Anda di halaman 1dari 41

HUBUNGAN POLA ASUH IBU TERHADAP PELAKSANAAN

MENGGOSOK GIGI PADA ANAK DI TK AGUNG WILIS


GENDOH SEMPU BANYUWANGI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:
ANGGI SILVIA WARDHANI
14.401.18.004

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
MARET 2021
HUBUNGAN POLA ASUH IBU TERHADAP PELAKSANAAN
MENGGOSOK GIGI PADA ANAK DI TK AGUNG WILIS
GENDOH SEMPU BANYUWANGI

Diajukan kepada
Program Studi Diploma III Keperawatan
Akademi Kesehatan Rustid
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Ahli Madya Kpeerawatan

OLEH:
ANGGI SILVIA WARDHANI
14.401.18.004

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
MARET 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya : Anggi Silvia Wardhani


Tulis Oleh
Judul : HUBUNGAN POLA ASUH IBU TERHADAP
PELAKSANAAN MENGGOSOK GIGI PADA
ANAK DI TK AGUNG WILIS GENDOH SEMPU
BANYUWANGI

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Proposal Karya Tulis
Ilmiah pada tanggal :..................... 2021

Oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Maulida Nurfazriah O, S.Kep., Ns., MPH Sumarman, S.Kep., Ns., M.Kes


NIK. 201403.45 NIK. 201305.46

Mengetahui
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Ka. Prodi D III Keperawatan

Hendrik Probo Sasongko, S.Kep., Ns., MM


NIK. 201403.43

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya : Anggi Silvia Wardhani


Tulis Oleh
Judul : HUBUNGAN POLA ASUH IBU TERHADAP
PELAKSANAAN MENGGOSOK GIGI PADA
ANAK DI TK AGUNG WILIS GENDOH SEMPU
BANYUWANGI

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Program Studi Diploma III Keperawatan Akademi Kesehatan
Rustida

Tanggal, .....................................2021

DEWAN PENGUJI

Ketua :

...................

Anggota : 1. Maulida Nurfazriah O, S.Kep., Ns., MPH

...................

2. Sumarman, S.Kep., Ns., M.Kes

...................

Mengetahui
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Ka. Prodi D III Keperawatan

Hendrik Probo Sasongko, S.Kep., Ns., MM


NIK. 201403.43

iii
PERNYATAAN ORISINILITAS

saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:


Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “HUBUNGAN POLA ASUH IBU
TERHADAP PELAKSANAAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK DI TK
AGUNG WILIS GENDOH SEMPU BANYUWANGI” ini adalah Proposal Karya
Tulis Ilmiah yang sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain
kecuali secara tertulis diigunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan
dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti
terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17 tahun
2010).

Krikilan, ...........................2021
Yang menyatakan

Anggi Silvia Wardhani


NIM. 14.401.18.004

Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Maulida Nurfazriah O, S.Kep., Ns., MPH Sumarman, S.Kep., Ns., M.Kes


NIK. 201403.45 NIK. 201305.46

iv
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena hanya


dengan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “HUBUNGAN POLA ASUH
ORANG TUA TERHADAP PELAKSANAAN MENGGOSOK GIGI PADA
ANAK” dapat saya selesaikan dengan baik sebagai persyaratan Akademik untuk
menyusun KTI dalam rangka menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA)
Program Studi Diploma III Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida.
Penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Haswita, S.Kp., M.Kes, selaku Direktur Akademi Kesehatan Rustida;
2. Bapak Hendrik Probo Sasongko, S.Kep., Ns., M.M., selaku Kepala Program
Studi Diploma III Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida;
3. Ibu Maulida Nurfazriah O, S.Kep., Ns., MPH Selaku Pembimbing Proposal
Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dengan tekun dan sabar dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini;
4. Semua Dosen Program Studi Diploma III Keperawatan Akademi Kesehatan
Rustida yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis sebagai bekal
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini;
5. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan
do‟a untuk keberhasilan ini;
6. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Akademi
Kesehatan Rustida yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis;
7. Sahabat-sahabat dan semua pihak yang telah membantu penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu kami ucapkan
banyak terima kasih. Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal Karya
Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu saran dan kritik demi perbaikan sangat penulis harapkan. Dan
semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca
serta perkembangan ilmu keperawatan pada umumnya.

Krikilan, ......... Juni 2021


Penulis

v
HUBUNGAN POLA ASUH IBU TERHADAP PELAKSANAAN

MENGGOSOK GIGI PADA ANAK DI TK AGUNG WILIS

GENDOH SEMPU BANYUWANGI

ABSTRAK

vi
HUBUNGAN POLA ASUH IBU TERHADAP PELAKSANAAN

MENGGOSOK GIGI PADA ANAK DI TK AGUNG WILIS

GENDOH SEMPU BANYUWANGI

ABSTRAK

vii
DAFTAR ISI

viii
DAFTAR TABEL

ix
DAFTAR GAMBAR

x
DAFTAR LAMPIRAN

xi
DAFTAR Arti Lambang, Singkatan, dan Istilah

xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pola asuh merupakan bagian terpenting dan paling dasar untuk
mempersiapkan anak untuk menjadi baik. Pola asuh terdiri dari 3 macam
yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh primisif. Pola
asuh orang tua mempunyai peran penting dalam mengoptimalkan
pekembangan pada anak (Bagus, 2016). Kesehatan mulut merupakan
komponen kesehatan yang penting untuk dijaga. Hal ini juga menjadi jelas
bahwa faktor penyebab dan resiko penyakit mulut yang termasuk kategori
umum (Ramadhan et al., 2016). Kesehatan gigi dan mulut perlu untuk
dijaga karena gigi dan gusi yang bermasalah dan tidak terawat akan
mengakibatkan rasa sakit, gangguan mengunyah dan masalah gigi lainnya
seperti karies pada gigi (Putri & Maimaznah, 2021).
Di seluruh dunia penderita gigi karies sulung pada anak mencapai
486 juta orang, sedangkan penderita gigi karies permanen terdapat 2,4 juta
orang. Tindakan kesehatan masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi agar
tidak rusak diperlukan persediaan flourida untuk meminimalisasikan
kerusakan pada gigi (World Health Organization, 2020). Prevalensi masalah
karien gigi di Indonesia mencapai 88,8%. Di provinsi Jawa Timur angka
permasalahan pada gigi dan mulut yaitu 55% dan diperoleh masalah karies
gigi sebanyak 42% (Riskesdas, 2018).
Permasalahan yang banyak terjadi pada anak yaitu berkaitan dengan
kebersihan perorangan dan lingkungan salah satunya seperti menggosok
gigi dengan baik dan benar. Permasalahan kesehatan gigi dan mulut disetiap
tahunnya terus mengalami peningkatan (Meto et al., 2020). Untuk menjaga
kesehatan mulut dan gigi seorang anak perlu sekali mendapatkan perhatian
lebih karena rentan terjadinya masalah pada gigi. Menggosok gigi memiliki
peran penting dalam mencegah pengembangan bakteri yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada gigi dan mulut (Hamidah et al.,
2021).

1
2

Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan anak


tentang menggosok gigi dengan baik dan benar dengan cara membiasakan
anak untuk menyikat gigi dengan teratur yang berguna untuk menghindari
kerusakan gigi pada anak. Menggosok gigi dapat dilakukan sehari sebanyak
tiga kali yaitu pagi, siang dan malam. Anak dapat belajar untuk menggosok
gigi dengan dibantu orang tua (Suciari et al., 2015). Orang tua mempunyai
peran penting untuk optimalisasi perkembangan anak. Sebab, kuangnya
rangsangan dari orang tua dapat berpengaruh pada perkembangan anak
yaitu, anak dapat terlambat dalam tumbuh kembang (Amin et al., 2020).
Orang tua memiliki tanggung jawab kepada anaknya untuk mengasuh dan
membimbing anak dirumah yang bertujuan untuk membentuk kepribadian
anak menjadi yang lebih baik. Bentuk interaksi yang terjadi antara orang tua
dengan anaknya merupakan bentuk pola asuh yang ada dalam keluarga yang
dapat mempengaruhi perkembangan anak (Aprilie et al., 2019).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua terhadap
pelaksanaan menggosok gigi pada anak di TK Agung Wilis Gendoh.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada
hubungan pola asuh orang tua terhadap pelaksanaan menggosok gigi pada
anak di TK Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap pelaksanaan
menggosok gigi pada anak di TK Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pola asuh orang terhadap pelaksanaan menggosok gigi
di TK Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi.
2. Mengidentifikasi pelaksanaan menggosok gigi dalam kehidupan sehari-
hari pada anak di TK Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi.
3. Mengidentifikasi hubungan pola asuh orang terhadap pelaksanaan
menggosok gigi di TK Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi.
3

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dengan hasil penelerian ini mampu memberikan
informasi bagi pembaca dan pihak-pihak yang ikut serta dalam penelitian
tentang hubungan pola asuh orang tua terhadap pelaksanaan menggosok gigi
pada anak di TK Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi.
1.4.2 Manfaat Praktisi
1. Bagi peneliti
Diharapkan pada hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan peneliti tentang hubungan pola asuh orang tua terhadap
pelaksanaan menggosok gigi pada anak.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dengan hasil penelitian ini institusi mampu
menjadikan sumber referensi untuk penelitian berikunya.
3. Bagi tempat penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
dan pengetahuan terhadap orang tua khususnya ibu tentang hubungan
pola asuh orang tua terhadap pelaksanaan menggosok gigi pada anak di
TK Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi.
1.5 Penelitian Terkait
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
terinpirasi dari beberapa jurnal penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan latar belakang masalah. Berikut ini yang berhubungan dengan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 oleh Meto, Ifana &
Endang dengan judul “ Pengaruh Pelatihan Menggosok Gigi Dengan
Metode Storytelling Terhadap Kemampuan Menggosok Gigi Pada Anak
Usia Prasekolah”. Tujuan penelitian ini untuk melatih anak usia pra sekolah
dalam menggosok gigi dengan menggunakan metode bercerita. Pada
penelitian ini meneliti tentang Pengaruh Pelatihan Menggosok Gigi Dengan
4

Metode Storytelling Terhadap Kemampuan Menggosok Gigi Pada Anak


Usia Prasekolah. Penelitian Pre Eksperimen ini menggunakan rancangan
One Group pretest dan posttest dengan jumlah sampel 70 responden.
Metode penelitian yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil dari
penelitian ini adalah, sebagian besar responden yang terdiri dari 70
responden, 45,7% responden yang memiliki keterampilan dalam menggsok
gigi dengan katagori kurang, 34,3% responden yang memiliki keterampilan
dalam menggosok gigi dengan kategori cukup, dan 20% responden yang
memiliki keterampilan dalam menggosok gigi dengan kategori baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Hamidah, Sarwo, dan Pranowo pada
tahun 2021 dengan judul “Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Tentang
Menggosok Gigi Pada Anak”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Tentang Menggosok Gigi Pada Anak.
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian deskriftif dengan
responden sebanyak 75 anak. Hasil dari penelitian dapat di simpulkan
bahwasannya pengetahuan dan perilaku tentang menyikat gigi pada anak
termasuk dalam kategori sedang yang berarti tingginya nilai data pada anak
disebabkan oleh pengetahuan dan perilaku tentang menyikat gigi yang
kurang.
Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki persamaan dan
perbedaan dengan peneliti terkait. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu kerangka teori, kerangka konsep, populasi,
sampel, lokasi penelitian, pengaruh pelatihan menggosok gigi dengan
metode storytelling terhadap kemampuan menggosok gigi pada anak usia
prasekolah, dan gambaran pengetahuan dan perilaku tentang menggosok
gigi pada anak. Pada penelitian ini tidak memiliki persamaan, namun pada
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu tentang hubungan pola
asuh orang tua terhadap pelaksanaan menggosok gigi pada anak.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Konsep Dasar Pola Asuh
1. Definisi
Secara etiologi, pola asuh berarti bentuk, tata cara. Sedangkan asuh
berarti merawat, menjaga, mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau
sistem dalam merawat, menjaga dan mendidik. Pola asuh orang tua adalah
interaksi orang tua terhadap anaknya dalam hal mendidik dan memberikan
contoh yang baik agar anak dapat kemampuan sesuai dengan tahap
perkembangannya (Juliani, 2018).
Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam menjalin hubungan
dengan anaknya. Sikap orang tua dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain
dari cara orang tua memberi peraturan kepada anak, cara orang tua memberi
penghargaan dan sanksi, cara orang tua memperlihatkan kekuasaan dan cara
orang tua memberi perhatian kepada anak, pendapat orang tua dengan
kemauan dari anak (Muqorrobin, 2017).
2. Jenis Pola Asuh
Faktor yang menjadi penentu potensi dan karakter dari anak yaitu
metode pola asuh yang sering digunakan oleh orang tua kepada anak. Jenis-
jenis pola asuh orang tua terdiri dari 3 macam yaitu(Ayun, 2017):
a. Pola asuh otoriter
pola asuh orang tua otoriter ditandai dalam hubungan orang tua
dengan anak tidak hangat dan sering menghukum. Pola asuh otoriter
adalah pola asuh yang ditandai dengan aturan yang ketat, terlalu
memaksa anak untuk bersikap dan berperilaku seperti orang tua,
keterbatasan untuk kebebasan melakukan kegiatan, kurangnya
komunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua.
b. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis ditandai dengan terdapat ungkapan dari
orang tua terhadap kemampuan yang dimiliki oleh anak, anak diberikan
peluang untuk tidak bergantung dengan orang tuanya. Memberikan

5
6

kebebasan kepada anak untuk menentukan apa yang terbaik bagi


dirinya, mendengarkan pendapat dari anak, selalu di ikut sertakan
dalam pembicaraan terutama yang berhubungan dengan kehidupan anak
itu sendiri. Memberi anak peluang untuk mengembangkan kontrol
internalnya sehingga dapat berlatih untuk bertanggung jawab kepada
diri sendiri.
c. Pola asuh permisif
Pola Permisif adalah pola asuh yang tidak adanya pembatasan
dalam melakukan apapun anak bebas dalam menentukan dan
melakukan sesuatu sesuai keinginan. Pola asuh ini ditandai dengan
orang tua tidak pernah memberi peraturan dan arahan pada anak,
sehingga anak berperilaku sesuai keinginannya sendiri.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh
Faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu sebagai berikut
(Utami, 2017):
a. Budaya
Orang tua meniru kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak.
Orang tua berharap kelak anaknya bisa diterima di lingkungan
masyakrakat secara baik, sebab itu kebiasaan atau budaya masyarakat
dalam mengasuh anak dapat mempengaruhi orang tua dalam
memberikan pola asuh pada anaknya.
b. Tingkat Pendidikan
Dalam mengasuh anak tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan
orang tua sangatlah penting.
c. Umur
Umur merupakan indikator kedewasaan seseorang, semakin bertambah
umur semakin bertambah pengetahuan yang dimiliki, serta perilaku
yang sesuai untuk mendidik anak.dibandingkan dengan kaum laki-laki,
sehingga wanita mempunyai tanggung jawab lebih kepada orang lain
atau saudaranya.
7

4. Dimensi Pola Asuh


Terdapat dua dimensi yang ada pada pola asuh antara lain (Muqorrobin,
2017):
a. Dimensi Kontrol
Dimensi kontrol memiliki indikator, yaitu :
1) Pembatasan (Restrictiveness)
Pembatasan merupakan suatu pencegahan atas suatu hal yang
ingin dilakukan anak. Kondisi ini ditandai dengan banyaknya
larangan dan batasan yang diberikan pada anak, sehingga anak
menganggap bahwa larangan dan batasan yang diberikan orang tua
tersebut menjadi penolakan orang tua atau pencerminan bahwa orang
tua tidak mencintainya.
2) Tuntutan (Demandingeness)
Tuntutan secara umum dapat dikatakan orang tua
mengharapkan dan berusaha agar anak dapat memenuhi standar
tingkah laku, sikap serta tanggung jawab sosial yang tinggi atau
yang telah ditetapkan.
3) Sikap Ketat (Strictness)
Orang tua tidak ingin anaknya membantah atau tidak
berkenan dengan kritikan yang diajukan anak pada peraturan yang
telah ditetapkan. Hal dikaitkan dengan sikap orang tua yang ketat
dan tegas dalam menjaga anak agar selalu patuh pada aturan dan
tuntutan yang diberi oleh orang tuanya.
4) Campur Tangan (Intrusiveness)
Campur tangan orang tua dapat diartikan sebagai rencan yang
dilakukan orang tua dengan rencana-rencana anak, hubungan
interpersonal anak atau kegiatan lainnya.
5) Kekuasaan yang sewenang-wenang (Arbitrary exercise of power)
Orang tua merasa berhak menggunakan hukuman bila
tingkah laku anak tidak sesuai dengan yang diharapkan selain itu,
hukuman yang diberikan tersebut tanpa disertai dengan penjelasan
mengenai letak kesalahan anak.
8

b. Dimensi Kehangatan
Dimensi kehangatan memiliki beberapa indikator,
yaitu(Muqorrobin, 2017):
1) Perhatian orang tua terhadap kesejahteraan anak,
2) Responsifitas orang tua terhadap kebutuhan anak,
3) Meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama dengan
anak,
4) Menunjukan rasa antusias pada tingkah laku yang ditampilkan
anak
5) Peka terhadap kebutuhan emosional anak.
2.1.2 Konsep Orang Tua
1. Definisi Orang Tua
Orang tua merupakan ikatan batin antara dua orang pasangan yaitu,
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera. Orang tua adalah
perancang keluarga untuk merencanakan dan mengarahkan perkembangan
keluarga. Ibu dan ayah menumbuh kembangkan tugas orang tua mereka
dalam tuntutan yang berubah terus menerus dan tugas-tugas perkembangan
dari orang-orang yang sedang tumbuh, keluarga secara keseluruhan dan
mereka sendiri (Utami, 2017).
2. Tugas Orang Tua
Tugas dari orang tua meliputi (Utami, 2017):
a. Memberikan perhatian dan terlibat dalam sosial anak
Bahwa orang tua harus ikut serta mendampingi anak saat berhubungan
dengan anak yang lain, serta memberikan perhatian yang khusus agar
anak dapat menjalin suatu hubungan sosial dengan baik.
b. Memberikan contoh perilaku sosial yang baik
Untuk membentuk perilaku sosial yang baik pada anak, seorang ibu
harus dapat memberikan contoh perilaku sosial yang baik seperti saling
bekerja sama, ramah tamah, dll. Sehingga dalam bersosialisasi anak
akan bersikap sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh ibunya.
c. Menerapkan batas-batas yang jelas mana perilaku yang boleh dan tidak
9

Seorang ibu harus dapat memberikan penjelasan pada anaknya tentang


perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dengan demikian anak
dapat membedakan antara perilaku sosia yang baik dan tidak baik,
ketika anak tersebut bergaul dengan anaknya.
d. Tidak membandingkan dengan anak yang lain
Dalam kehidupan sehari-hari setiap anak mempunyai sifat dan perilaku
yang berbeda-beda, tergantung dari pendidikan yang diberikan oleh
orang tua. Seban jika orang tua membandingkan anaknya dengan anak
yang lain dapat menjadikan seorang anak akan merasa sedih dan tidak
percaya diri.
e. Tidak bersifat otoriter
Pad ausia prasekolah anak sangat suka diberikan kebebasan terutama
saat berhubungan dengan teman-temannnya atau bermain bersama
teman seusianya. Karena seorang anak tidak suka terlalu diberi tekanan
dan terlalu dipaksa.
f. Memberkan kesempatan untuk bergaul dengan anak-anak yang lain.
Saat anak berada di lingkungan sekolah orang tua harus memberi anak
peluang untuk bergaul dengan anak-anak yang lain, agar anak mampu
belajar bagaimana bersosialisasi dengan menghargai satu sama lain.
g. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
Selama masih anak-anak sangat membutuhkan kasih saying dan rasa
aman yang kususnya dari seorang ibu, supaya anka tidak merasa
kekurangan kasih saying dalam kehidupannya. Sehigga anak akan
tumbuh lebih dewasa.
h. Semakin sedikit anak, maka waktu yang tersedia untuk mendapatkan
informasi semakin besar karena beban kerja berkurang dibandingkan
dengan ibu yang memiliki anak banyak.
i. Semakin kecil jumlah anak atau nomor urut anak dalam keluarga, maka
waktu yang tersedia untuk mendapatkan informasi atau penluhan pada
pemeriksaan kesehatan dan knsultasi kedoter akan makin besar, karena
beban kerja lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anak yang
banyak.
10

2.1.3 Konsep Menggosok Gigi


1. Definisi Menggosok Gigi
Menggosok gigi adalah kegiatan rutinitas yang penting dalam menjaga
dan memelihara kesehatan gigi setiap hari. Menggosok gigi merupakan
suatu kontrol plak dan langkah awal untuk mencegah karies. Saat ini kontrol
plak telah dilengkapi dengan penambahan bahan aktif yang mengandung
bahan dasar alami ataupun sintetik sebagai bahan antibakteri yang tersedia
dalam bentuk sediaan obat kumur dan pasta gigi (Siregar, 2019).
Menggosok gigi merupakan suatu tindakan membersihkan gigi dan
mulut dari sisa makanan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit pada jaringan keras maupun lunak secara mekanis dengan
menggunakan alat yaitu sikat gigi (Siregar, 2019).
hal yang yang sangat penting untuk diperhatikan saat menggosok gigi
yaitu (Dewi, 2019):
a. Waktu menyikat gigi, yaitu minimal dua kali sehari pagi setelah
sarapan dan malam sebelum tidur.
b. Menyikat gigi dengan lembut, menyikat gigi yang terlalu keras
dapat menyebabkan kerusakan gigi dan gusi.
c. Durasi dalam menyikat gigi, menyikat gigi yang tepat dibutuhkan
durasi minimal 2 menit.
d. Ruti mengganti sikat gigi, minimal 3 bulan sekali.
e. Menjaga kebersihan sikat gigi,dengan cara dibilas dibawah air
mengalir, keringkan bulu sikat dan simpan posisi sikat gigi
dengan posisi berdiri
f. Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
2. Waktu Menggosok Gigi
Waktu menggosok dan membersihkan gigi dalam sehari yaitu minimal
2 kali. Menggosok gigi sebelum tidur malam dan pada waktu pagi hari
sebelum beraktivitas dan dilanjutkan dengan menggosok gigi sehingga
kondisi mulut tetap bersih sampai siang (Siregar, 2019).
11

a. Menggosok gigi di pagi hari


Kebiasaan menggosok gigi yang baik di pagi hari adalah setelah
makan pagi. Menggosok gigi setelah makan dapat membersihkan sisa-
sisa makanan yang menempel di gigi setelah makan. (Dewi, 2019).
b. Menggosok gigi sebelum tidur
Menggosok gigi sebelum tidur malam penting dilakukan karena
interaksi bakteri dan sisa-sisa makanan yang berasal dari makan
malam dapat terjadi ketika tidur malam (Dewi, 2019)
Menggosok gigi pada malam hari sangat penting, karena banyak sisa-
sisa makanan banyak berkumpul di sela-sela gigi serta pada malam hari air
ludah tercipta sedikit maka banyak sisa makanan yang menempel. (Siregar,
2019).
3. Teknik Menggosok Gigi
Teknik dalam menggosok gigi terdiri dari (Dewi, 2019):
a. Teknik horizontal yaitu di lakukan semua permukaan gigi disikat
dengan gerakan ke kiri dan ke kanan.
b. Teknik roll, bulu sikat diletakan dengan posisi mengarah ke akar gigi,
sehingga bagian bulu sikat menekan gusi dan gusi menjadi berwarna
pusat. Cara penyikatan ini terutama bertujuan untuk pemijatan gusi
supaya kotoran dapat keluar dan untuk daerah pembersihan sela-sela
gigi.
c. Teknik bass, bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut 45ᵒ
dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga menyentuh
tepi gusi.
d. Teknik stillman, (pada margin gingiva mengarah ke apikal 45ᵒ dengan
sumbu panjang gigi) berikan tekanan pada gingiva sampai putih
kemudian keluarkan ulangi beberapa kali putar sedikit sikat gigi kearah
oklusal selama prosedur berlangsung.
e. Tenik vertikal, untuk menyikat bagian depan gigi kedua rahang tertutup
lalu gigi di sikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk
permukaan gigi belakang, gerakan yang dilakukan sama tetapi mulut
dalam keadaan terbuka.
12

f. Teknik fones atau teknik sirkuler, bulu sikat ditempelkan tegak lurus
pada permukaan gigi kedua rahang dalam keadaan mengatup sikat gigi
digerakan membentuk lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi
rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus, daerah diantara dua gigi
tidak mendapat perhatian khusus untuk permukaan belakang gigi,
gerakan yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil
g. Teknik charters ( setingkat dengan permukaan oklusal dan mengarah
kearah oklusal kira-kira 45ᵒ dengan sumbu panjang gigi) getarkan sikat
sambil menggerakannya kearah apikal terhadap margin gingiva.
2.1.4 Konsep Anak
1. Definisi Anak Prasekolah
Anak usia prasekolah adalah anak usia yang berusia antara nol sampai
enam tahun. Di Indonesia usia empat sampai enam tahun biasanya
mengikuti program taman kanak – kanak Anak usia pra sekolah adalah
anak- anak yang menyempurnakan penguasaan terhadap tubuh mereka dan
masa cemas menunggu awal pendidikan formal (Utami, 2017).
2. Ciri-Ciri Anak Prasekolah
Ciri-ciri anak usia pra sekolah meliputi aspek fisik, social, emosional,
dan kognitif pada anak antara lain (Utami, 2017):
a. Ciri fisik anak usia prasekolah
Anak usia pra sekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah
memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan
yang dilakukan diri sendiri. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan
anak membutuhkan istirahat yang cukup. Otot-otot besar pada anak usia
pra sekolah lebih berkembang dari control terhadap jari dan tangan.
Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya objek-objek kecil ukurannya, itulah sebabnya kordinasi
tangan dan matanya masih kurang sempurna. Rata-rata kenaikan berat
badan pertahun sekitar 16,7-18,7 kg dan tinggi sekitar 103-110 cm,
mulai terjadi erupsi gigi permanen.
13

b. Ciri social anak usia prasekolah


Anak usia pra sekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan
orang sekitarnya. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak
terlalu terorganisasi secara baik sehingga ceapat berganti-ganti. Anak
menjadi mandiri, agresif secara fisik dan verbal, bermain secara
asosiatif dan mengekplorasi seksualitas.
c. Ciri emosional anak usia prasekolah
Anak usia pra sekolah cenderung mengekspresikan emosinya
dengan bebas dan terbuka. Sikap sering marah dan iri hati sering
diperlihatkan.
d. Ciri kognitif anak usia prasekolah
Pada umumnya pada anak usia pra sekolah telah terampil dalam
berbahasa. Sebagian dari mereka sering berbicara, khususnya dalam
kelompok. Sebagian dari mereka perlu dilatih untuk menjadi pendengar
yang baik.
3. Perkembangan Kognitif anak
Perkembangan anak usia prasekolah masih masuk tahap
praoperasional. Yang ditandai oleh adanya pemakaian kata-kata lebih awal
dan manipilasi simbol-simbol yang menggambarkan objek atau benda dan
keterkaiatan atau hubungan antara mereka. Selain itu juga ditandai dengan
beberapa hal, antara lain : egosintrisme, katidakmatangan
pikiran/ide/gagasan tentang sebab-sebab dunia fisik. Kebingungan antara
simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan untuk fokus pada satu
dimensi pada satu waktu dan kebingungan tentang identitas orang dan objek
(Utami, 2017)
4. Perkembangan bahasa
a. Anak usia 3 tahun dapat mengatakan 900 kata, menggunakan tiga
sampai empat kalimat dan berbicara dengan tidak putus-putusnya
(ceriwis).
b. Anak usia 4 tahun dapat mengatakan 1500 kata, menceritakan cerita
yang berlebihan dan menyanyikan lagu sederhana.
14

c. Anak usia 5 tahun dapat mengatakan 2100 kata, mengetahui empat


warna atau lebih, nama-nama hari dalam seminggu dan nama bulan.
5. Perkembangan Psikososial
Anak usia pra sekolah berada pada tahap ketiga: inisiatif vs kesalahan,
tahap yang di awali pada anak saat usia 4-5 tahun (preshool age). Antara
usia 3 dan 6 tahun, anak menghadapi krisis pisiko social yang di inisialkan
sebagai inisiatif rawan rasa bersalah (initiative vs guilt). Pada usia ini,anak
usia normal telah menguasai rasa inisiatif. Mereka adalah pembelajar yang
energik, antusiasme, pengganggu dengan imajinasi yang aktif
perkembangan rasa bersalah terjadi pada saat anak dibuat merasa bahwa
imajinasinya tidak dapat diterima. Mereka mulai menggunakan lasana
sederhana dan dapat ditoleransi terhadat keterlambatan pemuasan dalam
periode yang sama.
6. Perkembangan Moral
Anak usia pra sekolah berada pada tahap pre konvesional pada tahap
perkembangan moral yang berlangsung sampai usia 10 tahun. Pada fase ini,
kesadaran timbul dan penekanannya kontrol eksternal. Standart moral anak
berada pada orang lain dan ia mengobservasi mereka untuk menghindari
hukuman.
15

2.2 Konsep Teori


Faktor yang mempengaruhi Pola asuh orang
pola asuh: tua:
1. Budaya Pola asuh 1. Otoriter
2. Tingkat pendidikan orang tua 2. Demokrasi
3. Umur 3. Premisif
4. Tingkat sosial ekonomi

Anak usia prasekolah

Pelaksanaan
menggosok gigi pada
anak

Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Pelaksanaan Menggosok Gigi Pada Anak
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti
2.3 Kerangka Konsep

Pelaksanaan menggosok
Pola asuh orang tua
gigi pada anak

Gambar 2.2 Kerangka konsep Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Pelaksanaan Menggosok Gigi Pada Anak
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban dari pertanyaan peneliti yang menunjukkan
adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
Ha : adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap pelaksanaan menggosok gigi
pada anak
Ho : tidak ada hubungan pola asuh orang tua terhadap pelaksanaan menggosok
gigi pada anak
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
jenis penelitian analitik korelasional. Desain yang digunakan pada penelitian
ini adalah cross sectional. Jenis penelitian dengan analitik korelasional adalah
untuk membuktikan terdapat hubungan antara dua variabel yaitu antara
variabel independen pola asuh orang tua dengan variabel dependen
pelaksanaan menggosok gigi pada anak. Variabel independen dan variabel
dependen dikumpulkan dalam satu saat atau secara langsung (Utami, 2017)
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian atau objek
yang akan dileliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah
orang tua (ibu) di TK Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Sampel pada penelitian ini adalah purposive
sampling.
Besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini adalah
berjumlah 30 responden dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Anak yang terdata di TK Agung Wilis Gendoh Sempu
Banyuwangi
b. Orang Tua (Ibu) dari anak yang terdata di TK Agung Wilis
Gendoh Sempu Banyuwangi
c. Anak dan orang tua (ibu) kooperatif
d. Anak dan orang tua yang bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eklusi
a. Menolah untuk menjadi responden
b. Anak yang diantar oleh keluarga yang lain, seperti Ayah dan
nenek

16
17

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Agung Wilis Gendoh Sempu
Banyuwangi. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai
April 2021.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel merupakan suati objek yang akan diteliti baik dalam hal
benda atau tempat tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua
variabel yaitu :
1. Variabel Independen
Variebel independen merupakan suatu variabel yang niainya
menentukan variabel lain (Utami, 2017). Dalam penelitan ini
variabel independennya yaitu pola asuh orang tua di TK Agung
Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi.
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen yaitu variabel yang nilainya tentukan variabel
lain (Utami, 2017).dalam penelitian ini variabel dependennya
adalah pelaksanaan menggosok gigi pada anak di TK Agung Wilis
Gendoh Banyuwangi.
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional terdiri dari dua variabel, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Definisi operasional variabel independen
pada penelitian ini adalah pola asuh orang tua sedangkan variabel dependen
pada penelitian ini adalah pelaksanaan menggosok gigi pada anak. Penjelasan
definisi operasional dapat dilihat pada tabel berikut :
18

Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian hubungan pola asuh orang


tua terhadap pelaksanaan menggosok gigi pada anak di TK
Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi.
Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional Data
Variabel Cara orang Pola asuh Kuisioner Nominal 4= Selalu
Bebas: tua dalam terdiri dari : 3= Sering
pola asuh mengasuh - Otoriter 2= Jarang
orang tua anaknya - Demokratis 0= Tidak
- Permisif Pernah
Kriteria:
1. Kurang
(total skor
50)
2. Cukup
(total skor
50-80)
3. Baik (total
skor 80)
Variabel Merupakan Menggosok Kuisioner Ordinal 4= Selalu
Terikat: tingkah laku gigi minimal 3= Sering
Pelaksana dalam 3 kali sehari 2= Jarang
an membersihk pada pagi 0= Tidak
menggoso an gigi dari hari dan Pernah
k gigi sisa-sisa sebelum tidur Kriteria:
makanan merupakan 1. Kurang
dilakukan program (total skor
yang terus hygiene 40)
menerus. mulut yang 2. Cukup
efektif. (total skor
Cara 40-60)
menggosok 3. Baik
19

gigi yang (total skor


baik adalah 60)
membersihka
n seluruh
bagian gigi,
gerakan
vertical, dan
gerakan
lembu

3.6 Alat dan Bahan Penelitian


Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh
peneliti untuk melakukan penelitian yaitu mengobservasi, mengukur atau
menilai suatu kejadian (Utami, 2017). Instrumen pada penelitian ini adalah
menggunakan angket (kuisioner) yang telah diuji oleh peneliti sebelumnya
menggunakan skala likert. Peneliti menggunakan jenis instrumen kuisioner
dengan menggunakan tanda check list (√) yang berjumlah 35 soal 20 soal
tentang pola asuh rang tua, 15 soal untuk pelaksanaan menyikat gigi dan
pemberian skor “SELALU” “SERING” “KADANG-KADANG” “TIDAK
PERNAK”.
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah keabsahan suatu data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya setelah dilakukan penelitian. Penghitungan uji
validitas ini menggunakan bantuan Statistical Package for the Social
Science (SPSS) dan Microsoft Office Excel. Kemudian diperoleh nilai lalu
dibandingkan dengan tingkat kepercayaan Setelah diperoleh, kemudian
dibandingkan dengan tingkat kepercayaan α= 0.6. Jika <0.6 maka item
tersebut dikatakan tidak valid dan jika >0.6 maka item tersebut dikatakan
valid (Notoatmodjo, 2012).
20

Keputusan pengujian validitas instrumen adalah :


a. Item pernyataan dikatakan valid apabila
b. Item pernyataan dikatakan tidak valid apabila rhitung > rtabel
Setelah dilakukan uji validitas menggunakan softwere statistic pada
kuesioner pola makan yang terdiri dari 10 pertanyaan diperoleh hasil r
hitung 0,671 item pertanyaan dikatakan valid.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
digunakan memiliki suatu kesamaan apabila pengukuran dilaksanakan oleh
orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini item
pertanyaan pada kuesioner yang sudah valid diuji dengan rumus Alpa
Cronbach, dasar pengambilan keputusan adalah reliabel jika nilai alpha > r
tabel. Dasar pengambilan keputusan reliabel adalah jika nilai cronbach alpha
≥ 0,6. Instrument yang diuji reliabilitasnya adalah instrument yang sudah
valid pada uji validitas (Putra, 2012).
3.8 Cara Pengumpulan Data
1. peneliti menyusun kuisioner yang akan di isi oleh responden yang
digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data
2. kuisioner uang telah diuji validitas dan rehabilitasinya kepada responden
yang sesuai dengan kriteria sempel yang ditentukan oleh peneliti
3. pertanyaan yang tidak valid dapat direvisi untuk memperoleh pertanyaan
yang sesuai dengan variabel independen dan dependen
4. peneliti meminta surat izin pada pihak kampus untuk mengadakan
penelitian.
5. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan meminta responden uuntuk
menandatangangi lembar persetujuan tanpa adanya paksaan.
6. Setelah responden memahami cara pengisian kuisioner, maka peneliti
mendampingi responden dalam mengisi dan menjelaskan pertanyaan jika
responden tidak memahami pertanyaan.
7. Setiap kuisioner yang sudah diisi oleh responden diberikan kepada peneliti
untuk diambil datanya.
21

8. Responden yang sudah bersedia mengisi diberikan hadiah sebagai ucapan


terimakasih peneliti kepada responden atas partisipasinya.
3.9 Analisa Data
3.9.1 Analisis Univariat
Analisis bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis
univariat menggambarkan distribusi dari variabel yang disajikan dalam
bentuk tabel dan gambar dengan presentase sesuai dengan data yang
sebenarnya.
3.9.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetaui dua variabel yang
berkolerasi an berhubungan. Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan
untuk mengetahui antara hubungan pola asuh orang tua terhadap
pelaksanaan meggosok gigi pada anak. pengetahuan analisa data bivariat ini
dengan menggunakan bantuan komputerisasi SPSS Uji statistik yang
digunakan yaitu uji chi square. Uji chi square digunakan untuk mengetahui
hubungan variabel yang mempunyai data kategorik. Skala nominal dan
ordinal biasanya terdapat pada data atau variabel kategorik (Notoatmodjo,
2012). Semua hepotesis untuk kategorik yang bersekala nominal dan ordinal
tidak berpasangan menggunakan analisa data uji chi square, Apabila
memenuhi syarat uji chi square. Untuk mengetahui hubungan antara
variabel, taraf signifikan yaitu α (0,05): apabila p≤0,05 = Ho ditolak, Ha
diterima berarti ada hubungan pola asuh orang tua terhadap pelaksanaan
menggosok gigi pada anak dan apabila p>0,05 = Ho diterima, Ha diolak
berarti tidak terdapat hubungan pola asuh orang tua terhadap pelaksanaan
menggosok gigi pada anak.
3.10 Etika Penulisan
Pada penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat pada
pihak terkait yaitu TK Agung Wilis Gendoh Sempu Banyuwangi dan
melakukan informed consent pada setiap responden yang ada.
22

3.10.1 Lembar persetujuan menjadi responden


Sebelum dilakukan penelitian, peneliti memberikan lembar
persetujuan kepada responden untuk mengetahui maksud dan tujuan
peneliti. Setelah itu responden menyetujui lembar tersebut dengan
menandatangani lembar persetujuan.
3.10.2 Tanpa nama (Anonimity)
Untuk menjaga identitas responden, peneliti tidak perlu
mencantumkan nama responden dilembar persetujuan tersebut dan hanya
berisi nama inisial.
3.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti mampu menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan,
informasi digunakan hanya untuk kepentingan penelitian tidak untuk
dipublikasikan
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. Al, Achmad Effendi, & Ulum, A. S. (2020). HUBUNGAN POLA ASUH
ORANG TUA DENGAN ORAL HYGINE PADA ANAK USIA PRA
SEKOLAH DI TK BUSTANUL ULUM WONGSOREJO KABUPATEN
BANYUWANGI. 8(2), 65–77.
Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan dalam
Membentuk Kepribadian Anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru
Raudhatul Athfal, 5(1), 102–122. https://doi.org/10.21043/thufula.v5i1.2421
Bagus, A. F. (2016). HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA
DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE (Issue June). Sekolah Tinggi
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Dewi, N. M. (2019). GAMBARAN PERILAKU MENYIKAT GIGI DAN ABRASI
GIGI PADA MAHASISWA ASRAMA GALUH CIAMIS JAWA BARAT DI
YOGYAKARTA.
http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-
8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciu
rbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484
_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI
Juliani, U. (2018). HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PAUD AL FITRAH
KECAMATAN SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI. In
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN.
Meto, Ifana Anugraheni, & Yunalia, E. M. (2020). Pengaruh Pelatihan
Menggosok Gigi Dengan Metode Storytelling Terhadap Kemampuan
Menggosok Gigi Pada Anak Usia Prasekolah. Jurnal Kesehatan Mahasiswa
UNIK, 2(1), 77–85.
Muqorrobin, A. L. Z. (2017). PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA
TERHADAP KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS X dan XI SMKN 2
MALANG. In FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG.
Putra, F. Y. (2012). HUBUNGAN POLA / ASUH ORANG TUA / DENGAN
PERSONAL g USIA PRASEKOLAH g DI DESA BALUNG c . id ASUH
ORANG c . id DENGAN PERSONAL g DI DESA BALUNG. 124.
Putri, V. S., & Maimaznah, M. (2021). Efektifitas Gosok Gigi Massal dan
Pendidikan Kesehatan Gigi Mulut pada Anak Usia 7-11 Tahun di SDN 174
Kel. Murni Kota Jambi. Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 3(1), 63.
https://doi.org/10.36565/jak.v3i1.152
Ramadhan, A., Cholil, & Bayu, I. S. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Angka Karies Gigi di SMPN 1
Marabaha. Kedokteran Gigi, 1(2), 176.
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/dentino/article/view/567

23
24

Siregar, S. M. H. (2019). Karya tulis ilmiah gambaran kebiasaan menyikat gigi


malam hari terhadap status karies gigi pada siswa/i.
Suciari, A., Arief, Y. S., & Rachmawati, P. D. (2015). Peran Orang Tua dalam
Membimbing Meyikat Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak
Prasekolah. Jurnal STIKES, 4, 223–229.
Utami, A. G. (2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Pola Makan Pada
Anak Usia Pra SEkolah (3-5 tahun) Di TK Rejosari Kec. Sawahan Madiun.
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
25

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :

Menyutujui untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh:


Nama : Anggi Silvia Wardhani
NIM : 14.401.18.004
Judul Penelitian : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Pelaksanaan Menggosok Gigi Pada Anak

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan peneliti, bersama ini saya


menyatakan tidak keberatan untuk menjadi responden penelitian.

Demikian pernyataan ini saya buat, tanpa paksaan dan tekanan dari peneliti

Krikilan, …………2021
Peneliti Responden

…………………
Anggi Silvia Wardhani
26

Lampiran 2. Lembar Kuisioner

KUESIONER PERILAKU MENGGOSOK GIGI


Nomor Responden:

Jawab atau tanggapi pernyataan-pernyataan di bawah ini, dengan


memberi tanda “√” pada kolom jawaban yang kamu pilih!
Jawaban
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
Pernah
1. Saya menggosok gigi sebelum tidur malam .
2. Saya menggosok gigi sebelum berangkat
ke sekolah.
3. Saya menggosok gigi setelah makan
nasi.
4. Saya menggosok gigi setelah makan
cemilan/kue.
5. Saya menggosok gigi kira-kira selama 2-
3 menit.
6. Dalam menyikat gigi saya menggunakan
odol.
7. Saya menyikat gigi dengan tekanan
pelan/lembut.
8. Seluruh gigi dan bagian-bagiannya (depan,
belakang, luar, dalam) saya sikat
9. Celah-celah gigi juga saya sikat.
10. Seluruh gigi dan bagian-bagiannya
(depan, belakang, luar, dalam) saya
sikat.
11 Permukaan luar gigi disikat secara
horisontal (ke arah belakang dan depan)
serta vertikal (ke arah atas dan bawah)
12. Permukaan dalam gigi belakang
(permukaan gigi untuk mengunyah)
disikat mendatar ke luar dan ke dalam
serta ke kanan dan ke kiri.
13. Celah-celah gigi disikat dengan gerakan
ke luar dan ke dalam
14. Perbatasan gigi dan gusi disikat secara
vertikal (ke atas dan ke bawah).
15. Setelah selesai menggosok gigi, saya
berkumur sampai bersih.
27

KUISIONER POLA ASUH ORANG TUA

Berilah tanda chek (√)pada kolom yang tersedia pada jawaban. Pilihlah jawaban sesuai
dengan pengalaman yang ibu alami dan rasakan!

KODE RESPONDEN :

No Pertanyaan Selalu Sering Jarang Tidak


Pernah
1 Pada saat anak saya bertanya
“mengapa”, saya menyediakan
waktu untuk menjelaskan
2 Sebagai orang tua, tindakan-
tindakan saya lebih terlihat
daripada kata-kata saya
3 Saya membantu anak saya untuk
mengetahui kemampuan yang
dimilikinya
4 Saya menyusun dan memberii
petunjuk yang jelas terkait
aturan untuk anak-anak saya
5 Saya merasa nyaman
mengajarkan berbagai
keterampilan kepada anak saya
6 Saya memilih menunjukkan
kepada anak saya bagaimana
caranya melakukan berbagai hal
Saya sering memberi kata-kata
pendorong semangat
kepadaanak saya
Saya menyediakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan yang
akan memungkinkan anak saya
berhasil
Saya mampu memberi instruksi
yang jelas kepada anak saya

Saya akan senang untuk melihat


anak saya mengikuti contoh saya

Saya ada disana untuk


menggembirakan anak saya pada
acara-acara disekolah
28

Saya mampu untuk membiarkan


anak saya menyelesaikan
tugas secara mandiri
Saya menjelaskan kepercayaan
agama dan nilai-nilai saya
kepada anak saya
Anak-anak saya belajar dengan
baik dengan cara
memperhatikan saya
Saya suportif (mendukung)
terhadap anak saya

Saya memberi tantangan kepada


anak saya untuk mencoba
hal-hal baru
Saya senang menolong anak
saya untuk memahami
dunianya
Saya cekatan dalam
menunjukkan sesuatu kepada
anak
saya
Saya mencari kesempatan untuk
menegaskan anak saya

Saya menggunakan kekuatan


saya untuk mengembangkan
anak saya

Anda mungkin juga menyukai