TINJAUAN PUSTAKA
A. Terapi Kognitif
1. Pengertian
Terapi kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur, aktif,
direktif dan berjangkan waktu singkat, untuk menghadapi berbagai hambatan dalam
kepribadian, misalnya ansietas atau depresi (Gunarsa, 2007).
Terapi kognitif dikembangkan oleh Aaron Beck. Melalui terapi ini individu
diajarkan/ dilatih untuk mengontrol distorsi pikiran/gagasan/ide dengan benar – benar
mempertimbangkan factor dalam berkembangnya dan menetapnya gangguan mood.
(Townsend, 2005).
Terapi kognitif menjelaskan bahwa bukan suatu peristiwa yang menyebabkan
kecemasan dan tanggapan maladaptif melainkan harapan masyarakat, penilaian, dan
interpretasi dari peristiwa. Sugesti bahwa perilaku maladaptif dapat diubah oleh
berhubungan langsung dengan pikiran dan keyakinan orang (Stuart, 2009).
2. Tujuan
Menurut Setyoadi (2011) beberapa mekanisme koping dengan menggunakan
terapi kognitif adalah sebagai berikut:
1. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menentang
keakuratan kognisi negative klien.
2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap uji realitas.
3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah
4. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang
maladaptive, pikiran yang mengannggu secara otomatis, serta proses pikir tidak
logis yang dibesar-besarkan.
5. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan.
6. Membantu menargetkan proses berpikir serta perilaku yang menyebabkan dan
mempertahankan panik atau kecemasan.
7. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku gangguan
obsesif kompulsif dan selanjutnya mencegah responsnya.
8. Membantu individu mempelajari respons rileksasi, membentuk hirarki situasi
fobia, dan kemudian secara bertahap dihadapkan pada situasinya sambil tetap
mempertahankan respons rileksasi.
9. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil bertahan
hidup dan bukan sebagai korban.
10. Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi system keyakinan yang
salah.
11. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk
meningkatkan aktivitas sosialnnya.
12. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal.
3. Manfaat
a. Menurunkan cemas
b. Tehnik relaksasi
c. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan memodifikasi
respon perilaku.
d. Systematic desenzatization, untuk menurunkan perilaku yang berhubungan dengan
stimulus spesifik.
B. Gangguan Kepribadian
1. Pengertian
Menurut Maramis (2005) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran,
perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi
yang terus menerus terhadap hidupnya.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental
di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak
berfungsi. Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah
suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada
sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan
dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif
maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian.
c. Tahap kerja
1) Terapis mengidentifikasi masalah what, where, when, who
2) Diskusikan sumber masalah
3) Diskusikan pikiran dan perasaan serta yang menyebabkan hal tersebut
timbul
4) Catat pikiran otomatis, perawat mengklasifikasikan dalam distorsi kognitif
5) Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasi pikiran yang
belum didiskusikan
b) Positif thinking terhadap diri sendiri
3) Kontrak akan datang
a) Menyepakati topic yang akan dating
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.
1. Tujuan
Pasien mampu mengungkapkan penyebab timbulnya pikiran otomatis pada perawat
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
a. Sharing
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/Validasi
1. Menanyakan perasaan klien pada saat ini
2. Menanyakan apa telah mencoba mengidentifikasi pikiran otomatis
yang lainnya
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan kemampuan pasien
mengenal hal yang mendasari pemikiran tersebut
b) Mejelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan terapis dari
awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Diskusikan pikiran otomatis
a) Tanyakan penyebabnya
b) Beri respon terhadap pernyataan pasien
c) Tanyakan tindakan pasien
d) Anjurkan pasien menuliskan pernyataannya
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasikan tindakannya
terhadap pikiran otomatis
3) Kontrak akan dating
a) Menyepakati topic yang akan datang yaitu mengenai keuntungan
berhubungan dan kerugiannya
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) . Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.
1. Tujuan
a. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien
b. Pasien dapat menuliskan pikiran otomatis pada perawat
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab#
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan klien pada saat ini
b) Menanyakan apa telah mencoba metode 3 kolom dalam menyelesaikan
masalah
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
memberi respon positif terhadap pikiran otomatis
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Anjurkan pasien untuk menuliskan pikiran otomatisnya
2) Dorong pasien untuk mengomentari tulisannya
3) Anjurkan pasien untuk melakukannya
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien untuk menuliskan setiap apa yang
dipikirkannya dan mengomentari isi tulisannya
b) Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian
3) Kontrak akan dating
a) Menyepakati topic yang akan dating
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.
1. Tujuan
a. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien
b. Pasien mampu menyelesaikan masalah
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan klien pada saat ini
b) Menanyakan apa telah dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
memberi respon positif terhadap pikiran otomatis
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Diskusikan kembali prinsip terapi 3 kolom
2) Tanyakan masalah baru dan respon penyelesaiannya
3) Tanyakan kemampuan menanggapi pikiran otomatis negative
4) Beri penguatan positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien untuk menanggapi pikiran otomatis negative
b) Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian
3) Kontrak akan dating
a) Menyepakati topic yang akan dating
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.
Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku harian
1. Tujuan
a. Meningkatkan kemampuan pasien mengungkapkan hasil
b. Pasien mampu menyelesaikan masalah
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien pada saat ini
b) Menanyakan apa sudah mencoba menanggapi pikiran negatif otomatis
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Diskusikan perasaan setelah menggunakan tahapan rasional
2) Beri umpan balik
3) Diskusikan manfaat tanggapan rasional
4) Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah
5) Tanyakan hambatan yang dialami
6) Beri persepsi perawat
7) Diskusiakan cara mengatasi masalah
8) Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan
9) Mengungkapkan hasil yang diperoleh
10) Membuat buku harian setiap timbul pikiran negative dan tanggapan
rasionalnya atau membaca catatan pikiran otomatis dan tanggapan rasional
11) Beri reinforcement positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada pasien selalu menggunakan pikiran rasional dalam
menyelesaikan masalah
b) Menganjurkan untuk menuliskan kegiatan yang dilakuakan pada
buku kegiatan harian
3) Kontrak akan dating
a) Menyepakati topic yang akan dating
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.
1. Tujuan
Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien
Pasien mendapat support system
Keluarga dapat menjadi support system bagi pasien
2. Setting
Pasien, keluarga dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan menggunakan diri secara terapeutik
dengan berkomunikasi secara terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Da[am terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien dan keluarga
2) Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien dan keluarga pada saat ini
b) Menanyakan apa sudah dilakukan untuk mengatasi perasaannya
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan
kemampuan bersosialisasi pasien
b) Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
c) Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Jelaskan pada keluarga tentang terapi kognitif
2) Libatkan keluarga
3) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang telah dimiliki pasien
4) Anjurkan keluarga untuk siap mendengarkan dan mendengarkan masalah
pasien
5) Beri reinforcement positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapi menanyakan perasaan klien dan keluarga setelah setelah menjalani
terapi.
b) Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan pada keluarga untuk dapat menerima dan merawat pasien
dirumah
b) Menganjurkan untuk melaksanakan jadwal kegiatan yang telah
dibuat bersama pasien
3) Kontrak akan dating
a) Membuat kesepakatan dengan keluarga untuk dapat menjadi support
system bagi pasien
b) Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan
Sambung Kata adalah salah satu permainan ice breaking yang dapat digunakan oleh
pemateri untuk menguji ketangkasan dan kecepatan berpikir otak. Permainan ini
membutuhkan kerja sama antar individu. Sebab masing-masing individu harus dengan cepat
mengucap satu kata dengan menyambung kata sebelumnya untuk menjadi sebuah kalimat
yang utuh.permajna ini dapat dilakuakan secara lisan maupun tertulis. Apabila permainan ini
dilaksanakan secara tertulis apat digunakan untuk melatih ejaan yaitu dengan pemisahan
suku kata Tujuan dari permainan ini yaitu untuk membuat kata sebanyak banyaknya sehingga
dapat meningkatkan penguasaan kosakata.
Permainan ini juga bertujuan untuk melatih otak. Selain melatih otak ,permainan ini
juga sangat menghibur karena kalimat yang terbentuk di akhir tidak direncanakan
sebelumnya atau dengan kata lain terlontar secara spontan. Bisa jadi kalimatnya mengandung
lelucon yang tidak masuk akal dan menjadi bahan tawa seluruh audiens, belum lagi ketika ada
beberapa audiens yang terkena hukuman karena tidak dapat menjawab dengan cepat.
Manfaat lainnya adalah untuk melatih kemampuan berbicara di depan khalayak secara
spontan dan tidak ragu-ragu.
2. Penguasaan Kosakata