PROPOSAL
HERLI
201801104
PROPOSAL
HERLI
201801104
Tanggal
Pembimbing I Pembimbing II
Ns. Kartina Feby Lestari, S.Kep., M.P.H Wendi Muh. Fadhli, S.Farm.,Apt.,M.H
NIK : 20120901027 NIK : 20150901055
Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKesWidya Nusantara Palu
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 18
C. Hipotesis 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 20
B. Tempat Dan Waktu Penelitian 20
C. Populasi Dan Sampel 20
D. Variabel Penelitian 22
E. Definisi Operasional 22
iii
F. Instrumen Penelitian 23
G. Teknik Pengumpulan Data 24
H. Analisis Data 24
I. Bagan Alur Penelitian 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia anak sekolah 6-12 tahun dimana usia tersebut memiliki
berbagai karakteristik perkembangan, seperti perkembangan kognitif, moral,
sosial, dan biologis. Perkembangan dalam kognitif menjadikan anak mulai
berfikir rasional tentang banyak hal, baik dalam Kesehatan maupun untuk
dirinya sendiri1.
Kesehatan merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan
kualitas hidup. Mulut sehat berarti terbebas kanker tenggorakan, infeksi dan
luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, kehilangan gigi, dan
penyakit lainnya, sehingga tidak terjadi gangguan yang membatasi dalam
mengigit, mengunyah, tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan psikososial.
Salah satu kesehatan mulut adalah kesehatan gigi dan mulut khususnya
karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak di alami pada anak-
anak2.
Karies gigi menjadi salah satu masalah yang paling sering terjadi
pada masyarakat Indonesia, bukan hanya pada orang dewasa tetapi juga
pada anak-anak. Pada usia prasekolah, pemeliharaan kesehatan gigi mereka
masih bergantung kepada orang tua terutama ibu sebagai orang terdekat
dengan anak. Mulai tumbuhnya gigi merupakan proses penting dari
pertumbuhan seorang anak2.
Berdasarkan World Health Organisation (WHO) 2019 mengatakan
angka kejadian karies pada anak-anak masih sebesar 60-90%. Menurut
penelitian negara-negara Eropa, Amerika, dan Asia, Termasuk Indonesia,
ternyata 80-90% anak dibawah usia 18 tahun terserang karies gigi3.
Berdasarkan data kementrian kesehatan republik indonesia
(Kemenkes RI 2019) mengatakan bahwa anak usia 5-6 tahun yang
mengalami karies gigi 93%, hal ini tidak sesuai dengan target WHO dimana
50% dari anak usia 5-6 tahun bebas dari karies gigi. Sedangkan kelompok
1
umur, proporsi terbesar dengan masalah gigi dan mulut adalah kelompok
umur 5-9 tahun 67,3% dengan 14,6% telah mendapatkan perawatan oleh
tenaga medis4.
2
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
untuk mengetahui hubungan peran orang tua dalam kebersihan
mulut dan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak di Sekolah Dasar
Inpres Kalupapi Kabupaten Banggai laut.
2. Tujuan khusus
a. Untuk Mengidentifikasi peran orang tua dalam kebersihan gigi dan
mulut pada anak di Sekolah Dasar Inpres kalupapi Kabupaten
Banggai Laut.
6
3. Manfaat Penelitian
A. Tinjaun Teori
7
8
2) Perilaku
Perilaku merupakan perbuatan atau tindakan seseorang yang
sifat nya dapat diamati, digambarkan, dicatat orang lain.
3) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari apa yang kita pahami atau
mengerti, dan ini terjadi setelah seseorang pengindraan terhadap objek
tertentu.
4) Perhatian
Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang akan diarahkan
kepada suatu objek.
5) Ekonomi
Kurangnya pendapatan ekonomi keluarga membawa
konsekuensi yang buruk terhadap suatu peran.
6) Sikap
Sikap merupakan suatu pandangan atau perasaan yang di dasar
kecenderungan untuk dapat bertindak terarah terhadap suatu hal atau
objek. Sikap merupakan suatu kesiapan atau kesediaan dan bukan
merupakan pelaksana motif tertentu14.
Faktor yang mempengaruhi peran pengasuhan orang tua yaitu
sebagai berikut :
1) Pekerjaan / Pendapatan Keluarga
Pekerjaan anggota keluarga adalah satu sumber penghasilan
bagi keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan fisik, psikologi dan
spiritual keluarga. Orang tua, terutama ibu yang memiliki peran ganda
sering kali dihadapkan pada konflik antara kepentingan pekerjaan dan
keberadaannya dalam keluarga. Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan
menyita waktu sering kali menghambat pemenuhan kebutuhan untuk
kebersamaan dalam keluarga, merawat, dan mengasuh anak
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan
anak baik yang primer maupun yang sekunder
9
2) Usia
Usia antara 17 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk laki laki
mempunyai alasan kuat dalam kaitannya dengan kesiapan menjadi
orang tua. Rentang usia tertentu adalah baik untuk menjalankan peran
pengasuhan. Apabila terlalu muda atau terlalu tua mungkin tidak dapat
menjalankan peran tersebut secara optimal
3) Tingkat Pendidikan
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang
penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan
yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar
terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga
kesehatan anaknnya, pendidikannya dan sebagainya
4) Jumlah Anak dalam Keluarga
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial
ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan
kasih sayang yang anak terima. Lebih-lebih kalau jarak kelahiran anak
terlalu dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan sosial
ekonomi yang kurang, jumlah anak banyak akan mengakibatkan selain
kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan
primer seperti makanan, sandang dan perumahanpun tidak terpenuhi14.
c. Pola asuh orang tua
merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan
anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan
pengasuhan. Setiap orang tua memiliki karakteristik yang berbeda dalam
memperlakukan anaknya, yang bergantung pada pendidikan,
pengetahuan, budaya, serta lingkungan demografi tempat orang tua
tersebut berada. Mengidetifikasi ada tiga pola pengasuhan orang tua
terhadap anaknya. Yaitu:
1) Pola asuh otoritarian yaitu pola asuh yang membatasi dan
menghukum, serta membuat batasan – batasan yang sifatnya kaku
terhadap anak.
10
2) Pola asuh otoritatif yaitu pola asuh yang mendorong anak untuk
mandiri namun tetap memberikan batasan – batasan yang wajar.
3) Pola asuh memanjakan yaitu orang tua yang sangat terlibat, namun
tidak memberikan batasan – batasan untuk mengendalikan sikap dan
perilaku anak anaknya. ( Hoskins, 2014 ). Eleeanor Moccoby dan
john martin menambahkan pola asuh ke
4) Mengabaikan atau tidak terlibat, yang mengambarkan orang tua yang
hanya fokus pada kebutuhannya sendiridan mengabaikan kebutuhan
anak15
d. Peran aktif orang tua
Peran aktif orang terhadap perkembangan anak sangat diperlukan
pada saat mereka masih berada dibawah usia prasekolah. Peran aktif
orang tua yang dimaksud adalah membimbing, memberikan pengertian,
mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak. Anak usia
prasekolah tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan
efektif maka orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya
sampai anak berumur 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara
terus-menerus16.
e. Tehnik pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Beberapa teknik pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dapat
dilaksanakan dan merupakan peran dari orang tua adalah:
1) Membersikan gigi
Yang paling penting dalam mencegah gigi berlubang adalah
dengan menghilangkan penyebab utamanya yaitu plak. Setelah
dibersihkan, plak akan muncul kembali karena bakteri di dalam mulut
kita tidak akan bisa hilang 100%. Sehabis makan makanan yang
manis, anak dibiasakan berkumur dengan air putih, selain itu rutinitas
menyikat gigi sangat diperlukan untuk mengendalikan pembentukan
plak yang ada di dalam mulut.
Pemilihan sikat gigi pada anak balita sebaiknya dipilih sikat
gigi yang ukurannya kecil dengan tangkai yang mudah digenggam.
Pilihlah sikat gigi yang berbulu lunak untuk mencegah terjadinya
11
iritasi, baik pada gigi maupun untuk mencegah terjadinya iritasi pada
gigi maupun gusi.38 Bagian kepala sikat menyempit agar mudah
menjangkau bagian dalam rongga mulut anak.
Biasakan anak-anak menggosok giginya secara teratur sejak
dini, terutama sehabis makan dan sebelum tidur malam. Karena pada
waktu tidur di malam hari itulah proses karies paling mudah terjadi.
Untuk anak-anak 3 sampai 6 tahun menggunakan pasta gigi sejumlah
seukuran kacang polong. Gosoklah gigi dengan pasta berfluoride pada
semua gigi dan pada semua permukaan gigi selama antara satu
setengah sampai dua menit.
2) Diet sehat anak
Anak-anak membutuhkan gigi yang sehat untuk mengunyah
makanan mereka, berbicara dan memiliki senyum yang indah.
Keluarga adalah faktor utama yang berpengaruh terhadap kebiasaan
makan anak. Orang tua dan saudara yang lebih tua merupakan model
bagi anak yang lebih muda terhadap kebiasaan makannya. Kebiasaan
makan, makanan favorit dan makanan yang tidak disukai anak sejak
usia dini akan terbawa sampai dewasa dan sulit dihilangkan. Diet yang
baik sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hampir semua makanan, termasuk susu memiliki beberapa jenis gula
yang dapat menyebabkan kerusakan gigi.
Berikut hal-hal yang dapat dilakukan dalam melakukan diet
sehat untuk anak:
a) Buah-buahan dan sayur-sayuran. Gabungan ini harus setengah dari
apa yang anak makan setiap hari.
b) Hindari mengisi botol dengan cairan seperti air gula, jus atau
minuman ringan.
c) Jika anak menggunakan dot, sediakan satu yang bersih-tidak
dicelupkan kedalam gula atau madu sebelum memberikannya
kepada anak.
d) Jangan membiasakan anak minum susu botol sampai terlelap tidur.
Hal ini menyebabkan terjadinya proses karies.
12
merupakan nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan anatar debris indeks
dan kulkulus indeks
a. Debris indeks adalah lapisan bahan lunak pada pgigi terdiri atas mucin,
bakteri sisa – sisa makanan berwarna putih kehijauan sampai jingga,
sedangkan
b. Calcukus indeks adalah endapan pada permukaan gigi yang mengalami
klasifikasi keras, warna putih kekuningan sampai hijau kecoklatan19.
Menurut Sihite (2011), perilaku menyikat gigi dipengaruhi oleh :
1) Menyikat Gigi
Menyikat gigi merupakan salah satu usaha untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada gigi. Tujuan menyikat gigi adalah untuk
membersihkan plak dan semua sisa-sisa makanan yang melekat pada
permukaan gigi serta gingiva. Plak adalah lapisan lengket yang
merupakan kumpulan dari bakteri (Ramadhan, 2010).
Menyikat gigi adalah suatu tindakan yang penting dilakukan
setiap hari untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dari bakteri dan
sisa makanan yang melekat pada gigi dengan menggunakan sikat gigi
dan pasta gigi. Menyikat gigi adalah proses menjaga agar gigi tetap
dalam kondisi bersih dan sehat.
2) Frekuensi dan Waktu Menyikat Gigi
Howink menyatakan bahwa selain cara menyikat gigi,
frekuensi dan waktu membersihakan gigi sangat berpengaruh. Waktu
kegiatan menyikat gigi selama ini sering dilakukan adalah adanya
anjuran menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur (Indrayanti,
2019).
Waktu menyikat gigi sebaiknya dua kali sehari, yaitu
dilakukan pada pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Menyikat gigi sebelum tidur penting dilakukan karena interaksi
bakteri dan sisa-sisa makanan dapat terjadi setelah tidur
malam.NWaktu yang tepat untuk sikat gigi selain sebelum tidur,
adalah setelah sarapan pagi setelah 30 menit.Tidak langsung setelah
makan langsung sikat gigi. Jeda waktu tadi untuk memberi
14
2) Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan faktor paling penting dalam
proses awal terjadinya karies. Mereka memfermentasikan karbohidrat
untuk memproduksi asam. Plak gigi merupakan lengketan yang berisi
bakteri produk-produknya, yang terbentuk pada semua permukaan
gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan
terbentuk melalui serangkaian tahapan.
Jika email yang bersih terpapar di rongga mulut makan akan
ditutupi oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel
ini terutama terdiri atas glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan
terbentuk segera setelah menyikat gigi. Sifatnya sangat lengket dan
mampu membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada
permukaan gigi.
Asam terbentuk dari hasil fermentasi sakar diet oleh bakteri di
dalam plak gigi. Sumber utamanya adalah glukosa yang masuk dalam
plak gigi, sedangkan sumber utama glukosa adalah sukrosa. Penyebab
utama terbentuknya asam tadi adalah S.Mutans serotipe c yang
terdapat di dalam plak karena kuman ini memetabolisme sukrosa
menjadi asam lebih cepat dibandingkan kuman lain.
3) Substrat
Substrat/diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang
ada pada permukaan email. Selain itu, dapat mempengaruhi
metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan
yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan yang aktif yang
menyebabkan timbulnya karies
4) waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta alam dan
frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Secara umum,
lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi
suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan24.
19
C. Hipotesis
Ha : Ada hubungan peran orang tua dalam kebersihan gigi dan mulut
dengan kejadian karies gigi pada anak di Sekolah Dasar Inpres
Kalupapi Kabupaten Banggai Laut.
Ho : Tidak ada hubungan peran orang tua dalam kebersihan gigi dan mulut
dengan kejadian karies gigi pada anak di sekolah Dasar Inpres
Kalupapi Kabupaten Banggai Laut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian akan dilakukan di Sekolah Dasar Inpres Kalupapi Kabupaten
Banggai Laut
b. Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Mei 2022
C. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. Populasi
dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh
23
peneliti28. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan orang tua
di Sekolah Dasar Inpres Kalupapi Kabupaten Banggai Laut. sejumlah 114
sepasang siswa dan orang tua.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruh an obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi29. Penelitian ini menggunakan sampel
anak di Sekolah Dasar Inpres Kalupapi Kabupaten Banggai Laut.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan menggunakan rumus
Slovin, sebagai berikut :
N
n¿ 2
1+ N (d)
Keterangan:
N: Besar populasi
n: Besar sampel
d: Tingkat kepercayaan yang diinginkan (10%)
N
n¿
1+ N (d)2
114
n¿ 2
1+114 (0,1)
114
n¿
1+114 (0,01)❑
114
n¿ ❑
1+1,14
114
n¿
2,14❑
n ¿ 53,27
n = 53
24
purposive sampling, dimana metode pengambilan sampel yang
dilakukan secara sengaja dengan memilih sampel itu sendiri karena
beberapa pertimbangan tertentu. Adapun kriteria sampel dalam
penelitian ini adalah:
a. Kriteria inklusi
1) Ibu/Bapak yang dapat membaca dan menulis untuk mengisi
kuesioner
b. Kriteria eksklusi
1) Anak yang sedang sakit
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah segala bentuk yang ditentukan oleh
penelitian untuk diteliti guna untuk menjadi pembeda antara satu dengan yang
lain dalam memperoleh informasi menganai hasil tersebut, adapun variable
dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam Bahasa Indonesia sering disebut variable
bebas, Di mana merupakan variabel yang berpengaruh dan menjadi
penyebab berubahnya dan munculnya variabel independen30 . Adapun
variabel independen dalam penelitian ini adalah Peran orang tua dalam
kebersihan gigi dan mulut
2. Variabel Dependen
Dalam Bahasa Indonesia variabel dependen dinyatakan sebagai variabel
terkait. Variabel yang berpengaruh atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas disebut variabel dependen30. Variabel terkait yang
digunakan pada penelitian ini ialah Karies gigi pada anak
E. Definisi Oprasional
25
1. Peran orang tua dalam kebersihan gigi dan mulut
Definisi : Tindakan Bapak Dan Ibu dalam kebersihan gigi dan mulut anak,
seperti: membimbing dan mengingatkan ( membersikan gigi anak,
memperhatikan pola makan anak, pemeriksaan runtin ke dokter
gigi ), memberikan pengertian, dan meyediakan fasilitas kepada
anak.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : pengisian kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Baik jika nilainya >50
Kurang baik jika nilainya <50
2. Karies gigi pada anak
Definisi : Suatu penyakit yang mengenai jaringan keras gigi berupa
daerah yang membusuk pada gigi yang menyebkan gigi
berlubang
Alat ukur : Lembar observasi
Cara ukur : Observasi
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Penilanain karies gigi dengan ketentuan sebagai berikut:
Karies gigi
Tidak karies gigi
F. Instrumen Penelitian
26
2. Kuesioner Tentang Pengetahuan Orang Tua
Kuesioner pengetahuan orang tua diadopsi dari penelitian HERLINA
(2018), dimana formulir lembar kuesioner yang terdiri dari 11 pertanyaan
untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam kebersihan gigi dan
mulut anak.
3. Lembar Observasi Karies Gigi
Alat penelitian yang digunakan menggunakan lembar observasi dan
dilakukan pemeriksaan karies gigi.
H. Analisa Data
1. Pengelolah data
1. Editing.
Peneliti mempertimbangkan lembar jawaban kuesioner yang
dibagikan kepada partisipan selama penelitian, data atau identitas
responden pada saat mengisi formulir jawaban, dan kemungkinan
kesalahan pada saat pengisian kuesioner.
2. Coding
Coding atau Enkripsi merupakan penyandian data agar tidak terjadi
kesalahan dalam tabulasi data.data.
3. Tabulating
Tabulasi ialah kombinasi data di tabel utama dan memberikan
ringkasan dan informasi.
27
4. Entry Data
Entry data yaitu proses menginput data ke computer
5. Cleaning
Untuk melihat variabel yang digunakan apakah datanya sudah
benar atau belum, oleh karena itu digunakan pembersihan data.
6. Describing
Describing ialah mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan.
Rumus:
f
P= x 100 %=… %
N
Keterangan:
P : Persntase
f : Jumlh subjek yang ada kepada kategori terntu
N : Jumlah atau keseluruhan responden
3. Analisis Bivariat
28
5% dan benar dalam mengambil keputusan minimal 95% (tingkat
kepercayaan). Dikatakan ada hubungan jika p-value <0,05 sedangkan
jika p-value > 0,05 tidak ada hubungan.33
Rumus:
2
2 N {( ad−bc ) −½ N }
x=
( a+b )( c +d ) ( a+ c ) ( c+ d)
Keterangan:
2
x : Chi Square
N : Sampel
29
I . Bagan Alur Penelitian
Proposal Penelitian
Analisa Data
Uji Chi- Square, Fisher’s Exact Test
Fffffff
DAFTAR PUSTAKA
31
PENDAHULUAN Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih sangat
perlu penanganan lebih lanjut . Hasil Riskesdas. 2017;03(2).
11. Peran H, Tua O, Menggosok D, Kejadian D, Gigi K, Siswa P, et al.
Vol . VIII No . 2 , Oktober 2020 Vol . VIII No . 2 , Oktober 2020.
2020;VIII(2):20–9.
12. Mahirawatie IC, Ramadhani F, Gigi JK, Kesehatan P, Surabaya K.
ORANG TUA PADA KARIES GIGI ANAK USIA SEKOLAH.
2021;1(3):487–92.
13. Fahmi R, Prasetyowati S, Mahirawatie IC, Keperawatan J, Politeknik
G, Kementerian K, et al. Peran orang tua dengan karies gigi pada anak
prasekolah. 2021;2(2):295–300.
14. Dayak M, Kabupaten H. TERHADAP PENDIDIKAN ANAK.
2017;7:33–48.
15. Pgsd PS, Santu S, Ruteng P. ANAK DALAM KELUARGA DI
MANGGARAI , NTT. 2019;(April):167–73.
16. Orang P, Kesehatan P. Dental Therapist Journal. 2019;1(2):74–9.
17. Peranan H, Dalam I, Kesehatan P, Mulut G, Angka T, Gigi K, et al.
Jurnal Kesehatan Gigi. 2020;1.
18. Kota DI, Aceh B. DAN MULUT PADA MURID KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI. 2018;5(1).
19. Elianora D, Atigah SN. Status kesehatan rongga mulut anak dilihat dari
kepedulian orang tua tentangkebersihan rongga mulut anak dan status
gizi di sd negeri no. 98/iii desa baru lempur, kerinci. 2018;XII(10):14–
23.
20. Karies T, Pada G, Di A, Negeri SD, Kabupaten M. Open Acces.
2021;02(02):733–40.
21. Gigi K, Anak P, Sekolah U, Tahun D. Faktor-faktor yang
mempengaruhi angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah dasar
7-12 tahun di kelurahan kenjeran surabaya. :1–6.
22. R T. Karies Gigi. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2012.
23. Setiari LS, Sulistyowati M. Tindakan Pencegahan Karies Gigi Pada
Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Health Belief Model. J
32
PROMKES. 2018;5(1):65.
24. No Title. 2017;39–48.
25. Prasasti I. Hubungan Peran Orang Tua Dalam Kebersihan Gigi dan
Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah di Taman
Kanak-Kanak (TK) PGRI Kelurahan Ngesrep Semarang. Semarang;
2018.
26. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Jakarta: EGC; 2014.
27. Wasis. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC;
2012.
28. Notoatmodjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
29. Sujarweni. Metode Penelitian : lengkap. praktis dan mudah dipahami.
Pustaka Baru Press; 2014.
30. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif Dan R & D. CV Alfabeta. 2016.
31. Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta; 2015.
32. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta; 2017.
33. Machfoedz. Statistika Deskriptif : Bidang Kesehatan. Keperawatan.
Dan Bidan (Bio Statistik). Yogyakarta: Fitramaya Raja Grafindo
Persada; 2013.
33