Anda di halaman 1dari 24

( SEGITIGA )

SEHAT GIGIKU NAIK TIMBANGANKU KEBANGGAANKU

D
I
S
U
S
U
N

OLEH
Drg. Alfred Padumpang Parulian
NIP. 19810414 200804 1 001

UPT PUSKESMAS MEDAN LABUHAN


DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus yang Oleh Kasih Karunia dan Anugerahnya telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah yang berjudul "Sehat Gigiku Naik Timbanganku Kebangganku ( SEGITIGA )”
berisi tentang upaya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada Ibu,bayi
dan balita melalui kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di seluruh posyandu se
wilayah kerja UPT Puskesmas Medan Labuhan.
Makalah ini juga sebagai bentuk inovasi dari program Puskesmas dalam hal integrasi
antara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di
Puskesmas Medan Labuhan Kota Medan.
Secara Pribadi saya mengucapkan terima kasih kepada pembimbing sekaligus Kepala
Bidang SDK Dinas Kesehatan Kota Medan, drg. Mimi Defrina,MHSM, Kepada Kepala
Puskesmas Medan Labuhan dr. Heva Julietta Sinaga,M.Kes dan Kasubag Tata Usaha
Puskesmas Medan Labuhan Ramdasari Fitriah SKM atas dukungan dan kepercayannya
selama ini. Kepada teman sejawat dokter di Puskesmas Medan Labuhan yang selalu kompak
dengan motto “ Bekerja sama menuju masyarakat sehat “. Kepada seluruh teman-teman
medis, paramedis dan nonmedis Puskesmas Medan Labuhan yang selalu kompak dan penuh
semangat . Terima kasih secara khusus kepada istri tercinta Sayangi Maria Halawa,SPd. dan
anak-anak tersayang Gabby, Manda dan Gracia dan Queen yang selalu berada dan
mendoakan saya. Terima kasih dan Oleh Kasih Karunia, Tuhan memberikan Berkat
melimpah bagi kita semua
Harapan saya makalah ini membawa manfaat khususnya untuk penulis sendiri, untuk
Puskesmas Medan Labuhan, dan untuk seluruh pembaca. Masih banyak kekurangan di dalam
makalah ini baik dari segi isi maupun struktur penulisan. Atas kekurangan tersebut, saya
memohon maaf dan mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan.
Medan,

Drg. Alfred Padumpang Parulian

NIP. 19810414 200804 1 001

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..3

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………….4

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK…………………………………………………………5

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang………………………………………………………………………6
b. Masalah……………………………………………………………………………...7
c. Tujuan……………………………………………………………………………….7

BAB II LANDASAN TEORI

a. Pertumbuhan Gigi Anak…………………………………………………………….8


b. Kondisi Dan Kelainan Gigi Dan Mulut Yang Sering Terjadi Pada Anak…………..9
c. Cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak Usia Balita……………12

BAB III PEMBAHASAN

a. Perencanaan Kunjungan Tim Dokter Gigi Ke Posyandu Se Wilayah


Kerja UPT Puskesmas Medan Labuhan…………………………………………….16
b. Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Posyandu………………...16
c. Monitoring Dan Evaluasi……………………………………………………………18
d. Rencana Tindak Lanjut……………………………………………………………..19

BAB IV KESIMPULAN……………………………………………………………………20

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….21

DAFTAR DOKUMENTASI KEGIATAN…………………………………………………22

3
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Warna Putih pada Lidah


2. Gambar 2 . Karies akibat susu
3. Gambar 3. Fistula
4. Gambar 4. Pipi bengkat akibat gigi gangren
5. Gambar 5. Sariawan
6. Gambar 6. Cara membersihkan gusi bayi
7. Gambar 7. Orangtua mendampingi anak menyikat gigi
8. Gambar 8. Ukuran pasta gigi sebesar kacang polong
9. Gambar 9. Orangtua mendampingi anak sikat gigi

4
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

1. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan Kesgimul


2. Tabel 2 . Kunjungan Balita di Posyandu di Kelurahan Sei Mati
3. Tabel 3 . Kunjungan Balita di Posyandu di Kelurahan Martubung
4. Grafik 1. Total Kunjungan Pembinaan Kesehatan Gigi di Posyandu
5. Grafik 2 . Total kunjungan pembinaan kesehatan gigi pada Anak TK

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan RI tahun 2007,prevalensi
masalah kesehatan gigi-mulut adalah 23%, dengan prevalensi karies aktif sebesar 43,3%, oleh
karena itu pemeliharaan gigi bagi ibu hamil termasuk yang harus diperhatikan dan
ditingkatkan baik melalui kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) serta
upaya yang dilakukan puskesmas. Berdasarkan kebijakan Pemerintah melalui Undang-
Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi
dan mulut merupakan bagian yang harus dilaksanakan.

Kesehatan gigi dan mulut dapat mendukung percepatan pencapaian MDGs khususnya
4 dan 5 yaitu meningkatkan kesehatan balita dan ibu hamil. Untuk mencapai kesehatan gigi
dan mulut yang optimal pada balita dan ibu hamil, maka harus dilakukan perawatan secara
berkala. Perawatan dapat dimulai dengan memperhatikan konsumsi makanan, pembersihan
plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi secara teratur dan benar,
pembersihan karang gigi, penambalan gigi yang berlubang, dan pencabutan gigi yang sudah
tidak bisa dipertahankan lagi oleh dokter gigi, serta kunjungan berkala ke dokter gigi baik ada
keluhan ataupun tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan
dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal yang akan meningkatkan kesehatan
tubuh secara keseluruhan.

Masa lima tahun awal dalam tahap perkembangan anak adalah masa golden age, ialah
suatu masa emas dalam periode pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa ini segala
hal yang tercurah dan terserap pada diri anak akan menjadi dasar dan memori yang tajam
pada diri anak
tersebut. Hal terkait dengan kesehatan gigi, jika pada masa emas anak ini telah terbentuk
memori, perilaku, kebiasaan dan sikap tentang caramerawat gigi dan mulut, maka sikap hidup
ini akan terbawa nantinya kelak dewasa, sehingga pengetahuan tentang cara hidup bersih dan
sehat, termasuk pemeliharaan kesehatan gigi perlu ditanamkan pada masa balita. Orang tua
dapat menjadi contoh bagi anak. Bagaimana anak mau menyikat gigi di malam menjelang
tidur, kalau orang tuanya juga tidak pernah memberikan contoh. Untuk itu pengetahuan orang
tua mengenai kesehatan gigi dan mulut anak perlu ditingkatkan antara lain tentang
pertumbuhan gigi anak serta kelainan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak.

6
Garda terdepan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah Pusat
Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan
(UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. UKM tingkat
pertama meliputi UKM esensial dan UKM pengembangan. UKM esensial di antaranya
adalah pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan
ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit. UKM pengembangan adalah kegiatan yang sifatnya ekstensifikasi yang
mengandung unsur inovasi dan disesuaikan dengan permasalahan kesehatan, sumber daya,
dan potensi yang ada3.
Puskesmas Medan Labuhan adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinas
Kesehatan Kota Medan. Puskesmas Medan Labuhan memiliki dua kelurahan binaan yaitu
Kelurahan Sei Mati dan Kelurahan Martubung. Puskesmas Medan Labuhan memiliki visi
"Terwujudnya Pelayanan terbaik menuju Masyarakat sehat dan mandiri di Kecamatan medan
Labuhan". Untuk mencapai visi tersebut, maka Puskesmas Medan Labuhan memiliki misi:
1. Memberikan pelayanan terbaik sesuai prosedur .
2. Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan
kesehatan .
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi masyarakat dan lingkungan .
4. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan.
B. Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas apakah pelaksanaan kegiatan SEGITIGA Puskesmas
Medan Labuhan sudah sesuai dengan tujuan utama dibentuknya.
C. Tujuan
Tujuan umum
Melakukan pemeliharaan dan pencegahan kesehatan gigi dan mulut pada ibu,bayi dan
balita melalui Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Posyandu sehingga dengan gigi
sehat pola makan tidak terganggu maka timbangan pun naik.
Tujuan khusus
1. Mengetahui masalah kesehatan gigi mulut pada balita

7
2. Mengetahui peran integrasi lintas program, lintas sektor, dan pemberdayaan
masyarakat dalam pencegahan penyakit gigi dan mulut
3. Mengetahui gambaran kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di posyandu
wilayah kerja Puskesmas Medan Labuhan
4. Mengetahui capaian kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di posyandu
tahun 2019

BAB II
LANDASAN TEORI

A. PERTUMBUHAN GIGI ANAK


Periode pertumbuhan gigi anak dimulai sejak dalam kandungan pada usia kehamilan
kira-kira 5-6 minggu. Gigi sulung mulai erupsi pada usia 5 – 6 bulan dan lengkap kira-kira
usia 2,5 – 3 tahun.
Tanda-tanda erupsi gigi sulung, antara lain:
• Suhu anak meningkat, pipi terasa panas dan memerah
• Adanya rasa sakit dan tidak nyaman pada mulut.
• Keluar air liur berlebih.
• Secara klinis terlihat gusi menjadi merah, gatal, bengkak atau terasa panas.
• Tampak bercak putih atau bahkan seperti tulang putih (yang sebenarnya adalah benih gigi)
muncul pada gusinya.
• Anak sering resah dan rewel.
Banyak orang tua yang beranggapan bahwa gigi sulung hanya sementara dan akan
diganti oleh gigi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan kebersihan gigi anak tersebut.
Padahal sebenarnya justru pada masa gigi susu itulah anak harus mulai diajarkan untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan giginya karena:
1. Pada masa gigi susu,sedang terjadi pembentukan gigi tetap didalam tulang. Sehingga
jika ada kerusakan gigi susu yang parah dapat mengganggu proses pembentukan gigi
tetapnya. Hal ini dapat mengakibatkan gigi tetap tumbuh dengan tidak normal.
2. Mulut adalah pintu utama masuknya makanan kedalam perut. Mulut adalah lokasi
pertama yang dilalui makanan dalam proses pencernaan. Jika terjadi gangguan pada
mulut maka akan mengganggu kelancaran proses pencernaan.
3. Infeksi yang terjadi pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan organ
didalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal,dll. Karena infeksi dalam mulut dapat
menyebar kedalam organ-organ tersebut yang disebut dengan fokal infeksi.
8
4. Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan membuat anak menjadi malas
beraktivitas dan akan mengganggu proses belajar mereka.

B. KONDISI DAN KELAINAN GIGI DAN MULUT YANG SERING TERJADI


PADA ANAK

Kelainan yang terjadi pada gigi dan mulut pada anak meliputi kelainan yang terjadi
pada jaringan keras dan jaringan lunak.

a. Warna putih pada lidah


Warna putih pada lidahsering kita dapatkan pada bayi yang minum ASI maupun susu
formula. Sisa-sisa air susu yang menempel pada lidah akan mengalami fermentasi sehingga
merangsang untuk timbulnya jamur. Pemberian susu formula yang telah melewati3 jam dari
waktu pembuatan juga merupakan faktor pencetus terjadinya proses fermentasi. Apabila
warna putih terlihat sangat tebal dan menimbulkan bau yang kurang sedap, maka hendaknya
diberikan
obat anti jamur, namun bila belum terlalu parah dapat dilakukan penyikatan lidah dengan
menggunakan sikat gigi dengan bulu yang lunak.

Gambar 1. Warna Putih pada Lidah


b. Gigi berlubang
Faktor yang menyebabkan gigi berlubang yaitu kualitas gigi, makanan, mikroorganisme dan
waktu. Gigi berlubang dapat terjadi pada gigi anterior maupun pada gigi posterior. Lubang
pada gigi anterior anak dapat disebabkan oleh pemberian susu menggunakan botol pada
waktu tidur malam, karena pada saat tidur posisi kepala lebih rendah dari pada botol sehingga
air susu menggenangi gigi anterior atas. Bila hal tersebut berlangsung lama, gigi posterior

9
akan berlubang juga. Selain itu gigi berlubang pada anak umumnya disebabkan oleh
pembersihan gigi
yang kurang baik.

Gambar 2 . Karies akibat susu


c. Pembengkakan
Pembengkakan dapat disebabkan adanya radang pada gigi maupun pada gusi.Radang yang
terjadi pada gigi dapat menjalar menjadipembengkakan pada gusi. Pembengkakan yang
meluas tidak hanya terlihat di dalam mulut namun dapat pula terlihat sampai dipipi. Wajah
akan terlihat sembab, disertai rasa sakit yang hebat dan demam, pada keadaan lanjut dapat
menyebabkan kesulitan saat menelan. Apabila pembengkakan ti dak diobati maka radang
dapat menjadi kronis dan menimbulkan fistula pada gusi di sekitar gigi tersebut. Fistula juga
dapat terjadi pada gigi gangren yang tidak dirawat. Jika gigi gangren ti dak dirawat kerusakan
akan semakin
parah dan gigi harus dicabut. Bila gigi pengganti nya masih lama waktu erupsinya maka akan
terjadi pergeseran gigi sebelahnya dan dapat menyebabkan kehilangan ruang untuk
pertumbuhan gigi permanen, sehingga mengakibatkan gigi berjejal. Gigi gangren yang tidak
dirawat akan menimbulkan keradangan yang mempengaruhi pertumbuhan benih gigi
permanen pengganti . Selain itu gigi gangrene yang tidak dirawat dapat menjadi fokal
(sumber) infeksi yang dapat
menimbulkan penyakit umum seperti kelainan jantung, rematik,ataupun alergi.

10
Gambar 3. Fistula

Gambar 4. Pipi bengkat akibat gigi gangren


d. Stomatitis apthosa (sariawan)
Sariawan yang sering terjadi pada rongga mulut dapat disebabkan oleh adanya trauma
(misalnya adanya gigi yang tajam, makanan yang mengiritasi mukosa mulut) maupun karena
kurangnya
konsumsi vitaminantara lain vitamin C. Lesi tersebut akan terasa pedih apabila tersentuh oleh
lidah ataupun makanan. Faktor pencetus utama terjadinya sariawan adalah stres yang ti mbul
tanpa disadari. Perawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian salep atau gel khusus
untuk mulut yang dapat merangsang pertumbuhan jaringan baru agar luka segera menutup,
hindari stres, konsumsi vitamin C yang cukup, dan kurangi makanan yang mengiritasi
mukosa mulut.

11
Gambar 5. Sariawan

C. CARA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA


BALITA

1. ANAK USIA 0 – 6 BULAN


Erupsi gigi sulung umumnya dimulai pada usia 5-6 bulan dan lengkap kira kira pada usia 2,5
– 3 tahun. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh tenaga pelayanan kesehatan:
• Memberikan informasi tentang masa pertumbuhan dan erupsi gigi pada orang tua.
• Menilai risiko untuk penyakit gigi dan mulutpada anak dengan mengidentifikasi indicator
risiko sebagai berikut:
a. Adanya riwayat penyakit gigi berlubang/karies pada anggota keluarga.
b. Pemberian susu botol pada anak sebelum tidur.
c. Pembersihan gigi dan mulut yang tidak rutin dan tidak benar.
• Menganjurkan cara pembersihan gigi yang tepat dan benar secara teratur. Pada gigi yang
baru erupsi dapat digunakan kain yang lembut dan lembab.
• Menganjurkan untuk tidak memberikan susu botol pada anak pada waktu tidur.
• Menganjurkan untuk tidak menambah rasa manis pada susu botol.
• Menganjurkan penggunaan gelas sebagai pengganti botol setelah anak dapat minum dari
gelas pada usia kira-kira 12 bulan.

12
Gambar 6 . Cara membersihkan gusi bayi

2. ANAK USIA 7 – 12 BULAN


Pada usia 7 – 12 bulan gigi seri atas dan bawah telah tumbuh. Beberapa hal yang harus
dilakukan oleh tenaga pelayanan kesehatan:
• Memberikan informasi anak usia 0 - 6 bulan seperti diatas.
• Menilai risiko untuk penyakit gigi dan mulut pada anak dengan mengidentifikasi indikator
risiko sebagai berikut:
a. Adanya riwayat penyakit gigi berlubang pada anggota keluarga.
b. Pemberian susu botol pada anak sebelum tidur.
c. Sering mengonsumsi makanan manis dan lengket.
d. Pembersihan gigi dan mulut yang tidak rutin dan tidak benar.
e. Pemberian fluor yang tidak adekuat.
Jika terdapat white spot pada gigi, maka tenaga pelayanan kesehatan gigi:
• Menganjurkan penggunaan gelas sebagai pengganti botol setelah
anak dapat minum dari gelas pada usia kira-kira 12 bulan.
• Menganjurkan kepada ibu atau pengasuh untuk mulai membersihkan gigi anak segera
setelah gigi mulai erupsi.
• Menganjurkan pemberian makanan bergizi dan membatasi pemberian makanan manis pada
anak di antara dua waktu makan.

3. ANAK USIA 12 – 24 BULAN


Gigi geraham erupsi pada usia kurang lebih 16 bulan sedangkan gigi taring pada usia 20
bulan. Masa kritis pembentukan email gigi seri permanen adalah usia 18 – 24 bulan.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh tenaga pelayanan kesehatan:
• Memberikan informasi mengenai nutrisi yang baik, pemberian suplemen fluor jika
diperlukan (pada daerah tertentu) dan penggunaan sikat gigi lembut.
• Menganjurkan penggunaan pasta gigi sesuai dengan usia, seukuran sebutir kacang polong
atau selapis tipis.
• Menganjurkan sikat gigi minimal dua kali sehari (sehabis sarapan dan sebelum tidur di
malam hari) dibantu oleh orang tua
• Membiasakan anak untuk makan makanan ringan yang sehat, seperti buah dan sayuran
segar dan menghindari makanan ringan yang mengandung gula.

13
• Menganjurkan orang tua untuk menjadi teladan dengan mempraktekkan kebiasaan menjaga
kesehatan mulut dan melakukan pemeriksaan rutin seti ap 3-6 bulan ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang memiliki tenaga kesehatan gigi (dokter gigi, perawat gigi).

Gambar 7. Orangtua mendampingi anak menyikat gigi

Gambar 8. Ukuran pasta gigi sebesar kacang polong

4. ANAK USIA 24 - 36 BULAN


Pada usia ini anak sudah mampu menyikat gigi sendiri, namun masih tetap harus dibimbing
dan diawasi oleh orang tua, minimal 2 kali sehari dengan cara yang benar. Cara menyikat gigi
untuk anak usia tersebut yaitu dengan menyikat semua permukaan gigi atas dan bawah
dengan gerakan
maju mundur dan pendek-pendek, selama 2 menit dan paling sedikit 8 kali gerakan untuk
setiap permukaan gigi.

14
Gambar 9. Orangtua mendampingi anak sikat gigi

5. ANAK UMUR 3 – 5 TAHUN


Diatas usia 3 tahun terjadi pertumbuhan tulang rahang untuk menyediakan tempat bagi gigi
permanen yang akan tumbuh.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh tenaga pelayanan kesehatan:
• Memberikan informasi bahwa gigi geraham permanen pertama tumbuh pada usia 5 tahun
dibelakang gigi sulung terakhir karena sebagian besar orang tua tidak mengetahui bahwa gigi
tersebut tidak akan berganti lagi.
• Menganjurkan anak untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan menggunakan
pasta gigi yang mengandung fluor sebesar biji kacang polong, terutama pagi setelah sarapan
dan malam sebelumtidur di bawah pengawasan orang tua.
• Menganjurkan agar tidak berkumur setelah menyikat gigi, cukup diludahkan.
• Menganjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman
yang mengandung gula.
• Menganjurkan pemberian obat-obatan yang bebas gula.
• Menganjurkan untuk menghenti kan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
perkembangan oklusi dan rahang seperti menghisap ibu jari, bernafas melalui mulut,
mendorong lidah, menggigit bibir bawah. Akibat kebiasaan buruk tersebut dapat
menyebabkan gigitan
terbuka, gigi mendongos dan gigitan silang.

BAB III
PEMBAHASAN

15
A. Perencanaan Kunjungan Tim Dokter Gigi ke Posyandu Se wilayah Kerja UPT
Puskesmas Medan Labuhan

Kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut telah dituangkan dalam recana kegiatan
Puskesmas tahun 2019 dikarenakan karena keinginan masyarakat yang ingin memiliki gigi
yang sehat. Kegiatan ini dimasukkan ke dalam Rencanan Kegiatan di BOK Puskesmas
Medan Labuhan. Hal ini memang bukan prioritas masalah yang kita jumpai hasil dari survey
yang kita laksanakan di masyarakat di kelurahan sei mati dan kelurahan martubung. Akan
tetapi hal ini tetap kita laksanakan dengan tujuan peningkatan kesadaran diri masyarakat
untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.

B. Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Posyandu


Pelaksanaan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diadakan kurang lebih 2-3 kali di
Posyandu dalam 1 bulan.

NO TANGGAL POSYANDU KELURAHAN


PELAKSANAAN
1 7 Januari 2019 Posyandu Lingk XII SEI MATI
2 8 Februari 2019 Posyandu Lingk V SEI MATI
3 16 Maret 2019 Posyandu Lingk VII SEI MATI
4 11 April 2019 Posyandu Lingk IX SEI MATI
5 11 April 2019 Posyandu Lingk XVI SEI MATI
6 14 Mei 2019 Posyandu Lingk XIII SEI MATI
7 14 Mei 2019 Posyandu Lingk XVII SEI MATI
8 14 Mei 2019 Posyandu Lingk IV SEI MATI
9 14 Mei 2019 Posyandu Lingk VI B MARTUBUNG
10 17 Juni 2019 Posyandu Ling I MARTUBUNG
11 17 Juni 2019 Posyandu Lingk VII MARTUBUNG
12 16 Juli 2019 Posyandu Lingk II SEI MATI
13 16 Juli 2019 Posyandu Lingk XV SEI MATI
14 16 Juli 2019 Posyandu Lingk VIII SEI MATI
15 16 Agustus 2019 Posyandu Lingk II MARTUBUNG
16 16 Agustus 2019 Posyandu Lingk IV MARTUBUNG
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penyuluhan Kesgimul

16
PEMBINAAN KESEHATAN GIGI DI POSYANDU
70.00%

60.00%

50.00%

40.00% 3,57%
64.90%
30.00% 57.80%
50.70%
20.00% 40.00%
32.90%

10.00% 18.70%
11.60%
7.10%
0.00%
ri ri et ril ei ni li us r r r r
ua ua ar Ap M Ju Ju t be be be be
n r us em to m m
J a
F eb M
Ag pt Ok
ove se
Se N De

Grafik 1. Total Kunjungan Pembinaan Kesehatan Gigi di Posyandu

PEMBINAAN KESEHATAN GIGI PADA TK


70.00%

60.00%

50.00%

40.00% 11.80%
64.90%
30.00% 59.00%
53.10%
47.20%
41.30%
20.00% 35.40%
29.50%
23.60%
10.00%

0.00%
ri ri et ril ei ni li s r r r r
ua ua ar Ap M Ju Ju tu be be be be
n r us m to m m
J a
F eb M
A g te Ok ve s e
S ep No De

Grafik 2 . Total kunjungan pembinaan kesehatan gigi pada Anak TK

17
C. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dilakukan oleh Penanggung Jawab UKM Puskesmas Medan
Labuhan dalam hal ketepatan pelaksanaan kegiatan, ketepatan pencapaian target sasaran, dan
pencapaian indicator mutu. Ketepatan pelaksanaan kegiatan dibandingkan dengan rencana
kegiatan (RPK) yang telah dibuat di awal tahun, sedangkan ketepatan pencapaian target
sasaran dibandingkan dengan indikator yang sudah ada.
Indikator target sasaran yang harus tercapai dalam kegiatan Penyuluhan antara lain:
a. Jumlah Posyandu sebanyak 28 di Kelurahan Sei Mati dan Martubung
b. Total Capaian Target Kunjungan ke Posyandu Akhir tahun sebesar 85 %
c. Jumlah Kunjungan Ibu dan Balita di Posyandu

NO BULAN JUMLAH KUNJUNGAN


BALITA
1 JANUARI 581
2 FEBRUARI 578
3 MARET 371
4 APRIL 329
5 MEI 346
6 JUNI 379
7 JULI 373
8 AGUSTUS 450
Tabel 2 . Kunjungan Balita di Posyandu di Kelurahan Sei Mati

NO BULAN JUMLAH KUNJUNGAN


BALITA
1 JANUARI 274
2 FEBRUARI 229
3 MARET 221
4 APRIL 158
5 MEI 197
6 JUNI 202
7 JULI 209

18
8 AGUSTUS 309
Tabel 3 . Kunjungan Balita di Posyandu di Kelurahan Martubung

D. Rencana Tindak Lanjut


Kegiatan Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut di Posyandu dengan “ Sehat Gigiku
Naik Timbanganku Kebangganku ( SEGITIGA ) akan tetap dilaksanakan sampai akhir
tahun 2019 dan dilanjutkan di tahun 2020 dengan beberapa rencana tindak lanjut sesuai
dengan analisis permasalahan yang didapat pada tahun 2020. Beberapa rencana tindak
lanjut kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan SEGITIGA adalah :
1. Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut di posyandu
2. Melaksanakan Kartu Gigi Sehat pada anak usia balita di posyandu
3. Melaksanakan sikat gigi bersama di posyandu
4. Pembuatan mascot “SEGITIGA” menjadi ikon untuk menumbuhkan kesadaran
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bagi anak usia balita di posyandu
5. Meningkatkan kemampuan dan peran serta kader dalam upaya pemeliharaan dan
pencegahan kesehatan gigi mulut di posyandu.

BAB IV

KESIMPULAN

Puskesmas Medan Labuhan sangat serius dalam mengupayakan pemeliharaan dan


pencegahan pada bayi dan anak usia balita. Kegerakan ini dimulai dari peningkatan mutu
pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik dalam gedung maupun luar gedung. Peningkatan
dalam gedung dapat dilihat dari penataan ruangan kesehatan gigi dan mulut yang lebih
menarik . Penambahan aksesoris yang ramah anak dan semakin berwarna warni membuat
rasa kenyamanan kepada anak untuk berada di dalam ruangan tersebut.

Posyandu yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Medan labuhan sebanyak 28 .
Kunjungan Posyandu dilakukan setiap 1 bulan sekali. Tim Dokter gigi turun langsung ke
setiap posyandu dengan tujuan agar ibu dan balita yang berkunjung dapat menerima
informasi mengenai pemeliharaan dan pencegahan mengenai kesehatan gigi dan mulut.
Dengan Slogan “ Sehat Gigiku Naik Timbanganku Kebanggaanku ( SEGITIGA )“
diharapkan anak-anak balita memiliki gigi yang sehat karena menerima pengetahuan dan

19
informasi baik secara langsung dari Tim Dokter Gigi yang langsung turun ke Puskesmas
ataupun orangtua yaitu ibu yang datang berkunjung di Posyandu.

Kegiatan yang masih dilakukan memang masih sederhana. Untuk waktu ke depan kita
akan membuat Kartu Gigi Sehat pada anak usia balita di posyandu. Dengan penggunaan kartu
ini kita harapkan peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia balita di posyandu
bisa terukur. Peran serta masyarakat khususnya orangtua juga sangat kita harapkan untuk
bersama sama memperhatikan kesehatan gigi dan mulut dimulai dari disiplin diri sendiri
sehingga anak anak dapat mengikutinya di Rumah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu hamil dan anak usia balita
bagi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan Kementrian Kesehatan tahun
2012
2. www.parentingclub.co.id/smart-stories/5-langkah-mudah-mengajari-si-kecil-
menyikat-gigi
3. http://kidzdental.co.id/2019/03/rekomendasi-pasta-gigi-untuk-anak/
4. https://www.ibupedia.com/artikel/balita/usia-paling-tepat-mengajak-anak-ke-dokter-
gigi
5. https://www.tribunnews.com/kesehatan/2015/03/11/kalau-balita-susah-gosok-gigi-
ini-cara-mudah-membersihkan-pakai-kain-kasa

20
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

1. Dokumentasi Penyuluhan Kesgimul di Posyandu dengan SEGITIGA

21
2. Dokumentasi Penyuluhan dan Pemeriksaan gigi pada anak TK dan SD

22
3. Perubahan Ruangan Pemeriksaan Gigi dan Mulut yang Ramah Anak

23
Sebelum

Sesudah

24

Anda mungkin juga menyukai