Proposal Skripsi
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
AGHNIA NURHAFIZA FATARANI
NIM.P2.06.25.1.22.004
Pembimbing 1,
Pembimbing II
Mengetahui
i
ii
LEMBAR PENGUJI
PROPOSAL SKRIPSI
……………….. 1.
NIP…………………..
2. Penguji II
…………. 2.
NIP. ………..
3. Penguji III
…………. 3.
NIP. ………………….
ii
iii
iii
iv
ABSTRACT
iv
v
KATA PENGANTAR
v
vi
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
LEMBAR PENGUJI.............................................................................................ii
ABSTRAK .........................................................................................................viiii
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................... 3
1.5 Keaslian Penelitian........................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 6
2.1 Status Gizi....................................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Status Gizi................................................................................... 6
2.1.2 Penilaian Status Gizi..................................................................................... 7
2.1.3 Masalah Gizi Pada Anak............................................................................. 12
2.2 Karies Gigi.................................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Karies Gigi................................................................................. 13
2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Karies Gigi.......................................................... 13
2.2.3 Jenis Karies Gigi...........................................................................................14
2.2.4 Indeks Karies.................................................................................................15
2.2.4.1 Indeks DMF-T dan def-t...........................................................................16
2.2.5 Karies Pada Anak Usia Pra Sekolah.............................................................18
2.3 Krangka Teori Penelitian..............................................................................19
vii
viii
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Berat Badan Menurut Umur Anak Laki-Laki 0-24 Bulan… 16
Gambar 2.2 Berat Badan Menurut Umur Anak Perempuan 0-24 Bulan … 16
Gambar 2.3 Faktor Terjadinya Karies .……..……………………………. 20
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian……………………………… 24
Gambar 3.1 Bagan Alur Metode Penelitian………………………………. 33
ix
x
DAFTAR TABEL
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut adalah keadaan bebas dari penyakit mulut dan
kanker tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi dan jaringan
periodontal, gangguan yang membatasi kapasitas seorang individu dalam
mengunyah, menggigit, tersenyum, berbicara dan kesejahteraan psiko-sosial
(Pardosi, S., 2021). Kesehatan gigi dan mulut sangat mempengaruhi kesehatan
tubuh karena kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral yang tidak
dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum.
Salah satu penyakit kesehatan gigi dan mulut yang mendominasi di Indonesia
adalah karies gigi atau gigi berlubang (Kemenkes, 2018). Karies gigi merupakan
suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang
disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan.
Tandanya yaitu adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti
oleh kerusakan bahan organik. Akibatnya, terjadi invasi bakteri kemudian pulpa
serta penyebaran infeksi jaringan yang dapat menyebabkan nyeri (Martini, dkk
2018).
Prevalensi nasional mengenai masalah gigi dan mulut di Indonesia masih
sangat besar, yaitu 57,6% dan hanya sebanyak10,2% yang mendapat pelayanan
tenaga medis. Karies gigi merupakan penyakit yang sangat rentan terjadi pada
kelompok usia anak-anak dan prevalensinya akan terus meningkat sejalan dengan
pertambahan usia. Prevalensi karies gigi pada anak sangat tinggi yaitu mencapai
93%, artinya hanya 7% anak Indonesia yang bebas dari karies. Riset ini
menunjukan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia khususnya pada kesehatan
gigi dan mulut dan kejadian karies gigi masih rendah (Riskesdas, 2018). Karies
gigi terjadi oleh beberapa faktor yaitu host atau tuan rumah, agen atau
mikroorganisme, substrak atau diet, dan faktor waktu (Putri, dkk.,2017).
1
6
Sedangkan faktor lain adalah kualitas oral hygiene, status sosial ekonomi
keluarga, pendapatan dan makanan kariogenik. Faktor-faktor tersebut berkerja
sama dan saling mendukung satu sama lain. Karies gigi yang tidak dapat diobati
dan di lakukan perawatan dengan baik dapat menimbulkan dampak yang buruk,
membatasi aktivitas dan mempengaruhi kualitas hidup anak. Karies gigi
menyebabkan penurunan fungsi gigi sebagai alat cerna dan mengganggu
pencernaan dan akan menjadi sumber fokal infeksi di dalam rongga mulut serta
rasa sakit. Rasa sakit dan ngilu membuat anak lebih rewel dan tidak dapat tidur
dengan tenang (Zahra.M,I,dkk, 2020).
Karies gigi juga dapat mengangu pengunyahan. Anak yang menderita karies
gigi mudah kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan dalam konsumsi
makan, menyebabkan asupan gizi yang di terima menjadi adekuat.
Ketidakseimbangan asupan gizi dalam jangka waktu yang panjang dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan pada jaringan massa tubuh yang akan
berdampak pada status gizi anak. (Rohmawati, N.,2017)
Status gizi anak adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Makanan adalah obat yang mengandung zat gizi atau
unsurunsur ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, dan
berguna bila dimasukkan kedalam tubuh (Hasrul, dkk 2020). Permasalahan gizi
masih menjadi masalah kesehatan yang belum 3 terselesaikan. Data hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi
kategori gizi sangat kurus, kurus dan gemuk pada anak usia 5-12 tahun masih
tinggi yaitu 30,7%, 11,2%, dan 18,8%. Provinsi Sumatera Utara termasuk salah
satu provinsi dengan angka prevalensi kategori gemuk dan kurus pada anak usia
5-12 tahun yang berada di atas angka nasional yaitu 21,2% dan 36,9 %,
sedangkan prevalensi kategori sangat kurus berada di bawah angka nasional yaitu
sebesar 9,3% (Kemenkes RI, 2018).
Pada penelitian Taupiek (2016) yang melakukan penelitian tentang hubungan
antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi yang dilakukan
pada pada siswa-siswi taman kanak-kanak di Kecamatan Kertak Hanyar
Kabupaten Banjar, status gizi diukur menggunakan microtoise untuk mengukur
7
tinggi badan, tabel standar TB/U untuk anak umur 24-60 bulan, sedangkan status
karies diukur menggunakan DMF-T. Hasil menunjukkan bahwa terdapat terdapat
hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat karies gigi pada
siswa-siswi. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin melakukan telaah
(review) secara sistematis tentang “Hubungan Status Gizi Anak Terhadap
Kejadian Karies Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Kelompok Bermain
Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Kabupaten Garut”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah hubungan status gizi anak
dengan kejadian karies pada anak usia pra sekolah di Kelompok Bermain
Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Kabupaten Garut?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi anak
dengan kejadian karies pada anak usia pra sekolah di Kelompok Bermain
Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Garut.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui gambaran status gizi pada anak usia pra sekolah di
Kelompok Bermain baiturrahman Kecamatan Peundeuy Garut.
1.3.2.2 Untuk mendeskripsikan kejadian karies pada anak usia pra sekolah di
Kelompok Bermain baiturrahman Kecamatan Peundeuy Garut.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dibidang Kesehatan khususnya dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi akademik
Diharapkan dapat menambah literatur bagi perpustakaan Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya khususnya Jurusan Kesehatan Gigi tentang
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3.1. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) anak usia 0 (nol)
sampai dengan 60 (enam puluh) bulan.
Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan
dengan umur anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan berat
badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely underweight),
tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau
sangat gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U
rendah, kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan, sehingga perlu
dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau IMT/U sebelum
diintervensi. Indeks ini digunakan untuk menentukan kategori:
a. berat badan sangat kurang (severely underweight)
b. berat badan kurang (underweight)
11
2.1.3.4. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia 0 (nol)
sampai dengan 60 (enam puluh) bulan.
Indeks IMT/U digunakan untuk menentukan kategori gizi buruk,
gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas. Grafik
IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung menunjukkan hasil yang
sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk penapisan anak gizi lebih
dan obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U >+1SD berisiko gizi
lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi
lebih dan obesitas. Indeks ini digunakan untuk menentukan kategori:
a. gizi buruk (severely wasted)
b. gizi kurang (wasted)
c. gizi baik (normal)
d. berisiko gizi lebih (possible risk of overweight)
e. gizi lebih (overweight)
f. obesitas (obese).
2.1.3.5. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) anak usia lebih dari 5
(lima) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun. indeks ini digunakan
untuk menentukan kategori:
a. gizi buruk (severely thinness)
b. gizi kurang (thinness)
c. gizi baik (normal)
d. gizi lebih (overweight)
e. obesitas (obese)
(underweight)
Berat badan normal -2 SD sd +1 SD
Risiko Berat badan lebih > +1 SD
Panjang Badan atau Sangat pendek (severely <-3 SD
Tinggi Badan menurut stunted)
Umur (PB/U atau Pendek (stunted) - 3 SD sd <- 2 SD
TB/U) anak usia 0 - 60 Normal -2 SD sd +3 SD
bulan Tinggi > +3 SD
Gizi buruk (severely <-3 SD
wasted
Berat Badan menurut Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
Panjang Badan atau Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Tinggi Badan (BB/PB Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
atau BB/TB) anak usia (possible risk of
0 - 60 bulan overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Gizi buruk (severely <-3 SD
wasted)
Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
Indeks Massa Tubuh Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
menurut Umur (IMT/U) Berisiko gizi lebih > + 1 SD sd + 2 SD
anak usia 0 - 60 bulan (possible risk of
overweight)
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Gizi buruk (severely <-3 SD
Indeks Massa Tubuh thinness)
menurut Umur (IMT/U) Gizi kurang (thinness) - 3 SD sd <- 2 SD
anak usia 5 - 18 tahun Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Gizi lebih (overweight) + 1 SD sd +2 SD
14
Tabel 2.3 Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Perempuan Umur 0-
60 Bulan
Gambar 2.2 Berat Badan menurut Umur Anak Perempuan 24-60 Bulan
21
sekitar 40% dan bila kedua orang tuanya tidak obese peluangnya hanya
10%. Untuk melihat seseorang obese atau tidak, bisa dengan menghitung
BMI-nya (Sari, A.N, dkk, 2019).
2.2 Karies Gigi
2.2.1 Pengertian Karies Gigi
Karies Gigi merupakan penyakit pada jaringan gigi yang diawali dengan
terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (Pit, Fissure, dan
daerah interproximal), kemudian meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat dialami
oleh setiap orang dan juga dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih serta
dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari enamel ke
dentin atau pulpa. Berapa faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi
diantaranya adalah karbohidrat mikroorganisme dan saliva permukaan dan
anatomi gigi (Markus, H.,dkk, 2020).
2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Karies Gigi
Terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh bermacam – macam faktor antara
lain adalah faktor:
2.2.2.1 Gigi
a. Komposisi
Susunan zat yang membentuk gigi dapat dipengaruhi karies, misalnya pada
gigi yang saat pembentukkannya kekurangan vitamin, mineral, dan
sebagainya.
b. Posisi
Letak gigi dalam lengkungannya, misalnya gigi yang berdesak – desakan
memudahkan tertimbunnya sisa – sisa makanan dan mempermudah
terjadinya karies.
c. Morfologi
Bentuk gigi misalnya gigi yang permukaan oklusalnya mempunyai banyak
ceruk dan fissure yang dalam akan memudahkan tertimbunnya sisa
makanan.
2.2.2.2 Saliva
a. Banyaknya saliva
23
Klasifikasi angka kejadian karies gigi (indeks DMF-T dan def-t) sebagai berikut;
a. Sangat Rendah : 0,8 – 1,1
27
Ada hubungan Status Gizi Anak Terhadap Kejadian Karies Pada Anak
Usia Pra Sekolah di Kelompok Bermain Baiturrahman Kecamatan Peundeuy
Kabupaten Garut.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dimana peneliti
dapat mengkaji hubungan antar variabel. Peneliti menggunakan desain deskriptif
korelatif karena ingin mengetahui hubungan Status Gizi anak dengan tingakat
kejadian karies gigi pada anak pra sekolah Kelompok Bermain Baiturrahman.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dimana pengukuran
terhadap variabel dependent dan independent hanya satu kali pada satu saat.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di Kelompok B ermain
Baiturrahman Kecamatan Peundeuy Kabupaten Garut yang berjumlah 27 orang.
24
26
3.4.2 Sampel
Sampel merupakan suatu populasi yang diambil menggunakan suatu
metode pengukuran (Suprapto, 2018). Besar sampel dalam penelitian ini di
tentukan menggunkan total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi . Alasan mengambil total
sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100
seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya (Yunitasari, E, 2019).
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:
3.5.1 Data Primer: diperoleh secara langsung oleh peneliti dari hasil pengukuran
IMT anak usia pra sekolah siswa dan siswa KB Baiturrahman dan pemeriksaan
karies gigi pada anak KB Baiturrahman.
3.5.2 Data sekunder: data yang didapat dari KB Baiturrahman, hasil penelitian
terdahulu, Jurnal, makalah, KTI, Skripsi, Tesis dan website/ internet.
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Alat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Alat Tulis
b. Antropometri
c. Alat Diagnostik set: Kaca mulut, Sonde, Pinset, Excavator.
d. Kartu status untuk mengukur dan mencatat DMF-T dan def-t
e. Lembar Kuisioner tentang motivasi
f. Handscoen
g. Masker
h. Baki Instrumen
3.6.2 Bahan yang di gunakan dalam penelitian
a. Kapas dan Tisssue
b. Alkohol
c. Aquadest
27
c) Tinggi badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Tinggi badan dalam keadaan normal
tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan
tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap defisiensi gizi
dalam jangka pendek. Pengaruh defisiensi terhadap tinggi badan akan
muncul setelah beberapa waktu yang cukup lama. Pengukuran tinggi
badan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tinggi
mikrotoa (microtoise) dengan ketelitian 0,1 cm (Utami, A., 2016).
Nilai Kriteria
dengan kejadian karies pada anak usia 6-12 tahun di SDN Sukawening 1
Kecamatan Sukawening Garut.
3.9.2 Variabel dependent (terikat): variable dependent dalam penelitian ini adalah
kejadian karies Gigi
32
sebagai berikut :
Mulai
Pengumpulan Data
Data Sekunder:
Data Primer:
Data umum tempat
Kuisioner Responden penelitian
Datat Khusus Responden Data responden
Pengolahan Data
Pembahasan dan
analisa Data
Kesimpulan
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Amelinda, M.,2022, Profil Kesehatan Gigi dan Mulut Berdasarkan Standar WHO
pada Masyarakat Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember,
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 19 No. 1 2022: 37-44
Budiman, A, dkk 2021, analisis status gizi menggunakan pengukuran indeks
massa tubuh dan beban kerja dengan metode 10 denyut pada tenaga
Kesehatan, Nutrition Research and Development Journal, Volume 01
Nomor 01, Juli 2021 (6-15).
Djauhari, N., 2017, gizi dan 1000 hpk, Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
KeluargaVOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER 2017
Fernando, B., 2017, Gambaran Status Karies Berdasarkan Indeks DMF-T dan
Indeks PUFA pada Orang Papua di Asrama Cendrawasih Kota
Manado, Jurnal e-GiGi (eG), Volume 5 Nomor 2, Juli-Desember 2017
Hasrul, dkk 2020, Pengaruh Pola Asuh Terhadap Status Gizi Anak, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, Volume 9, Nomor 2, Desember 2020, pp
792-797
Katli, 2018, faktor-faktor kejadian karies gigi pada balita di wilayah kerja
puskesmas betungan kota bengkulu, Journal of Nursing and Public
Health, Volume 6 No. 1 (April 2018)
Kementerian Kesehatan R, I. (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan R, I., 2020. Standar Antropometri Anak: Jakarta
Kusumaningrum, R., 2017, hubungan asupan energi dan protein dengan status
gizi anak min ketitang nogosari boyolali, skripsi, sekolah tinggi ilmu
kesehatan (stikes) pku muhammadiyah, Surakarta
Kinanti, A.,dkk, 2021, Pemeriksaan Status Karies Gigi Pada Siswa SD Purwosari
2 Kota Semarang,Prosiding Seminar UNIMUS,Volume 4,2021.
Kemenkes, 2017, Status Gizi Balita dan Interaksinya, Mediakom Edisi 76 Hal 46-
49
36
Listrianah, dkk., 2018, gambaran karies gigi molar pertama permanen pada siswa
– siswi sekolah dasar negeri 13 palembang tahun 2018, Jurnal
Kesehatan Poltekkes Palembang, Vol. 13 No. 2 Desember 2018.
Lutviana, E dan Budiono, I., 2012, prevalensi dan determinan kejadian gizi
kurang pada balita, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol 5 (2) (2010)
138-144
Lesmana, P.Y, 2014, pentingnya olahraga dan kesehatan gizi bagi keluarga dan
olahragawan, Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
Martini, dkk 2018 ,Faktor Risiko Kejadian Karies Gigi Pada Orang Dewasa Usia
20-39 Tahun Di Kelurahan Dadapsari, Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 6 No 1. Januari.
Manafe, R., dkk, 2019, Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk pada Anak Balita di
Kota Kupang, Timorese Journal of Public Health, Volume 1 Nomor 4
Desember 2019, e-ISSN 2685-4457.
Markus, H.,dkk, 2020, gambaran karies gigi pada pasien karyawan pt freeport
indonesia berdasarkan karakteristik di rumah sakit tembagapura
kabupaten mimika papua tahun 2018-2019 , Jurnal Ilmiah Gigi dan
Mulut, Volume 3 No. 2 November 2020
Pardosi, S., 2021,Hubungan Status Gizi Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada
Anak Sekolah Dasar, Jurnal Poltekkes Medan. Vol. 7 No. 2 Juni.
Putri, R. M., Maemunah, N., & Rahayu, W. (2017). Kaitan karies gigi
dengan status gizi anak pra sekolah.Care: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan,5(1), 28-40
Rohmawati, N.,2017,Karies Gigi dan Status Gizi Anak, Jurnal Kesehatan Unej,
Vol. 13 No.1 2016: 32-36
Ruhana, A., dkk 2019, karakteristik keluarga dengan balita gizi buruk di kota
Surabaya, Journal of Gender and Children Studies, Volume 1 Issue 1,
December 2019, Page 19 – 25
Retnowati, P., 2020, Pengantar penilaian status gizi dan konsep dasar timbulnya
masalah gizi, Modul Penilaian Status Gizi,Universitas Esa Unggul,
Jakarta.
37
Sari, Y, dan Nugraheni, M., 2017, pola makan dan status gizi siswa kelas iv, v
dan vi sekolah dasar magunan, Jurnal Pendidikan Teknik Boga,
Universitas Negeri Yogyakarta
Sari, A.N, dkk, 2019, product development based on local milkshake food in
sweet potatoes as healthy service for school children, jgk-vol.11, no.
25 januari 2019.
Susetyo, B., 2012, Statistik Untuk Analisis Data Penelitian, Rafika Aditama. Jl
Mengger Girang. Bandung.
Taupiek, dkk 2016, hubungan antara status gizi pendek (stunting) dengan tingkat
karies gigi, Vol I. No 1. Maret 2016.
Utami, A., 2016, MODUL ANTROPOMETRI, Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, BALI
Yunitasari, E, 2019, analysis of mother behavior factor in following program of
breastfeeding support group in the region of asemrowo health center
surabaya, NurseLine Journal, Vol. 4 No. 2 Nopember 2019 p-ISSN
2540-7937 e-ISSN 2541-464X.
Zahra, I. M., Hidayati, S., & Mahirawatie, I. C. (2020). Hubungan Status Gizi
dengan DMF-T pada Murid SD Negeri 1 Piton Kecamatan Punung
Kabupaten Pacitan.Jurnal Skala Kesehatan,11(2), 67-74.
38
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
39
LAMPIRAN 2
SURAT BALASAN IZIN PENELITIAN
40
LAMPIRAN 3
JADWAL PENELITIAN
41
JADWAL PENELITIAN
Bulan
No. Kegiatan Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 pengajuan judul
2 penyusunan proposal
3 survei awal
4 perbaikan proposal
5 Seminar Proposal
42
LAMPIRAN 4
ALAT UKUR PENELITIAN
43
KUESIONER PENELITIAN
Hari :
Tanggal:
A. Data Umum
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
STATUS GIGI GELIGI
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
1 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
8
4 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
8
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
D: d:
M: m:
F: f:
Kriteria Penelitian:
LAMPIRAN 5
INFORMED CONCENT
47
LAMPIRAN 6
REKAP DATA HASIL PENELITIAN
49
LAMPIRAN 7
HASIL OLAH DATA SPSS
50
LAMPIRAN 8
JADWAL PENELITIAN
51
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI
52
LAMPIRAN 9
LEMBAR KONSULTASI
53
Biografi Penulis
Riwayat Pendidikan:
1 :
2 :
3 :
4 :
5 :