Anda di halaman 1dari 64

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI KASUS KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK USIA


SEKOLAH YANG BERMAIN GADGET DI WILAYAH PESAPEN KALI
SURABAYA

Oleh :

ACHMAD MUKHLIS
NIM. P27820317038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN SUTOPO SURABAYA
TAHUN 2019

i
KARYA TULIS ILMIAH

STUDI KASUS KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK USIA


SEKOLAH YANG BERMAIN GADGET DI WILAYAH PESAPEN KALI
SURABAYA

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Amd. Kep Pada


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Oleh :

ACHMAD MUKHLIS
NIM. P27820317038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN SUTOPO SURABAYA
TAHUN 2019

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Achmad Mukhlis

NIM : P27820317038

Tempat, tanggal lahir : Bangkalan, 23 juni 1999

Institusi : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Prodi DIII Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya.

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Studi Kasus Kecemasan

Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah Yang Bermain Gadget Di Wilayah

Pesapen Kali Surabaya” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik

sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah

disebutkan sumbernya.

Surabaya, 28 November 2019

Achmad Mukhlis

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

STUDI KASUS KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK USIA SEKOLAH


YANG BERMAIN GADGET WILAYAH PESAPEN KALI SURABAYA

Disusun oleh : ACHMAD MUKHLIS / NIM. P27820317038

Telah Disetujui Untuk Diajukan Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan Sutopo Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Dalam Rangka
Penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah

Surabaya, 18 November 2019

Pembimbing I

Baiq Dewi Harnani R. SST, M.Kes


NIP. 19741025 200212 2 002

Pembimbing II

Y.K. Windi, S.pd, M.Kes,MPH.PhD


NIP. 19670707 199510 1 002

Mengetahui
Kaprodi DIII Keperawatan Kampus Sutopo
Surabaya

Dr. Siti Nur Kholifah, SKM, M. Kep, Sp, Kom.


NIP: 19730310 199703 2 002

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul:

STUDI KASUS KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK USIA SEKOLAH


YANG BERMAIN GADGET WILAYAH PESAPEN KALI SURABAYA

Telah di pertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia Poltekkes Kemenkes Surabaya Jurusan
Keperawatan Prodi DIII Keperawatan Sutopo Surabaya

Pada tanggal : 28 November 2019

1. Ketua
Hermin Tumini. SKM, SPd.M.M,Kes
NIP. 19560723 198003 2 005

2. Anggota I
Y.K. Windi, S.pd, M.Kes,MPH.PhD
NIP. 19670707 199510 1 002

3. Anggota II
Baiq Dewi Harnani R. SST, M.Kes.
NIP. 19741025 200212 2 002

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan Sutopo
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Dr.Siti Nur Kholifah, S.KM, M.Kep, Sp, Kom.


NIP: 19730310 199703 2 002

v
ABSTRAK

STUDI KASUS KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK


USIA SEKOLAH YANG BERMAIN GADGET
DI WILAYAH PESAPEN KALI SURABAYA

Gadget tidak hanya beredar dikalangan usia dewasa, tetapi juga dikalangan anak
usia sekolah, sehingga saat ini tidak aneh lagi apabila anak kecil di zaman
sekarang sudah menggunakan gadget. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi kecemasan orang tua pada anak usia sekolah yang bermain
gadget di Wilayah Pesapen Kali Surabaya. Desain penelitian ini adalah deskriptif
dengan populasi 20 responden. Variablenpada penelitian ini yaitu kecemasan
orang tua pada anak usia sekolah yang bermain gadget. Instrumen pengumpulan
data menggunakan kuesioner. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian
ini adalah purposive sampling. Hasil penelitian sebagian besar responden
mengalami kecemasan berat sebanyak 12 responden (80%) serta 3 responden
(20%) mengalami kecemasan sedang. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 12
responden (80%). Saran bagi responden diharapkn dapat mengatasi mekanisme
kopping dalam mengatasi masalah kecemasan dan diharapkan bisa menambah
ilmu pengetahuan tentang kecemasan dan menjadi bekal bagi pengembangan
potensi diri sebagai perawat

Kata Kunci :Gadget, kecemasan

vi
ABSTRACT

CASE STUDY OF PARENTS ANXIETY IN CHILDREN


SCHOOL AGES THAT PLAY GADGET
AT PESAPEN KALI SURABAYA

Gadgets are not only circulated among adults, but also among school-age
children, so it is no longer strange now that young children today are already
using gadgets. The purpose of this study is to identify the anxiety of parents in
school-age children who play gadgets in the Surabaya Pesapen Area. The design
of this study is descriptive with a population of 20 respondents. The variable in
this study is the anxiety of parents in school-age children who play gadgets. Data
collection instruments using a questionnaire. The sampling technique used in this
study was purposive sampling. The results of the study most respondents
experienced severe anxiety as many as 12 respondents (80%) and 3 respondents
(20%) experienced moderate anxiety. From the research it can be concluded that
the majority of respondents experienced severe anxiety as many as 12 respondents
(80%). Suggestions for respondents are expected to overcome the kopping
mechanism in overcoming anxiety problems and are expected to increase
knowledge about anxiety and become a provision for developing their potential as
nurses

Keywords: Gadgets, anxiety

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “STUDI KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK USIA
SEKOLAH YANG BERMAIN GADGET DI WILAYAH PESAPEN KALI
SURABAYA” sesuai waktu yang telah ditentukan.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini baik moril maupun
materil. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti
pendidikan DIII Keperawatan di Prodi DIII Keperawatan Sutopo Surabaya.
2. Dr. Supriyanto, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Surabaya
3. Dr.Siti Nur Kholifah, M, Kep, Sp, Kom., selaku Ketua Prodi DIII
Keperawatan Sutopo Surabaya
4. Baiq Dewi Harnani R. SST, M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah
membimbing penulis selama belajar maupun memberikan petunjuk, saran,
koreksi, dukungan moril dan masukan demi kelancaran selama penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Y.K. Windi, S.pd, M.Kes,MPH.PhD, selaku pembimbing II yang juga telah
memberikan waktunya untuk membimbing dan memberikan petunjuk, saran,
koreksi, dan masukan demi kelancaran penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Hermin tumini, SKM, SPd.M.M,Kes selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan,saran dan petunjuk.
7. Semua dosen dan staf Prodi DIII Keperawatan Sutopo Surabaya yang telah
memberikan masukan dan arahan selama ini sehingga saya dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

viii
8. Responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam penyelesaian Karya Tulis
Ilmiah ini.
9. Kedua Orang tua dan Saudara-Saudari saya yang selalu ada untuk mendoakan
dan mendukung serta memberi dorongan moril maupun materil selama saya
mengikuti pendidikan dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Rekan – rekan mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Sutopo Surabaya,
angkatan 2017 yang selalu memberikan dukungan.

Penulis menyadari bahwan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis
harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
penulis dan para pembaca.

Surabaya, 28 November 2019

Penulis

Achmad Mukhlis

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ........................................................................i
HALAMAN SAMPUL DALAM.......................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................v
ABSTRAK .............................................................................................vi
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI .....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xv

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................3
C. Tujuan ......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................3

BAB II : LANDASAN TEORI


A. Landasan Teori
1. Konsep Kecemasan
a.Definisi Kecemasan ………………………………….5
b.Gejala-gejala Kecemasan ……………………………6
c.Faktor-faktor Penyebab Kecemasan …………………7
d.Jenis-jenis Kecemasan ………………………………..8
e. pengukuran Kecemasan …………………………...10
2. Konsep Dasar Penggunaan Gadget ………………………12
a.Definisi Gadget ………………………………………12
b.Penggunaan Gadget pada Anak ……………………...13
c.Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
Gadget ……………………………………………….14
d.Durasi Penggunaan Gadget ………………………….16
e.Dampak Penggunaan Gadget ………………………..17
B. Kerangka Konsep …………………………………….......20

BAB III : METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian.......................................................................21
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling....................................22
C. Identifikasi Variabel .................................................................23
D. Definisi Operasional..................................................................23
E. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................24
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.........................................24
G. Teknik Pengolahan Data...........................................................25
H. Rencana Analisis Data..............................................................27

x
I. Etika Penelitian.........................................................................27
J. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………....…..28
K. Jadwal Kegiatan Penelitian .....................................................29

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................30
LAMPIRAN.......................................................................................................39

DAFTAR TABEL

xi
Tabel 3.1 Definisi Operasional........................................................................23
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian...............................................................29
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur orang tua di wilayah Pesapen
Kali Surabaya....................................................................................31
Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Orang Tua........................................................31
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Orang TuaPesapen Kali Surabaya.....................32
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Kecemasan Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah
Yang Menggunakan Gadget..............................................................32

DAFTAR GAMBAR

xii
Tabel 2.1 Kerangka Konseptual.......................................................................20

DAFTAR LAMPIRAN

xiii
Lampiran 1 Surat Balasan Permohonan Izin........................................................39
Lampiran 2 Lembar Permohan Menjadi Responden............................................40
Lampiran 3 Lembar persetujuan Menjadi Responden.........................................41
Lampiran 4 Lembar Kuesioner............................................................................42.
Lampiran 5 hasil Tabulasi....................................................................................43

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Periode perkembangan anak yang sangat sensitif adalah usia 1-5 tahun,

sebagai masa dimana anak usia dini sehingga sering disebut the golden age.

Pada masa ini seluruh aspek perkembangan kecerdasan, Yaitu kecerdasan

intelektual, emosi, dan spiritual mengalami perkembangan yang luar biasa

sehingga yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan

selanjutnya. Ketika anak berada pada the golden age semua informasi akan

terserap dengan cepat, anak lebih cerdas dari yang terlihat dan akan menjadi

dasar terbentuknya karakter kepribadian, dan kemampuann afektinya (Puji

Asmaul, 2017).

Kecemasan orang tua mengenai penggunaan teknologi. Banyak orang tua

yang takut teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal yang positif, banyak orang

tua yang juga khawatir jika penggunaan gadget atau teknologi zaman sekarang,

tidak digunakan dengan baik. Misalnya, dipakai untuk bermain games selama

berjam-jam, atau gadget digunakan untuk mem-browsing hal-hal yang

sebenarnya tidak boleh dilihat oleh anak. Lalu kecemasan lainnya, bagaimana

cara memanfaatkan teknologi dengan tepat dan juga efektif. Seperti jika anak

sudah memegang gadget, tidak tahu selesainya kapan (Ajeng Raviando, 2019)

1
2

World Health Organitation (WHO) melaporkan bahwa 5-25% anak anak-

anak usia prasekolah menderita difungsi otak minor, termasuk gangguan

perkembangan motorik halus(Widati,2012). Sedangkan menurut (Fajriana,

2015) secara global anak usia dibawah delapan tahun sebanyak 72% anak

sudah mulai menggunakan perangkat mobile seperti smartphone, tablet, dan

ipod sejak tahun2013, dimana mayoritas anak usia 2 tahun lebih suka

menggunakan tablet atau smartphone setiap harinya. Angka tersebut meningkat

dua kali lipat dibandingkan tahun 2011 yang masih berapa di angka 38%.

Departemen kesehatan RI Dalam melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita

indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik

halus dan kasar, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan kurang dan

keterlambatan bicara. Dinas Kesehatan Dalam sebesar 85.779 (62,02%) anak

usia prasekolah mengalami gangguan perkembangan (Widiati,2012).

Gadget tak hanya menjadi konsumsi orang dewasa, bahkan anak-anak di

bawah usia 2 tahun. Data Rekomendasi American Academy of Pediatric (AAP)

menyebut anak di bawah 2 tahun seharusnya sama sekali tidak diperkenalkan

dengan screen time (gadget atau TV). Anak sebaiknya baru diperkenalkan jika

sudah berusia di atas 2 tahun, itu pun dengan pembatasan waktu. Psikolog

perkembangan anak dari Lembaga Psikologi Terapan UI ( Vera, 2015),

mengatakan gadget memang bisa menjadi barang baru yang sangat wah

hingga orang tua pun terlena. Namun, kondisinya berbeda pada anak-anak.

Waspadai penggunaan gadget pada anak-anak sebab anak itu belum punya

kontrol. Jadi orang tua harus hati-hati. Dan seharusnya, anak di bawah 2 tahun

tidak bersentuhan dengan gadget karena perkembangan otaknya sedang pesat .


3

Penggunaan gadget pada anak usia sekolah lebih banyak kerugian

dibandingkan keuntungannya, maka terdapat beberapa saran yakni :

Memberikan penyuluhan atau sosialisasi kesehatan kepada masyarakat tentang

pengaruh gadget terhadap perkembangan psikososial anak (Yulia Trinika,

2015). Pengenalan diri tentang teknologi gadget pada anak memang tidak

salah, akan tetapi orang tua diharapkan juga ikut serta mengawasi anaknya saat

menggunakan gadget guna menghindari hal hal yang tidak diinginkan., serta

perlunya penyuluhan tentang baik buruknya gadget terhadap anak, penyuluhan

ditujukan kepada orang tua dan anak tentang bahaya dan pengaruh gadget.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah yang

ditegakkan peneliti adalah : “Bagaimana kecemasan orang tua pada anak usia

sekolah yang bermain gadget di Wilayah Pesapen Kali Surabaya?”

C. Tujuan Penelitian

Mengidentifasi kecemasan orang tua pada anak usia sekolah yang bermain

gadget di Wilayah Pesapen Kali Surabaya

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Sebagai tambahan informasi dan pembelajaran bagi orang tua agar

lebih mengawasi dan mendidik anak apabila telah diperbolehkan

menggunakan gadget.
4

2. Bagi Wilayah Pesapen

Sebagai tambahan informasi dan pembelajaran bagi tenaga

pendidik dan orang tua agar lebih mengawasi dan mendidik anak

apabila telah diperbolehkan menggunakan gadget.

3. Bagi Peneliti

Sebagai masukan bagi peneliti dan memperoleh informasi

mengenai kecemasan orang tua pada anak usia sekolah yang

menggunakan gadget di Wilayah Pesapen Kali Surabaya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Kecemasan

a. Definisi Kecemasan

Kecemasan merupakan reaktifitas emosional berlebihan,

depresi yang tumpul, atau konteks sensisitif, respon emosional

(clift, 2011). Pendapat lain menyatkan bahwa kecemasan

merupakan perwujudan dari berbagai emosi yang terjadi karena

seseorang mengalami tekanan perasan dan tekanan batin. Kondisi

tersebut membutuhkan penyelesaian yang tepat sehingga individu

akan merasa aman. Namun, pada kenyataanya tidak semua masalah

dapat diselesaikan dengan baik oleh individu bahkan ada yang

cenderung di hindari. Situasi ini menimbulkan perasaan yang tidak

menyenangkan dalam bentuk yang tidak jelas atau tidak diketahui

sehingga muncul perasaan yang tidak tenang, rasa khawatir, atau

ketakutan. (Ratih, 2012) menyatakan kecemasan merupakan

perwujudan tingkah laku psikologi dan berbagai pola perilaku yang

timbuldari perasaan kekhawatiran subjektif dan ketegangan.

Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap

orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan

merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan

kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau

5
6

bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi

(Savitri Ramaiah, 2003).

b. Gejala Gejala Kecemasan

Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan

karena adanya ancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang

tergolong normal kadang kala mengalami kecemasan yang

menampak, sehingga dapat disaksikan pada penampilan yang

berupa gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut lebih

jelas pada individu yang mengalami gangguan mental. Lebih jelas

lagi bagi individu yang mengidap penyakit mental yang parah.

Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari

tangan dingin, detak jantung makin cepat, berkeringat dingin,

kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada

sesak.Gejala yang bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan

ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram,

ingin lari dari kenyataan (Siti Sundari, 2014).

Menurut, (KholilLur Rochman,2011). mengemukakan

beberapa gejala-gejala dari kecemasan antara lain :

a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap

kejadian menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan

tersebut merupakan bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal

yang tidak jelas.


7

b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka

marah dan sering dalam keadaan exited (heboh) yang

memuncak, sangat irritable, akan tetapi sering juga dihinggapi

depresi.

c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan

delusion of persecution (delusi yang dikejar-kejar).

d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat

lelah, banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita

diare.

c. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan

sebagian besar tergantunga pada seluruh pengalaman hidup

seseorang. Peristiwa-peristiwa atau situasi khusus dapat

mempercepat munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri

Ramaiah (2003) ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi

kecemasan, diantaranya yaitu :

1) Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi

cara berfikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain.

Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak

menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat, ataupun

dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak

aman terhadap lingkungannya.


8

2) Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu

menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam

hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa

marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.

3) Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan

dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam

kondisi seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu

pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini,

perubahan-perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat

menimbulkan kecemasan.

d. Jenis-Jenis Kecemasan

Manifestasi cemas dapat meliputi aspek fisik, emosi,

kognitif, dan tingkah laku. Respon terhadap ancaman dapat

berkisar dari kecemasan ringan,sedang,dan berat (Struat &

Sundeen, 2008).

1). Kecemasan ringan

berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-

hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan

meningkatkan lahan persepsinya. Gejala adanya kecemasan

ringan dapat berupa rasa tegang di otot dan leher dan punggung.

Dalam persiapannya untuk berjuang, menyebabkan otot akan

menjadi lebih kaku dan akibatnya akan menimbulkan nyeri dan


9

spasme di otot dada,leher dan punggung. Ketegangan dari

kelompok agonis dan antagonis akan menimbulkan tremor dan

gemetar yang dengan mudah dapat dilihat pada jari-jari tangan.

2) Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang merupakan tahap persepsi pada

lingkungan yang semakin menurun. Individu lebih

memfokuskan pada hal-hal yang lebih penting pada saat ini

dan mengesampingkan hal yang lain. Gejala yang terjadi

pada tingkatini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan

denyut jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan

otot meningkatkan bicara cepat dengan volume tinggi,

lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun

tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian

selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah

ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah

dan menangis.

3) Kecemasan Berat

Kecemasan berat tahap persepsi pada lingkungan

menjadi sangat menurun. Individu cenderung memikirkan

hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain.

Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan

banyak pengarahan.Gejala pusing, sakit kepala, nausea,

tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi,

lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar secara efektif,


10

berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk

menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya,

bingung, disorientasi.

e. Pengukuran Kecemasan

Menurut hawari, dadang (2008), tingkat kecemasan

dapat diukur dengan menggunakan alat ukur

(instrument) yang dikenal dengan Hamilton Anxiety

Rating Scale (HARS) yangb telah dianggap baku bila

diadakan scoring, maka scoring 14 atau lebih

menunjukan adanya kecemasan dan makin tinggi skor

menunjukkan adanya kecemasan padapenderita.

Adapun gejala-gejala yang tercantum pada Skala

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) terdiri dari

14 item, meliputi:

a. Perasaan cemas: firasat buruk, takut akan pikiran

sendiri, mudah tersinggung.

b. Ketegangan: merasa tegang, gelisah, gemetar,

mudah terganggu dan lesu.

c. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang

asing, bila tinggal sendiri dan takut pada binatang

besar dll.

d. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun

pada malam hari, tidur tidak pulas dan mimpi

buruk.
11

e. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat,

mudah lupa dan sulit konsentrasi

f. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya

kesenangan pada hoby, sedih, perasaan tiak

menyenangkan sepanjang hari

g. Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku,

geretakan gigi, suara tidak stabil, dan kedutan otot.

h. Gejala sensori: perasaan ditusuk-tusuk,

penglihatan kabur, muka merah dan pucat serta

merasa lemah

i. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri dada,

denyut nadi mengeras dan detak jantung hilang

sekejap

j. Gejala pernapasan: rasa tertekan di dada, perasaan

tercekik, sering menarik napas panjang dan merasa

napas pendek

k. Gejala gastrointestnal: sulit menelan, obstipasi,

berat badan menurun, mual dan muntah, nyeri

lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan

panas diperut

l. Gejala urogenita : sering kencing, tidak dapat

menahan kencing, aminorea, ereksi lemah atau

impotensi

m. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat,


12

muka merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit

kepala.

n. Prilaku sewaktu wawancara : gelisah jari-jari

gemetar, mengkerutkan dahi atau kening, muka

Tegang

2. Konsep Dasar Penggunaan Gadget

a. Definisi Gadget

Gadget adalah suatu benda atau barang yang diciptakan

khusus di era yang serba maju ini dengan tujuan untuk membantu

segala sesuatu menjadi mudah dan praktis dibandingkan teknologi-

teknologi sebelumnya. Beberapa contoh dari gadget yaitu laptop,

smartphone, ipad, ataupun tablet yang merupakan alat-alat

teknologi yang berisi aneka aplikasi dan informasi mengenai semua

hal yang ada di dunia ini. (Anindya, 2017).

Keberadaan gadget yang merupakan salah satu wujud

kemajuan dalam bidang teknologi baru membuat seseorang yang

mampu mengaplikasikannya merasa selangkah lebih maju dari

kondisi sebelumnya. Karena bagaimanapun juga, keberadaannya

mempermudah kehidupan dan memiliki pengaruh yang luar biasa

bagi kehidupan. Semenjak adanya gadget, komunikasi menjadi

lebih mudah. Gadget juga dapat mempengaruhi perilaku sosial

seseorang, tergantung bagaimana orang tersebut memanfaatkan

gadget. Apabila orang tersebut dapat memanfaatkannya dengan


13

baik, gadget bisa sangat membantu dan mempermudah segalanya,

begitu sebaliknya. (Anindya, 2017)

b. Penggunaan Gadget Pada Anak

Gadget tidak hanya beredar dikalangan usia dewasa, tetapi juga

beredar dikalangan anak usia dini ataupun prasekolah. Seiring

perkembangan zaman, masyarakat modern termasuk anak-anak,

memang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan gadget yang semakin

beredar luas. Sehingga saat ini tidak aneh lagi apabila anak kecil

berusia balita bahkan prasekolah di zaman sekarang sudah

menggunakan gadget (Anindya, 2017).

Gadget yang merupakan wujud nyata dari teknologi baru yang

berisi aneka aplikasi dan progam yang menyenangkan seolah olah

telah menjadi sahabat bagi anak, bahkan bisa menyihir anak-anak

untuk duduk manis berjam-jam dengan bermain gadget (Anindya,

2017).

Apabila orang tua tidak memiliki ketegasan dalam pembatasan

durasi maka, anak akan bergantung dengan penggunaan gadget.

Kecanduan gadget pada anak dapat terlihat dari beberapa tanda seperti

tantrum saat diminta berhenti bermain gadget, tidak mau merespon

panggilan baik dari orang tua ataupun orang lain (kemampuan

komunikasi) ketika sedang bermain gadget, dan apabila anak tersebut

sudah masuk tahap sekolah, nilai akademis (kemampuan anak)


14

menurun dikarenakan anak sudah tidak tertarik lagi dengan materi

pembelajaran yang ada disekolah (Anindya, 2017)

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Gadget

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam penggunaan

gadget. Faktor-faktor tersebut meliputi: (Ariska, 2018)

1. Iklan yang merajalela di dunia pertelevisian dan di media sosial

Iklan seringkali mempengaruhi anak untuk mengikuti

perkembangan masa kini. Sehingga hal itu membuat anak

semakin tertarik bahkan penasaran akan hal baru.

2. Gadget menampilkan fitur-fitur yang menarik 

Fitur-fitur yang ada didalam gadget membuat ketertarikan

pada anak. Sehingga hal itu membuat anak penasaran untuk

mengoperasikan gadget.

3. Kecanggihan dari gadget 

Kecanggihan dari gadget dapat memudahkan semua

kebutuhan orangtua dalam mengasuh anak. Kebutuhan anak dapat

terpenuhi dalam bermain game, sehingga orang tua dapat dengan

mudah  mengawasi sambil melakukan pekerjaan yang lain. 

4. Keterjangkauan harga gadget 

Keterjangkauan harga disebabkan karena banyaknya

persaingan teknologi. Sehingga dapat menyebabkan harga dari

gadget semakin terjangkau. Dahulu hanyalah golongan orang

menengah atas yang mampu membeli gadget, akan tetapi pada


15

kenyataan sekarang orang tua berpenghasilan pas-pasan mampu

membelikan gadget untuk anaknya.

5. Lingkungan 

Lingkungan membuat adanya penekanan dari teman

sebaya dan juga masyarakat. Hal ini menjadi banyak orang yang

menggunakan gadget, maka masyarakat lainnya menjadi enggan

meninggalkan gadget. Selain itu sekarang hampir setiap kegiatan

menuntut seseorang untuk menggunakan gadget.

6. Faktor budaya 

Faktor budaya berpengaruh paling luas dan mendalam

terhadap perilaku anak. Sehingga banyak anak mengikuti trend

yang ada didalam budaya lingkungan mereka, yang

mengakibatkan keharusan untuk memiliki gadget.

7. Faktor sosial 

Faktor sosial yang mempengaruhinya seperti kelompok

acuan, keluarga serta status sosial. Peran keluarga sangat penting

dalam faktor sosial, karena keluarga sebagai acuan utama dalam

perilaku anak.

8. Faktor pribadi 

Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap

perilaku anak seperti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan

lingkungan ekonomi, gaya hidup, dan konsep diri. Kepribadian

anak yang selalu ingin terlihat lebih dari teman-temannya,


16

biasanya cenderung mengikuti trend sesuai perkembangan

teknologi.

d. Durasi Penggunaan Gadget

Orang tua harus mempertimbangkan berapa banyak waktu

yang diperbolehkan untuk anak usia prasekolah dalam bermain

gadget, karena total lama penggunaan gadget dapat mempengaruhi

perkembangan anak. Starburger (dalam Anindya, 2017) berpendapat

bahwa seorang anak hanya boleh berada di depan layar < 1 jam setiap

harinya. Pendapat tersebut didukung oleh Sigman yang

mengemukakan bahwa waktu ideal lama anak usia prasekolah dalam

menggunakan gadget yaitu 30 menit hingga 1 jam dalam sehari.

(Triastutik, 2018)

Sedangkan menurut asosiasi dokter anak Amerika dan Kanada,

mengemukakan bahwa anak usia 0-2 tahun alangkah lebih baik

apabila tidak terpapar oleh gadget, sedangkan anak usia 3-5 tahun

diberikan batasan durasi bermain gadget sekitar 1 jam perhari, dan 2

jam perhari untuk anak usia 6-18 tahun. (Radliya, 2017) Akan tetapi,

faktanya di Indonesia masih banyak anak-anak yang menggunakan

gadget 4 – 5 kali lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan.

Pemakaian gadget yang terlalu lama dapat berdampak bagi kesehatan

anak, selain radiasinya yang berbahaya, penggunaan gadget yang

terlalu lama dapat mempengaruhi tingkat agresif pada anak. Anak

akan cenderung malas bergerak dan dan lebih memilih duduk atau

terbaring sambil menikmati cemilan yang nantinya dapat


17

menyebabkan anak kegemukan atau berat badan bertambah secara

berlebihan. Selain itu, anak menjadi tidak peka terhadap lingkungan di

sekelilingnya. Anak yang terlalu asik dengan gadgetnya berakibat

lupa untuk berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan orang sekitar

maupun keluarga dan itu akan bedampak sangat buruk apabila

dibiarkan secara terus menerus (Ariska, 2018).

e. Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak

1. Dampak Positif

Gadget memiliki dampak positif dan juga negatif. Dampak tersebut

antara lain adalah: (Sodik, 2018)

a. Berkembangnya imajinasi, (melihat gambar kemudian

menggambarnya sesuai imajinasinya yang melatih daya pikir

tanpa dibatasi oleh kenyataan).

b. Melatih kecerdasan, (dalam hal ini anak dapat terbiasa dengan

tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar).

c. Meningkatkan rasa percaya diri. (saat anak memenangkan

suatu permainan akan termotovasi untuk menyelesaikan

permainan).

2. Dampak negatif

Berikut ini beberapa dampak negatif dari gadget untuk

perkembangan anak : (Nuraini, 2017)

a. Sulit Konsentrasi Pada Dunia Nyata.


18

Rasa kecanduan atau adiksi pada gadget akan membuat

anakmudah bosan. gelisah dan marah ketika dia dipisahkan

dengan gadget kesukaannya. Ketika anak merasa nyaman

bermain dengan gadget kesukaannya dia akan lebih asik dan

senang menyendiri memainkan gadget tersebut. Akibatnya anak

akan mengalami kesulitan beriteraksi dengan dunia nyata

berteman dan bermain dengan teman sebaya.

b. Terganggunya Fungsi PFC

Kecanduan teknologi selanjutnya dapat mempengaruhi

perkembangan otak anak. PFC atau Pre Frontal Cortex adalah

bagian didalam otak yang mengotrol emosi. kontrol diri.

Tanggung jawab. pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral

lainnya. Anak yang kecanduan teknologi seperti games online

otaknya akan memproduksi hormon dopamine secara berlebihan

yang mengakibatkan fungsi PFC terganggu.

c. Introvert

Ketergantungan terhadap gadget pada anak-anak membuat

mereka menganggap bahwa gadget itu adalah segala-galanya bagi

mereka. Mereka akan galau dan gelisah jika dipisahkan dengan

gadget tersebut. Sebagian besar waktu mereka habis untuk bermain

dengan gadget. Akibatnya tidak hanya kurangnya kedekatan antara

orang tua dan anak-anak juga cenderung menjadi introvert. Dari

penjelasan diatas, dapat diambil kessimpulan bahwa yang disebut

penggunaan gadget terlalu dini adalah kegiatan yang melibatkan


19

alat elektronik berupa telepon genggam pintar yang digunakan

sebelum usia yang telah ditentukan dan melebihi standart durasi

penggunaan.

B. Kerangka Konseptual

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan


gadget :

1) Iklan yang meraja lela didunia


pertelevisian dan di media sosial
2) Gadget menampilkan fitur fitur yang
menarik
3) Kecanggihan dari gadget
4) Keterjangkauan harga gadget
5) Lingkungan
6) Faktor budaya
7) Faktor sosial
8) Faktor pribadi

Faktor-faktor penyebab Penggunaan gadget


kecemasan :

1) Lingkungan Kecemasan orang tua:


2) Emosi yang ditekan
a. Kecemasan Ringan
3) Sebab sebab fisik
b. Kecemasan Sedang
c. Kecemasan Berat

Keterangan : : variabel yang diteliti

:variabel yang tidak diteliti

GAMBAR 2.1 : Pada gambar kerangka konsep kecemasan orang tua dalam

penggunaan gadget pada anak usia sekolah di Wilayah Pesapen Kali Surabaya.
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara penyelesaian masalah atau memecahkan

masalah dengan menggunakan metode ilmiah. (Heriyanto, 2017) Pada bab ini

akan disajikan desain penelitian, populasi, sampel,teknik sampling, identifikasi

variabel dan definisi operasional, tempat dan waktu penelitian, etika penelitian,

alat pengumpulan data, prosedur pengumpulan data dan analisa data.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan perencanaan-perencanaan untuk

menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang

mungkin muncul dalam proses penelitian (Nursalam, 2010).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif,

yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

tentang kecemasan orang tua dalam penggunaan gadget pada anak usia

sekolah di wilayah pesapen kali.

B. Populasi, Sampel dan Teknik sampling

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah orang tua yang mengalami

kecemasan dalam penggunaan gadget pada anak usia sekolah di wilayah

pesapen kali, sebanyak 20 orang

20
21

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi/kumpulan unit sampling

(Heriyanto, 2017). Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek

penelitian dari suatu populasi yang terjangkau yang akan diteliti

(Nursalam, 2011). Sebagian dari anak yang diambil sebanyak 15 keluarga

dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Ibu yang mempunyai anak usia sekolah 6-10 tahun yang sering

bermain gadget

b. Penggunaan atau durasi bermain gadget dalam sehari ≥ 1 jam

c. Ibu yang bersedia menjadi responden

3. Teknik Sampling

Sampling atau teknik pengambilan sampel merupakan sebuah proses

penyeleksian jumlah dari populasi. Teknik pengambilan sampel adalahh

berbagai cara yang ditempuh untuk pengambilan sampel agar

mendapatkan sampel yang benar benar sesuai dengan seluruh subjek

penelitian tersebut (Nursalam, 2011).

Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan

Nonprobability Sampling dengan carapurposive sampling (judment

sampling) yaitu sampling yang dilakukan berdasarkan keputusan

subjektif peneliti atau kriteria yang diinginkan peneliti, yang menurut

pendapat ilmiahnya nampak mewakili populasi.


22

C. Identifikasi Variabel

Variable penelitian adalah suata atribut atau sifat atau nilai dari oarang,

objek, atau kegiatan yang mempunyaivariasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2013). Atau ada yang berpendapat lain identifikasi Variabel adalah

perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu

(Nursalam, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah kecemasan orang

tua terhadap anak usia sekolah yang bermain gadget.

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1 kecemasan orang tua terhadap anak usia sekolah yang bermain
gadgetdi Wilayah Pesapen Kali Surabaya

No Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Kriteria


operasional

1 kecemas Merupakan 1.Perasaancema Kuesioner Ordinal pernyataan positif


an reaktifitas s
emosional a) Sangat setuju: 4
orang tua berlebihandepr b) Setuju : 3
2.Ketegangan
esi yang c) Kurang setuju: 2
tumpul, atau d) Tidak setuju : 1
3.Ketakutan
konteks
Pernyataan negatif
sensitif,respon
4.Gangguan
emosional. a) Sangat setuju: 1
tidur
b) Setuju: 2
c) Kurang setuju: 3
5.Perasaan
d) Tidak setuju : 4
depersi

6.Gejala Kecemasan ringan jika skor:


10-20
somatik

7.Gejala
Kecemasan sedang jika skor:
sensorik
21-30

8.Gejala
Kardiovaskuler
23

9.Gejala Kecemasan berat jika skor:


pernapasan 31-56

10.Gejala
gastrointestinal

12.Gejala
Urogenital

13.Gejala
otonom

14.Prilaku
sewaktu
wawancara

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Mengurus surat perizinan Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Sutopo Surabaya Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Surabaya.

2. Mengajukan surat izin penelitian kepada Bankes Banpol Provinsi

Jawa Timur.

3. Mengajukan surat izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kota

Surabaya.

4. Mengajukan surat izin penelitian kepada Kepala Puskesmas

Krembangan Selatan Surabaya.

5. Mengajukan surat izin penelitian kepada ketua RT 01 RW 06

Pesapen Kali Surabaya.


24

6. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan

penelitian.

7. Responden yang bersedia berpartisipasi diminta untuk

menandatangani inform consent.

8. Responden harus mengisi semua kuisioner yang telah diberikan,

kemudian diserahkan kembali kepada peneliti.

9. Peneliti melakukan pengolahan data.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan

karakteristik subyek yang diberikan. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah membagi kuesioner kepada

semua responden.

b. Alat Pengumpulan Data

Alat atau instrumen pengumpulan data adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian.

Instrument penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk

memperoleh data, mengolah dan menginterpretasikan informasi dari

para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama.

Alat pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang

sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal

memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu

(Notoadmodjo,2012). Bentuk kuesioner berupa pertanyaan tertutup


25

dengan jumah butir sebanyak 14 pernyataan yang telah dirancang dan

ditentukan serta memiliki opsi jawaban dengan mencentang. Adapaun

kisi-kisi kuesioner ada yang statment positif dan negatif, statment

positif (+) no: 1,3,6,8,9,11,13 dan statment yang negatif (-) no:

2,4,5,7,10,12,14.

G.Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data. Teknik

pemberian skor pada kuisioner tentang Cara Penanganan Dismenore.

Data-data yang sudah dikumpulkan selanjutnya dicatat dan

dikelompokkan sesuai tujuan penelitian

a. Editing (Pengkajian Data)

Peneliti melakukan pemeriksaan kembali kuesioner yang

telah diisi oleh responden. Kuesioner yang belum lengkap

dikembalikan kepada responden untuk dilengkapi. Setelah seluruh

kuesioner terisi dengan lengkap data penelitian siap untuk diberi kode.

b. Coding(Pemberian Kode)

Setelah semua kuisioner diedit dan disunting, selanjutnya

dilakukan pengkodean (coding), yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.(Heriyanto,

2017) coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam

memasukkan data.

c. Skoring

Yaitu pemberian nilai berupa angka angka pada jawaban

pertanyaan untuk memperoleh data.(Heriyanto, 2017) Pada penelitian


26

ini tidak diperlukan pemberian angka atau penilaian karena jawaban

dari pertanyaan pada kuesioner hanya memilih saja

Untuk pernyataan sikap positif (favorable):

a. Sangat setuju :4

b. Setuju : 3

c. Kurang setuju : 2

d. Tidak setuju : 1

Untuk pernyataan sikap negatif (unfevorable):

a. Sangat setuju : 1

b. Setuju : 2

c. Kurang setuju : 3

d. Tidak setuju : 4

Skor penilaian diakumulasi menggunakan rumus :

N= × 100

Keterangan :

N = Nilai yang didapat

Sp = Skor yang didapat

Sm = Skor maksimal

Selanjutnya hasil presentase diinterpretasikan dengan

menggunakan skala kualitatif :

1. Kategori kecemasan ringan jika nilai yang didapat 10-20

2. kategori kecemasan sedang jika nilai yang didapat 21-30

3. kategori kecemasan berat jika nilai yang didapat 31-56


27

d. Tabulating

Tabulating adalah pengorganisasian data sedemikian rupa

dengan membuat tabel-tabel sesuai analisis yang dibutuhkan.

Setelah itu dilakukan dengan tabulasi silang.

H.Rencana Analisis Data

Setelah data hasil penelitian terkumpul, kemudian data akan

dianalisamenggunakan tabel distribusi dan hasilnya akan dijabarkan

secara deskriptif untuk mengetahui kecemasan orang tua dalam

penggunaan gadget pada anak usia sekolahdi wilayah pesapen.

I.Etika Penelitian

Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan dengan

memperhatikan dan menekankan pada masalah-masalah etika. Dalam

melakukan penelitian, peneliti mendapat rekomendasi dari Prodi DIII

Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya kemudian peneliti

mengajukan permohonan ijin kepada ketua Prodi DIII Keperawatan

Kampus Sutopo Surabaya untuk mendapatkan persetujuan data dapat

dilakukan dengan menekankan pada masalah etika penelitian yang

meliputi:

1. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang

memenuhi kriteria yang telah ditentukan, dalam hal ini peneliti

harus menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan


28

dilakukan pada responden dan diberikan lembar sesediaan menjadi

responden penelitian. Bila responden menolak maka peneliti tidak

dapat memaksa dan menghormati hak-hak responden

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data

hanya cukup memberi nomor, kode, atau inisial pada masing-

masing lembar.

3. Confidentially (kerahasiaan)

Kerahasiaan identitas yang diberikan pada responden dijamin

oleh peneliti untuk pengolahan data dan hanya kelompok-

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan

sebagai hasil penelitian.

J. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Pesapen Kali Surabaya,

pada bulan Desember 2019 sampai dengan April 2020.

K. Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1. Pengajuan
judul

2. Konsultasi
29

proposal
KTI

3. Ujian
proposal
KTI

4. Pelaksanaan
penelitian

5. Mengolah
hasil
penelitian

6. Konsul

KTI

7. Ujian

KTI

8. Revisi ujian
KTI
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dengan judul studi kasus

kecemasan orang tua pada anak usia sekolah yang bermain gadget di wilayah

Pesapen Kali Surabaya. Penelitian telah dilakukan pada orang tua di wilayah

Pesapen Kali Surabaya dengan jumlah responden 15 orang. Hasil penelitian yang

didapatkan meliputi gambaran lokasi penelitian, data umum, dan data khusus.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Wilayah Pesapen Kali Surabaya. Pesapen termasuk

dalam wilayah Kelurahan Krembangan Selatan Surabaya yaitu sebagai daerah

penelitian yang merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas Krembangan

Selatan Surabaya dan termasuk ke dalam Kecamatan Krembangan Surabaya

Provinsi Jawa Timur. Kelurahan Krembangan Selatan Surabaya terdiri dari 66

RT dan 13 RW dari sarana kesehatan Kelurahan Krembangan Selatan yaitu

Puskesmas Krembangan Surabaya.

30
31

B. Hasil Penelitian

1. Data Umum

a) Karakteristik Umur Orang Tua di Wilayah Pesapen Kali Surabaya

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur orang tua di wilayah


Pesapen Kali Surabaya.

Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)

26-36 9 60
36-40 6 40

Total 15 100%

Tabel 4.1 didapatkan hasil dari 15esponden yang diteliti dapat diketahui

bahwa kelompok umur yang paling banyak yaitu umur 26-35 tahun

sebanyak 9 orang tua (60%)

b) Karakteristik Pendidikan Orang Tua di Wilayah Pesapen Kali Surabaya

Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Orang Tua

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD 3 20
SMP 3 20
SMA 6 40
Perguruan Tinggi 3 20

Total 15 100%

Tabel 4.2 didapatkan hasil dari 15 responden yang diteliti paling banyak

responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 6 orang tua (40%)


32

C. Data Khusus
a. Karakteristik Pekerjaan Orang Tua di Wilayah Pesapen Kali Surabaya
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Orang Tua di Wilayah Pesapen Kali
Surabaya

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 12 80


Wiraswasta 3 20

Total 10 100%

Tabel 4.3 didapatkan hasil dari 15 responden yang diteliti dapat

diketahui bahwa yang paling banyak responden Ibu Rumah Tangga

yaitu sebanyak 12 orang tua (80%)

b. Karakteristik Kecemasan Orang Tua

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Kecemasan Orang Tua Pada Anak Usia
Sekolah Yang Menggunakan Gadget di Wilayah Pesapen
Kali Surabaya

Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Ringan 0 0
Sedang 3 20
Berat 12 80

Total 15 100%

Tabel 4.3 didapatkan hasil dari 15 responden orang tua diketahui bahwa

angka kecemasan Orang Tua Pada Anak Usia sekolah Yang

Menggunakan Gadget di Wilayah Pesapen Kali Surabaya menunjukkan


33

bahwa sebagian besar 12 orang tua (80%) mengalami kecemasan berat

dan sebagian 3 orang tua (20%) mengalami kecemasan sedang.


BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan pembahasan dari hasil yang ditetapkan pada bab

sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan pada 15 responden di bulan

januari 2020 mengenai Kecemasan Orang Tua Pada Usia Sekolah Yang

Bermain Gadget di Wilayah Pesapen Kali Surabaya akan dibahas secara rinci,

dimana pembahasan ini akan mengkaitkan antara hasil penelitian, teori dan

opini peneliti.

Hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 15 orang tua

menunjukkan bahwa 12 orang tua (80%) mengalami kecemasan berat, serta 3

orang tua (20%) mengalami kecemasan sedang. Rata-rata hasil yang didapat

adalah orang tua mengalami kecemasan berat, mungkin disebabkan kurangnya

pengetahuan dan kurangnya informasi yang didapat orang tua tentang baik

buruknya penggunaan gadget pada anak usia sekolah, dan kurangnya kesadaran

orang tua akan pentingnya perkembangan anak pada masa usia sekolah,

dimana anak usia sekolah dapat diartikan sebagai kelompok anak yang bersifat

unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus

sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini

merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan

dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa

mendatang (Syamsiatun, 2012)

Karakteristik pendidikan orang tua sebagian besar bependidikan SMA

sebanyak 6 orang tua (40%) berpendidikan menengah artinya rata-rata

33
34

responden berpendidikan baik. Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan

semakin mudah menerima informasi dan banyak pengalaman sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, dan orang tua yang

mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 12 orang tua (80%) dan orang tua

yang mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 3 orang tua (20%). Dalam

penelitian ini, karakteristik juga berpengaruh terhadap kecemasan orang tua

pada anak usia sekolah yang bermain gadget, mungkin karena perempuan

memiliki karakter yang lemah lembut dan lebih mengandalkan perasaan

dibandingkan dengan pemikiran terlebih dahulu, ini berkaitan dengan teori

yang dikemukakan yaitu jenis kelamin merupakan faktor predisposisi yang

mampu mempengaruhi tinkat kecemasan seseorang, jenis kelamin perempuan

memiliki emosi yang lebih kuat dan halus, sedangkan pada laki-laki perasaan

emosinya dangkal serta bersifat kasar dan perempuan memiliki tingkat

kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan laki laki (Hawari, 2010).

Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, seseorang

merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal

maupun wujudnya, sertarespon emosional dan gangguan alam perasaan yang

ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam,

berkelanjutan, ketakutan yang tidak beralasan, serta perilaku yang biasa

terganggu dan berbeda, tetapi masih dalam bata-batas normal atau wajar

(Hawari, 2008, Raka Dewa, 2016). Menurut teori perilaku, kecemasan

merupakan hasil dari frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu

kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor tersebut


35

bekerja menghambat usaha seseorang untuk memperoleh kepuasan dan

kenyamanan (Sujiono, 2009).

Pada dasarnya, kecemasan hal yang wajar dialami oleh setiap manusia

yang sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan akan

menjadikan manusia yang lebih dewasa dan berpengalaman umtuk menghadapi

kehidupan yang akan datang.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar kecemasan orang tua pada anak usia sekolah yang bermain gadget di

Wilayah Pesapen Kali Surabaya adalah kecemasan berat.

B. Saran

1. Bagi responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pembelajaran untuk mengetahui dan mengevaluasi diri tingkat

kecemasan serta memberikan gtambaran kecemasan pada diri mereka

dan meningkatkan pengelolaan diri mereka dari stress.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

dan masukan bagi profesi dalam mengembangkan ilmu keperawatan

tentang kecemasan orang tua pada anak usia sekolah yang bermain

gadget.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu


rujukan untuk melakukan penelitian sejenis atau dengan variable yang
lain.

36
37

DAFTAR PUSTAKA

Asmaul, Puji, (2017). Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan Karakte


Anak. Diakses dari http://Ejournal.lainTulungagung.Ac.Id/Index.Php/
DinamikaArticle/Download/842/586 pada tanggal 19 Oktober 2018

Anindya, Meta. (2017). Hubungan Durasi Penggunaan Gadget Terhadap


Perkembangan Sosial. Diakses dari http://eprints.udip.ac.id/55141/1/
Proposal_Meta_Anindya_(22020113120050.pdf pada tanggal 2 januari
2019.
Ariska ,Ratih(2018). Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap Perkembangan
Prestasi Motorik Dan Emosional. Diakses dalam http://repositori.usu.ac.id/
30802/6/14%20BAB%.pdf pada tanggal 3 januari 2019

Ajeng Rafiando, (2019). Kecemasan Orang TuaMengenaiPenggunaanTeknologi


Clift, TA, Morris B., Kovacs, M., &Rottenberg, J. (2011). Emotion modulated
startle in anxiety disorders is blunted as e function of co-morbid depressive
epidoses. Psychological Medicine, 41, 129-139.
Fauziah ,Fitri dan JuliantiWiduri, (2005), Psikologi Abnormal KlinisDewasa,
jakarta: UI Press
Fajriana, (2015)Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Prasekolah Dapat
Meningkatkan Resiko Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas
Hafiz, Muhammad. (2017). Dampak Penggunaan Gadget Pada AnakUsia Dina.
Di aksesdari http://digilib .unila.ac.id?27131/3/SKRIPSI%20TANPA%20
BAB%20PEMBAHASAN.pdf pada tanggal 19 Oktober 2018
Heriyanto, Bambang. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Surabaya : Putra
Media Nusantara Surabaya.
Inayati, Nur. 2016. Teknologi Dan Perilaku Sosial Pelajar. Diakses dari http://
eprints.unm.ac.id/4457/1/Nur%201%20saiful.pdf pada tanggal 5 januari
2019
KholilurRochman. (2011). Kesehatan Mental. Purwokerto: Fajar Media Press.
Kartono, Kartini, 1989, Hygiene Mental, Bandung: Mandar Maju
Novitasari, Wahyu. 2016. Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi
Sosial AnakUsia 5-6 tahun, Diakses dari http://jurnalmahasiswa.
Unesa.ac.id /imdex.php/paud-teratai/article/view/17262 pada tanggal 31
Oktober 2018
Nuraini, (2017). Perkembangan Anak Usia Dini Dalam Menggunakan Gadget.
Diakses Dalamhttp://repository.unpas.ac.id/31637/2/BAB%20II.docx. Pada
tanggal 2januari 2019
38

Nursalam. (2010). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan, Jakarta :Salemba Medika
Notoadmojo, S. (2013). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan, ed.2. Salemba Medika. Jakarta.
Notoadmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Keperawatan & Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika
Ratih , A.N. (2012). Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Koping Siswa
SMUN 16 Dalam Menghadapi Ujian Nasional. Skripsi. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Depok
Ramaiah. 2007. Kecemasan :Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Pustaka Obor.
Jakarta
Radliyadkk. (2017). Pengaruh Penggunaan Gawain Terhadap Perkembangan
Sosial Emosional Anak Usia Dini. Diakses dalam
http://ejournal.upi.edu/index.php/agapedia/article/download/7148/4755
pada tanggal 3 januari 2019
Sodik, Afdila. (2018). Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini. Diakses dalam http://osf.io/65mk4/download/?format=pdf.
Pada tanggal 2 Januari 2019
Savitri Raimaiah. 2003.Kecemasan :Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Pustaka
Obor. Jakarta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Siti Sundari, (2004). Kearah Memahami Kesehatan Mental. Yogyakarta: FIP
UNY.
Triastutik, Yeni. (2018). Bermain Gadget dengan Tingkat Perkembangan Anak.
Diakses dari http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1392/1/1432101145%20 Yeni
%20Triastutik%Artikel.pdf pada tanggal 5 januari 2019
Trinika, Yulia. (2015). Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan
Psikososial Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun) di TK Swasta Kristen
Immanuel. Diakses dari http://jurnal.untan.acid/index.php/jmkeperawatan
FK/article/view/11001 pada tanggal 6 November 2018
Widati, A. (2012). Pengaruh Terapi Bermain: Origami Terhadap Perkembangan
Motorik Halus dan Kognitif Anak Usia Prasekolah (4-5 tahun).
Vera, (2015). Gadget Tak Hanya Menjadi Konsumsi Orang Dewasa, Data
Rekomendasi American Academy Of Pediatric (AAP)
39

Lampiran 1
40

Lampiran 2
41

Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Kepada

Yth. Bapak/ ibu/sdr

Di Prodi DIII Keperawatan Kampus Sutopo

Surabaya

Dengan hormat,

Saya Achmad Mukhlis mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Surabaya Program Studi DIII Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya,

Tingkat III semester V yang sedang melakukan penelitian dengan judul

“Kecemasan Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah Yang Bermain Gadget Di

Wilayah Pesapen Kali Surabaya”. Sehubungan dengan hal tersebut, saya

mohon kesediaan anda menjadi responden dalam penelitian ini yang bersifat suka

rela. Saya akan menjamin kerahasiaan jawaban yang akan diberikan, dan hasilnya

akan dipergunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan.

Demikian surat permohonan ini, atas kesediaan dan bantuannya saya

ucapkan terima kasih.

Surabaya,

Hormat saya

(Achmad Mukhlis)
42

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk

berpartisipasi sebagai responden yang dilakukan oleh mahasiswi Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya Program Studi D III Keperawatan

Kampus Sutopo Surabaya yang berjudul: “Kecemasan Orang Tua Pada Anak

Usia Sekolah Yang Bermain Gadget Di Wilayah Pesapen Kali Surabaya”.

Tanda tangan saya, menunjukkan bahwa saya diberi informasi dan

penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan, sehingga saya memutuskan

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela tanpa ada

unsur paksaan dari pihak manapun.

Surabaya,

Peneliti Responden

Achmad Mukhlis
NIM. P27820317038 (…………………………)

Lampiran 5
43

KUESIONER

STUDI KASUS KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK USIA


SEKOLAH YANG BERMAIN GADGET DI WILAYAH PESAPEN KALI
SURABAYA

A. Petunjuk pengisisan kuesioner :


1. Isilah identitas Anda
2. Beri tanda check list (√) pada salah satu kotak pilihan jawaban yang tersedia yang
anda anggap sesuai
3. Mohon jawaban diisi dengan sejujur- jujurnya, demi tercapainya hasil penelitian
4. Apabila kurang jelas, anda berhak untuk bertanya kepada peneliti

Tanggal :

B. Identitas Responden
1. Nama responden :
2. Usia :
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat :
5. No. Telp/Hp :
6. Pendidikan : Tidak sekolah
SD atau Sederajat
SLTP atau Sederajat
SLTA atau Sederajat
Perguruan tinggi
7. Pekerjaan : Tidak bekerja
Bekerja, sebutkan ..........
8. Usia anak
1 sampai dengan 3 tahun
4 sampai dengan 6 tahun

9. Lama Anak Ibu Menggunakan Gadget Dalam Sehari


a. 1-2 jam dalam sehari ( .............. )
b. Lebih dari 1 jam dalam sehari ( .............. )
C. PERNYATAAN :
44

Keterangan : SS= sangat setuju, S= setuju, KS= kurang setuju, TS=


tidak setuju

SS S KS TS
No
Pernyataan
1 saya merasa pusing karna anak saya sering
bermain gadget

2 Saya tidak merasa pusing jika anak saya


bermain gadget

3 Saya merasa lebih senang jika anak saya


menggunakan gadget untuk belajar

4 Saya lebih senang anak saya terus bermain


gadget dirumah dari pada bermain bersama
temannya

5 Saya merasa tenang jika anak saya bermain


gadget dirumah dari pada diluar

6 Saya merasa sedih ketika melihat nilai


ulangan anak saya buruk

7 Saya tidak akan cemas meskipun anak saya


tidak belajar saat ulangan

8 Saya hawatir jika anak saya lebih suka


bermain gadget dari pada berkumpul dengan
saudara/keluarga

9 Saya berharap anak saya masuk dalam


peringkat 10 besar setiap semester di kelas

10 Saya merasa cemas dan tertekan Jika anak


sulit diarahkan

11 Saya merasa sedih ketika anak saya lebih


memperhatikan gadget dari pada sekitarnya

12 Saya tidak takut ketika anak saya bemain


gadget ber jam-jam

13 Saya sulit berkonsentrasi ketika anak asik


bermain gadget

14 Saya merasa senang melihat anak bermain


gadget
Lampiran 5
Hasil Tabulasi Data Penelitian
Kecemasan Orang Pada Anak Usia Sekolah
Yang Bermain Gadget Di Wilayah Pesapen Kali
Surabaya

No Jawaban Kuesioner Nilai Kriteria


Umur Pendidikan Pekerjaan
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1. 29 th SMP IRT 2 3 2 1 1 2 1 1 2 3 3 2 2 2 27 Kecemasan Sedang

2. 40 th SMA IRT 4 1 3 1 3 2 3 3 3 2 4 2 2 4 37 Kecemasan Berat

3. 32 th SMP IRT 4 4 1 1 2 3 2 4 4 2 4 2 3 3 39 Kecemasan Berat

4. 26 th SMP IRT 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 1 4 42 Kecemasan Berat

5. 32 th SMA IRT 3 4 3 2 2 1 4 2 2 3 3 4 2 4 39 Kecemasan Berat

6. 40 th SMA IRT 4 4 4 1 1 4 4 3 4 2 3 4 3 3 42 Kecemasan Berat

7. 26 th SMA IRT 4 4 4 1 1 4 3 3 4 2 3 4 3 4 44 Kecemasan Berat

8. 26 th SMA IRT 2 3 4 2 3 4 1 3 3 3 2 4 1 3 38 Kecemasan Berat

9. 29 th SMA IRT 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 3 43 Kecemasan Berat

10. 37 th SD IRT 4 1 1 3 2 4 2 3 4 3 4 2 3 2 38 Kecemasan Berat

11. 32 th SD IRT 3 3 2 1 1 2 1 1 3 3 4 2 2 2 30 Kecemasan Sedang

12. 39 th SD IRT 3 1 3 2 1 3 2 3 4 2 4 1 3 4 36 Kecemasan Berat

45
46

Perguruan Kecemasan Berat


13. 34 th SWASTA 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 51
tinggi

Perguruan Kecemasan Berat


14. 39 th SWASTA 3 3 2 3 3 4 2 3 4 1 3 3 3 3 40
Tinggi

Perguruan
15. 39 th SWASTA 2 3 2 1 1 2 1 1 3 3 4 2 2 2 29 Kecemasan Sedang
Tinggi

Keterangan :

1. Kecemasan Ringan : Nilai 10 – 20


2. Kecemasan Sedang : Nilai 21 – 30
3. Kecemasan Berat : Nilai 31 – 56
Lampiran 6

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
Jl. Pucang Jajar Tengah No. 56 Surabaya – 60282 Website :
www.poltekkesdepkes-sby.ac.id
Telp. (031) 5027058 Fax. (031) 5028141 Email :
admin@poltekkesdepkes-sby.ac.id

LEMBAR KONSULTASI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

NAMA MAHASISWA : ACHMAD MUKHLIS


NIM : P27820317038
DOSEN PEMBIMBING : BAIQ DEWI HARNANI R. SST, M.Kes
JUDUL KTI : STUDI KASUS KECEMASAN ORANG TUA PADA
ANAK USIA SEKOLAH YANG BERMAIN GADGET
DI WILAYAH PESAPEN KALI SURABAYA

No Tanggal MATERI Rekomendasi Tanda


KONSULTASI tangan

1 25 Agustus 2019 Judul KTI ● Judul ACC


● Membuat BAB 1 sesuai rekomendasi
judul KTI yang di ACC

2 04 September BAB I
● Revisi: Latar belakang cari angka
2019 kejadian terbaru

24 September BAB I ● Revisi: Latar belakang , cari angka


3 2019 kejadian terbaru
● Membuat BAB II
11 Oktober
2019 BAB I, II ●Revisi: Tambakan penyebab dan
4
dampak, tambahkan landasan teori
●Membuat BAB III
BAB I, II, III
07 November ●Revisi : Tujuan umum, susunan
5
2019 landasan teori, kerangka
konsep,populasi, sampel

6 ●Revisi : Data Awal, kerangka konsep,


11 November BAB I, II, III
definisi oprasional, instrumen
2019

1
2

pengumpulan data

7 14 November BAB III ● Revisi : Kerangka Konsep, data


2019 oprasional

21 November ●Membuat Kuesioner


8 2019 ● Revisi: Definisi Oprasional, daftar
BAB III pustaka
●Proposal KTI ACC disarankan konsul
9 20 Januari ke Pembimbing II
2020
BAB IV, V ●Revisi : Tabulasi silang, pembahasan
10 24 Januari sesuai dengan yang disaranksn
2020
● Revisi : Pembahasan tambahkan
BAB IV, V hasil penelitian orang lain, teori
11 27 Januari dijabarkan lagi
2020
●Revisi : Pembahasan tambahkan hasil
BAB IV, V penelitian orang lain
12 31 Januari
2020
BAB V, VI ●Revisi : Perbaiki Pembahasan sesuai
13 03 Februari dengan banyaknya variabel
2020
3

Anda mungkin juga menyukai