“Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah Kelas IV dan V Di SDN 04 Lubuk Sabuk”
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hubungan Mengkonsumsi
Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di
SDN 04 Lubuk Sabuk” dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
proposal penelitian ini mungkin ada hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari
teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini dengan baik. Dengan adanya proposal penelitian ini, diharapkan
dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan serta
dukungan dan doa nya.
Semoga Proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
dan dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. saya mohon maaf apabila proposal
penelitian ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masih
dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun, sangat diharapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah
sederhana ini bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
LAMPIRAN .............................................................................................................31
DAFTAR TABEL
Tabel 1.4 definisi operasional Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan Kejadian
Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di SDN 04 Lubuk Sabuk.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.3 kerangaka konsep kerja penelitian hubungan mengkonsumsi jajanan luar
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah kelas IV dan V SDN 04 Lubuk Sabuk
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi feses lebih cair
dengan frekuensi >3 kali sehari, Kecuali pada neonatus (bayi < 1 bulan) yang
mendapatkan ASI biasanya buang air besar dengan frekuensi lebih sering (5-6
kali sehari) dengan konsistensi baik dianggap normal (Dinkes Kalbar, 2011,
hal.94).
Penyakit diare adalah salah satu penyakit berbasis lingkungan yang
disebabkan oleh beberapa macam seperti sanitasi yang buruk, rendahnya akses
air bersih yang dipengaruhi oleh buruknya sistem pembuangan air limbah, masih
banyaknya jamban yang belum memenuhi syarat, banyaknya makanan/ jananan
luar yang tidak tertutup sehingga dapat menyebabkan tingginya angka kejadian
diare (Muhlisan, dkk,. 2021, hal.209).
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2017,
penyakit diare merupakan penyebab utama kematian kedua pada anak di bawah
lima tahun. Setiap tahunnya terdapat sekitar 1,7 miliar kasus penyakit diare pada
anak-anak dengan membunuh sekitar 525.000 anak balita (WHO, 2017).
Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) pada tahun 2013
menyebutkan insidensi dan prevalensi periodik diare untuk seluruh kelompok
umur di Indonesia adalah 3,5 persen dan 7,0 persen. Insiden diare pada
kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2 persen, CFR Kejadian Luar Biasa
(KLB) diare di Indonesia pada tahun 2011 adalah 0,29% meningkat menjadi
2,06% di tahun 2012 lalu mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi (2,4%)
(Riskesdas, 2018, hal.33)
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, angka kejadian diare di Dinkes
Kalbar tahun 2011, Angka kejadian diare per 1000 penduduk dalam lima tahun
terakhir paling banyak terjadi pada tahun 2010 sebanyak 28.52 per 1000
penduduk (Dinkes Kalbar, 2011, hal.94).
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diare adalah
mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak terjamin kebersihannya. Makanan-
makanan yang dalam kondisi tidak bersih atau makanan yang di jual dengan
kondisi terbuka. Makanan atau jajanan yang sering dikonsumsi anak sekolah
sangat sensitif terhadap pencemaran, yang bersumber dari bahan tambahan
pangan berupa pewarna tekstil, zat pengawet, dan pemanis buatan sehingga bisa
menimbulkan diare karena terdapat berbagai macam mikroba (Arisman, 2012).
Penyakit diare pada anak usia sekolah dasar yang dipicu faktor kebiasaan
jajan anak pada saat disekolah maupun diluar sekolah dapat dilakukan solusi
dengan cara pemberian pengetahuan atau edukasi dari orang tua dan para guru
kepada anak tentang pemilihan jajan yang sehat dan bersih. Dengan hal tersebut
diharapkan bisa meminimalkan angka kejadian diare pada anak sekolah dasar
(Ariani 2016) dalam (Arisman, 2012). Penyakit diare yang perlu dikhawatirkan
juga apabila anak tersebut mengalami dehidrasi akibat penyakit diare tersebut.
Untuk itu penatalaksanaan diare yang dapat dilakukan di rumah bertujuan
mencegah dehidrasi dan malnutrisi dengan cara memberikan anak cairan lebih
banyak dari biasanya untuk mencegah dehidrasi. Cairan yang dapat diberikan di
rumah yaitu larutan gula garam (oralit).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut “Apakah ada hubungan pola
mengkonsumsi jajanan luar dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di
SDN 04 lubuk sabuk ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah Di Kelas IV dan V SDN 04 Lubuk Sabuk.
2. Tujuan Khusus
Penelitian mempunyai tujuan khusus sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi pola konsumsi jajanan luar pada siswa kelas IV dan V
di SDN 04 Lubuk Sabuk
b. Mengidentifikasikejadian diare pada siswa kelas IV dan V di SDN 04
Lubuk Sabuk
c. Menganalisis hubungan antara Pola Konsumsi Jajan dengan kejadian
diare pada siswa kelas IV dan V di SDN 04 Lubuk Sabuk
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian bisa memberikan informasi sebagai masukan ilmu
pengetahuan dan acuan pengembangan penelitian dalam praktek
keperawatan khususnya mengenai pola konsumsi jajan dengan kejadian
diare.
2) Manfaat Praktis
(a) Bagi guru
Dari hasil penelitian ini diharapkan para guru dapat mengetahui
gambaran pada jajanan luar yang dijual disekitar sekolah dan dapat
menginformasikan kepada para murid mengenai pola konsumsi jajan
dengan kejadian diare.
(b) Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji tentang
hubungan pola konsumsi jajanan luar dengan kejadian diare di sekolah
dasar.
(c) Bagi Orang tua
Dapat menambah pengetahuan orang tua terutama tentang diare,
penatalaksanaan diare dirumah dan hubungan pola konsumsi jajan
dengan kejadian diare pada anak sekolah dasar.
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. Etiologi
Penyebab diare adalah bakteri atau virus, Kasus diare akut banyak
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau protozoa. Beberapa bakteri penyebab
diare diantaranya Escherichia coli, Salmonella species, Shigella species, Vibrio
cholerae, and Clostridium difficile (Pusmarani, 2019 hal. 3).
Faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit diare adalah faktor
lingkungan, faktor perilaku pada masyarakat, rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang diare serta malnutrisi. Contoh dari faktor-faktor lingkungan
yang buruk misalnya kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat maupun
fasilitas sarana prasarana air bersih yang tidak memadai. Faktor-faktor perilaku
masyarakat seperti jarang mencuci tangan ketika akan makan dan setelah buang
air besar serta melakukan pembuangan tinja dengan cara yang salah. Tanpa
pemberian air susu ibu secara eksklusif terutama selama 4 sampai 6 bulan
pertama dapat meningkatkan risiko terjangkit penyakit diare lebih besar. Hal ini
diakibatkan oleh kurangnya kemampuan ibu untuk mencari tahu tentang
penyakit diare yang biasa terjadi pada anak-anak (Adisasmito, 2007) dalam
(Haqi & Prawati, 2019 hal. 35).
D. Manifestasi Klinis
Berikut tanda dan gejala dari diare menurut JoAnn & Baughman (2000 hal.
121):
Peningkatan Frekuensi dan kandungan cairan dalam fases
Kram abdomen, distensi, bising usus (borborigmus), anoreksia, dan rasa
haus.
Kontraksi spasmodik yang sakit dari anus dan mengenjan tak efektif
(tenesmus) mungkin terjadi setiap kali defekasi
Sifat dan awitannya dapat eksplosif dan bertahap. Gejala yang berkaitan
adalah dehidrasi dan kelemahan
Fases yang banyak mengandung air menandakan penyakit usus halus
Fases yang lunak, semipadat berkaitan dengan kelainan kolon
Fases berwana keabu-abuan menandakan malabsorbsi usus
Mukus dan pus dalam fases menunjukkan enteritis inflamasi atau kolitis
Bercak minyak pada air toilet merupakan diagnostik dari insufisiensi
pankreas
Diare nuktural mungkin merupakan manifestasi neuropati diabetik.
E. Patosifiologi
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih penyebab lain antara lain
adalah sebagai berikut (Astria, Lukito & Sari, 2017 hal. 5). :
a. Osmolaritas instraluminal yang meninggi atau disebut diare osmotik
Diare tipe ini biasanya disebabkan meningkatnya tekanan osmotik
instralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obatan atau zat
kimia yang hiperosmatik (a.l.MgSO4, Mg(OH)2) malabsorbsi umum dan
derek dalam absorbsi mukosa usus misal pada defisiensi disararidase,
malabsorbsi glukosa/galaktosa.
b. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi atau disebut diare sekretorik
Diare tipe ini biasanya disebabkan meningkatnya sekresi air dan
elektrolit dari usus, menurunnya absorbsi yang khas pada diare ini yaitu
secara klinis ditemukan diare volume tinja yang banyak sekali. Diare ini
akan tetap berlangsung walaupun puasa makan/minum, penyebab dari
tipe ini antara lain karena efek enterotoksimpada infeksi Vibrio cholerae
atau Escherichiacoli, penyakit yang menghasilkan hormon (VIPoma),
reseksi Ilium (gangguan absorbsi garam empedu dan efek obat laktasif
dioctyl sodium sulfosuksinat dll).
c. Malabsorbsi asam empedu dan malab
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi
Michelle empedu dan penyakit-penyakit saluran Bilier dan hati
d. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolik aktif di enterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport
aktif Na+K+ATP asedienterosit dan absorbsi Na+ dan air yang abnormal
e. Motilitas dan waktu transit usus abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermortilitas dan iregularis motilitas
usus sehingga menyebabkan absorbsi yang abnormal di usus halus,
penyebab gangguan motilitas antara lain : diabetes melitus, pasca
vagotomi dan hipertiroid
f. Gangguan permeabilitas usus
Diare tipe ini disebabkan gangguan permeabilitas usus yang
abnormal yang disebabkan adanya kelainan murfologi membran epitel
spesifik pada usus halus
g. Infalamasi dinding usus
Diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena
proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan
eksudasi air dan elektrolit kedalam lumen, Gangguan absorbsi air
elektrolit. Inflamasi mukosa usus halus dapat disebabkan infeksi (disentri
shigella) atau non infeksi (kolitis ulseratif dan penyakit Crohn)
h. Infeksi dinding usus atau diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari
sudut kelainan usus, diare usus bakteri dibagi atas non-invasif (merusak
mukosa). Bakteri non invasif menyebabkan diare karena toksin yang
disekresi oleh bakteri tersebut yang disebut bakteri toksigenik (kolera
atau eltor). Enterotoksin yang dihasilkan kuman Vibrio cholare/eltor
merupakan protein yang dapat menempel pada epitel usus, yang lalu
membentuk adenosin monofosfat siklik (AMF siklik) didinding usus dan
menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat
dan kation natrium dan kalium, mekanisme absorbsi ion natrium melalui
mekanisme pompa natrium tidak terganggu karena itu keluarnya ion
klorida (diikuti ion bikarbonat, air, natrium, ion kalium) dapat
dikompensasikan oleh meningginya absorbsi ion natrium (diiringi oleh
air, ion kalium dan ion bikarbonat, klorida). Kompensasi ini dapat
dicapai dengan pemberian larutan glukosa yang diabsorbsi secara aktif
oleh dinding usus.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
berlangsung lebih dari beberapa hari diperlukan dilakukan beberapa
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan tersebut antara lain adalah pemeriksaan
darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit)
kadar elektrolit serum, urcum dan kreatinin, pemeriksaan tinja dan pemeriksaan
Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) mendeteksi giardiasis dan test
scrologic amebiasis dan foto X-ray abdomen. Pasien yang telah mendapatkan
pengobatan antibiotik dalam 3 bulan sebelumnya atau yang mengalami diare di
rumah sakit sebaiknya diperiksa tinja untuk pengukuran toksin Clostridium
difficile. Rektoskopi atau sigmoidoskopi perlu dipertimbangkan pada pasien-
pasien yang toksik, pasien dengan diare berdarah atau pasien dengan diare akut
persisten. Sedangkan pada pasien AIDS yang mengalami diare kolonoskopi
dipertimbangkan karena kemungkinan penyebab infeksi atau limfoma didaerah
kolon kanan (Pusmarani, 2019 hal.6).
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medik primer diarahkan pada pengontrolan dan
penyembuhan penyakit yang mendasar (JoAnn & Baughman, 2000 hal. 122)
1. Diare ringan, tingkatkan masukkan cairan per-oral mungkin diresepkan
glukosa oral dan larutan elektrolit.
2. Diare sedang, obat-obat non spesifik, difenoksilat (lomotif) dan
loperamid (imodium) untuk menurunkan motilitas dari sumber non
infeksius
3. Diresepkan antimikrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius atau
diare memburuk
4. Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang sangat
muda atau lansia.
H. Komplikasi
1. Dehidrasi
Dehidrasi meliputi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Dehidrasi ringan
terdapat tanda atau lebih dari keadaan umumnya baik, mata terlihat
normal, rasa hausnya normal, minum biasa dan turgor kulit kembali
cepat. Dehidrasi sedang keadaan umumnya terlihat gelisah dan rewel,
mata terlihat cekung, haus dan merasa ingin minum banyak dan turgor
kulitnya kembali lambat.Sedangkan dehidrasi berat keadaan umumnya
terlihat lesu, lunglai atau tidak sadar, mata terlihat cekung, dan turgor
kulitnya kembali sangat lambat > 2 detik. (Depkes RI, 2015).
2. Hipernatremia
Hipernatremia biasanya terjadi pada diare yang disertai muntah, menurut
penelitian jurmalis, Sayoeti, dan Dewi tahun (2013)
3. Hiponatremia
Hiponatremia terjadi pada anak yang hanya minum air putih saja atau
hanya mengandung sedikit garam, ini sering terjadi pada anak yang
mengalami infeksi shigella dan malnutrisi berat dengan edema (Sayoeti
& Dewi tahun 2014).
4. Hipokalemia
Hipokalemia terjadi karena kurangnya kalium (K) selama rehidrasi yang
menyebakan terjadinya hipokalemia ditandai dengan kelemahan otot,
peristaltik usus berkurang, gangguan fungsi ginjal, dan aritmia (Andri
2015).
5. Demam
Demam sering ditemui pada kasus diare. Biasanya demam timbul jika
penyebab diare berinvansi ke dalam sel epitel usus (Grace & Jerald,
2013). Bakteri yang masuk ke dalam tubuh dianggap sebagai antigen
oleh tubuh. Bakteri tersebut mengeluarkan toksin lipopolisakarida dan
membran sel. Sel yang bertugas menghancurkan zat-zat toksik atau
infeksi tersebut adalah neutrofil dan makrofag dengan cara fagosistosis.
Sekresi fagosik menginduksi timbulnya demam (Ariani, 2016).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual ialah model konseptual yang berhubungan dengan
bagaimana peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa
faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka konsep penelitian ini
digambarkan sebagai berikut :
: Mempengaruhi
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara mengenai rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada Hubungan antara Pola Konsumsi Jajanan luar dengan Kejadian
Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di SDN 04 Di Desa Lubuk
Sabuk.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian dalam bentuk survey yang bersifat
observasional dengan metode pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian
yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu
tertentu dan setiap subjek hanya dilakukan satu kali pengamatan selama
penelitian (Machfordz, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Noyan Kabupaten
Sanggau. Lokasi penelitian ini dilakukan sebagai pertimbangan bahwa disini
memiliki banyak data anak penderita diare. Waktu penelitian dilakuakan pada
bulan April 2021.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasinya adalah semua siswa kelas IV sebanyak 32
siswa dan kelas V sebanyak 32 siswa di SDN 04 Lubuk Sabuk Kota
Pontianak. Jadi jumlah seluruh populasi sebanyak 64 murid.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa kelas IV dan V di SDN
04 Lubuk sabuk Kota Pontianak yang berjumlah 55 anak.
Besar sampel penelitian ini bisa di tentukan dengan rumus yaitu sebagai
berikut:
n=N
1 + N (d)2
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d2 = Besar signifikasi (d = 0,05)
Besar populasi 64 orang, maka dapat di tentukan besar sampel adalah:
n= N
1 + N (d)2
n= 64
1 + 64 (0,05)2
n= 64
1,16
n = 55,17
n = 55
3. Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Probability
sampling dengan metode Stratified proportional ramdomsampling yaitu
suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasinya
tidak homogen yang terdiri kelompok yang homogen atau berstrata secara
proporsional (Hidayat, 2010).
Mencari proposional sampel menggunakan rumus : (Sugiyono,2012).
n = Proporsi Populasi x total sampel (S)
Populasi Total
Keterangan :
n = jumlah sampel
S = Total Sampel
N = Populasi total
Kelas V :32x 55 = 27,5 = 28 anak
64
Kelas VI :32x 55 = 27 anak
64
D. Jalannya penelitian (Kerangka Kerja)
Identifikasi Masalah
Penyusunan Proposal
Rancangan Penelitian
Analitik Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional
Populasi
Semua siswa kelas III dan IV di SDN 04 Lubuk Sabuk sejumlah 64
murid.
Sampel
Sebagian kelas III dan IV di SDN 04 Lubuk sabuk sejumlah 55 murid
Sampling
Probability Sampling (Stratified proportional ramdomsampling)
Kuesioner Kuesioner
Pengelolaan Data
Editing, Scoring, Coding, Tabulating
Analisa Data
Analisis univariat, Bivariat,
Hasil
Laporan Akhir
Kriteria :
Baik 15-30
Cukup 31-45
Kurang 46—60
(Nursalam,2013)
2. Jenis kelamin
Laki-laki = JK1
Perempuan = JK2
4. Sumber Informasi
Petugas Kesehatan = Si1
Guru = Si2
Media Massa (TV, dan internet) = Si3
Lain-lain = Si4
Kriteria :
Baik 15-30
Cukup 31-45
Kurang 46—60
2. Diare
Skor :
1. Ya = 1
2. Tidak = 0
Kriteria :
1. Terjadi diare = feses cair , frekuesnsi 3 kali atau lebih dalam
sehari
2. Tidak terjadi diare = a. Feses tidak cair.
b) Feses cair, frekuensi < 3 kali sehari.
4. Tabulasi Data (tabulating)
Untuk memudahkan analisa data maka data dikelompokkan ke dalam
tabel kerja, kemudian data dianalisis.
100% : seluruhnya dari responden
76%-79% : hampir seluruhnya dari responden
51%-75% : sebagian besar dari responden
50% : setengahnya dari responden
26%-49% : hampir setengahnya dari responden
1%-25% : sebagian kecil dari responden
0% : tidak satupun dari responden (Sugiono,2009).
4) Cara Analisa Data
Terdapat 2 metode analisa data, yaitu : Univariant dan Analisa Bivariat
5) Etika Penelitian
Melakukan penelitian peneliti perlu mendapat adanya rekomendasi dari
institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi
atau lembaga terkait tempat penelitian. Peneliti akan didampingi asisten
peneliti yang telah diberikan penjelasan tujuan dan metode penelitian untuk
menyatukan persepsi yang sama dengan peneliti. Setelah mendapat
persetujuan dari instansi terkait barulah peneliti melakukan penelitian
dengan menekankan masalah etika yang meliputi.
6) Lembar Persetujuan Responden (Informent Consert)
Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada responden, dengan
terlebih dulu memberikan penjelasan tujuan dan maksud penelitian. Jika
responden bersedia maka diberi lembar permohonan menjadi responden dan
lembar persetujuan menjadi responden yang harus ditanda tangani, tetapi jika
responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap akan menghormati hak - haknya.
7) Tanpa Nama (Anonymity)
Untuk menjaga kerahasiaan informasi dari responden peneliti tidak akan
mencantumkan nama dari responden pada lembar pengumpulan data, tetapi
dengan memberikan nomer kode pada masing –masing lembar yang
dilakukan oleh peneliti sebelum lembar pengumpulan data diberikan kepada
responden.
8) Kerahasiaan (Confidentality)
Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti
dengan cara bahwa informasi tersebut hanya akan diketahui oleh peneliti dan
pembimbing atas persetujuan pembimbing dan hanya kelompok data tertentu
yang disajikan sebagai hasil peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Muhlisan, dkk,. 2021, Perbedaan Faktor-faktor kejadian diare pada balita di desa
ODF (Open Defecation Free) dan Non ODF Di Wilayah Kerja Puskesmas Sape
Kabupaten Bima, Semarang: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 9 No.2.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2011. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat 2013. Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat.
Arisman, 2012, Hubungan Pengetahuan Memilih Jajanan Dengan Diare Pada Sekolah
Dasar: Surakarta.
Gibson S A& Gunn P,2013, What’s for breakfast? Nutritional implications of breakfast
habits: insights from the NDNS dietary records. Nutrition Bulletin, 36, 78-86.
Haqi & Prawati, 2019. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Di Tambak Sari,
Surabaya City. Jurnal Promkes Vol. 7 No. 1
Astria, Lukito & Sari, 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan
Kejadian Diare Pada Anak 1-4 Tahun Di Wilayah Puskesmas Pekan Bahorok.
Sumatera Utara : IBNU SINA Vol. 25 No. 4
JoAnn & Baughman, 2000. Handbook for Burunner and Suddarth's Texsbook of
Medical Surgical Nursing. Jakarta : EGC
Lampiran 1
LAMPIRAN
JADWAL KEGIATAN
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
SURAT PERNYATAAN
Pengecekan judul
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama lengkap : Iva Anggreini Putri
NIM : 821181006
Prodi : S1 Ners
Tempat/Tanggal lahir : Jungkat, 20 Mei 2001
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Panglima Aim gg.Rama 1
No HP : 089655850374
Email : ivanggreiniputri@gmail.com
Judul penelitian : Hubungan Mengkonsumsi Jajanan Luar Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V
Di SDN 04 Lubuk Sabuk.
Menyatakan bahwa judul Proposal Penelitian di atas Telah dilakukan pengecekan dan
judul tersebut tidak ada dalam sistem informasi perpustakaan. Demikian surat
pernyataan ini dibuat untuk dapat dijadikan sebagai referensi kepada dosen pembimbing
dalam mengajukan judul proposal penelitian
Mengetahui
Ka. Perpustakaan
Lampiran 3
No :-
Pontianak, 14 Juni, 2021
Lamp : -
Perihal : Ijin Penelitian
Kepada:
Yth. Kepala Sekolah SDN 04 Lubuk Sabuk
Di
Tempat
Dengan hormat,
Ketua,
(......................)
Lampiran 4
SURAT KETERANGAN
Nomor: / / /2021
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SDN 04 Lubuk Sabuk,
Menerangkan bahwa:
Nama : Iva Anggreini Putri
Nim : 821181006
Program Studi : S1 Ners
Institusi : STIKes Yarsi Pontianak
Telah melaksanakan pengambilan data dan penelitian di SDN 04 Lubuk Sabuk pada
murid kelas IV dan V guna melengkapi penyusunan proposal penelitian sebagai syarat
lulus mata kuliah Metodologi Penelitian dengan judul “Hubungan Mengkonsumsi
Jajanan Luar Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Kelas IV dan V Di SDN
04 Lubuk Sabuk” pada tangggal 20 Juli 2021.
Kepala Sekolah
(......................)
Lampiran 5
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Assalammualaikum Wr.Wb.
Untuk keperluan penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
ujian akhir Program Studi Keperawatan STIKes Yarsi Pontianak maka saya yang
bertanda tangan dibawah ini :
Harapan saya para murid kelas III dan IV bersedia menjadi responden penelitian
ini, insyaallah identitas dan keterangan dari para murid akan saya rahasiakan. Atas
ketersediaan dan keikhlasan waktu yang berikan, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
Hormat saya,
Umur : 20 Tahun
Responden