Anda di halaman 1dari 34

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 372/Kebidanan

PROPOSAL
PENELITIAN MANDIRI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER POSYANDU DENGAN


KINERJA KADER POSYANDU DALAM PEMANTAUAN TUMBUH
KEMBANG BALITA

KETUA/ANNGOTA TIM:
Rohmi Handayani, M.Keb
(NIP. 19810608 201503 2001)

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
2021

1
KATA PEGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun protokol
penelitian yang berjudul “Hubungan Karakteristik Kader Posyandu Dengan Kinerja
Kader Posyandu Dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Balita.” Proposal penelitian
penelitian ini telah kami susun atas bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar penelitian ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penelitian ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan tahapan penelitian
yang akan kami laksanakan. Dan selanjutnya kami akan menyelesaikan tahapan
berikutnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Akhir kata kami berharap semoga penelitian ini akan berjalan dengan lancar sampai
dengan selesai serta memberikan manfaat untuk masyarakat.

Surakarta, Oktober 2021

Peneliti

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i


Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi…………………………………………………………………….. iii
Ringkasan……………………………………………………………………. iv
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 5
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
BAB II Tinjauan Pustaka
A. LandasanTeori ........................................................................ 9
BAB III Metodologi Penelitian
A. Desain Penelitian ..................................................................... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 23
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 23
D. Identifikasi Variabel ................................................................ 24
E. Cara dan Tehnik Pengumpulan Data........................................ 25
F. Pertimbangan Ijin dan Etik Penelitian ..................................... 27
G. Analisis Data ........................................................................... 28
BAB IV Luaran dan Target Capaian………………………………………….. 29
BAB V Rancangan Anggaran Biaya dan Jadwal Penelitian
A. Rancangan Aggaran........................................................................ 30
B. Jadwal Penelitian............................................................................ 30
Daftar Pustaka
Lampiran

3
RINGKASAN

Latar Belalakang: Secara umum kader posyandu mempunyai tiga peran


yaitu pelaksana, pengelola dan pemakai atau pengguna. Kader harus memahami
tugas-tugas pokok kader posyandu. Untuk mengetahui dan memahami tugas kader
pemerintah telah memberikan buku petunjuk teknis penggunaan buku KIA, yang
harus dilaksanakan oleh kader posyandu adalah melakukan deteksi dini
pertumbuhan berat badan balita yang ditimbang, tindak lanjut bila menemukan
gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pemberian makanan tambahan, cara
pencegahan diare pada balita, cara pembuatan oralit, pemantauan dan penyuluhan
kesehatan anak balita.
Tujuan Penelitian: Mengetahui Hubungan Antara Karakteristik Kader
Posyandu degngan Kinerja Kader Posyandu.
Metode: Jenis penelitian adalah Survey Analitik Populasi dalam penelitian ini
adalah Kader Posyandu di Desa Wonoboyo. Sampel dalam penelitian ini adalah
Kader Posyandu di Desa Wonoboyo yang berjumlah 45 orang. Teknik analisis data
adalah dengan Chi square.

Kata Kunci: Umur, Pekerjaan, pendapatan,Pendidikan,lama kader, pelatihan,kinerja

4
BAB I.
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sudah melanda Indonesia hampir
dua tahun terakhir ini. Kepanikan psikologis, fisik, dan ekonomi di awal masa pandemi
membuat semua sektor kehidupan mengalami kemunduran. Penerapan physical
distancing maupun kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membatasi mobilitas
penduduk, berdampak membatasi aksesibilitas pelayanan kesehatan. Hal ini dapat
menimbulkan risiko gangguan kelangsungan pelayanan kesehatan termasuk pada balita,
yang berpotensi meningkatkan kesakitan dan kematian. Sehingga perlu diambil
langkah-langkah untuk menyeimbangkan kebutuhan penanganan COVID-19 dan tetap
memastikan kelangsungan pelayanan kesehatan esensial pada balita tetap berjalan.
Selama masa Pandemi ini terjadi penurunan pelayanan kesehatan ibu, bayi dan balita.
Keadaaan demikian, tidak boleh terjadi lama karena balita Indonesia adalah calon
sumber daya manusia yang sangat diharapkan di masa depan sebagai pewaris bangsa
dan negara di segala bidang yang strategis dalam menghadapi era globalisasi.
Berdasarkan Laporan Sistem Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonogiri tahun 2019, dari 45.489 balita yang dilaporkan terdapat 81
Balita dengan gizi buruk atau sebesar 0,18 %, sedangkan pada tahun 2018 sebesar 0,13%,
sehingga mengalami kenaikan sebesar 0,05%.
Sementara berdasarkan Laporan Tahunan Puskesmas Wonogiri l Tahun 2020,
disampaikan bahwa di Kelurahan Wonoboyo terdapat 8 posyandu dengan jumlah kader
posyandu sebanyak 45 orang untuk melayani 277 balita. Kemudian dari 277 sasaran balita
yang aktif datang ke Posyandu sebanyak 254 balita dan yang di timbang mengalami
kenaikan rata-rata sebanyak 230 balita dan masih terdapat 4 balita (1,57%) gizi kurang dan
2 balita (0,79) gizi buruk.
Walaupun kasus balita gizi buruk di Kelurahan Wonoboyo dan di Kabupaten
Wonogiri masih jauh di bawah dari Target Nasional sebesar 17%, namun mengingat terjadi
kenaikan dari tahun 2018, sehingga masih butuh perhatian agar tidak ada kasus balita gizi
buruk di Kabupaten Wonogiri.
Sehingga untuk meminimalisir resiko kesehatan pada golongan masyarakat rentan

5
perlu dilakukan penggerakan kembali kegiatan posyandu dengan melakukan Adaptasi
Kebiasaan Baru. Upaya kesehatan di Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru tetap
dilakukan guna percepatan pencegahan stunting, peningkatan kesehatan ibu dan anak,
penyuluhan, dan penyebarluasan informasi kesehatan, serta surveilans kesehatan berbasis
masyarakat rangka pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
(https://promkes.kemkes.go.id, 2021)
Secara umum kader posyandu mempunyai tiga peran yaitu pelaksana, pengelola
dan pemakai atau pengguna. Kader harus memahami tugas-tugas pokok kader posyandu.
Untuk mengetahui dan memahami tugas kader pemerintah telah memberikan buku
petunjuk teknis penggunaan buku KIA, yang harus dilaksanakan oleh kader posyandu
adalah melakukan deteksi dini pertumbuhan berat badan balita yang ditimbang, tindak
lanjut bila menemukan gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pemberian makanan
tambahan, cara pencegahan diare pada balita, cara pembuatan oralit, pemantauan dan
penyuluhan kesehatan anak balita.
Sebagai upaya untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia
balita dari keluarga kurang mampu/memiliki kerawanan ekonomi, maka Pemerintah
Kabupaten Wonogiri mengeluarkan Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 82 Tahun 2018
tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sosial Untuk Kegiatan Pemberian Makanan
Pemulihan Balita Gizi Kurang.
Disamping itu juga dilakukan pemantauan perkembangan Balita, apabila

ditemukan gangguan perkembangan, diberikan cara-cara untuk merangsang perkembangan

anak, selain itu dia melaporkan gangguan perkembangan anak kepada petugas kesehatan

untuk diteruskan kepada Puskesmas.

Sehingga dapat dikatakan bahwa peran kader posyandu sangat penting untuk
melakukan pemantauan tumbuh kembang balita. Namun dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya tidak semua kader posyandu mampu sebagaimana yang diharapkan, karena
dipengaruhi oleh karakteristik yang dapat berpengaruh pada perilakunya. Adapun
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja kader posyandu dapat dibedakan menjadi 2
yaitu :
Faktor internal : umur, pendidikan, pekerjaan, masa kerja, pendapatan, pelatihan.
Faktor eksternal : Covid-19 yang telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh
WHO dan Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019

6
(COVID-19) Sebagai Bencana Nasional oleh Presiden Republik Indonesia
melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020, telah mempengaruhi pola
pelayanan di posyandu dengan adaptasi kebiasaan baru seperti jaga jarak,
memakai masker, mencuci tangan, pembatasan kapasitas lokasi posyandu,
peralatan yang harus selalu steril dan lain sebagainya. Selain itu kondisi
masyarakat dan instansi kesehatan juga mempengaruhi motivasi dan retensi
kader. Manfaat non-finansial juga sangat penting bagi suksesnya suatu program
kader. Hasil diskusi kelompok terfokus (tidak dipublikasi) yang dilakukan
penulis menunjukkan bahwa kader merasa bahagia dan bangga dengan tugas
yang dijalankan karena mereka telah dianggap sebagai bagian dari sistem
kesehatan dan pemerintahan, yaitu dengan adanya supervisi dan pertemuan yang
konsisten dengan Puskesmas serta menerima penyuluhan yang teratur. Walaupun
akan lebih merasa dihargai bila mereka mendapatkan manfaat finansial maupun
non-finansial, tetapi kader pada umumnya menerima dengan ikhlas. Kader sangat
bangga bila harapan mereka tercapai yaitu masyarakat aktif datang ke Posyandu
secara teratur sehingga masyarakat mampu menjaga kesehatan dan gizi anak
mereka. Untuk itu demi suksesnya Posyandu, diharapkan petugas kesehatan
selaku pelaksana program setempat mampu melihat potensi dan permasalahan di
lingkungan kerja masing-masing.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitiannya sebagai
berikut “Bagaimana Hubungan karakteristik kader posyandu dengan Kinerja Kader Posyandu
dalam pemantauan tumbuh kembang balita di masa pandemi Covid-19 di Kelurahan
Wonoboyo Kecamatan Wonogiri kabupaten Wonogiri ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kacang hijau dan kurma terhadap
produksi ASI pada ibu menyusui

7
Tujuan Khusus

1) Mengetahui produksi ASI pada ibu menyusui yang mengkonsumsi kacang hijau

2) Mengetahui produksi ASI pada ibu menyusui yang mengkonsumsi kurrma

3) Menganalisis efektifitas kacang hijau dan kurma dalam


meningkatkan produksi ASI

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan referensi dalam


pengembangan bidang ilmu kebidanan khususnya pada asuhan ibu nifas
yang mengharapkan produksi ASI yang maksimal untuk memenuhi
kebutuhan ASI pada bayinya.
2. Manfaat Praktis

1) Bagi pemberi asuhan kebidanan, hasil penelitian ini diharapkan dapat


dijadikan pertimbangan bagi bidan dalam memberikan asuhan pada
ibu nifas dan menyusui yang berhubungan dengan memperbanyak
produk ASI pada masa ASI kolostrus sampai dengan ASI matur
2) Bagi ibu nifas, hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat
memberikan informasi bagi ibu nifas menginginkan produksi ASI
yang maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan pada bayinya

8
BAB II
TINJAUAN
TEORI

A. Tinjauan Teori
1. Posyandu
Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu adalah salah
satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. (Permendagri No. 19
Tahun 2011).
2. Kader Posyandu
Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu secara sukarela. (Permendagri No 19 Tahun 2011)
Menurut Depkes RI (2006), terdapat beberapa kriteria untuk menjadi kader
posyandu, antara lain :
9
a. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat;
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin;
c. Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat;
d. Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang.
3. Karakteristik Kader Posyandu
10 Indonesia, karakteristik artinya mempunyai
Menurut Kamus Besar Bahasa
sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Sehingga Karakteristik kader
posyandu yaitu sifat khas sesuai dengan perwatakan yang menjadi ciri khas
kepribadian kader posyandu yang berbeda dengan kader posyandu lainnya, baik itu
berupa sikap, pikiran, dan tindakan. Ciri khas tiap kader posyandu tersebut berguna
untuk melaksanakan tugas dan fungsinya serta bekerja sama dengan tim. Ciri khas
ini dapat berupa fisik seperti pekerjaan, pemilikan serta pendapatan maupun non
fisik seperti pengalaman dan kebutuhan yang beraneka ragam. Variabel-variabel
yang termasuk dalam karakteristik biografik ini cukup banyak dan bisa berisikan
sejumlah konsep yang kompleks. Data karakteristik biografik dapat diperoleh
melalui responden sendiri mulai dari usia, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah
anggota keluarga, lamanya bekerja.
a. Umur
Menurut Notoatmodjo (2014), usia adalah umur individu yang terhitung
mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.
Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
Produktivitas menurun dengan bertambahnya umur, hal ini disebabkan karena
keterampilan-keterampilan fisik seperti kecepatan, kelenturan, kekuatan dan
koordinasi, akan menurun dengan bertambahnya umur. Dalam suatu lembaga,
karyawan yang sudah lama bekerja di sebuah sistem artinya sudah bertambah
tua, bisa mengalami peningkatan karena pengalaman dan lebih bijaksana dalam
pengambilan keputusan. (Wahit Iqbal,dkk,2006:145)
Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009) :
1) Masa balita : 0-5 tahun;
2) Masa kanak- kanak : 5-11 tahun;
3) Masa remaja awal : 12-16 tahun;
10
4) Masa remaja akhir : 17-25 tahun;
5) Masa dewasa awal : 26-35 tahun;
6) Masa dewasa akhur : 36-45 tahun;
7) Masa Lansia Awal : 46-55 tahun;
8) Masa lansia akhir : 56-65 tahun;
9) Masa manula : > 65 tahun.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan hal yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari
nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. (Wahit
Iqbal,2006:145) Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
Semakin banyak waktu yang tersita untuk melakukan pekerjaan maka semakin
sempit kesempatan untuk menjadi kader.
c. Pendapatan
Menurut Suparyanto (2014) pendapatan adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai
balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut
serta membentuk produk nasional. Kemudian menurut Badan Pusat Statistik
(2021) pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diterima oleh rumah
tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga
maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga. Pendapatan rumah tangga
dapat berasal dari balas jasa faktor produksi tenaga kerja (upah dan gaji,
keuntungan, bonus, dan lain lain), balas jasa kapital (bunga, bagi hasil, dan lain
lain), dan pendapatan yang berasal dari pemberian pihak lain (transfer). 
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jateng Nomor 561/61 Tahun
2020 tentang UMK 35 kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah, ditetapkan
bahwa Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar
Rp. 1.827.000,-.
d. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan suatu kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang
11
semakin mudah orang tersebut menerima informasi baik dari orang lain
maupun dari media massa. (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan diperlukan untuk
mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip
Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan
serta dalam pembangunan.
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon
yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon
yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir
sejauhmana keuntungan yang mungkin mereka peroleh dari gagasan tersebut.
(Koentjoroningrat,1997)
e. Masa kerja
Menurut Handoko (2002) Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau
lamanya tenaga kerja itu bekerja di suatu tempat. Kurun waktu tersebut dimulai
dari seseorang mulai bekerja menjadi karyawan disuatu perusahaan hingga
jangka waktu tertentu.
Masa kerja setiap kader posyandu akan berbeda-beda dari kader satu
dengan kader lainnya. Hal ini juga ditentukan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi kader untuk tetap sebagai kader posyandu yang merupakan
pekerjaan sosial atau berhenti sebagai kader sosial untuk lebih fokus pada
pekerjaan utama atau mengurus keluarga. Semakin lama menjadi kader akan
semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
f. Pelatihan
Menurut Eko (2015:82), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas
individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis
sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan
adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan
pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar.
Sehingga pelatihan bagi kader posyandu dapat diartikan sebagai sebuah
proses untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuan seorang kader posyandu
sehingga dapat melaksanakan pekerjaan secara efektifvitas dan efisien untuk
mencapai kesehatan ibu dan anak. Hasil dari pelatihan ini diharapkan adanya
perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, atau perilaku.
12
4. Peran Kader Posyandu
Peran adalah posisi seseorang dalam struktur sosial atau mengidentifikasi
tentang pola interaksi sosial seseorang berhubungan dengan orang lain. Tingkat
peranan seseorang di dalam suatu kegiatan khususnya peran kader posyandu adalah
sebagai berikut :
a. Pelaksana
Dalam kegiatan Posyandu kader memegang peranan pelaksana kegiatan
posyandu dan menggerakkan keaktifan ibu. Adapun peran kader posyandu
sebagai pelaksana meliputi :
1) Memeriksa suhu tubuh pengunjung sebelum memasuki area posyandu;
2) Menganjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau handsanitizer.
3) Layanan Hari Buka Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru tetap
dilakukan dengan sistem 5 meja :
(a) Meja 1 : mendaftar bayi/Balita dan mendaftar ibu hamil.
(b) Meja 2 : menimbang bayi/bayi dan mencatat hasil penimbangan.
(c) Meja 3 : mengisi buku KIA
(d) Meja 4 : menjelaskan data buku KIA berdasarkan hasil timbang,
memberikan penyuluhan dan memberikan rujukan ke Puskesmas jika
diperlukan.
(e) Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang dilakukan di Posyandu dalam
Adaptasi Kebiasaan Baru dilakukan dengan janji temu. (Kemenkes,
2020)
Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader dan untuk meja V
dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya: dokter, bidan, perawat,
juru imunisasi dan sebagainya.
b. Pengelola
Kader aktif dalam berbagai kegiatan, bahkan tidak hanya dalam
pelaksanaan tetapi juga hal-hal yang bersifat pengelolaan seperti perencanaan
kegiatan, pencatatan dan pelaporan pertemuan kader. (Depkes RI,2006 : 17)
Peran kader posyandu sebagai pengelola meliputi :
1) Kader berkoordinasi dengan Pemerintah Desa/Kelurahan.
2) Melakukan pembagian tugas antar kader.
3) Mengidentifikasi sasaran yang akan mendapatkan layanan.
13
4) Menyusun jadwal Posyandu.
5) Mengumumkan hari buka dan jadwal layanan kelompok usia.
6) Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) petugas Posyandu seperti
masker dan pelindung wajah (faceshield).
7) Menyiapkan lokasi pada hari buka posyandu sebagai berikut:
(a) Melakukan pembersihan dan disinfeksi pada area dan permukaan benda-benda
yang ada di Posyandu.
(b) Menyediakan tempat Cuci Tangan Pakai Sabun atau cairan antiseptik berbahan
alkohol/ handsanitizer.
(c) Mengatur posisi meja layanan dengan jarak minimal 1 meter.
(d) Menyediakan alat pengukur suhu tubuh non kontak (thermal gun).
8) Menyampaikan hasil pelaksanaan Posyandu kepada pengurus RT / RW /
Dusun setempat.
a) Melakukan kunjungan rumah untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita.
5. Tumbuh Kembang Balita
Di dalam Permenkes No 66 Tahun 2014, secara garis besar pertumbuhan
dan perkembangan sebagai berikut :
a. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
b. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Namun pertumbuhan dan perkembangan setiap
balita mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik
maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
Sehingga setiap pertumbuhan dan perkembangan balita harus terpantau, karena usia
balita merupakan masa kritis yang akan menentukan perkembangan selanjutnya.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tumbuh
kembang anak. Betapa kompleknya pengaruh lingkungan terhadap tumbuh
kembang anak mulai dari individu, keluarga, masyarakat. Setelah keluarga,
lingkungan tetangga, sarana bermain, pelayanan kesehatan dan sekolah yang sangat
14
mempengaruhi tumbuh kembang anak. (Soetjiningsih,1995:12 ). Disinilah
keberadaan posyandu yang dikelola oleh kader sangat mempengaruhi tumbuh
kembang terutama pada kemampuan kader dalam memantau tumbuh kembang
balita.
Untuk mengetahui tumbuh kembang balita, ada beberapa cara penilaian
melalui pemeriksaan fisik atau klinikal, pemeriksaan anthropometri
(membandingkan tinggi badan terhadap umur, berat badan terhadap umur,
lingkaran kepala terhadap umur, lingkar lengan atas terhadap umur), salah satunya
yaitu menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang membandingkan
berat badan terhadap umur, pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan analisa diet
(Sakip Dinkes Wonogiri, 2019) serta Kartu Menuju Sehat (KMS) yang memuat
kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. (Permenkes No
155/Menkes/Per/I/2010).
6. Pandemi Covid-19
a. Pandemi
Pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi
daerah geografi yang luas. https://kbbi.web.id/pandemi, 2021. Dengan kata lain,
penyakit ini sudah menjadi masalah bersama bagi seluruh warga dunia. Contoh
penyakit yang tergolong pandemi adalah HIV/AIDS dan Covid-19 yang saat ini
sedang kita alami bersama.
b. Covid-19
Corona virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit saluran napas
yang disebabkan oleh virus corona jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Kemenkes, 2020.
Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang
ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada
Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus
Disease-2019 (Covid-19). Kemendagri 2020.
15
WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara
resmi mendeklarasikan virus corona (Covid-19) sebagai pandemi pada tanggal 9
Maret 2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di dunia.
https://covid19.go.id
c. Gejala Covid-19
Gejala covid-19 secara umum berupa demam 38° C, batuk kering, dan
sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut
pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak
erat dengan penderita Covid-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan
pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Kemenkes RI 2020.
d. Cara penularan Covid-19
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita Covid-19. Penyakit ini dapat
menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk
atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya.
Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi
dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut
(segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi Covid-19. Atau bisa juga
seseorang terinfeksi Covid-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari
penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga
kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. Kemenkes RI 2020.
e. Cara mencegah penularan virus corona
Menurut Kemenkes RI 2020, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mencegah penularan virus ini adalah :
1) Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan
sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat;
2) Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun
atau hand-rub berbasis alkohol;
3) Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan
atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan);
4) Menghindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum;
5) Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah);
6) Menggunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung;
7) Membuang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah
16
dengan benar, lalu mencuci tangan;
8) Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan;
9) Menghindari bepergian ke luar rumah saat merasa kurang sehat, terutama
jika merasa demam, batuk, dan sulit bernapas;
10) Selalu pantau perkembangan penyakit Covid-19 dari sumber resmi dan
akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas
Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu
melindungi dari penularan dan penyebaran Covid-19.
7. Pelaksanaan Posyandu Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.01.07 / MENKES / 12763 / 2020 bahwa prinsip pelaksanaan upaya kesehatan
di posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru dilaksanakan dengan prinsip sebagai
berikut:
a. Hari buka dan pelaksanaan kegiatan mengikuti kebijakan daerah penyebaran
COVID-19 di desa tersebut dan desa–desa sekitarnya. Keputusan Kepala
Desa/Lurah dilakukan setiap Posyandu akan dilaksanakan tiap bulannya,
berdasarkan hasil konsultasi dengan Puskesmas dan Gugus Tugas pencegahan
COVID-19 setempat.
b. Posyandu yang berada di daerah Zona Hijau dapat melakukan hari buka
Posyandu berdasarkan persetujuan dari Pemerintah Desa/kelurahan. Sedangkan
Posyandu yang berada di daerah Zona Kuning, Zona Oranye dan Zona Merah
memprioritaskan kegiatan mandiri oleh sasaran atau janji temu dengan tenaga
kesehatan serta menginformasikannya kepada kader Posyandu.
c. Menerapkan protokol kesehatan saat melakukan kegiatan pada hari buka

Posyandu antara lain, menggunakan masker, jaga jarak minimal 1 (satu) meter,

menghindari kerumunan dan sering melakukan cuci tangan pakai sabun dengan

air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

d. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi untuk

pengaturan jadwal, konsultasi, dan janji temu dengan petugas.

17
e. Hanya petugas dan pengunjung yang sehat (tidak demam, batuk, pilek, nyeri

tenggorokan dan/atau sesak nafas) yang datang pada hari buka Posyandu atau

kegiatan lain yang dikoordinasikan oleh Posyandu.

Pelaksanaan posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru dilaksanakan


berdasarkan persetujuan dari Pemerintah Desa/kelurahan dan memprioritaskan
kegiatan mandiri oleh sasaran atau janji temu dengan tenaga kesehatan serta
menginformasikannya kepada kader Posyandu. Adapun pelaksanaan posyandu
berdasarkan zonasi sebagai berikut :
a. Kegiatan Posyandu Pada Zona Hijau
Kegiatan Posyandu pada zona hijau dibagi dalam tiga tahapan kegiatan,
yaitu kegiatan sebelum hari buka, saat hari buka dan setelah hari buka.
1) Kegiatan Sebelum Hari Buka Posyandu
Kegiatan sebelum hari buka Posyandu antara lain :
9) Kader berkoordinasi dengan Pemerintah Desa/Kelurahan terkait jadwal
pelaksanaan Posyandu.
10) Melakukan pembagian tugas antar kader.
11) Mengidentifikasi sasaran yang akan mendapatkan layanan.
12) Menyusun jadwal Posyandu untuk mengurangi jumlah sasaran yang
datang secara bersamaan ke Posyandu.
13) Mengumumkan hari buka dan jadwal layanan kelompok usia.
14) Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) petugas Posyandu seperti
masker dan pelindung wajah (faceshield).
15) Menyiapkan lokasi pada hari buka posyandu sebagai berikut:
(e) Melakukan pembersihan dan disinfeksi pada area dan permukaan benda-benda
yang ada di Posyandu.
(f) Menyediakan tempat Cuci Tangan Pakai Sabun atau cairan antiseptik berbahan
alkohol/ handsanitizer.
(g) Mengatur posisi meja layanan dengan jarak minimal 1 meter.
(h) Menyediakan alat pengukur suhu tubuh non kontak (thermal gun).
2) Kegiatan Saat Hari Buka Posyandu
a) Kader menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker dan
pelindung wajah (faceshield).
b) Alur pelayanan Posyandu :
18
4) Memeriksa suhu tubuh pengunjung sebelum memasuki area
posyandu, pengunjung yang suhu tubuhnya >37,3°C atau
mempunyai gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan/atau
sesak nafas dilarang masuk.
5) Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau handsanitizer.
6) Layanan Hari Buka Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru tetap
dilakukan dengan sistem 5 langkah :
(f) Langkah 1 pendaftaran.
(g) Langkah 2 penimbangan, pemantauan perkembangan / verifikasi
daftar perkembangan atau pemeriksaan lain sesuai kelompok
sasaran seperti pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan,
Tekanan Darah, serta pengukuran Lingkar Lengan Atas.
(h) Langkah 3 pencatatan hasil penimbangan, pengukuran, deteksi
perkembangan dan hasil pemeriksaan.
(i) Langkah 4 penyuluhan singkat tentang penjelasan hasil
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan ibu dan
anak serta edukasi antara lain tanda bahaya kehamilan, tanda
bahaya balita sakit.
(j) Langkah 5 pelayanan kesehatan : Pelayanan kesehatan yang
dilakukan di Posyandu dalam Adaptasi Kebiasaan Baru
dilakukan dengan janji temu.
7) Setelah mendapatkan layanan, kader mengingatkan pengunjung
untuk :
(a) Segera pulang ke rumah.
(b) Segera mandi dan mengganti pakaian.
(c) Menjaga jarak dengan orang lain.
(d) Sering cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
(e) Tidak keluar rumah kecuali keadaan mendesak.
3) Kegiatan Setelah Hari Buka Posyandu
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader antara lain :
b) Melengkapi pengisian pencatatan hasil pelayanan posyandu.
c) Bersama tenaga kesehatan melaksanakan kelas ibu hamil dan kelas ibu
balita dalam bentuk daring/online.
d) Melakukan surveilans kesehatan berbasis masyarakat.
19
e) Menyampaikan hasil pelaksanaan Posyandu kepada pengurus RT / RW /
Dusun setempat.
f) Melakukan kunjungan rumah untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita, memonitor distribusi dan kepatuhan konsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD) ibu hamil, makanan tambahan balita dan
ibu hamil serta vitamin A bayi dan balita. Kunjungan rumah melalui
janji temu dilakukan hanya bagi sasaran berisiko masalah gizi.
b. Kegiatan Posyandu Pada Zona Kuning, Zona Oranye, dan Zona Merah
Posyandu pada zona merah, zona oranye, dan zona kuning tidak
melakukan kegiatan hari buka Posyandu, namun tetap melakukan fungsi
penggerakan agar masyarakat melakukan kegiatan utama yaitu kesehatan ibu
dan anak, gizi, imunisasi, keluarga berencana serta peningkatan perilaku hidup
sehat dan kegiatan tambahan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara mandiri,
janji temu kunjungan rumah atau janji temu di fasilitas pelayanan kesehatan
yang harus melakukan konsultasi atau pemeriksaan langsung dengan tenaga
kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan secara mandiri, janji temu kunjungan rumah atau
janji temu di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :
1) Ibu Hamil, Menyusui, dan Nifas
Dalam adaptasi kebiasaan baru, sebisa mungkin pelayanan ibu hamil
dan nifas dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
a) Kegiatan Secara Mandiri
(1) Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk mengenali Tanda
Bahaya pada kehamilan.
(2) Ibu hamil tetap minum Tablet Tambah Darah (TTD) sesuai dosis
yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
(3) Ibu nifas dan ibu menyusi mempelajari Buku KIA untuk melakukan
perawatan bayi baru lahir.
b) Janji Temu Kunjungan Rumah
(1) Konseling pada ibu menyusui.
(2) Pemberian Vitamin A untuk ibu nifas.
(3) Pemberian Pil KB ulangan untuk ibu menyusui.
(4) Distribusi makanan tambahan dan tablet tambah darah terus
dilakukan melalui petugas kesehatan dibantu oleh kader.
20
c) Janji Temu ibu hamil, nifas dan menyusui di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dilakukan sebagai tindak lanjut terhadap kegiatan yang tidak
bisa dilakukan secara mandiri atau janji temu kunjungan rumah sasaran.
2) Bayi Baru Lahir, Balita dan Anak Prasekolah
Di masa adaptasi kebiasaan baru, orang tua / keluarga meningkatkan
penggunaan Buku KIA untuk memenuhi pelayanan kesehatan esensial bagi
balita sebagai berikut :
a) Kegiatan Secara Mandiri
(1) Menggunakan buku KIA sebagai acuan informasi.
(2) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dengan menggunakan
alat yang tersedia di rumah.
(3) Mengedukasi orang tua melalui pemanfaatan teknologi informasi
untuk mengenali tanda-tanda balita sakit dan tanda - tanda gizi
kurang.
b) Janji Temu Kunjungan Rumah
(1) Kader mendampingi keluarga dalam memahami dan memanfaatkan
Buku KIA sebagai acuan memenuhi gizi anak, deteksi
perkembangan, memantau jadwal imunisasi, kapsul vitamin A dan
obat cacing.
(2) Pemberian kapsul Vitamin A
(3) Distribusi makanan tambahan terus dilakukan melalui petugas
kesehatan dibantu oleh kader.
c) Janji Temu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilakukan sebagai tindak
lanjut hasil pemantauan yang membutuhkan penanganan langsung
tenaga kesehatan.
3) Pasangan Usia Subur
a) Kegiatan Secara Mandiri
(1) Menggunakan buku KIA sebagai acuan informasi tentang KB.
(2) Mengonsumsi pil ulangan KB secara rutin.
b) Janji Temu Kunjungan Rumah
(1) Pemberian Pil Ulangan KB
(2) Pemberian edukasi tentang KB atau persiapan kehamilan yang
dilakukan melalui media KIE dalam bentuk buku KIA, atau
poster/flyer atau lembar balik yang berlaku.
21
c) Janji Temu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(1) Identifikasi untuk mendapatkan metode dan alat kontrasepsi.
(2) KB Pasca Salin bagi Pasangan Usia Subur.
(3) Kegiatan lain yang membutuhkan penanganan langsung tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dilaksanakan sesuai
dengan pedoman pelayanan kesehatan / kedokteran dan tetap
mematuhi protokol kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

B. Hipotesis

Adapun hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Terdapat Hubungan antara Umur dengan Kinerja Kader Posyandu

2. Terdapat Hubungan antara Pekerjaan dengan Kinerja Kader Posyandu

3. Terdapat Hubungan antara Pendidikan dengan Kinerja Kader Posyandu

4. Terdapat Hubungan antara pendapatan dengan Kinerja Kader Posyandu

5. Terdapat Hubungan antara Lama menjadi kader dengan Kinerja Kader


Posyandu

6. Terdapat Hubungan antara pelatihan yang diikuti dengan Kinerja Kader


Posyandu

22
BAB. III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Survey analitik menggunakan


rancangan penelitian Cross Sectional. Rancangan penelitian ini tidak
dilakukan dengan mengumpulkan data variable terikat dan bebas dalam
waktu yang bersamaan (Notoadmodjo, 2012).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan
Desember 2021 bertempat di semua posyandu di Kelurahan Wonoboyo Kecamatan
Wonogiri

C.Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek


yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011, dikutip
oleh Harjo 2020).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu yang
berjumlah 45 orang dan tercatat pada posyandu di Kelurahan Wonoboyo
Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri tahun 2021.
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. (Sugiyono 2011, dikutip oleh Harjo 2020). Sampel penelitian
adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini yaitu semua kader
posyandu yang tercatat berada di posyandu Kelurahan Wonoboyo Kecamatan
Wonogiri Kabupaten Wonogiri.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan jenis non
probabilititas. Menurut Harjo (2020: 71) dalam teknik penarikan sampel non
23
probabilitas, tidak setiap anggota populasi memiliki peluang atau kesempatan
untuk dipilih atau dijadikan anggota sampel. Sedangkan teknik penarikan sampel
non probabilitas yang dipilih yaitu dengan Sampling Jenuh (sensus) yaitu
metode penarikan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.
Menurut Arikunto 2002, apabila jumlah responden kurang dari 100,
sampel diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Sehingga sampel yang diambil yaitu semua kader posyandu di Kelurahan
Wonoboyo sebanyak 45 orang.

D.Identifikasi variabel

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Karakteristik Kader Posyandu


yang terdiri dari Umur, Pekerjaan , Pendapatan, Pendidikan, lama menjadi
kader posyandu dan pelatihan yang diikuti.

Variable terikat adalah Kinerja Kader Posyandu

2. Definisi Operasional

Tabel Definisi Operasional Variabel Penelitian


Definisi Alat Skala
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Karakteristik - Umur (kategori umur - Observas Kuesion a. Dewasa : umur Ordinal
menurut Depkes RI, i er 26 s.d 45 tahun
2009) b. Lansia : ≥ 46
tahun

- Pekerjaan (Kegiatan - Observas Kuesion a. Tidak Bekerja Ordinal


untuk mendapatkan i er b. Bekerja
pendapatan atau
keuntungan)

- Pendapatan (UMR - Observas Kuesion a. Kurang dari Ordinal


Kabupaten Wonogiri i er UMR : < Rp
Tahun 2021) 1.827.000,-
b. Lebih dari UMR
: ≥ Rp 1.827.000

- Pendidikan (tingkat - Observas Kuesion a. < SMP Ordinal


pendidikan formal i er b. ≥ SMA
tertinggi yang dicapai
24
responden)

- Masa kerja (Lama - Observas Kuesion a. Baru : 1 -2 Ordinal


menjadi kader i er thn
posyandu) b. Lama :>2
thn
- Pelatihan (pengajaran - Observas Kuesion a. Belum Pernah Ordinal
pengetahuan dan i er b. Pernah
keahlian yang pernah
diikuti)

Kinerja kader - Pelaksana (tugas kader - Observas Kuesion a. Tidak Pernah Ordinal
posyandu posyandu dalam i er b. Kadang-kadang
dalam kegiatan posyandu) c. Selalu
tumbuh
kembang
balita di masa
pandemi
Covid-19
- Pengelola (keaktifan - Observas Kuesion a. Tidak Pernah Ordinal
kader posyandu dalam i er b. Kadang-kadang
perencanaan kegiatan, c. Selalu
pencatatan dan
pelaporan pertemuan
posyandu)

E. Cara dan Tehnik Pengumpulan Data


1. Jenis dan Sumber Data
a) Data sekunder

Data sekunder ini merupakan data yang diambil dari data Jumlah

kader posyandu

b) Data primer

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui pembagian kuesioner kepada kader
posyandu di Kelurahan Wonoboyo Kecamatan Wonogiri untuk diisi dan kemudian diambil
oleh peneliti.

2. Intrumen Pengumpulan Data

Intrumen pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: lembar


25
observasi berbentuk ckeklist antara lain untuk mendapatkan data
mengkonsumsi kurma dan kacang hijau dan produksi ASI

3. Langkah-langkah Penelitian dan Pengawasan Kualitas Data

Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut

a) Perijinan penelitian

b) Persamaan persepsi dengan pihak tempat penelitian tentang


program yang akan diterapkan pada Kader Posyandu
c) Menjelaskan prosedur penelitian kepada responden dan informed consent
F. Pertimbangan Ijin dan Etik Penelitian

1. Pertimbangan Ijin Penelitian

Pertimbangan ijin penelitian ini dimulai dari peneliti mengajukan ijin


penelitian di BAPEDA Kabupaten Klaten. Penelitian ini akan dilakukan
apabila BAPEDA

26
Kabupaten Klaten telah menyetujui dan memberikan ijin berupa surat ijin penelitian
yang ditujukan untuk Dinas Kesehatan Kota (DKK) Klaten dan Puskesmas Klaten
Selatan.
2. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga prinsip etik yang mendasari pada kode etik
penelitian yaitu:
1. Respect For Person (Menghormati harkat dan martabat manuasia)

a. Hak subjek penelitian untuk memutuskan secara sukarela untuk ikut atau
menolak atau bahkan menghentikan keikutsertaannya dalam penelitian ini,
keputusan tetap dihargai dan tidak ada tuntutan/kompensasi
b. Hak subjek penelitian untuk diberikan informasi mengenai penelitian yang
meliputi: tata cara/prosedur, ketidak nyamanan, kesukarelaan, kerahasiaan
data, penyulit dan kompensasi, sifat penelitian, hak subjek penelitian untuk
menolak keikutsertaannya, tanggung jawab penelitian serta manfaat dan resiko
penelitian
c. Kedua hak subjek tersebut menjadi dasar inform consent. Apabila subjek
penelitian memahami dan bersedia ikut terlibat dalam penelitian maka subjek
penelitian dapat menandatangani lembar inform consent dan jika subjek
penelitian tidak bersedia maka peneliti harus menghormati haknya tersebut.

2. Beneficence dan malefecience (Prinsip manfaat dan tidak merugikan)

a. Penelitian ini tidak membahayakan atau merugikan subjek penelitian baik fisik
atau psikis sebab dalam penelitian ini tidak mengidentifikasi adanya hal-hal
yang dapat membahayakan subjek penelitian

27
b. Penelitian ini tidak mengeksploitasi subjek penelitian. Seperti dengan
memberikan perlakukan secara berlebihan sehingga subjek penelitian tidak
siap untuk menerima
c. Subjek penelitian mengetahui manfaat atau resiko dari penelitian melalui
penjelasan yang diberikan oleh peneliti
3. Justice (Prinsip keadilan dan kerahasian data penelitian)

a. Hak untuk mendapatkan perlakukan yang adil

b. Hak untuk memperoleh kerahasian.

G. Analisis Data

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:

a. Analisis Univariat

Analisis univariabel dilakukan untuk menggambarkan karakteristik responden


yaitu Umur, Pekerjaan, pendapatan, Pendidikan, lama jadi kader dan pelatihan yang
diikuti.
b. Analisis Bivariat

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji


statistic Chi-Square.

28
BAB IV

LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Luaran dan target capaian penelitian ini adalah artikel ilmiah yang di muat
dalam jurnal nasional terakreditasi minimal terindeks Sinta 4 dan Mendapatkan
sertifikat Hak Kekayaan Intelekual (HAKI).

29
BAB V.
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

A. Biaya Penelitian

No Jenis Pengeluaran Biaya Yang Diusulkan (Rp)


1. Belanja bahan/barang pendukung penelitian 500.000
2. Honor pembantu peneliti/enumerator 500.000
3. Belanja perjalanan penelitian 2.000.000
4. Belanja penyedia jasa dan lainnya 1.500.000
Jumlah 4.500.000

B. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Semester Pertama Semester Kedua


Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep
1 Penyusunan
Proposal
2 Seleksi Proposal
3 Pengumuman
Seleksi Proposal
4 Presentasi
Proposal
5 Pengambilan
Data
6 Pengolahan
Data
& Penyusunan
Hasil Penelitian
7 Presentasi Hasil
Penelitian
8 Perbaikan
Hasil Penelitian
9 Pengumpulan
Laporan Hasil
Penelitian

30
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu dalam Upaya Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI;

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta :


Departemen Kesehatan RI;

Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri. 2017, Rencana Strategis Dinas Kesehatan


Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021. Wonogiri : Dinas Kesehatan
Kabupaten Wonogiri;

Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri. 2020. Laporan Sistem Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah (SAKIP)Sakip Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri
Tahun 2019. Wonogiri : Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri;

Harjo, Budi. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif dan Statistik Untuk Pemula.
Yogyakarta : Nuta Media;
Kementrian Dalam Negeri. 2020. Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19
Bagi Pemerintah Daerah, Pencegahan, Pengendalian, Diagnosa dan
Manajemen. Jakarta : Kemendagri RI;

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta :


Kementrian Kesehatan RI;

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;

Pusdiklatnakes Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan
Anak. Jakarta : Pusdiklatnakes Kemenkes RI

Puskesmas Wonogiri l. 2020. Laporan Tahunan Puskesmas Wonogiri l Tahun 2020

Satuan Tugas Penanganan COVID-19. (2021). Tanya Jawab. Diakses pada 20


September 2021. https://covid19.go.id;
Setiawan, E. 2021. KBBI Online. Diakses pada 20 September 2021.
https://kbbi.web.id;
Suparyanto. 2014. Konsep Dasar Pendapatan Keluarga. Diakses pada 1 September
2021. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2014/03/konsep-dasar-pendapatan-
keluarga.html.

31
Lampiran 1: Biodata Ketua dan Anggota Peneliti

Biodata Ketua Peneliti


A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Rohmi Handayani, M.Keb


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP 19810608 201503 2 001
5 NIDN 0608068103
6 Tempat dan Tanggal Lahir Tulungagung, 8 juni 1981
7 E-mail ommykanza@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP 081327040834
9 Alamat Kantor Jl. Kasatriyan, Danguran, Klaten Selatan
10 Nomor Telepon/Faks (0272) 321941 / (0272) 328756
11 Mata Kuliah yang diampu 1. Konsep Kebidanan
2. Anatomi Fisiologi
3. Asuhan Kebidanan Komunitas

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan STIKES Ngudi Waluyo Universitas
Tinggi Ungaran Padjadjaran
Bidang Ilmu Kebidanan Kebidanan
Tahun Masuk 2003 2008
Tahun Lulus 2004 2010

32
Lampiran 2

Lembar Permohonan Menjadi Responden

Kepada
Yth.Calon Responden Penelitian
Di Tempat

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penelitian dengan judul “Hubungan Karakteristik Kader
Posyandu Dengan Kinerja Kader Posyandu Dalam Pemantauan Tumbuh Kembang
Balita”
. Untuk maksud tersebut saya memerlukan partisipasi anda untuk menjadi responden
penelitian saya. Apabila saudara bersedia terlibat dalam penelitian ini, mohon
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah disediakan.
Kerahasiaan keadaan responden akan peneliti jamin sepenuhnya dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian.
Atas kesediaanya, kami ucapkan terima kasih dan peneliti mohon maaf apabila
terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati responden.

Hormat saya,

Rohmi Handayani, M.Keb.


NIP: 198106082015032001

33
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk
berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti “Hubungan Karakteristik
Kader Posyandu Dengan Kinerja Kader Posyandu Dalam Pemantauan Tumbuh Kembang
Balita”
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu kebidanan.

Klaten,...................................2021

Responden

(......................................................)

34

Anda mungkin juga menyukai