Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan di dalam kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan yang 
tidak kecil di dalam segi kehidupan manusia. Perubahansituasi individu baik yang pos
itif maupun negatif dapat mempengaruhikeseimbangan fisik, mental dan sosial. Indiv
idu yang sehat jiwa ini meliputimenyadari kemampuan dirinya secara penuh. Mampu 
menghadapi problemmaupun situasi yang berat dan mampu berada dengan orang la
in(Keliat,dkk.2007).Data statistik yang dikemukakan oleh (WHO) (2012) menyebutka
n bahwasekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiw
a.Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang. Data yangditemukan oleh pe
neliti di Harvard University dan University College London,mengatakan penyakit keji
waan pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua jeniskecacatan diseluruh dunia. Ang
ka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya (VOA Indonesia,2016).
Menurut WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60
juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 jutaterkena dimensi
a. Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah236 juta orang, dengan katego
ri gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan

0,17%menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung.

Tercatatsebanyak 6% penduduk berusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa, dari 34 provinsi di In
donesia, Sumatera Barat merupakan peringkat ke 9 dengan

 jumlahgangguan jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia

 padaurutan ke-2 sebanyak 1,9 permil. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi

saat iniakan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan
 

gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita (Riskesdas 2013).

Dalam pasien dengan gangguan jiwa kurangnya keperawatan diri akibatadanya perubahan proses pi
kir sehingga dalam kemampuan melakukan aktifitas perawatan diri menurun.

Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untukkenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan
. Seperti pada orang sehat

LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan.sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan defisit
perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Menurut Nurjannah, 2000 defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri baik itu mandi, berhias, makan, dan toileting.
Menurut Poter.Pery (2005), Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, defisit perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

B. Klasifikasi
Defisit Perawatan Diri Jika seseorang tidak mampu melakukan semua perawatan
diri,situasi ini digambarkan sebagai defisit perawatan diri total. Namun menurut
batasan karakteristiknya defisit perawatan diri dapat dibedakan jenisnya, yaitu:
1) Defisit Perawatan Diri Mandi
Adalah gangguan kemampuan dalam melakukan aktivitas mandi atau
kebersihan diri. Batasan karakteristik:
 Tidak mampu untuk mengeringkan badan .
 Tidak mampu mengambil perlengkapan mandi.
 Tidak mampu keluar dan masuk kamar mandi.
 Tidak mampu mendapatkan atau menyediakan air.
 Tidak mampu mengatur suhu dan aliran air
 Tidak mampu membersihkan tubuh atau anggota tubuh
2) Defisit Perawatan Diri Berhias
Adalah gangguan kemampuan dalam memakai pakaian dan berhias sendiri.
Batasan karakteristik:
 Hambatan untuk mengenakan dan melepaskan pakaian.
 ambatan untuk mengambil atau mengganti pakaian
3) Defisit Perawatan Diri Makan
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas makan sendiri.
Batasan karakteristik:
 Ketidakmampuan untuk menyuap makanan dari piring ke mulut.
 Ketidakmampuan untuk mengunyah makanan.
 Ketidakmampuan untuk menyelesaikan makan
 Ketidakmampuan untuk meletakkan makanan ke piring.
 Ketidakmampuan untuk memegang alat makan.
 Ketidakmampuan untuk menelan makanan.
 Ketidakmampuan untuk menggunakan alat bantu, dll.
4) Defisit Perawatan Diri Toileting
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan dan menyelesaikan aktivitas
toileting sendiri. Batasan karakteristik:
 Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan eliminasi atau ke kamar
kecil.
 Ketidakmampuan untuk duduk atau bangun dari toilet atau kamar
kecil.
 Ketidakmampuan untuk melepas atau mengenakan pakaian.
 Ketidakmampuan untuk membersihkan diri sehabis eliminasi.
 Ketidakmampuan untuk menyiram toilet atau commode

C. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, 2000
1) Kelelahan fisik .
2) Penurunan kesadaran.
3) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
4) Biologis Penyakit yang diderita klien sehingga tidak mampu melakukan
perawatan diri.
5) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian terhadap dirinya,
lingkungan termasuk terhadap perawatan diri.
6) Sosial Situasi lingkungan mempengaruhi terhadap latihan kemampuan dalam
perawatan diri.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene


 Body image.
 Praktik social.
 Status sosial ekonomi.
 Pengetahuan.
 Budaya.
 Kebiasaan seseorang.
 Kondisi fisik atau psikis.

E. Manifestasi Klinis
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor Rambut dan kulit kotor Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut yang bau Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif Menarik diri, isolasi diri Merasa tak berdaya, rendah
diri, dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang Kegiatan kurang Tidak mampu berprilaku sesuai norma.Cara
makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat , gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.

F. Penatalaksanaan
a) Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri Bina hubungan saling percaya
Bicarakan tentang pentingnya kebersihan Kuatkan kemampuan klien
merawat diri.
b) Membimbing dan menolong klien merawat diri Bantu klien merawat diri
Ajarkan keterampilan secara bertahap Buatkan jadwal kegiatan setiap hari.
c) Ciptakan lingkungan yang mendukung Sediakan perlengkapan yang
diperlukan untuk melakukan perawatan diri Dekatkan peralatan agar mudah
dijangkau oleh klien Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai