SKRIPSI
Disusun Oleh :
SKRIPSI
Disusun Oleh :
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi dan telah
disetujui untuk diperbanyak, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan STIKES Papua Sorong.
Tim Pembimbing
Ns. Merlis Simon, S.Kep., M.Kes Ns. Evi Hudriyah Hukom,S.Kep., M.Kes
NIDN. 0904058601 NIDN. 0918049003
Mengetahui :
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua
iii
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN
KONDOM DENGAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA
PSK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALANU KOTA SORONG
Ns. Merlis Simon, S.Kep., M.Kes Ns. Evi Hudriyah Hukom,S.Kep., M.Kes
NIDN.0904058601 NIDN.0918049003
Tim Penguji
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nim : 201814201001A
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa SKRIPSI yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan maupun
pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa sebagian atau
keseluruhan SKRIPSI ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
MATERAI
10.000
v
Motto
" Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang
kau jalani, yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya
rasa sakit." (Ali bin Abi Thalib)
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi yang saya selesaikan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan ini saya
persembahkan kepada yang tercinta :
1. Almarhum Papa Simson Jamaludin Bisay yang hanya sempat menemani dan
mengantarkan saya hingga lulus SMA. Mama tersayang Ivony Elen Lessy yang
telah melanjutkan, mendoakan dan mengantarkan saya hingga menjadi sarjana
walaupun dengan segala keterbatasan yang ada.
2. Kakak Megie Bisay yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada
saya,Adik Tiara Bisay dan Murni Bisay yang selalu dengan sabar mendengarkan
keluh kesah saya saat menyelesaikan skripsi ini, semoga saya menjadi contoh
yang baik untuk kalian berdua.
3. Almamater Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua yang menjadi tempat saya
meraih mimpi untuk menjadi seorang perawat.
vii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ADINDA MARINI SARASWATY BISAY
201814201001A
ABSTRAK
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas dan rahmat dan
infeksi menular seksual pada PSK di wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota
Sorong”. Penyelesaian penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga
tugas akhir.
2. Dr. Marthen Sagrim, S.KM., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Papua.
ix
5. Ns. Evi Hudriyah Hukom,S.Kep.,M.Kes., selaku pembimbing pendamping
skripsi ini.
waktu untuk menguji dan memberikan banyak saran dan masukan yang
9. Kepala Puskesmas Malanu, Penanggung jawab Poli HIV/ IMS dan seluruh
staf, yang telah bersedia menerima dan memfasilitasi pada saat pengambilan
10. Seluruh responden yang dengan ketulusan hati bersedia mengambil bagian
13. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada
x
14. Kakak Ezra yang selalu siap membantu apapun yang saya butuhkan selama
15. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah ikut
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, Terima Kasih.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...............................................................v
MOTTO...................................................................................................................vi
LEMBAR PERSEMBAHAN...............................................................................vii
ABSTRAK.............................................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI..........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang..........................................................................................18
B. Rumusan Masalah....................................................................................21
C. Tujuan Penelitian......................................................................................21
D. Manfaat Penelitian....................................................................................22
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian..........................................................................................50
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................50
C. Populasi dan Sampel.................................................................................50
D. Teknik Sampling.......................................................................................51
E. Instrumen Penelitian................................................................................51
F. Pengumpulan Data...................................................................................53
G. Pengolahan Dan Analisa Data.................................................................53
H. Penyajian Data..........................................................................................54
I. Etika Penelitian.........................................................................................55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..........................................................................................56
B. Pembahasan...............................................................................................63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................68
B. Saran..........................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................70
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR SINGKATAN
KA : Kandiloma Akuminata
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang disebabkan oleh jamur, bakteri, parasit, maupun virus yang ditularkan oleh
satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Seringkali penyakit IMS tidak
yang lama berbulan-bulan maupun bertahun-tahun. Penyakit IMS hingga saat ini
masih menjadi salah satu masalah Kesehatan yang sering terjadi, baik di negara
maju maupun di negara berkembang. Beberapa contoh penyakit IMS antara lain
Deficiency Syndrome (AIDS), serta Human Immuno deficiency Virus (HIV), dan
Lebih dari satu juta orang di seluruh belahan dunia setiap hari tertular IMS
(Infeksi Menular Seksual) yang dapat disembuhkan dan tersebar luas diantara
(World Health Organization) ada sekitar satu juta kasus baru IMS setiap hari di
seluruh dunia. WHO juga menyebutkan pada tahun 2016, ada sekitar 376 juta
infeksi baru dari empat infeksi baru dari empat IMS (Infeksi Menular Seksual)
yang dapat disembuhkan yaitu klamidia (127 juta), gonore (87 juta), sifilis (6,3
juta), dan trikomoniasis (156 juta). Lebih dari 500 juta orang hidup dengan infeksi
18
HSV genital (herpes) dan diperkirakan 300 juta wanita memiliki infeksi HPV,
Adapun data jumlah penderita yang terdata hanya sebagian kecil dari jumlah
tahun 2016 sampai dengan Juni 2019 tertinggi adalah Wanita Pekerja Seks (WPS)
Seks (19.322); Waria (7.361); pengguna napza suntik (2.059); dan Pria Pekerja
infeksi menular seksual sekitar 90% melalui hubungan seksual, sedangkan cara
lainnya dapat melalui tranfusi darah, jarum suntik, ibu hamil kepada bayi yang
sedang dikandung. Sumber penularan utama sekitar 80% berasal dari pekerja seks
untuk menularkan IMS karena perilaku seksual mereka yang berisiko yaitu
19
masih menjadi permasalahan di semua negara. Kurang lebih 75% PSK merupakan
menjadi salah satu faktor penyebab penularan penyakit IMS pada orang lain. Jika
penyakit IMS tidak segera dicegah dan ditangani, akan menyebabkan komplikasi
Kasus dan pada PSK yang bekerja di beberapa panti pijat di wilayah kerja
Puskesmas Malanu kota Sorong cukup tinggi, yaitu dari 58 orang PSK terapis
panti pijat plus-plus, diketahui ada 20 orang PSK yang pernah teridentifikasi
IMS pada tahun 2021 dan data pada bulan Januari – September tahun 2022
diketahui telah teridentifikasi ada 30 orang PSK yang terkena kasus IMS.(Data
Berdasarkan data yang telah didapatkan dari Puskesmas Malanu, dan dari
IMS. Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai, “Hubungan
20
pengetahuan dan perilaku penggunaan kondom dengan kejadian IMS pada PSK di
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada Hubungan antara
pengetahuan dan perilaku penggunaan kondom dengan kejadian IMS pada PSK di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dengan kejadian IMS pada PSK di wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota
Sorong.
2. Tujuan Khusus
21
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
22
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pengetahuan
kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang diketahui.
Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu (Suria sumantri
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
1) Usia
2) Pendidikan
24
3) Lingkungan
seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang
2015).
4) Intelegensi
5) Pengalaman
6) Informasi
2015).
25
3. Tingkatan Pengetahuan
tingkatan yaitu :
a. Pengetahuan (Knowledge)
b. Pemahaman (comprehension)
Memahami suatu objek ,tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat
c. Penerapan (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut dapat
lain.
d. Analisis (Analysis)
26
e. Sintesis (synthesis)
f. Penilaian (evaluation)
suatu objek tertentu didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat
pemberian angket menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
pertanyaan. Alat ukur ini digunaakan bila responden jumlahnya besar dan
27
2) Angket tertutup atau berstruktur dimana angket tersebut dibuat
3) Checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi pernyataan
pengamatan.
b. Observasi (Pengamatan)
hal-hal yang akan diteliti. Dalam observasi ini, instrumen yang dapat
c. Wawancara
d. Tes
soal ujian atau tes inventori. Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam
28
seseorang, tes bakat yang mengukur bakat seseorang, tes intelegensi, dan tes
e. Dokumentasi
berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar,
1. Definisi Perilaku
cenderung bersifat menyeluruh (holistik), dan pada dasarnya terdiri atas sudut
2. Jenis-Jenis Perilaku
lain :
a. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf.
29
3. Bentuk Perilaku
respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada seseorang
yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh
orang lain.
Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain.
manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku
a. Pengetahuan
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (long lasting) dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
30
pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
b. Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya
(Widayatun,2018).
5. Perilaku Kesehatan
a. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meingkat kesehatannya
sebagainya.
ini mencakup tindakan - tindakan yang diambil seseorang bila sakit atau
31
terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan atau terlepas
1. Definisi Kondom
dalamnya. Kondom juga bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi yang mudah,
murah dan cukup aman yang bisa mencegah IMS (Andarini 2015).
2. Sejarah Kondom
mengenai kondom ditemukan di Mesir sejak lebih dari 3000 tahun. Sejarah
kondom dari kulit ular sangat popular dipakai orang-orang mesir dan dianggap
berubah bahan menjadi kondom yang terbuat dari karet. Kondom dari karet
digunakan untuk satu kali pemakaian, namun kondom yang terbuat dari usus
domba masih dapat dijumpai Pada awal tahun 1980-an, dimana dunia dilanda
32
efektif untuk mencegah penularan penyakit melalui hubungan seksual. Sampai
saat ini kondom telah banyak berevolusi, dengan berbagai macam rasa dan
bentuk agar lebih nyaman digunakan dan lebih variatif dalam memberikan
3. Jenis Kondom
memilih kondom yang cocok. Selain itu, cara penggunaan yang benar juga
perlu dipahami dengan benar dalam upaya mencegah penularan IMS dan HIV.
berhubungan seksual, kenyamanan berarti kondom harus pas dan nyaman saat
digunakan serta tidak mudah robek atau bocor, dan kehandalan berarti kondom
harus mampu mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual serta HIV.
Jenis kondom dibedakan menurut jenis kelamin adalah kondom laki-laki dan
kondom perempuan.
a. Kondom Laki-Laki
dengan melindungi gland penile dan shaft, yang merupakan bagian utama
33
diberikan kondom akan berkurang efektivitasnya bila infeksi menular
b. Kondom Perempuan
dan fleksibel, sehingga mudah mengikuti kontur vagina. Terdapat dua cincin
vagina, dan bagian ujung luar yang berfungsi menahan bagian luar. Terdapat
lubrikan di sisi dalam dan luar kondom.Pada ujung bagian dalam terdapat
spons penyerap sperma yang memberi sensasi bagi laki-laki, dan cincin luar
a. Kondom Laki-laki :
kadaluarsa.
34
3) Pasang kondom setelah penis ereksi.
6) Setelah ejakulasi dan sebelum penis menjadi lembek, tarik keluar penis
dengan hati-hati dan pegang bibir kondom agar sperma tidak tumpah.
toilet.
b. Kondom Perempuan :
2) Cincin yang tertutup berada di sebelah bawah dan ujung yang terbuka
dipegang menggantung.
3) Pegang cincin bagian dalam dengan ibu jari dan jari tengah dan
vagina.
4) Letak kondom harus tetap lurus dan tidak boleh berputar didalam vagina.
dan kemudian tarik kondom keluar dan sperma tetap berada di dalam.
35
5. Keuntungan dan Kerugian Kondom
kontrasepsi bila digunakan secara benar, tidak mengganggu produksi air susu
ibu (ASI) bagi ibu yang menyusui, memberi perlindungan terhadap penyakit-
pemeriksaan medis atau pengawasan ketat, murah dan dapat dibeli secara
guna memasang kondom, perlu digunakan secara konsisten hati-hati dan terus-
Kondom efektif mencegah IMS yang ditularkan melalui cairan sperma dan
kemaluan wanita. Penggunaan kondom ini akan cukup efektif bila digunakan
36
penularan HIV,herpes genitalis,genital warts, syphilis, gonorrhoeae, chlamydia
dan infeksi lainnya. Tingkat efektivitas kondom secara teoritis mencapai angka
secara benar dan konsisten mampu menurunkan risiko IMS/HIV dan memberi
7,5% hingga 5%, hal ini sejalan dengan peningkatan penggunaan kondom dari
Hingga saat ini, belum ada data pasti yang melaporkan efektivitas kondom
dalam pencegahan herpes genital. Hal ini disebabkan karena lesi herpes genital
yang tidak tertutup kondom.Sebuah studi di Amerika Serikat pada tahun 2005
dengan rendahnya risiko penularan HSV-2 terlepas dari frekuensi atau tipe
37
ini, namun promosi penggunaan kondom harus tetap dilakukan untuk
Seksual (IMS) merupakan salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit
dewasa muda laki-laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda
infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak
kelamin saja tetapi dapat terjadi di berbagai tempat diluar alat kelamin.
Menurut Fitriani (2017), cara penularan IMS adalah dengan cara kontak
langsung yaitu kontak dengan eksudat infeksius dari lesi kulit atau selaput
lendir pada saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang telah
tertular. Lesi bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelas. Pemajanan
Menurut Fitriani (2017), Penularan IMS juga dapat terjadi dengan media
38
a. Transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV
f. Penularan juga pada terjadi dari ibu kepada bayi pada saat hamil, saat
Menurut Manuaba dalam Fitriani (2017), ada beberapa jenis penyakit menular
a. Gonore
c. Sifilis
yang bersifat kronis dan sistemik ditandai dengan lesi primer, diikuti dengan
erupsi sekunder pada kulit dan selaput lendir kemudian masuk kedalam
39
periode laten tanpa manifestasi lesi di tubuh diikuti dengan lesi pada kulit,
d. Herpes Genital
Herpes genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes
Simplex Virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok
diameter 2 cm, cekung, pinggirnya tidak teratur, keluar nanah dan rasa
nyeri; Biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin. Sering (50%)
f. Klamidia
seksual.
40
g. Trikonomiasis
gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain: Keluar cairan vagina encer
h. Skabies
yang disebut Sarcopfes scbiei, dengan gejala klinik antara lain: Gatal pada
malam hari terdapat di sela jari, lipat siku, ketiak, daerah ujung kelamin dan
i. AIDS
terjadi akibat menurunan kekebalan tubuh yang secara drastis, dan virus
masuk ke dalam tubuh melalui perantara darah, semen, secret vagina, serta
j. Kondiloma Akuminata
41
4. Determinan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Menurut Lokollo dalam Fitriani (2017), ada tiga faktor determinan yang ikut
masyarakat, yaitu :
Penyebab IMS adalah sangat bervariasi. Dapat berupa virus yang sangat
kecil ukurannya sampai dengan parasit yang hampir dapat dilihat dengan
mata telanjang.
Beberapa faktor penting pada tuan rumah (host) yang berperan pada
1) Umur
insiden IMS. Sesuai dengan cara penularan IMS yaitu melalui kontak
2) Jenis Kelamin
penderita IMS pada pria adalah lebih tinggi bila dibandingkan dengan
42
3) Pilihan pasangan dalam hubungan seksual
Data yang ada di negara maju menunjukkan bahwa angka kesakitan IMS
4) Pekerjaan
Insiden IMS dikatakan lebih tinggi pada orang yang belum menikah,
dengan orang yang sudah kawin. Sering ditemukan pula pada kelompok
1) Faktor demografik
lain-lain.
43
berlibur,berkunjung ke tempat-tempat hiburan malam/panti pijat/bar, dan
prostitusi.
lain.
homoseksual.
e. Faktor kebudayaan
Terlanggarnya nilai moral dan agama yang menyebabkan orang lebih bebas
f. Faktor medik
44
3) Pengaruh pil KB dan alat kontrasepsi menimbulkan tambah beraninya
4) Walau penderita IMS sudah diobati dan sembuh, tetapi apabila partner
seksnya sudah tertular dan tidak diobati, maka ini akan tetap menjadi
sumber penularan.
pengawasan medik.
g. Faktor biologik
maupun kromosom.
diketahui.
2015).
45
6. Penanganan Infeksi Menular Seksual
HIV.
menyuntikkan narkoba.
b. Metode barier/kondom
salah satu metode yang paling efektif untuk perlindungan terhadap IMS,
termasuk HIV. Kondom wanita efektif dan aman, namun tidak digunakan
lawan jenisnya secara berulang-ulang, di luar perkawinan yang sah dan mendapat
uang, materi atau jasa. Sedangkan menurut hukum yang berlaku Pekerja Seks
46
Komersial (PSK) adalah pria atau wanita yang mengadakan hubungan kelamin
dengan seorang lawan jenis di luar ikatan perkawinan yang sah dengan maksud
mendapatkan kepuasan seksual atau keuntungan materi bagi diri sendiri ataupun
orang lain (Pasal 1 Perda No 15 Thn 2002). Ada berbagai julukan yang diberikan
pada profesi ini, antara lain pelacur, atau juga tunasusila. Akan tetapi, realitanya
Namun pada penelitian ini penulis hanya meneliti pekerja seks dikalangan
perempuan saja atau biasa disebut Pekerja Seks Perempuan (PSP). Dalam industri
seks, PSP digolongkan menjadi dua kelompok. Pertama PSP sektor formal yaitu
(company girls), penyedia wanita panggilan, penjaja seks di jalan dan penjaja seks
di diskotik. Kedua PSP sektor informal yaitu mereka yang beroperasi secara tidak
2018).
47
J. Kerangka Teori
K. Kerangka Konsep
Perilaku penggunaan
kondom
48
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
L. Definisi Operasional
1. Variabel independen
a. Pengetahuan
1) Kriteria objektif :
b. Perilaku
1) Kriteria objektif :
c. Kejadian IMS
1) Kriteria objektif :
49
a) Positif, maka skor jawaban yang diperoleh 1.
M. Hipotesis
a. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian IMS pada PSK
50
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
berupa angka dan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan,
1.Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di 4 panti pijat yang berada di wilayah kerja Puskesmas
2.Waktu penelitian
1. Populasi
Populasi yaitu seluruh objek atau subjek yang memiliki kualitas dan
52
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PSK panti pijat di wilayah kerja
Puskesmas Malanu yang berjumlah 58 orang namun karena ada 1 panti pijat
yang telah ditutup sehingga PSK yang aktif dan diteliti sebanyak 50 orang .
2. Sampel
dimiliki oleh sebuah populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 PSK yang
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
E. Instrumen Penelitian
1. Identitas responden
Kuesioner identitas responden terdiri dari lima poin, yaitu: Nama atau
2. Kuesioner Pengetahuan
responden dan didapatkan nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05
53
maka bisa diartikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku
dengan kejadian IMS pada PSK. Responden diminta untuk melingkari tanda
B atau S pada jawaban yang dianggap sesuai, jika jawaban benar maka skor
yang di dapat 1 dan jika jawaban salah maka skor yang di dapat adalah 0.
Benar
× 100 %
Jumlah Soal
3. Kuesioner Perilaku
menggunakan skala Ordinal. Skala dalam penelitian ini didapat jawaban yang
Ordinal. Skala dalam penelitian ini didapat jawaban yang tegas yaitu “Positif
atau Negatif”. Jika didapatkan hasil pemeriksaan Positif maka nilainya 1 dan
54
F. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
2. Data Sekunder
berupa data yang diperoleh dari Poli IMS dan panti pijat yang berada di
1. Pengolahan Data
c. Transfering yaitu data yang sudah diolah dari hasil tabulasi disusun dalam
55
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
hubungan tapi jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang
1) Jika nilai p ≤ 0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku
2) Jika nilai p > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dan
H. Penyajian Data
Data yang terkumpul setelah di analisis selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi
56
I. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah hubungan timbal balik antara peneliti dan orang
yang diteliti sesuai dengan prinsip etika (Notoatmodjo, 2018). Dalam melakukan
tentang :
setiap orang memiliki hak dasar berupa privasi dan kebebasan dalam
memberikan informasi.
Suatu penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. oleh karena
itu, penelitian harusnya dapat mencegah atau mengurangi rasa sakit, cidera,
57
BAB IV
A. Hasil Penelitian
wilayah kerja Puskesmas Remu, namun sejak tahun 2010 Puskesmas Pembantu
batas wilayah kerja diantaranya, Utara (berbatasan dengan Selat Dampit Distrik
pembantu dan sarana kesehatan penunjang yang lain, seperti: Balai pengobatan
yaitu balai pengobatan santa maria, Rumah sakit TNI Angkatan darat serta
58
praktek bidan, dan apotik. Puskesmas Malanu mempunyai 7 pos pelayanan
Indah, Melinda/KPR Polri, Srikandi dan Posyandu Nore. Sedangkan, pos lansia
terdiri dari Arnoldus, Elim, Efata I, Tiberias, Naisyah, dan Baitusalam. Adapun
upaya kesehatan perorangan Puskesmas Malanu Kota Sorong terdiri dari Poli
Umum, Poli Lansia, Poli IMS, Poli VCT Poli KIA/KB, Poli TB, Poli Kusta,
Poli Gigi, Poli Jiwa, PUSTU, dan Prolanis (Profil Puskesmas Malanu Tahun,
2019).
2.Analisis univariat
a. umur
Tabel 4.1
Distribusi responden berdasarkan umur
di wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota Sorong Tahun 2023
No. Umur Frekuensi (F) Persentase (%)
1. Dewasa awal (19-25 tahun) 18 36.0
2. Dewasa muda (26-40 tahun) 32 64.0
Total 50 100%
kategori dewasa muda dengan batasan umur 26-40 tahun yaitu sebanyak 32
kategori dewasa awal dengan batasan umur 19-25 tahun yang berjumlah 18
responden (36.0%).
59
b. Pendidikan Terakhir
Tabel 4.2
Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir di wilayah kerja
Puskesmas Malanu Kota Sorong Tahun 2023
No. Pendidikan Terakhir Frekuensi (F) Persentase (%)
1. SD 11 22.0
2. SMP 29 58.0
3. SMA 10 20.0
Total 50 100%
c. Agama
Tabel 4.3
Distribusi responden berdasarkan agama yang dianut di wilayah kerja
Puskesmas Malanu Kota Sorong Tahun 2023
No. Agama Frekuensi (F) Persentase (%)
1. Islam 37 74.0
2. Kristen Protestan 9 18.0
3. Kristen Katolik 1 2.0
4. Hindu 3 6.0
Total 50 100%
responden (6.0%).
60
d. Lama menjadi PSK
Tabel 4.4
Distribusi responden berdasarkan Lama menjadi PSK di wilayah
kerja Puskesmas Malanu Kota Sorong Tahun 2023
No. Lama menjadi PSK Frekuensi (F) Persentase (%)
1. < 6 Bulan 3 6.0
2. 6 Bulan – 1 Tahun 7 14.0
3. 1-3 Tahun 22 44.0
4. > 3 Tahun 18 36.0
Total 50 100%
lama menjadi PSK 1-3 tahun yaitu sebanyak 22 responden (44%) dan yang
paling sedikit adalah responden dengan lama menjadi PSK < 6 bulan yaitu
e. Pengetahuan
Tabel 4.5
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang IMS di
wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota Sorong Tahun 2023
No. Pengetahuan Frekuensi (F) Persentase (%)
1. Baik 6 12.0
2. Cukup 23 46.0
3. Kurang 21 42.0
Total 50 100%
responden (12.0%).
61
f. Perilaku
Tabel 4.6
Distribusi responden berdasarkan perilaku penggunaan kondom di
wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota Sorong Tahun 2023
No. Perilaku Frekuensi (F) Persentase (%)
1. Menggunakan kondom 18 36.0
2. Tidak menggunakan 32 64.0
kondom
Total 50 100%
g. Kejadian IMS
Tabel 4.7
Distribusi responden berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di
wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota Sorong Tahun 2023
62
3. Analisis Bivariat
Tabel 4.8
Hubungan pengetahuan dengan kejadian IMS pada PSK di wilayah
kerja Puskesmas Malanu Kota Sorong Tahun 2023
F % F % F %
1 Baik 5 10.0 1 2.0 6 12.0
2 Cukup 12 24.0 11 22.0 23 46.0
3 Kurang 11 22.0 10 20.0 21 42.0
Total 28 56.0 22 44.0 50 100
α = 0,05 p value = 0.356
63
Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa nilai p = 0.356 dengan taraf
dengan kejadian IMS pada PSK di wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota
Sorong.
Tabel 4.9
Hubungan perilaku dengan kejadian IMS pada PSK di wilayah kerja
Puskesmas Malanu Kota Sorong Tahun 2023
Positif Negatif
F % F % F %
1 Menggunakan 17 34.0 1 2.0 18 36.0
kondom
2 Tidak 11 22.0 21 42.0 32 64.0
menggunakan
kondom
Total 28 56.0 22 44.0 50 100
α = 0,05 p value = 0.000
64
negative sebanyak 21 responden (44.0%). Hasil uji Chi Square
dimana pvalue < α, yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak, atau ada
B. Pembahasan
dengan taraf signifikan α = 0.05, dimana p value > α, yang berarti Ha ditolak
dan H0 diterima, atau tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kejadian IMS pada PSK di wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota
Sorong.
Puskesmas Malanu Kota Sorong kian meningkat, kecuali bagi PSK baru yang
65
informasi bukan hanya di lembaga pendidikan, tapi pengetahuan juga dapat
berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, karena
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian IMS pada
PSK dengan nilai p = 0.729 dengan taraf signifikan α = 0.05, karena sebagian
IMS. Selain itu, penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Marni (2011) di
sama yaitu 75,50% PSK memiliki pengetahuan yang cukup dalam pencegahan
Kota Sorong seperti perilaku pencegahan IMS yang tidak dilakukan dengan
benar.
66
2. Hubungan perilaku penggunaan kondom dengan kejadian IMS pada PSK
dengan kejadian IMS pada PSK di wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota
Sorong dengan pvalue = 0.000 < α (0.05), dimana Ha diterima dan H0 ditolak.
permintaan pelanggan).
ternyata juga dapat menurunkan infeksi lain yang disebabkan oleh HPV
oncogenic Human Papilloma Virus (HPV) infection, 30% lebih tinggi pada
67
dengan benar dan konsisten, penggunaan kondom secara benar dan konsisten
Konsisten berarti menggunakan kondom mulai dari awal sampai akhir setiap
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Aulia Adzra 2022 di
penyakit IMS pada WPS, dengan hasil korelasi Rank Spearman diperoleh nilai
Diana 2019 terdapat perilaku tertutup (covert behavior) pada setiap individu
tertutup dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Dimana PSK
tidak dapat diamati secara langsung sehingga masih terdapat PSK yang
menggunakan kondom tetapi terkena IMS. Selain itu terdapat faktor lain yaitu,
penggunaan yang tidak benar dan tidak konsisten serta karena faktor kondom
itu sendiri seperti, penggunaan lubrikan berbasis minyak dapat merusak lateks
dan menyebabkan kondom robek. Kondom dapat juga rusak karena paparan
68
atau juga bisa rusak karena gigitan dan sentuhan kuku jari tangan pada saat
kondom dipasang. Asumsi ini di dukung oleh pernyataan Michael Carter dalam
konsisten dan benar dapat mengurangi resiko IMS sebesar 60%. Meskipun
sudah menggunakan kondom, namun masih tetap ada WPS yang terinfeksi
IMS. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh cara penggunaan kondom
yang tidak benar dan tidak konsisten, sehingga terjadi sentuhan antara cairan
IMS.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berhubungan seksual.
kejadian IMS pada PSK di wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota Sorong
B. Saran
Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber acuan
dalam meningkatkan perilaku dan cara penggunaan kondom yang benar bagi
para PSK dan dalam melakukan penyuluhan kesehatan lebih lanjut tentang
pencegahan IMS.
70
Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
manfaat dan cara penggunaan kondom yang baik dan benar pada kelompok
Agar dapat lebih mendalami lagi terkait faktor-faktor lain yang dapat
71
DAFTAR PUSTAKA
Ariasih, R. A., & Sabilla, M. 2020, Pengetahuan dan Pengalaman Wanita Pekerja
Seks dalam Pencegahan Infeksi Menular Seksual di Panti Sosial Karya
Wanita Mulya Jaya Jakarta. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 16(1), 41.
https://doi.org/10.24853/jkk.16.1.41-54.
Diana 2019 Hubungan Sikap Orangtua Tentang Pendidikan Seksual Pada Anak
Usia Dini Dengan Perilaku Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak Di TK
AL-Jawahir Kota Samarinda.
Dwi Yuni Astuti,Sabar Santoso, S.Pd. APP., M.Kes., Dwiana Estiwidani, 2017
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kejadian Infeksi Menular Seksual
Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Sleman.Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
Fitriani, N. 2017, Perilaku Wanita Pekerja Seks (WPS) terkait Pencegahan Infeksi
Menular Seksual di Pelabuhan Soekarno-hatta Makassar Tahun 2017
72
Hanafi 2015, Efektifitas Kondom Dalam Pencegahan IMS dan HIV Fakultas
Kedokteran UNUD Denpasar 2015.
Khoradiyah, H., Natosba, J., & Fitri, E. 2018. Pengaruh Peer Education Terhadap
Pengetahuan Tentang Infeksi Menular Seksual Pada Wanita Pekerja Seks
Tidak Langsung. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 5(1), 30–39.
Nurul Mahmudah 2016, Bab II Tinjauan Pustaka Teori Sikap dan Perilaku
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Putu Ayu Diah Nareswari, efektifitas kondom dalam pencegahan infeksi menular
seksual dan infeksi HIV/Aids 2015 // Program Pendidikan dokter spesialis
Kulit dan Kelamin Fakultas kedokteran UNUD Denpasar 2015.
Philep Morse Regar, Josef Kurniawan Kairupan 2016 Pengetahuan PSK dalam
mencegah penyakit kelamin di kota Manado.
73
Sugiono 2017 Metodologi Penelitian https://elibrary.unikom.ac.id/id.
Lampiran 1
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah mahasiswa program studi Ilmu
pengetahuan dan perilaku penggunaan kondom dengan kejadian IMS pada PSK di
wilayah kerja Puskesmas Malanu Kota Sorong. Penelitian ini tidak akan
identitas, foto (di blur), serta semua informasi yang diberikan akan dijaga dan
(informed consent).
74
Demikianlah permohonan saya, atas partisipasi dan kerja sama dalam penelitian
Lampiran 2
(Informed Consent)
Nama :
Umur :
Alamat :
NIM : 201814201001A
75
Demikian lembar persetujuan ini, agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Responden
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada
kotak isian.
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nomor Kuesioner :
4. Status Pendidikan : SD
SMP
SMA
5. Agama : Islam
Kristen Protestan
76
Kristen Katolik
Hindu
77
B. Pengetahuan PSK Terhadap Infeksi Menular S eksual
Petunjuk :
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda lingkaran (O) pada
huruf B bila pernyataan tersebut benar dan pada huruf S bila pernyataan
tersebut salah.
Keterangan :
darah) .
78
segera diperiksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
IMS
laboratorium
dihabiskan
79
sehingga memudahkan penularan.
pencegahan IMS
IMS
Petujuk :
member tanda (√) untuk jawaban yang dianggap tepat pada kolom YA dan
Jawaban
Tidak
No. Pernyataan
Menggunakan menggunakan
kondom kondom
80
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Petujuk :
Lembar observasi ini di isi dan ditandatangani oleh dokter / petugas Lab
Positif Negatif
81
(……..……………………)
Lampiran 5
82
83
Lampiran 6
84
Lampiran 7
85
Pernyataan pengetahuan tentang IMS
No
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Res. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Kategori Kode
1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 50% Kurang 3
2 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 40% Kurang 3
3 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 60% Cukup 2
4 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 50% Kurang 3
5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 75% Cukup 2
6 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 55% Kurang 3
7 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 75% Cukup 2
8 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 55% Kurang 3
9 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 45% Kurang 3
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 75% Cukup 2
11 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 40% Kurang 3
12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1` 1 0 1 0 1 1 1 1 75% Cukup 2
13 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 75% Cukup 2
14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 80% Baik 1
15 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 40% Kurang 3
16 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 45% Kurang 3
17 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 55% Kurang 3
18 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 55% Kurang 3
19 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 75% Cukup 2
20 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 55% Kurang 3
Lampiran 8
86
No
Pernyataan pengetahuan tentang IMS Total Kategori Kode
Res.
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 75% Cukup 2
22 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 75% Cukup 2
23 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 70% Cukup 2
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 80% Baik 1
25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90% Baik 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 80% Baik 1
27 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 50% Kurang 3
28 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 35% Kurang 3
29 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 40% Kurang 3
30 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 55% Kurang 3
31 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 65% Cukup 2
32 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 55% Kurang 3
33 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 60% Cukup 2
34 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 70% Cukup 2
35 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 55% Kurang 3
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 75% Cukup 2
37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 80% Baik 1
38 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 60% Cukup 2
39 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 50% Kurang 3
40 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 60% Cukup 2
87
Pernyataan pengetahuan tentang IMS
No
Total Kategori Kode
Res. P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
41 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 35% Kurang 3
42 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 50% Kurang 3
43 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 70% Cukup 2
44 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 75% Cukup 2
45 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 60% Cukup 2
46 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 60% Cukup 2
47 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 65% Cukup 2
48 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 65% Cukup 2
49 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 65% Cukup 2
50 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 80% Baik 1
88
Lampiran 9
Rekapitulasi data kuesioner perilaku responden
Pernyataan Perilaku
No
Penggunaan Kondom Kategori Kode
Responden
1 0 Tidak menggunakan kondom 2
2 0 Tidak menggunakan kondom 2
3 0 Tidak menggunakan kondom 2
4 0 Tidak menggunakan kondom 2
5 0 Tidak menggunakan kondom 2
6 0 Tidak menggunakan kondom 2
7 0 Tidak menggunakan kondom 2
8 1 Menggunakan Kondom 1
9 1 Menggunakan Kondom 1
10 0 Tidak menggunakan kondom 2
11 0 Tidak menggunakan kondom 2
12 1 Menggunakan Kondom 1
13 0 Tidak menggunakan kondom 2
14 0 Tidak menggunakan kondom 2
15 0 Tidak menggunakan kondom 2
16 1 Menggunakan Kondom 1
17 1 Menggunakan Kondom 1
18 1 Menggunakan Kondom 1
19 1 Menggunakan Kondom 1
20 0 Tidak menggunakan kondom 2
21 0 Tidak menggunakan kondom 2
22 1 Menggunakan Kondom 1
23 1 Menggunakan Kondom 1
24 1 Menggunakan Kondom 1
25 0 Tidak menggunakan kondom 2
89
No
Pernyataan Perilaku Kategori Kode
Responden Penggunaan Kondom
26 1 Menggunakan Kondom 1
27 0 Tidak menggunakan kondom 2
28 0 Tidak menggunakan kondom 2
29 0 Tidak menggunakan kondom 2
30 0 Tidak menggunakan kondom 2
31 1 Menggunakan kondom 1
32 0 Tidak menggunakan kondom 2
33 0 Tidak menggunakan kondom 2
34 0 Tidak menggunakan kondom 2
35 1 Menggunakan Kondom 1
36 0 Tidak menggunakan kondom 2
37 0 Tidak menggunakan kondom 2
38 0 Tidak menggunakan kondom 2
39 1 Menggunakan kondom 1
40 1 Menggunakan kondom 1
41 0 Tidak menggunakan kondom 2
42 0 Tidak menggunakan kondom 2
43 1 Menggunakan Kondom 1
44 0 Tidak menggunakan kondom 2
45 0 Tidak menggunakan kondom 2
46 0 Tidak menggunakan kondom 2
47 0 Tidak menggunakan kondom 2
48 0 Tidak menggunakan kondom 2
49 1 Menggunakan kondom 1
50 1 Menggunakan kondom 1
90
Lampiran 10
No
Hasil Pemeriksaan Kategori Kode
Responden
1 1 Positif 1
2 1 Positif 1
3 1 Positif 1
4 0 Negatif 2
5 1 Positif 1
6 0 Negatif 2
7 1 Positif 1
8 0 Negatif 2
9 0 Negatif 2
10 1 Positif 1
11 0 Negatif 2
12 0 Negatif 2
13 0 Negatif 2
14 0 Negatif 2
15 0 Negatif 2
16 0 Negatif 2
17 0 Negatif 2
18 0 Negatif 2
19 0 Negatif 2
20 1 Positif 1
21 1 Positif 1
22 0 Negatif 2
23 0 Negatif 2
24 0 Negatif 2
25 0 Negatif 2
91
No
Hasil Pemeriksaan Kategori Kode
Responden
26 0 Negatif 2
27 1 Positif 1
28 1 Positif 1
29 1 Positif 1
30 1 Positif 1
31 0 Negatif 2
32 1 Positif 1
33 0 Negatif 2
34 0 Negatif 2
35 0 Negatif 2
36 0 Negatif 2
37 0 Negatif 2
38 1 Positif 1
39 0 Negatif 2
40 0 Negatif 2
41 1 Positif 1
42 1 Positif 1
43 0 Negatif 2
44 1 Positif 1
45 1 Positif 1
46 1 Positif 1
47 0 Negatif 2
48 1 Positif 1
49 0 Negatif 2
50 0 Positif 1
92
Lampiran 11
Master Tabel
94
Lampiran 11
Master Tabel
95
30 1 1 1 3 3 Kurang 2 Tidak Menggunaka 1 Positif
kondom
96
Pengetahuan Perilaku Kejadian IMS
No Umur Pendidikan Agama Lama
Responden Jadi PSK Kode Kategori Kode Kategori Kode Kategori
Terakhir
41 2 3 1 2 3 Kurang 2 Tidak 1 Positif
Menggunakan
kondom
42 1 2 1 3 3 Kurang 2 Tidak 1 Positif
Menggunakan
kondom
43 1 2 1 3 2 Cukup 1 Menggunakan 2 Negatif
kondom
44 2 1 1 4 2 Cukup 2 Tidak 1 Positif
Menggunakan
kondom
45 2 2 2 4 2 Cukup 2 Tidak 1 Positif
Menggunakan
kondom
46 1 2 1 3 2 Cukup 2 Tidak 1 Positif
Menggunakan
kondom
47 2 2 1 4 2 Cukup 2 Tidak 2 Negatif
Menggunakan
kondom
48 2 2 1 3 2 Cukup 2 Tidak 1 Positif
Menggunakan
kondom
49 1 1 1 3 2 Cukup 1 Menggunakan 2 Negatif
kondom
50 2 2 1 4 1 Baik 1 Menggunakan 2 Negatif
kondom
97
Keterangan :
b. Pendidikan Terakhir : 1 = SD
2 = SMP
3 = SMA
c. Agama : 1 = Islam
2 = Kristen Protestan
3 = Kristen Katolik
4 = Hindu
98
Lampiran 12
Frequency Table
Umur Responden
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dewasa Awal (19-25
18 36.0 36.0 36.0
Tahun)
Dewasa Muda (26-40
32 64.0 64.0 100.0
Tahun)
Total 50 100.0 100.0
Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 11 22.0 22.0 22.0
SMP 29 58.0 58.0 80.0
SMA 10 20.0 20.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Agama Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 37 74.0 74.0 74.0
Kristen Protestan 9 18.0 18.0 92.0
Katolik 1 2.0 2.0 94.0
Hindu 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
99
Pengetahuan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik ( >75-100%) 6 12.0 12.0 12.0
Cukup (60-75%) 23 46.0 46.0 58.0
kurang (<60%) 21 42.0 42.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Perilaku Responden
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Menggunakan
18 36.0 36.0 36.0
kondom
Tidak
menggunakan 32 64.0 64.0 100.0
kondom
Total 50 100.0 100.0
Kejadian IMS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 28 56.0 56.0 56.0
Negatif 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
100
Lampiran 13
Crosstab
Count
Kejadian IMS
Positif Negatif Total
Pengetahuan Responden Baik ( >75-100%) 5 1 6
Cukup (60-75%) 12 11 23
kurang (<60%) 11 10 21
Total 28 22 50
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.068 a
2 .356
Likelihood Ratio 2.280 2 .320
Linear-by-Linear Association 1.018 1 .313
N of Valid Cases 50
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.64.
101
Lampiran 14
Perilaku Responden * Kejadian IMS
Crosstab
Count
Kejadian IMS
Positif Negatif Total
Perilaku Responden Menggunakan
17 1 18
kondom
Tidak menggunakan
11 21 32
kondom
Total 28 22 50
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2-
Value df sided) sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 16.870a 1 .000
Continuity Correctionb 14.520 1 .000
Likelihood Ratio 19.685 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
16.533 1 .000
Association
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.92.
102
Lampiran 15
Dokumentasi Penelitian
103