Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL PENELITIAN

“Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah Kelas IV dan V Di SDN 04 Lubuk Sabuk”

Dosen Pembimbing :

Ns. Debby Hatmalyakin, M. Kep

Disusun Oleh :

Iva Anggreini Putri (821181006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI PONTIANAK

TAHUN AJARAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hubungan Mengkonsumsi
Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di
SDN 04 Lubuk Sabuk” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
proposal penelitian ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari
teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini dengan baik. Dengan adanya proposal penelitian ini, diharapkan
dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan serta
dukungan dan doa nya.

Semoga Proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. saya mohon maaf apabila proposal
penelitian ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masih
dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun, sangat diharapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah
sederhana ini bermanfaat bagi pembaca.

Pontianak, 09 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................4

1. Konsep Pola Konsumsi .................................................................................4


A. Definisi ....................................................................................................4
B. Metode pengukuran pola konsumsi ........................................................4
C. Faktor yang mempengaruhi pola konsumsi jajan ....................................5
2. Konsep Jajanan ..............................................................................................7
A. Definisi ....................................................................................................7
B. Jenis-Jenis makanan jajanan ...................................................................8
C. Karakteristik jajanan ...............................................................................8
3. Konsep Diare .................................................................................................10
A. Definisi ....................................................................................................10
B. Klasifikasi ...............................................................................................10
C. Etiologi ....................................................................................................11
D. Manifestasi Klinis ...................................................................................13
E. Patofisiologi ............................................................................................13
F. Pemeriksaan Penunjang ..........................................................................14
G. Penatalaksanaan Medis ...........................................................................15
H. Komplikasi ..............................................................................................15

BAB III KERANGKA KONSEP ...........................................................................17

A. Kerangka konsep ...........................................................................................17


B. Hipotesis ........................................................................................................18

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................19

A. Jenis Penelitian ..............................................................................................19


B. Waktu dan tempat penelitian .........................................................................19
C. Populasi, sampel dan sampling .....................................................................19
D. Jalannya penelitian (kerangka kerja) .............................................................21
E. Identifikasi variabel .......................................................................................22
F. Definisi operasional ......................................................................................22
G. Pengumpulan Data, Pengelolaan data Dan Analisa Data ........................................24

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................30

LAMPIRAN .............................................................................................................31
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Klasifikasi diare menurut derajat dehidrasi

Tabel 1.4 definisi operasional Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan Kejadian
Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di SDN 04 Lubuk Sabuk.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 kerangaka konseptual hubungan mengkonsumsi jajanan luar dengan


kejadian diare pada anak usia sekolah kelas IV dan V SDN 04 Lubuk Sabuk.

Gambar 1.3 kerangaka konsep kerja penelitian hubungan mengkonsumsi jajanan luar
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah kelas IV dan V SDN 04 Lubuk Sabuk
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi feses lebih cair
dengan frekuensi >3 kali sehari, Kecuali pada neonatus (bayi < 1 bulan) yang
mendapatkan ASI biasanya buang air besar dengan frekuensi lebih sering (5-6
kali sehari) dengan konsistensi baik dianggap normal (Dinkes Kalbar, 2011,
hal.94).
Penyakit diare adalah salah satu penyakit berbasis lingkungan yang
disebabkan oleh beberapa macam seperti sanitasi yang buruk, rendahnya akses
air bersih yang dipengaruhi oleh buruknya sistem pembuangan air limbah, masih
banyaknya jamban yang belum memenuhi syarat, banyaknya makanan/ jananan
luar yang tidak tertutup sehingga dapat menyebabkan tingginya angka kejadian
diare (Muhlisan, dkk,. 2021, hal.209).
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2017,
penyakit diare merupakan penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah
lima tahun. Setiap tahunnya terdapat sekitar 1,7 miliar kasus penyakit diare pada
anak-anak dengan membunuh sekitar 525.000 anak balita (WHO, 2017).
Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) pada tahun 2013
menyebutkan insidensi dan prevalensi periodik diare untuk seluruh kelompok
umur di Indonesia adalah 3,5 persen dan 7,0 persen. Insiden diare pada
kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2 persen, CFR Kejadian Luar Biasa
(KLB) diare di Indonesia pada tahun 2011 adalah 0,29% meningkat menjadi
2,06% di tahun 2012 lalu mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi (2,4%)
(Riskesdas, 2018, hal.33)
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, angka kejadian diare di Dinkes
Kalbar tahun 2011, Angka kejadian diare per 1000 penduduk dalam lima tahun
terakhir paling banyak terjadi pada tahun 2010 sebanyak 28.52 per 1000
penduduk (Dinkes Kalbar, 2011, hal.94).
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare adalah
mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak terjamin kebersihannya. Makanan-
makanan yang dalam kondisi tidak bersih atau makanan yang di jual dengan
kondisi terbuka. Makanan atau jajanan yang sering dikonsumsi anak sekolah
sangat sensitif terhadap pencemaran, yang bersumber dari bahan tambahan
pangan berupa pewarna tekstil, zat pengawet, dan pemanis buatan sehingga bisa
menimbulkan diare karena terdapat berbagai macam mikroba (Arisman, 2012).
Penyakit diare pada anak usia sekolah dasar yang dipicu faktor kebiasaan
jajan anak pada saat disekolah maupun diluar sekolah dapat dilakukan solusi
dengan cara pemberian pengetahuan atau edukasi dari orang tua dan para guru
kepada anak tentang pemilihan jajan yang sehat dan bersih. Dengan hal tersebut
diharapkan bisa meminimalkan angka kejadian diare pada anak sekolah dasar
(Ariani 2016) dalam (Arisman, 2012). Penyakit diare yang perlu dikhawatirkan
juga apabila anak tersebut mengalami dehidrasi akibat penyakit diare tersebut.
Untuk itu penatalaksanaan diare yang dapat dilakukan di rumah bertujuan
mencegah dehidrasi dan malnutrisi dengan cara memberikan anak cairan lebih
banyak dari biasanya untuk mencegah dehidrasi. Cairan yang dapat diberikan di
rumah yaitu larutan gula garam (oralit).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut “Apakah ada hubungan pola
mengkonsumsi jajanan luar dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di
SDN 04 lubuk sabuk ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah Di Kelas IV dan V SDN 04 Lubuk Sabuk.
2. Tujuan Khusus
Penelitian mempunyai tujuan khusus sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi pola konsumsi jajanan luar pada siswa kelas IV dan V
di SDN 04 Lubuk Sabuk
b. Mengidentifikasikejadian diare pada siswa kelas IV dan V di SDN 04
Lubuk Sabuk
c. Menganalisis hubungan antara Pola Konsumsi Jajan dengan kejadian
diare pada siswa kelas IV dan V di SDN 04 Lubuk Sabuk
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian bisa memberikan informasi sebagai masukan ilmu
pengetahuan dan acuan pengembangan penelitian dalam praktek
keperawatan khususnya mengenai pola konsumsi jajan dengan kejadian
diare.
2) Manfaat Praktis
(a) Bagi guru
Dari hasil penelitian ini diharapkan para guru dapat mengetahui
gambaran pada jajanan luar yang dijual disekitar sekolah dan dapat
menginformasikan kepada para murid mengenai pola konsumsi jajan
dengan kejadian diare.
(b) Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji tentang
hubungan pola konsumsi jajanan luar dengan kejadian diare di sekolah
dasar.
(c) Bagi Orang tua
Dapat menambah pengetahuan orang tua terutama tentang diare,
penatalaksanaan diare dirumah dan hubungan pola konsumsi jajan
dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Konsep Pola Konsumsi


A. Definisi Pola Konsumsi
Pola konsumsi makan atau jajan adalah kebiasaan makan atau jajan yang
meliputi jumlah frekuensi jajan atau berapa kali anak jajan. Penentuan pola
konsumsi jajan 24 harus memperhatikan kebersihan makanan dan kecukupan
zat gizi yang dianjurkan.Hal tersebut dapat di tempuh dengan penyajian
hidangan yang bervariasi dan dikombinasi, ketersediaan pangan, macam
serta jenis bahan makanan mutlak diperlukan untuk mendukung usaha
tersebut (Supariasa, dkk, 2015).
Definisi pola konsumsi jajan merupakan kegiatan terencana dari
seseorang atau merupakansebuah acuan dalam pemilihan makanan atau jajan
dalam konsumsi jajan setiap hari yang meliputi jenis jajan,frekuensi jajan,
dan cara mengkonsumsi jajan (Djaeni,2013).
B. Metode Pengukuran Pola Konsumsi
Pola Konsumsi jajan dapat di ukur melalui dua survei yaitu survei
memberikan informasi kualitatif dan survei memberikan informasi
kuantitatif. Kedua survei tersebut terdiri dari metode food recall 3x24 jam,
metode pencatatan makan (food records), dan kuisoner frekuensi makanan.
Hal tersebut digunakan untuk mengukur konsumsi makan individu. Metode
pengukuran pola konsumsi dibagi menjadi 3 yang akan dijabarkan sebagai
berikut :
(1) Metode food recall 3x24 jam
Metode food recall adalah wawancara makanan dalam 3 x 24 jam yang
lalu. Untuk membantu mengingat banyaknya makanan, maka
digunakannya food model atau ukuran porsi (Gibson, 2013).
(2) Metode estimati pencatatan makan (estimated food records)
Metode ini adalah metode mencatat semua makanan dan minuman
termasuk snack atau jajan yang telah dimakan dari periode 1 sampai 7
hari, digunakan untuk mengukur asupan di rumah tangga dan asupan
makan individu sehari-hari. Asupan nutrisi dapat diukur dengan
menggunakan data komposisi makanan.Pengukuran bergantung pada
hari saat dilakukannya pencatatan (Gibson 2013).
(3) Kuisoner frekuensi makanan ( food frequency Questionnare)
Kuisoner frekuensi makan menggunakan daftar makanan yang spesifik
untuk mencatat asupan makanan selama periode waktu tertentu (hari,
minggu, bulan, tahun).Pencatatan ini menggunakan interview atau
kuisoner yang diisi sendiri.
Cara pengukuran pola konsumsi jajanan menggunakan Kuisoner
frekuensi makanan( food frequency Questionnare) disekolah ialah
dengan memberikan skor dan kriteria :
Skor Pernyataan positif :
(a) Selalu (setiap hari konsumsi atau 7-6x dalam seminggu) diberi skor =
4
(b) Sering (4-5x dalam seminggu) diberi skor = 3
(c) Kadang-kadang (3-1x dalam seminggu) diberi skor = 2
(d) Tidak pernah (0 atau tidak pernah) diberi skor = 1
Untuk pernyataan negative :
(a) Selalu (setiap hari konsumsi atau 7-6x dalam seminggu) diberi skor =
1
(b) Sering (4-5x dalam seminggu) diberi skor = 2
(c) Kadang-kadang (3-1x dalam seminggu) diberi skor = 3
(d) Tidak pernah (0 atau tidak pernah) diberi skor = 4
Kriteria :
(a) Baik 15-30
(b) Cukup 31-45
(c) Kurang 46--60 (Nursalam,2013).
C. Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Jajan
Worthington (2014), banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan
jajan diantarannya adalah aktivitas anak disekolah merupakan bagian dari
pertumbuhan dan perkembangan anak yang terus meningkat, hal ini akan
berdampak pada pola konsumsi jajan anak tersebut.
1. Umur
Menurut farida (2016) umur merupakan waktu hidup yang
dimulai dalam tahun dengan melakukan pembulatan kebawah atau pada
ulang tahun terakhir. Kelompok anak menurut usia dibagi menjadi tiga
golongan yang anak usia prasekolah (1-6 tahun), dan anak usia sekolah
(6-12 tahun) (Kemenkes, 2013). Komposisi tubuh setelah umur 5 tahun
mulai berubah. Sebagian besar waktu anak usia sekolah banyak
dimanfaatkan dengan aktifitas di luar rumah, yakni sekitar 3-6 jam di
sekolah, beberapa jam untuk bermain, berolahraga, dan sebagainya.
Sehingga anak memelurkan energi lebih banyak (kurniasih 2015)
2. Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap
pembentukan perilaku makan.Lingkungan yang dimaksud dapat berupa
lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media
elektronik maupun cetak (Handayani, 2012).
3. Pengetahuan
Pengetahuan jajan sebaiknya telah ditanamkan sedini mungkin
sehingga mampu menentukan apa yang anak konsumsi baik bagi
kesehatan atau tidak (Sofianta 2015).
4. Peran Orang Tua
Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk perilaku
anak, terutama perilaku konsumsi makan ataupun jajanan.Ibu yang
memiliki peran utama dalam membentuk perilaku makan anaknya.Orang
tua berfungsi sebagai promosi kesehatan salah satu contohnya promosi
atau mendidik anak memilih makanan ataupun jajan di luar rumah yang
baik untuk kesehatan ataupun tidak.Semakin orang tua memperhatikan
konsumsi jajan anak semakin baik pula anak terhindar dari segala
penyakit yang di akibatkan konsumsi jajan sembarangan di luar rumah
(Almatsier 2014).
5. Dampak Media
Massa Media massa merupakan faktor yang mengubah perilaku
khalayak melalui proses belajar sosial dengan memberikan efek
komunikasi berupa penambahan pengetahuan, mengubah sikap atau
menggerakkan perilaku. Anak usia sekolah dasar lebih sering menonton
iklan dan anak masih belum menyadari tujuan komersial dari iklan, yaitu
untuk menjual produk bukan untuk hiburan atupun pendidikan. Karena
hal tersebut media massa sangat berpengaruh terhadap konsumsi makan
atau jajan anak usia sekolah dasar (Lestari 2013).
2. Konsep Jajanan
A. Definisi Jajanan
Menurut (Safriana 2015), mengartikan jajanan sebagai makanan dan
minuman yang dipersiapkan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan
dan tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau
dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Terlalu sering mengkonsumsi makanan jajanan dapat berakibat negative.
Dampak yang dapat ditimbulkan antara lain :
1) Menurunnya nafsu makan pada anak.
2) Makanan yang tidak bersih akan memimbulkan berbagai penyakit.
3) Dapat menyebabkan obesitas pada anak.
4) Dapat menyebabkan kekurangan gizi, karena kandungan gizi pada
jajananyang kurang.
5) Pemborosan.
B. Jenis-Jenis dari Makanan Jajanan
Jenis-jenis makanan jajanan dapat digolongkan menjadi :
1. Makanan yang berbentuk, misalnya pisang goreng, kue putu, kue
bugis dan sebagainya.
2. Makanan jajanan yang diporsi seperti pecel, mie bakso, laksa, asinan,
toge goreng dan sebaginya.
3. Makanan jajanan dalam bentuk minuman, seperti cendol, bajigur,
cincau, es krim dan sebaginya.
Menurut Rina Yuliastuti (2012), makanan jajanan digolongkan menjadi 4
(empat), yaitu :
1. Makanan berat/pokok, misal nasi rames, nasi uduk, nasi rawon, dan
sejenisnya.
2. Makanan panganan (snack), misal kue-kue, gorengan, dan sejenisnya.
3. Golongan minuman (drinks), misal es teller, es buah, es kelapa, dan
sejenisnya.
4. Buah-buahan segar, misal mangga, pisang, jambu, dan sejenisnya.
C. Karakteristik jajanan
Karakteristik jajanan (Sanjur 2015) terdiri dari rasa, aroma, rupa, tekstur,
harga, jenis dan bentuk. Dalam mengkonsumsi makanan jajanan remaja
biasanya cenderung lebih suka makanan yang memiliki rasa pedas, durih,
dan manis. Karakteristik makanan jajanan terutama jenis makanan ringan
dan minuman rata-rata berasal dari bahan tambahan pangan
(BTP).Keberadaan BTP adalah untuk membuat makanan menjadi lebih
menarik lebih berkualitas, serta memiliki rasa dan tektur yang lebih
sempurna (Ali Khomsan, 2014). Bahan tambahan pangan yang terkandung
dalam makanan jajanan antara lain:
1. Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan
digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta
minuman dan makanan kesehatan.Pemanis berfungsi untuk
meningkatkan cita rasa aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai
pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber
kalori bagi tubuh (Eriawan R 2002 dalam Wisnu Cahyadi,
2012).Berdasarkan sumbernya pemanis dapat dikelompokkan menjadi
pemanis alami dan pemanis buatan (sintetis). Pemanis alami berasak
dari tanaman seperti tebu dan bit. Sedangkan pemanis buatan yang
biasa digunakan adalah sakarin dan siklamat.
2. Pewarna Zat, pewarna sudah sejak lama dikenal dan digunakan,
misalnya daun pandan, daun suji, dan kunyit.Kini dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat
warna sintetis, karena penggunaannya lebih praktis dan harganya
murah (Wisnu Cahyadi, 2012:61). Pewarna pada makanan ada 2 jenis,
yaitu:
a. Bahan pewarna alami berasal dari tumbuhan dan hewan yang
mengandung di antaranya adalah klorofil, mioglobin, hemoglobin,
anthosianin, flavonoid, tannin, betalain, quinon, xanthon, dan
karotenoid (Wisnu Cahyadi, 2012).
b. Zat pewarna sintetis berasal dari bahan kimia. Bahan pewarna
sintetis yang diizinkan di Indonesia antara lain: Amaran, eritrosin,
biru berlian hijau FCF, indigotin, ribloflavina, tartrazine, hijau S,
kuning FCF, kuning kuinelin, dan ponceau 4R (Wisnu Cahyadi,
2012).
3. Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan
pangan.Bahan pengawet yang biasa digunakan adalah natrium
benzoat. Secara umum tujuan penambahan bahan pengawet adalah:
a. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan
b. Memperpanjang umur simpan pangan
c. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan
pangan yang diawetkan.
d. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan
pangan.
e. Tidak digunakan untuk menyebunyikan penggunaan bahan yang
salah. (Wisnu Cahyadi, 2012)
D. Cara Mengkonsumsi Jajan
Cara mengkonsumsi jajan sangat penting diperhatikan karena hal ini juga
dapat memicu timbulnya penyakit diare. Adapun cara mengkonsumsi jajan
yang perlu di perhatikan :
1) Kebersihan tempat.
2) Mencuci tangan sebelum makan
3) Memperhatikan tanggal kadaluarsa pada snack berkemasan. (Wisnu
Cahyadi, 2012)
3. Konsep Diare
A. Definisi
Diare merupakan keadaan tidak normalnya pengeluaran feses yang
ditandai dengan peningkatan volume dan keenceran feses serta frekuensi buang
air besar lebih dari 3 kali sehari (pada neonatus lebih dari 4 kali sehari) dengan
atau tanpa lendir darah. Diare adalah pengeluaran feses yang konsistensinya
lembek sampai cair dengan frekuensi pengeluaran feses sebanyak 3 kali atau
lebih dalam sehari. Diare dapat mengakibatkan demam, sakit perut, penurunan
nafsu makan, rasa lelah dan penurunan berat badan. Diare dapat menyebabkan
kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, sehingga dapat terjadi
berbagai macam komplikasi yaitu dehidrasi, renjatan hipovolemik, kerusakan
organ bahkan sampai koma (Luthfiana & Utami, 2016 hal. 102).
Diare merupakan suatu penyakit yang ditandai denganperubahan
konsistensi tinja yang lembek menjadi cair dan frekuensibuang air besar yang
lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari (Simatupang M, 2014).
Diare merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan yang sering dijumpai di
masyarakat.
B. Klasifikasi
Diarse diklasifikasikan berdasarkan durasinya menjadi 2, yaitu diare akut
dan kronis. Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 2 minggu yang
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, atau invasi virus serta dapat
disebabkan oleh agen non-infeksi seperti keracunan makanan dan pengobatan,
sedangkan diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu
(Kapti, 2017).
Berdasarkan mekanisme patofisiologinya, diare dibagi menjadi 2 macam,
yaitu diare sektetorik dan diare osmotik (Setiati, 2014).
Tabel 1.1 Klasifikasi Diare Menurut Derajat Dehidrasi

Klasifikasi Tanda dan Gejala


Dehidrasi berat Dua atau lebih tanda berikut:
(kehilangan aciran >10% berat badan) - Kondisi umum lemah, letargis/
tidak sadar
- Ubun-ubun besar, mata sangat
cekung
- Malas minum/tidak dapat
minum
- Cubitan perut kembali sangat
lambat (>2 detik)
Dehidrasi ringan-sedang/tidak berat Dua atau lebih tanda berikut:
(kehilangan cairan 5-10% berat badan) - Rewel, gelisah, cengeng
- Ubun-ubun besar, mata sedikit
cekung
- Tampak kehausan, minum
lahap
- Cubitan perut kembali lambat
Tanpa dehidrasi Tidak ada cukup tanda untuk
(kehilangan cairan <5% berat badan) diklasifikasikan ke dua kriteria di atas
Sumber: Kapita selekta kedokteran. Edisi IV.Jilid 1

C. Etiologi
Penyebab diare adalah bakteri atau virus, Kasus diare akut banyak
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau protozoa. Beberapa bakteri penyebab
diare diantaranya Escherichia coli, Salmonella species, Shigella species, Vibrio
cholerae, and Clostridium difficile (Pusmarani, 2019 hal. 3).
Faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit diare adalah faktor
lingkungan, faktor perilaku pada masyarakat, rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang diare serta malnutrisi. Contoh dari faktor-faktor lingkungan
yang buruk misalnya kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat maupun
fasilitas sarana prasarana air bersih yang tidak memadai. Faktor-faktor perilaku
masyarakat seperti jarang mencuci tangan ketika akan makan dan setelah buang
air besar serta melakukan pembuangan tinja dengan cara yang salah. Tanpa
pemberian air susu ibu secara eksklusif terutama selama 4 sampai 6 bulan
pertama dapat meningkatkan risiko terjangkit penyakit diare lebih besar. Hal ini
diakibatkan oleh kurangnya kemampuan ibu untuk mencari tahu tentang
penyakit diare yang biasa terjadi pada anak-anak (Adisasmito, 2007) dalam
(Haqi & Prawati, 2019 hal. 35).
D. Manifestasi Klinis
Berikut tanda dan gejala dari diare menurut JoAnn & Baughman (2000 hal.
121):
 Peningkatan Frekuensi dan kandungan cairan dalam fases
 Kram abdomen, distensi, bising usus (borborigmus), anoreksia, dan rasa
haus.
 Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengenjan tak efektif
(tenesmus) mungkin terjadi setiap kali defekasi
 Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan bertahap. Gejala yang berkaitan
adalah dehidrasi dan kelemahan
 Fases yang banyak mengandung air menandakan penyakit usus halus
 Fases yang lunak, semipadat berkaitan dengan kelainan kolon
 Fases berwana keabu-abuan menandakan malabsorbsi usus
 Mukus dan pus dalam fases menunjukkan enteritis inflamasi atau kolitis
 Bercak minyak pada air toilet merupakan diagnostik dari insufisiensi
pankreas
 Diare nuktural mungkin merupakan manifestasi neuropati diabetik.
E. Patosifiologi
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih penyebab lain antara lain
adalah sebagai berikut (Astria, Lukito & Sari, 2017 hal. 5). :
a. Osmolaritas instraluminal yang meninggi atau disebut diare osmotik
Diare tipe ini biasanya disebabkan meningkatnya tekanan osmotik
instralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obatan atau zat
kimia yang hiperosmatik (a.l.MgSO4, Mg(OH)2) malabsorbsi umum dan
derek dalam absorbsi mukosa usus misal pada defisiensi disararidase,
malabsorbsi glukosa/galaktosa.
b. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi atau disebut diare sekretorik
Diare tipe ini biasanya disebabkan meningkatnya sekresi air dan
elektrolit dari usus, menurunnya absorbsi yang khas pada diare ini yaitu
secara klinis ditemukan diare volume tinja yang banyak sekali. Diare ini
akan tetap berlangsung walaupun puasa makan/minum, penyebab dari
tipe ini antara lain karena efek enterotoksimpada infeksi Vibrio cholerae
atau Escherichiacoli, penyakit yang menghasilkan hormon (VIPoma),
reseksi Ilium (gangguan absorbsi garam empedu dan efek obat laktasif
dioctyl sodium sulfosuksinat dll).
c. Malabsorbsi asam empedu dan malab
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi
Michelle empedu dan penyakit-penyakit saluran Bilier dan hati
d. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolik aktif di enterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport
aktif Na+K+ATP asedienterosit dan absorbsi Na+ dan air yang abnormal
e. Motilitas dan waktu transit usus abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermortilitas dan iregularis motilitas
usus sehingga menyebabkan absorbsi yang abnormal di usus halus,
penyebab gangguan motilitas antara lain : diabetes melitus, pasca
vagotomi dan hipertiroid
f. Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan gangguan permeabilitas usus yang
abnormal yang disebabkan adanya kelainan murfologi membran epitel
spesifik pada usus halus
g. Infalamasi dinding usus
Diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena
proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan
eksudasi air dan elektrolit kedalam lumen, Gangguan absorbsi air
elektrolit. Inflamasi mukosa usus halus dapat disebabkan infeksi (disentri
shigella) atau non infeksi (kolitis ulseratif dan penyakit Crohn)
h. Infeksi dinding usus atau diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari
sudut kelainan usus, diare usus bakteri dibagi atas non-invasif (merusak
mukosa). Bakteri non invasif menyebabkan diare karena toksin yang
disekresi oleh bakteri tersebut yang disebut bakteri toksigenik (kolera
atau eltor). Enterotoksin yang dihasilkan kuman Vibrio cholare/eltor
merupakan protein yang dapat menempel pada epitel usus, yang lalu
membentuk adenosin monofosfat siklik (AMF siklik) didinding usus dan
menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat
dan kation natrium dan kalium, mekanisme absorbsi ion natrium melalui
mekanisme pompa natrium tidak terganggu karena itu keluarnya ion
klorida (diikuti ion bikarbonat, air, natrium, ion kalium) dapat
dikompensasikan oleh meningginya absorbsi ion natrium (diiringi oleh
air, ion kalium dan ion bikarbonat, klorida). Kompensasi ini dapat
dicapai dengan pemberian larutan glukosa yang diabsorbsi secara aktif
oleh dinding usus.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
berlangsung lebih dari beberapa hari diperlukan dilakukan beberapa
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan tersebut antara lain adalah pemeriksaan
darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit)
kadar elektrolit serum, urcum dan kreatinin, pemeriksaan tinja dan pemeriksaan
Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) mendeteksi giardiasis dan test
scrologic amebiasis dan foto X-ray abdomen. Pasien yang telah mendapatkan
pengobatan antibiotik dalam 3 bulan sebelumnya atau yang mengalami diare di
rumah sakit sebaiknya diperiksa tinja untuk pengukuran toksin Clostridium
difficile. Rektoskopi atau sigmoidoskopi perlu dipertimbangkan pada pasien-
pasien yang toksik, pasien dengan diare berdarah atau pasien dengan diare akut
persisten. Sedangkan pada pasien AIDS yang mengalami diare kolonoskopi
dipertimbangkan karena kemungkinan penyebab infeksi atau limfoma didaerah
kolon kanan (Pusmarani, 2019 hal.6).
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medik primer diarahkan pada pengontrolan dan
penyembuhan penyakit yang mendasar (JoAnn & Baughman, 2000 hal. 122)
1. Diare ringan, tingkatkan masukkan cairan per-oral mungkin diresepkan
glukosa oral dan larutan elektrolit.
2. Diare sedang, obat-obat non spesifik, difenoksilat (lomotif) dan
loperamid (imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber non
infeksius
3. Diresepkan antimikrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius atau
diare memburuk
4. Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang sangat
muda atau lansia.

H. Komplikasi
1. Dehidrasi
Dehidrasi meliputi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Dehidrasi ringan
terdapat tanda atau lebih dari keadaan umumnya baik, mata terlihat
normal, rasa hausnya normal, minum biasa dan turgor kulit kembali
cepat. Dehidrasi sedang keadaan umumnya terlihat gelisah dan rewel,
mata terlihat cekung, haus dan merasa ingin minum banyak dan turgor
kulitnya kembali lambat.Sedangkan dehidrasi berat keadaan umumnya
terlihat lesu, lunglai atau tidak sadar, mata terlihat cekung, dan turgor
kulitnya kembali sangat lambat > 2 detik. (Depkes RI, 2015).
2. Hipernatremia
Hipernatremia biasanya terjadi pada diare yang disertai muntah, menurut
penelitian jurmalis, Sayoeti, dan Dewi tahun (2013)
3. Hiponatremia
Hiponatremia terjadi pada anak yang hanya minum air putih saja atau
hanya mengandung sedikit garam, ini sering terjadi pada anak yang
mengalami infeksi shigella dan malnutrisi berat dengan edema (Sayoeti
& Dewi tahun 2014).
4. Hipokalemia
Hipokalemia terjadi karena kurangnya kalium (K) selama rehidrasi yang
menyebakan terjadinya hipokalemia ditandai dengan kelemahan otot,
peristaltik usus berkurang, gangguan fungsi ginjal, dan aritmia (Andri
2015).
5. Demam
Demam sering ditemui pada kasus diare. Biasanya demam timbul jika
penyebab diare berinvansi ke dalam sel epitel usus (Grace & Jerald,
2013). Bakteri yang masuk ke dalam tubuh dianggap sebagai antigen
oleh tubuh. Bakteri tersebut mengeluarkan toksin lipopolisakarida dan
membran sel. Sel yang bertugas menghancurkan zat-zat toksik atau
infeksi tersebut adalah neutrofil dan makrofag dengan cara fagosistosis.
Sekresi fagosik menginduksi timbulnya demam (Ariani, 2016).
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual ialah model konseptual yang berhubungan dengan
bagaimana peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa
faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka konsep penelitian ini
digambarkan sebagai berikut :

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Pola Konsumsi jajan :
1. Umur Pola Konsumsi :
BAIK
1. Frekuensi makanan atau
2. Lingkungan
jajanan yang di konsumsi
3. Pengetahuan
selama 7 hari CUKUP
4. Peran Orang tua
2. Jenis jajanan
5. Dampak Media Massa
3. Cara mengkonsumsi jajan KURANG

Kejadian Diare Terjadi


Faktor –faktor penyebab diare :
Diare
1. Faktor Makanan atau Jajanan Tanda dan Gejala :

2. Faktor Infeksi a. Feses cair

3. Faktor Malabsorbsi b. Frekuensi 3 kali atau


4. Faktor psikologis lebih dalam sehari Tidak
Terjadi
Diare
Keterangan:

: Diteliti : Tidak diteliti

: Mempengaruhi

Gambar 1.2 Kerangka Konseptual Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan


Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di SDN 04 Di Desa Lubuk
Sabuk.

Berdasarkan dari kerangka konsep di atas bisa dijelaskan bahwa dalam


penelitian ini sasarannya adalah murid kelas IV dan V di SDN 04 Di Desa Lubuk
Sabuk. Dan yang akan diteliti yaitu, Untuk mengetahui Hubungan Mengkonsumsi
Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Desa Lubuk Sabuk.
Untuk mengetahui pola konsumsi jajan penulis menyiapkan kuesioner yang berisi
pernyataanaan tentang jenis jajanan, jumlah jajanan, dan frekuensi jajanan yang di
konsumsi selama 7 hari. Sedangkan untuk mengetahui kejadian diare, penulis kuesioner
yang berisi pernyataanaan yang berisi tanda dan gejala diare yaitu feses cair dan
frekuensi BAB 3 kali atau lebih sehari.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara mengenai rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada Hubungan antara Pola Konsumsi Jajanan luar dengan Kejadian
Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di SDN 04 Di Desa Lubuk
Sabuk.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian dalam bentuk survey yang bersifat
observasional dengan metode pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian
yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu
tertentu dan setiap subjek hanya dilakukan satu kali pengamatan selama
penelitian (Machfordz, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Noyan Kabupaten
Sanggau. Lokasi penelitian ini dilakukan sebagai pertimbangan bahwa disini
memiliki banyak data anak penderita diare. Waktu penelitian dilakuakan pada
bulan April 2021.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah semua siswa kelas IV sebanyak 32
siswa dan kelas V sebanyak 32 siswa di SDN 04 Lubuk Sabuk Kota
Pontianak. Jadi jumlah seluruh populasi sebanyak 64 murid.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa kelas IV dan V di SDN
04 Lubuk sabuk Kota Pontianak yang berjumlah 55 anak.
Besar sampel penelitian ini bisa di tentukan dengan rumus yaitu sebagai
berikut:
n=N
1 + N (d)2
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d2 = Besar signifikasi (d = 0,05)
Besar populasi 64 orang, maka dapat di tentukan besar sampel adalah:
n= N
1 + N (d)2
n= 64
1 + 64 (0,05)2
n= 64
1,16
n = 55,17
n = 55
3. Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Probability
sampling dengan metode Stratified proportional ramdomsampling yaitu
suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasinya
tidak homogen yang terdiri kelompok yang homogen atau berstrata secara
proporsional (Hidayat, 2010).
Mencari proposional sampel menggunakan rumus : (Sugiyono,2012).
n = Proporsi Populasi x total sampel (S)
Populasi Total
Keterangan :
n = jumlah sampel
S = Total Sampel
N = Populasi total
Kelas V :32x 55 = 27,5 = 28 anak
64
Kelas VI :32x 55 = 27 anak
64
D. Jalannya penelitian (Kerangka Kerja)
Identifikasi Masalah

Penyusunan Proposal

Rancangan Penelitian
Analitik Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional

Populasi
Semua siswa kelas III dan IV di SDN 04 Lubuk Sabuk sejumlah 64
murid.

Sampel
Sebagian kelas III dan IV di SDN 04 Lubuk sabuk sejumlah 55 murid

Sampling
Probability Sampling (Stratified proportional ramdomsampling)

Pola Konsumsi jajan Kejadian diare

Kuesioner Kuesioner

Pengelolaan Data
Editing, Scoring, Coding, Tabulating

Analisa Data
Analisis univariat, Bivariat,

Hasil

Laporan Akhir

Gambar 1.3 kerangaka kerja penelitian Hubungan


Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV
dan V Di SDN 04 Lubuk Sabuk.
E. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah dalam bahasa Indonesia sering di sebut
sebagai variable bebas. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Pola
konsumsi jajan pada siswa kelas IV dan V di SDN 04 Lubuk Sabuk.
2. Variabel Dependen
Dalam bahasa Indonesia variabel dependen sering di sebut sebagai
variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel dependen adalahkejadian diare
pada siswa kelas IV dan V di SDN 04 Lubuk sabuk.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang disajikan
ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana
variabel dapat diukur dan ditentukan karesteristiknya (Hidayat,2007).
Tabel 1.4 definisi operasional Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di SDN 04 Lubuk
Sabuk.
No. Variabel Definisi Parameter Alat Skor &
Operasional Skala ukur Kriteria

1 Variabel Kegiatan 1. Frekuensi Kuesioner O Skor pernyataan


Independen: terencana dari makanan R Positif:
Pola seorang atau atau jajan
D (1) Selalu (S)
Komsumsi merupakan yang di
I diberi skor=4
jajan sebuah acuan konsumsi
N (2) Sering (SR)
dalam pemilihan selama 7
A diberi skor=3
makanan atau hari L (3) kadang-kadang
jajanan. Dalam 2. Jenis jajanan (KK)diberi
konsumsi Jajan 3. Cara skor=2
setiap harinya mengkonsumsi (4) tidak pernah
Meliputi jenis jajan, jajan (TP) diberi
Frekuensi jajan dan skor=1
Cara mengkonsumsi
jajan
Untuk
pernyataan
negative :
1. Selalu (S)
diberi skor = 1
2. Sering (SR)
diberi skor = 2
3. Kadang-
kadang (KK)
diberi skor = 3
4. Tidak pernah
(TP) diberi
skor = 4

Kriteria :
Baik 15-30
Cukup 31-45
Kurang 46—60
(Nursalam,2013)

2 Variabel Salah satu Kuisoner N Skor :


dependen: penyakit a. Feses cair O Ya = 1
Kejadian sistem b. Frekuensi M Tidak = 0
Diare. pencernaan 3 kali atau I Kriteria :
yang sering Lebih N Terjadi diare
dijumpai di dalam A = feses
masyarakat sehari L cair ,
yaitu frekuesnsi 3
penyakit kali atau
yang lebih dalam
ditandai sehari
dengan Tidak terjadi
buang air diare = a.
besar encer Feses tidak
lebih dari cair.
tiga kali b.Feses cair,
dalam sehari frekuensi <3
kali sehari.

G. Pengumpulan Data, Pengelolaan data Dan Analisa Data


1) Instrumen
Instrument dalam penelitian ini untuk Pola konsumsi jajan dan kejadian
diare menggunakan kuesioner. Dan hasilnya sudah valid dan reliabel.
Pertanyaan dalam kuesioner ini menggunakan pertanyaan tertutup,
pertanyaan seperti ini mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban
respnden (Notoatmodjo, 2010)
2) Prosedur penelitian
Dalam penelitian ini prosedur yang di lakukan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan masalah dan mengajukan judul kepada pembimbing
b. Menyusun proposal penelitian
c. Mengurus surat perizinan penelitian dari ketua STIKes Yarsi Pontianak
d. Mengantar surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN 04 Lubuk
Sabuk
e. Dijelaskan penelitian yang akan dilakukan kepada responden dan bila
bersedia menjadi responden diperkenankan mengisi inform consent.
f. Jelaskan tentang pengisian kuiesioner kepada responden
g. Pembagian kuesioner penelitian untuk di isi semua daftar pertanyaan
kepada responden
h. Pengambilan kuesioner yang sudah di isi secara lengkap oleh responden
i. Pengumpulan data, dan setelah data terkumpul dilakukan analisa data
j. Penyusunan laporan hasil penelitian
3) Pengolahan Data
Pengolahan data yang dipakai yaitu sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data (editing data)
Data yang telah dikumpulkan diperiksa kembali
2. Pemberian kode (coding)
Tahap ini mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk masing-
masing kelompok sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data.
a) Data umum
1. Usia
7-9 tahun = U1
10-12 ahun = U2

2. Jenis kelamin
Laki-laki = JK1
Perempuan = JK2

3. Pernah mendapatkan informasi tentang Diare


Pernah = P
Tidak Pernah = TP

4. Sumber Informasi
Petugas Kesehatan = Si1
Guru = Si2
Media Massa (TV, dan internet) = Si3
Lain-lain = Si4

5. Kriteria Pola Makan


Baik = Pm3
Cukup = Pm2
Kurang = Pm1

6. Kriteria kejadian diare


Terjadi diare = Kd1
Tidak terjadi diare = Kd2

3. Pemberian skor (scoring)


Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban sehingga setiap
jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor.
1. Pola Konsumsi :
Skor Pernyataan positif :
1. Selalu (S) diberi skor = 4
2. Sering (SR) diberi skor = 3
3. Kadang-kadang (KK) diberi skor = 2
4. Tidak pernah (TP) diberi skor = 1

Untuk pernyataan negative :


1. Selalu (S) diberi skor = 1
2. Sering (SR) diberi skor = 2
3. Kadang-kadang (KK) diberi skor = 3
4. Tidak pernah (TP) diberi skor = 4

Kriteria :
Baik 15-30
Cukup 31-45
Kurang 46—60

2. Diare
Skor :
1. Ya = 1
2. Tidak = 0

Kriteria :
1. Terjadi diare = feses cair , frekuesnsi 3 kali atau lebih dalam
sehari
2. Tidak terjadi diare = a. Feses tidak cair.
b) Feses cair, frekuensi < 3 kali sehari.
4. Tabulasi Data (tabulating)
Untuk memudahkan analisa data maka data dikelompokkan ke dalam
tabel kerja, kemudian data dianalisis.
100% : seluruhnya dari responden
76%-79% : hampir seluruhnya dari responden
51%-75% : sebagian besar dari responden
50% : setengahnya dari responden
26%-49% : hampir setengahnya dari responden
1%-25% : sebagian kecil dari responden
0% : tidak satupun dari responden (Sugiono,2009).
4) Cara Analisa Data
Terdapat 2 metode analisa data, yaitu : Univariant dan Analisa Bivariat
5) Etika Penelitian
Melakukan penelitian peneliti perlu mendapat adanya rekomendasi dari
institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi
atau lembaga terkait tempat penelitian. Peneliti akan didampingi asisten
peneliti yang telah diberikan penjelasan tujuan dan metode penelitian untuk
menyatukan persepsi yang sama dengan peneliti. Setelah mendapat
persetujuan dari instansi terkait barulah peneliti melakukan penelitian
dengan menekankan masalah etika yang meliputi.
6) Lembar Persetujuan Responden (Informent Consert)
Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden, dengan
terlebih dulu memberikan penjelasan tujuan dan maksud penelitian. Jika
responden bersedia maka diberi lembar permohonan menjadi responden dan
lembar persetujuan menjadi responden yang harus ditanda tangani, tetapi jika
responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap akan menghormati hak - haknya.
7) Tanpa Nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan informasi dari responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama dari responden pada lembar pengumpulan data, tetapi
dengan memberikan nomer kode pada masing –masing lembar yang
dilakukan oleh peneliti sebelum lembar pengumpulan data diberikan kepada
responden.
8) Kerahasiaan (Confidentality)
Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti
dengan cara bahwa informasi tersebut hanya akan diketahui oleh peneliti dan
pembimbing atas persetujuan pembimbing dan hanya kelompok data tertentu
yang disajikan sebagai hasil peneliti.
DAFTAR PUSTAKA

Muhlisan, dkk,. 2021, Perbedaan Faktor-faktor kejadian diare pada balita di desa
ODF (Open Defecation Free) dan Non ODF Di Wilayah Kerja Puskesmas Sape
Kabupaten Bima, Semarang: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 9 No.2.

World Health Organization (WHO), 2017, Penyakit Diare, Diakses pada


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease.

Riskesdas, 2018, Diare, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada


https://www.kemkes.go.id/article/view/13010200028/diare.html

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2011. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat 2013. Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat.

Arisman, 2012, Hubungan Pengetahuan Memilih Jajanan Dengan Diare Pada Sekolah
Dasar: Surakarta.

Supariasa,2015, Hubungan Pola Konsumsi Jajan Dengan Status Gizi. Makassar.

Gibson S A& Gunn P,2013, What’s for breakfast? Nutritional implications of breakfast
habits: insights from the NDNS dietary records. Nutrition Bulletin, 36, 78-86.

Sofianta,2015, Peran Pengetahuan Gizi dalam Menentukan Kebiasaan Sarapan Anak-


Anak Sekolah Dasar Negeri di Pondok Labu. Jakarta Selatan: Jurnal Gizi
Pangan Vol 10 (1) : 57-62

Almatsier,S,2014, Prinsip Dasar Ilmu Gizi .Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Umum

Lestari,2013, Hubungan Pola Konsumsi Makanan Jajanan Dengan Morbiditas dan


Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di Wilayah Surakarta. Skripsi.Surakarta
Luthfiana & Utami, 2016. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada
Anak. Lampung : Majority Vol.5 No.4

Simatupang,2014, Pengertian Diare. Sumatera Utara.

Haqi & Prawati, 2019. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Di Tambak Sari,
Surabaya City. Jurnal Promkes Vol. 7 No. 1

Astria, Lukito & Sari, 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan
Kejadian Diare Pada Anak 1-4 Tahun Di Wilayah Puskesmas Pekan Bahorok.
Sumatera Utara : IBNU SINA Vol. 25 No. 4

JoAnn & Baughman, 2000. Handbook for Burunner and Suddarth's Texsbook of
Medical Surgical Nursing. Jakarta : EGC
Lampiran 1

LAMPIRAN

JADWAL KEGIATAN

NO Bulan Maret April Mei Juni

Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survey tempat penelitian


2 Penyusunan proposal
penelitian
3 Ujian proposal penelitian
4 Revisi proposal penelitian
5 Pengambilan data
6 Penyusunan hasil penelitian
dan analisa data
7 Penyusunan pembahasan
8 Ujian tugas akhir
Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN
Pengecekan judul
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama lengkap : Iva Anggreini Putri
NIM : 821181006
Prodi : S1 Ners
Tempat/Tanggal lahir : Jungkat, 20 Mei 2001
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Panglima Aim gg.Rama 1
No HP : 089655850374
Email : ivanggreiniputri@gmail.com
Judul penelitian : Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V
Di SDN 04 Lubuk Sabuk.
Menyatakan bahwa judul Proposal Penelitian di atas Telah dilakukan pengecekan dan
judul tersebut tidak ada dalam sistem informasi perpustakaan. Demikian surat
pernyataan ini dibuat untuk dapat dijadikan sebagai referensi kepada dosen pembimbing
dalam mengajukan judul proposal penelitian

Mengetahui

Ka. Perpustakaan
Lampiran 3

No :-
Pontianak, 14 Juni, 2021
Lamp : -
Perihal : Ijin Penelitian

Kepada:
Yth. Kepala Sekolah SDN 04 Lubuk Sabuk
Di
Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka kegiatan penyusunan Proposal penelitian/Karya tulis ilmiah yang


menjadi persyaratan wajib mahasiswa kami untuk menyelesaikan tugas Metodologi
Penelitian, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Pontianak (STIKes Yarsi Pontianak),
Maka sehubungan dengan hal tersebut kami mohon hormat bantuan bapak/ibu untuk
memberikan ijin penelitian kepada mahasiswa kami atas nama:
Nama Lengkap : IVA ANGGREINI PUTRI
NIM : 821181006
Judul Penelitian : Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare
Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan
V Di SDN 04 Lubuk Sabuk.
Untuk mendapatkan data guna melengkapi penyusunan proposal/ karya tulis ilmiah
sebagaimana tersebut di atas.
Demikian atas perhatian, bantuan dan kerja samanya disampaikan terima kasih

Ketua,

(......................)
Lampiran 4
SURAT KETERANGAN
Nomor: / / /2021

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SDN 04 Lubuk Sabuk,
Menerangkan bahwa:
Nama : Iva Anggreini Putri
Nim : 821181006
Program Studi : S1 Ners
Institusi : STIKes Yarsi Pontianak

Telah melaksanakan pengambilan data dan penelitian di SDN 04 Lubuk Sabuk pada
murid kelas IV dan V guna melengkapi penyusunan proposal penelitian sebagai syarat
lulus mata kuliah Metodologi Penelitian dengan judul “Hubungan Mengkonsumsi
Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di SDN
04 Lubuk Sabuk” pada tangggal 20 Juli 2021.

Kepala Sekolah

(......................)
Lampiran 5
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Assalammualaikum Wr.Wb.
Untuk keperluan penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
ujian akhir Program Studi Keperawatan STIKes Yarsi Pontianak maka saya yang
bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Iva Anggreini Putri


NIM : 821181006
Program Studi : S1 Ners
Dengan segala kerendahan hati penulis memohon kepada para murid kelas Iv
dan V SDN 04 Lubuk Sabuk untuk meluangkan waktu guna mengisi daftar pertanyaan
yang penulis ajukan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Harapan saya para murid kelas III dan IV bersedia menjadi responden penelitian
ini, insyaallah identitas dan keterangan dari para murid akan saya rahasiakan. Atas
ketersediaan dan keikhlasan waktu yang berikan, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
Hormat saya,

Iva Anggreini Putri


Lampiran 6

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI PONTIANAK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Iva Anggreini Putri

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Setelah mendapat keterangan serta mengetahui manfaat dan tujuan penelitian


yang berjudul “Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada
Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di SDN 04 Lubuk Sabuk” (Menyatakan
setuju/tidak setuju*) di ikut sertakan dalam penelitian dengan catatan apabila sewaktu –
waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini.
Saya percaya apa yang saya informasikan dijamin kerahasiaannya.

Pontianak, 20 Juni 2021

Responden

Anda mungkin juga menyukai