SKRIPSI
RINA MUNIGAR
NPM.AK.1.14.034
BANDUNG
2018
i
ii
iii
ABSTRAK
Karies merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dialami
oleh masyarakat. Penyakit karies tidak hanya terjadi pada orang tua, anak-anak
pun dapat terjadi. Pada usia 6 - 12 tahun semua gigi telah tanggal dan mayoritas
gigi permanen telah tumbuh. Perawatan gigi yang tidak teratur dan tidak adekuat
merupakan kebutuhan persisten anak, karena anak masa ini cenderung lebih
menyukai makanan manis-manis yang bisa menyebabkan terjadinya karies gigi,
sehingga bila kebersihan gigi anak tidak dipantau akan menyebabkan karies gigi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat konsumsi makanan
kariogenik dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah kelas 1 dan kelas 2.
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan
cross sectional dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan besar
sampel 46 responden. Instrumen yang digunakan menggunakan kuesioner
konsumsi makanan kariogenik sebanyak 14 pertanyaan menggunakan skala
guttman dengan teknik wawancara dan status karies dilihat dari data
puskesmas.Penelitian ini menggunakan uji Chi-squarep value≤0,05.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya (67,4%)
anak sekolah mengkonsumsi makanan kariogenik tinggi dan yang mengalami
karies (63,0%). Hasil uji statistik Chi Square menunjukan nilap p value 0,010 < α
0,05 artinya ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian
karies gigi dengan nilai Odds Rasio 6,857 artinya anak sekolah dengan konsumsi
makanan kariogenik tinggi mengalami 6,857 kali beresiko terkena karies
dibandingkan dengan anak sekolah dengan konsumsi makanan kariogenik rendah
tidak beresiko terkena karies gigi di SDN Turangga 115 Di Wilayah Kota
Bandung 2018.Oleh karena itu di harapkan pihak sekolah mampu meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal bagi kesehatan gigi anak untuk bekerja sama lebih
erat lagi dengan puskesmas setempat terkait pencegahan karies gigi.
Kata kunci : Karies Gigi, Konsumsi Makanan Kariogenik
Daftarpustaka : 19 Buku (2002-2017)
3 Jurnal (2015-2016)
4 Wibsite
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum, Wr,Wb
Kejadian Karies Gigi Pada Anak Di SDN Tunggara 115 Di Wilayah Kota
Bandung 2018”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam
arahan dan bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu kiranya
1. H. Mulyana, SH. M.Pd., M.Hkes. selaku ketua Yayasan Adhi Guna Kencana.
vi
4. Anggi Jamiyanti S.Kep.,Ners selaku pembimbing II yang telah menyediakan
skripsi ini.
5. Kepada semua dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti
selama ini.
6. Kepada keluarga tercinta, Bapak, Mamah, Adik dan Keponakan yang telah
mengikuti pendidikan.
Terakhir peneliti ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Amin. Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti
masa mendatang.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACK.............................................................................................................v
DAFTAR BAGAN................................................................................................ ix
viii
1.4.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................7
ix
3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................................36
3.6.2 Sampel...................................................................................................41
x
3.8.1 Tahap Persiapan .....................................................................................47
3.10.3 Confidentiality......................................................................................54
.4.2 Pembahasan.................................................................................................................58
xi
4.2.2 Gambaran Kejadian Karies Gigi.......................................................................59
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................65
5.2 Saran...........................................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR BAGAN
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
dialami oleh masyarakat. Penyakit karies tidak hanya terjadi pada orang
tua, anak-anak pun dapat terjadi. Pada usia 6 - 12 tahun semua gigi telah
tanggal dan mayoritas gigi permanen telah tumbuh. Sebab kesehatan gigi
karies gigi pada anak banyak dan sering terjadi namun kurang dapat
perhatian dari orang tua karena anggapan bahwa gigi anak akan digantikan
dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk makan dan berbicara,
(Litin, 2008).
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura ,dan daerah
interproksimal) meluas kearah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap
orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat
meluas kebagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin
Karies gigi tidak hanya terjadi pada orang tua, anak-anak pun dapat
60 sampai 90% anak usia sekolah di seluruh dunia mengalami karies gigi.
1
2
Hasil perbandingan Riskesdas tahun 2007 dan 2013 tentang kesehatan gigi
dibandingkan tahun 2007 yaitu dari 43,4% (2007) menjadi 53,2% (2013)
berusia 5 sampai 9 tahun terjadi kenaikan 21,6% menjadi 28,9% dan anak
2015 dan 2016 tentang karies gigi masih tinggi. Angka kejadian karies gigi
terutama anak sekolah dasar (SD) dari data DKK Bandung pada tahun
2015 siswa SD kelas 1 angka kejadiannya 62,81% dan pada tahun 2016
lain seperti serumen dan penyakit THT yang hanya di 42% dan 32% saja.
Karies yang terjadi pada gigi anak ini dapat menimbulkan rasa
sakit atau nyeri, maka anak akan kehilangan selera makan dan kadang
sehingga anak menjadi malas makan dan akhirnya menjadi kurus. Secara
yang manis, mengancam kesehatan gigi anak. Ibu perlu mengawasi pola
jajan di sekolah sama sekali. Bekal makanan dari rumah jauh lebih baik,
3
karena tak bisa disangkal bahwa sebagian besar jajanan anak di sekolah
untuk tidak memilih makanan manis dengan konsistensi lengket jauh lebih
berbahaya, karena lebih sulit dibersihkan dari permukaan gigi dan sangat
Karies gigi menjadi salah satu masalah kesehatan serius pada anak
usia sekolah karena karies gigi dapat merusak struktur gigi dan
makanan yang manis (kariogenik) dan mudah terselip disela gigi seperti
lebih jarang (Arisman, 2002). Hal ini sejalan dengan Rizki (2016), tentang
4
dan tidak mengalami karies gigi berjumlah 4 siswa (10%), sedangkan yang
siswa (17,5%) sementara tidak ada siswa yang kebiasaan menggosok gigi
terjadi pada anak, yaitu anak usia 1-3 tahun mengonsumsi gula 12 sendok
teh per hari dan anak usia 4-8 tahun mengonsumsi gula 21 sendok teh per
hari (Devi, 2012). Data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2013 53,1%
Gula yang berasal dari makanan nantinya akan diubah oleh bakteri
dalam plak menjadi asam cukup kuat untuk merusak gigi, plak memiliki
lain yaitu UPT Puskesmas Talaga Bodas yang hanya memiliki 7 SD serta
di Kota Bandung.
Angka kejadian karies gigi pada anak sekolah masih tinggi dimana
adalah 905 atau 66,8%. Di Puskesmas Cijagra Lama angka kejadian karies
gigi paling tinggi di SDN Turangga 115 dimana terdapat angka 89%
2018 wawancara dengan salah satu Guru di Sekolah SDN Turangga 115
berhubungan satu sama lain. Namun faktor penyebab dari karies tersebut
mulut dan gigi, hanya dalam hal konsumsi makanan manis anak masih
dengan 7 anak dimana anak sangat gemar makanan yang manis atau
rumah saat anak bermain.Dan hasil observasi di sekolah anak banyak jajan
seperti permen, cokelat, biskuit, karena anak suka dengan rasa manis,
Karies Gigi Pada Anak Sekolah di SDN Turangga 115 Kota Bandung.
Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah di SDN Turangga 115 Di
karies gigi.
gigi.
b) Bagi peneliti
gigi pada anak usia sekolah di SDN Turangga 115 di Wilayah Kota
Bandung.
8
TINJAUAN PUSTAKA
seperti kalsium dan pasta gigi flouride, jaringan ini semakin rusak,
2017).
dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu
permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih
9
10
tahun semua gigi telah tanggal dan mayoritas gigi permanen telah
masih memiliki gigi susu, hal tersebut terjadi karena adanya plak
yang menumpuk dari sisa makanan pada gigi, umumnya gigi tetap
mulai tumbuh pada usia 6 tahun, gigi seri depan bawah akan
muncul terlebih dahulu diikuti dengan gigi seri depan atas dan
gigi tetap biasanya terjadi selama anak usia sekolah dasar (Lithin,
2008). Anak usia 6-8 tahun mengalami kerusakan pada gigi tetap
11
atau gigi primer, frekuensi makan lebih dari 3 kali perhari, seperti
A. Faktor Presipitasi
a) Gigi
b) Saliva
2005).
2) Faktor Mikroorganisme
4) Faktor Waktu
B. Faktor Predisposisi
1) Pengetahuan
baik saat anak sedang menyikat gigi, sebab anak akan lebih
3) Makanan kariogenik
a) Sukrosa/gula
b) Glukosa
c) Fruktosa
(2) Xilytol
a. Karies Inspiens
(lapisan terluar dan terkeras gigi), dan belum terasa sakit, hanya
b. Karies Superfisialis
c. Karies Media
d. Karies Profunda
plak yang menempel pada gigi. Sebagian plak dalam gigi ini
bintik hitam yang tidak bisa dibersihkan dengan sikat gigi. Apabila
bintik ini dibiarkan maka akan bertambah besar dan dalam. Apabila
karies ini belum mencapai email gigi maka belum terasa apa-apa.
Akan tetapi apabila sudah menembus email gigi baru akan terasa
Menurut tanda dan gejala karies gigi Tarigan (2004) antara lain :
a. Terdapat lesi
2.1.6 Pencegahan
sebagai berikut :
a. Pencegahan primer
2) Pemeliharaan gigi
3) Pemberian flour
bermanfaat.
b. Pencegahan sekunder
warnanya sama dengan warna gigi. Jika saraf gigi telah rusak
2.1.7 Penatalaksanaan
gigi.
b. Pencabutan gigi
menyikat gigi, jika seorang anak tidak mau menggosok gigi maka
makanan sendiri dari rumah yang ibu persiapan. Itu akan lebih baik
berhitung.
sehari-hari.
erosi, tetapi juga kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan
manis pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya dari
pada waktu makan utama. Terdapat dua alasan, yaitu kontak gula
seperti nasi, permen dan makan makanan manis juga dapat menjadi
a) Bentuk fisik
gigi.
b) Jenis
1) Permen
mengikis gigi.
2) Cokelat
4) Es
anak.
c) Frekuensi Konsumsi
ini lebih dari 3 kali sehari dari mulai waktu pagi, siang dan malam
besar dari total diet karena makanan ringan lebih sering dimakan
berikut :
karies.
makanan di mulut terasa menjadi asam (PH asam) lebih asam dari
dan gizi berpendapat bahwa manusia akan lebih sehat bila mereka
sifat khas misalnya larut dalam air dan manis. Dalam arti sempit
gula pasir, maltose atau gula gandum, fruktosa atau gula buah bisa
juga terdapat dalam madu, laktosa atau gula susu dan gula inverse
Tabel 2.1
Tingkat Kemanisan Gula
lebih cepat rusak. Makanan manis lebih baik di makan pada saat jam
makan seperti sarapan, makan siang, makan malam, karena pada waktu
jam makan utama biasanya air ludah yang dihasilkan cukup banyak
34
dengan tingkat keparahan karies gigi. Sesuai dengan penelitian Rizki, dkk
terhadap kejadian karies gigi seperti yang diteliti oleh Khusnul, dkk (2013)
dengan hasil adanya faktor yang berhubungan dengan karies gigi anak.
berikut :
35
Bagan 2.2
Faktor Presipitasi :
1. Host (Gigi & saliva )
2. Mikroorganisme
3. Substrat
4. Waktu
Keterangan :
= Variabel yang diteliti