PROPOSAL PENELITIAN
Pertama-tama peneliti panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga hasil penulisan proposal penelitian
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Burdahyat, S.KM., M.Kep.,
selaku pembimbing I, dan Ibu Agri Azizah Amalia, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku
bantuan peran serta berbagai pihak, baik secara langsung, maupun tidak langsung
khususnya kepada :
2. Bapak Burdahyat, S.KM., M.Kep., dan Ibu Agri Azizah Amalia, S.Kep., Ns.,
i
4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sebelas April
kepada peneliti.
5. Kedua orang tua, kakak, dan adik yang senantiasa selalu mendoakan dan
tugas penulisan ini, untuk itu peneliti mohon maaf. Demi penyempurnaan skripsi,
peneliti berharap dengan segala hormat, saran dan pendapat serta kritik dari tim
penguji.
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
iii
2.1.4 Kesiapan Menghadapi Menarche.................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja saat ini merupakan generasi yang terbesar dalam sejarah manusia.
terdiri lebih dari seperempat populasi global (Hodgson et al., 2019). Menurut
remaja adalah 10 – 24 tahun dan belum menikah. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2021 jumlah remaja khususnya remaja putri di Indonesia
Kesehatan Tahun 2015 - 2019, salah satu sasaran strategis yang akan dicapai
fisik, jasmani, seksual, mental dan emosional, masa remaja juga sering disebut
1
2
Pada fase ini remaja akan mengalami kematangan organ seksual dan pencapaian
adalah perubahan cepat kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan
hormonal yang terjadi pada masa remaja awal. Kematangan seksual terjadi pada
usia 12 – 16 tahun. Pada remaja putri, perubahan yang terjadi diantaranya adalah
daerah kemaluan dan ketiak, serta mulainya masa pubertas ditandai dengan
namun saat ini menarche cenderung dialami oleh usia yang lebih muda sehingga
banyak siswi Sekolah Dasar (SD) yang sudah mengalami menarche. Menurut
sebanyak 2,6 %, usia 11 – 12 tahun sebanyak 30,3 %, dan pada usia 13 tahun
adalah menstruasi yang pertama kali dialami remaja putri sebagai bentuk
3
berbagai dampak pada perubahan fisik, psikologis, maupun sosial yang negatif
karena perasaan cemas dan takut akan muncul bila kurangnya pemahaman
remaja putri mengenai menarche. Untuk itu, remaja perlu mempersiapkan diri
satunya yaitu terjadi infeksi pada organ reproduksi karena kurangnya informasi
terkait personal hygiene dan gizi yang baik bagi remaja. Dimana apabila infeksi
ini tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan penyakit yang bisa
sensasi fisik yang memperingatkan orang tersebut terhadap bahaya yang akan
datang. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi
ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kecemasan berbeda dengan rasa takut
juga menyatakan bahwa kecemasan adalah variabel kunci dalam hampir semua
4
yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadi.
eksternal (seperti lingkungan dan orang lain) juga dapat berdampak. Cara orang
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan
faktor diluar perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri
Merujuk pada teori perilaku Snehandu B. Kar, kesiapan remaja putri untuk
Dukungan sosial adalah bentuk kenyamanan yang diterima seseorang dari orang
lain, seperti orang tua, pasangan, kerabat, teman, guru atau tenaga medis.
keuangan atau produk, saran, proposal atau umpan balik. Dukungan sosial yang
terutama orang tua, saudara, teman sebaya, lingkungan, guru dan juga
orang-orang terdekatnya (yaitu orang tua, terutama ibu). Dukungan baik secara
tempat pertama dan terpenting untuk memberikan support serta edukasi dalam
sendiri informasi dari sosial media, karena terkadang sosial media memberikan
informasi yang tidak sesuai dan kurang relevan dikarenakan adanya kebebasan
remaja. Dukungan orang tua yang baik dapat membantu anak untuk lebih siap
seorang remaja karena keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat
memberi tahu ibunya saat menstruasi pertama kali. Sayangnya, tidak semua ibu
sebagai penyakit.
yang bermakna mengenai dukungan orang tua dengan kesiapan remaja putri
anak perempuannya, apalagi hal ini menyangkut menarche dimana pada proses
menstruasi ini akan menjadikan sesuatu yang membuat remaja putri was-was
dan risau manakala kedua orang tua tidak memberikan penjelasan secara
proporsional.
menstruasi, remaja akan lebih siap menghadapi menarche. Dukungan ibu dapat
dengan dukungan orang terdekat seperti ibu akan membuat remaja putri merasa
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada siswi perempuan khususnya kelas
menarche mengaku masih merasa malu saat ditanya apakah sudah mengalami
menstruasi atau belum, dan saat diberikan pertanyaan mengenai dukungan apa
saja yang diberikan oleh orang tua, mereka mengaku tidak mendapatkan
dukungan sama sekali. Oleh karena itu, saat mengetahui bahwa mereka
menstruasi, mereka merasa takut sekaligus malu untuk memberi tahu orang tua
menarche sebelumnya.
diberikan cukup terbatas karena materi yang diajarkan merupakan bagian dari
Kesehatan Sekolah (UKS) yang berada di Sekolah pun tidak berfungsi begitu
beratkan pada pelayanan fisik saja. Wali kelas juga mengatakan bahwa selama
ini belum pernah ada penelitian dalam bidang keperawatan yang dilakukan di
SDN Baginda 2 khususnya mengenai menarche, maka dari itu wali kelas sangat
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua pada
Baginda 2.
1. Bagi Pengguna
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan data dalam
TINJAUAN PUSTAKA
yang lainnya. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6 – 12 tahun.
teman sebaya, orang tua, dan orang lain. Usia sekolah merupakan masa
terus menerus dan alamiah. Pada generasi ini, anak-anak akan tumbuh
berusia 7 – 12 tahun.
11
12
(2019) Rentang usia antara 6 dan 12 tahun merupakan masa transisi dari
usianya, sebagai orang tua dan guru, kita dapat memenuhi kebutuhan
Sekolah Dasar adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa
seorang anak. Oleh karena itu, agar anak dapat mencapai potensi
siap untuk belajar hal-hal baru. Hal ini dikarenakan ketika anak-anak
mulai berubah menjadi lebih objektif dan empiris terhadap dunia luar.
masa ini yang disebut periode intelektual. Hal ini sesuai dengan
atau masa keserasian sekolah. Oleh karena itu, pada masa ini mendidik
Dasar. Ciri khas dari fase ini adalah peningkatan intensitas hubungan
keluarganya. Pada fase ini, hubungan antara anak dan teman sebayanya
diri pada anak usia sekolah dasar juga merupakan bagian dari
diri. Konsep diri merupakan proses penilaian terhadap diri sendiri yang
atau bersifat cemoohan. Misalnya pada kasus seorang anak yang lebih
sebagian besar anak akan memedam perasaan cemas, gelisah, takut, dan
masa remaja. Dimana masa perubahan atau transisi dari masa kanak-
tahun.
populasi, kelompok terbesar orang dari suatu negara terdiri dari remaja.
(WHO) terdiri dari remaja berusia 10 – 19 tahun. Ada sekitar 900 juta
juta remaja.
sosial.
biasanya terjadi pada masa remaja awal. Perubahan fisik yang terjadi
pada masa ini adalah perubahan bentuk tubuh, proporsi tubuh, dan
satu bentuk pubertas yang terjadi adalah menstruasi pertama atau biasa
disebut menarche.
16
masa remaja dibagi dalam tiga tahap, yaitu remaja awal (usia 11 – 14
17 – 20 tahun).
1. Pertumbuhan Fisik
2. Kemampuan Berpikir
sekitarnya.
3. Identitas
berbagai peran, mengubah citra diri, dan kecintaan pada diri sendiri
akhir.
tahap ini, tidak ada konflik besar dalam kontrol orang tua. Remaja
kebebasan dan pelepasan diri pada tahap ini. Remaja akhir dapat
remaja masih labil dan tidak memiliki pegangan hidup yang pasti.
2.1.3 Menarche
terjadi dalam rentang usia 10 – 16 tahun atau pada masa awal remaja
al, 2018).
lebih muda sehingga banyak siswi Sekolah Dasar (SD) yang sudah
mengalami menarche.
20
umur 13 tahun.
a. Lingkungan sosial
b. Ekonomi
c. Nutrisi
e. Gaya hidup
seseorang dimana dia siap untuk memberikan respon terhadap suatu situasi
menunjukkan bahwa seseorang telah siap untuk mencapai salah satu bentuk
putri akan menjadi lebih tenang dan siap menyambut datangnya menarche.
Sumber informasi utama sebenarnya berasal dari ibu dan kakak perempuan.
pada anak perempuannya, agar anak lebih mengerti dan siap dalam
22
selalu bisa mereka lakukan, apalagi tanpa dukungan orang tua terutama ibu.
memahami tentang siklus menstruasi mereka. Para ibu seringkali paling siap
masa depan. Ibu yang telah mengalami menarche diharapkan dapat menjadi
diantaranya ada reaksi biologis, reaksi psikis dan reaksi hormonal. Remaja
infeksi saluran kemih. Reaksi penolakan dan perasaan negatif remaja dalam
sosial, dan kesiapan emosional mereka untuk menerima peran seks. Apabila
diperhatikan agar citra masyarakat yang positif dapat tercipta. Remaja putri
1. Usia
Selain itu menarche yang terjadi sangat awal, dalam artian siswa
tersebut masih sangat muda usianya, dan kedisiplinan diri dalam hal
menyenangkan.
2. Sumber informasi
diperoleh dari :
a. Keluarga
mengalami menarche.
c. Lingkungan Sekolah
menarche.
26
d. Sikap
David & Oscar (dalam Rif’ati et al, 2018) menyatakan dukungan sosial
kesejahteraan mental dan fisik yang baik serta kesejahteraan subjektif yang
tinggi.
sosial yang baik menurut Sarafino (dalam Rif’ati et al., 2018), yaitu :
1. Dukungan emosional
Keluarga adalah tempat di mana orang dapat merasa aman dan damai.
2. Dukungan penghargaan
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan informatif
menghadapi permasalahannya.
emosional dan fisik yang diterima anak dari orang tuanya. Secara umum
Wijaya & Pratitis (dalam Gunandar & Utami, 2019) menyatakan bahwa
dukungan sosial orang tua adalah bantuan yang diberikan oleh orang tua
perasaan positif tentang dirinya sendiri. Dukungan sosial remaja putri yang
2.3 Teori
ancaman.
berkonsentrasi.
yaitu:
dengan bertitik-tolak bahwa perilaku itu fungsi dari niat orang terhadap
METODE PENELITIAN
bertujuan untuk mencari ada atau tidaknya hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Maka dari itu penelitian ini dilakukan dengan
tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. Dalam
penelitian ini, data yang dihimpun adalah data kuantitatif yang diolah
33
34
penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni – Juli tahun 2022.
Orang Tua dengan Kesiapan Menghadapi Menarche pada Anak Usia Sekolah
Independen Dependen
Keterangan :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Arah Hubung
35
3.4.1 Variabel
untuk diamati sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu
(Sugiyono, 2014).
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
digunakan adalah variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Penetapan
Usia Sekolah di SDN Baginda 2 Tahun 2022” maka diperoleh dua variabel
yaitu :
dalam variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Mendukung
jika responden
mendapatkan
skor : ≥50%
menghadapi menarche pada anak usia sekolah di SDN Baginda 2 tahun 2022.
2022.
3.6.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas IV,V, dan
3.6.2 Sampel
karena menurut Sugiyono (2007) jika jumlah populasi kurang dari 100,
39
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
a. Siswi kelas IV, V, dan VI yang tidak dapat hadir atau sakit
penelitian berlangsung.
hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap
1. Pernyataan Positif
2. Pernyataan Negatif
pertanyaan.
peneliti
harapan peneliti
sebagai berikut :
𝑛∑xy − (∑x)(∑y)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛∑x 2 − (∑x)2 )(𝑛∑y2 − (∑y)2 )
Dengan Keterangan :
Sebagai uji coba instrumen, maka data yang digunakan dalam uji
Dasar (SD) lain, maka dari itu peneliti memutuskan untuk memilih SD
rhitung > rtabel maka instrumen dianggap valid dan apabila rhitung <
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
sudah dapat dipercaya, yang reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan.
𝑛 ∑𝜎𝑡2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝜎𝑡
Dengan Keterangan :
Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Realibilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
1) Angket (kuesioner)
Angket atau kuesioner tersebut akan disebarkan kepada siswi kelas IV,
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel, yaitu siswi kelas IV,
1) Tahap Persiapan
Baginda 2.
2) Tahap Pelaksanaan
sebagai berikut :
sampling.
b. Coding
c. Entry Data
program SPSS.
d. Tabulating
4) Tahap Pelaporan
skripsi.
1. Analisa Univariat
𝑓
𝑃= × 100%
𝑛
Dengan Keterangan :
P : persentase
f : frekuensi
n : jumlah sampel
2. Analisa Bivariat
korelasi atau pengaruh antara 2 variabel atau lebih yang diteliti. Pada
uji normalitas data untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang ada.
48
2022.
2022.
Analisis akan dilakukan dengan uji Korelasi Spearman. Uji ini digunakan
untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yang
𝑁
6 ∑𝑖=1 ⅆ𝑖2
𝑟 = 1−
𝑁(𝑁 2 − 1)
Dengan Keterangan :
N : Banyaknya sampel
49
subjek penelitian, dan masyarakat yang akan terkena dampak hasil penelitian.
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan keadilan perlu diikuti oleh peneliti yang jujur,
DAFTAR PUSTAKA
Hodgson, N. S., Yom-tov, E., Strong, W. F., Flores, P. L., & Giselle, N. (2019).
Concerns of Female Adolescents About Menarche and First Sexual
Intercourse : Mixed Methods Analysis of Social Media Questions
Corresponding Author : 2. https://doi.org/10.2196/13158
Ilham, I. (2020). Perkembangan Emosi Dan Sosial Pada Anak Usia Sekolah Dasar.
EL-Muhbib: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan Dasar, 4(2), 162–
180. https://doi.org/10.52266/el-muhbib.v4i2.562
Kania Saraswatia, G., Zulpahiyana, Z., & Arifah, S. (2016). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Konsep Diri Remaja di SMPN 13 Yogyakarta. Jurnal Ners
Dan Kebidanan Indonesia, 3(1), 33.
https://doi.org/10.21927/jnki.2015.3(1).33-38
Khaulani, F., S, N., & Irdamurni, I. (2020). Fase Dan Tugas Perkembangan Anak
Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 51.
https://doi.org/10.30659/pendas.7.1.51-59
Mahmudah, N., & Daryanti, M. S. (2021). Kesiapan dalam menghadapi menarche
pada siswi sekolah. 6(1), 72–78.
Narsih, U., Widayati, A., & Rohmatin, H. (2021). Dukungan Sosial dan
Ketersediaan Informasi Mempengaruhi Kesiapan Remaja Putri dalam
Menghadapi Menarche The Social Support and Availability of Information
Influence The Readiness of Adolescent Girls in Facing Menarche. 359–371.
Nur Fitri Jayanti, S. P. (2012). Deskripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesiapan Anak Dalam Menghadapi Menarche Di Sd Negeri 1 Kretek
Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2011. Bidan Prada:Jurnal
Ilmiah Kebidanan, 3(1), 1–14.
Panjaitan, A. A., Angelia, S., & Apriani, N. (2020). Sikap Remaja Putri Dalam
Menghadapi Perubahan Fisik Saat Pubertas. Jurnal Vokasi Kesehatan, 6(1),
42. https://doi.org/10.30602/jvk.v6i1.213
Permatasari, R. D. (2020). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan
Penerimaan Individu Remaja yang Mengalami Menarche. 10(2), 93–102.
Prasetyo, M. G. (2016). Hubungan dukungan orang tua dengan kesiapan anak
remaja putri menghadapi menarche di sd negeri dukuh 01 mojolaban
sukoharjo naskah publikasi. 1–14.
Purba, V. M., Sanusi, S. R., & Aritonang, E. Y. (2018). Hubungan Fungsi Keluarga
Dengan Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Usia Sekolah
Dasar Di Sd Negeri 064988 Medan. Jurnal Muara Sains, Teknologi,
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, 1(2), 138–144.
https://doi.org/10.24912/jmstkik.v1i2.993
Purwaningsih, H., Handayani, N., Saparwati, M., & Mintarsih, S. (2021). Parent
53