Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA

BALITA DI DUSUN. PLEMAHAN KECAMATAN. SUMOBITO KAB.


JOMBANG

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN


Dosen Pengampu : DR. Sestu Retno D A, S.Kp,M.Kes

Oleh :

RISKA PUTRIANA EFFENDI


NIM.201501063

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaikan. Proposal ini disusun
untuk memenuhi syarat tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian dengan judul ”
Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Dusun. plemahan
Kec. Sumobito Kab. Jombang ”
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Ibu DR. Sestu Retno D A, S.Kp,M.Kes
yang telah memberikan tugas membuat proposal ini.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari masih jauh dari kata
sempurna untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
masa mendatang. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya bagi ilmu keperawatan.

Jombang, 10 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang................................................................................................................4
1.2. Identifikasi Masalah.......................................................................................................6
1.3. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
1.4. Batasan Masalah.............................................................................................................6
1.5. Tujuan Penelitian............................................................................................................6
1.6. Manfaat Penelitian..........................................................................................................7
BAB III...........................................................................................................................................8
METODE PENELITIAN..............................................................................................................8
3.1. Desain Penelitian.............................................................................................................8
3.2. Kerangka Kerja...............................................................................................................8
3.3. Populasi, Sampel, Sampling...........................................................................................9
3.3.1. Populasi.....................................................................................................................9
3.3.2. Sampel.......................................................................................................................9
3.3.3. Sampling...................................................................................................................9
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi.......................................................................................10
3.5. Variabel Penelitian........................................................................................................10
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................................10
3.7. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................................11
3.8. Instrument Pengumpulan.............................................................................................11
3.9. Etika Penelitian.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diare hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan
kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia bisa
diserang oleh diare yang sering menjadi berat dan menimbulkan kematian yang
tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita.

Di negara berkembang anak-anak penderita diare lebih dari 12 kali per tahun hal
ini yang menjadi penyebab kematian terbesar 15-34% dari semua penyebab kematian
(Aman, 2004 dalam Zubir er al, 2006).

Hal yang menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit diare pada balita
adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang
buruk diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh
balita sebagian besar terdiri dari air dan daging, sehingga bila terjadi diare sangat
mudah terkena dehidrasi ( Irianto, 2007). Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan
kejadian diare yaitu tidak memadai persediaan air bersih air tercemar oleh tinja
kekurangan sarana kebersihan pembuangan tinja yang tidak higienis, kebersihan
perorangan dan lingkungan yang jelek serta penyiapan dan penyiapan makanan yang
tidak Semestinya (Sander, 2005). Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare, terdiri dari faktor agent,
penjamu, lingkungan dan perilaku, faktor penjamu yang menyebabkan meningkatnya
kerentanan terhadap diare diantaranya tidak memberikan ASI selama 2 tahun, kurang
gizi, penyakit campak dan amunodefisiensi. Faktor lingkungan yang paling dominan
yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan
berinteraksi bersama dengan perilaku manusia, Apabila faktor lingkungan tidak sehat
karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak
sehat pula maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Depkes, 2005).

Berdasarkam data (Profil Kesehatan Indonesia 2021) Penyakit Diare merupakan


penyakit endemis yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
masih menjadi penyumbang angka kematian di Indonesia terutama pada balita.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 memperlihatkan prevalensi diare untuk
semua kelompok umur sebesar 8 %, balita sebesar 12,3 %, dan pada bayi sebesar
10,6%. Sementara pada Sample Registration System tahun 2018, diare tetap menjadi
salah satu penyebab utama kematian pada neonatus sebesar 7% dan pada bayi usia 28
hari sebesar 6%.

a. Cakupan Pelayanan Penderita Diare

Sasaran pelayanan penderita diare pada balita yang datang ke sarana kesehatan
ditargetkan oleh program sebesar 20% dari perkiraan jumlah penderita diare pada
balita. Sedangkan sasaran pelayanan penderita diare pada semua umur ditargetkan
sebesar 10% dari perkiraan jumlah penderita diare semua umur.

Pada tahun 2021 cakupan pelayanan penderita diare pada semua umur sebesar 33,6%
dan pada balita sebesar 23,8% dari sasaran yang ditetapkan. Disparitas antar provinsi
untuk cakupan pelayanan penderita diare semua umur adalah antara 6,7% (Sumatera
Utara) dan Banten (68,6%). Sedangkan disparitas antar provinsi untuk cakupan
pelayanan penderita diare balita adalah antara 3,3% (Sumatera Utara) dan Banten
(55,3%).

b. Penggunaan Oralit dan Zink

LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare) menganjurkan bahwa semua

penderita diare harus mendapatkan oralit maka target penggunaan oralit adalah 100%
dari semua kasus diare yang mendapatkan pelayanan di puskesmas. Tahun 2021
secara nasional penggunaan oralit pada semua umur maupun balita masih di bawah
100%, pada semua umur 90,1% dan pada balita 91,2%.
Tidak tercapainya target tersebut disebabkan pemberi layanan di Puskesmas belum
memberikan oralit sesuai standar tata laksana yaitu sebanyak 6 bungkus/penderita
diare. Selain itu, masyarakat masih belum mengetahui tentang manfaat oralit sebagai
cairan yang harus diberikan pada setiap penderita diare untuk mencegah terjadinya
dehidrasi. Selain oralit, balita juga diberikan zink yang merupakan mikronutrien yang
berfungsi untuk mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi
buang air besar, mengurangi volume tinja serta mencegah terjadinya diare berulang
diare pada tiga bulan berikutnya. Penggunaan zink selama 10 hari berturut-turut pada
saat balita diare merupakan terapi diare balita. Pada tahun 2021 cakupan pemberian
zink pada balita diare sebesar 90,7%.

Penyebab utama kematian terbanyak pada kelompok anak balita (12-59 bulan) adalah
diare sebesar 10,3% dan pneumonia sebesar 9,4%. Penyebab kematian lainnya, yaitu
demam berdarah, kelainan kongenital jantung, tenggelam, cedera, kecelakaan,
kelainan kongenital lainnya, COVID-19, infeksi parasit, dan penyebab lainnya.
Upaya kesehatan anak yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25
Tahun 2014 dilakukan melalui pelayanan kesehatan janin dalam kandungan,
kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, anak balita, dan prasekolah, kesehatan
anak usia sekolah dan remaja, dan perlindungan kesehatan anak.

Dalam Profil Kesehatan Indonesia ini data dan informasi mengenai upaya
kesehatan anak disajikan dalam indikator kesehatan anak yang meliputi: pelayanan
kesehatan neonatal, imunisasi rutin pada anak, dan pelayanan kesehatan pada anak
sekolah.

Berdasarkan data (Profil Kesehatan 2021 Jatim) Pencegahan dan pengendalian


penyakit diare bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena
diare khususnya diare balita. Ada perubahan target cakupan pelayanan diare yang

semula adalah hanya semua umur menjadi balita semenjak tahun 2017. Meskipun
demikian, capaian penderita diare semua umur masih tetap dilaporkan dalam profil
kesehatan. Dari tahun 2020 sampai 2021, capaian penderita diare semua umur dan
balita cenderung menurun karena ada pandemi covid 19

Tahun 2021, dari target capaian 100% baik semua umur dan balita masih belum
mencapai target karena ternyata capaian penderita diare semua umur yang dilayani
hanya 49,23% dan balita hanya 42,06%. Data ini diperoleh dari semua penderita
diesmas are yang berkunjung di faskes dan kader termasuk data dari jejaring
puskesmas yang ada di wilayah kerjanya (klinik, rumah sakit). Untuk menilai
kualitas tatalaksana diare pada penderita diare balita adalah dengan melihat capaian
pemberian oralit dan zinc pada penderita diare balita.
Tahun 2020 dan 2021, kualitas tatalaksana diare balita mengalami peningkatan
meskipun masih dibawah target 100%

Tahun 2021, kualitas tatalaksana diare ini diperoleh dari data balita diare yang
berkunjung di faskes saja sehingga capaian pemberian oralit pada penderita diare
balita bisa mencapai 98,04% dan capaian pemberian zinc pada penderita diare balita
mencapai 97,19%.

Indikator utama program diare kabupaten/kota adalah 80% puskesmasnya sudah


melaksanakan tatalaksana diare sesuai standar (cakupan pemberian Oralit dan Zinc
100% pada penderita diare balita) belum terpenuhi di tahun 2020 dan 2021.

Tahun 2020, hanya ada 9 kabupaten/kota yang 80% puskesmasnya


sudahmelaksanakan tatalaksana diare sesuai standar, yaitu Kabupaten Tuban, Kota
Probolinggo, Kota Malang, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten
Lamongan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Malang dan Kabupaten Nganjuk.

Tahun 2021, hanya ada 11 kabupaten/kota yang 80% puskesmasnya


sudahmelaksanakan tatalaksana diare sesuai standar, yaitu Kabupaten Mojokerto,
Kabupaten Gresik, Kota Malang, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Jombang,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten
Nganjuk, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Situbondo.

Berdasarkan data (Profil Kesehatan Kabupaten Jombamg 2021) Penyakit diare


adalah penyakit endemis di Kabupaten Jombang. Secara umum penyakit diare sangat
berkaitan dengan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga
adanya penurunan atau kenaikan kasus diare menunjukkan kualitas kedua faktor
tersebut.

Jumlah target penemuan penderita diare pada balita Tahun 2021 sebesar 15.775
balita, sedangkan penderita Diare Balita yang ditemukan dan ditangani di Kabupaten
Jombang Tahun 2021 sebanyak 5.590 balita, sehingga cakupan kasus diare yang
ditemukan dan ditangani sebesar 35,4%, angka ini meningkat jika dibandingkan
cakupan tahun 2020 sebesar 28,45 %. Terjadi peningkatan kasus penemuan diare
pada tahun 2021 dikarenakan beberapa upaya yang sudah dilakukan untuk menekan
kasus diare antara lain :
a) Meningkatkan penyusulahn tentang PHBS;

b) KIE pada layanan LROA (Layanan Rehidrasi Oral Aktif). Upaya ini bertujuan
untuk memberikan pengetahuan kepada ibu atau masyarakat tentang penyakit diare;
c) Tata cara perawatan diare di rumah;
d) Mengingatkan kepada orang tua kapan harus kembali ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
e) Membiasakan perilaku Hidup Berih dan Sehat dengan cara BAB di jamban yang
sehat

1.2 Identifikasi masalah

Di dalam identifikasi masalah adanya hubungan faktor lingkungan yang


mempengaruhi kejadian diare pada balita sehingga masyarakat dapat dijadikan dasar
dalam pengambilan kebijakan dan penanggulangan diare penelitian ini bisa dijadikan
data sekunder atau acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang
lain

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“ hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Dusun plemahan
Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang?”

1.4 Batasan masalah

Dalam penelitian ini dibatasi masalah pada hubungan faktor lingkungan dengan
kejadian diare pada balita di Dusun plemahan kecamatan sumobito kabupaten
Jombang antara lain karena sumber air minum, jenis tempat pembuangan tinja,
pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah
1.5 Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Dusun
plemahan Kecamatan sumobito Kabupaten Jombang
b. Tujuan khusus
1) Mengidentifikasi faktor lingkungan di Dusun plemahan Kecamatan sumobito
Kabupaten Jombang
2) Mengidentifikasi kejadian diare pada balita di Dusun plemahan Kecamatan sumobito
Kabupaten Jombang
3) Menganalisis hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Dusun
plemahan Kecamatan sumobito Kabupaten Jombang

1.6 Manfaat Penelitian


a. Manfaat teoritis
- Bagi peneliti
Peneliti ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi peneliti
- Memberikan informasi bagi institusi terkait
Khususnya Puskesmas tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kejadian diare pada anak balita sehingga dapat dijadikan dasar dalam
pengambilan kebijakan dengan penanggulangan diare
b. Manfaat praktis
- Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data sekunder dan acuan bagi
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain
- Bagi responden
Memberikan informasi terhadap kondisi lingkungan yang berpengaruh
terhadap diare sehingga dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit diare
- Bagi masyarakat
Memberikan informasi tentang faktor lingkungan yang mempengaruhi
kejadian diare pada balita sehingga masyarakat dapat melakukan upaya
pencegahan kasus diare
BAB III
METODE PENELITIAN

BAB 3
3.1 Metode penelitian
Pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba
menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Rancangan yang di gunakan
pada penelitian ini dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika kolerasi antara faktor – faktor resiko dan efek, dengan pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat atau point time approach (Notoatmodjo, 2010 ).
Variabel terikat ini adalah diare pada balita sedangkan variabel bebas adalah lingkungan.
3.2 Kerangka Kerja(operasional)
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah dalam melakukan aktivitas ilmiah, mulai
dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal dilaksanakannya
penelitian (Nursalam, 2017).

Desain

Data yang diambil secara bersaman menggunakan metode cros sectional

Populasi

Seluruh orang tua dan balita didesa pelemahan

Sampling

Simple random sampling

Pengumpulan data
Kuisioner Hubungan Faktor Lingkungan Dngan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa
pelemahan

Pengelolaan data

Editting, coding, processing, cleaning, dan tabulating

Analisa data

Kesimpulan

3.3 Populasi, sampel, dan sampling


3.3.1 Populasi penelitian
Populasi merupakan subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,
2020). Dalam peneliti ini peneliti akan mengambil responden di Desa Plemhan, yang meliputi
orang tua dan balita yang sedang diare.
3.3.2 Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
digunakan untuk penelitian (Nursalam, 2020). Sampel pada penelitian ini yaitu orangtua dan
balita yang mengalami diare.
3.3.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi,
teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar
memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam,
2017). Penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan simple random sampling yaitu
mengambil sampel dari seluruh anggota populasi dengan random (Notoadmodjo, 2012)
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria inklusi:
 Balita yang dinyatakan menderita diare oleh petugas puskesmas setiap bulannya (dilihat
dari register harian penderita diare)
 Ibu dan balita berdomisili di Desa plemahan kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
 Orang tua yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan mengisi kuesioner yang telah
disediakan.
b. Kriteria eksklusi:
 Ibu menolak menjadi responden
 Ibu dan balita pindah tempat tinggal di luar Desa plemahan
 POrang tua yang tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian atau tidak mengisi
kuesioner yang telah disediakan.
3.5 Variabel Penelitian
Variable adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu
(benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2020). Variable merupakan konsep dari berbagai
level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dana tau manipulasi
suatu penelitian (Nursalam, 2020)
 Variabel independent
Pola asuh orang tua meliputi aspek otoritatif, otoriter, dan permisif.
 Variabel dependen
Tingkat keberhasilan lingkungan yang di tingali balita
 Variabel control
Usia anak, jenis kelamin anak, status ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua,
dan latar belakang keluarga.
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian
 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di pukesmas Plemahan
 Waktu penelitian
3.7 Teknik Pengumpulan Data
 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh
langsung dari subyek melalui pengisian lembar kuesioner. Data mengenai pengetahuan dan sikap
tentang kebersihan lingkungan yang berpengaruh terhadap balita.
 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui penyebaran kuesioner untuk mendapatkan
data karakteristik responden serta tingkat pengetahuan mengenai Hububgan faktor lingkungan
dengan kejadian diare pada balita di Desa Plemahan
3.8 Instrumen Pengumpulan
Instrument penelitian data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan lembar kuesioner, kuesioner pengetahuan menggunakan alternative jawaban “iya”
dan “tidak”
3.9 Etika Penelitian
Pelaksanaan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia,
maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam
menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi
kebebasan manusia (Hidayat, 2014). Beberapa prinsip etika penelitian yang harus diperhatikan
antara lain :
1. Nonmaleficience
Peneliti harus meminimalkan resiko bahaya pada responden selama
mengikuti penelitian (Afiyanti & Racmawati, 2014). Penelitian ini
tidak menimbulkan bahaya bagi responden karena penelitian ini
memberikan edukasi/informasi kepada responden. Selama pemberian
edukasi, tidak terjadi hal-hal yang dapat membahayakan responden
seperti hal yang dapat menyebabkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman.

2. Beneficence
Prinsip ini mengharuskan peneliti untuk meminimalkan resiko
dan memaksimalkan manfaat. Penelitian yang dilakukan kepada
manusia, diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan
manusia baik secara individu maupun masyarakat secara keseluruhan
(Setiawan & Saryono, 2011). Pada penelitian ini, peneliti memberikan
edukasi kepada responden terkait.

3. Autonomy
Responden mempunyai hak untuk menentukan keputusannya
secara sadar dan sukarela/tanpa paksaan setelah diberikan penjelasan
oleh peneliti serta memahami bentuk partisipasinya dalam penelitian
yang dilakukan (Afiyanti & Racmawati, 2014). Pada penelitian ini,
responden berhak untuk menentukan secara sadar, sukarela/tanpa
paksaan ikut berpartisipasi atau tidak dalam penelitian setelah
mendapatkan penjelasan dari peneliti mengenai penelitian yang akan
dilakukan.
4. Anonymity
Penggunaan subjek penelitian dilakukan dengan cara tidak
mencantumkan nama reponden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang akan disajikan (Hidayat, 2014). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan kode responden untuk menjaga kerahasiaan identitas
responden penelitian.

5. Confidentiality
Semua informasi yang telah dikumpulkan akan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2014). Pada penelitian ini, semua
informasi yang didapatkan dari responden akan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya peneliti yang mengetahui
tentang informasi- informasi selama kegiatan penelitian

6. Justice
Prinsip ini dilakukan dengan menjunjung tinggi keadilan
manusia dengan hak menjaga privasi manusia dan memberikan
perlakuan yang sama terhadap manusia (Hidayat, 2014). Pada
penelitian ini, peneliti memberikan penjelasan kepada responden
tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Peneliti
menghargai dan menghormati semua responden tanpa membedakan
latar belakang responden tersebut.
7. Veracity
Kejujuran merupakan dasar dari penelitian. Apabila dalam
melakukan penelitian, hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang
diinginkan maka peneliti tidak boleh melakukan rekayasa data untuk
mengubah hasil. Hasil penelitian harus didasarkan pada temuan yang
diperoleh, baik sesuai dengan keinginan peneliti maupun tidak
(Sarosa, 2017). Pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk
menuliskan penelitian dengan jujur mulai dari data yang diperoleh dari
penelitian sampai pada hasil penelitian.

8. Informed Consent
Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Responden dapat memutuskan bersedia atau menolak menjadi sampel
penelitian setelah mendapatkan informasi penelitian dari peneliti.
Apabila responden bersedia menjadi sampel penelitian, maka
responden dianjurkan untuk mengisi informed consent (Setiawan &
Saryono, 2011). Pada penelitian ini sebelum penelitian dilakukan,
peneliti akan memberikan informasi penelitian secara lengkap kepada
responden. Selanjutnya responden dapat memutuskan bersedia atau
menolak menjadi sampel penelitian, apabila responden bersedia
menjadi sampel penelitian maka responden harus menandatangani
informed consent. Responden yang telah menandatangani informed
consent akan menjadi tanggung jawab peneliti selama pelaksanaan
kegiatan penelitian.
9. Inducement
Bujukan atau inducement merupakan suatu penjelasan tentang insentif
nagi subjek penelitian, dapat berupa material seperti uang, hadiah,
layanan gratis jika diperlukan, atau lainnya, berupa non material. uraian
mengenai kompensasi atau penggantian yang akan diberikan (dalam hal
waktu, perjalanan, hari-hari yang hilang dari pekerjaan, dan lain-lain).
Intensif pada penelitian yang beresiko pada luka fisik, atau lebih berat,
termasuk pemberian pengobatan bebas biaya termasuk asuransi, bahkan
kematian.
DAFTAR PUSTAKA

Zubir, Juffrie,M dan Wibowo T, Faktor-faktor Risiko Kejadian Diare Akut pada Anak 0-35
Bulan (BATITA) di Kabupaten Bantul, Sains Kesehatan Vol.9 No.3 ISSN:1441-6197:319-332,
Jogya, Juli 2006.2.

Irianto, K. 2007. Panduan Gizi Lengkap: Keluarga dan Olahragawan.Yogyakarta: CV. Andi
Offset

Sander, M. A.(2005). Hubungan Faktor Sosio Budaya dengan Kejadian Diare di Desa
Candinegoro Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Jurnal Medika. Vol 2. No.2. Juli-Desember 2005 :
163-193.

Depkes RI, 2005; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005 Tentang
Kesehatan; Jakarta; Hal 1. Fisioterapi Indonesia; Jakarta; Hal.5.

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2020. 2021. ( https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/
pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-2021.pdf&ved=2ahUKEwid5rie1JL-
AhVbTmwGHYd1Do0QFnoECAgQAQ&usg=AOvVaw34Hq3spYXpzHl0gGkzdQPl )

Profil kesehatan jawa timur 2021 ( https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/PROFIL
%2520KESEHATAN%25202021%2520JATIM.pdf&ved=2ahUKEwjPidTQ05L-
AhX9wzgGHX5NBzYQFnoECBAQAQ&usg=AOvVaw3rh2UQQsZ44M-E5ggNoouB )

Profil kesehatan kabupaten jombang ( https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=https://dinkes.jombangkab.go.id/assets/files/Profil
%2520Kesehatan/2021/Profil%2520Kesehatan%2520Kab%2520Jombang
%25202021.pdf&ved=2ahUKEwj5__6J1JL-
AhVhT2wGHZ5dDmwQFnoECA8QAQ&usg=AOvVaw0vYZQ7kCa2iyK99Z3WqCO_ )

Anda mungkin juga menyukai