SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU 2022 LAPORAN SINGKAT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUEISONER DUKUNGAN SPIRITUAL A. Dukungan Spiritual 1. Definisi Dukungan Spiritual Dukungan spiritual merupakan upaya atau dorongan yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam kaitannya dengan hal-hal kerohanian dengan tujuan orang yang diberikan dukungan dapat mendekatkan diri dengan Tuhan. Dukungan Spiritual merupakan salah satu bentuk asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan spiritual individu. 2. Komponen Dukungan Spiritual Komponen-komponen dukungan spiritual terdiri atas : a. Rituals support and faith Rituals support and faith merupakan komponen yang menjunjung tinggi tradisi dan keyakinan, membantu individu mempertahankan dan memperdalam keyakinan serta menjadi religius dalam kehidupan sehari- hari mereka. Rituals support and faith dapat diperoleh setiap saat melalui ibadah, penyembahan, membaca kitab suci, dan menyediakan fasilitas keagamaan dalam bentuk barang dan informasi. Hal ini dapat memberi dampak pada penggunaan koping yang positif bagi keluarga dan individu yang mengalami kritis. b. Emotional support Dukungan emosional adalah dukungan yang ditujukan untuk memuaskan rasa aman dan penerimaan di masyarakat, seperti empati dan kasih sayang kepada keluarga yang sedang tertimpa musibah dan berbagi cerita tentang masalah yang dihadapi. Seseorang yang memiliki rasa keterkaitan yang kuat dengan kelompoknya akan mencari dan memberikan dukungan dan bantuan satu sama lain. c. Meaning of Life Meaning of life memiliki fungsi untuk berusaha memahami arti hidup dan selalu memperhatikan kebahagiaan atau selalu optimis dengan hidup. Dimensi ini mencakup hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Individu diharapkan mampu menangkap orisinalitas setiap peristiwa kehidupan yang dihadapinya guna mengembangkan pandangan hidup yang lebih luas.
3. Sumber Dukungan Spiritual
Dukungan spiritual bisa didapatkan dari berbagai sumber. Penyedia dukungan spiritual dapat mencakup keluarga lain, tenaga kesehatan, rohaniawan, komunitas agama, dan Tuhan.
B. Uji Validitas dan Reliabilitas Kueisoner
1. Validitas Uji validitas digunakan untuk menguji apakah instrument yang digunakan valid. Hal ini berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya diukur. Hasil instrument disebut valid jika data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kueisoner valid jika nilai korelasi R hitung > dari R tabel (Sugiyono, 2008:248). Pengujian istrumen menggunakan sampel sebanyak 10 orang dengan 10 butir pertanyaan dukungan spiritual yang akan di ujikan di ruang ICU Rs. Woodward Palu. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dan alpha = 0,05, di dapatkan r tabel = 0,632. Adapun kaidah yang berlaku adalah apabila r hitung > r tabel (0,632), maka butir pertanyaan dalam kueisoner tersebut dapat dikatakan valid begitu sebaliknya. Dari hasil uji validitas kueisoner pada spss didapatkan hasil sebagai berikut :
No r hitung r tabel 5% Keterangan
1 0.704 0.632 Valid 2 0.895 0.632 Valid 3 0.881 0.632 Valid 4 0.881 0.632 Valid 5 0.732 0.632 Valid 6 0.896 0.632 Valid 7 0.895 0.632 Valid 8 0.764 0.632 Valid 9 0.786 0.632 Valid 10 0.786 0.632 Valid Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kueisoner dukungan spiritual yang terdiri atas 10 pertanyaan semuanya adalah valid. 2. Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji apakah kueisoner yang digunakan reliable. Reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. teknik pengujian reabilitas ini menggunakan teknik analisis yang sudah dikembangkan oleh Alpha Cronbach. Pada uji reliabilitas ini, α dinilai reliabel jika lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2005:129). Dari hasil uji reliabilitas kueisoner menggunakan spss didapatkan hasil :
Cronbach's Alpha N of Items
.947 10 Yang berarti α (0.947) > 0,6, kueisoner dukungan spiritual reliabel. LAMPIRAN Data jawaban responden