0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
65 tayangan4 halaman
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Parasit ini menginfeksi sel darah merah dan menyebabkan gejala seperti demam. Patofisiologinya belum jelas tetapi diduga terkait gangguan aliran darah akibat sel darah merah terinfeksi menempel pada pembuluh darah.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Parasit ini menginfeksi sel darah merah dan menyebabkan gejala seperti demam. Patofisiologinya belum jelas tetapi diduga terkait gangguan aliran darah akibat sel darah merah terinfeksi menempel pada pembuluh darah.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Parasit ini menginfeksi sel darah merah dan menyebabkan gejala seperti demam. Patofisiologinya belum jelas tetapi diduga terkait gangguan aliran darah akibat sel darah merah terinfeksi menempel pada pembuluh darah.
disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang kemudian menyerang sel-sel darah merah. ETIOLOGI Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium. Pada manusia plasmodium terdiri dari empat spesies, yaitu plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae, dan plasmodium ovale. Plasmodium falciparum merupakan penyebab infeksi berat bahkan dapat menimbulkan kematian.
Malaria biasanya didapat dari gigitan nyamuk anopheles betina yang
sebelumnya terinfeksi. Pada keadaan lain, malaria berkembang pasca- penularan transplasenta atau sesudah transfusi darah yang terinfeksi. PATOFISIOLOGI Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada malaria terutama berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada endotelium kapiler. Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup (survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum pasti, tetapi mungkin terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan. Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaksi leukosit dan fagosit, sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan patofisiologik.