelitian Sugiyono (2020).Dalam penelitian ini

sampel dipilihdengan menggunakan total sampling yang merupakan

teknik penentuan sampelbila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel yaitu berjumlah 44 orang.

D. Pengumpulan Data

1. Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang pengetahuan

dan sikap lansia yang dikumpulkan dengan cara wawancara dan

dengan menggunakan kuesioner.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data tentang jumlah lansia

3 tahun terakhir 2020 - 2023, yang diperoleh dari Dinas Kesehatan.

E. Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program SPSS

26 For Windows dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut :

75
a. Seleksi

Hal ini bertujuan untuk mengklarifikasi data yang telah masuk

kategori.

b. Editing

Merupakan langkah pemeriksaan ulang atau pengecekan jumlah

dan kelengkapan data kemudian dilakukan pengecekan dengan

memeriksa kelengkapan data, kesinambungan dan keseragaman

data.

c. Koding

Setelah data masuk, setiap jawaban dikonversi atau di

sederhanakan ke dalam angka-angka atau simbol-simbol tertentu

sehingga memudahkan dalam pengolahan data selanjutnya.

d. Tabulasi

Pengelompokan data ke dalam suatu tabel menurut sifat-sifat

yang dimiliki, kemudian data dianalisa secara statistik.

F. Penyajian Data

Setelah dilakukan pengolahan data, kemudian data disajikan dalam

bentuk tabel yang di narasikan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar chek list, yaitu

menggunakan kuisioner yang digunakan untuk mengetahui hubungan

76
pengetahuan dan sikap tentang hipertensi dengan upaya pencegahan

kekambuhan hipertensi pada lansia di Poli Interna RSUD Ampana

Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi tengah

H. Analisis Data

Setelah memperoleh nilai dari tiap variabel, selanjutnya data dianalisis

dengan cara sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Untuk memberikan gambaran dalam bentuk distribusi frekuensi dari

masing-masing tabel variabel.

2. Analisis Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui dan melihat

hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat atau variabel

independen terhadap variabel dengan menggunakan uji statistik

pearson Chi-Square dengan tingkat kemaknaan jika p < α (0,05).

Bila uji ini tidak dapat dilakukan maka uji alternatif yang digunakan

adalah uji Fisher’s Exact Test.

Analisis bivariat analitik dilakukan untuk melihat hubungan

variabel independen dan dependen, maka analisis bivariat dilakukan

dengan uji statistik Chi-Square.

Adapun interpretasi hasil ujinya adalah sebagai berikut :

77
a. Apabilap< 0,05, maka H0 ditolak, berarti ada hubungan

pengetahuan dan sikap tentang hipertensi dengan upaya

pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di Poli Interna

RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi tengah

b. Apabilap> 0,05, maka H0 diterima, berarti tidak ada hubungan

pengetahuan dan sikap tentang hipertensi dengan upaya

pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di Poli Interna

RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi tengah

78
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Penelitian ini dilaksanakan di Poli Interna RSUD Ampana

Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah pada tanggal 05

September sampai 05 Oktober Tahun 2023. Sampel yang diteliti adalah

adalah pasien lansia yang menderita hipertensi yang tercatat pada

rekam medik pada data Pemberantasan Penyakit Tidak Menular (PTM)

yang di ambil secara acak. Pada penelitian banyaknya sampel yang

diteliti adalah sebanyak 44 responden.

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang telah dilakukan di

lokasi penelitian, maka dilakukan olah data serta analisis data. Hasil

pengolahan data yang telah dilakukan disajikan secara sistematis.

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Tabel 5.1
Disribusi Responden Berdasarkan Umur di Poli Interna RSUD
Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023
Umur Jumlah (n) Persen (%)
60-69 40 90.9
70-79 4 9.1
Total 44 100.0

79
Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat diketahui bahwa dari 44
responden terdapat 40 responden (90.9%) berumur 60 – 69
tahun, 4 responden (9.1%) berumur 70 – 79 tahun.

Tabel 5.2
Disribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Poli Interna
RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persen (%)


Laki-Laki 23 52.3
Perempuan 21 47.7
Total 44 100.0
Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, dapat diketahui bahwa dari 44

responden terdapat 23 responden (52.3%) berjenis kelamin laki-

laki dan 21 responden (47.7%) berjenis kelamin perempuan.

80
c. Pendidikan

Tabel 5.3
Disribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Poli Interna
RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023

Pendidikan Jumlah (n) Persen (%)


SD 4 9.1
SMP 12 27.3
SMA 14 31.8
Sarjana 14 31.8
Total 44 100.0

Berdasarkan tabel 5.3 diatas, dapat diketahui bahwa dari 44

responden terdapat 4 responden (9.1%) berpendidikan SD, 12

responden (27.3%) berpendidikan SMP, 14 responden (31.8%)

berpendidikan SMA, dan 14 responden (31.8%) berpendidikan

Sarjana.

81
d. Pekerjaan

Tabel 5.4
Disribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Poli Interna
RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023

Pekerjaan Jumlah (n) Persen (%)


Tidak Bekerja 14 31.8
Petani/Nelayan 10 22.7
Wiraswasta 5 11.4
Buruh 1 2.3
Lainnya 14 31.8
Total 44 100.0
Sumber : Data Primer 202
Berdasarkan tabel 5.4 diatas, dapat diketahui bahwa dari 44

responden terdapat 14 responden (31.8%) tidak bekerja, 10

responden (22.7%) bekerja sebagai Petani/Nelayan, 5

responden (11.4 %) bekerja sebagai wiraswasta, 1 responden

(2.3%) sebagai buruh dan 14 responden (31.8%) dengan

pekerjaan lainnya.

82
e. Tekanan Darah

Tabel 5.5
Disribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah di Poli Interna
RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023

Tekanan Darah Jumlah (n) Persen (%)


≥ 140 / 90 mmHg 27 61.4
< 140 / 90 mmHg 17 38.6
Total 44 100.0
Sumber : Data Primer 202
Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dapat diketahui bahwa dari 44

responden terdapat 27 responden (61.4%) memiliki tekanan

darah ≥ 140 / 90 mmHg , 17 responden (38.6%) memiliki

tekanan darah < 140 / 90 mmHg.

2. Univariat

a. Pengetahuan

Tabel 5.6
Disribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Poli Interna
RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023

Pengetahuan Jumlah (n) Persen (%)


Cukup 39 88.6
Kurang 5 11.4
Total 44 100.0
Sumber : Data Primer 2023

83
Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dapat diketahui bahwa dari 44

responden terdapat 39 responden (88.6%) berpengetahuan

cukup dan 5 responden (11.4%) berpengetahuan kurang.

b. Sikap

Tabel 5.7
Disribusi Responden Berdasarkan Sikap di Poli Interna RSUD
Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023

Sikap Jumlah (n) Persen (%)


Cukup 33 75.0
Kurang 11 25.0
Total 44 100.0
Sumber : Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 5.7 diatas, dapat diketahui bahwa dari 44

responden terdapat 33 responden (75.0%) dengan sikap cukup

dan 11 responden (25.0%) dengan sikap kurang.

c. Upaya Pencegahan Kekambuhan

Tabel 5.8
Disribusi Responden Berdasarkan Upaya Pencegahan
Kekambuhan di Poli Interna RSUD Ampana Kabupaten Tojo
Una Una Sulawesi Tengah Tahun 2023

Upaya Pencegahan Kekambuhan Jumlah (n) Persen (%)

Cukup 36 81.8
Kurang 8 18.2
Total 44 100.0
Sumber : Data Primer 2023

84
Berdasarkan tabel 5.8 diatas, dapat diketahui bahwa dari 44

responden terdapat 36 responden (81.8%) cukup dalam upaya

pencegahan kekambuhan hipertensi dan 8 responden (18.2%)

kurang dalam upaya pencegahan kekambuhan hipertensi.

3. Analisis Bivariat

a. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Upaya Pencegahan


Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia

Tabel 5.9
Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Upaya Pencegahan
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia di Poli Interna RSUD
Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023

Upaya Pencegahan Hasil Uji


Kekambuhan Hipertensi Jumlah Statistik
Pengetahuan Cukup Kurang
n % n % N % p CC
Cukup 35 70.0 4 9.0 39 80.0
Kurang 1 10.0 4 9.0 5 20.0 0.043 0.648
Jumlah 36 81.0 8 18.0 44 100

Berdasarkan tabel 5.9, responden cukup upaya pencegahan

kekambuhan hipertensi banyak terjadi pada kelompok pengetahuan

cukup yaitu 35 (70.0%), responden kurang dalam upaya pencegahan

kekambuhan hipertensi banyak terjadi pada kelompok pengetahuan

cukupdan kurang yaitu 4 (9.0%) responden.

85
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh

nilai P = 0.043 (<0,05) dan nilai coeficiency confidence 0.648 yang

artinya ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan upaya

pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di poli Interna RSUD

Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah dengan tingkat

keeratan hubungan kuat.

b. Hubungan Antara Sikap Dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan


Hipertensi Pada Lansia

Tabel 5.10
Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Upaya Pencegahan
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia di Poli Interna RSUD
Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah
Tahun 2023

Upaya Pencegahan
Kekambuhan Hipertensi Jumlah Hasil Uji
Sikap Statistik
Cukup Kurang
n % N % N % p cc
Cukup 27 61.0 6 14.0 33 65.0
Kurang 9 20.0 2 4.0 11 35.0 0.029 0.621
Jumlah 36 81.0 8 18.0 44 100

Berdasarkan tabel 5.10, responden cukup dalam upaya pencegahan

kekambuhan hipertensi pada lansia banyak terjadi pada kelompok sikap

cukup yaitu 27 (61.0%) responden. Kurang dalam upaya pencegahan

kekambuhan hipertensi pada lansia banyak terjadi pada kelompok sikap

cukup yaitu 6 (14.0%) responden.

86
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh

nilai P=0.029 (< 0,05) dan nilai coeficiency confidence 0.621 yang

artinya ada hubungan bermakna antara sikap dengan dengan upaya

pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di poli Interna RSUD

Ampana Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah dengan tingkat

keeratan hubungan kuat.

B. Pembahasan

1. Analisis Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya Pencegahan


Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia
Berdasarkan tabel 5.9 distribusi hubungan tingkat

pengetahuan dengan pengendalian hipertensi di di poli Interna

RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una Una diatas didapatkan data

untuk responden dengan pengetahuan kriteria baik didapatkan 35

responden dengan upaya pencegahan kekambuhan hipertensi

cukup dan 1 reponden dengan upaya pencegahan kekambuhan

hipertensi hipertensi kurang, untuk responden dengan kriteria

pengetahuan kurang didapatkan 4 responden dengan upaya

pencegahan kekambuhan hipertensi hipertensi kriteria cukup dan 4

responden dengan upaya pencegahan kekambuhan hipertensi

hipertensi kurang.

Dari hasil uji Chi-Square Test diapatkan nilai p value 0.043

yang menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan

87
dengan upaya pengendalian hipertensi (p < 0.05). Mengacu pada

hasil penelitian ini, pengetahuan tentang hipertensi pada responden

secara nyata menunjukkan pengaruhnya terhadap upaya

pengendalian hipertensi. Hal ini sesuai dengan pendapat Maryono

(2019) bahwa pengetahuan yang baik akan mampu merubah gaya

hidup dengan cara berhenti merokok sedini mungkin, berolahraga

secara teratur, perbaikan diet, hindari stres serta hindari pola hidup

tidak sehat. Hal ini juga sesuai dengan Sumadi (2019), yang

menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan responden

mengenai hipertensi maka semakin baik pula upaya responden

untuk mengendalikan hipertensi yang dideritanya. Menurut

Notoadmodjo (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan,

sumber informasi dan pengalaman.

Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Daeli (2020) dengan

Judul Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dalam upaya

pengendalian hipertensi di puskesmas kecamatan gunungsitoli

selatan kota gunung sitoli tahun 2020 dengan hasil penelitian di

dapatkan Hasil dari penelitian adalah kelompok umur 45-54 tahun

(35,7%), jenis kelamin perempuan (53,6%), pendidikan SMA (42,9%)

dan pekerjaan petani/nelayan/buruh (37,5%). Tingkat pengetahuan

baik (67,9%), sikap cukup (53,6%), upaya pengendalian hipertensi

88
cukup (64,3%) dan dukungan keluarga dan petugas kesehatan baik

(58,9%). Hasil uji chi square menunjukkan variable yang

berhubungan dengan upaya pengendalian hipertensi adalah

pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dan petugas kesehatan

(p < 0.05)

Hal ini diperkuat juga oleh penelitian putra (2019) dengan

judul perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum dan

sesudah pendidikan kesehatan tentang stroke pada penderia

hipertensi di puskesmas pasar ambon di dapatkan hasil penelitian

nilai median pengetahuan dari 6,0 menjadi 7,0 setelah intervensi.

Nilai median sikap dari 9,50 menjadi 10,0 setelah intervensi. Nilai

median perilaku 7,0 menjadi 9,0 setelah intervensi. Pada uji

wilcoxon didapatkan hasil analisis perbedaan antara sebelum dan

setelah pendidikan kesehatan. Penelitian utomo (2019) dengan

judul hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan

upaya pencegahan kekambuhan hipertensi pada lansia di desa

blulukan kecamatan colomadu kabupaten karanganyer di dapatkan

hasil dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil

penelitian tingkat pengetahuan responden tentang penyakit

hipertensi mayoritas kurang 38 (48,7%) dan upaya pencegahan

kekambuhan juga kurang yaitu 34 responden (43,6%). Ada huungan

89
antar tingkat pengetahuan tentang hipertensi dengan upaya

pencegahan kekambuhan hipertensi di posyandu desa blulukan

kecamatan colomadu kabupaten karanganyer dengan nilai p =

0,032.

2. Analisis Hubungan Sikap Dengan Upaya Pencegahan


Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia
Hasil penelitian dari 44 responden yang dapat dilihat dari

tabel 5.10 distribusi frekuensi kategori hubungan sikap dengan

upaya pencegahan kekambuhan hipertensi di poli interna RSUD

Ampana didapatkan dari 44 responden dengan sikap cukup

didapatkan 27 responden dengan upaya pencegahan kekambuhan

hipertensi kriteria cukup dan 6 responden dengan kriteria kurang

sedangkan dengan sikap kriteria kurang didapatkan responden

sebanyak 9 responden dengan upaya pencegahan kekambuhan

hipertensi cukup dan 2 reponden dengan upaya pencegahan

kekambuhan hipertensi kurang. Hasil Uji Chi Square didapatakan

nilai p value 0,029 (p<0.05) yang menunjukan adanya hubungan

yang signifikan antara sikap responden dengan upaya pencegahan

kekambuhan hipertensi di poli interna RSUD Ampana.

Hal ini sesuai dengan studi Ginting (2008) di Belawan yang

menyatakan sikap terhadap hipertensi mempengaruhi tindakan

pencegahan hipertensi. Sikap belum merupakan suatu tindakan

90
atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Suatu sikap pada diri individu belum tentu terwujud dalam

suatu tindakan nyata. sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup

(Sunaryo, 2019). Dengan demikian sikap merupakan salah satu

faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai kesehatan individu

serta dapat menentukan cara pengendalian yang tepat untuk

penderita hipertensi.

Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Astuti (2020) dengan

judul Gambaran Pengetahuan dan sikap klien tentang cara

perawatan hipertensi berdasarkan karakteristik di poliklonik dalam

RS Rajawali Bandung, di dapatkan hasil penelitian Dari hasil

penelitian ini menggambarkan bahwa pada pasien hipertensi

mempunyai pengetahuan dan sikap yang berbeda. Hal ini terbukti

terhadap 42 responden dengan umur>50 tahun sebanyak Jurnal

Kesehatan Kartika Stikes A. Yani 66,7%, pengetahuan kurang

dengan berjenis kelamin perempuan sebanyak 57,7%, dan

pengetahuan kurang menurut pendidikan sebanyak 57,1%.yang

mempunyai sikap positif dengan umur 61,9%, sikap positif dengan

berjenis kelamin perempuan sebanyak 65,4%, dan sikap positif

dengan tingkat pendidikan sebanyak 57,1%. Hal ini menunjukan

91
bahwa usia >50 tahun fungsi organorgan tubuh akan mengalami

kemunduran. Di perkuat juga dengan penelitian dari Syarifah (2019)

dengan judul Pengaruh pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga

terhadap diet hipertensi di desa hulu kecamatan pancur batu tahun

2019, di dapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

statistic pengetahuan (hipertensi diet, hipertensi asupan makanan)

dan sikap terhadap (hipertensi diet, diet hipertensi) dan dukungan

keluarga ( dukungan harapan, nyata, informasi, emosional)

pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan diet hipertensi yaitu

pada pengaruh variable sikap lebih besar pada pelaksanaan diet

hipertensi.

Dari hasil bahasan diatas peneliti berasumsi bahwa dari 44

respoden yang diteliti didapatkan data aktual selama proses

penelitian masih banyak responden yang memilki sikap baik karena

mendukung peneliti dalam melaksanakan dan mensukseskan

penelitian ini, tidak banyak yang menolak untuk diwawancarai atau

mengisi lembar koesioner yang diberikan oleh peneliti. Karena

pengalaman pribadi menjadi dasar dari sikap seseorang yang

membawa pengaruh terhadap kesehatannya. Perawat memegang

peran penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat secara

umum. Peran perawat profeional untuk pasien dalam upaya

92
pengendalian hipertensi adalah memberikan pemahaman kepada

pasien untuk mengurangi dan menyelesaikan masalah terkait

pengetahuan dan sikap apa yang harus di lakukan pasien dalam

upaya pengendalian hipertensi.

93
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan pasien

hipertensi dengan upaya pencegahan kekambuhan hipertensi

dengan nilai p = 0.043 (P < 0.05) tingkat pengetahuan yang baik

mempengaruhi upaya pengendalian hipertensi yang dilakukan

responden.

2. Terdapat hubungan bermakna antara sikap pasien hipertensi

dengan upaya upaya pencegahan kekambuhan hipertensi dengan

nila p = 0.029 atauu (p = 0.05). Tingkat sikap yang cukup

mempengaruhi upaya pengendalian hipertensi yang dilakukan

responden.

B. Saran

Berkaitan dengan simpulan diatas, ada beberapa hal yang dapat

disarankan untuk pengembangan dari hasil penelitian ini terhadap

upaya pencegahan kekambuhan dan peningkatan sikap maupun

pengetahuan bagi upaya pengendalian hipertensi :

94
1. Bagi masyarakat dan pelayanan kesehatan terkait :

Bagi penderita hipertensi diharapkan melakukan olahraga

secara teratur, menjaga pola hidup sehat dengan mengurangi

menkomsumsi garam dan berhenti merokok.

2. Pihak Rumah Sakit

Perlu juga meningkatkan program Prolanis (Program

Pengelolaan Penyakit Kronis) yang bertujuan untuk mendorong

peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup

yang optimal.

3. Bagi institusi pendidikan

Bagi institusi pendidikan dapat meningkatkan kapasitas dan

kualitas pendidikan agar informasi hasil penelitian dapat

digunakan sebagai bahan tamabahan untuk memperkaya

pengetahuan dan keperluan referensi ilmu keperawatan

khususnya perawatan penderita hipertensi.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat

dilanjutkan terutama dalam upaya pengendalian hipertensi yang

lebih spesifik misalnya terapi dalam peningkatan pengendalian

hipertensi.

95
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2019. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Azwar, Saifuddin. 2019. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Liberty.
A. J. Ramadhan. (2020). Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan
Pembuluh Darah. Yogyakarta: Diva Press.
Aggie Casey & Herbert Benson (2020) “Menurunkan Tekanan Darah”
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Bustan. M.N. 2021. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Damayanti, Deni. 2023.Pintar Meracik sendiri Ramuan Herbal Untuk
Penyakit.
Dinkes Prov. Sulteng. 2023. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
Depkes RI, 2019. Gambaran Epidemiolgi Penyakit Hipertensi ,
Jakarta:Depkes RI
Dinkes Kabupaten Tojo Una Una , 2023. Profil Kesehatan Kabupaten Tojo
UnaUna.http://www.depkes.go.id/download/PROFIL.KES.PROVIN
SI.2023.
Dewi, Sofia dan Digi Familia. 2020. Hidup Bahagia dengan Hipertensi.,
Yogyakarta : A+Plus Books.
Gan, Sulistia Gunawan. 2021. Farmakologi Dan Terapi, Edisi 5. Badan
Penerbit FKUI Jakarta.
Hidayat. 2022. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :
Salemba Medika.
InaSh, 2022. Hipertensi Bukan Sekedar Tekanan Darah Tinggi.
http://www.inash.or.id/news_detail.php?id=72. Diakses tanggal 10
Juni 2023
Kemenkes RI. 2019. Infodatin Hipertensi. Jakarta : Kementrian Kesehatan
RI.
Khasanah. (2022). Waspadai Beragam Penyakit Gegeneratif Akibat Pola
Makan. Yogyakarta: Laksana.
Manurung, Marnaek Irfan A. 2022. Karakteristik Penderita Hipertensi
Dengan Komplikasi Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah
Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014. Medan :
Skripsi

96
Masriadi, H. 2022. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : CV.
Trans Info Media, Hal. 359-370.
Martha. 2022. Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Jogjakarta : Araska.
Maryono, D., 2021. Penyakit Jantung. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip
Dasar. Jakarta: P.T Asdi Mahasatya.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2022.Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu
Perilaku. Edisi 1,Offset, Yogyakarta.
Notoadmodjo. (2019). Promosi Kesehatan dan Teori Aplikasi. Edisi revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam, 2020. Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nugraheni, S.A. 2020. Pengendalian Faktor Determinan Sebagai Upaya
Penatalaksanaan Hipertensi Di Tingkat Puskesmas. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 11 No.4.
Nurrahmani, Ulfah, dan Helmanu Kurniadi. 2021. Gejala Penyakit Jantung
Koroner, Kolesterol Tinggi, Diabetes Mellitus, Hipertensi.
Yogyakarta : Istana Media.
Nursalam. 2019. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pudiastuti, R.D. 2023. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha
Medika. Redaksi Bintang Cendekia Pustaka.
Sunaryo. 2020. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC
Santosa,Id. 2021. Hipertensi Pada Lansia Di Pantai Social Tresna Werdha
Gau Kabupaten Gowa,UIN Alauddin Makassar. 2021
Sari, Yunita N.I. 2022. Berdamai Dengan Hipertensi. Jakarta : Bumi
Medika
Situmorang, P.R. 2021. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit
Umum Sari Mutira. STIKes Imelda Medan. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Volume 1 No.1.
Suraioka I.P.2020.Penyakit Degenerative. Yogyakarta: Numedmedika.
Rudianto. 2023. Faktor-Faktor Resiko Hipertensi Grade II Pada
Masyarakat. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.

97
LAMPIRAN
Lampiran 1

Penentuan Kriteria Objektif

4. Variabel Independen

Cara penentuan kriteria objektif (Skala Gutman) berdasarkan jawaban


responden atas pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 pertanyaan
dengan nilai sebagai berikut :
Jumlah pertanyaan : 10 Jumlah pilihan jawaban :2
Skoring terendah : 1 (pilihan jawaban tidak)
Skoring tertinggi : 2 (pilihan jawaban ya)
Skor tertinggi = Skoring tertinggi x jumlah pertanyaan
= 2 x 10
= 20 (100%)
Skor jawaban terendah = Skoring terendah x jumlah pertanyaan
= 1 x 10
= 10 (50%)
Penentuan skoring pada kriteria objektif :
Rumus Umum
Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)
Range = Skor tertinggi – Skor terendah = 100 – 50 = 50%
Kategori (K) = 2, adalah banyaknya kategori yang di susun di kriteria
objektif suatu variabel (Cukup dan Kurang )
Interval (I) = 50/2
= 25%
Kriteria penilaian = Skor tertinggi – Interval = 100 – 25 = 75%, sehingga
Cukup = Jika Skor ≥ 75%
Kurang = Jika skor < 75%
Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth.Bapak/Ibu/iResponden
Di – Tempat
Dengan hormat,
Bersama ini saya yang bertanda tangan dibawah ini Mahasiswa
Program StudiKeperawatan Stikes Baramuli Kabupaten Pinrang:
Nama : Ulfa
Nim : B300221062
Akan mengadakan penelitian dengan judul ”HUBUNGAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIPERTENSI DENGAN
UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI POLI
INTERNA RSUD AMPANA KABUPATEN TOJO UNA UNA SULAWESI
TENGAH TAHUN 2023 ” .
Untuk itu saya mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar
persetujuan dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, akan
saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan
penelitian ini.
Demikian atas perhatian dan bantuan dan kerjasama Ibu saya

ucapkan terimakasih.

Tojo Una Una , Juli 2023

ULFA
Lampiran 3

PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan menandatangani lembar ini, saya :

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi


responden di dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Program
Studi Keperawatan Stikes Baramuli Kabupaten Pinrang, atas nama : Ulfa
dengan judul ” HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG
HIPERTENSI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI POLI INTERNA RSUD AMPANA
KABUPATEN TOJO UNA UNA SULAWESI TENGAH TAHUN 2023 ” .

Demikian surat ini saya buat dengan sukarela tanpa paksaan dari

pihak lain dan kiranya dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tojo Una Una Juli 2023

Responden

( )
Lampiran 4

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIPERTENSI


DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI
PADA LANSIA DI POLI INTERNA RSUD AMPANA KABUPATEN
TOJO UNA UNA SULAWESI TENGAH TAHUN 2023

i. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon bantuan dan kesediaan responden untuk mengisi seluruh

pertanyaan yang ada

2. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian dan pengaruh apapun

3. Mohon diisi sesuai dengan kondisi yang teman sejawat alami atau yang

bapak/ibu lakukan

ii. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Inisial :

2. Umur : …….. Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

Perempuan

4. Pendidikan : Tidak sekolah

SD

SMP

SMA

Sarjana
5. Pekerjaan : Tidak bekerja

Petani/ Nelayan/ Buruh

Wiraswasta

PNS

Lainnya

iii. Riwayat Kesehatan


Tekanan darah Sebelum : ……………... mmHg

Tekanan darah sekarang : .................... mmHg

iv. PENGETAHUAN LANSIA

PETUNJUK PENGISIAN

Jawablah lah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada
baris dan kolom yang anda pilih.

No. PERTANYAAN YA TIDAK

1. Apakah hipertensi di sebut juga sebagai penyakit


tekanan darah tinggi?
2. Apakah tekanan darah ≥140/90 mmHg atau lebih
merupakan tekanan darah normal ?
3. Apakah penyakit darah tinggi merupakan penyakit
keturunan ?
4. Apakah semakin bertambah umur, tekanan darah
semakin menurun ?
5. Apakah faktor umur, jenis kelamin dan genetic
merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah ?
6. Apakah stroke, sakit jantung dan gagal ginjal bukan
merupakan komplikasi penyakit hipertensi ?
7. Apakah dengan minum obat dapat mengatasi penyakit
hipertensi ?
8. Apakah meminum obat hipertensi hanya di minum
pada saat di rasakan ada keluhan ?
9. Apakah buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan
makanan yang dapat menyebabkan darah tinggi ?
10. Apakah olahraga secara teratur, mengurangi makanan
asin/garam merupakan kegiatan yang dapat
mengurangi risiko darah tinggi ?

v. SIKAP LANSIA

Jawablah lah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada

baris dan kolom yang anda pilih.

No. PERNYATAAN YA TIDAK


1. Jika saya merasa pusing dan tengkuk terasa
berat dalam jangka waktu yang lama sebaiknya
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
terdekat.
2. Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan
tekanan darah secara teratur tiap bulan dan
mengontrol pola makan
3. Kurang istirahat dan banyak beban pikiran
dapat menyebabkan tekanan darah menurun
4. Penderita tekanan darah tinggi boleh
melakukan olahraga ringan seperti jogging dan
senam
5. Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi
penderita hipertensi
6. Mengurangi makanan yang mengandung lemak
seperti gorengan, dan makanan yang
bersantan perlu dilakukan oleh penderita
hipertensi.
7. Jika istirahat cukup tetapi masih pusing,
teruskan saja minum obat anti hipertensi tidak
perlu ke puskesmas
8. Menurunkan berat badan secara bertahap bisa
mengurangi risiko tekanan darah tinggi
9. Mengkonsumsi makanan seperti daging-
dagingan dapat meningkatkan tekanan darah
tinggi.
10. Dukungan keluarga sangat penting peranannya
dalam keberhasilan penderita hipertensi dalam
menjalankan dietnya

vi. UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN HIPERTENSI

Jawablah lah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (√) pada

baris dan kolom yang anda pilih.

No. PERNYATAAN YA TIDAK


1. Saya mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung garam tinggi untuk menghindari
peningkatan tekanan darah
2. Saya konsumsi sayuran untuk menghindari
peningkatan tekanan darah
3. Saya konsumsi buah-buahan untuk
menghindari peningkatan tekanan darah
4. Saya minum obat anti hipertensi untuk
mengontrol tekanan darah
5. Saya mengurangi kebiasaan minum alkohol
untuk menghindari peningkatan tekanan darah
6. Saya mengurangi kebiasaaan merokok untuk
menghindari peningkatan tekanan darah
7. Saya berolahraga secara teratur (senam
aerobik selama 30-45 menit lima kali
perminggu) untuk mengontrol tekanan darah.
8. Saya rutin menjaga berat badan untuk
menghindari tekanan darah meningkat
9. Saya menjaga pola tidur untuk istirahat sekitar
6 sampai 8 jam perhari
10. Saya rutin mengontrol tekanan darah dengan
cara melakukan pengukuran tekanan darah di
posbindu lansia setiap bulan
REKAPITULASI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Kode Jenis Kode Kode Kode Kode


No Inisial Umur Umur Kelamin JK Pendidikan Pddkn Pekerjaan Pkrjn TD TD KODE UMUR : KODE JENIS KELAMIN :
1 Tn. I 58 thn 1 Laki-laki 1 SMA 4 Petani 2 170/100 1 1 = 60- 69 Th 1 = Laki-Laki
2=
2 Tn. S 62 thn 1 Laki-laki 1 sarjana 5 PNS 5 180/90 1 2 = 70 - 79 Th Perempuan
3 Ny. A 60 thn 1 Perempuan 2 SMA 4 Tidak bekerja 1 200/110 1 3 = 80 - 89 Th
4 Tn. W 65 thn 1 Laki-laki 1 SMP 3 Petani 2 180/90 1 4 = ≥ 90 Th
5 Ny. D 61 thn 1 Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 190/110 1
6 Ny. D 67 thn 1 Perempuan 2 SMA 4 Petani 2 180/70 1 KODE PENDIDIKAN :
1 = Tidak
1
7 Ny. A 67 thn Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 170/90 1 sekolah
8 Ny. D 60 thn 1 Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 170/100 1 2 = SD
9 Tn.U 69 thn 1 Laki-laki 1 SMP 3 Tidak bekerja 1 160/90 1 3 = SMP
10 Ny. I 65 thn 1 Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 170/90 1 4 = SMA
11 Tn. R 60 thn 1 Laki-laki 1 SMP 3 Petani 2 170/80 1 5 = Sarjana
12 Tn. M 66 thn 1 Laki-laki 1 sarjana 5 PNS 5 180/90 1
13 Ny. N 67 thn 1 Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 170/90 1 KODE PEKERJAAN :
1 = Tidak
1
14 Ny. M 64 thn Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 160/100 1 Bekerja
2=
1
15 Ny. B 67 thn Perempuan 2 SMP 3 Tidak bekerja 1 190/100 1 Petani/Nelayan
16 Tn. A 66 thn 1 Laki-laki 1 SMP 3 Nelayan 2 180/70 1 3 = Wiraswasta
17 Tn. U 64 thn 1 Laki-laki 1 SMA 4 Wiraswasta 3 180/100 1 4 = Buruh
18 Tn. T 68 thn 1 Laki-laki 1 sarjana 5 PNS 5 180/90 1 5 = Lainnya
19 Ny. L 65 thn 1 Perempuan 2 SMA 4 Wiraswasta 3 170/90 1
Tekanan
1
20 Ny. R 68 thn Perempuan 2 SMA 4 Tidak bekerja 1 180/100 1 Darah :
1 = ≥ 140 / 90
1
21 Ny. H 65 thn Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 180/90 1 mmHg
2 = < 140 / 90
1
22 Tn. I 63 thn Laki-laki 1 SMA 4 Wiraswasta 3 190/80 1 mmHg
23 Tn. P 60 thn 1 Laki-laki 1 SMA 4 Wiraswasta 3 180/70 1
24 Tn. L 60 thn 1 Laki-laki 1 SMP 3 Nelayan 2 170/90 1
25 Ny. H 64 thn 1 Perempuan 2 SMA 4 Tidak bekerja 1 200/110 1
26 Tn B 65 thn 1 Laki-laki 1 SMP 3 Buruh 2 190/80 1
27 Tn. A 64 thn 1 Laki-laki 1 sarjana 5 PNS 5 180/100 1
28 Ny. U 65 thn 1 Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 200/ 90 1
29 Ny. S 65 thn 1 Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 200/100 1
30 Tn. P 60 thn 1 Laki-laki 1 SMA 4 Wiraswasta 3 180/100 1
31 Tn. R 65 thn 1 Laki-laki 1 SMP 3 Nelayan 2 180/80 1
32 Tn. D 66 thn 1 Laki-laki 1 SMP 3 Buruh 2 200/90 1
33 Ny. P 61 thn 1 Perempuan 2 SMA 4 Tidak bekerja 1 190/90 1
34 Ny. P 61 thn 1 Perempuan 2 sarjana 5 PNS 5 180/80 1
35 Ny. S 62 thn 1 Perempuan 2 SMA 4 Tidak bekerja 1 180/100 1
36 Tn. A 67 thn 1 Laki-laki 1 SD 2 Tidak bekerja 1 180/70 1
37 Ny. C 69 thn 1 Perempuan 2 SD 2 Tidak bekerja 1 190/70 1
38 Tn. B 68 thn 1 Laki-laki 1 SMP 3 Wiraswasta 4 170/90 1
39 Ny. R 70 thn 2 Perempuan 2 SMP 3 Tidak bekerja 1 190/100 1
40 Tn. A 71 thn 2 Laki-laki 1 SD 2 Tidak bekerja 1 180/100 1
170/100
2
41 Tn. A 73 thn Laki-laki 1 SMA 4 Tidak bekerja 1 mmHg 1
220/110
2
42 Ny. H 71 thn Perempuan 2 SD 2 Tidak bekerja 1 mmHg 1
160/100
1
43 Tn. B 66 thn Laki-laki 1 SMP 3 Petani 2 mmHg 1
180/90
1
44 Ny. S 64 thn Perempuan 2 SMA 4 Tidak bekerja 1 mmHg 1
Pengetahuan Ƹ Sikap Ƹ Skor KR Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi Ƹ SK KR
No Inisial skor KR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Tn. I 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 1 Ckp 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 1 Cukup 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 1 Ckp
2 Tn. S 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Ckp 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 5 1 Cukup 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Ckp
3 Ny. A 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 2 Krg 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 1 Cukup 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 2 Krg

4 Tn. W 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 2 Krg 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Cukup 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 2 Krg

5 Ny. D 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Ckp 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 2 Kurang 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Ckp


6 Ny. D 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2 Krg 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 2 Kurang 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2 Krg
7 Ny. A 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 Ckp 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 Ckp
8 Ny. D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2 Kurang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
9 Tn.U 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 Cukup 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 1 Ckp
10 Ny. I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
11 Tn. R 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 Krg 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 1 Cukup 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 Krg
12 Tn. M 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 Ckp
13 Ny. N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 Kurang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
14 Ny. M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
15 Ny. B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
16 Tn. A 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 1 Ckp
17 Tn. U 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 Ckp
18 Tn. T 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 1 Ckp 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 1 Cukup 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 1 Ckp
19 Ny. L 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 Cukup 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 1 Ckp
20 Ny. R 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 4 2 Krg 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 1 Cukup 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Ckp
21 Ny. H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 1 Cukup 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 2 Krg
22 Tn. I 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 1 Ckp 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Cukup 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 7 1 Ckp
23 Tn. P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 2 Kurang 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 5 1 Ckp
24 Tn. L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 2 Kurang 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 1 Ckp
25 Ny. H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Cukup 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Ckp
26 Tn B 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1 Ckp 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2 Kurang 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 2 Krg
27 Tn. A 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 Cukup 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 2 Krg
28 Ny. U 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Ckp
29 Ny. S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 1 Cukup 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2 Krg
30 Tn. P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 Ckp
31 Tn. R 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 Ckp 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 Kurang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
32 Tn. D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 Cukup 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 6 1 Ckp
33 Ny. P 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
34 Ny. P 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
35 Ny. S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
36 Tn. A 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 1 Ckp 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 1 Cukup 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1 Ckp
37 Ny. C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1 Cukup 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 5 1 Ckp
38 Tn. B 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 1 Ckp 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 1 Cukup 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 1 Ckp
39 Ny. R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
40 Tn. A 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 1 Ckp 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Cukup 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
41 Tn. A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 2 Kurang 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 Ckp
42 Ny. H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 3 2 Kurang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Ckp
43 Tn. B 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 Ckp 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 5 1 Cukup 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 1 Ckp
44 Ny. S 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 1 Ckp 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2 Kurang 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7 1 Ckp
FREQUENCIES VARIABLES=Umur JK Pendidikan Pekerjaan TD Pengetahuan Sikap UPKH

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
[DataSet0]

Statistics

Jenis Pendidik Pekerja Tekanan


Umur Kelamin an an Darah

N Valid 44 44 44 44 44

Missi 0 0 0 0 0
ng

Frequency Table
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 60-69 40 90.9 90.9 90.9

70-79 4 9.1 9.1 100.0

Total 44 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 22 50.0 50.0 50.0

Perempuan 22 50.0 50.0 100.0

Total 44 100.0 100.0


Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 4 9.1 9.1 9.1

SMP 12 27.3 27.3 36.4

SMA 14 31.8 31.8 68.2

Sarjana 14 31.8 31.8 100.0

Total 44 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Bekerja 14 31.8 31.8 31.8

Petani/Nelayan 10 22.7 22.7 54.5

Wiraswasta 5 11.4 11.4 65.9

Buruh 1 2.3 2.3 68.2

Lainnya 14 31.8 31.8 100.0

Total 44 100.0 100.0

Tekanan Darah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ≥ 140 / 90 mmHg 27 61.4 61.4 61.4

< 140 / 90 mmHg 17 38.6 38.6 100.0

Total 44 100.0 100.0


Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Cukup 39 88.6 88.6 88.6

Kurang 5 11.4 11.4 100.0

Total 44 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Cukup 33 75.0 75.0 75.0

Kurang 11 25.0 25.0 100.0

Total 44 100.0 100.0

Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Cukup 36 81.8 81.8 81.8

Kurang 8 18.2 18.2 100.0

Total 44 100.0 100.0


CROSSTABS

/TABLES=Pengetahuan Sikap BY UPKH

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ CC CORR

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Upaya 44 100.0% 0 0.0% 44 100.0%


Pencegahan Kekambuhan
Hipertensi

Sikap * Upaya Pencegahan 44 100.0% 0 0.0% 44 100.0%


Kekambuhan Hipertensi

Pengetahuan * Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi


Crosstab

Count

Upaya Pencegahan Kekambuhan


Hipertensi

Cukup Kurang Total

Pengetahuan Cukup 35 4 39

Kurang 1 4 5

Total 36 8 44
Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 14.491a 1 .043

Continuity Correctionb 10.182 1 .021

Likelihood Ratio 10.927 1 .011

Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear Association 14.162 1 .029

N of Valid Cases 44

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .91.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Asymptotic
Standard Approximate
Value Errora
Tb

Nominal by Contingency .648


Nominal Coefficient

Interval by Interval Pearson's R .574 .166 0.542

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .574 .166 0.542

N of Valid Cases 44
Sikap * Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi
Crosstab

Count

Upaya Pencegahan Kekambuhan


Hipertensi

Cukup Kurang Total

Sikap Cukup 27 6 33

Kurang 9 2 11

Total 36 8 44

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .010a 1 .029

Continuity Correctionb .029 1 .022

Likelihood Ratio .021 1 .031

Fisher's Exact Test .066 .687

Linear-by-Linear Association .022 1 .001

N of Valid Cases 44

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.

b. Computed only for a 2x2 table


Symmetric Measures

Asymptotic
Standard Approximate
Value Error
a
Tb

Nominal by Contingency .621


Nominal Coefficient

Interval by Interval Pearson's R .501 .151 .621

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .168 .151 .000

N of Valid Cases 44
RIWAYAT HIDUP

A. Data pribadi

Nama : ULFA

Tempat/tanggal lahir : DONDO, 08 NOPEMBER 1979

Alamat : Jl. SUNGAI BONGKA 67

Status Keluarga : JANDA

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri XIV AMPANA Lulus Tahun 1992

2. SMPN 2 AMPANA Lulus Tahun 1995

3. SMUN 1 AMPANA Lulus Tahun 1998

4. POLITEKNIK KESEHATAN PALU Lulus TahuN 2004

5. Sementara Menyelesaikan Pendidikan S1 Keperawatan di STIKES

Baramuli Pinrang Lulus Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai