Anda di halaman 1dari 66

HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK DENGAN KEJADIAN KARIES PADA

ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELOMPOK BERMAIN


BAITURRAHMAN KECAMATAN PEUNDEUY
KABUPATEN GARUT

Proposal Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Syarat Untuk


Pendidikan Program Studi Sarjana Terapan Terapi Gigi

AGHNIA NURHAFIZA FATARANI


NIM.P2.06.25.1.22.004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KESEHATAN GIGI
TASIKMALAYA
2023
i

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK DENGAN KEJADIAN KARIES


PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELOMPOK BERMAIN
BAITURRAHMAN KECAMATAN PEUNDEUY
KABUPATEN GARUT

Disusun Oleh:
AGHNIA NURHAFIZA FATARANI
NIM.P2.06.25.1.22.004

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing 1,

drg. Culia Rahayu, MDSc


NIP.196709071993022001

Pembimbing II

Aan Kusmana, SKM, MA.Kes


NIP. 197301041993031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Kesehatan Gigi Ketua program studi


Politeknik Kesehatan Tasikmalaya DIV Terapis Gigi Tasikmalaya

Rudi Triyanto, S.Si.T., MDSC drg. Hadiyat Miko,M.Kes


NIP. 196412041985031002 NIP. 196308171993121001

i
ii

LEMBAR PENGUJI

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK DENGAN KEJADIAN KARIES


PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELOMPOK BERMAIN
BAITURRAHMAN KECAMATAN PEUNDEUY
KABUPATEN GARUT

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:

AGHNIA NURHAFIZA FATARANI


P2.06.25.1.22.004

Telah Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji:


1. Penguji 1,

……………….. 1.
NIP…………………..

2. Penguji II

…………. 2.
NIP. ………..
3. Penguji III

…………. 3.
NIP. ………………….

ii
iii

HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK DENGAN TINGKAT KARIES PADA


ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELOMPOK BERMAIN
BAITURRAHMAN KECAMATAN PEUNDEUY
KABUPATEN GARUT

Aghnia Nurhafiza Fatarani 1, drg. Culia Rahayu2 , Aan Kusmana3

1) Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi


2) Dosen Jurusan Kesehatan Gigi
3) Dosen Jurusan Kesehatan Gigi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya


Jurusan Kesehatan Gigi
ABSTRAK
Latar Belakang: Status gizi merupakan kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh
kecukupan asupan zat gizi dan penggunaan zat gizi. Makanan yang dikonsumsi
dapat mempengaruhi timbulnya karies khususnya jenis makanan yang
mengandung gula (glukosa, sukrosa, fruktosa) karena menyebabkan rendahnya
asupan fluorida yang berperan penting untuk pencegahan karies gigi. Karies
merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan
sementum. Faktor utama penyebab karies adalah faktor host/tuan rumah,
agen/mikroorganisme, substrak/diet, dan waktu. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
untuk “menganalisis hubungan status gizi anak terhadap kejadian karies pada anak
usia pra sekolah di Kelompok Bermain Baiturrahman Kecamatan Peundeuy
Garut”. Metode: Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelatif dengan
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, jumlah sampel
berjumlah 30 orang, dengan menggunakan metode total sampling. Alat ukur yang
digunakan adalah antropometri gizi dan Kartu pemeriksaan indeks DMF-T dan
def-t.
Kata Kunci: status gizi anak, tingkat karies

iii
iv

THE RELATIONSHIP BETWEEN CHILD NUTRITIONAL STATUS AND


CARIES LEVEL IN PRE-SCHOOL AGE CHILDREN IN THE
BAITURRAHMAN PLAYING GROUP, PEUNDEUY DISTRICT
GARUT DISTRICT

Aghnia Nurhafiza Fatarani 1, drg. Culia Rahayu2 , Aan Kusmana3

1) Student of Dental Health Department


2) Lecturer of the Department of Dental Health
3) Lecturer of the Department of Dental Health

Health Polytechnic of the Ministry of Health Tasikmalaya


Dental Health Department

ABSTRACT

Background: Nutritional status is a health condition that is influenced by the


adequacy of nutrient intake and the use of nutrients. Food consumed can affect
the incidence of caries, especially types of foods that contain sugar (glucose,
sucrose, fructose) because it causes low intake of fluoride which plays an
important role in preventing dental caries. Caries is a disease of the hard tissues
of the teeth, namely enamel, dentine and cementum. The main factors that cause
caries are host factors, agents/microorganisms, substrate/diet, and time.
Purpose: This study aims to "analyze the relationship between the nutritional
status of children and the incidence of caries in pre-school children in the
Baiturrahman Playgroup, Peundeuy Garut District". Method: The type of
research used is correlative descriptive with the research design used is cross
sectional, the number of samples is 30 people, using the total sampling method.
The measurement tools used were nutritional anthropometry and DMF-T and def-
t index check cards.
Keywords: nutritional status of children, level of caries.

iv
v

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT


yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya. Penulis dapat
menyelesaikan proposal Skripsi ini yang berjudul ” Hubungan Status Gizi
Anak Dengan Kejadian Karies Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Kelompok
Bermain Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Kabupaten Garut”. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada nabi besar
Muhammad SAW, Keluarganya, sahabatnya serta sampai kepada kita selaku
umatnya sampai akhir zaman. Proposal Skripsi ini disusun untuk melengkapi
tugas dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Terapis Gigi dan
Mulut Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalaya. Penulis
menyadari akan keterbatasan kemampuan, pemngetahuan, serta sumber yang
didapat, namun berkat bimbingan, dorongan dan bantuan dari pembimbing dan
berbagai pihak akhirnya proposal skripsi ini dapat diselesaikan.
Terwujudnya proposal skripsi ini tiada lain berkat arahan dan bimbingan
semua pihak, maka penulis sampaikan ucapan rasa terimakasih dan penghargaan
setulus tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada
yang terhormat:
1. Hj. Ani Radiati, S.Pd., M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Tasikmalaya
2. Rudi Triyanto, S.Si.T., MDSc, selaku Ketua Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.
3. drg. Hadiyat Miko., M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Terapis Gigi
dan Mulut Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.
4. drg. Culia Rahayu, MDSc, selaku dosen pembimbing 1 yang telah banyak
memberikan bimbingan, motivasi, nasehat, arahan, kritik dan saran serta telah
meluangkan waktunya dalam penyusunan proposal skripsi ini.
5. Aan Kusmana, SKM, MA.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah sabar
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan

v
vi

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.


6. Bu Eni, selaku Kepala Sekolah Kelompok Bermanin Baiturrahman yang telah
memberikan izin dalam penelitian ini.
7. Seluruh dosen Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalaya
yang telah memberi ilmu, dukungan dan motivasi selama penyusunan
mengenyam Pendidikan Jurusan Kesehatan Gigi.
8. Petugas perpustakaan dan seluruh karyawan Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Tasikmalaya yang telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
9. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Alih Jenjang yang telah memberikan
semangat dan dukungannya dalam penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
yang telah membantu dalam penulisan proposal skripsi ini.
Semoga semua amal baik dari berbagai pihak dalam penyelesaian
proposal skripsi ini mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Penulis
menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini masih belum sempurna, untuk
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Tasikmalaya, 23 juni 2023

Penulis

vi
vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
LEMBAR PENGUJI.............................................................................................ii
ABSTRAK .........................................................................................................viiii
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................... 3
1.5 Keaslian Penelitian........................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 6
2.1 Status Gizi....................................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Status Gizi................................................................................... 6
2.1.2 Penilaian Status Gizi..................................................................................... 7
2.1.3 Masalah Gizi Pada Anak............................................................................. 12
2.2 Karies Gigi.................................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Karies Gigi................................................................................. 13
2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Karies Gigi.......................................................... 13
2.2.3 Jenis Karies Gigi...........................................................................................14
2.2.4 Indeks Karies.................................................................................................15
2.2.4.1 Indeks DMF-T dan def-t...........................................................................16
2.2.5 Karies Pada Anak Usia Pra Sekolah.............................................................18
2.3 Krangka Teori Penelitian..............................................................................19

vii
viii

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................21


3.1 Kerangka Konsep.........................................................................................24
3.2 Hipotesis.......................................................................................................24
3.3 Jenis Penelitian.............................................................................................24
3.4 Populasi dan Sampel.....................................................................................24
3.4.1 Populasi.........................................................................................................24
3.4.2 Sampel...........................................................................................................25
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................25
3.6 Alat dan Bahan Penelitian............................................................................25
3.7 Alat Ukur Penelitian.................................................................................... 26
3.7.1 Pengukuran Antropometri.............................................................................26
3.7.2 Kartu pemeriksaan DMF-T dan def-t.......................................................... 26
3.8 Jalan Penelitian................................................................................................27
3.8.1 Persiapan.......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… .29

viii
ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Berat Badan Menurut Umur Anak Laki-Laki 0-24 Bulan… 16
Gambar 2.2 Berat Badan Menurut Umur Anak Perempuan 0-24 Bulan … 16
Gambar 2.3 Faktor Terjadinya Karies .……..……………………………. 20
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian……………………………… 24
Gambar 3.1 Bagan Alur Metode Penelitian………………………………. 33

ix
x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak…………….. 12


Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Laki-
Tabel 2.2 27
Laki Umur 0-60 Bulan………………………………………
Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak

Tabel 2.3 Perempuan Umur 0-60 16


Bulan………………………………..

Kode status gigi dalam DMF-


Tabel 2.4 24
T………………………………….

Tabel 3.1 Kriteria DMF-T- def-t………………………………………. 28

Tabel 3.12 Bagan Alur Penelitian………………………………………. 33

x
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


Lampiran 2 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3 Jadwal Penelitian
Lampiran 4 Alat Ukur Penelitian
Lampiran 5 Informed Concent
Lampiran 6 Rekap Data Hasil Penelitian
Lampiran 7 Hasil Olah Data Spss
Lampiran 8 Dokumentasi
Lampiran 9 Lembar Konsultasi
Lampiran 10 Biografi Penulis

xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan bebas dari penyakit mulut dan
kanker tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi dan jaringan
periodontal, gangguan yang membatasi kapasitas seorang individu dalam
mengunyah, menggigit, tersenyum, berbicara dan kesejahteraan psiko-sosial
(Pardosi, S., 2021). Kesehatan gigi dan mulut sangat mempengaruhi kesehatan
tubuh karena kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral yang tidak
dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum.
Salah satu penyakit kesehatan gigi dan mulut yang mendominasi di Indonesia
adalah karies gigi atau gigi berlubang (Kemenkes, 2018). Karies gigi merupakan
suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang
disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan.
Tandanya yaitu adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti
oleh kerusakan bahan organik. Akibatnya, terjadi invasi bakteri kemudian pulpa
serta penyebaran infeksi jaringan yang dapat menyebabkan nyeri (Martini, dkk
2018).
Prevalensi nasional mengenai masalah gigi dan mulut di Indonesia masih
sangat besar, yaitu 57,6% dan hanya sebanyak10,2% yang mendapat pelayanan
tenaga medis. Karies gigi merupakan penyakit yang sangat rentan terjadi pada
kelompok usia anak-anak dan prevalensinya akan terus meningkat sejalan dengan
pertambahan usia. Prevalensi karies gigi pada anak sangat tinggi yaitu mencapai
93%, artinya hanya 7% anak Indonesia yang bebas dari karies. Riset ini
menunjukan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia khususnya pada kesehatan
gigi dan mulut dan kejadian karies gigi masih rendah (Riskesdas, 2018). Karies
gigi terjadi oleh beberapa faktor yaitu host atau tuan rumah, agen atau
mikroorganisme, substrak atau diet, dan faktor waktu (Putri, dkk.,2017).

1
6

Sedangkan faktor lain adalah kualitas oral hygiene, status sosial ekonomi
keluarga, pendapatan dan makanan kariogenik. Faktor-faktor tersebut berkerja
sama dan saling mendukung satu sama lain. Karies gigi yang tidak dapat diobati
dan di lakukan perawatan dengan baik dapat menimbulkan dampak yang buruk,
membatasi aktivitas dan mempengaruhi kualitas hidup anak. Karies gigi
menyebabkan penurunan fungsi gigi sebagai alat cerna dan mengganggu
pencernaan dan akan menjadi sumber fokal infeksi di dalam rongga mulut serta
rasa sakit. Rasa sakit dan ngilu membuat anak lebih rewel dan tidak dapat tidur
dengan tenang (Zahra.M,I,dkk, 2020).
Karies gigi juga dapat mengangu pengunyahan. Anak yang menderita karies
gigi mudah kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan dalam konsumsi
makan, menyebabkan asupan gizi yang di terima menjadi adekuat.
Ketidakseimbangan asupan gizi dalam jangka waktu yang panjang dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan pada jaringan massa tubuh yang akan
berdampak pada status gizi anak. (Rohmawati, N.,2017)
Status gizi anak adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Makanan adalah obat yang mengandung zat gizi atau
unsurunsur ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, dan
berguna bila dimasukkan kedalam tubuh (Hasrul, dkk 2020). Permasalahan gizi
masih menjadi masalah kesehatan yang belum 3 terselesaikan. Data hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi
kategori gizi sangat kurus, kurus dan gemuk pada anak usia 5-12 tahun masih
tinggi yaitu 30,7%, 11,2%, dan 18,8%. Provinsi Sumatera Utara termasuk salah
satu provinsi dengan angka prevalensi kategori gemuk dan kurus pada anak usia
5-12 tahun yang berada di atas angka nasional yaitu 21,2% dan 36,9 %,
sedangkan prevalensi kategori sangat kurus berada di bawah angka nasional yaitu
sebesar 9,3% (Kemenkes RI, 2018).
Pada penelitian Taupiek (2016) yang melakukan penelitian tentang hubungan
antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi yang dilakukan
pada pada siswa-siswi taman kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar
Kabupaten Banjar, status gizi diukur menggunakan microtoise untuk mengukur
7

tinggi badan, tabel standar TB/U untuk anak umur 24-60 bulan, sedangkan status
karies diukur menggunakan DMF-T. Hasil menunjukkan bahwa terdapat terdapat
hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi pada
siswa-siswi. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin melakukan telaah
(review) secara sistematis tentang “Hubungan Status Gizi Anak Terhadap
Kejadian Karies Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Kelompok Bermain
Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Kabupaten Garut”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah hubungan status gizi anak
dengan kejadian karies pada anak usia pra sekolah di Kelompok Bermain
Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Kabupaten Garut?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi anak
dengan kejadian karies pada anak usia pra sekolah di Kelompok Bermain
Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Garut.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui gambaran status gizi pada anak usia pra sekolah di
Kelompok Bermain baiturrahman Kecamatan Peundeuy Garut.
1.3.2.2 Untuk mendeskripsikan kejadian karies pada anak usia pra sekolah di
Kelompok Bermain baiturrahman Kecamatan Peundeuy Garut.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dibidang Kesehatan khususnya dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi akademik
Diharapkan dapat menambah literatur bagi perpustakaan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya khususnya Jurusan Kesehatan Gigi tentang
8

kejadian karies pada anak usia pra sekolah di Kelompok Bermain


baiturrahman Kecamatan Peundeuy Garut.
1.4.2.2 Bagi peneliti
Bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan, pengetahuan dan
informasi tentang adanya hubungan status gizi anak terhadap kejadian
karies pada anak usia pra sekolah serta memberikan pengalaman secara
langsung dalam melakukan penelitian ini yang berguna untuk penyusunan
Skripsi.
1.4.2.3 Bagi Responden
Diharapkan dapat dijadikan acuan dalam mengetahui status gizi,
perkembangan tumbuh kembang anak serta mengetahui keterkaitan
dengan masalah Kesehatan gigi dan mulut pada anak usia pra sekolah.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian berjudul “Hubungan Status Gizi Anak Dengan Kejadian Karies
Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Kelompok Bermain Baiturrahman Kecamatan
Peundeuy Kabupaten Garut” belum pernah dilakukan, adapun penelitian
sebelumnya hampir mirip dengan judul penelitian ini adalah:
1.5.1 Sinurbaya pada tahun 2020 yang berjudul “Hubungan Status Gizi Dengan
Terjadinya Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar” perbedaannya
penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah pada
populasi, sampel, tempat dan waktu penelitian.
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi


2.1.1 Pengertian Status Gizi
Menurut Budiman, A.,dkk (2021) status gizi adalah suatu ukuran mengenai
kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan
pengggunaan zat-zat di dalam tubuh. Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan
oleh keseimbangan antara asupan gizi dari makanan dan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk metabolisme tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat
gizi yang berbeda antarindividu, hal ini tergantung pada usia orang tersebut, jenis
kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, berat badan, dan lainnya (Ruhana, A., dkk
2019).
Pemanfaatan zat gizi dalam tubuh dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu primer
dan sekunder. Faktor primer adalah keadaan yang mempengaruhi 7 asupan gizi
dikarenakan susunan makanan yang dikonsumsi tidak tepat. Sedangkan faktor
sekunder adalah zat gizi tidak mencukupi kebutuhan tubuh karena adanya
gangguan pada pemanfaatan zat gizi dalam tubuh (Ruhana, A., dkk 2019). Faktor
primer disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi
pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan lainnya.
Faktor sekunder atau faktor kondisi disebabkan karena terganggunya pencernaan,
terganggunya absorbsi zat-zat gizi, dan faktor lainnya yang menyebabkan zat-zat
gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi (Lutviana, E dan
Budiono, I., 2012).
Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan
sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas di masa yang akan datang. Semakin
baik status gizi, maka semakin berkualitas sumberdaya manusia. Status gizi baik
dapat terwujud dengan memperhatikan status gizi sejak anak usia dini sampai
anak memasuki masa anak usia sekolah (Manafe, R., dkk, 2019).
10

2.1.2 Penilaian Status Gizi


Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang
diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu
populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih.
Sedangkan status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi) dalam bentuk variabel
tertentu. (Retnowati, P., 2020)

2.1.3 Penilaian Status Gizi Anak


Standar Antropometri Anak digunakan untuk menilai atau menentukan
status gizi anak. Penilaian status gizi Anak dilakukan dengan membandingkan
hasil pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan dengan Standar
Antropometri Anak. Klasifikasi penilaian status gizi berdasarkan Indeks
Antropometri sesuai dengan kategori status gizi pada WHO Child Growth
Standards untuk anak usia 0-5 tahun dan The WHO Reference untuk anak 5-18
tahun.

Penilaian status gizi anak dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran


berat badan dan panjang/tinggi badan dengan Standar Antropometri Anak yang
menggunakan:

2.1.3.1. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak usia 0 (nol)
sampai dengan 60 (enam puluh) bulan.
Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan
dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan berat
badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely underweight),
tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau
sangat gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U
rendah, kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan, sehingga perlu
dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau IMT/U sebelum
diintervensi. Indeks ini digunakan untuk menentukan kategori:
a. berat badan sangat kurang (severely underweight)
b. berat badan kurang (underweight)
11

c. berat badan normal


d. risiko berat badan lebih
2.1.3.2. Indeks Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U
atau TB/U) anak usia 0 (nol) sampai dengan 60 (enam puluh) bulan.
Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan panjang
atau tinggi badan anak berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat
mengidentifikasi anak-anak yang pendek (stunted) atau sangat pendek
(severely stunted), yang disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama
atau sering sakit. Indeks ini digunakan untuk menentukan kategori:
a. sangat pendek (severely stunted)
b. pendek (stunted)
c. normal
d. tinggi
2.1.3.3. Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan
(BB/PB atau BB/TB) anak usia 0 (nol) sampai dengan 60 (enam puluh)
bulan.
Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan
anak sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini
dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted), gizi
buruk (severely wasted) serta anak yang memiliki risiko gizi lebih
(possible risk of overweight). Kondisi gizi buruk biasanya disebabkan oleh
penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja terjadi (akut) maupun
yang telah lama terjadi (kronis). Indeks ini digunakan untuk menentukan
kategori:
a. gizi buruk (severely wasted)
b. gizi kurang (wasted)
c. gizi baik (normal)
d. berisiko gizi lebih (possible risk of overweight)
e. gizi lebih (overweight)
f. obesitas (obese).
12

2.1.3.4. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia 0 (nol)
sampai dengan 60 (enam puluh) bulan.
Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk,
gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas. Grafik
IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukkan hasil yang
sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih
dan obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U >+1SD berisiko gizi
lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi
lebih dan obesitas. Indeks ini digunakan untuk menentukan kategori:
a. gizi buruk (severely wasted)
b. gizi kurang (wasted)
c. gizi baik (normal)
d. berisiko gizi lebih (possible risk of overweight)
e. gizi lebih (overweight)
f. obesitas (obese).
2.1.3.5. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia lebih dari 5
(lima) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun. indeks ini digunakan
untuk menentukan kategori:
a. gizi buruk (severely thinness)
b. gizi kurang (thinness)
c. gizi baik (normal)
d. gizi lebih (overweight)
e. obesitas (obese)

2.1.3.6. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak


Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)


Berat Badan menurut Berat badan sangat <-3 SD
Umur (BB/U) anak usia kurang (severely
0 - 60 bulan underweight)
Berat badan kurang - 3 SD sd <- 2 SD
13

(underweight)
Berat badan normal -2 SD sd +1 SD
Risiko Berat badan lebih > +1 SD
Panjang Badan atau Sangat pendek (severely <-3 SD
Tinggi Badan menurut stunted)
Umur (PB/U atau Pendek (stunted) - 3 SD sd <- 2 SD
TB/U) anak usia 0 - 60 Normal -2 SD sd +3 SD
bulan Tinggi > +3 SD
Gizi buruk (severely <-3 SD
wasted
Berat Badan menurut Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
Panjang Badan atau Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Tinggi Badan (BB/PB Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
atau BB/TB) anak usia (possible risk of
0 - 60 bulan overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Gizi buruk (severely <-3 SD
wasted)
Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
Indeks Massa Tubuh Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
menurut Umur (IMT/U) Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
anak usia 0 - 60 bulan (possible risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Gizi buruk (severely <-3 SD
Indeks Massa Tubuh thinness)
menurut Umur (IMT/U) Gizi kurang (thinness) - 3 SD sd <- 2 SD
anak usia 5 - 18 tahun Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Gizi lebih (overweight) + 1 SD sd +2 SD
14

Obesitas (obese) > + 2 SD

2.1.3.7. Tabel Standar Antropometri dan Grafik Pertumbuhan Anak


Penentuan status gizi anak merujuk pada tabel Standar
Antropometri Anak dan grafik pertumbuhan anak, namun grafik lebih
menggambarkan kecenderungan pertumbuhan anak. Baik tabel maupun
grafik menggunakan ambang batas yang sama.
Untuk menentukan status gizi anak, baik menggunakan tabel
maupun grafik perlu memperhatikan keempat indeks standar antropometri
secara bersamaan sehingga dapat menentukan masalah pertumbuhan,
untuk dilakukan tindakan pencegahan dan tata laksana lebih lanjut
(Kementerian Kesehatan, R.I 2020).
Tabel Standar Antropometri dan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA)
terdiri atas indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan
menurut Tinggi Badan BB/TB), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan
Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U), sebagai berikut:
a. Tabel Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak Umur 0-60
bulan
Tabel 2.2 Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Laki-Laki Umur 0-60
Bulan
Berat Badan (Kg)
Umur (bulan)
-3 -2 -1 Median +1 +2 +3
SD SD SD SD SD SD
0 2.1 2.5 2.9 3.3 3.9 4.4 5.0
1 2.9 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6
2 3.8 4.3 4.9 5.6 6.3 7.1 8.0
3 4.4 5.0 5.7 6.4 7.2 8.0 9.0
4 4.9 5.6 6.2 7.0 7.8 8.7 9.7
5 5.3 6.0 6.7 7.5 8.4 9.3 10.4
6 5.7 6.4 7.1 7.9 8.8 9.8 10.9
7 5.9 6.7 7.4 8.3 9.2 10.3 11.4
15

8 6.2 6.9 7.7 8.6 9.6 10.7 11.9


9 6.4 7.1 8.0 8.9 9.9 11.0 12.3
10 6.6 7.4 8.2 9.2 10. 11.4 12.7
2
11 6.8 7.6 8.4 9.4 10. 11.7 13.0
5
12 6.9 7.7 8.6 9.6 10. 12.0 13.3
8
13 7.1 7.9 8.8 9.9 11. 12.3 13.7
0
14 7.2 8.1 9.0 10.1 11. 12.6 14.0
3
15 7.4 8.3 9.2 10.3 11. 12.8 14.3
5
16 7.5 8.4 9.4 10.5 11. 13.1 14.6
7
17 7.7 8.6 9.6 10.7 12. 13.4 14.9
0
18 7.8 8.8 9.8 10.9 12. 13.7 15.3
2
19 8.0 8.9 10.0 11.1 12. 13.9 15.6
5
20 8.1 9.1 10.1 11.3 12. 14.2 15.9
7
21 8.2 9.2 10.3 11.5 12. 14.5 16.2
9
22 8.4 9.4 10.5 11.8 13. 14.7 16.5
2
23 8.5 9.5 10.7 12.0 13. 15.0 16.8
4
24 8.6 9.7 10.8 12.2 13. 15.3 17.1
6
25 8.8 9.8 11.0 12.4 13. 15.5 17.5
9
26 8.9 10.0 11.2 12.5 14. 15.8 17.8
1
27 9.0 10.1 11.3 12.7 14. 16.1 18.1
3
16

Berat Badan (Kg)


Umur (bulan)
-3 -2 -1 Median +1 +2 +3
SD SD SD SD SD SD
28 9.1 10.2 11.5 12.9 14.5 16.3 18.4
29 9.2 10.4 11.7 13.1 14.8 16.6 18.7
30 9.4 10.5 11.8 13.3 15.0 16.9 19.0
31 9.5 10.7 12.0 13.5 15.2 17.1 19.3
32 9.6 10.8 12.1 13.7 15.4 17.4 19.6
33 9.7 10.9 12.3 13.8 15.6 17.6 19.9
34 9.8 11.0 12.4 14.0 15.8 17.8 20.2
35 9.9 11.2 12.6 14.2 16.0 18.1 20.4
36 10.0 11.3 12.7 14.3 16.2 18.3 20.7
37 10.1 11.4 12.9 14.5 16.4 18.6 21.0
38 10.2 11.5 13.0 14.7 16.6 18.8 21.3
39 10.3 11.6 13.1 14.8 16.8 19.0 21.6
40 10.4 11.8 13.3 15.0 17.0 19.3 21.9
41 10.5 11.9 13.4 15.2 17.2 19.5 22.1
42 10.6 12.0 13.6 15.3 17.4 19.7 22.4
43 10.7 12.1 13.7 15.5 17.6 20.0 22.7
44 10.8 12.2 13.8 15.7 17.8 20.2 23.0
45 10.9 12.4 14.0 15.8 18.0 20.5 23.3
46 11.0 12.5 14.1 16.0 18.2 20.7 23.6
47 11.1 12.6 14.3 16.2 18.4 20.9 23.9
48 11.2 12.7 14.4 16.3 18.6 21.2 24.2
49 11.3 12.8 14.5 16.5 18.8 21.4 24.5
50 11.4 12.9 14.7 16.7 19.0 21.7 24.8
51 11.5 13.1 14.8 16.8 19.2 21.9 25.1
52 11.6 13.2 15.0 17.0 19.4 22.2 25.4
53 11.7 13.3 15.1 17.2 19.6 22.4 25.7
54 11.8 13.4 15.2 17.3 19.8 22.7 26.0
17

55 11.9 13.5 15.4 17.5 20.0 22.9 26.3


56 12.0 13.6 15.5 17.7 20.2 23.2 26.6
57 12.1 13.7 15.6 17.8 20.4 23.4 26.9
58 12.2 13.8 15.8 18.0 20.6 23.7 27.2
59 12.3 14.0 15.9 18.2 20.8 23.9 27.6
60 12.4 14.1 16.0 18.3 21.0 24.2 27.9

Tabel 2.3 Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Perempuan Umur 0-
60 Bulan

Berat Badan (Kg)


Umur
(bulan) -3 -2 -1 Median +1 +2 +3 SD
SD SD SD SD SD
0 2.0 2.4 2.8 3.2 3.7 4.2 4.8
1 2.7 3.2 3.6 4.2 4.8 5.5 6.2
2 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6 7.5
3 4.0 4.5 5.2 5.8 6.6 7.5 8.5
4 4.4 5.0 5.7 6.4 7.3 8.2 9.3
5 4.8 5.4 6.1 6.9 7.8 8.8 10.0
6 5.1 5.7 6.5 7.3 8.2 9.3 10.6
7 5.3 6.0 6.8 7.6 8.6 9.8 11.1
8 5.6 6.3 7.0 7.9 9.0 10.2 11.6
9 5.8 6.5 7.3 8.2 9.3 10.5 12.0
10 5.9 6.7 7.5 8.5 9.6 10.9 12.4
11 6.1 6.9 7.7 8.7 9.9 11.2 12.8
12 6.3 7.0 7.9 8.9 10.1 11.5 13.1
13 6.4 7.2 8.1 9.2 10.4 11.8 13.5
14 6.6 7.4 8.3 9.4 10.6 12.1 13.8
15 6.7 7.6 8.5 9.6 10.9 12.4 14.1
18

16 6.9 7.7 8.7 9.8 11.1 12.6 14.5


17 7.0 7.9 8.9 10.0 11.4 12.9 14.8
18 7.2 8.1 9.1 10.2 11.6 13.2 15.1
19 7.3 8.2 9.2 10.4 11.8 13.5 15.4

Berat Badan (Kg)


Umur
(bulan) -3 -2 -1 SD Median +1 +2 +3
SD SD SD SD SD
20 7.5 8.4 9.4 10.6 12.1 13.7 15.7
21 7.6 8.6 9.6 10.9 12.3 14.0 16.0
22 7.8 8.7 9.8 11.1 12.5 14.3 16.4
23 7.9 8.9 10.0 11.3 12.8 14.6 16.7
24 8.1 9.0 10.2 11.5 13.0 14.8 17.0
25 8.2 9.2 10.3 11.7 13.3 15.1 17.3
26 8.4 9.4 10.5 11.9 13.5 15.4 17.7
27 8.5 9.5 10.7 12.1 13.7 15.7 18.0
28 8.6 9.7 10.9 12.3 14.0 16.0 18.3
29 8.8 9.8 11.1 12.5 14.2 16.2 18.7
30 8.9 10.0 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0
31 9.0 10.1 11.4 12.9 14.7 16.8 19.3
32 9.1 10.3 11.6 13.1 14.9 17.1 19.6
33 9.3 10.4 11.7 13.3 15.1 17.3 20.0
34 9.4 10.5 11.9 13.5 15.4 17.6 20.3
35 9.5 10.7 12.0 13.7 15.6 17.9 20.6
36 9.6 10.8 12.2 13.9 15.8 18.1 20.9
37 9.7 10.9 12.4 14.0 16.0 18.4 21.3
19

38 9.8 11.1 12.5 14.2 16.3 18.7 21.6


39 9.9 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0 22.0
40 10.1 11.3 12.8 14.6 16.7 19.2 22.3
41 10.2 11.5 13.0 14.8 16.9 19.5 22.7
42 10.3 11.6 13.1 15.0 17.2 19.8 23.0
43 10.4 11.7 13.3 15.2 17.4 20.1 23.4
44 10.5 11.8 13.4 15.3 17.6 20.4 23.7
45 10.6 12.0 13.6 15.5 17.8 20.7 24.1
46 10.7 12.1 13.7 15.7 18.1 20.9 24.5
47 10.8 12.2 13.9 15.9 18.3 21.2 24.8
48 10.9 12.3 14.0 16.1 18.5 21.5 25.2
49 11.0 12.4 14.2 16.3 18.8 21.8 25.5
50 11.1 12.6 14.3 16.4 19.0 22.1 25.9
51 11.2 12.7 14.5 16.6 19.2 22.4 26.3
52 11.3 12.8 14.6 16.8 19.4 22.6 26.6

Berat Badan (Kg)


Umur
(bulan) -3 -2 -1 Median +1 +2 +3 SD
SD SD SD SD SD
53 11.4 12.9 14.8 17.0 19.7 22.9 27.0
54 11.5 13.0 14.9 17.2 19.9 23.2 27.4
55 11.6 13.2 15.1 17.3 20.1 23.5 27.7
56 11.7 13.3 15.2 17.5 20.3 23.8 28.1
57 11.8 13.4 15.3 17.7 20.6 24.1 28.5
58 11.9 13.5 15.5 17.9 20.8 24.4 28.8
59 12.0 13.6 15.6 18.0 21.0 24.6 29.2
60 12.1 13.7 15.8 18.2 21.2 24.9 29.5
20

b. Grafik Anak Umur 0-60 bulan


Gambar 2.1 Berat Badan menurut Umur Anak Laki-laki 0-24 Bulan

Gambar 2.2 Berat Badan menurut Umur Anak Perempuan 24-60 Bulan
21

2.1.4 Masalah Gizi Pada Anak


Menurut UNICEF, status gizi balita dipengaruhi langsung oleh asupan
makanan dan penyakit infeksi. Asupan zat gizi pada makanan yang tidak optimal
dapat menimbulkan masalah gizi kurang dan gizi lebih. Masalah gizi pada balita
antara lain kekurangan energi protein (KEP), kekurangan vitamin A (KVA),
anemia gizi besi (AGB), gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), dan gizi
lebih masalah gizi lain pada balita adalah stunting (Kemenkes RI, 2017). Masalah
gizi pada anak. Menurut (Djauhari, N., 2017) ada dua yaitu kurang gizi dan
kelebihan gizi.
2.1.4.1. Kurang Gizi.
Kekurangan gizi (seperti energi dan protein) menyebabkan
berbagai keterbatasan, antara lain pertumbuhan mendatar, berat, dan
tinggi badan menyimpang dari pertumbuhan normal, dapat diamati pada
anak-anak yang kurang Gizi. Keadaan kurang Gizi juga berasosiasi
dengan keterlambatan perkembangan motorik. Kurang gizi menyebabkan
isolasi diri, yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang
bayak dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku
eksploratori, perhatian, dan motivasi. Pada keadaan kurang energi dan
protein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu
berkonsentrasi. Akibatnya dalam melakukan kegiatan eksplorasi
lingkungan fisik 9 tidak dapat melakukan dalam waktu yang lama
dibandingkan dengan anak yang gizinya baik (Sari, Y, dan Nugraheni,
M., 2017).
2.1.4.2. Kelebihan Gizi
Kelebihan Gizi atau Penyebab obesitas dipengaruhi beberapa
faktor, yaitu pertama, suatu asupan makanan berlebih. Dua, rendahnya
pengeluaran energi basal, dan ketiga, kurangnya aktivitas fisik. Terjadinya
obesitas karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dan
energi yang dikeluarkan atau digunakan untuk beraktivitas. Anak yang
dilahirkan dari orang tua yang keduanya obese mempunyai peluang 75%
untuk obese juga. Bila salah satu orang tuanya obese, maka peluangnya
22

sekitar 40% dan bila kedua orang tuanya tidak obese peluangnya hanya
10%. Untuk melihat seseorang obese atau tidak, bisa dengan menghitung
BMI-nya (Sari, A.N, dkk, 2019).
2.2 Karies Gigi
2.2.1 Pengertian Karies Gigi
Karies Gigi merupakan penyakit pada jaringan gigi yang diawali dengan
terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (Pit, Fissure, dan
daerah interproximal), kemudian meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat dialami
oleh setiap orang dan juga dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih serta
dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari enamel ke
dentin atau pulpa. Berapa faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi
diantaranya adalah karbohidrat mikroorganisme dan saliva permukaan dan
anatomi gigi (Markus, H.,dkk, 2020).
2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Karies Gigi
Terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh bermacam – macam faktor antara
lain adalah faktor:
2.2.2.1 Gigi
a. Komposisi
Susunan zat yang membentuk gigi dapat dipengaruhi karies, misalnya pada
gigi yang saat pembentukkannya kekurangan vitamin, mineral, dan
sebagainya.
b. Posisi
Letak gigi dalam lengkungannya, misalnya gigi yang berdesak – desakan
memudahkan tertimbunnya sisa – sisa makanan dan mempermudah
terjadinya karies.
c. Morfologi
Bentuk gigi misalnya gigi yang permukaan oklusalnya mempunyai banyak
ceruk dan fissure yang dalam akan memudahkan tertimbunnya sisa
makanan.
2.2.2.2 Saliva
a. Banyaknya saliva
23

Saliva berfungsi membersihkan, namun tiap – tiap orang tidak sama


jumlah air ludah yang dikeluarkannya.
b. Sifat Bakterisida
Saliva di dalamnya terdapat zat enzim yang mempunyai daya mematikan
bakteri. Jumlahnya banyak dan potensinya tidak sama pada setiap orang
2.2.2.3 Diet
Macam makanan diantaranya makanan yang mengandung gula terutama
refined carbohidrat, Sedangkan bentuk makanan diantaranya makanan yang
mengandung serat membantu membersihkan gigi (self cleansing food), misalnya
bengkuang, apel, jambu dll (Katli, 2018).
2.2.3 Jenis Karies Gigi
Karies gigi dibagi menjadi berbagai macam bentuk karies:
2.2.3.1 Berdasarkan kedalaman karies terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Karies superfisialis : karies baru mengenai email saja, sedang dentin
belum terkena.

Gambar 2.3 Karies email (Karies Superfisialis)


b. Karies Media : karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi
setengah dentin

Gambar 2.4 Karies dentin (Karies Media)


24

c. Karies Profunda : karies sudah mengani lebih dari setengah dentin


dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa. Karies profunda ini
dibagi lagi menjadi:
1) Karies profunda stadium I : karies telah melewati setengah dentin,
biasanya radang pulpa belum dijumpai.
2) Karies profunda stadium II : masih dijumpai lapisan tipis yang
membatasi karies dengan pulpa. Biasanya di sini telah terjadi
radang pulpa.
3) Karies profunda stadium III : pulpa telah terbuka dan dijumpai
bermacam macam radang pulpa.
Menurut lama Jalannya Karies yaitu :
a. Karies akut
b. Proses karies berjalan cepat sehingga badan tidak sempat membuat
perlawanan. Karies terus berjalan sampai ke ruang pulpa.
c. Karies kronis
d. Proses karies terlambat, badan masih sempat membuat pertahanan
dengan adanya daerah berwarna kehitam – hitaman dan keras karena
adanya endapan kapur.
e. Senile caries
f. Senile caries terdapat pada orang tua, sering pada bagian servikal
gigi karena atrofi ( fisiologis) gusi sehingga akar terlihat mudah
terjadi karies gigi.
g. Rampant caries
h. Proses karies ini tidak dapat dikontrol karena jalannya sangat cepat
(Hisata, 2018).
25

Gambar 2.3 Faktor Terjadinya Karies ( Sumber : Listrianah, dkk., 2018)


2.2.4. Indeks Karies
Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu
golongan/kelompok terhadap suatu penyakit gigi tertentu. Ukuran-ukuran ini
dapat digunakan untuk mengukur derajat keparahan dari suatu penyakit mulai dari
yang ringan sampai yang berat. Untuk mendapatkan data tentang status karies
seseorang digunakan indeks karies agar penilaian yang diberikan pemeriksaan
sama.
Indeks ini dibedakan atas indeks DMF-T (Decay Missing Filled teeth)
yang digunakan untuk gigi permanen orang dewasa dan indeks def-t (decay
exracted filled tooth) untuk gigi susu pada anak-anak (Fernando, B., 2017).

2.2.4.1 Indeks DMF-T dan def-t


a. Pengertian
Untuk mengukur derajat keparahan penyakit gigi dan mulut masyarakat
diperlukan indikator dan standart penilaian. Indeks DMF-T adalah indeks untuk
menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen.
Sedangkan untuk gigi sulung menggunakan indeks def-t. Indeks def-t adalah
jumlah gigi sulung yang mengalami karies dengan menghitung:
1) d (decay) yaitu jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal
2) e (exfoliated) yaitu jumlah gigi susu yang telah/ harus (indikasi) dicabut
karena karies
3) f (filling) yaitu jumlah gigi yang telah ditambal Indeks def-t = Jumlah
seluruh nilai def =jumlah orang yang diperiksa.
4) perhitungan indeks DMF-T dilakukan dengan cara memberikan kode pada
masing-masing elemen gigi sesuai dengan hasil pemeriksaan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan kode DMF-T yaitu :
a) Kode D (Decay) untuk gigi berlubang
b) Kode M (Missing) untuk gigi yang telah dicabut atau gigi tinggal
sisa akar
26

c) Kode F (Filling) untuk gigi yang sudah diumpat atau ditambal


Indeks DMF − T = Jumlah seluruh nilai DMF= jumlah orang yang
diperiksa.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde. Kaca
mulut digunakan untuk menarik sudut mulut agar pandangan ke dalam rongga
mulut lebih jelas, sedangkan sonde berfungsi untuk memastikan gigi yang
terkena karies, gigi dengan indikasi ekstraksi, dan gigi yang ditumpat.
Pemeriksaan gigi dilakukan dari region I (kanan atas), dan diteruskan ke
region II (kiri atas) kemudia region III (kiri 23 bawah) dan region IV (kanan
bawah). Setiap gigi yang memiliki kavitas, restorasi dan hilang karena karies
dicatat.

Tabel 2.4 Kode status gigi dalam DMF-T

Kondisi Status Kode DMF


Sehat 0 -
Berkaries atau berlubang 1 D
Ada tumpatan, dengan karies 2 D
Ada tumpatan tanpa karies 3 F
Gigi dicabut/telah dicabut karena karies 4 M
Gigi dicabut karena sebab lain, bukan karena karies 5 -
Fissure sealant 6 -
Protesa, jaket/implant 7 -
Gigi belum erupsi/tidak tumbuh 8 -
Tidak termasuk kriteria 9 -
Sumber : WHO (2003)

Klasifikasi angka kejadian karies gigi (indeks DMF-T dan def-t) sebagai berikut;
a. Sangat Rendah : 0,8 – 1,1
27

b. Rendah : 1,2 – 2,6


c. Sedang : 2,7 – 4,4
d. Tinggi : 4,5 – 6,5
e. Sangat Tinggi : > 6,5
Indikator yang digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya DMF-T
adalah target indikator nasional yaitu ≤ 1 (Kemenkes RI, 2012). Tujuan
pemeriksaan DMF-T yaitu untuk mengetahui jumlah gigi yang terkena karies, dan
mengetahui angka mempertahankan gigi. Pemeriksaan DMF-T bertujuan untuk:
a. Melihat status karies gigi
b. Perencanaan upaya promotif dan preventif
c. Membandingkan suatu pengalaman karies gigi masyarakat dari suatu
daerah dengan daerah lain serta membandingkan pengalaman karies gigi
sebelum dan sesudah program berjalan
d. Merencanakan kebutuhan perawatan (Amelinda, M.,2022).
2.2.5 Karies Pada Anak Usia Pra Sekolah
Faktor penyebab tingginya angka karies pada anak usia pra sekolah adalah
pada faktor pola makan dan budaya yang ditandai adanya bermacam-macam jenis
jajanan seperti ice cream, kue-kue tepung halus, coklat, dan kembang gula yang
sangat disenangi oleh anak-anak. Angka kejadian dari gigi berlubang (karies gigi)
masih sangat tinggi terutama pada anak-anak. Anak usia sekolah dasar banyak
menyukai makanan yang mengandung gula dan mudah lengket pada gigi. Jenis
makanan ini disebut makanan kariogenik. Contoh makanan kariogenik adalah roti,
biskuit, kue-kue yang terbuat dari tepung terigu dan gula, permen, coklat, ice
cream, dan lain-lain. Kerusakan gigi yang terjadi pada masa anak-anak tentunya
mempengaruhi keadaan gigi geligi saat dewasa. Hampir 90 % anak-anak usia
sekolah di seluruh dunia menderita karies gigi.
Karies gigi merupakan penyakit yang harus bisa dicegah, akan tetapi tetap
menjadi penyakit kronis yang sering terjadi pada anak usia 6-11 tahun (25 %)
serta remaja usia 12-19 tahun (59 %). Hal ini juga menjadi permasalahan di
Indonesia dimana terdapat 76,2 % anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun
28

(kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang dan sebanyak 89 % anak


Indonesia dibawah 12 tahun menderita karies gigi (Kinanti, A.,dkk, 2021).
29

2.3 Kerangka Teori Penelitian

Status Gizi Pada Anak Pra Sekolah

Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas

Faktor internal Faktor internal


Mikroorganism Mikroorganisme
e(agen),Substrat , Karies (agen),Substrat ,
Waktu,Saliva, Gigi Waktu,Saliva,
Host(gigi). Host (gigi).

Gambar 2.4 Kerangka Teori Penelitian


Sumber : Pardosi, S., 2021, Martini, dkk 2018, Rohmawati, N.,2017
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Kejadian Karies Pada Anak


Status Gizi Anak Usia Pra Sekolah

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


3.2 Hipotesis

Ada hubungan Status Gizi Anak Terhadap Kejadian Karies Pada Anak
Usia Pra Sekolah di Kelompok Bermain Baiturrahman Kecamatan Peundeuy
Kabupaten Garut.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dimana peneliti
dapat mengkaji hubungan antar variabel. Peneliti menggunakan desain deskriptif
korelatif karena ingin mengetahui hubungan Status Gizi anak dengan tingakat
kejadian karies gigi pada anak pra sekolah Kelompok Bermain Baiturrahman.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dimana pengukuran
terhadap variabel dependent dan independent hanya satu kali pada satu saat.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di Kelompok B ermain
Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Kabupaten Garut yang berjumlah 27 orang.

24
26

3.4.2 Sampel
Sampel merupakan suatu populasi yang diambil menggunakan suatu
metode pengukuran (Suprapto, 2018). Besar sampel dalam penelitian ini di
tentukan menggunkan total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi . Alasan mengambil total
sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100
seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya (Yunitasari, E, 2019).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:
3.5.1 Data Primer: diperoleh secara langsung oleh peneliti dari hasil pengukuran
IMT anak usia pra sekolah siswa dan siswa KB Baiturrahman dan pemeriksaan
karies gigi pada anak KB Baiturrahman.
3.5.2 Data sekunder: data yang didapat dari KB Baiturrahman, hasil penelitian
terdahulu, Jurnal, makalah, KTI, Skripsi, Tesis dan website/ internet.
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Alat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Alat Tulis
b. Antropometri
c. Alat Diagnostik set: Kaca mulut, Sonde, Pinset, Excavator.
d. Kartu status untuk mengukur dan mencatat DMF-T dan def-t
e. Lembar Kuisioner tentang motivasi
f. Handscoen
g. Masker
h. Baki Instrumen
3.6.2 Bahan yang di gunakan dalam penelitian
a. Kapas dan Tisssue
b. Alkohol
c. Aquadest
27

3.7 Alat Ukur Penelitian


3.7.1 Pengukuran Antropometri
Antropometri
Antropometri berasal dari kata Anthropos dan metros. Anthropos artinya
tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi, antropometri adalah ukuran tubuh.
Menurut para ahli, antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi.
1) Jenis Parameter
Antropometri dilakukan dengan mengukur beberapa parameter sebagai salah satu
indikator status gizi diantaranya umur, tinggi badan, berat badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit.
a) Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan kesalahan interpretasi status gizi.
Menurut Puslitbang Gizi Bogor, batasan umur yang digunakan adalah
tahun umur penuh dan untuk anak umur 0-2 tahun 11 digunakan bulan
umur penuh. Contoh: umur 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun (Utami, A.,
2016).
b) Berat badan
Berat badan merupakan indikator antropometri yang paling banyak
digunakan karena parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka
yang buta huruf. Agar berat dapat dijadikan satu ukuran yang valid, maka
harus dikombinasikan dengan parameter antropometri yang lain. Berat
badan menggambarkan protein, lemak, air, dan massa mineral tulang. Alat
yang digunakan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan yaitu: mudah
dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain dan mudah digunakan;
harganya relatif murah dan mudah diperoleh; skalanya mudah dibaca dan
ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg (Utami, A., 2016).
28

c) Tinggi badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Tinggi badan dalam keadaan normal
tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan
tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi
dalam jangka pendek. Pengaruh defisiensi terhadap tinggi badan akan
muncul setelah beberapa waktu yang cukup lama. Pengukuran tinggi
badan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tinggi
mikrotoa (microtoise) dengan ketelitian 0,1 cm (Utami, A., 2016).

3.7.2 Kartu pemeriksaan DMF-T dan def-t


Mengukur kebersihan gigi dan mulut menggunakan kartu pemeriksaan
DMF-T dan def-t dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria DMF-T- def-t

Nilai Kriteria

0 - 1.1 Sangat Rendah

1.2 – 2.6 Rendah

2.7 – 4.4 Sedang

4,5 - 6,5 Tinggi

>6.6 Sangat Tinggi

3.8 Jalan Penelitian


3.8.1 Persiapan
a. Observasi
b. Perizinan dari lembaga Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan
Tasikmalaya
c. Perizinan dari kepala sekolah.
d. Persiapan kuisioner penelitian
29

e. Persiapan Kartu Status DMF-T def-t


f. Persiapan Alat Tulis
g. Persiapan alat dan bahan
h. Persiapan tempat
(Fernando, B., 2017).
3.8 Jalan Penelitian
3.8.1 Persiapan
i. Observasi
j. Perizinan dari lembaga Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan
Tasikmalaya
k. Perizinan dari kepala sekolah SDN 1 Sukawening Garut
l. Persiapan kuisioner penelitian
m. Persiapan Kartu Status DMF-T def-t
n. Persiapan Aalat Tulis
o. Persiapan alat dan bahan
p. Persiapan tempat
3.8.2 Pelaksanaan penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Sukawening Garut. Penelitian akan
dilaksanakan selama 1 (satu) minggu pada bulan Oktober 2022, untuk melihat
motivasi ibu atau ayah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan
kejadian karies pada anak usia 6-12 tahun di SDN Sukawening 1 Kecamatan
Sukawening Garut. Penulis melakukan penelitian dengan melakukan data
sebagai berikut:
a. Kunjungan 1
Kegiatan yang dilakukan pada kunjunagan ke-1, peneliti berkunjung ke
SDN 1 Sukawening Garut untuk menemui ibu kepala SDN 1 Sukawening
untuk meminta perizinan penelitian di SDN 1 Sukawening.
b. Kunjungan II
peneliti memberikan informed concent pada anak dan ibu atau bapak
dari siswa dan siswi kelas 1 dan kelas 2 untuk melakukan pemeriksaan
30

def-t pada anak dan pengambilan data motivasi orangtua di SDN 1


Sukawening Garut.
c. Kunjungan III
peneliti memberikan informed concent pada anak dan ibu atau bapak
dari siswa dan siswi kelas 3 untuk melakukan pemeriksaan def-t pada
anak dan pengambilan data motivasi orangtua di SDN 1 Sukawening
Garut.
d. Kunjungan VI
peneliti memberikan informed concent pada anak dan ibu atau bapak
dari siswa dan siswi kelas 4 untuk melakukan pemeriksaan DMF-T
pada anak dan pengambilan data motivasi orangtua di SDN 1
Sukawening Garut.
e. Kunjungan V
peneliti memberikan informed concent pada anak dan ibu atau bapak
dari siswa dan siswi kelas 5 untuk melakukan pemeriksaan DMF-T
pada anak dan pengambilan data motivasi orangtua di SDN 1
Sukawening Garut.
f. Kunjungan VI
peneliti memberikan informed concent pada anak dan ibu atau bapak
dari siswa dan siswi kelas 6 untuk melakukan pemeriksaan DMF-T
pada anak dan pengambilan data motivasi orangtua di SDN 1
Sukawening Garut.
Mekanisme kerja yang efektif peneliti dibantu oleh 2 (dua) orang
tenaga kesehatan dan administrasi. Sebelum pelaksanaan penilitian terlebih
dahulu melakukan kalibrasi untuk menyamakan persepsi.
3.9 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel independent
(bebas) dan variabel dependent (terikat)
3.9.1 Variabel independent (bebas): variabel independent dalam penelitian ini
adalah motivasi orangtua dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
31

dengan kejadian karies pada anak usia 6-12 tahun di SDN Sukawening 1
Kecamatan Sukawening Garut.
3.9.2 Variabel dependent (terikat): variable dependent dalam penelitian ini adalah
kejadian karies Gigi
32

3.10 Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Alat Kategori Skala

1 Variabel ukuran keberhasilan dalam Indeks sangat kurang Interval


Independent: pemenuhan nutrisi untuk Standar (severely
Status Gizi anak yang diindikasikan Antropometri underweight): <-3
Anak oleh berat badan dan tinggi Anak SD
badan anak. kurang
(underweight): - 3
SD sd <- 2 SD
Normal: -2 SD sd
+1 SD
Berat badan lebih:
> +1 SD

2 Variabel Pengalaman karies pada def-t Sangat rendah: 0-1,1 Ordinal


Dependent: gigi sulung pada anak usia Rendah : 1,2-2,6
Kejadian karies pra sekolah di kelompok Sedang: 2,7-4,4
gigi bermain baiturrahman Tinggi :4,5-6,5
kecamatan peundeuy Garut. Sangat tinggi :>6,5
33

3.11 Analisis Data


Analisis data merupakan suatu proses penyempurnaan data kedalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami yaitu berupa informasi mengenai
hubungan Status Gizi Anak Terhadap Kejadian Karies Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di Kelompok Bermain Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Kabupaten
Garut. Analisa data menggunakan SPSS dan disajikan dalam bentuk tabulasi data
dengan teknik analisa menggunakan Uji korelasi rank spearman. Untuk melihat
kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel dinyatakan dengan besarnya
koefisien korelasi (r) dengan kriteria sebagai berikut:
a. Hubungan sangat rendah apabila nilai r=0,000-0,199
b. Hubungan rendah apabila nilai r = 0,200-0,399
c. Hubungan sedang apabila nilai r = 0,400-0,599
d. Hubungan kuat apabila nilai r = 0,600-0,799
e. Hubungan sangat kuat apabila nilai r = 0,800-1,000 (Susetyo, 2012).
Untuk melihat kemaknaan suatu hubungan (signifikan) digunakan nilai p
(probabilitas). Apabila p<0,05 berarti ada hubungan yang bermakna, apabila nilai
p>0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna (Susetyo, 2012).
34

3.12 Bagan Alur Penelitian


Alur penelitian yang akan dilakukan dari awal hingga akhir secara garis besar

sebagai berikut :

Mulai

Pengumpulan Data

Data Sekunder:
Data Primer:
 Data umum tempat
 Kuisioner Responden penelitian
 Datat Khusus Responden  Data responden

Pengolahan Data

Pembahasan dan
analisa Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Bagan Alur Metode Penelitian


35

DAFTAR PUSTAKA

Amelinda, M.,2022, Profil Kesehatan Gigi dan Mulut Berdasarkan Standar WHO
pada Masyarakat Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember,
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 19 No. 1 2022: 37-44
Budiman, A, dkk 2021, analisis status gizi menggunakan pengukuran indeks
massa tubuh dan beban kerja dengan metode 10 denyut pada tenaga
Kesehatan, Nutrition Research and Development Journal, Volume 01
Nomor 01, Juli 2021 (6-15).
Djauhari, N., 2017, gizi dan 1000 hpk, Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
KeluargaVOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER 2017
Fernando, B., 2017, Gambaran Status Karies Berdasarkan Indeks DMF-T dan
Indeks PUFA pada Orang Papua di Asrama Cendrawasih Kota
Manado, Jurnal e-GiGi (eG), Volume 5 Nomor 2, Juli-Desember 2017
Hasrul, dkk 2020, Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Anak, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, Volume 9, Nomor 2, Desember 2020, pp
792-797
Katli, 2018, faktor-faktor kejadian karies gigi pada balita di wilayah kerja
puskesmas betungan kota bengkulu, Journal of Nursing and Public
Health, Volume 6 No. 1 (April 2018)
Kementerian Kesehatan R, I. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan R, I., 2020. Standar Antropometri Anak: Jakarta

Kusumaningrum, R., 2017, hubungan asupan energi dan protein dengan status
gizi anak min ketitang nogosari boyolali, skripsi, sekolah tinggi ilmu
kesehatan (stikes) pku muhammadiyah, Surakarta
Kinanti, A.,dkk, 2021, Pemeriksaan Status Karies Gigi Pada Siswa SD Purwosari
2 Kota Semarang,Prosiding Seminar UNIMUS,Volume 4,2021.
Kemenkes, 2017, Status Gizi Balita dan Interaksinya, Mediakom Edisi 76 Hal 46-
49
36

Listrianah, dkk., 2018, gambaran karies gigi molar pertama permanen pada siswa
– siswi sekolah dasar negeri 13 palembang tahun 2018, Jurnal
Kesehatan Poltekkes Palembang, Vol. 13 No. 2 Desember 2018.
Lutviana, E dan Budiono, I., 2012, prevalensi dan determinan kejadian gizi
kurang pada balita, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 5 (2) (2010)
138-144
Lesmana, P.Y, 2014, pentingnya olahraga dan kesehatan gizi bagi keluarga dan
olahragawan, Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
Martini, dkk 2018 ,Faktor Risiko Kejadian Karies Gigi Pada Orang Dewasa Usia
20-39 Tahun Di Kelurahan Dadapsari, Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 6 No 1. Januari.
Manafe, R., dkk, 2019, Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk pada Anak Balita di
Kota Kupang, Timorese Journal of Public Health, Volume 1 Nomor 4
Desember 2019, e-ISSN 2685-4457.
Markus, H.,dkk, 2020, gambaran karies gigi pada pasien karyawan pt freeport
indonesia berdasarkan karakteristik di rumah sakit tembagapura
kabupaten mimika papua tahun 2018-2019 , Jurnal Ilmiah Gigi dan
Mulut, Volume 3 No. 2 November 2020
Pardosi, S., 2021,Hubungan Status Gizi Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada
Anak Sekolah Dasar, Jurnal Poltekkes Medan. Vol. 7 No. 2 Juni.
Putri, R. M., Maemunah, N., & Rahayu, W. (2017). Kaitan karies gigi
dengan status gizi anak pra sekolah.Care: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan,5(1), 28-40
Rohmawati, N.,2017,Karies Gigi dan Status Gizi Anak, Jurnal Kesehatan Unej,
Vol. 13 No.1 2016: 32-36
Ruhana, A., dkk 2019, karakteristik keluarga dengan balita gizi buruk di kota
Surabaya, Journal of Gender and Children Studies, Volume 1 Issue 1,
December 2019, Page 19 – 25
Retnowati, P., 2020, Pengantar penilaian status gizi dan konsep dasar timbulnya
masalah gizi, Modul Penilaian Status Gizi,Universitas Esa Unggul,
Jakarta.
37

Sari, Y, dan Nugraheni, M., 2017, pola makan dan status gizi siswa kelas iv, v
dan vi sekolah dasar magunan, Jurnal Pendidikan Teknik Boga,
Universitas Negeri Yogyakarta
Sari, A.N, dkk, 2019, product development based on local milkshake food in
sweet potatoes as healthy service for school children, jgk-vol.11, no.
25 januari 2019.
Susetyo, B., 2012, Statistik Untuk Analisis Data Penelitian, Rafika Aditama. Jl
Mengger Girang. Bandung.
Taupiek, dkk 2016, hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat
karies gigi, Vol I. No 1. Maret 2016.
Utami, A., 2016, MODUL ANTROPOMETRI, Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, BALI
Yunitasari, E, 2019, analysis of mother behavior factor in following program of
breastfeeding support group in the region of asemrowo health center
surabaya, NurseLine Journal, Vol. 4 No. 2 Nopember 2019 p-ISSN
2540-7937 e-ISSN 2541-464X.
Zahra, I. M., Hidayati, S., & Mahirawatie, I. C. (2020). Hubungan Status Gizi
dengan DMF-T pada Murid SD Negeri 1 Piton Kecamatan Punung
Kabupaten Pacitan.Jurnal Skala Kesehatan,11(2), 67-74.
38

LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
39

LAMPIRAN 2
SURAT BALASAN IZIN PENELITIAN
40

LAMPIRAN 3
JADWAL PENELITIAN
41

JADWAL PENELITIAN
Bulan
No. Kegiatan Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 pengajuan judul
2 penyusunan proposal
3 survei awal
4 perbaikan proposal
5 Seminar Proposal
42

LAMPIRAN 4
ALAT UKUR PENELITIAN
43

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK TERHADAP KEJADIAN KARIES


PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELOMPOK BERMAIN
BAITURRAHMAN KECAMATAN PEUNDEUY KABUPATEN GARUT

Hari :
Tanggal:

A. Data Umum

Nama orang tua : Nama anak :

Asal sekolah : Tempat/Tgl :


44

FORM ANTROPOMETRI ANAK PRA SEKOLAH (RESPONDEN)


NO NAMA ANAK JENIS USIA BB (kg) Status Gizi
KELAMIN (thn-Bln)
45

KUISIONER STATUS KESEHATAN GIGI DMF-T def-t WHO

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
STATUS GIGI GELIGI

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
1 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
8

4 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
8
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

D: d:
M: m:
F: f:
Kriteria Penelitian:

Sangat rendah: 0-1,1


Rendah : 1,2-2,6
Sedang: 2,7-4,4
Tinggi :4,5-6,5
Sangat tinggi :>6,5
46

LAMPIRAN 5
INFORMED CONCENT
47

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


JUDUL PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK TERHADAP KEJADIAN KARIES


PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELOMPOK BERMAIN
BAITURRAHMAN KECAMATAN PEUNDEUY KABUPATEN GARUT

Peneliti : Aghnia Nurhafiza Fatarani


Pembimbing : drg. Culia Rahayu, MDSc

Ibu-ibu, perkenalkan nama saya Aghnia Nurhafiza Fatarani. Saya mahasiswa


Diploma IV Program Studi Terapis Gigi dan Mulut Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya. Saya mahasiswa tingkat akhir, yang sedang Menyusun Skripsi.
Skripsi yang saya buat erjudul hubungan status gizi anak terhadap kejadian karies
pada anak usia pra sekolah di kelompok bermain baiturrahman kecamatan
peundeuy kabupaten garut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi anak
terhadap kejadian karies pada anak usia pra sekolah. Oleh karena itu saya
membutuhkan bantuan ibu-ibu untuk memberikan izin anak nya untuk menjadi
responden penelitian.
Saya akan merahasiakan data ibu-ibu selama penelitian berlangsung.
Semua data dan jawaban terjamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan
untuk keperluan pengolahan data. Atas kesediaan ibu-ibu memberikan izin anak
nya untuk penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.
Garut, 8 Agustus 2023
Peneliti Responden

(Aghnia Nurhafiza Fatarani) (…………………)


48

LAMPIRAN 6
REKAP DATA HASIL PENELITIAN
49

LAMPIRAN 7
HASIL OLAH DATA SPSS
50

LAMPIRAN 8
JADWAL PENELITIAN
51

LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI
52

LAMPIRAN 9
LEMBAR KONSULTASI
53

Biografi Penulis

Riwayat Pendidikan:

1 :
2 :
3 :
4 :
5 :

Anda mungkin juga menyukai