Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH NAKES TELADAN

UPAYA PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA


ANAK USIA 5-7 TAHUN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE RAPOR DI TK
TRISULA PERWARI I JAKARTA PUSAT

PUSKESMAS SENEN

DISUSUN OLEH :

DRG. RIFQI ADI KELVIANTO

NIP 10201519940910154

LOMBA NAKES TELADAN TINGKAT KOTAMADYA

JAKARTA PUSAT

TAHUN 2024

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi

Daftar Tabel

Profil Tenaga Kesehatan

Lembar Pengesahan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Tema


B. Tujuan
C. Manfaat
D. Gambaran Umum Wilayah Kerja

BAB II ANALISIS PERMASALAHAN

A. Identifikasi Masalah
B. Menetapkan Prioritas Masalah
C. Menetapkan Akar Peenyebab Masalah
D. Alternatif Pemecahan Masalah dan Gagasan Inovatif
E. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Inovasi Rapor
F. Evaluasi Hasil dan Dampak Kegiatan Inovasi

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian Tugas


TABEL 2 Analisis isu prioritas menggunakan Teknik APKL
TABEL 3 Penilaian Kualitas Masalah
TABEL 4 Identifikasi Masalah prioritas
TABEL 5 Distribusi persentase dampak karies pada kualitas
Hidup anak usia 5-7 tahun
TABEL 6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap
Permasalahan gigi dan mulut anak
TABEL 7 ALternatif Solusi berdasarkan Kelompok Masalah
TABEL 8 Analisis Gagasan Inovatif/Solusi
TABEL 9 Tahapan pelaksanaan kegiatan Inovasi RAPOR
TABEL 10 Perbandingan Kualitas kegiatan Aktualiasasi
TABEL 11 Dampak Inovasi rapor
TABEL 12 Kendala

DAFTAR DIAGRAM
DIAGRAM 1 Analisis Tulang Ikan (Fish Bone)
DIAGRAM 2 Pengelompokan akar penyebab masalah (4M)
DIAGRAM 3 Hubungan antara alternatif Solusi berdasarkan
Kelompok akar penyebab (4M)
BIODATA PESERTA
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH

UPAYA PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 5-7 TAHUN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE RAPOR DI TK TRISULA PERWARI I JAKARTA PUSAT

Makalah ini diserahkan tanggal 16 Februari 2024 dan telah dikonsultasikan sesuai
dengan saran Kepala Puskesmas Senen untuk memnuhi Persyaratan calon tenaga
Kesehatan Teladan Tahun 2024

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Senen Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Puskesmas Senen

Dr. Hayfa Husaen, M.Gizi Saulas Donater Rosdiana N, SKM, M.SI

NIP. 197801282006042007 NIP. 197201261992032003


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG DAN TEMA

Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting dan
mendasar. Keseahatan gigi dan mulut yang tidak terawatt dapat menimbulkan
permasalah baik secara lokal maupun permasalah Kesehatan secara umum.
Upaya menjaga Kesehatan gigi dan mulut dibutuhkan kesadaran untuk dapat
menerapkan pola hidup yang sehat.1 Masalah terbesar yang dihadapi saat ini
di bidang Kesehatan gigi dan mulut yaitu penyakit jaringan keras gigi dan
penyakit gusi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018
menyatakan bahwa penduduk di Indonesia banyak yang mengalami gigi
berlubang atau karies gigi. Berdasar hasil riset yang dilakukan dengan
menggunakan 300.000 sampel didapatkan sekitar 45,3% orang yang
mengalami karies gigi, sedangkan untuk kelompok umur 5-9 tahun sebesar
54% atau sekitar 92.746 jiwa yang mengalami karies gigi, sedangkan target
yang ditetapkan oleh WHO sebsar <2 pada tahun 2020 (Kemenkes RI, 2018).
Di Puskesmas Senen 50% kasus tersebsar masalah gigi dan mulut adalah
gigi berlubang yang artinya setengah dari Masyarakat yang datang karena
keluhan tersebut, sedangkan sebesar 14,5% anak yang datang mengalami
gigi berlubang atau karies gigi.

Karies gigi juga dapat menyebabkan kualitas hidup anak terganggu,


pada penelitian yang dilakukan Bunga Nurwati dkk tentang hubungan Karies
Gigi dengan Kualitas Hidup Anak sekolah usia 5-7 tahun yang dilakukan
tahun 2019, menggunakan 138 sampel anak sekolah dengan rentang usia 5-
7 tahun didapatkan hasil indeks DEF-T sebagai berikut : total indeks DEF-T
hasil rendah ada 18 orang, indeks DEF-T sedang ada 28 orang, dan indeks
DEF-T tinggi ada 92 orang, dengan rerata 9.05 artinya hampir 60% total gigi
anak bermasalah dan memiliki risiko karies tinggi. Didapatkan juga hasil
pengukuran hubungan kualitas hidup anak terhadap terjadinya karies
menggunakan kuisioner Early Childhood Oral Health Impact Scale (ECOHIS)
dari hasil penelitian didapatkan hasil sebagai berikut : anak yang mengalami
gangguan rasa sakit/nyeri sebanyak 82 anak, yang mengalami kesulitan
minum-minuman panas atau dingin sebanyak 61 anak, yang mengalami
kesulitan makan beberapa makanan 53 anak, serta yang mengalami
kesulitan untuk tidur karena ada karies sebanyak 52 anak. Dari hasil
penelitian ini menunjukan juga korelasi antara karies gigi dengan kualitas
hidup anak usia 5-7 tahun, dengan menggunakan uji statistic person
correlation diperoleh nilai signifikan untuk karies gigi (def) dengan kualitas
hidup adalah 0,039 dimana terdapat hubungan bermakna karena p < a <
0.05.
Anak usia 5-7 tahun juga rentan terhadap karies gigi karena alasan
fisiologi dimana gigi molar satu tetap anak biasanya akan mulai tumbuh usia
5-7 tahun, sebagai gigi pertama yang tumbuh penting agar gigi tetap dalam
kondisi baik sebagai kunci oklusi. Alasan berikutnya adalah alasan antomis
dimana pit dan fissure (ceruk dan celah) pada gigi permanen yang baru
tumbuh sangat dalam dan sempit sehingga rentan terjadinya retensi plak dan
masuknya sisa makanan yang berpotensi besar menyebabkan karies gigi. 2
Alasan terkahir kenapa diambil sampel usia 5-7 tahun adalah tentang pH
saliva, menurut penelitian yang dilakukan Hani Yulia dkk tentang gambaran
pH saliva pada anak usia 5-10 tahun di klinik Pedodonsia FKG Trisakti Tahun
2019, dari hasil penelitian yang dilakukan pada 30 sampel anak, didapatkan
rerata pH anak adalah sedang dimana hasilnya adalah 6.0-6.6 yang termasuk
dalam kategori asam dan menempatkan anak-anak tersebut dalam risiko
karies tinggi.

Berdasarkan masalah-masalah diatas, maka diangkat isu terkait upaya


pencegahan karies gigi pada anak usia 5-7 tahun di TK Trisula Perwari I
(sebagai pilot project) dengan metode RAPOR, dimana inovasi tersebut akan
dibahas pada bab selanjutnya.

B. TUJUAN
1. Sebagai komponen penilaian dalam kegiatan Lomba Nakes Teladan di
Lingkungan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2022 berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN), Permenkes Nomor
2048/MENKS/PER/X/2021 Tahun 2021 tentang Penganugerahan Tanda
Penghargaan Bidang Kesehatan dan PMK No. 23 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pemberian Penghargaan bagi Tenaga
Kesehatan Teladan di Puskesmas.
2. Sebagai upaya bagi Puskesmas untuk membuat sistem pencegahan
terjadinya lubang gigi pada anak, dengan menggunakan pilot project di TK
Trisula Perwari I agar meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tumbuh
kembang anak baik.
3. Berkontribusi dalam penerapan visi dan misi Puskesmas melalui
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan.
4. Melakukan identifikasi masalah di area kerja Puskesmas dan membuat
inovasi sebagai upaya penyelesaian masalah
5. Meningkatkan pengetahuan orang tua dengan edukasi interaktif dan
menarik guna membantu menjaga Kesehatan gigi dan mulut anak
dirumah.
6. Meningkatkan kolaborasi sekolah, puskesmas, serta orang tua murid
dalam kegiatan pemeriksaan gigi anak sekolah, Tindakan pencegahan,
dan Tindakan perawatan gigi kepada anak sekolah
7. Memantau Kesehatan gigi anak usia 5-7 tahun pada pilot project di TK
Trisula Perwari I dengan memantau indeks DEF-T anak
8. Terciptanya kebijakan baru untuk system pencegahan karies gigi pada
anak usia 5-7 tahun yang dapat direplikasi di Puskesmas

C. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari inovasi ini sebagai berikut :
1. Manfaat bagi Penulis
Pengembangan ide/gagasan dengan upaya implementasi langsung guna
memberikan dampak bagi Masyarakat, serta meningkatkan kompetensi
diri dalam pekerjaan di tempat Penulis bertugas.
2. Manfaat bagi Organisasi
Untuk Puskesmas senen, kegiatan ini sebagai dasar optimalisasi program
Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah yang meliputi penjaringan,
pencegahan, dan upaya perawatan gigi anak sekolah.
3. Manfaat bagi Masyarakat
Membantu pencegahan karies gigi pada anak usia sekolah guna
mewujudkan generasi sehat masa depan.

D. GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA

NO NAMA DINAS KESEHATAN/PUSKESMAS SENEN


SKPD/UKPD
1 Visi dan Misi Visi :
Jakarta kota maju, Lestari, dan berbudaya yang warganya
terlibat dalam mewujudkan keberadaan, keadilan, dan
kesejahteraan bagi semua

Misi :
 Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas,
berbudaya, dengan memperkuat nilai-nilai keluarga
dan memberikan ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan
memanusiakan.
 Menjadikan Jakarta kota yang memajukan
kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan
kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan
pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan
pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan
berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang.
 Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara
yang berkarya, mengabdi, melayani, serta
menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan
warga, secara efektif, meritokratis dan berintegritas.
 Menjadikan Jakarta kota yang lestari, dengan
pembangunan dan tata kehidupan yang memperkuat
daya dukung lingkungan dan sosial.
 Menjadikan Jakarta ibukota yang dinamis sebagai
simpul kemajuan Indonesia yang bercirikan keadilan,
kebangsaan dan kebhinekaan.
NILAI BUDAYA KERJA PEMPROV DKI
2 Nilai-Nilai BERINTEGRITAS
Organisasi  Jujur & bisa dipercaya
 Konsistensi & berani menegakan kebenaran
 Tulus melayani
 Memenuhi Komitmen
 Berdedikasi Tinggi

KOLABORATIF
 Saling percaya dan menghormati
 Aktif berbicara masalah tematik
 Produktif & kreatif
 Mampu melakukan coaching & mentoring

AKUNTABEL
 Bertanggung jawab
 Profesional
 Transparan
 Cermat dalam bertindak
 Dapat diandalkan

INOVATIF
 Menyukai tantangan dan rasa ingin tahu yang tinggi
 Berpikir diluar kebiasaan
 Kreatif & Visioner
 Terbuka terhadap masukan/kritik & ide-ide baru
 Mampu menciptakan ide-ide orisinil

BERKEADILAN
 Objektif
 Proporsional
 Mengedepankan kesetaraan
 Kesamaan hak
 Mendorong kemajuan Bersama

NILAI BUDAYA KERJA PUSKESMAS SENEN :


SIMPATI : Sinergi, Integritas, Empati, Profesional, Inovatif,
3 Tugas TUGAS PUSKESMAS SENEN :
Organisasi Melaksanakan kebijakan Kesehatan untuk mencapai
tujuan Pembangunan Kesehatan di wilayah kerjanya :
1. Mendorong seluruh pemangku kepentingan
berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
mengurangi risiko Kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok, dan Masyarakat melalui Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat.
2. Menggerakan dan bertanggung jawab terhadap
Pembangunan Kesehatan di wilayah kerjanya
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan Masyarakat
4. Puskesmas menyelenggarakan pelayanan Kesehatan
yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
Masyarakat di wilayh kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya,
dan kepercayaan
5. Puskesmas mengintegrasikan dan mengordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan
lintas sektor serta melaksanakan system rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas

(Sumber : Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang


Puskesmas)

Lingkup inovasi ini meliputi sisi area, waktu, dan populasi. Pemilihan lingkup
mempertimbangkan kewenangan dan efektivitas kegiatan.
1. Waktu Pelaksanaan
Dalam pelaksanaanya, inovasi ini membutuhkan waktu 3 bulan yang meliputi
tahap persiapan dan 7 tahap dalam siklus Plan-Do-Check-Action (PDCA). Ke-
7 tahap ini sesuai standat nasional Quality Excellence Activity yang digunakan
Indonesia Quality & Productivity Management Association (IQPMA)

2. Area Kerja
Karena pengerjaan inovasi ini bersifat Pilot Project maka dicari anak usia 5-7
tahun yang bersekolah di wilayah kecamatan senen, dengan
mempertimbangkan jarak sekolah dengan Puskesmas agar mudah akses
berobat, maka dipilihlah TK Trisula Perwari I di wilayah Paseban, kecamatan
Senen.

3. Populasi
Populasi yang diambil oleh penulis dalam makalah ini adalah seluruh anak
usia 5-7 tahun yang bersekolah di Kecamatan Senen
4. Sasaran Inovasi
TK Trisula Perwari I dengan anak-anak rentang usia 5-7 tahun.

BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian diatas selanjutnya ditetapkan identifikasi masalah dari kegiatan
inovasi ini sesuai dengan kegiatan yang sehari-hari ditemui berkaitan dengan
tugas, pokok, dan fungsi sebagai berikut :

Tabel 1 : Identifikasi masalah berdasarkan uraian tugas


NO URAIAN TUGAS MASALAH
1 Perawatan penyakit 1. Cukup tingginya angka penyakit karies
gigi dan mulut gigi dan penyakit pulpa periapical pada
pasien yang datang ke ruang kesgilut
Puskesmas Senen
2. Terapi medikasi oral selalu lebih tinggi
dari Tindakan terapi gigi lain, dimana
menunjukan kurangnya kesadaran
Masyarakat untuk memeriksakan
giginya
3. Kurangnya intervensi pencegahan
langsung terhadap gigi anak, dimana
selama ini lebih berfokus pada
Tindakan kuratif dan rehabilitatif
2 Peningkatan derajat 4. Kurang maksimalnya penyuluhan
Kesehatan Masyarakat Kesehatan gigi dan mulut untuk anak
dan pencegahan sekolah
penyakit gigi dan mulut 5. Kurangnya kesadaran orang tua dalam
memeriksakan gigi anak secara teratur
6 bulan sekali ke dokter gigi
3 Pelayanan Kesehatan 6. Rendahnya capaian screening gigi
untuk masyarakat anak PAUD/TK di wilayah Senen
4 Peningkatan peran 7. Belum maksimalnya pembinaan
serta Masyarakat kemandarian Masyarakat terutama
dalam kemandirian di orang tua anak dalam usaha
bidang kesehatan Kesehatan gigi Masyarakat (UKGM) di
wilayah Senen

B. MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH


1. Melakukan analisis untuk menetapkan prioritas masalah
Setelah diidentifikasi berbagai masalah yang menjadi dasar pembuatan
inovasi, maka Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk
mendapatkan prioritas masalah sehingga dapat dicarikan solusi, dengan
tabel berikut :

Tabel 2 : Analisis isu prioritas mengggunakan Teknik APKL


N KRITERIA
MASALAH TOTAL PERINGKAT
O A P K L
Cukup tingginya angka penyakit karies
gigi dan penyakit pulpa periapical pada
1 pasien yang datang ke ruang kesgilut 5 4 3 4 16 2
Puskesmas Senen

Terapi medikasi oral selalu lebih tinggi


dari Tindakan terapi gigi lain, dimana
menunjukan kurangnya kesadaran
2 3 3 2 3 11 5
Masyarakat untuk memeriksakan
giginya

Kurangnya intervensi pencegahan


langsung terhadap gigi anak, dimana
3 5 5 4 4 18 1
selama ini lebih berfokus pada
Tindakan kuratif dan rehabilitatif
4 Kurang maksimalnya penyuluhan 3 3 3 3 12 4
Kesehatan gigi dan mulut untuk anak
sekolah

Kurangnya kesadaran orang tua dalam


5 memeriksakan gigi anak secara teratur 4 4 2 3 13 3
6 bulan sekali ke dokter gigi
Rendahnya capaian screening gigi
6 3 3 2 3 8 6
anak PAUD/TK di wilayah Senen
Belum maksimalnya pembinaan
kemandarian Masyarakat terutama
7 orang tua anak dalam usaha 4 4 5 5 18 1
Kesehatan gigi Masyarakat (UKGM) di
wilayah Senen
Keterangan :
A = Aktual (Isu yang sedang trend); P = Problematik (Isu perlu pemecahan); K =
Kekhalayakan
(Isu dirasakan oleh banyak orang); L = Layak (Isu masuk akal)
1 = sangat rendah ; 2 = rendah ; 3 = sedang ; 4 = tinggi ; 5 = sangat tinggi

Masalah terpilih berdasarkan analisis APKL adalah :


 Kurangnya intervensi pencegahan langsung terhadap gigi anak, dimana
selama ini lebih berfokus pada Tindakan kuratif dan rehabilitatif
 Belum maksimalnya pembinaan kemandarian Masyarakat terutama orang tua
anak dalam usaha Kesehatan gigi Masyarakat (UKGM) di wilayah Senen

2. Melakukan penilaian terhadap prioritas masalah

Tabel 3 : Penilaian Kualitas Masalah


NO ANALISIS APKL KUALITAS MASALAH DATA/FAKTA/SUMBER
1 Aktual : Benar- Perawatan gigi dan mulut  Hasil rekap Tindakan
benar terjadi yang dilakukan di Puskesmas pada pasien yang
dan sedang Senen hampir seluruhnya berobat ke ruang
menjadi topik adalah Tindakan kuratif Kesehatan gigi dan
pembahasan dimana sudah terjadi mulut Puskesmas
akhir-akhir ini keluhan, tidak ada upaya Senen Tahun 2023
intervensi langsung tindakan
preventif untuk mencegah
terjadinya gigi berlubang
sebagai pintu awal terjadinya
berbagai penyakit jaringan
keras dan lunak gigi

Maka diberikan nilai 5


Kurangnya kesadaran orang  Hasil rekap kunjungan
tua terhadap UKGM dan Tindakan ruang
membuat anak juga tidak Kesehatan gigi dan
mendapat akses Kesehatan mulut Puskesmas
gigi yang baik, hal ini Senen Tahun 2023
dibuktikan dengan cukup
tingginya angka kejadian
penyakit gigi dan mulut pada
anak usia sekolah namun
jumlah kunjungan siswa
sekolah tidak mencapai 20%

Maka diberikan nilai 5


2 Problematik : Tindakan pencegahan pada  N. Andini, G. Indriati, F.
Masalah yang karies gigi memiliki dimensi Sabrian, and F.
memiliki dimensi kompleks karena jika tidak Keperawatan,
kompleks, diaktualisasikan sedini “Hubungan
sehingga perlu mungkin nantinya kita akan Pengetahuan Anak
dicarikan menghadapi berbagai Usia Sekolah Tentang
solusinya masalah Kesehatan gigi dan Pencegahan Karies
mulut yang jauh lebih buruk, Gigi Dengan
sehingga lebih baik Terjadinya Karies Gigi,”
mencegah daripada 2018.
mengobati (Usia 5-7 tahun
dimana awal gigi tetap
tumbuh)

Maka diberikan nilai 5


Belum maksimalnya  Hasil survey ECOHIS
kemandirian Masyarakat yang dibuat selama
terhadap UKGM juga penelitian ini
nantinya akan memiliki
masalah serius karena tidak
hanya orang tua namun
anak-anak juga akan
kesulitan mendapat akses
Kesehatan gigi dan mulut
yang nantinya akan
menyebabkan lonjakan
angka kasus penyakit gigi
dan mulut dan menurunkan
kualitas hidup anak, sehingga
perlu dicari Solusi efektif
mengenai hal tersebut

Maka diberikan nilai 4


3 Kekhalayakan : Masalah Kesehatan gigi dan  Pergub DKI Nomor 8
Isu yang mulut tidak hanya Tahun 2018 tentang
menyangkut menyangkut kepentingan Usaha Keseahatan gigi
hajat hidup seluruh anak sekolah namun Sekolah/Madrasah
orang banyak juga orang tua, Guru,
Puskesmas, Dinas
Kesehatan, Tenaga
Kesehatan, dll.

Maka diberi nilai 4


Belum maksimalnya  Jeanne Adam, Ratuela
pembinaan kemandarian Jeineke, “Tingkat
Masyarakat terutama orang Pengetahuan tentang
tua anak dalam usaha kebersihan gigi dan
Kesehatan gigi Masyarakat mulut siswa sekolah
(UKGM) di wilayah Senen dasar,” 2022.
tidak hanya berdampak pada
anak nantinya, tapi juga pada
stakeholder Kesehatan lain
dalam menghadapi lonjakan
angka kasus Kesehatan gigi
dan mulut

Maka diberi nilai 5

4 Kelayakan : Jika Tindakan preventif bisa  Laporan Tahunan


Masalah yang diaplikasikan di semua Puskesmas Kecamatan
masuk akal dan Puskesmas maka akan Senen tahun 2023
realistis serta meningkatkan kinerja dokter
relevan untuk gigi, target instansi serta
dimunculkan derajat kesehaatn gigi dan
inisiatif mulut Masyarakat kelompok
pemecahan usia sekolah, karena
masalahnya menurunya angka kejadian
karies akibat sudah dicegah
sedini mungkin sehingga isu
ini layak untuk dicari
pemecahan masalahnya

Maka diberi nilai 4


Pembentukan Masyarakat  SK Dirjen Bina Upaya
mandiri sadar Kesehatan gigi Kesehatan
dan mulut juga No:Hk.02.04/Ii/963/2012
mengoptimalisasi peran serta tentang Pedoman
lintas sektor juga nantinya UKGS
akan menghasilkan output
peningkatan derajat
Kesehatan gigi dan mulut
sehingga isu ini relvan untuk
dicari jalan keluarnya

Maka diberi nilai 5


Berdasarkan analisis diatas, maka rumusan masalah prioritas adalah :
“Kurangnya manajemen pencegahan masalah gigi dan mulut (gigi berlubang) pada
anak usia sekolah di Wilayah Kecamatan Senen”

3.Uraian masalah dan data pendukung


Tabel dibawah ini menjelaskan permasalahan yang ada di masing-masing uraian
tugas disertai data pendukungnya:

Tabel 4: Identifikasi masalah prioritas


NO PERMASALAHAN KORELASI ISU DATA/FAKTA/OUTPUT
DENGAN NILAI DASAR DATA
1 “Kurangnya  Dokter gigi belum  Pada tahun 2023
manajemen memberikan terdapat 54% kasus
pencegahan pelayanan gigi berlubang dan
masalah gigi dan preventif secara penyakit periapical
mulut (gigi optimal kepada yang datang ke
berlubang) pada anak sekolah Puskesmas Senen,
anak usia sekolah  Pemeriksaan dan dengan 14% kasus
di wilayah penjaringan adalah anak sekolah.
Kecamatan Kesehatan belum Hal ini menunjukan
Senen” efektif dilakukan masih tingginya
karena hanya kasus penyakit gigi
mengandalkan dan mulut pada anak
dokter gigi, namun usia sekolah di
perlu peran aktif wilayah Senen
dari orang tua dan (Sumber : Laporan
sekolah Tahunan Ruang
 Kurangnya kerja Kesgilut Puskesmas
sama lintas sktor Senen Tahun 2023).
antara
Puskesmas, Jika hal ini tidak
sekolah dan orang ditanggapi serius
tua maka bisa
menyebabkan
terjadinya penurunan
kualitas hidup anak,
dari hasil survey
yang dilakukan pada
anak TK Trisula
Perwari didapatkan
hasil sebagai
berikut : (Terlampir
Tabel 5)

 Kurangnya peran
aktif sekolah dan
orang tua dalam
melakukan
pemeriksaan gigi
anak dibuktikan
dengan rendahnya
angka kunjungan
anak sekolah ke
Puskesmas Senen
pada Tahun 2023
sebesar 14% dari
total kunjungan.
Kurangnya peran
aktif orang tua ini
juga bisa disebabkan
kurangnya
pengetahuan orang
tua, hasil survey
yang dilakukan pada
orang tua siswa TK
Trisula Perwari
didapatkan hasil
sebagai berikut :
(Terlampir Tabel 6)

Tabel 5 : Distribusi persentase dampak karies pada kualitas gigi anak usia 5-7 tahun
di TK Trisula Perwari I Jakarta Pusat (Hasil Survei ECOHIS)
TIDAK SERING
PERNAH
KADANG-
HAMPIR TIDAK TAHU
DAMPAK KADANG SANGAT
TIDAK
SERING
PERNAH
(%) (%) (%) (%)
DAMPAK PADA ANAK
GEJALA 55,5 22,2 22,2 0
Sakit gigi/mulut
FUNGSI
Sulit minum 61,1 33,3 5,5 0
Sulit makan 50 16,6 33,3 0
Sulit mengucapkan 88,8 5,5 5,5 0
kata
Tidak mau sekolah 72,2 0 27,7 0
PSIKOLOGIS
Sulit tidur 66,6 5,5 27,7 0
Mudah tersinggung 61,1 5,5 33,3 0
SOSIAL
Menghindari 66,6 0 27,7 5,5
tersenyum
Menghindari 33,3 33,3 27,7 5,5
bicara/tertawa

Dari table diatas terlihat bahwa anak TK Trisula Perwari I Jakarta Pusat umumnya
pernah mengalami sakit gigi ditunjukan dengan jumlah persentasi 44,4% dan
kesulitan makan ditujukan dengan nilai persentase 50%, hal ini menunjukan bisa
menurun nya kualitas hidup anak dan mengganggu perkembangan tubuhnya jika
masalah gigi dan mulut tidak ditangani secara serius, maka dari itu penting dibuat
manajemen pencegahan terjadinya gigi berlubang secara komprehensif.

Tabel 6 : DIstribusi Tingkat pengetahuan orang tua terhadap permasalahan gigi dan
mulut anak TK Trisula Perwari I Jakarta Pusat sebelum diberikan intervensi
peningkatan pengetahuan
NO NILAI JUMLAH ORANG TUA
HASIL YANG MENJAWAB
DENGAN NILAI
TERSEBUT
1 0 4
2 14 4
3 28 3
4 42 3
5 57 3
6 71 0
7 85 1
8 100 0

Dari 18 sampel orang tua yang mengisi pre-test tentang pengatahuan terhadap
masalah gigi dan mulut rerata hampir tidak ada yang menjawab benar semua, hal ini
mmebuktikan perlunya peningkatan pengatahuan orang tua guna meningkatkan
kemandirian Masyarakat akan Kesehatan gigi dan mulut.

C. Menetapkan akar penyebab dari masalah prioritas

Selanjutnya dilakukan identifikasi beberapa akar penyebab masalah dari isu


yang diangkat menggunakan metode tulang ikan (fish bone) sebagai berikut :
Diagram 1 : Analisis Tulang Ikan (Fish Bone)

MATERIAL/
METHODE/CARA
BAHAN

Belum adanya alur Kartu rujuk balik UKGS


pencegahan gigi kurang efektif, sehingga
berlubang untuk anak penjaringan kurang
sekolah efektif

Kurangnya sosialisasi Belum ada material


alur pencegahan gigi bahan tambal pencegahan
berlubang pada orang lubang gigi secara khusus Kurangnya manajemen
tua, guru, dan dokter di Puskesmas pencegahan masalah gigi
gigi dan mulut (gigi berlubang)
pada anak usia sekolah di
Wilayah Kecamatan Senen

Kurangnya kesadaran
Kurangnya peran aktif
orang tua dalam
dokter gigi dalam
meningkatkan Kesehatan
melakukan intervensi
gigi dan mulut anak
pencegahan karies

Kurangnya kesadaran
anak dalam menjaga
Kesehatan gigi dan
mulutnya
Penyebab masalah prioritas dapat dikelompokan sebagai berikut untuk dicarikan
gagasan pemecahanya:
MOTHER
Diagram 2 : Pengelompokan akar penyebab
NATURE/LINGKUNG MAN/SDM
masalah (4M)
AN
MOTHER
MAN/SDM MATERIAL/BAHAN METHODE/CARA NATURE/LINGKUNG
AN

Kurangnya
Kartu rujuk balik
Belum adanya alur kesadaran orang tua
UKGS kurang
pencegahan gigi dalam
efektif, sehingga
berlubang untuk meningkatkan
penjaringan kurang
anak sekolah Kesehatan gigi dan
efektif
Kurangnya peran mulut anak
aktif dokter gigi
dalam melakukan
intervensi
pencegahan karies Kurangnya
Belum ada material Kurangnya
sosialisasi alur
bahan tambal kesadaran anak
pencegahan gigi
pencegahan lubang dalam menjaga
berlubang pada
gigi secara khusus Kesehatan gigi dan
orang tua, guru, dan
di Puskesmas mulutnya
dokter gigi

D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH DAN GAGASAN INOVATIF


1. Alternatif Gagasan Inovatif/Solusi
Setelah melihat factor-faktor penyebab diatas maka ditentukan alternatif
penyelsaian masalah dari setiap kempok akar masalah sebagai berikut :

Tabel 7 : Alternatif Solusi berdasarkan kelompok akar penyebab 4M


NO AKAR PENYEBAB 4M ALTERNATIF SOLUSI
1 MAN/SDM  Membangun peran dokter
gigi dalam melihat
kemungkinan kejadian
karies melalui pengukuran
indeks DEFT
 Membangun peran dokter
gigi dalam penentuan
kebutuhan pencegahan
gigi berlubang dengan
pit&fissure sealant serta
pemberian Topikal
Aplikasi Fluoride
2 MATERIAL/BAHAN  Penggunaan RAPOR GIGI
ANAK Sekolah agar
diagnose, Tindakan yang
sudah dikerjakan, dan
waktu control tercatat
dalam satu buku sehingga
anak sekolah dan orang
tua mudah memantau
 Penggunaan bahan flow
komposit khusus
pit&fissure sealant serta
menggunakan bahan
topical aplikasi fluoride
jenis varnish untuk
pengerjaan pencegahan
gigi berlubang
3 METHODE/CARA  Membuat standar alur
pelayanan pencegahan
gigi berlubang di
Puskesmas Senen
 Sosialisasi alur pada
dokter gigi dan guru serta
orang tua
4 MOTHER NATURE/LINGKUNGAN  Peningkatan pengetahuan
orang tua dalam menjaga
Kesehatan gigi mulut anak
dengan menggunakan alat
bantu peraga yang dibuat
sendiri (video cara
menjaga Kesehatan gigi
dan mulut, akrilik urutan
erupsi gigi tetap dan gigi
susu, akrilik perjalanan gigi
berlubang, model dan sikat
gigi)

2. Uraian Solusi Gagasan Inovatif/Solusi


Setelah melihat berbagai macam alternatif Solusi diatas, maka selanjutnya
diuraikan Solusi terpilih menggunakan analisis berikut :

Diagram 3 : Hubungan antara alternatif Solusi berdasarkan kelompok akar


penyebab (4M)

Peran aktif Dokter


MAN gigi dalam upaya RA
pencegahan dan
penemuan kasus
Tabel 8 : Analisis gagasan inovatif/Solusi
No Alternatif Solusi Nama Gagasan Inovatif Pertimbangan
Peluang hasil Waktu Biaya Pertimbangan lain
1 Membangun peran Efektif dikerjakan
dokter gigi dalam serta meningkatkan  Anak dan orang
melihat kemungkinan peran dokter gigi tua tau seberapa
kejadian karies melalui agar dapat besar
pengukuran indeks memproyeksikan 1minggu Rp 0,- kemungkinan
DEFT peRAn aktif dokter kemungkinan karies sehingga
gigi dalam upaya terjadinya karies gigi bisa lebih peduli
pencegahan dan pada anak sekolah dengan
penemuan kasus (RA) dengan pengukuran Kesehatan gigi
indeks DEFT dan mulut
tersebut anaknya
2 Membangun peran Efektif karena  Cost pembelian
dokter gigi dalam selama ini Tindakan bahan dan alat
penentuan kebutuhan pencegahan tidak gigi menjadi lebih
pencegahan gigi pernah dilakukan murah jika jumlah
berlubang dengan secara langsung kasus atau angka
pit&fissure sealant hanya sebatas karies gigi
serta pemberian upaya promotive 1 minggu Rp 0,- menurun di
Topikal Aplikasi saja, jadi dengan wilayah Senen
Fluoride penghitungan  Tindakan
kebutuhan pencegahan jauh
perlindungan gigi lebih non
berlubang sesuai invasive dan
indikasi maka dapat membuat anak
meningkatkan nyaman
derajat Kesehatan dibandingkan
gigi dan mulut Tindakan
pengerjaan
kuratif dan
rehabilitative
pada anak

3 Penggunaan RAPOR Efektif karena  Biaya percetakan


GIGI ANAK Sekolah selama ini dengan jumlah
agar diagnose, penggunaan kertas anak sekolah
Tindakan yang sudah rujukan ballik UKGS yang terlampau
dikerjakan, dan waktu kurang efektif, anak banyak bisa
control tercatat dalam penggunaan rapor tidak tau kasus gigi menyebabkan
satu buku sehingga gigi anak sekolah dan nya apa saja, tidak 2 minggu Rapor gigi @ pembengkakan
anak sekolah dan material pit fissure tau kapan harus 20.000,- anggaran
orang tua mudah sealant serta TAF control, tidak tau percetakan
memantau (topikal aplikasi siapa dokter gigi  Hilangnya
fluoride) (P) yang mengerjakan, RAPOR saat
dll, namun dengan akan kunjungan
membuat RAPOR ke Puskesmas
pendokumentasian
kasus Tindakan gigi
anak sekolah dapat
lebih terpantau

Penggunaan bahan Efektif bahan pit dan


4 flow komposit khusus fissure sealant Pit dan fissure  Pengerjaan lebih
pit&fissure sealant mampu menutup sealant @ Rp nyaman untuk
serta menggunakan celah dan ceruk 1 minggu 200.000,- anak-anak
bahan topical aplikasi yang dalam pada karena tidak ada
fluoride jenis varnish gigi tetap muda Tindakan
untuk pengerjaan yang baru tumbuh Topikal Aplikasi invasive yang
pencegahan gigi sehingga bisa Fluoride Dental dikerjakan
berlubang mencegah karies, Imicryl @
pemberian TAF juga 32.745,-
efektif dalam
memberi
perlindungan karies

5 Peningkatan Cukup efektif,


pengetahuan orang tua dengan ditampilkan
dalam menjaga video dengan model
Kesehatan gigi mulut peningkatan peraga serta akrilik Video Rp 0,-  Tingkat
anak dengan pengetahuan ORang perjalanan karies Pendidikan orang
menggunakan alat tua terhadap kesgilut gigi dan urutan gigi 2 minggu Akrilik urutan tua
bantu peraga yang dengan alat bantu tumbuh dapat gigi susu dan  Kerabat selain
dibuat sendiri (video peraga (OR) mmebantu orang tetap orang tua yang
cara menjaga tua @70.000,- mengantarkan
Kesehatan gigi dan memvisualisasikan anaknya juga
mulut, akrilik urutan bayangan nya Akrilik dapat
erupsi gigi tetap dan tentang menjaga Perjalanan mempengaruhi
gigi susu, akrilik Kesehatan gigi dan lubang gigi hasil peningkatan
perjalanan gigi mulut. @70.000,- pengetahuan
berlubang, model dan terhadap kegilut
sikat gigi)
E. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN INOVASI RAPOR
Pada tahap ini akan dibahas mengenai rencana dan realisasi pengerjaan inovasi yang telah disetujui juga oleh Kepala
Puskesmas

Tabel 9 : Langkah-langkah kegiatan inovasi RAPOR

A. PERAN AKTIF OKTER GIGI DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENEMUAN KASUS
A.1 Rapat Koordinasi dengan seluruh anggota ruang Kesehatan gigi mulut tentang inovasi RAPOR.
Puskesmas Senen, 23 Agustus 2023
Prasarana Dokumentasi Kegiatan Biaya
ATK, Notulensi, dan Laptop

Rp 0,-

A.2 Sosialisasi alur pelaksanaan inovasi RAPOR kepada TK Trisula Perwari I Jakarta Pusat sebagai Pilot Project
TK Trisula Perwari I Jakarta Pusat, 26 Agustus 2023
Prasarana Dokumentasi Kegiatan Biaya
ATK, Notulensi, Laptop, proyektor Rp 0,-

A.3 Pengukuran indeks DEFT dan indeks OHIS


Puskesmas Senen, 28 Agustus 2023-1 September 2024

Prasarana Dokumentasi Kegiatan Biaya


Status pasien, oral diagnostic,
ATK, disclosing agent
Rp 98.000,- (Disclosing Agent)

A.4 Pemberian Pit & fissure sealant serta pemberian Topikal Aplikasi Fluoride sesuai indikasi
Puskesmas Senen, 28 Agustus 2023-1 September 2024
Prasarana Dokumentasi Kegiatan Biaya
Oral diagnostic, bahan tambal Pit dan fissure sealant @ Rp
fissure sealant, TAF, microbrush, 200.000,-
cotton pallet, etsa, bonding, check
retractor
Topikal Aplikasi Fluoride Dental
Imicryl @ 32.745,-

B. PENGGUNAAN RAPOR GIGI ANAK SEKOLAH DAN MATERIAL PIT FISSURE SEALANT SERTA TAF (TOPIKAL APLIKASI
FLUORIDE)
B1. Penggunaan RAPOR gigi anak sekolah
Puskesmas Senen, 28 Agustus 2023-1 September 2024
Prasarana Dokumentasi Kegiatan Biaya

ATK, Rapor gigi, stiker gigi anak

Rp 20.000,- (@rapor)

B2. Penggunaan bahan flow komposit khusus pit&fissure sealant serta menggunakan bahan topical aplikasi fluoride jenis
varnish untuk pengerjaan pencegahan gigi berlubang
Puskesmas Senen, 28 Agustus 2023 – 1 September 2023
Prasarana Dokumentasi Kegiatan Biaya

Pit dan fissure sealant @ Rp


200.000,-
Oral diagnostic, pit fissure
sealant, TAF, Microbrush, cotton
pallet Topikal Aplikasi Fluoride Dental
Imicryl @ 32.745,-
C. PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP KESGILUT DENGAN ALAT BANTU PERAGA
C1. Peningkatan pengetahuan orang tua dalam menjaga Kesehatan gigi mulut anak dengan menggunakan alat bantu peraga yang
dibuat sendiri (video cara menjaga Kesehatan gigi dan mulut, akrilik urutan erupsi gigi tetap dan gigi susu, akrilik perjalanan gigi
berlubang, model dan sikat gigi)
Puskesmas Senen, 28 Agustus 2023 – 1 September 2023
Prasarana Dokumentasi Kegiatan Biaya

Lembar pre-test dan post test,


lembar kuisioner ECOHIS, video
peraga, model dan sikat gigi,
Akrilik urutan erupsi gigi, dan
akrilik perjalan karies gigi
Video Rp 0,-

Akrilik urutan gigi susu dan tetap


@70.000,-

Akrilik Perjalanan lubang gigi


@70.000,-

D. PEMBUATAN ALUR DAN SOP PELAKSANAAN PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI BERLUBANG DI PUSKESMAS SENEN
D1. Pembuatan SOP dan alur
Puskesmas Senen, 24 Agustus 2023
Prasarana Dokumentasi Kegiatan Biaya
ATK, kertas, dan laptop Rp 0,-

F. Evaluasi Hasil dan Dampak Kegiatan Inovasi

1. Hasil implementasi inovasi RAPOR


Tabel 10 : Perbandingan kualitas dan kemanfaatan kegiatan aktualisasi (sebelum dan sesudah)

NO JENIS KEGIATAN KEADAAN SEBELUM KEADAAN SESUDAH (AFTER)


(BEFORE)
1 Rapat Koordinasi tentang Tidak adanya alur upaya Telah dibuat alur upaya pencegahan karies gigi
inovasi RAPOR kepada pencegahan karies gigi pada anak yang dituangkan melalui SOP
seluruh tim Ruang Kesgilut pada anak, dimana
Puskesmas Senen Tindakan berpusat seputar
Tindakan kuratif

2 Peningkatan pengetahuan Pretest yang dilakukan Post test yang dilakukan sesudah memberikan
orang tua menggunakan sebelum memberikan penyuluhan Kesehatan dengan alat bantu peraga
alat bantu peraga yang penyuluhan Kesehatan mendapatkan hasil rerata 72,6 dari 100 untuk skor
dibuat sendiri dengan alat bantu peraga pengetahuan orang tua yang artinya terjadi
mendapatkan hasil rerata peningkatan pengetahuan dari hasil penyuluhan
31,3 dari 100 untuk skor yang dilakukan
pengetahuan orang tua
NILAI RERATA HASIL PRE-TEST DAN POST-TEST
ORANG TUA DALAM MENGIKUTI PENYLUHAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT

80 72
70
60
50
40 31.3
30
20
10
0
SKOR NILAI

NILAI PRETEST NILAI POST TEST

3 Pengukuran indeks DEFT Pengukuran rerata indeks Pengukuran rerata indeks DEFT setelah inovasi
dan indeks OHIS pada anak DEFT sebelum : 3,3 dimana RAPOR : 1,1 dimana termasuk dalam kategori
termasuk dalam kategori risiko karies sangat rendah/Very Low.
risiko karies
sedang/moderat Notes : hasil dilakukan pengukuran setelah hampir
6 bulan control dengan pengerjaan kasus-kasus
gigi sesuai indikasi

Pengukuran rerata indeks Pengukuran rerata indeks OHIS sesudah : 1,1


OHIS sebelum : 2,3 termasuk dalam kategori OHIS rendah
termasuk dalam kategori
OHIS sedang
3.5 3.3
3
2.5 2.3
2
1.5
1.1 1.1
1
0.5
0
SKOR RERATA DEFT SKOR RERATA OHIS

SEBELUM SESUDAH

4 Inovasi RAPOR secara Sebelum inovasi tidak ada Setelah penjaringan terdapat 18 siswa yang
keseluruhan dalam anak TKS Trisula perwari I terjaring dalam aktualisasi inovasi RAPOR
aktualisasinya terhadap yang dilakukan upaya
penjaringan anak TK Trisula pencegahan karies gigi
perwari I Jakarta
5 Tatalaksana penggunaan pit
dan fissure sealant serta
topical aplikasi fluoride pada
anak TK Trisula perwari I
2. Dampak Inovasi RAPOR
Tabel 11. Dampak inovasi RAPOR terhadap pihak yang
berkepentingan

PIHAK YANG MANFAAT INOVASI


BERKEPENTINGAN
Petugas  Petugas dapat
menggunakan pit dan
fissure sealant dan
topical aplikasi fluoride
sebagai upaya
pencegahan karies gigi
sehingga memudahkan
pekerjaan dalam
perawatan
 Petugas terbantu
karena ada peran
orang tua pada
peningkatan
Kesehatan gigi dan
mulut anak
Organisasi  Meningkatkan cakupa
UKGS pada anak TK
wilayah Kecamatan
Senen
Masyarakat  Peningkatan kualitas
layanan Kesehatan ke
Masyarakat
khsususnya anak usia
sekolah
 Meningkatkan
kontribusi dokter gigi
dalam menurunkan
angka kejadian karies
atau lubang gigi di
wilayah kecamatan
Senen
 Meningkatkan
kemandriian
Masyarakat dengan
meningkatkan
pengetahuan orang tua
dalam menjaga
Kesehatan gigi dan
mulut anak
Pemerintah  Penurunan angka
kejadian karies gigi
turut meningkatkan
capaian target
pemerintah di bidang
layanan Kesehatan
pada anak sekolah

Tabel 12 Kendala selama pelaksanaan inovasi RAPOR dan


Solusi
KENDALA SOLUSI/PENANGGULANGAN
Tidak semua anak Menjelaskan pada anak terkait
kooperatif terhadap Tindakan yang dilakukan dan
perawatan karies gigi melibatkan orang tua dalam
perawatan
Orang tua yang tidak Menejelaskan secara perlahan
memperhatikan selama dan meminta perhatian orang tua
penjelasan atau serta menjelaskan pentingnya
penyuluhan tentag penyuluhan tersebut
menjaga Kesehatan gigi
dan mulut anak

BAB III
KESIMPULAN & SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan inovasi yang dilaksanakan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Laporan makalah nakes teladan telah terealisasi untuk
kegiatan lomba nakes teladan di lingkungan Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Pusat.
2. Melalui inovasi RAPOR, berhasil membuat satu Langkah
perubahan dalam menurunkan angka kejadian karies gigi
pada anak TK Trisula Perwari I Jakarta Pusat
3. Inovasi ini telah membantu mencapai visi dan misi
instansi melalui rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
4. Membuat rekomendasi penyelesaian isu dengan
mengedepankan inovasi dengan teknis analisis melalui
analisis APKL, fish bone, dsb.
5. Peningkatan pengetahuan orang tua terhadap Kesehatan
gigi dan mulut anak terbukti efektif dengan meningkatnya
pengetahuan orang tua
6. Memantau proyeksi kemungkinan angka karies gigi
dengan indeks deft dan dilakukan upaya pencegahanya
dengan pit fissure sealant serta topical aplikasi fluoride
7. Terciptanya kebijakan baru tentang upaya pencegahan
karies gigi pada anak usia sekolah

B. SARAN
Berdasarkan kegiatan inovasi yang dituangkan dalam
makalah nakes teladan berikut beberapa saran dari penulis :
1. Dengan mengetahui pentingnya peran dan fungsi dokter
gigi serta dapat menganalisis isu di tempat kerja
diharapkan pelayanan Kesehatan gigi dan mulut bisa
lebih optimal dengan hasil inovasi dan memberikan
dukungan dan partisipasi dalam optimalisasi penggunaan
dokumen alur pelayanan baru

DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Keputusan
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor:
HK.02.04/II/963/2012 tentang Pedoman Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS).
2. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2018.
Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2018 tentang Usaha
Kesehatan Sekolah/Madrasah.
3. Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2023.
Laporan Tahunan Unit Pelayanan Gigi Puskesmas Kecamatan
Senen Tahun 2023. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Senen, Dinas
Kesehatan.
4. Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
5. Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
6. Pencegahab karies gigi pada anak padukuhan nglambur kelurahan
sudoardjo kecamatan samigaluh (Density 2023). Bayu Ananda
Paryontri, Wusha Farani. Bagian Orthodonsia FKG UMY. Dental
agoremdis : Jurnal pengabdian kepada Masyarakat. Vol 1 No 1,
Mei 2023 Hal 1
7. Penatalaksanaan Fissure Sealant pada Gigi Anak (Laporan Kasus).
Zulfi Amalia Bachtiar. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara. Isyatun Mardhiyah Syahri/TM Conference Series
01 (2018) Hal 207-213

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai