PUSKESMAS KEJAYAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASURUAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti
mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “KARIES GIGI PADA ANAK”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat Kepala Puskesmas Kejayan dr. Halifah Wijaksari Akbar Yanti yang telah
memberikan waktu dan kesempatan dilakukannya pembuatan Karya Tulis Ilmiah, Teman-
teman sejawat Dokter di Puskesmas Kejayan yang telah memberi saran dan motivasi. Tak
lupa teman- teman staf Puskesmas Kejayan yang penulis cintai peneliti serta telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
Tak lupa Trimakasih sebesar – besarnya penulis ucapkan untuk kedua orang tua, suami
dan anak – anak yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama menjadi
Pegawai Negeri Sipil.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan
demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS
KARIES GIGI PADA PASIEN ANAK
Oleh:
drg. SHINTA PRAMUDYA ROSANTI
NIP : 19750704 200701 2016
TIM PENILAI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada
gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan
minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Selain
dari makanan, hal yang menjadi faktor yang dapat merusak gigi adalah kebiasaan buruk
yang dapat saja terjadi. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan,
pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan
gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya
Karies gigi dan gangguan gigi berlubang merupakan gangguan kesehatan gigi yang
paling umum dan banyak dijumpai pada penduduk dunia, terutama pada anak. Menurut
hasil penelitian kesehatan nasional dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun
1999-2004, masalah karies gigi pada anak ini mulai memburuk, karena terus terjadi
peningkatan secara signifikan. Sebanyak 42% dari anak-anak yang berusia 2-11 tahun
memiliki karies gigi pada gigi susu mereka. Di Indonesia karies gigi menduduki peringkat
ke-6 dari 10 peringkat penyakit terbanyak yang diderita masyarakat. Di Jawa Tengah sendiri
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 menyatakan angka kejadian
karies pada anak masih sebesar 60-90%. Survey yang dilakukan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia pada pelita III dan IV menunjukkan prevalensi penduduk
Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 80%, dimana 90% diantaranya adalah golongan
anak. Menurut Antara News sebagaimana dikutip oleh Maulani dan Jubilee, (2005) jumlah
anak di Indonesia mencapai 30 % dari 250 juta penduduk Indonesia, sehingga diperkirakan
anak yang mengalami kerusakan gigi mencapai 75 juta lebih. Jumlah itu sangat mungkin
bertambah terus, karena pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Nasional pada tahun
1990 hanya 70 % tetapi pada tahun 2003 mencapai 90%. di Jawa Timur tahun 2009 yang
menunjukkan bahwa 4 dari 5 gigi pada anak usia sekolah akan mengalami karies yang terjadi
di permukaan oklusal dan 71% dari 380 gigi dengan cela dan lekuk gigi yang dalamakan
Proses karies gigi dimulai dengan adanya plak atau bercak di permukaan gigi, sukrosa
atau gula dari sisa makanan dan bakteri yang menempel pada berproses waktu tertentu,
berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis di angka 5,5 yang
menyebabkan demineralisasi email, berlanjut menjadi karies gigi. Pada awalnya, lesi karies
akan berwarna putih akibat dekalsifikasi, dan berkembang menjadi lubang berwarna coklat
Pemilihan pola makan yang salah dan pengaruh gaya hidup modern juga dapat
menyebabkan timbulnya karies gigi pada anak. Karbohidrat seperti sukrosa yang dapat
menyebabkan terjadinya karies gigi dikenal dengan sebutan makanan kariogenik. Pada
umumnya anak usia tersebut mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang manis
atau yang mengandung gula murni seperti permen, cokelat, dan roti donat. Konsumsi
karbohidrat yang mudah terfermentasi, terutama sukrosa yang berlebihan mempunyai efek
Solusi dari peneliti agar anak terhindar dari karies gigi adalah, anak harus melakukan
tindakan pembersihan gigi sedini mungkin dengan cara sikat gigi paling sedikit 2 kali
sehari setelah makan, malam sebelum tidur. Cara sikat gigi yang benar adalah,
menggunakan pasta gigi secukupnya , gunakan tekhnik memutar dari gigi yang paling
depan dan posisikan sikat 45 derajat, gunakan waktu kurang lebih 15 detik untuk setiap gigi
,ganti sikat gigi dalam jangka waktu tertentu dan gunakan bulu sikat gigi yang lembut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“ Prilaku Tentang Edukasi pada Orang Tua Tentang Karies Gigi Pada Pasien Anak yang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
karies gigi.
pada anak.
pelayanan kesehatan gigi yang lebih baik dan memaksimalkan fungsi usaha
terutama bagi para orang tua khususnya bagi para ibu dalam memberikan
Penelitian ini dapat dijadikan sumber data yang bermanfaat bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan sementum gigi,
yang disebabkan oleh aktifitas kimiawi yaitu karbohidrat yang menjadi ragi. Ditandai
Karies adalah kerusakan pada jaringan gigi yang dimulai dari email gigi hingga
Karies gigi disebabkan oleh plak yang menyumbat sehingga menyebabkan gigi
berlubang diantaranya karena sisa makanan manis dan lengket, kuman yang berasal dari
plak tersebut menyebabkan suasana asam pada mulut sehingga email larut dalam asam
yang mengakibatkan gigi berlubang. Makanan yang menyebabkan antara lain, makanan
manis seperti coklat, permen dan ice cream; makanan yang lengket seperti dodol dan selai;
makanan yang tidak merusak gigi antara lain: buah-buahan, sayur-sayuran dan kacang-
kacangan 8.
Tanda awal karies gigi adalah daerah permukaan gigi yang nampak berkapur
berwarna coklat dan membentuk lubang. Jika keadaan sebelum daerah permukaan gigi
menjadi coklat dan membentuk lubang keadaan bias kembali ke asal (Reversibel),
namun ketika daerah permukaan gigi sudah menjadi coklat dan membentuk lubang
1. Morfologi
a. Karies pist dan flussure terbentuk dipermukaan oklusal molar dan premolar,
permukaan bukal lingual molar dan permukaan lingual insisivus maksila. Pist flussure
yang berdiding tinggi dan terjal serta berdasar sempit paling rentan terhadap karies.
Pist dan fissure kadang dianggap kelainan perkembangan, terutama karena email tempat
yang dalam sangat tipis, bahkan terkadang tidak ada sehingga dentin terpapar. Pist dan
fissure pada proses awal karies tampak coklat dan hiam, terasa agak lembut. Email
yang berbatasang dengan pist dan fissure seperti opak putih kebiruan karena proses yang
terjadi di bawahnya. Proses ini terjadi melalui penyebaran lateral karies pada batasan
b. Karies permukaan halus timbul pada permukaan proksimal gigi dan sepertiga
permukaan bukal dan lingual. Karies ini timbul tepat dibawah titik kontak dan awal dari
perbentukan plak kemudian tampak opaksitas putih samar pada email tanpa diskuntinitas
permukaan email. Tempat putih kapur ini kemudian menjadi agak besar karena
dekalsifikasi superfisial. Dengan penetrasi karies ke email, email di sekitar lesi menjadi
putih kebiruan. Karies yang cepat menyebar pada umumnya mempunyai tempat penetrasi
kecil, sedangkan yang lambat biasanya membentuk lubang terbuka yang dangkal.
c. Karies servikal terdapat pada permukaan bukal, lingual atau labial. Lesi karies servikal
kasar yang kemudian berlubang. Karies ini hamper berupa lubang terbuka dan tidak
menunukkan titik penetrasi sempit seperti pada karies pist dan fissure. Karies ini tidak
memiliki predileksi pada gigi tertentu, penting pada proses perkembangan karies di
tersebut terbagi menjadi beberapa fase, yaitu lesi dini, remineralisasi dan kavitasi.
Lesi karies email lincar terbentuk kerucut dengan puncak dipermukaan luar pada
daerah pist dan fissure. Perubahan awal disebabkan karena difusi asam ke dalam
jaringan. Sekaligus email telah dipenetrasi oleh bakteri, maka dentin akan terbuka
1. Berdasarkan Dinamika
a. Karies email insipient adalah timbulnya area dekalsifikasi dibawah plak gigi yang
permukaan gigi yang biasanya bebas karies. Dijumpai pada gigi susu bayi yang selalu
menghisap dot bergula, juga dijumpai pada remaja yang sering makan udapan
c. Karies terhenti adalah suatu lesi yang tidak berkembang. Dapat dijumpai jika suatu
lingkungan oral berubah dari yang memungkinkan timbul karies menjadi keadaan
2. Berdasarkan Keparahan
a. Karies ringan apabila terkena pada daerah yang sangat rentan misalnya permukaan
b. Karies sedang apabila yang terkena pada permukaan oklusal dan proksimal
gigi posterior.
c. Karies berat apabila yang terkena gigi anterior, termasuk daerah yang biasanya
1. Bakteri
a. Lactobacillus
Dipengaruhi oleh kebiasaan makan sehari-hari. Tempat yang paling disukai adalah lesi
dentin yang dalam. Jumlahnya banyak ditemukan pada plak dan dentin berkaries, hanya
b. Streptococcus
Bakteri kokum gram positif adalah penyebab utama karies dengan jumlah terbanyak
didalam mulut. Salah satu spesiesnya adalah streptococcus mutans, jenis ini lebih
asidurik dibandingkan yang lain dan menurut pH medium sehingga 4,3. Streptococcus
laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actinomyce viscosus dan A.Naeslundi mampu
a. Morfologi gigi
Gigi yang sudah terjadi plak sangat mukin terjadi karies. Daerah itu antara lain: 1) Pist dan
fissure permukaan oklusal molar dan premolar, pist bukan moral dan pist palatal
invisivus. 2) Permukaan halus daerah aproksimal sedikit dibawah titik kontak. 3) Tepi
leher gigi sedikit diatas tepi gingival. 4) Permukaan akar yang terbuka pada pasien resesi
kurang. 6) permukaan gigi dekat gigi tiruan atau jembatan. Gambaran morfologi yang
sering dianggap penyebab karies adalah fissure oklusal yang sempit dan dalam, lekukan
pipi atau lidah. Fissure tersebut cenderung menjadi perangkap untuk makanan dan
b. Lingkungan gigi
Secara normal gigi selalu dibasahi oleh saliva. Isi dan umlah saliva, derajat keasaman,
kekentalan dan kemampuan buffer berpengaruh pada karies. Saliva mempengaruhi Ph dan
komposisi mikroorganisme dalam plak. Jika terjadi perubahan jumlah dan susunan saliva
(pada pasien radiasi, aplasia kelenjar saliva dan xerostomia) maka kemungkinan terjadinya
karies meningkat. Kekentalan pada saliva diduga berpengaruh pada terjadinya karies,
karena bila saliva banyak dan encer karies lebih relative arang terjadi.
c. Posisi gigi
Gigi malilingnet, posisi keluar, rotasi atau situasi tidak normal lainnya menyebabkan
terakumulasi.
lebih baik dengan memperpanjang masa dan juga fungsi gigi didalam mulut untuk bisa
lebih maksimal. Menurut Sariningsih (2012) usaha pencegahan karies gigi umumnya dapat
terjadi. Suatu bentuk prosedur pencegahan yang dilakukan sebelum gejala klinik dari
suatu penyakit timbul dengan kata lain pencegahan sebelum terjadinya penyakit.
Bertujuan untuk merubah kabiasaan anak yang salah mengenai kesehatan gigi
pencegahan karies.
Pendidikan kesehatan gigi mengenai kebersihan mulut, diet dan konsumsi gula
dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih ditekankan pada anak yang beresiko
karies tinggi.
Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala
umur.
Diet dan konsumsi gula merupakan tindakan pencegahan pada karies tinggi
asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan
bahan pengganti gula. Cara untuk mengatasi diet sehat pada anak yaitu 10:
biasakan untuk memberi air putih matang terutama saat anak hendak tidur.
Pemeriksaan rutin 3-6 bulan sekali sangat berguna terutama dalam memonitor
Perlindungan terhadap gigi dapat dilakukan dengan cara penggunaan flour dan
Penggunaan flour dapat dilakukan dengan fluoridasi air minu, pasta gigi dan obat
Klorheksidin merupakan anti mikroba yang digunakan sebagai obat kumur, pasta
gigi, permen karet, varnish dan dalam bentuk gel. Silen harus ditempatkan secara
selektif pada pasien yang beresiko karies tinggi. Prioritas tertinggi diberikan
pada molar pertama permanen diantara usia 6-8 tahun, molar kedua permanen di
antara usia 11-12 tahun, prioritas juga dapat diberikan pada gigi premolar
gigi yang rusak dan diganti dengan tambalan gigi. Jenis tambalan gigi yang
biasa digunakan tergantung pada lokasi dan fungsi gigi. Geraham dengan
tugas mengunyah memerlukan bahan yang lebih kuat dibandingkan dengan gigi
depan. Perak amalgam digunakan pada gigi belakang. Tambalan pada gigi
depan dibuat tidak terlihat, silikat sejenis semen porselen yang mirip dengan
email. Resin komposit adalah bahan yang sering digunakan pada gigi depan
dan belakang bila lubangnya kecil dan merupakan bahan yang warnanya
sama dengan warna gigi. Jika saraf gigi telah rusak dan tidak dapat diperbaiki
permukaan kunyah gigi premolar dan molar. Gigi dicuci dan dikeringkan
mengurangi efek jangka panjang yang merugikan dari kecelakaan yang sudah
terjadi. Pencegahan tersier dilakukan dengan cara perawatan pulpa (akar gigi)
dapat meningkatkan system perusakan oleh bakteri dan dapat meningkatkan resiko
bertambahnya plak pada gigi dengan jumlah yang sangat tinggi 12.
lubang kecil pada gigi. Gigi yang tidak segera ditambal proses bertambah besarnya
lubang pada gigi akan terus berlangsung. Lubang-lubang tidak dapat menutup sendiri
secara alamiah, tetapi perlu dilakukan penambalan oleh dokter gigi 12.
Selain tindakan awal harus diterapkan juga cara pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut serta rasa tanggung jawab akan kebersihan dirinya sendiri. Beberapa teknik yang
harus diperhatikan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah
a. Penyikatan gigi dan pemakaian pasta gigi sudah sepenuhnya dilakukan oleh anak.
Waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan teratur minimal 2 kali sehari yaitu pagi
hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Pemberian disclosing solution dapat
dilakukan agar anak dapat melihat bagian-bagian yang kotor pada gigi. Adapun
teknik penyikatan gigi yang dapat diterapkan pada anak usia sekolah ini adalah
teknik roll. Bantuan orang tua dibutuhkan apabila anak mendapatkan kesulitan saat
melakukan penyikatan pada posisi gigi yang sulit, missal bagian bukal rahang atas dan
rahang bawah. Pada keadaan ini hendaknya orang tua tetap memandu anak.
Setelah selesai menyikat gigi hendaknya orang tua melakukan pemeriksaan kembali
b. Pemakaian flossing pada gigi-gigi dengan kontak yang sangat rapat. Orang tua perlu
mengajarkan cara penggunaan flossing, agar tidak terjadi luka/ trauma pada gusi.
c. Pemberian sediaan flour melalui aplikasi flour dan obat kumur sudah dapat
dilakukan bagi anak-anak yang telah memiliki kemampuan menelan yang baik.
adalah chlorhexidine. Diberikan bagi anak-anak dengan resiko karies dan penyakit
sebagai berikut :
1) Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di
2) Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan
setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan
dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat
dibersihkan.
3) Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
5) Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi
tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
6) Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7) Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat
membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan
struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri
dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah
terkikis.
8) Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering
9) Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain karena sikat gigi
mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain
10) Gunakan sikat gigi elektrik untuk anak-anak agar lebih mudah digunakan.
Sikat gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat
Hampir 90% anak-anak usia sekolah di seluruh dunia menderita karies gigi
(Menurut Bagramian dkk, 2009 dalam Gayatri, 2016). Karies merupakan penyakit yang
perhatian khusus, terutama umur 6 sampai 9 tahun dimana umur 6 tahun gigi molar
permanen sudah mulai tumbuh sehingga lebih rentan terlebih dahulu terkena karies.
Umur 9 tahun merupakan periode gigi bercampur dimana jumlah gigi permanen dan gigi
sulung dalam rongga mulut hampir sama yaitu 14 gigi permanen dan 10 gigi sulung.
Gigi molar satu mandibular merupakan gigi tetap yang pertama erupsi pada
umur sekitar 6-7 tahun, sehingga menjadi gigi yang paling beresiko terkena karies, dapat
berakibat pencabutan, yang menimbulkan resiko baru seperti perubahan posisi gigi,
memengaruhi oklusi, sendi rahang, dan proses mastikasi yang berdampak pada
khususnya anak-anak untuk lebih sadar memelihara kesehatan gigi dan mulutnya sejak dini
13
.
Kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar yang juga dijelaskan dalam
penelitian Gayatri (2016) bahwa prevalensi karies gigi anak sekolah dasar Kauman 2 dan
Percobaan 2 Malang adalah tinggi, hal ini dibuktikan dengan hasil nilai indeks DMF-T
menunjukkan nilai 5,75 yang mana menurut WHO (2003) dikatakan tinggi sebab ada
dalam rentang nilai 4,5 – 6,5. Penyakit ini merupakan penyakit kronis dengan prevalensi
yang cukup tinggi pada anak usia sekolah dasar (6-11 tahun)14.
Salah satu faktor resiko karies adalah tingkat kebersihan mulut yang buruk.
kebersihan mulutnya kurang. Anak usia antara 6-12 tahun atau anak usia sekolah masih
kurang mengetahui dan memelihara kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, anak-anak
umumnya senang makan makanan manis dan jarang membersihkannya, sehingga gigi
geliginya banyak yang mengalami karies. Sama halnya dengan anak sekolah dasar di Kota
Malang yang juga diperkirakan bahwa salah satu resiko tingginya angka DMF-T karena
kebersihan mulut yang kurang akibat perilaku menjaga kebersihan mulut yang tidak
sesuai14.
diperlukan indikator dan standart penilaian. Indeks DMF-T adalah indeks untuk
menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Sedangkan untuk
menghitung :
b. e (exfoliated) yaitu jumlah gigi susu yang telah/ harus (indikasi) dicabut karena karies
masing-masing elemen gigi sesuai dengan hasil pemeriksaan. Beberapa hal yang perlu
b. Kode M (Missing) untuk gigi yang telah dicabut atau gigi tinggal sisa akar
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde. Kaca mulut
digunakan untuk menarik sudut mulut agar pandangan ke dalam rongga mulut lebih jelas,
sedangkan sonde berfungsi untuk memastikan gigi yang terkena karies, gigi dengan indikasi
ekstraksi, dan gigi yang ditumpat. Pemeriksaan gigi dilakukan dari region I (kanan atas), dan
diteruskan ke region II (kiri atas) kemudia region III (kiri bawah) dan region IV (kanan
bawah). Setiap gigi yang memiliki kavitas, restorasi dan hilang karena karies dicatat.
Penjumlahan dari komponen DMF merupakan nilai DMF-T (Alhamda, 2011) 15. Tujuan
dari indeks DMF-T adalah untuk menentukan jumlah total pengalaman karies gigi pada masa
kategori D
d. Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan kedalam kategoriM
e. Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal, dicabut untuk kebutuhan perawatan
f. Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi tidak dimasukkan dalam
kategori M
h. Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar dimasukkan dalam kategori F Dasar
termasuk gigi molar ketiga (wisdom teeth). Fissure sealent, gigi tiruan cekat, jembatan,
membagi menjadi 5 kategori dalam perhitungan DMF-T dan def-t berupa derajat
interval yang digunakan untuk menunjukkan seberapa parah karies gigi, antara lain :
Usia sekolah adalah rentang usia 6 sampai dengan mendekati usia 12 tahun,
dimana bersamaan dengan dimulainya anak masuk ke lingkungan sekolah (Wilson, 2008
dalam Fitriani 2014). Menurut Christiana Hari Soetjiningsih (2014) anak usia sekolah
digolongkan dalam masa kanak-kanak akhir yang dimulai dari usia 6 tahun sampai kira-
kira usia 12 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik
yang menonjol dan hal ini dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai-nilai dan
perilaku. Menjelang berakhirnya periode ini anak mempersiapkan diri secara fisik dan
psikologis untuk memasuki masa remaja. Digolongkannya usia ini sebagai anak usia
sekolah karena anak sudah memasuki dunia sekolah yang lebih serius, walaupun
pembelajaran di sekolah tetap disesuaikan dengan dunia anak-anak yang khas. Masa ini
juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku, yang membuat anak
Perkembangan adalah perubahan bentuk yang dimulai saat konsepsi dan terus
sekolah awal bersifat perlahan dan konsisten sebelum terjadinya lonjakan pertumbuhan
pada usia remaja. Anak usia sekolah tampak lebih langsing dibandingkan anak usia pra
sekolah karena perubahan distribusi dan ketebalan lemak. Banyak anak yang
mengalami peningkatan berat badan dua kali lipat dan sebagian besar anak perempuan
mendahului anak laki-laki dalam pertambahan tinggi dan berat badan pada akhir usia
sekolah 17.
kemampuan untuk berpikir secara logis tentang waktu dan lokasi dan untuk memahami
hubungan antara benda dan pikiran. Anak telah dapat membayangkan suatu peristiwa
tanpa harus mengalaminya terlebih dahulu. Pikiran anak tidak lagi didominasi oleh
persepsi sehingga kemampuan mereka untuk memahami dunia sangat meningkat 17.
Anak usia sekolah mulai mengarahkan energy untuk meningkatkan pengetahuan dari
kemampusn yang ada. Anak mulai ingin bekerja untuk menghasilkan sesuatu dengan
tentunya memiliki resiko terhadap terjadinya masalah kesehatan pada anak. Sama
halnya dengan yang dialami anak usia sekolah, masalah kesehatan yang sering muncul
pada periode ini adalah masalah gigi. Masalah lain yang muncul adalah kecelakaan dan
cedera berkaitan dengan aktivitas anak, masalah nutrisi, seksualitas, hingga penggunaan
sampai masa dewasa lanjut yang dapat berupa kemajuan dan kemunduran (Potter &
Perry, 2010). Sedangkan menurut Wong (2008) dalam Fitriani (2014) dijelaskan bahwa
peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel. Anak yang berusia muda
mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibanding anak yang lebih tua.
Pertumbuhan fisik pada anak yang juga terjadi salah satunya adalah gigi.
Gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan, hal
tersebut terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya. Kehilangan gigi
desidua (bayi) merupakan tanda maturasi yang lebih dramatis, mulai sekitar usia 6 tahun
setelah tumbuhnya gigi-gigi molar pertama. Penggantian dengan gigi dewasa terjadi pada
kecepatan sekitar 4/tahun. Jaringan limfoid hipertrofi, sering timbul tonsil dan adenoid
Gigi susu (primer) terdiri dari 20 gigi dan gigi permanen terdiri dari 32 gigi.
Normalnya setiap gigi susu akan berganti dengan gigi tetap. Gigi seri berganti gigi seri,
gigi taring berganti gigi taring dan geraham susu berganti dengan geraham dewasa.
Geraham dewasa pertama biasanya akan muncul dibagian belakang geraham susu.
Pertumbuhan gigi pada anak usia sekolah ditandai dengan tanggalnya gigi susu dan mulai
tumbuhnya (erupsi) gigi tetap. Usia erupsi gigi tetap biasanya lebih bervariasi
dibandingkan dengan gigi susu. Faktor seks dan rasial biasanya lebih berpengaruh
misalnya pada anak wanita gigi erupsi lebih awal dibandingkan anak laki-laki; anak
merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Menurut Skinner (1938)
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses yang dalam teori Skinner disebut dengan teori S-
bentangan yang sangat luas. Untuk kepentingan pendidikan praktis ahli pendidikan oleh
Bloom mengembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku, yaitu pengetahuan, sikap dan
tindakan 18.
sesuatu baik itu yang didengar maupun yang dilihat. Menurut Notoatmodjo 2010,
pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian
besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera
tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan,
yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu hanya diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat banyak
mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit demam
berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya. Untuk
mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-
pertanyaan, misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa penyebab sakit TBC,
Sedangkan menurut Fitriani 2011 tahu berarti seseorang tersebut dapat mengingat
b. Memahami (comprehension)
Memahami yaitu mampu untuk dapat menjelaskan sesuatu yang telah dipelajari
sebelumnya dengan jelas serta dapat membuat suatu kesimpulan dari suatu materi.
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar
benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya, orang yang memahami cara
(mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus
c. Aplikasi (application)
Aplikasi berarti seseorang mampu untuk dapat menerapkan materi yang telah dipelajari
ke dalam sebuah tindakan yang nyata. Aplikasi diartikan apabila orang yang telah
yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah paham
d. Analisis (analysis)
masing materi, tetapi masih memiliki kaitan satu sama lain. Dalam menganalisis,
seseorang bias membedakan atau mengelompokkan materi berdasarkan kriteria yang sudah
dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu
sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan seseorang dalam membuat temuan ilmu yang baru
berdasarkan ilmu lama yang sudah dipelajari sebelumnya. Sintesis menunjukkan suatu
kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis
dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah
ada. Misalnya, dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri
tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan tentang
f. Evaluasi (evaluation)
pembelajaran yang sudah ia lakukan. Dari hasil evaluasi inni dapat dinilai dan dijadikan
acuan untuk meningkatkan strategi pembelajaran baru yang lebih efektif lagi. Evaluasi
terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Misalnya, seseorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang
anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga
Dewi (2011) dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal, antara lain 18 :
a. Faktor Internal
1. Pendidikan
mereka terutama dalam motivasi sikap. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
semakin mudah untuk penerimaan informasi. Menurut Afiat (2017) tingkat pendidikan
sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku hidup sehat. Seseorang
dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki pengetahuan dan perilaku yang
baik tentang kesehatan yang akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat. Dalam
penelitiannya juga dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka
2. Pekerjaan
berulang dan tantangan yang begitu banyak. Pekerjaan dilakukan untuk menunjang
kehidupan pribadi maupun keluarga. Bekerja dianggap kegiatan yang banyak menyita
waktu. Dalam penelitian Kusumaningrum (2014) orang tua terlalu sibuk dengan
merawat anak secara maksimal dan juga tidak rutin mengontrolkan kesehatan gigi anak ke
3. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir. Menurut Noreba (2015) rentang usia orang tua 20- 35
tahun termasuk usia yang matang dalam menjalankan perannya sebagai orang tua dan
sudah banyak menerima informasi yang diperoleh dari manapun. Semakin bertambah
usia seseorang maka semakin bertambah pula informasi (pengetahuan) yang didapat.
4. Sosial Ekonomi
perilaku hidup sehat pada seseorang. Hal tersebut terjadi disebabkan karena kurangnya
pendapatan orang tua untuk menghidupi kehidupan sehari-hari, sehingga untuk hal
pengaruh langsung pada perawatan medis, jika pendapatan meningkat biaya untuk
perawatan kesehatan pun ikut meningkat. Orang dengan status ekonomi yang rendah
cenderung mengabaikan perilaku hidup sehat. Pendapatan yang menunjang maka akan
b. Faktor Eksternal
Faktor Lingkungan
Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku seorang individu
maupun kelompok. Jika lingkungan mendukung kea rah positif, maka individu maupun
kelompok akan berperilaku kurang baik. Social budaya System social budaya yang ada
Sikap adalah reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-
tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Sikap belum
merupakan suatu tindakan yang nyata,tetapi masih berupa persepsi dan kesiapan
seseorang untuk bereaksi terhadap stimulus disekitarnya. Sikap dapat diukur secara
orang terhadap penyakit kusta misalnya, yang berarti bagaimana pendapat atau
tertentu. Seperti contoh pada point satu, berarti bagaimana orang menilai
sikap terhadap penyakit kusta pada point sebelumnya, adalah apa yang dilakukan
(total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
emosi memegang peran yang sangat penting. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga
a. Menerima (receiving)
terhadap pemeriksaan kehamilan (ante natal care) dapat diketahui atau diukur dari setiap
dilingkungannya.
b. Menanggapi (responding)
atau objek yang dihadapi, menyelesaikan tugas yang diberikan sebagai tanda bahwa
seseorang tersebut menerima ide. Misalnya seorang ibu yang mengikuti penyuluhan ante
natal care di berikan pertanyaan atau diminta untuk memberikan tanggapan oleh penyuluh
c. Menghargai (valuing)
Menghargai berarti seseorang dapat menerima suatu ide dari orang lain yang
kemungkinan berbeda dengan idenya sendiri, kemudian dari dua ide tersebut
didiskusikan bersama antara kedua orang yang saling mengajukan ide. Dalam arti
membahas suatu ide atau masalah dengan orang lain dan bahkan mengajak atau
Bertanggung jawab adalah sikap yang paling tinggi tingkatannya, dalam arti
mampu bersikap konsisten terhadap sesuatu yang telah dipilih atau diyakininya.
Seseorang yang telah mengambil sikap berdasarkan keyakinannya, dia harus berani
mengambil resiko apabila ada orang lain mencemooh atau resiko lain yang juga akan
timbul. Sebagai contoh, ibu yang sudah mengikuti penyuluhan ante natal care harus berani
Sikap memiliki beberapa fungsi, menurut Wawan & Dewi (2011) fungsi sikap
tersebut meliputi :
a. Fungsi Instrumental
Fungsi instrumental disebut juga fungsi manfaat atau fungsi penyesuaian. Hal ini
dikarenakan sikap dapat membantu seseorang mengetahui sejauh mana manfaat sikap
dalam pencapaian tujuan. Dengan sikap yang diambil oleh seseorang, orang dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar dengan baik. Sehingga sikap dapat
Dalam bersikap, seseorang akan mengambil sikap tertentu ketika berada dengan
keadaan diri atau ego merasa terancam. Karena seseorang akan mengambil sikap
system nilai yang ada pada seorang individu tersebut yang bersangkutan.
d. Fungsi Pengetahuan
Apabila seseorang mempeunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, hal tersebut
seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Wawan dan Dewi (2011)
a. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seseorang harus meninggalkan kesan tersendiri yang kuat agar
dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan sikap seseorang yang baik. Sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi yang terjadi pada seseorang melibatkan
faktor emosional.
Seorang individu cenderung mempunyai sikap yang searah dengan orang lain yang
c. Pengaruh kebudayaan
sehingga kebudayaan yang dianut menjadi salah satu faktor yang menentukan
d. Media massa
dipengaruhi oleh sikap penulis sehingga media massa tersebut akan berpengaruh juga
Konsep moral dan ajaran yang diperoleh dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan system kepercayaan seseorang, sehingga konsep tersebut juga
f. Faktor emosional
Sikap merupakan suatu pernyataan yang didasari oleh emosi sebagai bentuk
Tindakan atau praktik nyata dari adanya suatu respon. Sikap dapat terwujud
dalam suatu tindakan yang nyata apabila telah tersedia fasilitas atau sarana dan
prasarana. Tanpa adanya fasilitas, suatu sikap seseorang tidak dapat terwujud dalam
tindakan yang nyata. Seorang ibu hamil sudah mengetahui bahwa memeriksakan
kehamilan itu penting untuk kesehatan diri dan janinnya, dan sudah ada niat (sikap)
tindakan, maka diperlukan adanya bidan, posyandu, atau puskesmas yang dekat dengan
rumahnya, atau fasilitas lainnya tersebut mudah dicapai. Apabila tidak, maka
kemungkinan besar ibu tersebut tidak akan memeriksakan kehamilannya. Praktik atau
Praktik terpimpin merupakan suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan urutan secara
benar. Sesorang mampu melakukan suatu hal tindakan dengan sistematis mulai dari awal
hingga akhir. Apabila seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada
tuntutan atau mengharuskan untuk menggunakan panduan, maka hal tersebut disebut juga
dengan praktik terpimpin. Misalnya, seorang anak kecil yang menggosok gigi namun
masih saja selalu diingatkan oleh ibunya, hal tersebut masih disebut praktik atau tindakan
terpimpin.
b. Praktik secara mekanisme (mechanism)
mempraktikan suatu hal secara otomatis, atau seseorang yang telah melakukan tindakan
secara benar urutannya maka akan menjadi suatu kebiasaan bagi seseorang untuk
melakukan tindakan atau praktik yang sama. Misalnya, seorang anak secara otomatis
menggosok gigi setelah makan tanpa disuruh oleh ibunya. Hal tersebut dilakukan oleh
c. Adopsi (adoption)
Suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang atau termodifikasi dengan baik.
Dalam arti hal apapun yang dilakukan oleh seseorang tidak hanya sekedar rutinitas atau
mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku yang
berkualitas. Misalnya, seorang anak yang menggosok gigi bukan hanya sekedar
a. Menurut Teori Green, L. (1990) ada 3 faktor pembentuk perilaku atau praktik,
antara lain :
sebagainya.
Dalam hal ini sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.
b. Menurut Teori Snehandu, B.Kar (1983) ada lima faktor yang mempengaruhi
perilaku, yaitu niat orang terhadap obyek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan
kebebasan dari individu mengambil keputusan untuk bertindak, dan situasi yang
c. Menurut World Health Organization, ada empat faktor atau alasan pokok yang
mempengaruhi perilaku, antara lain pemikiran dan perasaan seseorang, orang lain
Perilaku orang tua terhadap anak dalam hal mengasuh, mendidik, mendorong dan
mengawasi anak untuk merawat kebersihan gigi menjadi hal penting yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya karies gigi. Perilaku orang tua terutama Ibu ketika melakukan
terhadap perilaku anak. Hal ini disebabkan karena Ibu merupakan contoh utama anak
dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga peranan Ibu dalam merawat kesehatan gigi
dan mulut anak dapat mempengaruhi status karies anak (Eddy & Mutiara, 2015).
Pengetahuan orang tua terutama seorang ibu terhadap bagaimana menjaga kesehatan
gigi dan mulut sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung
kebersihan gigi dan mulut anak sehingga kesehatan gigi dan mulut anak menjadi baik.
Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan gigi pada
anak kelak. Seorang ibu memegang peranan penting dalam suatu keluarga, baik sebagai
seorang isteri maupun sebagai seorang ibu dari semua anak- anaknya. Figur pertama
yang dikenal anak begitu lahir adalah ibunya. Oleh karena itu perilaku dan kebiasaan itu
dapat dicontoh oleh si anak. Namun, pengetahuan saja tidak cukup, perlu diikuti dengan
sikap dan juga tindakan orang tua yang tepat (Gultom, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN
Pasuruan memiliki letak yang sangat strategis, berlokasi di tepi jalan utama propinsi dan
3.2 GEOGRAFI
1. Luas wilayah kerja Puskesmas KEJAYAN : 35,44 Km2 (83,49% wilayah Kec.
Bangil)
3.3 DEMOGRAFI
3.4 GEOLOGI
- Dataran tinggi : -
Dengan lokasi yang strategis ini menjadikan puskesmas KEJAYAN mudah untuk
dijangkau oleh masyarakat yang ingin mendapatkan layanan Kesehatan. Hal ini
pemanfaatan puskesmas untuk layanan Kesehatan dari tahun ke tahun sesuai dengan tabel
berikut.Tabel peningkatan jumlah kunjungankasus tahun 2016 s/d 2018 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tahu jumlah
n Penduduk kunjungan %
2016 42090 59278 140 %
2017 34865 63382 182 %
2018 35177 50691 144 %
Dari aspek ketenagaan, Puskesmas KEJAYAN saat ini memiliki jumlah karyawan
yang relative kurang apabila dibandingkan dengan standar ketenagaan yang ada dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2015 tentang Puskesmas. Jumlah seluruh
karyawan yang dimiliki oleh Puskesmas KEJAYAN saat ini hanya berjumlah orang yang
terbagi dalam berbagai kompetensi dan jenjang pendidikan. Data karyawan Puskesmas
DATA KETENAGAAN
Ponkes
PNS Kontrak THL JUMLAH
No Jenis Ketenagaan des
L P L P L P L P L P ∑
1 Struktural 0 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2
2 dr. Umum 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2
3 dr. Gigi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
4 Bidan 0 8 0 0 0 0 0 6 0 14 14
5 Perawat
- Perawat Gigi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
- Perawat Umum 2 4 0 2 2 1 2 1 6 8 14
6 Analis 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
7 Kesehatan Lingkungan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 Asisten Apoteker 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
9 Petugas Gizi 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 2
10 Petugas Promkes 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 1
11 Rekam Medis 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
12 Umum 3 2 1 1 0 0 0 2 4 5 9
JUMLAH 5 24 1 3 2 1 3 11 11 39 50
Sumber Data : Laporan Kepegawaian
Kasus yang ditangani di Puskesmas Kejayan pun beraneka ragam. Hal ini bisa
dilihat dari tabel 10 penyakit terbanyak yg sudah ditangani oleh Puskesmas KEJAYAN
KODE
No NAMA PENYAKIT JUMLAH
PENYAKIT
Jumlah 2754
3.6 PENATALAKSANAAN
Kasus yang di tanggani oleh poli gigi Puskesmas Kejayan menjadi salah
satu dalam 10 besar penyakit terbanyak yaitu Caries gigi diagnosis karies gigi biasanya
kita dapat dari pemeriksaan di poli gigi, UKS. Setelah dilakukan Penggamatan tanggal 20
Januari 2020 sampai 20 Juni 2020 maka didapatkan data-data sebagai berikut. Jumlah
kunjungan pasien anak pada poli gigi puskesmas Kejayan sebanyak 55. Sebanyak 25%
caries gigi terjadi pada anak- anak usia Sekolah Dasar. Kurangnya pengetahuan orang tua
tentang pentingnya menyikat gigi secara benar dan teratur, menjaga kesehatan gigi dan
menggurangi makanan yang dapat menyebabkan caries gigi.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karies adalah kerusakan pada jaringan gigi yang dimulai dari email gigi hingga menjalar
Karies gigi disebabkan oleh plak yang menyumbat sehingga menyebabkan gigi
berlubang diantaranya karena sisa makanan manis dan lengket, kuman yang berasal
dari plak tersebut menyebabkan suasana asam pada mulut sehingga email larut dalam
Tanda awal karies gigi adalah daerah permukaan gigi yang nampak berkapur berwarna
coklat dan membentuk lubang. Jika keadaan sebelum daerah permukaan gigi menjadi
coklat dan membentuk lubang keadaan bias kembali ke asal (Reversibel), namun
ketika daerah permukaan gigi sudah menjadi coklat dan membentuk lubang maka
Klasifikasi caries gigi menurut morfologi Karies pist dan flussure terbentuk
dipermukaan oklusal molar dan premolar, permukaan bukal lingual molar dan
permukaan proksimal gigi dan sepertiga permukaan bukal dan lingual. Karies ini
timbul tepat dibawah titik kontak dan awal dari perbentukan plak kemudian tampak
opaksitas putih samar pada email tanpa diskuntinitas permukaan email. Karies
servikal terdapat pada permukaan bukal, lingual atau labial. Lesi karies servikal
berbentuk bulan sabit, bermula sebagai daerah putih agak kasar yang kemudian
berlubang.
yang paling disukai adalah lesi dentin yang dalam. Selain itu Bakteri kokum gram
positif adalah penyebab utama karies dengan jumlah terbanyak didalam mulut. Salah
satu spesiesnya adalah streptococcus mutans, jenis ini lebih asidurik dibandingkan
yang lain dan menurut pH medium sehingga 4,3. Streptococcus mutans terdapat pada
Perilaku orang tua terhadap anak dalam hal mengasuh, mendidik, mendorong dan
mengawasi anak untuk merawat kebersihan gigi menjadi hal penting yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya karies gigi. Perilaku orang tua terutama Ibu
Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan
gigi pada anak kelak. Seorang ibu memegang peranan penting dalam suatu keluarga,
baik sebagai seorang isteri maupun sebagai seorang ibu dari semua anak-
anaknya.
Kasus yang di tanggani oleh poli gigi Puskesmas Kejayan menjadi salah satu
dalam 10 besar penyakit terbanyak yaitu Caries gigi diagnosis karies gigi
Jumlah kunjungan pasien anak pada poli gigi puskesmas Kejayan sebanyak 55
Selain peran orang tua peran dokter gigi juga penting dalam memelihara
kesehatan gigi. Sebaiknya setiap 6 bulan sekali anak – anak usia sekolah
4.2 Saran
Meningkatkan kerjasama antara orang tua, tenaga pendidik dan dokter dalam
menjaga kesehatan gigi anak baik itu di lingkungan sekolah dan di lingkungan
keluarga.
Mengadakan pemeriksaan gigi rutin serta kegiatan sikat gigi massal dan
penyuluhan kepada orang tua tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan gigi
massal.
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal. Vol. 38 No. 2 April – Juni : Maj.
7. Ghassemi, A., Vorwerk, L., Hooper, W., Patel, V., Sharma, N., Qaqish, J., 2013.
8. Grender, J., Williams, K., Patwalters, Klukowska, M., Reick, H., 2013. Plaque Removal
9. Haffajee, A.D., Smith, C., Torresyap, G., Thompson, M., Guerrero, D., Socransky, S.S.,
parameters. J Clin Perio. 28: h. 947–54. Kidd, Edwina A.M, Sally Joyston-Bechal, 2012.
10. Kidd, Edwina A.M, Sally Joyston-Bechal, 2012. Dasar-dasar Karies Penyakit dan
11. Putri, MH, Herijulianti Eliza, Nurjannah Neneng, 2010, Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras & Jaringan Pendukung Gigi, Jakarta, EGC, h. 54- 5,93-5.
12. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi ke4. Yogyakarta: Mitra Cendika.
H. 73-74.
13. Sriyono, Niken Widiyanti., 2009, Ilmu Kedokteran Pencegahan, Medika FK UGM ,
Yogyakarta.
14. Williams, M.I., 2011. The Antibacterial and Antiplaque Effectiveness of Mouthwashes
15. Wyne, A.H., Chohan, A.N., Abdulsalam, Z.A., Qedrah, A.A., Qahtani, S.A., 2005. Oral
Health Knowledge and Sources of Information Among Male Secondary School Children
16. Tangade, P.S., Shah, A.F., Ravishankar, T.L., Tirth, A., Pal, S., 2013. Is Plaque Removal
Efficacy of Toothbrush Related to Bristle Flaring. Ethiop J Health Sci. 23(3): h. 255-64.
17. Yousaf, A., Aman, N., Manzoor, M.A., Yasmin, R., 2012. Comparison of Powered and
Manual Toothbrushes in Removal of plaque. Pakistan Oral & Dent J. 32(1): h. 120-23.
18. Attin, T., 2005. Tooth Brushing and Oral Health: How Frequently and when should
19. Biesbrock, A.R., Bartizek, R.D., Gerlach, R.W., 2007. Oral Hygiene Regimens, Plaque
Control, and Gingival Health: A Two-Month Clinical Trial with Antimicrobial Agents. J