Anda di halaman 1dari 53

HUBUNGAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN

GASTRITIS PADA REMAJA DIWILAYAH KERJA UPT


PUSKESMAS CINUNUK KABUPATEN
BANDUNG

SKRIPSI

DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Keperawatan

KARTINI
NPM.AK.1.14.021

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2018
ABSTRAK

Tujuan (SDGs) salah satunya adalah menuju Indonesia sehat 2030.Gastritis


merupakan peradangan pada mukosa lambung penyakit ini dialami oleh remaja
disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur sehingga diperlukan pencegahan.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun2009, gastritis merupakan salah satu
penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap dirumah sakit di
Indonesia.
Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Sikap Dengan Perilaku
Pencegahan Gastritis Pada Remaja Di UPT Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung
tahun 2018.
Jenis penelitian menggunakan deskriptif korelasi Dengan pendekatan cross
sectional sampel didapatkan 75 remaja. Analisa yang digunakan univariat dan bivariat
dengan Uji Chi Square .
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan setengahnya dari responden sikap remaja
yaitu (50,7%) memiliki sikap favorable tentang pencegahan gastritis, perilaku remaja
bahwa sebagian remaja mengalami perilaku tinggi yaitu (52%) dalam perilaku
pencegahan gastritis. remaja yang memiliki sikap favorable dan memiliki perilaku
pencegahan gastritis tinggi sebanyak (94,7%). Didapatkan nilai p-value sebesar
0.000<α0.05, hal ini menunjukkan terdapat hubungan sikap dengan perilaku
pencegahan gastritis di UPT Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung Tahun 2018.
Berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan kegiatan konseling/penyuluhan
tentang pengetahuan dan perilaku pencegahan gastritis tiap bulannya kepada remaja.

Kata kunci: Sikap, perilaku, pencegahan, remaja


Daftar Pustaka :16 buku (2010-2018)
5 Jurnal (2011-2018)
ABSTRACT

Goals (SDGs) one is heading to Indonesia sehat 2030. Gastritis is an inflammation of the
gastric mucosa disease experienced by adolescents is caused by irregular eating patterns so that
necessary precautions. Based on the health profile of Indonesia year 2009, gastritis is one
disease in the ten most diseases in patients inapdirumah hospitalized ill in Indonesia.

The purpose of the study to find out the attitude of the Relationship With the behavior of
the prevention of Gastritis in teenagers in the UPT Clinic Cinunuk Bandung Regency year of
2018.

This type of research uses descriptive approach of cross sectional correlation with samples
obtained 75 teenagers. The analysis used Univariate and bivariatdenganUji Chi Square.

Based on the research results obtained by half of respondents attitudes of teenagers


(50.7%) had a favorable attitude about prevention of gastritis, teenage behavior that most
teenagers experience the behavior that is high (52%) in preventive behaviour gastritis. Teens
who have a favorable attitude and has high as much as gastritis prevention behavior (94.7%).
Obtained a value of p-value of 0.05, α < 0000 this shows there is a relationship attitude behavior
prevention of gastritis in the UPT clinic cinunukbandung Regency year of 2018.

Based on the results of research activities need to be performed, counseling/guidance on


knowledge and behavior of prevention of gastritis every month to teenagers.

Keywords: attitude, behavior, prevention, teenagers

Bibliography: 16 books (2010-2018)

5 Journal (2011-2018)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atau limpahan rahmat serta karunia –
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Sikap
Dengan Perilaku Pencegahan Gastritis Pada Remaja Diwilayah Kerja UPT Puskesmas
Cinunuk Kabupaten Bandung Tahun 2018”

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dan
arahan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun materil, maka pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. H. Mulyana, SH, M.Pd., MH.Kes., selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana Bandung.
2. R. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep., selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung.
3. Yuyun Sarinengsih, S.Kep., Ners., M.Kep., selakuKetua Program StudiSTIKes Bhakti
Kencana Bandungdanselaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan
dorongan dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsiini.
4. Novita TS., S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan dan dorongan dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan
5. Dosen serta Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kessehatan Bhakti Kencana Bandung.
6. Drg. Regina Diah R, selaku kepala UPT Puskesmas Cinunuk yang telah memberikan ijin
untuk penelitian sehingga penyusunan skripsi dapat terselesaikan.
7. Ibu Enok Rendraeni, selaku pelaksana TU di UPT Puskesmas Cinunuk yang telah banyak
membantu menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Sri S, selaku pelaksana TU yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besarku, mamah, bapak, kakak-kakakku dan adikku yang selalu mewarnai hari –
hari indahku, Terima kasih atas dukungan moril maupun materil, do’a dan cinta kasihnya
yang selalu di berikan untukku.
10. Fajar Hendarsyah Terima Kasih telah memberikan dukungan dan motivasi dalam
mengerjakan skripsi ini
11. Sahabat – sahabatku (WidyadanRina) yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
12. Teman – teman seperjuangan S1 Keperawatan’14 yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam mengerjakan skripi ini.
13. Semua pihak yang turut membantu penulis yang tidak mungkin dapat disebutkan satu
persatu.

Semoga segala bantuan yang sudah diberikan kepada penulis menjadi ladang amal dan
mendapatkan imbalan berlipat ganda dari Allah SWT, aamiin.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan dalam penyusunan penelitian yang akan datang. Harapan penulis semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Bandung, 26 Agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul Halaman


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
PERNYATAAN................................................................................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 9
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 9
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 9
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 10
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 10
1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Perilaku .................................................................. 12
2.1.1 Definisi Perilaku ..................................................................... 12
2.1.2 Jenis Perilaku .......................................................................... 12
2.1.3 Definisi Perilaku Kesehatan ................................................... 13
2.1.4 Klasifikasi Perilaku Kesehatan ............................................... 14
2.1.5 Domain Perilaku Kesehatan ................................................... 15
2.1.6 Pengukuran Perilaku ............................................................... 16
2.2 Konsep Sikap ................................................................................. 18
2.2.1 Definisi Sikap ......................................................................... 18
2.2.2 Karakteristik Sikap ................................................................. 18
2.2.3 Komponen Sikap .................................................................... 18
2.2.4 Tingkatan Sikap ...................................................................... 19
2.2.5 Sifat Sikap .............................................................................. 21
2.2.6 Ciri-Ciri Sikap ........................................................................ 21
2.2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Sikap ........................................ 22
2.2.8 Pengukuran Sikap .................................................................. 24
2.3 Konsep Remaja .............................................................................. 25
2.3.1 Definisi Remaja ...................................................................... 25
2.3.2 Pertumbuhan Dan Perkembangan .......................................... 26
2.3.3 Karakteristik Perilaku Dan Permasalahan .............................. 27
2.3.4 Ciri-ciri Masa Remaja ............................................................ 35
2.4 Konsep Gastritis ............................................................................ 37
2.4.1 Definisi Gastritis ..................................................................... 37
2.4.2 Etiologi Gastritis ..................................................................... 37
2.4.3 Klasifikasi Gastritis ................................................................ 38
2.4.4 Manifestasi Klinis .................................................................. 40
2.4.5 Komplikasi ............................................................................. 41
2.4.6 Faktor-faktor Resiko Gastritis ................................................ 41
2.4.7 Pencegahan Gastritis............................................................... 45
2.4.8 Penatalaksanaan Gastritis ....................................................... 46
2.5 Hubungan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Gastritis .............. 48
2.6 Kerangka Konseptual .................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN

3.1
Rancangan Penelitian .................................................................... 50
3.2
Paradigma Penelitian ..................................................................... 50
3.3
Hipotesa Penelitian ........................................................................ 54
3.4
Variabel Penelitian ........................................................................ 54
3.5
Definisi Konseptual Dan Operasional
3.5.1 Definisi Konseptual .............................................................. 55
3.5.2 Definisi Operasional............................................................. 57
3.6 Populasi Dan Sampel
3.6.1 Populasi Penelitian ............................................................... 58
3.6.2 Sampel Penelitian ................................................................. 58
3.7 Pengumpulan Data
3.7.1 Instrumen Penelitian............................................................. 60
3.7.2 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ........................................ 61
3.7.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 66
3.8 Langkah – Langkah Penelitian ..................................................... 67
3.9 Pengolahan Data Dan Analisa Data ............................................... 68
3.10 Etika Penelitian ............................................................................. 72
3.11Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 74


4.2 Pembahasan ................................................................................... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 86


5.2 Saran ................................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kategori Pertanyaan Berdasarkan Skala Likert .................................. 17


Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................................... 57
DAFTAR BAGAN

Halaman
2.1 Kerangka Konseptual .................................................................................... 49
3.1 Kerangka Pemikiran...................................................................................... 53
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian


Lampiran 2Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat PermohonanUji Konten
Lampiran 4 Surat PermohonanUji Validitas
Lampiran 5 Lembar Informed Consent
Lampiran 6 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen dan Instrumen Penelitian
Lampiran 8 Lembar Bimbingan
Lampiran 9 Lembar Uji Konten
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 12Daftar Riwayat Hidup
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimanapun, mengakhiri

kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta

mendorong pertanian yang berkelanjutan sehingga terjamin kehidupan yang

sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala umur, ini

merupakan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) dari 17

tujuan atau indicator untuk menuju kearah Indonesia sehat 2030 (Kemenkes,

RI. 2015).

Saat ini dengan semakin moderennya zaman, semakin banyak juga

penyakit yang timbul akibat gaya hidup yang tidak sehat. Manusia

cenderung lebih memilih makanan yang menurut mereka enak tanpa peduli

akibat yang akan timbul pada diri mereka. Manusia memang membutuhkan

makanan demi menjaga kelangsungan hidupnya, tetapi tidak selalu bahwa

mengkonsumsi bermacam-macam makanan membawa dampak yang baik

bagi kesehatannya (Kemenkes, RI.2015).

Dalam halnya SDGs tahun 2015, yang memiliki tujuan dalam

perbaikan pangan dan katahanan pangan bagi masyarakat Indonesia

khususnya yang memiliki dampak positif dalam memberantas penyakit

akibat kekurangan gizi dan pola makan yang tidak sehat yang dapat

1
2

menimbulkan berbagai macam penyakit gangguan pencernaan salah satunya

gastritis (Kemenkes, RI. 2015).

Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh diabaikan.Masalah

pencernaan yang paling umum terutama gastritis/magh pada remaja adalah

penyakit meningkatnya asam lambung atau gastro-esophageal reflux,

sebagian besar penyakit magg. Kasus dengan gastritis merupakan salah satu

jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan remaja,yakni aktivitas

yang tidak terkontrol atau terlalu padat setiap harinya, pola makan tidak

teratur, menunda-nunda jam makan, mengabaikan sarapan, makan siang

pada sore hari, makan malam pada larut malam, atau makan dengan tergesa-

gesa, Kebiasaan makan makanan cepat saji, Kebiasaan mengkonsumsi

makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan,

terutama lambung dan usus. Sehingga masalah kesehatan pada remaja yaitu

lambung dengan menderita sakit gastritis (Shanti, 2011).

Angka kejadian gastritis di dunia saat ini relative cukup tinggi.

Menurut WHO tahun 2012 angka kejadian gastritis berkisar 1,8-2,1 juta jiwa

dari jumlah penduduk setiap tahunnya dengan persentase tertinggi yaitu di

Kanada sebesar (35%), China (31%), Prancis (29,5%), Inggris (22%), dan

Jepang (14,5%). Sedangkan diwilayah Asia Tenggara sekitar 583.635 orang

dari jumlah penduduk pertahunnya.Di Indonesia menurut World Health

Organization (WHO) adalah 48%.Angka kejadian gastritis pada beberapa

daerah cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa
3

penduduk. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2009, gastritis

merupakan salah satu penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak pada

pasien rawat inap dirumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus

(4,9%) (Gustin, 2011).

Dari data dinas kesehatan Jawa Barat jumlah kejadian gastritis terdapat

sekitar 670 jiwa yang tersebar diseluruh daerah yang berada di Provinsi Jawa

Barat (Gustin, 2011 dalam Depkes Jawa Barat, 2011). Di Jawa Barat,

gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting. Berdasarkan

data yang diperoleh gastritis menduduki peringkat ke 3 dengan jumlah kasus

29.025 atau 7,51 % dari 10 besar penyakit sesudah Nasofaringitis Akut

dengan jumlah 31.038 atau 8,03 % pada klien rawat jalan di puskesmas

Kabupaten Bandung. Data penyakit gastritis terbanyak di Jawa Barat yaitu di

UPT Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung dengan jumlah kasus

sebanyak 3182 atau 13,6% (Dudi, Dinas Kesehatan 2016).

Gastritis merupakan peradangan (pembengkakan) pada mukosa

lambung ditandai dengan tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual,

muntah, nafsu makan menurun atau sakit kepala (Adwan, 2013).Gastritis

adalah inflamasi pada mukosa lambung yang disertai kerusakan atau erosi

pada mukosa ( SriMulyanti, 2013).Penyakit gastritis atau sering juga disebut

penyakit tukak lambung merupakan tukak (ulkus, pekung) di dalam lambung,

termasuk penyakit pencernaan.Namun penyakit ini lebih populer disebut

sebagai penyakit maag. Penyakit ini memang sudah mulai dialami oleh orang
4

Indonesia sejak dari remaja sampai lanjut usia.Gastritis dapat disebabkan

oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan,

jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam

lambung meningkat, orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah

terserang penyakit gastritis.Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong,

atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa

lambung, sehingga timbul rasa nyeri, hilang nafsu makan, BAB dengan tinja

berwarna hitam pekat, dan bisa berdampak muntah darah(Saydam, 2011).

Banyak faktor yang dapat menyebabkan gastritis diantaranya pola

makan, merokok, alcohol dan stress merupakan faktor yang paling banyak

menyebabkan gastritis.Akan tetapi yang paling sering menyebabkan gastritis

adalah perilaku makan (Brunner, 2001 dalam Pratiwi 2013). Perilaku makan

pada remaja yaitu kebiasaan tidak sarapan pagi, kebiasaan terlambat atau

menunda jam makan dan kebiasaan memakan makan yang pedas

(Potter&Perry 2005, dalam Pratiwi 2013).

Perilaku mengungkapkan bahwa dari segi biologis perilaku adalah

suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang

bersangkutan.Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk

hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu

berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing.Notoatmojo

(2007, dalam Rika, 2016).


5

Perilaku seseorang dalam mencegah terjadinya gastritis.Bahwa

perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi

yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan keyakinan ; faktor pendukung

yang terwujud dalam fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas dan sarana, serta

faktor pendorong yang terwujud dalam dukungan perilaku petugas kesehatan

Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2012). Upaya pencegahan terjadinya

gastritis dapat dilakukan dengan cara meningkatkan perilaku suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan

sakit atau penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan minuman, serta

lingkungan Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2012)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek, sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktifitas akan tetapi sikap merupakan faktor predisposisi

tindakan suatu perilaku Green (1980, dalam Notoatmodjo, 2012). Sikap

dibagi menjadi dua, yaitu sikap positif dan sikap negative, sikap yang

negative akan cenderung berperilaku negative, begitu pula seseorang yang

mempunyai sikap yang negative terhadap penyakit gastritis cenderung

seseorang tersebut berperilaku negative terhadap penyakit gastritisnya, yaitu

kurang memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan dan

pengobatan penyakit gastritisnya dan berdampak pada perilaku yang kurang

baik. Hal ini sebaliknya dengan sikap seseorang yang mempunyai sikap

positif, seseorang tersebut akan berupaya memperhatikan hal-hal yang


6

berkaitan dengan pencegahan dan pengobatan penyakit gastritisnya dan

berdampak pada perilaku yang baik kaitannya dengan gastritis (Wawan &

Dewi 2012).

Bakteri Helicobacter pylori tidak bisa dihilangkan, tetapi timbulnya

gastritis dapat dicegah. Menurut sejumlah penelitian, makan dalam jumlah

kecil tetapi sering serta memperbanyak makan makanan, seperti nasi, jagung

dan roti akan menormalkan produksi asam lambung. Kurangilah makanan

yang dapat mengiritasi lambung, misalkan makanan yang pedas, asam,

gorengan dan lemak.Yuliarti (2009 dalam Rika, 2016).

Berdasarkan jurnal sebelumnya yang dilakukan oleh Bagas Diatsa

pada tahun 2016 terdapat hubungan pola makan dengan kejadian gastritis

pada remaja dengan jumlah 30 responden dketahui bahwa responden dengan

pola makan yang buruk sebanyak 20 responden atau 66,7% dan responden

dengan pola makan yang baik sebanyak 10 responden atau 33,3% bisa

diartikan bahwa responden dengan pola makan yang buruk 2 kali lipat

dengan responden dengan pola makan yang baik.

Berdasarkan data dari UPT Puskesmas Cinunuk angka penyakit

tertinggi pada tahun 2017 dimana gastritis dengan total kasus sebanyak 3182

orang pada bulan april 2018 data penyakit gastritis yaitu pada remaja(13-20

tahun) dengan jumlah kasus 302, sedangkan pada dewasa (21-44 tahun)

dengan jumlah kasus 150 (Laporan UPT Puskesmas Cinunuk).


7

Sebagai pembanding, peneliti juga mengambil data dari salah satu

Puskesmas di Kabupaten Bandung yang mempunyai karakteristik sama

dengan UPT Puskesmas Cinunuk yaitu Puskesmas Cileunyi, data yang di

dapatkan bulan maret tahun 2018 gastritis dengan total kasus sebanyak 202

pada semua usia (Laporan UPT Puskesmas Cileunyi).

Peneliti memilih remaja karena sesuai dengan data yang ditemukan

bahwa pada usia ini umumnya memiliki gaya hidup yang kurang sehat, dan

berperilaku makan seperti tidak membiasakan sarapan pagi, dan bersikap

negatif tidak mempedulikan penyakit gastritis sehingga perlu adanya

pencegahan pada gastritis.

UPT Puskesmas Cinunuk melaporkan bahwa untuk menurunkan

angka kejadian Gastritis diantaranya melalui kasus Gastritis sedini mungkin

di pelayanan kesehatan dasar, penatalaksanaan kasus, rujukan dan memberi

informasi kepada klien gastritis. Maka puskesmas membuat suatu kebijakan

dengan melakukan penyuluhan terkait dengan penyakit Gastritis, saat

dilakukan wawancara terkait dengan pengetahuannya klien gastritis

mengetahui tentang penyakit gastritisnya.

Studi pendahuluan terdapat 10 orang yang diwawancarai didapatkan

hasil dari UPT Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung bahwa 10 orang

mengalami gastritis didapatkan hasil 8 orang dari 10 orang mengetahui

tentang penyebab gastritis dan mengatakan bahwa penyebab gastritis itu

banyak makan yang pedas dan telat makan, akan tetapi mereka tidak bisa
8

menghentikan kebiasaan makanan yang menyebabkan gastritis seperti makan

yang pedas, gorengan dan asam, dan kurang mengkonsumsi sayuran dan

mereka bersikap bahwa penyakit gastritis yang dideritanya tidak perlu

dikhawatirkan dan nanti akan sembuh dengan sendirinya. 2 orang dari 10

responden tidak mengerti akan penyebab gastritis melainkan mereka bisa

menghindar dari makanan yang pedas dan mereka beranggapan penyakit

magh perlu diobati.

Masa remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa

anak ke masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan

sosial (Santrock, 2007).Menurut WHO pada tahun 1995 Remaja adalah

periode perkembangan seorang individu dari masa kanak-kanak ke dewasa

yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial antara umur 10

hingga 19 tahun (Soetjiningsih 2010).Remaja merupakan tahapan seseorang

dimana ia berada diantara fase anak dan fase dewasa yang ditandai dengan

perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosi (Wong, 2009).

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Sikap dengan Perilaku

Pencegahan Gastritis pada remaja di wilayah kerja Puskesmas Cinunuk

Kabupaten Bandung” .
9

1.2. Rumusan Masalah

Masalah dari hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang penelitian,

maka inti masalah yang penulis angkat dari penelitian ini yaitu “ Apakah Ada

Hubungan Sikap Dengan Perilaku Pencegahan Gastritis Pada Remaja Di

Wilayah Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Peneliti bertujuan untuk mengetahui Hubungan Sikap Dengan Perilaku

Pencegahan Gastritis Pada Remaja Di Wilayah Puskesmas Cinunuk

Kabupaten Bandung.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian yang ingin penulis ketahui dari

penelitian ini adalah

1. Mengidentifikasi sikap pada remaja tentang pencegahan gastritis

diwilayah kerja UPT Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung.

2. Mengidentifikasi perilaku pencegahan gastritis pada remaja

diwilayah kerja UPT Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung.

3. Mengidentifikasi hubungan sikap dengan perilaku pencegahan

gastritis diwilayah kerja UPT Puskesmas Cinunuk Kabupaten

Bandung.
10

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan kontribusi

terhadap ilmu kesehatan di institusi pendidikan, khususnya

Keperawatan Anak, untuk mengembangkan teori yang telah di peroleh

dalam bidang ilmu kesehatan dan dapat memberikan referensi tentang

hubungan sikap dengan perilaku pencegahan gastritis.

1.4.2. Manfaat Praktis

1) Bagi Puskemas Cinunuk Kabupaten Bandung.

Memberikan masukan atau informasi terutama pada perawat

wilayah kerja puskesmas cinunuk, mengenai angka kejadian

gastritis pada remaja yang ada di wilayah kerja puskesmas

cinunuk dan dari hasil penelitian ini dapat diaplikasikan oleh

perawat dalam program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

(PKPR).

2) Bagi Masyarakat/Remaja di wilayah kerja Puskesmas Cinunuk.

Agar masyarakat dapat diberikan informasi pengetahuan dalam

mempelajari pencegahan penyebab gastritis yang meliputi

keteraturan frekuensi makan, porsi makan, serta jenis makanan

dan minuman yang di konsumsi secara benar terutama bagi

remaja sehingga dapat mengurangi terjadinya angka kejadian

gastritis di wilayah kerja Puskesmas Cinunuk.


11

3) Bagi Peneliti Selanjutnya.

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan

informasi untuk mengembangkan pengetahuan bagi peneliti

selanjutnya dalam melakukan peneliti tentang hal-hal yang

berhubungan dengan kejadian gastritis.


NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 total kategori kode
R1 1 2 2 1 1 1 3 3 3 2 1 1 4 3 3 3 2 4 40 UNFAVORABLE 2
R2 3 2 3 2 4 4 3 2 1 2 3 4 2 3 3 3 2 3 49 FAVORABLE 1
R3 1 2 3 4 4 4 3 3 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 43 UNFAVORABLE 2
R4 3 4 3 3 2 4 4 3 2 1 1 1 1 2 2 2 3 3 44 FAVORABLE 1
R5 2 2 2 2 4 4 4 3 2 3 2 2 1 3 2 3 3 4 48 FAVORABLE 1
R6 2 2 2 3 3 3 4 4 4 1 2 1 3 4 2 3 2 3 48 FAVORABLE 1
R7 2 3 4 2 1 2 3 4 2 3 4 3 2 1 2 3 2 1 44 FAVORABLE 1
R8 1 2 3 3 3 3 2 2 1 1 2 3 4 2 3 2 1 1 39 UNFAVORABLE 2
R9 1 2 3 3 3 2 2 1 1 2 3 4 3 2 1 2 3 2 40 UNFAVORABLE 2
R10 2 2 3 1 2 4 4 4 2 3 2 1 3 2 3 2 1 2 43 UNFAVORABLE 2
R11 2 1 2 3 2 1 2 3 4 4 3 2 1 2 3 2 1 2 40 UNFAVORABLE 2
R12 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 29 UNFAVORABLE 2
R13 2 2 2 1 1 2 1 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 1 37 UNFAVORABLE 2
R14 3 2 3 4 4 2 3 1 2 3 4 2 3 4 3 2 1 2 48 FAVORABLE 1
R15 2 3 4 3 2 1 3 2 3 3 2 1 2 3 2 1 2 1 40 UNFAVORABLE 2
R16 2 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 2 3 2 3 2 1 2 41 UNFAVORABLE 2
R17 3 3 2 1 2 3 2 3 4 2 3 2 1 2 3 2 2 2 42 UNFAVORABLE 2
R18 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 1 2 3 4 3 2 48 FAVORABLE 1
R19 1 2 3 3 3 4 4 4 1 4 4 2 4 3 2 1 2 3 50 FAVORABLE 1
R20 2 3 4 1 2 3 4 3 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 39 UNFAVORABLE 2
R21 2 1 2 2 3 3 4 3 1 2 3 2 3 2 1 2 3 1 40 UNFAVORABLE 2
R22 2 3 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 4 1 2 46 FAVORABLE 1
R23 1 1 3 4 4 3 3 2 1 4 3 1 2 3 4 2 1 2 44 FAVORABLE 1
R24 3 2 1 2 3 4 4 2 3 1 2 3 2 1 3 2 1 2 41 UNFAVORABLE 2
R25 2 2 3 3 1 4 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2 1 2 39 UNFAVORABLE 2
R26 2 3 1 4 3 2 1 4 3 2 4 3 2 1 2 3 2 1 43 UNFAVORABLE 2
R27 1 2 2 3 4 4 3 2 2 3 4 2 1 1 2 3 2 3 44 FAVORABLE 1
R28 3 2 1 2 3 4 3 2 1 2 3 4 3 2 1 2 3 4 45 FAVORABLE 1
R29 1 3 4 2 2 3 4 3 2 1 2 3 1 2 3 2 3 2 43 UNFAVORABLE 2
R30 2 4 3 4 2 3 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 3 2 41 UNFAVORABLE 2
R31 2 3 2 1 4 3 2 1 2 3 2 2 1 2 3 2 1 2 38 UNFAVORABLE 2
R32 2 3 4 3 2 4 2 3 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 39 UNFAVORABLE 2
R33 2 3 2 1 4 3 2 1 2 3 2 3 2 4 3 2 1 2 42 UNFAVORABLE 2
R34 2 3 4 3 2 1 2 3 2 3 4 3 2 1 2 3 2 1 43 UNFAVORABLE 2
R35 1 2 3 3 4 4 3 4 3 2 2 1 2 3 4 3 2 1 47 FAVORABLE 1
R36 1 1 2 3 4 3 2 3 2 1 1 4 3 4 3 2 1 1 41 UNFAVORABLE 2
R37 1 1 1 2 2 3 3 4 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2 38 UNFAVORABLE 2
R38 2 2 1 2 3 4 3 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 1 38 UNFAVORABLE 2
R39 1 2 1 3 4 4 3 2 1 3 4 3 2 1 2 1 2 3 42 UNFAVORABLE 2
R40 3 2 1 4 4 4 2 1 2 3 4 3 2 1 2 3 4 3 48 FAVORABLE 1
R41 2 1 2 4 4 4 2 1 2 3 2 4 4 2 1 2 3 1 44 FAVORABLE 1
R42 2 1 3 4 3 2 3 2 1 2 3 4 3 2 1 2 3 2 43 UNFAVORABLE 2
R43 2 2 2 4 4 3 2 1 3 4 2 1 2 3 2 1 2 3 43 UNFAVORABLE 2
R44 3 3 3 4 4 4 2 2 2 1 1 4 3 2 3 2 2 1 46 FAVORABLE 1
R45 2 3 2 3 2 1 3 4 3 2 1 1 2 3 2 3 2 3 42 UNFAVORABLE 2
R46 3 4 3 2 1 1 1 2 3 4 3 2 1 2 3 3 4 3 45 FAVORABLE 1
R47 2 3 2 4 4 4 1 2 1 4 4 2 3 4 3 3 2 1 49 FAVORABLE 1
R48 1 1 1 3 3 4 3 2 1 3 4 3 4 2 3 2 1 2 43 UNFAVORABLE 2
R49 1 1 2 3 2 2 3 4 3 2 1 1 2 3 2 3 2 2 39 UNFAVORABLE 2
R50 3 2 2 1 4 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 1 3 47 FAVORABLE 1
R51 3 3 2 4 4 4 2 1 2 3 2 3 2 1 2 3 2 3 46 FAVORABLE 1
R52 2 3 3 4 4 4 1 1 2 3 3 4 1 2 3 4 2 3 49 FAVORABLE 1
R53 3 2 1 4 4 4 2 3 1 4 4 3 2 3 2 1 2 3 48 FAVORABLE 1
R54 2 2 3 4 4 4 2 2 3 4 3 2 2 1 1 1 1 1 42 UNFAVORABLE 2
R55 1 2 2 3 2 4 3 1 2 4 3 1 2 3 4 3 2 1 43 UNFAVORABLE 2
R56 2 3 4 1 1 2 3 4 3 2 2 2 3 4 3 1 2 3 45 FAVORABLE 1
R57 2 2 3 4 4 3 1 2 3 4 4 3 2 1 2 3 2 1 46 FAVORABLE 1
R58 1 2 3 4 4 4 3 2 1 2 2 1 2 3 4 3 4 3 48 FAVORABLE 1
R59 4 4 3 1 2 4 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 42 UNFAVORABLE 2
R60 2 3 4 3 2 1 2 3 4 3 3 2 1 2 3 2 4 3 47 FAVORABLE 1
R61 3 2 1 4 3 4 2 1 2 3 4 3 2 1 2 3 3 3 46 FAVORABLE 1
R62 3 2 3 2 1 4 3 2 1 2 3 4 3 2 1 2 3 4 45 FAVORABLE 1
R63 4 3 2 4 4 1 3 2 1 2 3 3 2 4 3 2 1 2 46 FAVORABLE 1
R64 2 2 3 4 4 3 1 1 2 4 4 2 1 2 3 4 3 2 47 FAVORABLE 1
R65 2 3 4 3 1 3 4 4 4 3 2 1 3 4 3 2 1 2 49 FAVORABLE 1
R66 2 2 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2 1 2 3 4 53 FAVORABLE 1
R67 3 3 2 3 2 2 4 4 4 3 2 1 1 2 3 4 4 4 51 FAVORABLE 1
R68 3 4 4 4 3 3 2 2 1 1 1 1 2 3 4 2 3 2 45 FAVORABLE 1
R69 1 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 1 1 2 34 UNFAVORABLE 2
R70 1 1 2 2 3 4 3 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 39 UNFAVORABLE 2
R71 2 3 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 34 UNFAVORABLE 2
R72 1 1 1 3 4 4 2 2 4 4 3 1 1 2 3 4 3 2 45 FAVORABLE 1
R73 1 1 2 4 4 4 3 2 1 4 4 3 2 1 2 3 4 3 48 FAVORABLE 1
R74 4 4 4 3 2 1 2 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 3 57 FAVORABLE 1
R75 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 44 FAVORABLE 1
MEDIAN 44
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu jenis

yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada

seberapa eratnya hubungan tersebut, serta berarti atau tidaknya hubungan itu

(Arikunto, 2012). Dengan pendekatan cross sectionaladalah rancangan penelitian

dengan melakukan pengukuran atau pengamatan dalam satu waktu (secara

bersama-sama) antara variabel independen dan variabel dependen (Notoatmodjo,

2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap dengan

perilaku pencegahan gastritis pada remaja di Wilayah Kerja UPT Puskesmas

Cinunuk Kabupaten Bandung Tahun 2018.

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma adalah pola pikir yang menunjukan variabel yang akan diteliti

sekaligus mencerminkan jelas dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab

melalui penelitian. Teori digunakan untuk merumuskan hipotesis dengan teknik

statistika yang akan digunakan (Notoatmodjo, 2011).

Perilaku merupakann respon individu terhadap suatu stimulus atau suatau

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan

50
51

baik yang disadari maupun tidak.Perilaku juga merupakan kumpulan berbagai

faktor yang saling berinteraksi Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012).

Upaya keberhasilan penanganan pencegahan gastritis salah satunya

dipengaruhi oleh perilaku, perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut

Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012), bahwa perilaku seseorang

dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : faktor predisposisi yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap. Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedia atau tidaknya fasilitas dan sarana, serta faktor pendorong yang terwujud

dalam perilaku petugas kesehatan.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifes tidak dapat langsung

dilihat tetapi hanya dapat menafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup,

sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehati-hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial Green (1980) dalam Notoatmodjo

(2012).

Gastritis merupakan peradangan (pembengkakan) pada mukosa lambung

ditandai dengan tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual, muntah, nafsu

makan menurun atau sakit kepala (Ratu & Adwan, 2013).Gastritis adalah

inflamasi pada mukosa lambung yang disertai kerusakan atau erosi pada mukosa

(Sri Mulyanti, 2013). Penyakit gastritis atau sering juga disebut penyakit tukak

lambung merupakan tukak (ulkus, pekung) di dalam lambung, termasuk penyakit


52

pencernaan.Namun penyakit ini lebih populer disebut sebagai penyakit maag.

Penyakit ini memang sudah mulai dialami oleh orang Indonesia sejak dari remaja

sampai lanjut usia. Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik

dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga

lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat, orang yang memiliki

pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut

harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan

mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri (Saydam, 2011).

Banyak faktor yang dapat menyebabkan gastritis diantaranya pola makan,

merokok, alcohol dan stress merupakan faktor yang paling banyak menyebabkan

gastritis.Akan tetapi yang paling sering menyebabkan gastritis adalah perilaku

makan (Brunner, 2001 dalam Pratiwi 2013). Perilaku makan pada remaja yaitu

kebiasaan tidak sarapan pagi, kebiasaan terlambat atau menunda jam makan dan

kebiasaan memakan makan yang pedas Potter&Perry (2005) dalam Pratiwi

(2013).
53

Kerangka Pemikiran

Hubungan Sikap Dengan Perilaku Pencegahaan Gastritis Di Puskesmas

Cinunuk Kabupaten Bandung Tahun 2018

Bagan 3.1

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor predisposisi

1. Pengetahuan
2. sikap

Faktor pendukung Perilaku klien dalam


upaya pencegahan
1. Lingkungan fisik
gastritis
2. Sarana dan prasana

Faktor pendorong
jhjh
Petugas kesehatan

keterangan :Diteliti

Tidak diteliti

Sumber: Modifikasi Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012)


54

3.3 Hipotesa Penelitian

Hipotesis adalah suatu pertanyaan asumsi tentang hubungan antara dua atau

lebih variabel yang diharapkan bisa mejawab suatu pertanyaan dalam penelitian,

setiap hipotesis terdiri dari suatu unit atau bagian dari permasalahan (Nursalam,

2008).

1) Ha :Ada hubungan sikap dengan perilaku pencegahan gastritis pada remaja di

wilayah kerja puskesmas cinunuk kabupaten bandung tahun 2018.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai variasi

antara satu orang dengan orang lainnya atau satu objek dengan objek lain.

Variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (Sugiyono, 2012).Variabel independen (variable bebas)

dalam penelitian ini adalah sikap tentang pencegahan gastritis.

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas


55

(Sugiyono, 2012).Variabel dependen (variable terikat) dalam penelitian ini

variable dependennya adalah perilaku pencegahan gastritis.

3.5 Definisi Konseptual dan Operasional

3.5.1 Definisi Konseptual

1) Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)

terhadap stimulus baik yang berkaitan dengan sakit penyakit dan

pencegahannya, system pelayanan kesehatan, makanan ataupun

lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsure pokok, yaitu respon dan

stimulus rangsangan atau reaksi manusia, baik bersifat pasif

(pengetahuan, sikap) maupun bersifat aktif (tindakan) (Notoatmodjo,

2012).

2) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor

pendapat atau emosi yang bersangkutan Lawrence Green (1980 dalam

Notoatmodjo, 2012). Sikap secara nyata menunjukan adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

3) Gastritis adalah peradangan yang mengenai mukosa lambung, peradangan

ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai

terlepasnya epital mukosa supervisial yang menjadi penyebab terpenting

dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang

timbulnya proses inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2012). Gastritis


56

dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu

frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi

sensitif bila asam lambung meningkat, orang yang memiliki pola makan

tidak teratur mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus

diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung

akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri

(Saydam, 2011).
57

3.5.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala


oprasional

1. Sikap Respon yang Format Kuesione a. ≥ median jika Nominal


ditunjukan r skala 44 favorable atau
remaja Cheklist likert : positif
tentang suka
(√) Item
dan tidak b. < median jika
suka akan favorable
-Sangat :44 unfavorable
anggapan
setuju : 4 atau negative
positif dan
negatif
-Setuju :
terhadap
3
suatu
pencegahan -Tidak
gastritis setuju: 2
Sangat
tidak
setuju :1

2. Perilaku Tindakan Cheklist Kuesione a. ≥ median: Nominal


atau kegiatan r skala 89(tinggi)
yang () likert
dilakukan b. < median :89
remajadalam Selalu : 4
(rendah)
pencegahan
Sering : 3
gastritis
Pernah :
2
Tidak
pernah : 1
58

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012).Populasi yang diambil dalam

penelitian ini adalah remaja yang mempunyai penyakit gastritis di UPT

Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung sebanyak 302 orang/remaja.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2012). Pemilihan sampel dalam penelitian ini

dengan metode sampel non random sampling jenis accidental sampel

artinya dilakukan dengan mengambil kasus atau reponden yang

kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks

penelitian (Suryanto,2011).Sampel penelitian ini yaitu remaja di

wilayah kerja UPT Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung dengan

criteria sebagai berikut:

1) Kriteria inklusi :

a. Remaja yang menderita gastritis tanpa ada diagnosa lain seperti

penyakit saluran pencernaan lainnya.

b. Remaja dengan jenis kelamin pria dan wanita.


59

2) Kriteria eksklusi :

Remaja yang tidak bertempat tinggal diwilayah kerja UPT

Puskesmas cinunuk

Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, menggunakan rumus slowvin sebagai berikut:

n= N

1+N (d)

Keterangan :

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah :

n= 302
1+302(0,1)2
n= 302
1+3,02
n= 302
4,02
n= 75

Sehingga jumlah sampel penelitian ini adalah 75 remaja.


60

3.7 Pengumpulan Data

3.7.1 Insrumen Penelitian

Instumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,

2010).Instrumen penelitian ini adalah menggunakan anket atau kuesioner

dengan tujuan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan yang tertulis yang ia

ketahui (Arikunto, 2010).

1) Instrumen sikap

Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sikap tentang

pencegahan gastritis pada remaja adalah kuesioner yang dibuat sendiri

oleh peneliti menggunakan skala likert .

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial.Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah diterapkan secara

spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel

penelitian. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert

memiliki gardasi dari sangat positif sampai sangat negatif, antara lain :

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju


61

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi

skor, misalnya :

Favorable Unfavorable

Sangat setuju 4 Sangat setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak setuju 2 Tidak setuju 3

Sangat tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 4

2) Instrument perilaku

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang berisi pernyataan yang berhubungan dengan variabel

yang diteliti. Untuk perilaku pencegahan gastritis dengan item 36 dan

menggunaka skala likert dengan jawaban tertinggi 4 dan terendah 1.

3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kuesioner yang disusun oleh peneliti perlu dilakukan uji validitas

dan reliabilitas yang bertujuan agar hasil penelitian memiliki makna

kuat sehingga hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel

(Sugiyono, 2018). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada

responden sebanyak 20 responden/remaja.


62

3.7.2.1 Uji Validitas

Validitas merupakan derajat antara data yang terjadi

pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh

peneliti dengan demikian data yang valid adalah data yang

tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti

dengan data yang sesungguhnya pada objek penelitian

(Sugiyono, 2010). Uji validitas dimaksudkan mengetahui

apakah pertanyaan mempunyai kemampuan mengukur apa

yang akan diukur oleh peneliti. Uji validitas dilakukan

melalui 2 tahap :

1) Uji Konten (Content Validity)

Uji konten yaitu dengan meminta pendapat atau saran

tentang instrument yang telah dibuat oleh penulis untuk

melakukan uji validitas content ini peneliti meminta

pendapat kepada Ibu Triana Dewi.S.S.Kp.,M.Kep. Hasil dari

Validitas Content ini diperoleh kesimpulan secara umum

instrument yang telah dibuat oleh peneliti terdapat item

pernyataan relevan, ada yang tidak relevan dan ada yang

harus dirubah/dihilangkan, setelah diperbaiki instrument

tersebut secara content sudah mencakup aspek-aspek yang

akan diteliti sehingga dapat dipergunakan sebagai

instrument penelitian (Hasil Terlampir).


63

2) Uji Konstruk (Construck Validity)

Penguji Validitas Konstruksi ( Construct

Validity )Yaitu dengan cara menguji cobakan instrumen

sikap dan perilaku pencegahan gastritis dilaksanakan

pada tanggal 03 agustus 2018 kepada 20 responden

yang menderita gastritis di Puskesmas Cileunyi

dikarenakan mempunyai karakteristik sama yaitu UPT

dan tidak adanya rawat inap.

Untuk menguji validitas dapat menggunakan analisis korelasi

product moment.Berikut adalah rumus analisis product moment

Keterangan :

r : Koefisien korelasi

∑X : jumlah skor item

∑Y : jumlah skor item total

N : Jumlah skor item total

Apabila nilai koefisien soal genap ganjil (r) lebih besar dari 0,444

dengan ukuran sampel 20 maka instrument menunjukan validitas suatu

item pernyataan, sedangkan apabila kurang dari 0,444 maka

pernyataan item tersebut diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2013).


64

Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas alat ukur sikap

pencegahan gastritis berkisar antara 0,524 sampai 0,947.Angka yang

dipergunakan sebagai pembanding untuk melihat valid tidaknya suatu

item, seperti dikemukakan oleh sugiyono (2013) adalah 0,444. Item

yang memiliki korelasi diatas 0,444 dikategorikan tidak valid dan akan

disisihkan dari analisis selanjutnya. Hasil diatas menunjukkan dari 18

pernyataan valid semua berkisar antara yang terendah 0,524 dan yang

tertinggi 0,947

Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas alat ukur perilaku

pencegahan gastritis hasilnya seluruh item pertanyaan valid sehingga

jumlah pertanyaan perilaku pencegahan gastritis sebanyak 36

pertanyaan berkisar antara yang terdendah 0,482 dan yang tertinggi

0,943.

3.7.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur dapat diandalkan (Notoamodjo,

2012).Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat

ukur yang digunakan memiliki suatu kesamaan apabila

pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun

waktu yang berbeda (Setiadi, 2007).Item pertanyaan pada

kuesioner diuji dengan rumus Alpha Cronbach, yaitu rumus


65

yang digunakan untuk yang berbentuk uraian atau angket dan

skala bertingkat (rating scale). Dengan rumus:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butiran pertanyaan

Si = Jumlah varian butir

St = Varian total

Sekumpulan pertanyaan dikatakan reliable apabila koefisien

reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0.006 (Arikunto,

2006). Pengambilan keputusan:

1) Jika r ɑ positif serta r ≥ 0.006 maka variable tersebut

reliable.

2) Jika r ɑ tidak positif serta ≤ 0.006 maka variable tersebut

tidak reliable.

Berdasarkan uji reliabilitas Sikap Pencegahan Gastritis

diperoleh koefisien realibilitas Alpha Cronbach sebesar


66

Berdasarkan uji reliabilitas sikap pencegahan gastritis pada

remaja diperoleh koefisien realibilitas Alpha Cronbach sebesar 0,926 untuk

kuesioner pernyataan 18 item.

Berdasarkan uji relibilitas perilaku pencegahan gastritis pada

remaja diperoleh koefisien realibilitas Alpha Cronbach sebesar 0,964 untuk

kuesioner pernyataan 36 item.

3.7.3 Tekhnik pengumpulan data

1) Peneliti mengajukan surat permohonan ijin melakukan penelitian kepada

institusi

2) Setelah mendapatkan ujin dari institusi, peneliti mengajukan kepada

UPT Puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung

3) Setelah mendapatkan ijin, peneliti melakukan penelitian dengan sampel

yang sudah ditentukan

4) Peneliti menunggu responden yang dating ke UPT Puskesmas Cinunuk

Kabupaten Bandung

5) Peneliti melakukan pendekatan serta meminta persetujuan pada calon

responden dengan cara menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian yang

akan dilakukan (Informed Consent)

6) Peneliti memberikan lembar kuesioner dengan 18 buah pertanyaan

tentang sikap dan 36 buah pertanyaan untuk perilaku pencegahan

gastritis
67

7) Peneliti memeriksa kembali kelengapan kuesioner apakah pertanyaan

sudah diisi semua atau belum

8) Peneliti menyusun data-data yang sudah didapatkan

9) Peneliti melihat variabel yang digunakan apakah datanya sudah benar

atau belum

10) Peneliti mengolah data dilakukan dengan menggunakan(SPSS) program

komputer

3.8 Langkah-langkah Penelitian

3.8.1 Tahap Persiapan

1) Menemukan masalah dilapangan .

2) Membuat surat permohonan ijin studi pendahuluan.

3) Melakukan studi pendahuluan sesuai dengan data yang ada di UPT

Puskesmas Cinunuk dan data yang ada di UPTPuskesmas Cileunyi.

4) Melakukan penyusunan proposal penelitiaan.

5) Melakukan studi kepustakaan tentang hal-hal berkaitan dengan penelitian.

6) Konsultasi proposal penelitian.

7) Melakukan seminar proposal penelitian.

8) Melakukan perbaikan atau revisi proposal hasil seminar.

3.8.2 Tahap pelaksanaan

1) Melakukan uji validitas isi dilakukan kepada dosen ahli keperawatan

2) Memperbaiki instrument penelitian.

3) Mendapatkan ijin uji validitas.


68

4) Melakukan uji validitas di UPT Puskesmas Cinunuk

5) Mendapatkan ijin penelitian.

6) Melakukan penelitian di UPT Puskesmas Cinunuk pada bulan Mei s/d

Agustus 2018

7) Mendapatkan persetujuan secara tertulis atau inform consent dari remaja

yang dijadikan sebagai sample.

8) Menyebarkan kuesioner kepada remaja.

9) Melakukan pengolahan data.

10) Melakukan analisa data.

3.8.3 Tahap akhir

1) Menyusun laporan penelitian.

2) Konsultasi hasil penelitian.

3) Menyajikan laporan penelitian dalam sidang skripsi.

4) Penggandaan laporan akhir.

3.9 Pengolahan data dan analisa data

3.9.1 Pengolahan Data

Menurut notoatmodjo (2010), dalam suatu penelitian,

pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini

disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari hasil penelitian

masih dalam bentuk data mentah, belum memberikan informasi apa-

apa, dan juga belum siap untuk disajikan.Oleh karena itu, untuk
69

memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan

yang baik, maka diperlukan pengolahan data.

langkah-langkah pengolahan data yang harus ditempuh,

digolongkan menjadi :

1) Editing

Proses editing pada penelitia ini adalah memeriksa data

yang telah dikumpulkan meliputi penjumlahan, yaitu

menghitung banyaknya lembar daftar pertanyaan (kuesioner)

yang telah diisi untuk mengetahui apakah sesuai dengan

jumlah yang telah ditentukan dan dikoreksi, yaitu proses

membenarkan atau menyelesaikan hal-hal yang salah atau

kurang jelas.

2) Coding

Pada tahap ini data diubah dalam bentuk kode, yaitu

dari data yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau

bilangan yang memudahkan untuk variabel sikap remaja dan

perilaku pencegahan gastritis pada remaja berupa jumlah skor

pernyataan. Untuk instrumentpenelitian sikap remaja diberi

1=mendukung, 2=tidak mendukung, sedangkan untuk

instrument penelitian perilaku pencegahan gastritis pada

remajapernyataan 1=tinggi, 2=rendah.


70

3) Tabulating

Tabulasi merupakan pengorganisasian data sedemikan

rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata

untuk disajikan dan dianalisis.

3.9.2 Analisa Data

1) Analisa Univariat

Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.Bentuk analisis univariat tergantung

dari jenis datanya. Untuk data numeric digunakan nilai median , Untuk

variabel sikap menggunakan hasil ukur median dengan jumlah 0.003 ≤ 0,05

sehingga uji normalitas data berdistribusi normal, dan untuk mengetahui

variabel perilaku pencegahan gastritis menggunakan data numeric nilai

median dengan hasil ukur 0,200 ≥ 0,05 sehingga uji normalitas data

berdistribusi tidak normal. untuk mengkategorikan digunakan rumus median

median= min+max

keterangan :

Min =∑ item x 1

Max= ∑ itemx 4

kemudian untuk variabel sikap hasil perhitungan ditafsirkan dengan

kriteria:

≥median: Favorable
71

<median :Unfavorable

Setelah dipresentasikan kemudian data diintreprestasikan kedalam

kata-kata dengan menggunakan kategori dari arikunto (2012).

0% : tidak ada seorang pun dari responden

1%-26% : sebagian kecil responden

27%-49% : hampir setengahnya dari responden

50% : setengahnya dari responden

51%-75% : sebagian besar responden

76%-99% : hampir seluruh responden

100% : seluruh responden

2) Analisa bivariat

Hubungan sikap dengan perilaku pencegahan gastritis di upt

puskesmas cinunuk kabupaten bandung 2018, diuji dengan menggunakan uji

hubungan melalui statistic koefisien kontigensi dan chi-square.

x2=∑ (f0-fh)2

fh

Keterangan :

X2 = harga chi-kuadrat yang dicari

F0 = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai

dengan keadaan)

Fh = frekuensi yang diharapkan sesuai dengan teori.


72

Kemudian hasil x2 dihitung dibandingkan dengan table dengan

taraf signifikasi 5% bila hasil x2 dihitung lebih besar dari x2 yang ada

ditabel berarti didapat hubungan yang signifikan, jika dapat

disimpulkan h0 ditolak dan h1 diterima.

Selain itu bisa juga dengan menggunakan cara probabilistic,

yakni dengan menggunakan nilai p (p value), dengan taraf kesalahan

5% ( a=0,05). Jika p value < dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa

ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara variabel dependen

dan variabel independent.

Dalam penelitian permana (2010), penggunaan koefisien

kontigensi dalam menentukan derajat hubungan antara kedua variabel

menggunakan rumus sebagai berikut :

c= x2

n+x2

Nilai koefisien kontigensi c terletak antara nol (0) hingga nilai

maksimum cmaks.Semakin besar nilai c menunjukkan semakin

tingginya hubungan antara kedua variabel.

3.10 Etika penelitian

3.10.1 Informed Consent

Sebelum remaja diberikan lembaran angket/kuesioner untuk diisi,

peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang maksud dan tujuan kepada


73

remaja tentang prosedur pelaksanaan, membuat persetujuan dengan remaja

untuk dijadikan sebagai responden penelitian, menghormati hak remaja untuk

menolak menjadi responden penelitian.

3.10.2 Anonimity(tanpa nama)

Memberikan penjelasan kepada remaja bahwa nama jelas tidak

dicantumkan dilembar persetujuan dan peneliti hanya akan menuliskan inisial

nama pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan.

3.10.3 confidentiality(kerahasiaan)

Memberikan jaminan kepada remaja bahwa semua informasi yang

dikumpulkan akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan.

3.11 Lokasi dan waktu penelitian.

3.13.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan diwilayah kerja UPT Puskesmas

Cinunuk

3.13.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini pada tanggal dan bulan10 s/d 20 agustus 2018.

Anda mungkin juga menyukai