Anda di halaman 1dari 16

K2GB

DALAM KEGIATAN USAHA KESEHATAN GIGI


DAN MULUT MASYARAKAT (UKGMD) DI
POSYANDU
PUSKESMAS MUARA BUAT

DISUSUN OLEH:
IFVI PRATIWI YUSNI, A.Md.KG
NIP. 19931121 201503 2 001

Makalah Tenaga Kesehatan Teladan Kategori Tenaga Perawat Gigi

UPT PUSKESMAS MUARA BUAT


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BUNGO
PROVINSI JAMBI
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhaanahu wa ta'ala yang telah menganugerahkan


kesempatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah yang berjudul "K2GB (Kartu Kesehatan Gigi Balita dalam Kegiatan
Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat (UKGMD) di Posyandu”, berisi
tentang upaya meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut balita dan mecegah
balita agar sedari dini terhindar dari karies gigi.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas sebagai peserta seleksi
Tenaga Kesehatan Teladan kategori Perawat gigi tahun 2022 Tingkat Kabupaten.
Makalah ini juga sebagai bentuk inovasi dari program Puskesmas dalam hal
integrasi antara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) di Puskesmas Muara Buat Dinas Kesehatan Kabupaten
Bungo.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. H. Safaruddin, MPH selaku kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Bungo
2. Bapak Sulhatril SKM selaku kepala Puskesmas Muara Buat.
3. Staf Puskesmas Muara Buat yang selalu kompak dan penuh dedikasi.
4. Kepada keluarga, terutama Orang Tua, Kakak dan Adik yang telah
memberikan motivasi, semangat, dan do’a yang tulus tak ternilai.
Semoga makalah ini membawa manfaat khususnya untuk penulis sendiri,
untuk Puskesmas Muara Buat, dan untuk seluruh pembaca. Masih banyak
kekurangan di dalam makalah ini baik dari segi isi maupun struktur penulisan.
Atas kekurangan tersebut, saya memohon maaf dan mengharapkan masukan dan
saran untuk perbaikan.

Bungo, Februari 2022

Ifvi Pratiwi Yusni,A.Md.KG


NIP. 19931121 201503 2 001

ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................4
2.1 TUJUAN PENULISAN.....................................................................5
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH............................................................6
2.1 PROFIL PUSKESMASIDENTIFIKASI MASALAH......................6
2.2 INOVASI KEGIATAN.....................................................................8
2.3 STRATEGI PENERAPAN INOVASI............................................10
2.4 LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN INOVASI......................11
2.5 HASIL DAN EVALUASI INOVASI.............................................12
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................15
3.1 KESIMPULAN................................................................................15
3.2 SARAN............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Masa 5 tahun pertama tahap perkembangan anak merupakan


golden age atau masa emas dalam periode pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pada masa ini segala hal yang terjadi akan terserap
pada diri anak kemudian menjadi dasar/memori tajam pada anak. Hal
terkait dengan kesehatan gigi, jika pada masa emas anak ini telah
terbentuk memori, perilaku, kebiasaan dan sikap tentang cara merawat gigi
dan mulut, maka sikap hidup ini akan terbawa nantinya kelak dewasa,
sehingga pengetahuan tentang cara hidup bersih dan sehat, termasuk
pemeliharaan kesehatan gigi perlu di tanamkan pada masa balita dan usia
prasekolah.(Permenkes No. 89 th. 2015)
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kesehatan gigi pada
anak usia dini merupakan salah satu tumbuh kembang yang perlu
diperhatikan. Sebuah studi mengatakan bahwa selama dekade terakhir
penekanan telah ditempatkan pada pencegahan dari pada pengobatan
penyakit. (Sri Lestari, 2019)
Kerusakan gigi yang terjadi pada anak dapat menjadi salah satu
penyebab terganggunya pertumbuhan gigi dan anak pada usia selanjutnya.
Perawatan gigi preventif harus dimulai sejak awal masa bayi, selama tahun
pertama kehidupan anak untuk memastikan hasil yang sukses. (Ni Nengah
Sumetri, 2013)
Hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018 menyebutkan
bahwa 93% anak usia dini 5-6 tahun mengalami gigi berlubang . Ini berarti
hanya 7% anak Indonesia bebas dari karies gigi. Prevalensi gigi (DMFT/deft)

iv
67,3% anak usia 5 tahun memilki angka karies gigi deft>6, artinya termasuk
angka yang parah pada kategori karies anak usia dini.
Hasil penjaringan kesehatan peserta didik pada tahun 2018 pada
siswa Sekolah Dasar kelas I ditemukan 89% siswa sekolah dasar di
Kecamatan Bathin III Ulu mempunyai karies gigi. Karies gigi yg
bermanifestasi di dalam rongga mulut siswa tersebut didapatkan dari mereka
kecil.
Tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies pada
anak usia dini maka penulis berinovasi membuat “K2GB (Kartu Kesehatan
Gigi dan Mulut Balita) pada kegiatan UKGMD (Usaha Kesehatan Gigi dan
Mulut Masyrakat daerah) di posyandu dengan cara memeriksa gigi dan mulut
balita sedari dini dan setiap balita memliki kartu tersebut sebagai riwayat
kesehatan gigi dan mulutnya agar orang tua mengetahui keadaan gigi dan
mulut balitanya dan dapat terhindar dari masalah kesehatan gigi dan mulut
dalam hal ini yaitu karies.

1.2. TUJUAN PENULISAN

1.2.1 TUJUAN UMUM

Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak balita dan


anak usiia prasekolah.

1.2.2. TUJUAN KHUSUS

a. Mengurangi indeks karies gigi pada anak usia dini


b. Memantau kesehatan gigi dan mulut sedari dini
c. Meningkatkan pengetahuan orang tua pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut pada balita.
d. Memantau perkembangan gigi pada anak

v
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1. PROFIL PUSKESMAS


Puskesmas Muara Buat pada awalnya merupakan Puskesmas Pembantu
dari Puskesmas Rantau Pandan, yang beralamat di desa Muara Buat, Kecamatan
Bathin III Ulu. Pada tahun 2007 status PUSTU berubah menjadi Puskesmas
Muara Buat, dengan kategori puskesmas pedesaan sangat terpencil. Pada tahun
2018 di Puskesmas Muara Buat telah dilakukan penilaian Akreditasi dengan hasil
Puskesmas terakreditasi Madya.

Puskesmas Muara Buat berjarak 40 KM dengan Ibukota Kabupaten, dan


298 KM dari Ibukota Provinsi. Kecamatan Bathin III Ulu secara geografis terletak
1,080-1,550 dan 101,270-102,300 bujur timur dengan luas wilayah 692,26 km2.
Batas wilayah Kecamatan Bathin III Ulu meliputi:
 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Rantau Pandan

vi
 Sebelah Selatan : berbatasan dengan TNKS/ Kabupaten Kerinci
 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Pelepat
 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Tanah Tumbuh
2.1.1. Visi, Misi dan Moto Puskesmas
A. Visi Puskesmas
Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas Muara Buat khususnya, Puskesmas Muara Buat telah membuat
kesepakatan visi untuk menjadi acuan yaitu ”Menjadi Unit Pelayanan Kesehatan
Yang Berkualitas, Mandiri Dan Profesional Agar Tercapai Masyarakat Sehat”.
B. Misi Puskesmas
1. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga untuk Hidup
Sehat dengan Meningkatkan Peran serta Masyarakat.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu, Merata dan dapat
Menjangkau Seluruh Wilayah Kerja Puskesmas Muara Buat
3. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Staf Dalam Pelayanan
Kesehatan
C. Moto Puskesmas
Moto Puskesmas Muara Buat yaitu “Melayani dengan Sepenuh Hati”.

2.1.2. Data Ketenagaan


Tenaga Kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Purwodadi terdiri dari
Tenaga Medis, Paramedis, Teknis dan lainnya. Berikut adalah data tenaga
kesehatan yan tersedia :
Tabel 1. Data Ketenagaan Puskesmas Muara Buat
No Ketenagaan Tenaga Tenaga Nusantara Tenaga Honorer/
. PNS Sehat TKS

1. Medis

a. Dokter umum 1 - -

b. Dokter Gigi 1 - -

vii
2. Perawat

a. S1 3 - 5

b. D3 1 - 2

3. Bidan D3 12 - 17

4. Farmasi

a. S1 Apoteker 1 -

b. D3 Farmasi - - 1

5. Kesehatan Masyarakat 2 1 -
(S1)

6. Sanitarian (D3) - - 1

7. Analis Kesehatan (D3) - 1 -

8. Perawat Gigi (D3) 1 - -

9. Gizi

a. S1 - 1 -

b. D3 - - -

10. Tenaga Non-kesehatan

a. S1 - - 1

b. SMA - - 1

c. SMP 1 - -

c. SD - - 1

Jumlah 23 3 39

55

viii
2.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Karies gigi menjadi masalah yang banyak terjadi pada anak usia dini atau
anak prasekolah. Karena orang tua banyak beranggapan gigi susu tersebut ada
gantinya dan mereka tidak mempermasalahkan gigi susu anaknya sudah
berlobang. Padahal bila gigi anak dibiarkan begitu saja dan kemudian rusak atau
berlubang maka menimbulkan rasa sakit, sehingga nafsu makan dan tumbuh
kembangnya akan terpengaruh. Selain itu bisa juga karena gigi susu sudah
berlubang dan cepat tanggal sebelum waktunya, gigi tetap atau gigi permanen
yang menyusul kemudian tumbuh di posisi yang salah sehingga membuat posisi
gigi berantakan. Dampaknya bisa mempengaruhi rasa percaya diri anak terlebih
bila kemudian jadi bahan ledekan teman-temannya hingga dewasa.
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan, angka kejadian
karies pada anak sebesar 60-90%. Hasil Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas
2018 menyebutkan bahwa 93% anak usia dini 5-6 tahun mengalami gigi
berlubang . Ini berarti hanya 7% anak Indonesia bebas dari karies gigi. Prevalensi
gigi (DMFT/deft) 67,3% anak usia 5 tahun memilki angka karies gigi deft>6,
artinya termasuk angka yang parah pada kategori karies anak usia dini.

Gambar 1. Karies Gigi

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur jaringa keras
gigi. Penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang. Empat faktor utama terjadinya
lubang gigi atau karies gigi :

ix
gigi sukrosa bakteri waktu Lubang gigi

Gambar 2. Proses Terjadi Lubang Gigi

Hasil penjaringan kesehatan peserta didik pada tahun 2018 pada siswa
Sekolah Dasar kelas I ditemukan 89% dan sampai data terakhir 2021 ada 85%
siswa sekolah dasar di Kecamatan Bathin III Ulu mempunyai karies gigi. Karies
gigi yg bermanifestasi di dalam rongga mulut siswa tersebut didapatkan dari
mereka kecil. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya karies gigi tersebut
penulis merasa perlu di lakukan pemeriksaan gigi sedari dini di posyandu untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut yang optimal dikemudian hari.

2.3 INOVASI KEGIATAN


Dalam makalah ini penulis berinovasi untuk membuat sebuah media
pemeriksaan gigi sedari dini (balita dan anak prasekolah) mulai dari usia 0 - 60
bulan agar gigi susu yang tumbuh terhindar dari lubang gigi sehingga tidak
mempengaruhi tumbuh kembang anak, membantu anak mampu mengucapkan
huruf (fonasi) secara benar, membantu dalam perkembangan dan pertumbuhan
wajah anak, fungsi estetika. Media yang di pakai untuk pemeriksaan gigi balita ini
bernama “Kartu Kesehatan Gigi Balita (K2GB).

x
Gambar 3. Kartu Kesehatan Gigi Baliat (K2GB) bagian depan

Gambar 4. Kartu Kesehatan Gigi Baliat (K2GB) bagian belakang

2.4. STRATEGI PENERAPAN INOVASI


Kegiatan ini sudah berjalan dari 2018 dan 2019, untuk tahun 2020 dan
2021 kegiatan ini tunda dikarenakan pandemic covid. Perencanaan kegiatan
dimulai dengan mengusulkan kegiatan pemeriksaan gigi balita pada RUK
Puskesmas tahun 2022. Usulan dituangkan secara tertulis melalui RUK Program
Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat, yang disampaikan dalam rapat penyusunan
RUK 2022 pada bulan Februari 2021.

xi
Gambar 5. RUK Puskesmas Muara Buat 2022
Kemudian dilakukan sosialisasi kegiatan Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat Daerah (UKGMD) dalam rapat lintas Program Puskesmas untuk
menyusun rencana kegiatan, melaksanakan kegiatandan mengevaluasi
pelaksanaan program tingkat Puskesmas.

2.5. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN INOVASI

Penulis memfokuskan sasaran pada balita karena pada masa-masa balita


ini proses tumbuh kembangnya termasuk gigi dan mulutnya. Masa – masa ini
balita rentan mempunyai lubang gigi.
Jadwal pelaksaan Pemeriksaan Gigi Balita dilakukan pada bulan Oktober
di 10 Posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Muara Buat, kemudian penulis
menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan gigi dan Kartu Kesehatan Gigi
Balita (K2GB) yang akan di pakai pada saat pemeriksaan, di dalam kegiatan ini
penulis bekerja sama dengan bidan desa agar kegiatan berjalan lancar . Jadwal
pelaksaan kegiatan tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas
Muara Buat tahun 2022.

Gambar 6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas Muara Buat 2019

xii
2.6. HASIL DAN EVALUASI INOVASI

Telah dilakukan kegiatan pemeriksaan gigi balita di 10 Posyandu di


wilayah kerja Puskesmas Muara Buat. Kegiatan ini dilakukan pada balita di bulan
Oktober 2019 yang jumlah peserta berkisar antara 20-40 orang per posyandu.
Hasil yang didapatkan 57 % balita di 10 posyandu memiliki karies gigi dan
untuk mengevaluasi hasil kegiatan ini 6 bulan kemudian penulis datang lagi untuk
melakukan pemeriksaan gigi balita.

Gambar 7. Alat dan Bahan untuk pemeriksaan gigi

Gambar 8. Mencatat hasil pemeriksaan

xiii
Gambar 9. Pemeriksaan gigi anak umur 5 th

Gambar 10. Pemeriksaan gigi anak umur 3 th

Gambar 11. Pemeriksaan lidah

xiv
Gambar 12. Pemeriksaan gigi bayi umur 4 bulan

Gambar 13. Pemeriksaan gigi bayi umur 1 th

xv
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN
Pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sedari dini untuk
mendapatkan kesehatan yang optimal. Kesehatan gigi dan mulut yang
baik akan memberikan dampak yang baik dalam kehidupan si anak.

3.2. SARAN
3.2.1. Diharapkan Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran orang tua untuk
menjaga berperan aktif dalam menjaga kesehatan gigi anaknya
3.2.2. Diharapkan dengan adanya kartu K2GB ini kesehatan gigi balita dapat
terpantau
3.2.3. Diharapkan kegiatan ini dapat menurunkan angka karies gigi di
Kecamatan Bathin III Ulu

xvi

Anda mungkin juga menyukai