Anda di halaman 1dari 115

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

Tn. T KHUSUSNYA PADA An. R UMUR 2 TAHUN

DENGAN PEMBERIAN PIJAT BAYI/BALITA

SEHAT DI DESA KARANGUDI

KABUPATEN SRAGEN

Disusun untuk memenuhi Tugas Stase Kebidanan Komunitas Dan Komplementer

Dosen Pengampu : Ari Andayani S.SiT.,M.Keb.

Disusun Oleh :

Rahmawati 161212038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

PROGRAM PROFESI FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA

Tn. T KHUSUSNYA PADA An. R UMUR 2 TAHUN

DENGAN PEMBERIAN PIJAT BALITA SEHAT

DI DESA KARANGUDI KABUPATEN SRAGEN

Laporan Individu Asuhan Kebidanan Komunitas, telah memenuhi persyaratan dan


disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Mahasiswa

(Ari Andayani, S.SiT., M.Keb) (Rahmawati)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat
dan rahmatNya sehingga terselesaikannya Laporan Individu Asuhan
Kebidanan Komunitas Pada An. R Umur 2 Tahun Dengan Pemberian Pijat
Bayi/Balita Sehat Di Desa Karangudi Kabupaten Sragen.
Penyusunan laporan asuhan kebidanan komunitas ini merupakan
tugas yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan tugas matakuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas Pengkajian keluarga Program Studi
Pendidikan Profesi Kebidanan Program Profesi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Ngudi Woluyo. Dalam penyusunan laporan individu asuhan
komunitas ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari
semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat.
1. Prof. dr. Subyantoro, M.Hum, selaku Rektor Universitas Ngudi
Waluyo.
2. Heni Setyowati, S.SiT., M.Kes, selaku Ketua Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo.
3. Ida Sofiyanti, S.SiT., M.Keb, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Kebidanan Program Profesi Universitas Ngudi Waluyo.
4. Ari Andayani, S.SiT., M.Kes, selaku pembimbing yang telah bersedia
untuk membimbing dan memberikan saran serta arahan sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini.
5. Ny. Sri (An. Reyhan) dan keluarga yang telah bersedia dikaji dalam
pengkajian laporan asuhan kebidanan komunitas ini.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk penulis dan
khususnya bagi pembaca laporan ini.

Sragen, 17 November 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Tujuan Umum dan Khusus ........................................................................... 4

C. Manfaat ........................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................... 6

A. Tinjauan Teori ............................................................................................... 6

B. Pengkajian Keluarga ...................................................................................... 35

C. Manajemen Kebidanan .................................................................................. 44

BAB III TINJAUAN KASUS .................................................................................. 52

A. Pengkajian ..................................................................................................... 73

B. Interpretasi Data ......................................................................................... 73

1. Analisis Masalah ................................................................................... 73

2. Diagnosa ................................................................................................. 73

3. Scoring / Penilaian ................................................................................. 74

4. Prioritas Masalah .................................................................................. 75

C. Rencana Asuhan ......................................................................................... 75

D. Evaluasi ........................................................................................................ 76

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 77

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 79

A. Saran ............................................................................................................ 79

B. Kesimpulan ................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa balita pertumbuhan dan perkembangan mengalami


peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 1 sampai 5 tahun. Masa
ini sering juga disebut sebagai fase “Golden Periode”. Yaitu masa yang
sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat
agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan (Marmi dan
Rahardjo,2015).
Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan aspek fisik,
psikologis, dan sosial yang dapat dilakukan sedini mungkin oleh orang tua.
Tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi
saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan.
Permasalahan tumbuh kembang selama ini adalah permasalahan
stunting. Angka kejadian stunting di Indonesia menduduki peringkat
kedua di Asia Tenggara sebesar 20% World Health Organization (WHO).
Berdasarkan Kementrian Kesehatan (Kemenkes 2020), prevalensi balita
mengalami stunting pada tahun 2019 menurun dibandingkan tahun 2018
yaitu dari 30,8% menjadi 27,7%.
Meskipun menurun, tetapi masih cukup tinggi karena 1 dari 33 balita
mengalami stunting. Strategi nasional percepatan pencegahan stunting
adalah melalui intervensi gizi spesifik, intervensi gizi sensitif dan
enabling-environment (lingkungan yang mendukung). Posyandu
merupakan garda utama pelayanan kesehatan bayi dan balita di
masyarakat. Melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan yang
dilakukan satu bulan sekali melalui pengisian kurva KMS, balita yang
mengalami permasalahan pertumbuhan dapat dideteksi sedini mungkin.

1
Kesehatan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka
selalu dalam kondisi optimal. Anak balita adalah anak berumur 12-59
bulan. Setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 kali dalam setahun yang tercatat di
Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS atau buku
pencatatan dan pelaporan lainnya. Pemantauan perkembangan meliputi
penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Pemantauan Pertumbuhan meliputi
pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Indikator yang
umum digunakan dalam menentukan kurva pertumbuhan yaitu berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB dan berat badan menurut usia (TB/U)
(Dinkes Jateng, 2017)
Peran bidan adalah melibatkan keluarga untuk memberikan asuhan pada
balita sehat. Dalam asuhan ini yaitu menstimulasi tumbuh kembang balita
dan melaksanakan pemantauan, melakukan penyuluhan pada orang tua
tentang nutrisi pada balita, melaksanakan penyuluhan pada orang tua
tentang pemeliharaan bayi dan balita, pencegahan bahaya anak sesuai
dengan usianya, tanda bahaya pada balita, tentang perawatan sehari-hari
pada balita. melaksanakan penilaian status nutrisi pada anak,
memberikasan asuhan komplementer dengan manfaat meningkatkan nafsu
makan dan kualitas tidur pada balita seperti pijat bayi/balita, dan
mendokumentasikan temuan-temuan intervensi yang dilakukan (Roesli,
2016).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field dan Scafidi
(1986 dan 1990) pada bayi cukup bulan yang berusia 1–3 bulan, yang
dipijat selama 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu didapatkan
kenaikan berat badan yang lebih dibanding kontrol (Roesli. U, 2007).
Pemijatan merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang
dipraktekkan sejak berabad abad silam. Bahkan ilmu ini telah dikenal
sejak manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat berhubungan
sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. Pengalaman

2
pijat pertama yang dialami manusia adalah pada waktu dilahirkan yaitu
pada waktu melalui jalan lahir si ibu (Roesli. U, 2007).
Agar balita tumbuh kembang optimal harus dicukupi 2 kebutuhan dasar,
yaitu: kebutuhan biofisik dan psikososial. Kebutuhan psikososial adalah
kebutuhan asih dan asah. Kebutuhan asah meliputi: stimulasi (rangsangan)
dini pada semua indera termasuk sentuhan (Handayani, 2003).
Sekitar 10-20% bayi mengalami gangguan kenaikan berat badan.
Sebagian bayi awalnya berat badannya normal tetapi sebagian lainnya
profil grafik berat badan dalam KMS atau kartu kesehatannya cenderung
tidak optimal sejak lahir. Seharusnya berat badan naik 1000 gram per
bulan saat dibawah usia 3 bulan, bayi dengan gangguan berat badan hanya
naik 500-800 gram per bulan. Kenaikan BB akan lebih buruk setelah usia
4-6 bulan. Gagal tumbuh adalah diagnosis klinis yang diberikan kepada
anak-anak yang kekurangan berat badan secara konsisten atau tidak
menambah berat badan karena alasan tidak jelas (Suwardini, 2012).
Pijat memiliki banyak manfaat diantaranya dapat meningkatkan
pertumbuhan. Apabila tidak dilakukan pemijatan dengan baik dan teratur
akan mempengaruhi pertumbuhan.
Dari data yang ada jumlah balita di Desa Karangudi adalah 218 balita
diantaranya masuk katagori beresiko stunting permasalahan nya adalah
diukur dari pertumbuhan balita bahwa 12 balita dikatagorikan tinggi
badannya kurang/ pendek dan barat badan kurang.
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat laporan
tentang “Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. T Khususnya
Pada An. R Umur 2 tahun dengan Pemberian Pijat Balita Sehat di
Karangudi Kabupaten Sragen”.

3
B. Tujuan Umum dan Khusus

1. Tujuan Umum

Setelah selesai mengikuti kebidanan komunitas dengan pengkajian


keluarga di lapangan mahasiswa mampu melaksanakan kebidanan
bermutu dan komprehensif kepada keluarga yang dijadikan
pembinaan sebagai keluarga intensif sesuai dengan budaya
setempat serta mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan
kelauarga melalui Pendidikan keluarga khususnya yang
berhubungan dengan kebidanan

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn. T

b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada masalah yang


ada di keluarga Tn. T meliputi Analisa masalah, scoring, dan
penilaian memprioritaskan masalah dan diagnose masalah

c. Mahasiswa mampu melakukan rencana asuhan pada keluarga Tn.T

d. Mahasiswa mampu melakukan Implementasi pada keluarga Tn. T

e. Mahasiswa mampu melakukan Evaluasi pada keluarga Tn. T

C. Manfaat

1. Bagi keluarga
Bagi keluarga Tn T khususnya pada An. R dapat meningkatkan
pengetahuan tentang Terapi Pijat Bayi/Balita yang dapat membantu
kenaikan berat badan anaknya
2. Bagi penulis
Diharapkan menambah pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman
bagi penulis tentang asuhan kebidanan untuk mengatasi kurangnya
berat badan pada balita bisa diatasi dengan memberikan terapi pijat
bayi/ balita

4
3. Bagi pendidikan
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan
untuk menambah pengetahuan khususnya untuk rekan-rekan
mahasiswi kebidanan di Universitas Ngudi Waluyo dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas keluarga dengan pemberian
terapi pijat bayi/balita untuk mengatasi kurangnya berat badan pada
balita

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Balita

a. Pengertian
Balita adalah semua anak termasuk bayi baru lahir yang
berusia nolsampai menjelang lima tahun (Ferry, 2007).
Balita adalah masa anak berusia dua sampai tiga tahun
(Nursalam, 2005). Balita adalah anak berusia 12 sampai 59 bulan
(Depkes RI, 2005).

b. Tahapan Perkembangan Balita menurut Handayani dkk (2005)


1) Umur 2 – 2 ½ tahun
a) Bahasa
Ia senang jika Anda membacakan cerita sebelum tidur.
Sering bertanya dan antusias mendengarkan jawaban
Anda. Kosa katanya mencapai beberapa ratus kata
tunggal. Menikmati pembicaraan sederhana dengan orang
dewasa yang ia kenal dan anak lain. Menggunakan bahasa
untuk meningkatkan kompleksitas pemainan imajinatif,
seperti berdandan. Mulai menggunakan kata ganti seperti
ia, dia, dan kata depan seperti di dalam atau di atas. Bisa
mengingat informasi seperti usia dan nama panjang. Juga
dapat menggunakan informasi tersebut.

b) Belajar
Mulai memasangkan warna, misalnya, dengan
menemukan dua balok berwarna sama. Memahami koin
adalah uang, tetapi memiliki pemahaman sedikit mengenai
nilainya. Dapat memilah benda berdasarkan karakteristik

6
tertentu, misalnya membedakan mainan menjadi beberapa
kelompok berdasarkan jenisnya, seperti binatang atau
mobil. Mulai mengembangkan pengertian mengenai
waktu. Misalnya, ia bisa membedakan antara hari ini dan
besuk. Dapat mengidentifikasi wajahnya dalam foto. Haus
akan pengalaman baru, misalnya kebun binatang.
Menjelaskan karakter manusia pada benda mati sebagai
ekspesi imajinasinya yang aktif dan sebagai ekspresi
imajinasinya yang aktif dari sebagai cara memahami dunia
sekitarnya.

c) Koordinasi tangan – mata


Dapat merangkai manik – manik menjadi kalung. Saat
melukis dan menggambar ia menggenggam krayon atau
kuas dan dapat membuat goresan yang terkontrol,
misalnya dapat menirukan garis vertikal yang Anda
gambar. Dapat memahami mainan, permainan dan puzzle
yang harus disusun dengan lebih baik. Mulai belajar cara
menggunakan alat makan selain sendok. Dapat memilih
untuk menggunakan tangan tertentu

d) Gerakan
Dapat melompat di lantai dalam jarak dekat dari posisi
berdiri dan dengan banyak latihan dapat melompat
melewati halangan yang rendah. Dapat bermanuver di
sekitar halangan saat melakukan kegiatan lain. Dapat
berjalan – jalan sendiri dalam jarak dekat tanpa harus
didorong di kereta. Naik dan turun tangga di rumah tanpa
bantuan. Berjinjit selama beberapa detik.

7
2) Umur 2 ½ - 3 tahun
a) Bahasa
Dapat menginstruksikan perintah dengan percaya diri.
Sering menggunakan kata ganti seperti saya dan aku,
walaupun tidak selalu benar. Menemukan bahwa
pertanyakan (terutama yang diawal dengan kata ‘Siapa?’
dan ‘Di mana?’) adalah cara yang baik untuk
mengumpulkan cerita yang lebih kompleks dengan
beberapa karakter. Sering bertanya mengenai arti kata –
kata yang asing saat mendengarnya. Menunjukan
pemahaman akan peraturan tata bahasa, dan
menggunakannya dalam percakapan.

b) Belajar
Membandingkan dua benda dari ukuran atau tinggi,
walaupun tidak selalu tepat. Membuat cerita sederhana
dari imajinasinya. Mengingat sesuatu yang Anda lakukan
kemarin dan menceritakan kembali kejadian yang
menyenangkan beberapa waktu yang lalu. Menyelesaikan
puzzle dengan tiga atau empat potongan besar.
Dapat mengingat informasi seperti nama benda dengan
cara mengucapkannya berulang – ulang. Mengantispasi
akibat dari sebuah kejadian. Misalnya, jika cangkir
terdorong maka isinya akan tumpah.
c) Koordinasi tangan – mata
Dapat bermain dengan berbagai jenis alat permainan
dan aktifitas pekerjaan tangan di kelompok bermain dan
tempat penitipan anak. Dapat menyusun menara balok
hingga delapan atau lebih. Mulai bisa menggunting
dengan gunting khusus anak – anak, walaupun masih
kesulitan melakukannya. Dapat menyelesaikan puzzle

8
sederhana. Karena kemampuan pengendaliannya yang
lebih baik, gambarnya lebih teratur dan subyek gambarnya
biasanya dapat dikenali. Dapat menirukan bentuk – bentuk
sederhanan yang Anda gambarkan. Melakukan pekerjaan
rumah tangga sederhana seperti meletakkan alat makan di
meja makan atau mainan di dalam kotak.

d) Gerakan
Melompat dari undakan pendek, seperti satu buah
anak tangga, tanpa kehilangan keseimbangan. Dapat
melakukan aktivitas keseimbangan tubuh, seperti meniti di
atas balok atau melompat, walaupun belum tentu berhasil.
Dapat menaiki tangga dan meluncur dari perosotan di
tempat bermain di luar ruangan. Berlari kencang dengan
percaya diri. Melakukan satu atau lebih

aktivitas fisik secara bersamaan dengan koordinasi yang


lebih baik.
3) Umur 3 – 3 ½ tahun
a) Bahasa
Senang mendengarkan cerita dan lebih terlibat,
mungkin dengan mendiskusikan cerita saat Anda
membacakan cerita tersebut. Mencoba membalikkan
halaman buku dan menunjuk gambar – gambar yang ada.
Tidak lagi menggunakan kata – kata terbatas untuk
mengekspresikan keinginannya, tetapi menggunakan
kalimat yang terdiri dari empat hingga lima kata.
Menggunakan kata sifat untuk menjelaskan benda atau
orang yang ia temui sehari – hari, pada tahap ini ia hanya
menggunakan dua atau tiga kata secara teratur. Dapat
memahami dan melakukan instruksi verbal yang
mengandung hingga tiga informasi.

9
b) Belajar
Mengembangkan pemahaman dasar mengenai angka
dengan mendengar dan melihat orang lain
menggunakannya. Menunjukan kedewasaan intelektual
yang semakin tinggi melalui gambar, walaupun gambar
yang ia buat menunjukan Anda dengan kepala berukuran
besar tanpa tubuh menempel pada kepala dan kaki yang
timbul di bawahnya. Memiliki daya ingat jangka pendek -
dapat menyimpan informasi baru selama beberapa detik,
lalu melaporkannya pada Anda. Memahami peraturan
bertingkah laku

dan alasan di baliknya jika dijelaskan dengan jelas.


Mungkin bingung dengan sebab – akibat dan
munghubungkan dua kejadian yang tidak berhubungan
sama sekali
c) Koordinasi tangan – mata
Memegang benda kecil dengan tangan yang kuat dan
memindahkannya tanpa menjatuhkan dari genggamannya.
Dapat menggenggam gunting dengan kuat dan
menggunting kertas berukuran besar. Menggunakan perata
adonan kecil untuk meratakan plastisin, lalu
menghancurkannya kembali untuk mengulang dari awal.
Dapat memegang sikat gigi dengan benar jika ditunjukan
caranya, dan dalam batasan tertentu dapat membersihkan
giginya.

d) Gerakan
Dapat mengayuh pedal mainan seperti sepeda roda tiga
dengan perlahan di permukaan yang rata. Dapat menaiki
jalan yang sedikit menanjak. Dapat melompat dari anak

10
tangga ke dua hingga kelantai, dengan kedua kaki, setelah
melihat Anda melakukannya. Berjinjit selama beberapa
detik tanpa meletakkan tumit ke lantai, dan dapat berjalan
maju sambil berjinjit. Senang menari mengikuti musik,
memutar – mutarkan tubuh serta menggoyangkan lengan
dan kaki mengikuti musik. Naik ke kursi saat makan dan
memutar tubuhnya untuk mencari posisi yang nyaman.

4) Umur 3 ½ - 4 tahun
a) Bahasa
Kemampuan humornya timbul, mayoritas pada area
bahasa, yang menunjukan kemampuan untuk memahami
diluar pemahaman harfiah sebuah kata dalam percakapan.
Meningkatkan panjang kalimat dengan menggunakan kata
‘dan’ sebagai penghubung. Bisa memasangkan kata – kata
dengan hanya dua atau tiga kata yang tertulis dengan jelas
pada kartu – kartu tunggal. Memahami dasar – dasar
peraturan bahasa, seperti bentuk jamak dan kata kerja saat
ini, dan menggunakan dalam percakapan sehari – hari.
b) Belajar
Memiliki daya ingat jangka pendek yang semakin
baik, dapat mengingat misalnya puisi pendek atau nomor
telepon dengan cara diulang – ulang. Daya konsentrasi
meningkat, jadi ia melakukan aktivitas tertentu atau
menonton televisi selama beberapa menit sebelum
perhatiannya beralih. Peningkatan keterampilan
menyusun, jadi ia dapat mencari sesuatu dengan lebih
sistematis. Menggunakan imajinasi untuk menciptakan
bayangan yang sebenarnya tidak ada, dan menjelaskan
secara detail. Dapat berhitung tahap pertama, misalnya,
menghitung barisan balok kecil hingga susunan kedua atau
ketiga, dan menghitung jari.

11
c) Koordinasi tangan – mata
Dapat menirukan garis yang membentuk sebuah
huruf, tetapi belum dapat menulis huruf secara utuh. Dapat
memegang alat makan pada masing – masing tangan, dan
dapat minum dari gelas.Senang mencampur bahan – bahan
dengan sendok kayu, meratakan adonan, menggunting
bentuk – bentuk tertentu, dan meletakkannya di oven
dengan bantuan Anda. Senang melakukan aktivitas sulit
yang melibatkan koordinasi tangan – mata, seperti
menyelesaikan puzzle, dan berusaha untuk
menyelesaikannya. Dapat menemukan dan mengumpulkan
benda – benda tertentu dari rak di supermarket dengan
menggabungkan ketrampilan visual dan koordinasi tangan
– mata.

d) Gerakan
Percaya diri untuk mencoba semua mainan di taman
bermain, termasuk memanjat ke ayunan dan memanjat
palang panjatan yang lebih tinggi. Senang melompat –
lompat di atas trampolin atau istana lompat. Dapat
berjalan ke atas dan kebawah dengan meletakkan kaki di
anak tangga satu per satu, sambil berpegangan pada besi
atau dinding.
Senang menendang bola di taman atau mengambil dan
melemparnya, tetapi sulit menangkapnya. Meniru Anda
melompat satu atau dua langkah jika berkonsentrasi dan
tidak melompat terlalu tinggi. Menggabungkan aktivitas
fisik yang masing – masing membutuhkan koordinasi,
seperti membawa barang sambil menaiki tangga.

12
2. Pijat Bayi/Balita
a. Sejarah Pijat Bayi

Pijat bayi merupakan salah satu kebudayaan tradisional yang


paling tua di Indonesia bahkan dunia. di Negara Cina dan Yunani
bahkan ditemukan bukti telah adanya pijat sebgai media terapi
kesehatan sejak ribuan tahun yang lalu. Sedangkan di Indonesia,
hampir seluruh daerah mempunyai kebiasaan memijatkan bayinya
sejak bayi lahir hingga masa kanak kanak,pelaku utama pijat bayi
tradisional ini adalah dukun bayi yang mendapatkan
keterampilannya secara turun menurun.

Berdasarkan Kongres WHO, pengobatan tradisional tahun


2008 di Beijing memberikan resolusi agar mengembangkan
pelayanan kesehatan tradisional sesuai kondisi negaranya.
Komitmen Indonesia untuk berperan aktif dalam MDG terutama
poin kesehatan ibu dan anak, maka mengembangkan potensi
budaya tradisional sebagai sarana pemecahan masalah kesehatan
ibu dan anak menjadi cara yang tepat terutama didaerah terpencil.

b. Pengertian Pijat Bayi

Pijat bayi adalah stimulasi dengan sentuhan-sentuhan untuk


melancarkan peredaran darah sesuai dengan tumbuh kembang
anak dengan tehnik yang aman bagi bayi dan dilakukan oleh
terapis yang kompeten.

c. Manfaat Pijat Bayi

1) Bayi Lebih tenaang dan nyaman karena sentuhan dapat


merangsang otak melepaskan hormone endhorfin dan
serotonin

2) Melancarkan pencernaan karena pijat dapat merangsang

13
peristaltic usus

3) Tidur bayi lebih nyenyak karena saat dilakukan pemijatan


kadar melatonin lebih tinggi

4) Mencegah bayi kuning, karena pijat dapat menurunkan


bilirubin

5) Membangun bonding attachment yaitu ikatan orangtua dan


bayi semakin kuat, mencegah depresi paska melahirkan, dan
membentuk karakter positif anak.

d. Tujuan Pijat Bayi


1) Merangsang syaraf motoric
2) Meningkatkan daya tahan tubuh
3) Merangsang fungsi pencernaan
4) Memperbaiki pola tidur
5) Membina ikatan kasih sayang bayi dan orangtua

e. Kontra indikasi Pijat Bayi


1) Saat bayi sedang demam
2) Saat bayi sedang tidur
3) Bila bayi sering mengalami kejang
4) Bayi dalam keadaan lapar atau kehausan
5) Bayi dalam keadaan rewel atau tidak nyaman
6) Memijat bayi tidak lama setelah makan atau minum

f. Waktu Pelaksanaan Pijat Bayi


1) Bayi boleh dipijat sejak baru lahir
2) Waktu yang tepat untuk pijat bayi ketika bayi menunjukkan
respon “siap”untuk dipijat
3) Setelah mandi
4) Sebelum Tidur

14
g. Kondisi Lingkungan yang Tepat untuk Pijat Bayi
1) Ruangan hangat dan tenang.]
2) Pencahayaan redup, hindari lampu yang langsung diatas bayi.
3) Aman dan nyaman.
4) Posisi yang nyaman dan rileks.\Alat dan perlengkapan mudah
dijangkau.

h. Perlengkapan
Perlengkapan yang perlu dipersiapkan pada saat melakukan
pijat padabayi, adalah:
1) Minyak pijat bayi (secukupnya)
2) Handuk kecil
3) Perlak / alas pijat
4) Mainan pendukung

i. Langkah-langkah
1) Tahap persiapan terapis

a) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

b) Inform consent

c) Memastikan kelengkapan peralatan

d) Mencuci tangan 7 langkah

2) Tahap interaksi

a) Menyapa bayi

b) Memposisikan bayi senyaman mungkin

c) Membuka baju bayi sambil mengajak bicara

15
j. Tahapan pemijatan bayi sehat

1) Kaki

Pijat biasanya diawali dibagian kaki karena bayi sudah


terbiasa disentuh kakinya sehingga pijatan dikaki untuk
menyiapkan bayi terhadap proses pemijatan, apabila saat
dipijat dikaki bayi terlihat nyaman, maka bisa dilanjutkan.
Selain itu pijatan dikaki bermanfaat untuk menghilangkan
reflex mencengkeram pada kaki bayi, sehingga bayi bisa
mengembangkan saraf yang diperlukan untuk menapak
lantai.
TEKNIK PEMIJATAN KAKI :

a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil


digosok didekat telinga bayi untuk meminta ijin,
bertujuan untuk agar bayi lebih peka terhadap
lingkungan sekitar

Gambar 2.1
b) (Resting Hand) Sentuh kaki bayi dengan kedua tangan
terapis dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan untuk
memberikan energy positif sehingga membuat bayi dan
terapis rileks dan nyaman

Gambar 2.2

16
c) Perahan ke bawah

Gerakan seperti memerah dari pangkal paha ke mata kaki.


Bertujuan Stimulasi otot kaki

Gambar 2.3

d) Menggulung

Gerakkan seperti menggulung dengan kedua tangan


terapis dari pangkal paha menuju ke mata kaki.
Bertujuan untuk stimulasiotot kaki

Gambar 2.4

e) Usap seluruh punggung kaki bayi dengan kedua jempol


terapist secara bergantian dari pergelangan ke arah jari-jari.
Bertujuan untuk menghilangkan refleks mencengkeram

Gambar 2.5

17
f) Gerakan memisahkan jari-jari kaki bayi dengan lembut,
sambil bernyanyi. Bertujuan untuk menghilangkan refleks
mencengkeram

Gambar 2.6

g) Usap telapak kaki bayi dari tumit menuju ujung jari


menggunakan kedua jempol terapis secara lembut dan
bergantian, bertujuan untuk melatih sensori telapak kaki
agar siap menapak di lantai

Gambar 2.7
h) Bentuk Huruf C dengan jari jempol dan jari telunjuk terapis,
jari jempol di tumit bayi dan jari telunjuk di bagian
cekungan telapak kaki bayi. Bertujuan untuk melatih sensori
tumit untuk mencegah bayiberjalan berjingkat.

Gambar 2.8

18
i) Usapan melingkar pada pergelangan kaki bayi dengan jari
jempol dan telunjuk terapis. Bertujuan untuk merileksasi
otot otot pergelangan untuk membantu telapak kaki
menapak dilantai.

Gambar 2.9
j) Perahan ke Atas
Gerakan seperti memerah dari pergelangan kaki menuju
pangkalpaha. Bertujuan untuk menguatkan otot kaki

Gambar 2.10

k) Ulangi seluruh gerakan pada kaki disisi lainnya

l) Akhiri dengan gerakan merapatkan kedua kaki bayi dan


usaplembut dari paha kearah jari.
Catatan : Seluruh Gerakan dilakukan dengan lembut dan
tanpatekanan

19
2) Perut

Tujuan pemijatan perut :

- Merangsang peristaltic, sehingga penyerapan nutrisi lebih


baik

- Membuang angin, sehingga mengatasi kembung

- Memperlancar saluran pencernaan sehingga mengatasi

- konstipasi

TEKNIK PEMIJATAN PERUT :


a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil digosok
didekattelinga bayi untuk meminta ijin, bertujuan untuk agar
bayi lebih peka terhadap lingkungan sekitar

Gambar 2.11

3) (Resting Hand) Sentuh perut bayi dengan kedua tangan


terapis dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan untuk
memberikan energy positif sehingga membuat bayi dan

terapis rileks dan nyaman

20
Gambar 2.12
d) Usap dari bawah diagrama menuju atas simpisis dengan
kedua tangan terapis secara bergantian. Apabila tali pusat
belum kering, maka salah satu tangan menutup tali pusat
dan tangan yang lain mengusap dari diafragma kea rah
sympisis. Bertujuan untuk merangsang peristaltic usus

Gambar 2.13
e) Bulan – Matahari, tangan kiri mengusap dengan lingkaran
penuh dimulai dari jam 9, tangan kanan mengusap dengan
setengah lingkaran dari jam 9 menuju ke jam 3, gerakan
dilakukan dengan sinkron antara tangan kanan dan kiri.
Bertujuan untuk merangsang peristaltic usus, mendorong
feces ke rectum, membuang

Gambar 2.14

21
f) Buka Perut, usap dengan kedua jempol terapis kearah kanan
dan kiri, mulai dari bawah diafragma sampai atas
symphisis. Bertujuan untuk merangsang peristaltic usus.

Gambar 2.15
g) Gerakan I L U

I : usap membentuk huruf I dari bawah diafragma kiri


kearahsympisis sebanyak 3x
L : usap membentuk huruf L dari bawah diafragma kanan
kearahkiri atas symphisis
U : usap membentuk Huruf U dari perut kanan atas
symphisissampai kiri atas symphisis
Bertujuan untuk mencegah konstipasi, mendorong angin
danfeces ke rectum

Gambar 2.16

22
h) Gerakan Semut Kecil, Gerakan jari jari terapis dari atas
symphisis sebelah kanan, melewati bawah diafragma kearah
kiri, ketika sampai diperut kiri atas, tarik tangan terapis
kearah symphisis.

Gambar 2.17

2) Dada

Tujuan Pemijatan Dada :

- Mengatasi Cegukan

- Melegakan saluran Pernafasan

- Mengeluarkan Lendir
TEKNIK PEMIJATAN DADA:

a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil digosok


didekat telinga bayi untuk meminta ijin, bertujuan untuk agar
bayi lebih peka terhadap lingkungan sekitar

Gambar 2.17

b) (Resting Hand) Sentuh dada bayi dengan kedua tangan terapis


dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan untuk memberikan

23
energy positif sehingga membuat bayi dan terapis rileks dan
nyaman

Gambar 2.18

c) Love, usap dada bayi dengan kedua tangan terapis, gerakan


membentuk LOVE. Bertujuan cegukan melegakan saluran
bernafasan.

Gambar 2.19

d) Butterfly, usap menyilang dengan kedua tangan terapis dari


atas diafragma kearah bahu, berikan sentuhan lembut di bahu.
Bertujuan untuk mengatasi cegukan, melegakan saluran
pernafasan, mengeluarkan lendir.

Gambar 2.20

24
e) Jantung Kecil, Pijat Lembut dengan kedua jari terapis
memutar disekitar areola. Bertujuan untuk melegakan saluran
pernafasan, mengeluarkan lendir.

Gambar 2.21

f) Sayap, jempol terapis didada, jari telunjuk dipundak depan,


tiga jari dipunggung bayi usap keatas, pastikan jari
menyentuh ketiak. Bertujuan untuk stimulasi saraf bayi.

Gambar 2.22

3) Tangan

Tujuan Pijat bagian Tangan :

- Menguatkan otot tangan untuk menopang tubuh saat


tengkurap dan merangkak
- Memastikan refleks primitif pada tangan

25
TEKNIK PEMIJATAN TANGAN:
a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil
digosok didekat telinga bayi untuk meminta ijin,
bertujuan untuk agar bayi lebih peka terhadap
lingkungan sekitar

Gambar 2.23

b) (Resting Hand) Sentuh tangan bayi dengan kedua tangan


terapis dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan untuk
memberikan energy positif sehingga membuat bayi dan
terapis rileks dan nyaman

Gambar 3.24

c) Perahan ke bawah, gerakan seperti memerah dari


pangkal lengan kearah jari jari. Bertujuan untuk
menguatkan otot lengan.

26
Gambarv2.25
d) Menggulung, gerakan seperti menggulung dengan kedua
tangan terapis dari pangkal lengan kearah jari jari.
Bertujuan untuk menguatkan otot lengan

Gambar 2.26

e) Usap seluruh punggung tangan dengan kedua ibu jari


terapist secara bergantian dari pergelangan kearah jari
jari. Bertujuan untuk stimulasi kemampuan meraih benda
dan menggenggam tangan

Gambar 2.27

27
f) Usap dengan jari jari tangan bayi dengan lembut, sambil
bernyanyi, bertujuan untuk stimulasi kemampuan meraih
bendadan menggenggam benda

Gambar 2.28

g) Usap telapak tangan bayi dengan kedua jempol terapis


secara bergantian, dari arah pergelangan menuju jari jari.
Bertujuan untuk stimulasi kemampuan meraih benda dan
menggenggam benda

Gambar 2.29

h) Usap melingkar pergelangan tangan bayi dengan jari


jempol dantelunjuk terapis. Bertujuan untuk merileksasi
pergelangan tangan.

Gambar 2.30

28
i) Perahan ke atas, gerakan seperti memerah dari
pergelangan kearah pangkal lengan. Bertujuan untuk
menguatkan otot lengan

Gambar 2.31

4) Muka

Bertujuan untuk :
- Stimulasi Refleks Hisap
- Stimulasi kemampuan mengunyah
- Menguatkan otot rahang

TEKNIK PEMIJATAN BAGIAN MUKA :

a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil


digosok didekat telinga bayi untuk meminta ijin,
bertujuan untuk agar bayi lebih peka terhadap
lingkungan sekitar

Gambar 2.32

29
b) Cilukba, lakukan gerakan cilukba sambil ajak bayi
tertawa. Bertujuan untuk membuat bayi dan terapis rileks
dan nyaman.

Gambar 2.33

c) Usap Dahi, usap dahi bayi dengan kedua jempol terapis,


dari tengah dahi kearah kanan kiri. Bertujuan untuk
membuat bayi rileks dan nyaman.

Gambar 2.34

d) Usap alis, usap kedua alis bayi dengan jempol terapis, dari
ujung alis kearah kanan kiri. Bertujuan untuk membuat
bayi rileks dan nyaman.

Gambarg2.35

30
e) Usap cuping hidung, usap dengan kedua jempol tangan
terapis, mulai dari antara kedua alis, turun melalui tepi
hidung, kearah pipi kanan kiri. Bertujuan untuk membuat
bayi rileks dan nyaman, melegakan saluran pernafasan dan
merangsang pengeluaran lendir.

Gambar 2.36

f) Usap Rahang Atas, usap dengan kedua jempol terapis,


mulai dari pertengahan rahang atas, kearah kanan dan kiri.
Bertujuan untuk stimulasi refleks menghisap dan
mengunyah

Gambar 2.37

g) Usap rahang Bawah, usap dengan kedua jempol terapis,


mulai dari pertengahan rahang bawah, kearah kanan dan
kiri. Bertujuan untuk stimulasi refleks menghisap dan
mengunyah

Gambar 2.38

31
h) Usap Belakang Telinga, usap dengan kedua telapak tangan
terapis,dari belakang telinga kearah dagu. Bertujuan
memberikanrasa nyaman dan rileks.

Gambar 2.39
5) Punggung

Tujuan Pijat Bagian Punggung:


- Menguatkan otot punggung, untuk menopang
saat mulaiteng kurap, merangkak dan duduk
- Stimulasi terhadap sistem saraf
- Stimulasi tinggi badan
TEKNIK PEMIJATAN DIBAGIAN PUNGGUNG :
a) Posisikan bayi tengkurap, Usapkan minyak di telapak
tangan terapis sambil digosok didekat telinga bayi untuk
meminta ijin, bertujuan untuk agar bayi lebih peka terhadap
lingkungan sekitar

Gambar 2.40

32
b) (Resting Hand) Sentuh punggung bayi dengan kedua
tangan terapis dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan
untuk memberikan energy positif sehingga membuat
bayi dan terapis rileks dan nyaman

Gambar 2.41

c) Usap Punggung, salah satu tangan terapis menahan


bokong dan tangan yang lain mengusap dari tengkuk
kearah bokong. Bertujuan untuk stimulasi otot
punggung.

Gambarr2.42
d) Circle, usap dengan kedua tangan terapis, membentuk
gerakan lingkaran kecil dari tengkuk kearah bokong,
bertujuan untuk stimulasi otot punggung, dan stimulasi
saraf punggung.

Gambar 2.43

33
e) Gosok punggung, gosok kedua tangan terapis secara bergantian,
mulai dari bokong kearah tengkuk. Bertujuan untuk stimulasi
otot punggung.

Gambar 2.44

f) Menggaruk, usap dengan jari jari terapis terbuka dari kepala


sampai ke kaki seperti gerakan menggaruk. Sambil afirmasi
positif, sepertti : Tolak Sawan Bali Dalan. Bertujuan untuk
stimulasi saraf, membuat rileks dan nyaman.
Gambar 2.45

6) Tahap Akhir

a) Membersihkan badan bayi dengan handuk kecil

b) Memakaikan pakaian bayi

c) Membereskan peralatan

d) Cuci tangan

34
B. Keluarga

1. Pengertian Konsep Keluarga


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan serta orang orang yang
selalu menerima kekurangan dan kelebihan orang yang ada di sekitarnya baik
buruk nya anggota keluarga, tetap tidak bisa merubah kodrat yang ada, garis
besarnya yang baik diarahkan dan yang buruk diperbaiki tanpa harus
menghakimi (Wikipedia, 2022).

Menurut (Salvicion dan Celis (1998) dalam Wikipedia, (2022)) di


dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Berdasar (Undang-Undang 52 tahun, (2009) dalam Wikipedia, 2022))


tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I
pasal 1 ayat 6 pengertian Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami istri; atau suami (Kepala keluarga), istri dan anaknya yang di
sebut dengan Rumah Tangga atau dengan sebutan lainnya ialah keluarga kecil;
sedangkan yang disebut dengan keluarga besar selain suami, istri dan anak-
anaknya dirumah tangga tersebut terdapat orang tua atau disebut ayah dan ibu
dari pihak suami dan juga terdapat anak-anaknya orang tua yang lain termasuk
orang tua dari ayah (Kakek dan nenek).

Menurut Paul B. Horton, n.d dalam Wikipedia, (2022) bahwa


Masyarakat adalah kumpulan manusia yang memiliki kemandirian dengan
bersama-sama untuk jangka waktu yang lama dan juga mendiami suatu daerah
atau wilayah tertentu. Di mana dalam wilayah tersebut memiliki kebudayaan
yang tidak namun memiliki adat yang berbeda di dalam wilayah, daerah
tersebut.

35
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya :

a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah


dipihak ayah.
b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah
dipihak ibu.
c. Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan
ibu.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suatu atau istri.
(Wikipedia, 2022)

3. Ciri-ciri Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :

a. Terorganisasi
Terorganisasi adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Ada Keterbatasan adalan setiap anggota memilik1 kebebasan tetapi
mereka juga mempunvai keterbatasan dalam menjalankan fungi dan
tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan Kekhususan
Ada perbedaan dan Kekhususan adalah setiap anggota mempunyai
peran dan fungsinya masing-masing.

36
4. Bentuk-Bentuk Keluarga
a. Nuclear Family (Keluarga Inti), Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak.
b. Extendet Family (Keluarga Besar), Adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara misalnya: nene, saudara sepupu, paman, Did1, dan
Sebagainya.
c. Serial Family (Keluarga Berantai), Adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari 2x dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Single Family (Keluarga Duda atau Janda), Adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian tau kematian
e. Composite Family (Keluarga Berkomposisi), Adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
f. Cahibitation Family (Keluarga habitas), Adalah dua orang yang menjadi
satu keluarga.
5. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut:

a. Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan
mencari nafkah, pendidikan,
b. Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu
kelompok dari peran sentral darianggota masyarakat dan pencari nafkah
c. Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan
baik, fisik, mental, social dan spiritual.

37
6. Fungsi Keluarga
Fungi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu:

a. Fungi pengaturan seksual, Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik


ditinjau dar1 agama maupun maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan
keinginan seksual.
b. Fungi Reproduksi, Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota bar
sebagai penerus keturunan.
c. Fungi Perlindungan dan Pemeliharaan, Yaitu memberikan perlindungan
dan pemelharaan terhadap stress.
d. Fungi Pendidikan, Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama dan utama karena anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.
e. Fungi Sosialisasi, Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari
kebiasaan ide-ide nilai dan tingkah laku dalam masyarakat.Melalui
lingkungan keluarga.
f. Fungi Toleran dan Efektif, Yaitu apabila rasa cinta kasih saying dalam
keluarga dapat dirasakan oleh semua anggota maka anggota keluarga akan
merasakan kesenangan kegembiraan dan ketentraman shingga mereka
akan kerasan tinggal dirumah maka keluarga merupakan tempat rekreasi
bagi anggota keluarga.
g. Fungsi Ekonomi, Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi
terutama orang tua sedangkan anggota keluarga yang lain atau anak
berfungsi sebagai konsumen.
h. Fungi Status Sosial, Yaitu suatu dasar vang menuniukan kedudukan atau
status bagi anggota.

7. Tugas Keluarga
Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.


b. Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
c. Pembagian tugs masing-masing anggotanya sesual dengan kedudukannya
masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

38
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota Keluarga dalam masyarakat yang lebin luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
(Wikipedia, 2022)

8. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga


Tahap tahap kehidupan keluarga menurut (Duvall (n.d) dalam Wikipedia,
(2022)) adalah sebagai berikut :

a. Tahap pembentukan kelurga


Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk
rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagar
generasi penerus, melahirkan ank merupakan kebanggan bagi keluarga
yang merupakan saat-saat yang dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih
sayang kepada anak pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung
pada kedua orang tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tabap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnva, sudah
mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah
kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang
bersih. Dalam fase ini anak sangat stress terhadap pengaruh lingkungan
dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan,
norma-norma agama, norma norma social budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak sekolan
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,
mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya. Membiasakan anak
belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan
meningkatkan pengetahuan umum anak.

39
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak
akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena
itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan
saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak
kemasvarakat dalam memulai kehidupannya vang sesungguhnya, dalam
tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali
Setelah anak bear dan menempu kehidupan keluarga sendiri-sendiri,
tinggalah suami istri berdua saja.dalam tahap ini kelurga akan merasa
sepi,dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

9. Gambaran Keluarga Sehat


Adapun bentuk pelayanannya adalah memberikan supersive seperti
bantuan, konseling atau bimbingan untuk perempuan selama masa kehamilan,
masa persalinan, masa nifas, hingga perawatan pada bayi baru lahir.
Sementara yang dimaksud dengan kebidanan komunitas adalah pelayanan
kebidanan secara profesional untuk masyarakat dengan tujuan utama pada
kelompok risiko tinggi agar dapat mencapai derajat kesehatan yang terbaik.
Guna mencapai derajat kesehatan yang terbaik serta optimal maka perlu
adanya pencegahan penyait, keterjangkauan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan mitra hingga melakukan evaluasi terhadap pelayanan kebidanan.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah usaha bidan guna memecahkan suatu
masalah kesehatan pada perempuan atau ibu dan bayi di dalam keluarga.
Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit
maupun institusi terkait atau bisa juga memberikan pelayanan kebidanan
40
dalam upaya mencegah kematian pada ibu dan bayi saat persalinan (Sebastian,
2021).
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan
keluarga yang shat dan sejahtera. Pelayanan Kebidanan Konunitas adalah
bagian upaya kesehatan keluarga. Keluarga sehat adalah kondisi yang
mendorong terwujudnya keluarga sejahtera (Syahlan, 1996). Gambaran
keluarga shat dapat dikemukaan sebagai berikut :
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental, maupun sosial.
b. Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan
kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Seorang bidan yang bekerja di komunitas harus mengetahui data wilayah


kerjanya, data tersebut mencakup komposisis keluarga, keadaan sosial,
ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama status kesehatan, serta masalah
ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja di bidang komunitas
tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah
kerjanya. Sasaran umum pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak
dalam keluarga. Menurut Undang-Undang No. 12 tentang Kesehatan, yang
dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga
lainnya. Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan
masa pra kehamilan persalinan, pasca persalinan dan masa diluar masa
Kehamilan (masa interval) serta persalinan Upaya kesehatan ibu dan anak
dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak di kandungan, masa bayi,
masa balita, dan masa pra sekolah (Syahlan, J.H., 1996).
10. Pengkajian Keluarga
Pengkajian keluarga merupakan pemantauan secara langsung pada
manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan
kondisi penyakit dan masalah kesehatan (Veftisia, et.al, 2020) yang meliputi:

41
a. Data umum
Data umum keluarga meliputi: nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan
KK, pendidikan, komposisi keluarga, tipe keluarga, suku/bangsa, agama dan
status sosial ekonomi keluarga.
b. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga.
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu mempertahankan suasana
kehidupan rumah tangga yang saling membantu. Adaptasi dengan perubahan
yang akan terjadi yaitu kehilangan anggota keluarga, kekuatan fisik, dan
penghasilan keluarga. Mempertahankan keakraban keluarga dan saling
merawat.
c. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Tahap perkembangan
keluarga saat ini. Pada poin ini terdapat 8 tahapan yaitu: keluarga baru
menikah, keluarga dengan anak baru lahir, keluarga dengan anak prasekolah,
keluarga dengan anak sekolah, keluarga dengan anak remaja, keluarga mulai
melepas anak sebagai dewasa, keluarga usia pertengahan, keluarga usia tua,
tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat kesehatan inti
(riwayat kesehatan dahulu, sekarang dan keluarga).
d. Struktur peran dalam keluarga
Struktur peran yaitu menggambarkan peran masing-masing anggota
keluarga di masyarakat. Nilai atau norma keluarga, ilai adalah sistem ide-ide,
sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu.
Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
Pola komunikasi keluarga: kondisi keluarga, siapa pengambil keputusan
dalam keluarga, cara pengambil keputusan
e. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, mempengaruhi atau
mengubah perilaku orang lain, hak (legitimate power, ditiru (referen power),
keahlian (expert power), hadiah (rewerd power), paksa (cocrcive power) dan
affektif power. Mengkaji fungsi keluarga: fungsi afektif, fungsi afektif yaitu
fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi
sosial, fungsi social yaitu fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
42
untuk berkehidupan sosial. Fungsi reproduksi, fungsi reproduksi yaitu fungsi
untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Fungsi
ekonomi, ungsi ekonomi yaitu kelurga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Fungsi perawatan pemeliharaan kesehatan, fungsi perawatan
pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga.
f. Mengkaji stress dan koping keluarga
Stresor jangka pendek dan jangka panjang. Kemampuan keluarga
merenspon stressor. Strategi koping yang digunakan. Strategi keluarga dalam
menghadapi stress. Mekanisme pembelaan terhadap stressor yang ada.
Keluarga selalu menghadapi masalah dan diskusi dengan anggtoa keluarga
untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Strategi adaptasi disfungsional.
Strategi ini digunakan keluarga dalam upaya perlu untuk mengurangi stress
dan ketegangan keluarga yang terdiri dari 4 strategis yaitu penyangkalan
masalah keluarga, dominasi (otoriter), perpecahan keluarga, kekerasan di
keluarga. Perilaku keluarga yang tidak adaptif ketika mempunyai masalah
g. Harapan keluarga
Harapan keluarga untuk masa depan.

43
A. Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam


menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan
tindakan untuk menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan
yaituidentifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan
pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan
oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan
manajemen kebidanan komuniti (J.H. Syahlan, 1996).
1. Identifikasi masalah
Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di
masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah
kesehatan di desanya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak.
2. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil
analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan
ibu dan anak di komunitas. Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis
yang dapat ditemukan jawaban tentang: Hubungan antara penyakit atau status
kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan
kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap
kesehatan. (H.L. Blum). Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu,
anak dan balita. Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat. Rumusan masalah dapat ditentukan
berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya
serta masalah potensial.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa yang mungkin terjadi yaitu antisipasi penanganan segera
penanganan segera masalah yang timbul. Rencana (intervensi), rencana untuk
pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi.
Tindakan (implementasi) kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas
mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Evaluasi untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang
dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. kegiatan evaluasi dilakukan: untuk

44
mengukur keberhasilan, selam evaluasi tenaga kesehatan mengumpul data dan
menganalisanya apakah tejadi perubahan kondisi atau tidak, dilakukan besama-
sama masyarakat.
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan
manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah
serta melakukan tndakan untuk menyelamatkan pasiennya dari
gangguan kesehatan (Varney, 2006). Langkah-langkah manajemen
kebidanan komunitas pada keluarga menurut Veftisia, et.al (2020):
1. Pengkajian
a. Subjektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari
sudut pandang klien. Diperoleh dari ekspresi klien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan
langsung atau ringkasan yang akan berhubungan dengan
diagnosis (Wahyuni, 2018).
Data subjektif pada bagian keluarga sama seperti di
pengkajian keluarga pada umumnya, menurut Veftisia, et.al
(2020) khusus untuk ibu hamil harus ditanyakan beberapa
hal yaitu:
1) Nama ibu hamil
Dikaji untuk mengetahui nama ibu supaya data tidak
tertukar dengan pasien lainnya
2) Umur ibu hamil
Dikaji untuk menentukan umur ibu dalam kategori risko
tinggi atau tidak (<20 tahun dan >35 tahun)
3) Riwayat kehamilan sekarang
a) Kehamilan keberapa
Dikaji untuk memastikan apakah ada komplikasi
pada kehamilan sebelumnya supaya dapat
mengantisipasi untuk kehamilan ini,

45
b) HPHT dan HPL
Dikaji untuk memperkirakan umur kehamilan ibu
dan memperkirakan hari persalinan ibu
2) Keluhan saat ini
Dikaji untuk mengetahui apakah keluhan ibu dalam
batas normal atau harus segera ditangani.
3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
4) Pemeriksaan kehamilan (ANC) meliputi dimana, oleh
siapa, berapa kali dan kapan, berapa kali melakukan
imunisasi TT, jika tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan alasannya apa
5) Konsumsi obatan/zat lainnya (termasuk tablet Fe dan
jamu) selama kehamilan, jika YA sebutkan dan
bagaimana cara mengkonsumsinya, jika tidak berikan
alasan dikaji untuk memastikan ibu hamil
mengkonsumsi tablet Fe dengan benar supaya mencegah
anemia
6) Pentangan atau anjuran yang dilakukan selama hamil.
Dikaji untuk melihat apakah kegiatan pantangan yang
ibu lakukan berbahaya untuk ibu atau janin sehingga
dapat dilakukan pencegahan dengan edukasi.
7) Pernahkah ibu mendapat informasi mengenai kehamilan,
jika pernah dimana
8) Apakah ibu mengetahui tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan, dan adakah keluhan. Dikaji untuk
memastikan ibu untuk mengetahuinya dan
mengantisipasi jika ibu mengalami tanda bahaya ibu
mengetahui dan segera ke tenaga kesehatan terdekat
untuk ditangani
9) Kehamilan direncanakan atau tidak

46
10) Persiapan persalinan meliputi
a) Rencana penolong persalinan
b) Persiapan teknis (dana, perlengkapan, transportasi,
dan lain-lain)
c) Pendonor darah
Dikaji untuk mempersiapkan perencanaan
persalinannya serta apabila terjadi kegawatdaruratan selama
kehamilan maupun persalinan dapat segera tertangani
b. Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil
observasi yang meliputi hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
pemeriksaan laboraturium, Catatan medik dari keluarga atau
orang lain dapat dimasukan dalam data objektif ini sebagai
data penunjang (Wahyuni, 2018).
Pada kasus ibu hamil ini data objektif yang harus dikaji
menurut Veftisia (2020) adalah:
1) Pemeriksaan Tekanan Darah, Suhu, Nadi, Respirasi
Tekanan darah untuk memastikan tekanan darah ibu
normal tidak >130/90 supaya mengantisipasi terjadinya
preeklamsia saat kehamilan
2) Pemeriksaan LILA, TFU
LILA dikaji untuk memastikan gizi ibu terpenuhi
apakah dalam kategori KEK <23,5 cm atau normal, TFU
dikaji untuk memastikan janin berkembang sesuai
dengan umur kehamilan ibu
3) Pemeriksaan oedem dan observasi kemungkinan anemis
Pemeriksaan odema dikaji untuk mendeteksi adanya
preeklamsia atau tidak
4) Konfirmasi kadar Hb, golongan darah
Kadar Hb dikaji untuk memastikan kadar Hb ibu hamil
dalam batas normal >11 gr/dL sehingga tidak terjadi
anemia.
47
1. Identifikasi masalah
a. Analisis Masalah
Analisis situasi masalah merupakan tahap pengumpulan
data yang ditempuh sebelum merancang dan merencanakan
program yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi,
fakta, data, kondisi yang ada pada suatu wilayah yang
didasarkan pada 3W yaitu Who (siapa), where (dimana),
when (kapan) (Wheelen, 2003 ; Yulifah 2009 dalam
Veftisia, et.al, 2020)
b. Scoring/penilaian
Sebelum memasuki penyekoran/penilaian, penulis harus
dapat memilih kasus sesuai dengan 6 kriteria yang ada pada
teori Veftisia, et.al (2020) yaitu:
1) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat
diatasi sekaligus
2) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat
mengancam kehidupan keluarga seperti masalah
penyakit
3) Perlu mempertimbangkan respons dan perhatian
keluarga terhadap asuhan keperawatan yang akan
dilaksanakan
4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah uang
mereka hadapi.
5) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang
pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan
keluarga
6) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga
Setelah melakukan pemilihan kasus sesuai dengan
penilaian 6 kriteria maka dilakukannya penyekoran yang
didasarkan pada beberapa kriteria yang memiliki nilai dan bobot
masing-masing, seperti teori yang ada pada Buku Komunitas
Veftisia, et.al (2020):

48
1) Sifat masalah
a) Ancaman kesehatan dengan skor 2
b) Tidak atau kurang sehat dengan skor 3
c) Krisis dengan skor 1 Bobot 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
a) Dengan mudah skor 2
b) Hanya sebagian skor 1
c) Tidak dapat skor 0 Bobot 2
3) Potensi masalah untuk dicegah
a) Tinggi skor
b) Cukup skor 2
c) Rendah skor 1 Bobot 1
4) Masalah yang menonjol
a) Masalah segera ditangani skor 2
b) Masalah yang tidak perlu segera ditangani skor 1
c) Masalah tidak dirasa skor 0
Bobot 1
Setelah itu:
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan
bobot
skor
x Bobot
angka tertinggi

3) Jumlahkan skor untuk kriteria


4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
c. Prioritas masalah
Dalam perkuliahan komunitas Veftisia (2020) setelah
melakukan penyekoring dan mendapatkan nilai maka
dilakukan perengkingan sesuai dengan nilai yang tertinggi
untuk dijadikan prioritas masalah.

49
d. Diagnosa
Diagnosa komunitas merupakan upaya yang sistematisi
yang meliputti upaya pemecahan masalah kesehatan
keluarga yang diawalai dengan analisis situasi, identifikasi
masalah, penyebab masalah, prioritas masalah dan memiliki
alternatif pemecahan masalah (Hadisaputro, 2008 ; Bannet
1987 dalam Hadju, et.al. 2016). Rumusan diagnosis masalah
harus dicantumkan bersama etiologinya (Veftisia, 2020).
Etiologi (penyebab) adalah faktor klinik dan personal yang
dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi
perkembangan masalah (Setiadi, 2012)
3. Rencana asuhan
Perencanaan adalah proses penyusunan renana yang
digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah
tertentu. Peranan bidan di komunitas sebagai perencana yaitu
melakukan bentuk perencanaan pelayanan individu dan
keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program di
masyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada
kaitannya dengan kesehatan (Veftisia, et.al, 2020).
4. Implementasi
Pelaksanaan pelayanan kebidanan di komunitas
merupakan bentuk pelaksanaan yang bersifat operasional
pelayanan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
berdasarkan diagnosa dan prioritas masalah. Bentuk
pelaksanaan kegiatan bisa berupa kegiatan pelayanan yang
bersifat mandiri, kolaborasi maupin rujukan sesuai wewenang
bidan. Tujuan implementasi asuhan terbagi atas jangka panjang
dan jangka pendek, yaitu:
a) Tujuan jangka panjang adalah target dari kegiatan atau hasil
akhir yang diharapkan dari rangkaian proses penyelesaian
masalah kebidanan (penyelesaian satu diagnosa atau

50
masalah) dan biasanya berorientasi pada perilaku seperti
pengetahuan, sikap dan pengetahuan.
b) Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang diharapkan
dari setiap akhir kegiatan yang dilakukan pada waktu
tertentu yang disesuaikan dengan penjabaran jangka
panjang. Misalnya, setelah dilakukan satu kali kunjungan,
keluarga mengerti tentang stimulasi (Veftisia, et.al, 2020).

5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan data dan menganalisis data, menyimpulkan
hasil yang telah dicapai, menginterpretasikan hasil menjadi
rumusan kebijakan dan menyajikan informasi (rekomendasi)
untuk pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek kebenaran
hasil evaluasi (Veftisia, et.al, 2020).

51
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. T KHUSUSNYA


PADA An. R UMUR 2 DENGAN PEMBERIAN
PIJAT BAYI/BALITA DI DESA KARANGUDI
KABUPATEN SRAGEN

Tanggal/ jam pengkajian : 16 November 2022 / 14.00 WIB


Tempat : Di rumah keluarga Tn. T
Alamat : Dukuh Pakitan RT.06 Desa Karangudi
Nama KK : Tn T
Pengkajian

1. Data Umum

a. Kepala Keluarga ; Tn. T

b. Alamat :

Dukuh Pakitan RT. 06, Desa Karangudi, Kabupaten Sragen

c. Pekerjaan KK : Petani

d. Pendidikan KK : SD

e. Komposisi Keluarga

No. Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan Keterangan


Kelamin keluarga
dengan
KK

1 Ny. S P Istri (Ibu) 28 Tahun SD

2 An. C P Anak 9 Tahun Masih SD Kandung

3 An. R L Anak 2 tahun - Kandung

52
f. Genogram :

Keterangan : = Sasaran

= Perempuan

= Laki-laki

g. Tipe Keluarga : Nuclear Family (Keluarga Inti)

h. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

i. Agama : Islam

j. Status Ekonomi Keluarga

Jumlah rata-rata penghasilan : ± 3.000.000

k. Aktivitas rekreasi keluarga : Wahana Permainan Anak-anak

53
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Saat ini tidak ada masalah dan dalam keadaan yang
normal.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada
c. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Di dalam keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan
3. Data Lingkungan :
a. Karakteristik Rumah :

D E

B C

Keterangan
A : Ruang Tamu
B : Kamar 1
C : Kamar 2
D : Toilet
E : Dapur

b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya


Interaksi antara warga banyak dilakukan pada sore dan
malam hari.

54
c. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. T sudah menempati rumah yang
ditempatinya saat ini sejak berumah tangga sampai
sekarang

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


keluarga Tn. T mengikuti kegiatan formal maupun
informal di lingkungan seperti perkumpulan pengajian dan
gotong royong yang diadakan di desa serta istri mengikuti
kegiatan takmir.

e. Sistem Pendukung
Tn. T saat ini tidak tinggal bersama istri dan anak – anak.
Keluarga Tn. T mempunyai fasilitas penunjang kesehatan
yang dimiliki keluarga cukup baik bila sakit biasanya pergi
ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri.

4. Struktur Keluarga
Struktur peran yaitu menggambarkan peran masing-masing
anggota keluarga di masyarakat.
a) Kepala keluarga
Bekerja untuk menafkahi keluarga, pendidik, pelindung
dan pemberi rasa aman, serta sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya
b) Ibu
Ibu sebagai isteri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mengurus rumah tangga, menjadi pengasuh, pelindung
dan pendidik untuk anak- anaknya, sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga,
ibu bekerja untuk menambah penghasilan keluarga.

55
c) Anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan (bermain bersama teman dengan
tetangga tetangga)

5. Nilai atau norma keluarga


Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah
pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu
lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
Ibu mengatakan, ibu suami dan anak menganut agama
islam, mengikuti ajaran agama seperti shalat 5 waktu, mematuhi
aturan sopan santun, menjaga nama keluarga, mengikuti kegiatan
di masyarakat seperti gotong royong, tolak bala dan lain-lain.
1. Pola komuniats dalam keluarga
a) Kondisi keluarga
Ibu mengatakan komunikasi antara ibu suami maupun
anak sangat baik, jika ada masalah akan di
musyawarahkan dalam keluarga
b) Siapa pengambil keputusan dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam
keluarganya adalah suaminya
c) Cara pengambilan keputusan (musyawarah atau
otoriter)
Ibu mengatakan pengambilan keputusan didalam
keluarga dilakukan dnegan bermusyawarah terlebih
dahulu
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan dari individu untuk mengontrol,
mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain, hak
(legitimate power, ditiru (referen power), keahlian (expert
power), hadiah (rewerd power), paksa (cocrcive power)
dan affektif power.

56
• Ibu mengatakan apabila anaknya sedang berulangtahun,
rengking dalam kelas akan diberikan hadiah, dan jika
didalam keluarganya ada yang salah akan diberikan
teguran supaya berubah untuk menjadi lebih baik lagi
dan tidak mengulangi kesalahan
6. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif yaitu fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain.
• Ibu mengatakan, ibu dan suami mengajarkan serta
mencontohkan kepada anaknya untuk aktif dalam
kegiatan masyarakat, menghormati kepada sesama
terutama orang yang lebih tua
b. Fungsi social yaitu fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosial.
• Ibu mengatakan anaknya sudah mengikuti kegiatan
remaja masjid dan aktif mengikuti kegiatan yang ada di
masyarakat
1. Fungsi reproduksi yaitu fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
• Ibu mengatakan, Rega diberikan kebebasan untuk
memilih pasangan hidupnya setelah lulus sekolah dan
sudah bekerja nanti, dan ibu mengatakan ibu dan suami
sudah berencana ingin memiliki 2 anak saja.
2. Fungsi ekonomi yaitu kelurga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
• Ibu mengatakan suaminya bekerja untu memenuhi
kebutuhan kehiduoan keluarganya baik sandang
maupun pangan, dan ibu juga bekerja untuk menambah
penghasilan keluarga.

57
3. Fungsi perawatan pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi
untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga.
• Ibu mengatakan didalam keluarga selalu menjaga
kesehatan diri dan lingkungan, menjaga pola makan
dengan makan 3x sehari, apabila salah satu anggota
keluarga ada yang sakit akan segera dibawa ke tenaga
kesehatan terdekat, dan keluarganya memiliki kartu
jaminan kesehatan, serta keluarga selalu merawat
barang yang ada dirumah semisal setelah digunakan
akan segera di rapihkan kembali
7. Stres dan koping, keluarga
1. Stressor jangka panjang dan jangka pendek.
Ibu mengatakan keluarga memiliki stressor jangka pendek
2. Jangka pendek : stresor yang dialami keluarga dan waktu
penyelesaian ± 6 bulan.
Ibu mengatakan suami semenjak pandemi ini
penghasilannya menurun
3. Jangka panjang : stresor yang dilami keluarga dan waktu
penyelesaian > 6 bulan.
-
4. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor.
Ibu mengatakan dalam menghadapi stressor ini ibu dan
suami sudah bermusyawarah bersama anak untuk lebih
menghemat pengeluaran belanja bulanan dan listrik.
5. Strategi koping yang digunakan.
Ibu mengatakan strategi penyelesaian masalah didalam
keluargnya dengan mencari solusi jalan keluar
permasalahannya. Strategi koping ini sering disebut dengan
strategi koping berfokus pada masalah (problem focused
coping) mencakup bertindak secara langsung untuk
mengatasi masalah dengan mencari solusinya
6. Menjelaskan tentang mekanisme pembelaan terhadap
stresor yang ada
58
Ibu mengatakan jika ada masalah didalam keluarganya
selalu dihadapi bersama supaya masalah terasa ringan dan
cepat selesai
7. Strategi adaptasi disfungsional.
Ibu mengatakan jika ada masalah didalam keluarganya
akan selalu di diskusikan bersama untuk mencari solusinya
8. Menjelaskan tentang perilaku keluarga yang tidak adaptif
ketika mempunyai masalah.

8. Pemeriksaan Kesehatan tiap individu anggota kelompok


a. Kepala keluarga, yang bersangkutan mengatakan tidak
sedang / tidak pernah menderita penyakit apapun, keadaan
sekarang sehat.
b. Istri yang bersangkutan mengatakan tidak sedang / tidak
pernah menderita penyakit apapun, keadaan sekarang
sehat.
c. Anak pertama, yang bersangkutan mengatakan tidak
sedang / tidak pernah menderita penyakit apapun, keadaan
sekarang sehat.
d. Anak kedua, yang bersangkutan mengatakan tidak sedang /
tidak pernah menderita penyakit apapun, keadaan sekarang
sehat.

9. Pengkajian Individu yang dibina /beresiko (kasus KIA & Gynekologi)


Identitas
a. Identitas Anak

1) Nama Anak : An. R

2) Umur : 2 tahun

3) Jenis kelamin : Laki - laki

4) Anak Ke : 2

59
b. Identitas Ibu Identitas Ayah

1) Nama : Ny. S Nama: Tn. T

2) Umur : 34 tahun Umur : 39 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Pendidikan : SD Pendidikan : SD

5) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani

6) Alamat : Dukuh Patikan RT.06, Desa Karangudi,


Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen
Data Subjektif (A)
a. Keluhan Utama
1) Ny. S mengatakan bahwa anaknya pada saat
pengukuran di posyandu balita beratnya kurang dan
tingginya kurang (masuk dalam katagori stunting)
2) Riwayat Kesehatan
Imunisasi

BCG : Tanggal 10-06-2020

DPT 1 : Tanggal 10- 07-2020

DPT 2 : Tanggal 10-09-2020

DPT 3 : Tanggal 10-10-2020

Polio 1 : Tanggal 10-06-2020

Polio 2 : Tanggal 10-07-2020

Polio 3 : Tanggal 10-09-2020

Polio 4 : Tanggal 10-03-2021

HB 1 : Tanggal 07-05-2020

HB 2 : Tanggal 10-06-2020

HB 3 : Tanggal 10-10-2020

Campak : Tanggal 10-03-2021


60
3) Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan sebelumnya anaknya pernah sakit panas

pada usia 2 bulan setelah imunisasi DPT, Hb, dan Polio.

4) Riwayat penyakit sekarang : Tidak ada

5) Riwayat penyakit keluarga / menurun


Ibu mengatakan dalam keluarga baik bapak maupun ibu

tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti asma,

jantung, ginjal, hepatitis, hipertensi, DM dan penyakit menular

seperti TBC dan pneumonia.

6) Riwayat Sosial

a) Yang Mengasuh

Ibu mengatakan mengasuh sendiri

b) Hubungan dengan anggota keluarga

Ibu mengatakan hubungan anak dengan anggota keluarga

sangat baik

c) Hubungan dengan teman sebaya

Ibu mengatakan anaknya belum mempunyai teman yang

sebaya dengannya.

61
d) Lingkungan rumah

Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, rapi dan bersih,

letak rumah berdekatan dengan rumah yang lain.

7) Pola Kebiasaan Sehari-hari

a) Nutrisi

(1) Makanan yang disukai

Ibu mengatakan anaknya sudah makan seperti orang

dewasa tetapi nasinya agak lembek. Semua jenis makanan

anaknya suka

(2) Makanan yang tidak disukai : makanan pedes

(3) Pola makanan yang digunakan

Pagi Pukul 06.00 WIB

Makan :

Nasi, Lauk pauk (sayur dan telur

ditambah kecap

Minum : Air Putih

Siang Pukul 12.00 WIB

Makan :

Nasi, Lauk pauk (Sayur, Tempe)

ditambah Kecap

Minum : Susu kemasan dan Air Putih

62
Malam Pukul 18.00 WIB :

Makan : Nasi , Lauk Pauk (Telur)

Minum : Air Putih

b) Istirahat / tidur

Ibu mengatakan anaknya tidur siang ± 3 jam dan tidur malam


± 12 jam, kadang terbangun untuk minum dan BAK.

c) Mandi

Ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali sehari, ganti baju


sewaktu-waktu ketika baju kotor terkena kencing, berak atau
keringat dan selesai mandi.

d) Aktivitas

Ibu mengatakan anaknya aktif dan ceria serta merespon


jika dipanggil.

e) Eliminasi

Ibu mengatakan bayinya :


BAB 2-3 x /haridenga konsistensi lembek, kuning
BAK 5-6 x/hari dengan konsistensi warna kuning jernih,
bau amoniak, memancar.

63
2) Data Objektif (O)
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
a. N : 110 x/m
b. R : 42x/m
c. S : 36 C
3. Pemeriksaan antropometri
a. Berat badan : 7 kg
b. Tinggi badan : 81 cm
4. Pemeriksaan fisik :
a. Kepala : rambut bersih, tidak ada nyeri tekan
ataupun adanya benjolan
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterus, simetris antara kedua mata
c. Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret,
tidak ada nyeri tekan
d. Telinga : simetris, bersih, pendengaran baik
e. Mulut : tidak ada kelainan bentuk, mukosa bibir
kering, tidak ada gigi berlubang
f. Wajah : tidak oedem, tampak pucat.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
dan tiroid, tidak ada nyeri tekan
h. Abdomen : tidak terdapat luka operasi
i. Ekstremitas atas : jumlah jari lengkap, tidak oedem
j. Ekstremitas bawah : jari lengkap, tidak oedem, reflek
patela +/+

64
5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

3) Analisa (A)
An. R Umur 2 Tahun dengan gizi kurang dan Pemberian Pijat
Balita Sehat
Masalah : Resiko Stunting

5) Penatalaksanaan (P)
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan anaknya yaitu berat
badan dan tinggi badan anaknya tidak sesuai dengan umur.
Hasil :
Ny. S telah mengetahui hasil pemeriksaan anaknya

b) Memberitahu ibu tentang Gizi seimbang adalah susunan


pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas
fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat
badan normal untuk mencegah masalah gizi
Hasil :
Ny.S mengeti dengan penjelasan yang diberikan

c) Memberitahu manfaat gizi seimbang yaitu menjaga daya


tahan tubuh balita sehingga tidak mudah terserang penyakit,
mempercepat pertumbuhan fisik, untuk membangun otak
dan mental anak, dan memenuhi kebutuhan anak
Hasil : Ny. S mengerti dengan penjelasan yang diberikan

65
d) Memberikan Terapi Komplementer Pijat Balita Sehat untuk
menstimulasi tubuh dengan sentuhan-sentuhan yang akan
melancarkan peredaran darah sesuai dengan tumbuh
kembang anak dengan Teknik yang aman bagi bayi dan
dilakukan oleh terapis kompeten.

e) Melakukan evaluasi
Hasil : An R mengatakan mengantuk dan mulai
lapar

f) Melakukan pendokumentasian.
Hasil : Telah dilakukan

10. Harapan Keluarga


Harapan keluarga semoga selalu di berikan kesehatan selalu
dan di berikan rejeki yang banyak untuk mencukupi kebutuhan
keluarga

66
Balita (umur>12 bulan–60 bulan)
a. Nama Balita : An. R
Umur : 24 bulan ( 2 Tahun)
Jenis Kelamin :L
BB/PB saat ini: 7000 gram/81 cm
b. Kunjungan keposyandu
√Ya,frekuensi:Teratur/Tidakteratur*(lingkari)
√Tidak pernah, alasan ................................................................
c. Kepemilikan KMS:
1) Ya:
✓ Terisi lengkap
✓ Tidak terisi lengkap
✓ Tidak terisi
2) Tidak,alasannya:
✓ Hilang,tetapi memiliki kartu cadangan
✓ Hilang, tidak punya kartu cadangan
✓ Merasa tidak perlu
✓ Tidak diberi pertugas
d. Pemberian vitamin A:
✓ Ya
✓ Tidak
e. Keadaan gizi menurut KMS
✓ Diatas GM
✓ GM
✓ BGM
✓ Tidak tahu,alasan……………………....

67
f. 137Status imunisasi balita (sejak usia bayi)
Jenis Sudah/ Keterangan
No. belum Tanggal Tempat KMS/Pengakuan
1. BCG Sudah 10-06-2020 Bidan KMS
No Jenis Tanggal Tempat OrangTua
2. Polio1 Sudah 10-06-2020 Bidan KMS
. Imunisasi
3. Polio2 Sudah/Belu
Sudah 10- 07-2020 Bidan KMS
4. Polio3 Sudah
m 10-09-2020 Bidan KMS
5. Polio4 Sudah 10-03-2021 Bidan KMS
6. DPT1 Sudah 10-06-2020 Bidan KMS
7. DPT2 Sudah 10- 07-2020 Bidan KMS
8. DPT3 Sudah 10-09-2020 Bidan KMS
9. Campak Sudah 10-03-2021 Bidan KMS
10 HepatitisB1 Sudah 10-06-2020 Bidan KMS
11. HepatitisB2 Sudah 10- 07-2020 Bidan KMS
12. HepatitisB3 Sudah 10-09-2020 Bidan KMS
Kategori:Lengkap/BelumLengkap/TidakLengkap/TidakPernah*(lingkari)
g. Riwayat Pemberian ASI Eksklusif
√ Ya
√Tidak
h. Saat Usia berapa bulan anda diberikan MP-ASI
√ < 6 Bulan
√> 6 Bulan
i. Jenis Makanan MPASI yang paling sering diberikan
√ Makanan instan buatan pabrik, sebutkan jenisnya:.................................
√ Makanan buatan rumah. Sebutkan jenisnya : Nasi, sayur (bayam,
kangkung , Daging (sapi, ikan), telur
j. Penanganan balita sakit
√ Diatas oleh nakes/pergi ke puskesmas
√Non Nakes, siapa.dimana?.......................................................................

68
PUS (Pasangan Usia Subur) yang sudah menikah
Nama : Ny. S
Usia : 38 Tahun
a. Apakah anda ber-KB Ya, apa jenisnya: suntik 3 bulan
Sudah berapa lama menggunakannya:
✓ 3 tahun, lamanya tahun, tidak, alasan
b. Apakah ada efek samping/keluhan dalam menggunakan
alat kontrasepsi
✓ Tidak ada
c. Apakah sebelumnya menggunakan KB
1) Pernah, jenis KB implant
2) Lama penggunaan, 3 tahun, Keluhan selama
pemakain tidak ada
3) Tidak pernah ada keluhan
d. Apakah anda mengetahui jenis-jenis kontrasepsi
lainnya
Ya, sebutkan:
• IUD √
• Pil √
• Suntik √
• Susuk √
• Kondom/cup vagina √
• MOW/MOP (Steril)
• KBA (MAL, kalender, suhu basal, lendir
serviks, simpothermal)
• Tidak
e. Dimanakah anda mendapatkan pelayanan KB
✓ Yankes, oleh: Bidan√
f. Apakah alasan anda menggunakan alat kontrasepsi KB
✓ Menghentikan kehamilan

69
g. Apakah anda berkeinginan untuk mengganti metode
KB yang digunakan sekarang?
✓ Tidak, alasan sudah cocok dengan kb yang
sekarang, yaitu suntik 3 bulan

5. Peran serta masyarakat

Nama Desa : Karangudi

1. Apakah masyarakat mengetahui tentang peran serta masyarakat

tersebut ?

√Ya, jenisnya :

√ Pelayanan Kesehatan

√ Keamanan

√ Kebersihan lingkungan

√ Pembangunan wilayah

√ Tidak

2. Tahu atau tidak tentang pelayanan kesehatan diwilayah tersebut

√ Ya, sebutkan : Rumah sakit, puskesmas, bidan

√ Tidak, alasan...........................................................................

3. Tahu atau tidak tentang desa siaga

Ya, sebutkan:

√ Polindes

√ Tabulin

√ Dasolin

√ Ambulan desa

70
√ Bank darah

√ Dasa wisma

√ Posyandu

√ Suami siaga

√ Lain-lain,..................................................................................

√ Tidak, alasan.............................................................................

4. Apakah ikut serta dalam program desa siaga ?

√ Ya, Sebutkan : Dana/Sarana/tenaga *(lingkari)

√ Tidak, alasan.......................................................................

5. Golongan mana yang lebih berperan aktif dalam kegiatan desa

siaga

√ Anak-anak

√ Remaja

√ Dewasa

√ Lansia

6. Apakah pendapat KK tentang perlu tidaknya desa siaga?

√ Perlu, alasan supaya jika warga terjadi apa-apa desa berperan

aktif untuk terlibat dalam masalah yang di alami oleh masyarakat

sekitar desa

√ Tidak perlu, alasan............................................................

7. Adakah jenis kegiatan desa siaga yang belum atau tidak terlaksana?

√ Ada, sebutkan.......................................................................

√ Tidak ada

71
√ Tidak tahu, alasan................................................................

8. Adakah kendala dalam pelaksanaan kegiatan desa siaga?

√ Ada, sebutkan : dana/sarana/tenaga *(dilingkari)

√ Tidak ada

√ Tidak tahu, alasan.................................................................

9. Apakah perlu dibentuk desa siaga diwilayah ini?

√ Perlu

√ Tidak perlu, alasan...................................................................

√ Tidak tahu, alasan.....................................................................

72
7. Interpretasi Data

1. Analisis Masalah

NO DATA DIAGNOSA MASALAH DIAGNOSA MASALAH


POTENSIAL POTENSIAL

1 SUBJEKTIF : An. R Umur Gizi kurang Stunting Stunting


2 Tahun (Gizi Buruk) (Gizi Buruk)
Saat dilakukan
pengkajian di dengan Gizi
rumah Tn. T Kurang dan
pada hari Rabu
16 Nov 2022 Pemberian
jam 14:00 WIB Pijar balita
Ny. S Sehat
mengatakan
berat badan dan
tinggi badan
anaknya kurang

OBJEKTIF :

• S : 360C
• RR : 42 x/m
• N : 110 x/m
• BB : 7 kg
• TB : 81 cm

73
2. Scoring/Penilaian

Kriteria Penilaian
Total Score
Sifat Masalah Kemungkinan Potensi Masalah Menonjolnya Masalah
Masalah dapat untuk Dicegah
(PEMBENAR Diubah (PEMBENARAN:
No. Masalah Kesehatan AN: Ancaman (PEMBENARAN: Masalah Segera ditangani: 2
Kesehatan: 2 (PEMBENARAN: Tinggi: 3 Masalah yang tidak perlu
Tidak/Kurang Dengan Mudah: 2 Cukup: 2 segera ditangani: 1 Prioritas
Sehat: 3 Hanya Sebagian: 1 Rendah: 1 Masalah tidak dirasa: 0
Krisis: 1 Tidak Dapat: 0 BOBOT: 1) BOBOT: 1)
BOBOT:1) BOBOT: 2)
Sifat Masalah +
Kemungkinan Masalah
(skor/angka (skor/angka tertinggi) (skor/angka (skor/angka tertinggi) x bobot dapat Diubah + Potensi
tertinggi) x x bobot tertinggi) x bobot Masalah untuk Diubah +
bobot Menonjolnya Masalah
1 Ny. S mengatakan anaknya (1/3) x 1 (1/2) x 2 (3/3) x 1 (2/2) x 1 3,3 1
berat badan dan tinggi
badannya kurang
= 0,3 =1 =1 =1

74
3. Prioritas Masalah / Diagnosa Kebidanan

Prioritas Diagnosa / Masalah Skor

1 Ny. S mengatakan 3,3


anaknya (An.R) berat
badan dan tinggi
badannya kurang

4. Rencana Asuhan

N Rencana Asuhan
O Data Dasar Masalah Strategi Rencana Tujuan Sasar Tempat Tanggal
an
1. Saat dilakukan BB dan TB Melakukan Memberikan Agar An. R An. R Rumah Kamis ,
pengkajian di rumah anaknya terapi pijat terapi pijat merasakan Tn. T 17 Nov
Tn. T pada hari Rabu (An. R) Balita Sehat balita Sehat manfaat 2022
16 Nov 2022 jam kurang secara dari pijat Jam
14:00 WIB langsung. balita Sehat 10.00
seperti WIB
Ny. S mengatakan merangsang
berat badan dan tinggi syaraf
badan anaknya kurang. motorik,
meningkatk
an daya
tahan
tubuh,
merangsang
fungsi
pencernaan,
dan
memperbai
ki pola
tidur

75
5. Implementasi

No. Tanggal / Waktu Diagnosa / Masalah Implementasi

1 Kamis, 17 Nov An R Umur 4 tahun • Memberikan


Pukul : 10:00 informasi untuk
dengan Gizi kurang
WIB melakukan terapi
dan pemberian pijat pijat balita sehat
untuk
balita sehat
menstimulasi
tubuh dengan
sentuhan-
sentuhan yang
akan
melancarkan
peredaran darah
sesuai dengan
tumbuh kembang
anak dengan
Teknik yang
aman bagi bayi
dan dilakukan
oleh terapis
kompeten.

6. Evaluasi

No. Tanggal / Waktu No. Diagnosa / Masalah Evaluasi

1 Kamis, 17 An R Umur 4 tahun • An. R sudah


Nov 2022 diberikan
dengan Gizi kurang dan
terapi pijat
Pukul : 11.00 pemberian pijat balita balita sehat.
WIB sehat • An R merasa
mengantuk
dan mulai
lapar

76
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Pengkajian keluarga merupakan pemantauan secara langsung pada manusia


untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit
dan masalah kesehatan yang terbagi menjadi data subjektif dan objektif (Veftisia,
et.al, 2020). Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
klien. Diperoleh dari ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan dengan
diagnosis (Wahyuni, 2018).
Menurut Veftisia, et al (2020) dalam pengkajian keluarga terdapat pasangan
usia subur (PUS) yang di kaji yaitu umur ibu kerena menetukan umur ibu dalam
kategori PUS. Berdasarkan hasil yang di dapatkan ibu menggunakan alat kontasepsi
suntik 3 bulan.
Pengkajian keluarga Tn. T dilakukan secara langsung khususnya pada Ny S
selaku ibu dari An. R (sasaran) pada tanggal 16 November 2022 jam 14.00 WIB,
yang didapatkan hasil pengkajian meliputi data subjektif dan data objektif. Pada saat
dilakukan wawancara Ny. S mengatakan anaknya (An. R) BB dan TB nya kurang.
Data objektif di dapatkan, Rr : 42 x/m, N : 110 x/m, BB : 7 kg. TB : 81cm.

B. Narasi Implementasi Kegiatan


Saat dalam pelaksanaan kegiatan Pijat balita sehat pada An. R dilaksanakan
pada hari Kamis 17 Nov 2022 pada jam 10.00 WIB di posko KKN, kegiatan ini
didampingi oleh dosen pembimbing, asuhan ini dilakukan kepada anak balita An. R
yang BB dan TB nya kurang sehingga diberikan pemberian terapi pijat balita sehat
untuk stimulasi tumbuh kembang balita, kemudian dilakukan evaluasi atau penutup
yang terdiri dari pengkajian pemahaman Ny S (Ibunya An.R) dengan menanyakan
kembali materi yang disampaikan, memberikan kesempatan pada Ny. S untuk
bertanya, menyimpulkan materi dan menutup kegiatan.
Tujuan dari asuhan ini supaya dapat menstimulasi tubuh dengan sentuhan-
sentuhan yang akan melancarkan peredaran darah sesuai dengan tumbuh kembang
anak dengan Teknik yang aman bagi bayi dan dilakukan oleh terapis kompeten.
Sehingga dalam implementasi kegiatan asuhan komplementer yang penulis lakukan
ini tidak ada kesenjangan antara teori, rencana kegiatan dan juga praktik

77
C. Evaluasi
Pada langkah ini evaluasi dari asuhan kebidanan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa (Varney,
2017). Evaluasi adalah proses untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data
dan menganalisis data, menyimpulkan hasil yang telah dicapai, menginterpretasikan
hasil menjadi rumusan kebijakan dan menyajikan informasi (rekomendasi) untuk
pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek kebenaran hasil evaluasi (Veftisia,
et.al, 2020).
Evaluasi dalam kegiatan Asuhan Komplementer An. R dengan Pemberian
pijat balita sehat dilakukan pada hari Kamis 17 November 2022 yang terdiri dari
pengkajian pemahaman Ny. S dengan menanyakan kembali materi yang
disampaikan setelah itu memberikan kesempatan untuk bertanya, matereri yang
disampaikan sudah cukup jelas dan dapat dipahami sehingga penulis dapat
melaksanakan Pemberian pijat balita sehat kepada anaknya dengan kesepakatan Ny.
S (Ibu An. R)
Sehingga dalam kegiatan evaluasi tidak ada kesenjangan antara teori dan
evaluasi yang penulis lakukan serta terlaksananya tujuan yang ada di SAP

78
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sehingga dalam kegiatan yang telah dilakukan pada Anak Balita di Dukuh
Pakitan RT.06 Desa Karangudi didapatkan kesimpulan:
a. Ketika dilakukan pengkajian pada masyarakat di wilayah Dukuh Pakitan RT.06
Desa Karangudi didapatkan beberapa asalah terkait kesehatan seperti, kurangnya
pengetahuan keluarga tentang Pijat Balita Sehat.
b. Interpretasi data didapatkan pada bagian analisa data terdapat masalah yaitu Ibu
klien belum mengetahui tentang pemberian terapi pijat balita sehat untuk stimulasi
tumbuh kembang pada balita.
c. Rencana asuhan pada masyarakat Dukuh Pakitan RT.06 Desa Karangudi sesuai
dengan masalah adalah melakukan asuhan komplementer pijat balita sehat untuk
Anak balita.
d. Implementasi yang dilakukan pada An. R dengan didampingi oleh dosen
pembimbing sehingga pelaksanaan tetap maksimal.
e. Asuhan komplementer Pijat Balita Sehat untuk menstimulasi tubuh dengan
sentuhan-sentuhan yang akan melancarkan peredaran darah sesuai dengan tumbuh
kembang anak dengan Teknik yang aman bagi bayi dan dilakukan oleh terapis
kompeten.
f. Evaluasi pada kegiatan ini diperoleh bahwa pengetahuan responden meningkat
setelah dilakukan Pijat Balita Sehat, diharapkan pengetahuan ibu klien meningkat,
dan dapat meningkatkan pemahaman keluarga serta dapat melakukan penanganan
masalah kesehatan yang dialami secara mandiri sehingga kondisi kesehatan klien
dapat meningkat.

79
B. Saran

a. Bagi Keluarga

Diharapkan setelah diberikan terapi komplementer ini keluarga dapat

menambah pengetahuan dalam menjaga kesehatan, perawatan kesehatan secara

mandiri dan melakukan hal penting dalam memprioritaskan kondisi kesehatan.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan lahan praktik dalam komunitas di bagian

Desa, karena masih banyak terapi kesehatan yang dilakukan secara sendiri yang

banyak belum diketahui masyarakat sehingga diperlukannya mahasiswa Bidan

untuk membantu memberikan asuhan kebidanan dengan praktek pengkajian

keluarga

c. Bagi Penulis

Diharapkan untuk lebih meningkatkan ilmu supaya pengetahuan bertambah

dan mudah dalam memberikan asuhan komplementer dan konseling di

pelayanan klinis maupun pelayanan ke masyarakat terutama saat di dunia kerja.

80
DAFTAR PUSTAKA

Basiri- Moghadam M, Basiri- Moghadam K, Kianmehr M, Jani S. The Effect of massage on


neonatal jaundice in stable preterm newborn infants:a randomized controlled trial. J
Pak Med Assoc.2015 Jun;65(6):602-6. PMID:26060154

Bahar, A., & Wuysang, D. (2015). Pemeriksaan Sistem Motorik Dan Refleks Fisiologis,
Patologis dan Primitif, 0–24. Retrieved from
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/08/Manual- CSlIV-
Sistem-Motorik-Refleks-Fisiologis-Patologis-Dan-Primitif.pdf

Budi, Unggul dkk. 2015. Pengaruh Baby Spa Terhadap Perkembangan Motorik Kasar
Pada Bayi

Jurnal kedokteran dan kesehatan , Baby Spa mempengaruhi perkembangan motorikbayi usia
3-6 bulan. 2008- Syifa Medika

KEMENKES, RI. 2016. Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
Bakti Husada Bensa. 2013. Pengaruh Pijat Bayi Bayi Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Bayi. Jakarta Soetjiningsih. 2009. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta :
EGC

Lee, H.K. 2005. The effect of infant massage on weight gain, physiological and behavioral
responses in premature infants. Journal of Korean Academy Nursing, vol.35, hal
1451-1460

Lestari KP, nurbadlina FR, Wagiyo W, Jauhar M. The Effectiveness of baby massage in
increasing infants body weight. J Public Healt Res.2021 May 31;10(s1).doi:
10.4081/jphr.2021.2332.PMID:24060735

Maharani, Sabrina. 2009. Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi. Jogjakarta: Kata Hati
Maryunani Anik. dkk. Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta:
TransIndo Medika. 2008.

Melyana N, dkk. 2014. Mom Massage, Baby Massage And Spa. Semarang : IHCA Mindell
JA, Meltzer LJ. Behavioural sleep disorders in children and adolescents. Annals
Academy of Medicine Singapore. 2008;37(3).722-8
81
Nugrohowati, R., & Nurhidayati, E. (2015). Pengaruh pijat bayi terhadap tumbuh kembang
bayi usia 0-12 bulan di desa Margodadi kecamatan seyegan kabupaten Sleman
(Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta)

Nurul Indah Sari, 2008. Efektivitas Pijat Bayi terhadap peningkatan berat badan bayi
premature

Parengkuan, E., & Tumewu, B. (2014). Personal Brand-Inc, Rahasia Untuk Sukses dan
Bertahan di Karier. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Prasetyo, 2009. Teknik-teknik Tepat memijat Bayi Sendiri Panduan Lengkap dan Uraian
Kemanfaatannya. Jogjakarta : Diva Press

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Purnamasari, Dewi. 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat.
Yogyakarta: Pustaka Salomon

Rodriguz-Mansilla J, Gonzales-Sanchez B, Torres –Piles S, Martin JG, Jimenez-Palomares


M, Bellino MN. Effect of the application of therapeutic massage in children with
cancer: a systematic review. Rev Lat Am Enfermagem. 2017 Jun
8;25:e2903.Doi:10.1590/1518-8345.1774.2903.PMID:28614439;PMCID:PMC54.

Riksani, Ria. 2014. Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta : Dunia Sehat Rusdiyanto.
2011. Terapi Pijat Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Buku Biru

Roesli, Utami 2001. Pedoman Pijat Bayi (Edisi Revisi). PT. Trubus Agriwidya.
JakartaRoesli,

Utami 2009. Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan. PT. Trubus
Agriwidya. Jakarta

Rsud.Banglikab.go.id, Pijat Bayi Aman Berbasis Keluarga

Saphiranti, Dona dan Ginayatunisa. 2011. Mom and Baby SPA. Program Studi Sarjana
Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Jurnal Tingkat Sarjana
bidang Senirupa dan Desain
82
Sudarti. dkk. Asuhan Pertumbuhan Neonatus Bayi dan Balita Kehamilan, persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2012. H. 105.

Suwariyah, Puji. 2013. Test Perkembangan Bayi / Anak Menggunakan Denver


Development Screening Test. Jakarta : CV. Trans Info Media

Soedjatmiko. 2006. Pentingnya Stimulasi Dini Untuk Merangsang Perkembangan Bayi &
Balita Terutama pada Bayi Resiko Tinggi. Sari Pediatri. Vol. 8

Syaifuddin, Abdul Bari. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Triandari, RA. 2011. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kemampuan Mengangkat Kepala Pada
Posisi Tengkurap Bayi

Yahya, Nadjibah 2011, SPA bayi dan anak

Yahya, N. (2011). Spa Bayi Dan Anak. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Zahter.
2008. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Rineka Cipta

83
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Pijat Balita Sehat


SUB POKOK BAHASAN : 1. Pengertian Pjat bayi/balita sehat
2. Manfaat Pjat bayi/balita sehat
3. Langkah-Langkah Pjat bayi/balita sehat
TARGET : Balita di wilayah Dukuh Pakitan RT 06 Kelurahan
Karangudi
SASARAN : Balita Umur 2 tahun
TANGGAL : 17 November 2022
WAKTU : 10.00 WIB
TEMPAT : Dukuh Patikan RT.06 Kelurahan Karangudi
PENYULUH : Rahmawati

A. LATAR BELAKANG

Pemijatan merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang


dipraktekkan sejak berabad abad silam. Bahkan ilmu ini telah dikenal sejak
manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat
dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. Pengalaman pijat pertama
yang dialami manusia adalah pada waktu dilahirkan yaitu pada waktu melalui
jalan lahir si ibu (Roesli. U, 2007).
Agar balita tumbuh kembang optimal harus dicukupi 2 kebutuhan dasar,
yaitu: kebutuhan biofisik dan psikososial. Kebutuhan psikososial adalah
kebutuhan asih dan asah. Kebutuhan asah meliputi: stimulasi (rangsangan) dini
pada semua indera termasuk sentuhan (Handayani, 2003).
Sekitar 10-20% bayi mengalami gangguan kenaikan berat badan.
Sebagian bayi awalnya berat badannya normal tetapi sebagian lainnya profil
grafik berat badan dalam KMS atau kartu kesehatannya cenderung tidak
optimal sejak lahir. Seharusnya berat badan naik 1000 gram per bulan saat
dibawah usia 3 bulan, bayi dengan gangguan berat badan hanya naik 500-800
gram per bulan. Kenaikan BB akan lebih buruk setelah usia 4-6 bulan. Gagal
tumbuh adalah diagnosis klinis yang diberikan kepada anak-anak yang
kekurangan berat badan secara konsisten atau tidak menambah berat badan
karena alasan tidak jelas (Suwardini, 2012). Pijat memiliki banyak manfaat
diantaranya dapat meningkatkan pertumbuhan. Apabila tidak dilakukan
pemijatan dengan baik dan teratur akan mempengaruhi pertumbuhan.

B. TUJUAN UMUM

Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan komplementer dengan


Pijat bayi/balita sehat.
C. TUJUAN KHUSUS

1) Mampu melakukan pengkajian data subjektif An. R


2) Mampu melakukan pengkajian data objektif An. R
3) Mampu melakukan analisa An. R
4) Mampu memberikan penatalaksanaan pada An. R

D. PENYULUH

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1 09.00 Pembukaan Membalas salam,


Mendengarkan Menjawab
A. Memberi salam
B. Perkenalan
C. Menjelaskan tujuannya

2 09.10 Pelaksanaan Mendengarkan penjelasan


dengan seksama
A. Menjelaskan pengertian,
tujuan dilakukannya Pijat
Bayi/balita sehat.
B. Menjelaskan Pijat
Bayi/Balita Sehat
C. Menjelaskan Langkah-
langkah Pijat Bayi/Balita
Sehat

3 09.40 Evaluasi Dapat menjelaskan materi


Salam penutup yang telah dijelaskan
Menjawab salam
E. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian Pijat Bayi/Balita Sehat
2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan Pijat Bayi/Balita Sehat

F. MATERI
1. Pengertian Pijat bayi/balita Sehat

Pijat bayi adalah stimulasi dengan sentuhan-sentuhan untuk melancarkan


peredaran darah sesuai dengan tumbuh kembang anak dengan tehnik yang
aman bagi bayi dan dilakukan oleh terapis yang kompeten.

2. Manfaat Pijat bayi/ balita Sehat


a. Bayi Lebih tenaang dan nyaman karena sentuhan dapat merangsang
otak melepaskan hormone endhorfin dan serotonin

b. Melancarkan pencernaan karena pijat dapat merangsang peristaltic usus

c. Tidur bayi lebih nyenyak karena saat dilakukan pemijatan kadar


melatonin lebih tinggi

d. Mencegah bayi kuning, karena pijat dapat menurunkan bilirubin

e. Membangun bonding attachment yaitu ikatan orangtua dan bayi


semakin kuat, mencegah depresi paska melahirkan, dan membentuk
karakter positif anak.

3. Langkah-langkah Pijat Bayi/Balita Sehat


a. Langkah-langkah
1) Tahap persiapan terapis

a) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

b) Inform consent

c) Memastikan kelengkapan peralatan

d) Mencuci tangan 7 langkah


2) Tahap interaksi

a) Menyapa bayi

b) Memposisikan bayi senyaman mungkin

c) Membuka baju bayi sambil mengajak bicara

j. Tahapan pemijatan bayi sehat

1) Kaki

Pijat biasanya diawali dibagian kaki karena bayi sudah


terbiasa disentuh kakinya sehingga pijatan dikaki untuk
menyiapkan bayi terhadap proses pemijatan, apabila saat
dipijat dikaki bayi terlihat nyaman, maka bisa dilanjutkan.
Selain itu pijatan dikaki bermanfaat untuk menghilangkan
reflex mencengkeram pada kaki bayi, sehingga bayi bisa
mengembangkan saraf yang diperlukan untuk menapak
lantai.

TEKNIK PEMIJATAN KAKI :

a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil


digosok didekat telinga bayi untuk meminta ijin,
bertujuan untuk agar bayi lebih peka terhadap
lingkungan sekitar

Gambar 2.1
b) (Resting Hand) Sentuh kaki bayi dengan kedua tangan
terapis dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan untuk
memberikan energy positif sehingga membuat bayi dan
terapis rileks dan nyaman

Gambar 2.2

c) Perahan ke bawah

Gerakan seperti memerah dari pangkal paha ke mata kaki.


Bertujuan Stimulasi otot kaki

Gambar 2.3

d) Menggulung

Gerakkan seperti menggulung dengan kedua tangan


terapis dari pangkal paha menuju ke mata kaki.
Bertujuan untuk stimulasiotot kaki

Gambar 2.4
e) Usap seluruh punggung kaki bayi dengan kedua jempol
terapist secara bergantian dari pergelangan ke arah jari-jari.
Bertujuan untuk menghilangkan refleks mencengkeram

Gambar 2.5

f) Gerakan memisahkan jari-jari kaki bayi dengan lembut,


sambil bernyanyi. Bertujuan untuk menghilangkan refleks
mencengkeram

Gambar 2.6

g) Usap telapak kaki bayi dari tumit menuju ujung jari


menggunakan kedua jempol terapis secara lembut dan
bergantian, bertujuan untuk melatih sensori telapak kaki
agar siap menapak di lantai

Gambar 2.7
h) Bentuk Huruf C dengan jari jempol dan jari telunjuk terapis,
jari jempol di tumit bayi dan jari telunjuk di bagian cekungan
telapak kaki bayi. Bertujuan untuk melatih sensori tumit
untuk mencegah bayiberjalan berjingkat.

Gambar 2.8
i) Usapan melingkar pada pergelangan kaki bayi dengan jari
jempoldan telunjuk terapis. Bertujuan untuk merileksasi otot
otot pergelangan untuk membantu telapak kaki menapak
dilantai.

Gambar 2.9
j) Perahan ke Atas
Gerakan seperti memerah dari pergelangan kaki menuju
pangkalpaha. Bertujuan untuk menguatkan otot kaki
Gambar 2.10
k) Ulangi seluruh gerakan pada kaki disisi lainnya

l) Akhiri dengan gerakan merapatkan kedua kaki bayi dan


usaplembut dari paha kearah jari.
Catatan : Seluruh Gerakan dilakukan dengan lembut dan
tanpatekanan

2) Perut

Tujuan pemijatan perut :

- Merangsang peristaltic, sehingga penyerapan nutrisi lebih


baik

- Membuang angin, sehingga mengatasi kembung

- Memperlancar saluran pencernaan sehingga mengatasi

- konstipasi

TEKNIK PEMIJATAN PERUT :


a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil digosok
didekattelinga bayi untuk meminta ijin, bertujuan untuk agar
bayi lebih peka terhadap lingkungan sekitar

Gambar 2.11
3) (Resting Hand) Sentuh perut bayi dengan kedua tangan
terapis dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan untuk
memberikan energy positif sehingga membuat bayi dan
terapis rileks dan nyaman

Gambar 2.12

d) Usap dari bawah diagrama menuju atas simpisis dengan


kedua tangan terapis secara bergantian. Apabila tali pusat
belum kering, maka salah satu tangan menutup tali pusat dan
tangan yang lain mengusap dari diafragma kea rah sympisis.
Bertujuan untuk merangsang peristaltic usus

Gambar 2.13
e) Bulan – Matahari, tangan kiri mengusap dengan lingkaran
penuh dimulai dari jam 9, tangan kanan mengusap dengan
setengah lingkaran dari jam 9 menuju ke jam 3, gerakan
dilakukan dengan sinkron antara tangan kanan dan kiri.
Bertujuan untuk merangsang peristaltic usus, mendorong
feces ke rectum, membuang
Gambar 2.14

f) Buka Perut, usap dengan kedua jempol terapis kearah kanan


dan kiri, mulai dari bawah diafragma sampai atas symphisis.
Bertujuan untuk merangsang peristaltic usus.

Gambar 2.15
g) Gerakan I L U

I : usap membentuk huruf I dari bawah diafragma kiri


kearahsympisis sebanyak 3x
L : usap membentuk huruf L dari bawah diafragma kanan
kearahkiri atas symphisis
U : usap membentuk Huruf U dari perut kanan atas
symphisissampai kiri atas symphisis
Bertujuan untuk mencegah konstipasi, mendorong angin
danfeces ke rectum

Gambar 2.16
h) Gerakan Semut Kecil, Gerakan jari jari terapis dari atas
symphisis sebelah kanan, melewati bawah diafragma kearah
kiri, ketika sampai diperut kiri atas, tarik tangan terapis kearah
symphisis.

Gambar 2.17

2) Dada

Tujuan Pemijatan Dada :

- Mengatasi Cegukan

- Melegakan saluran Pernafasan

- Mengeluarkan Lendir
TEKNIK PEMIJATAN DADA:

a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil digosok


didekat telinga bayi untuk meminta ijin, bertujuan untuk agar
bayi lebih peka terhadap lingkungan sekitar

Gambar 2.17

b) (Resting Hand) Sentuh dada bayi dengan kedua tangan terapis


dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan untuk memberikan
energy positif sehingga membuat bayi dan terapis rileks dan
nyaman
Gambar 2.18

c) Love, usap dada bayi dengan kedua tangan terapis, gerakan


membentuk LOVE. Bertujuan cegukan melegakan saluran
bernafasan.

Gambar 2.19

d) Butterfly, usap menyilang dengan kedua tangan terapis dari


atas diafragma kearah bahu, berikan sentuhan lembut di bahu.
Bertujuan untuk mengatasi cegukan, melegakan saluran
pernafasan, mengeluarkan lendir.

Gambar 2.20
e) Jantung Kecil, Pijat Lembut dengan kedua jari terapis memutar
disekitar areola. Bertujuan untuk melegakan saluran
pernafasan, mengeluarkan lendir.

Gambar 2.21

f) Sayap, jempol terapis didada, jari telunjuk dipundak depan,


tiga jari dipunggung bayi usap keatas, pastikan jari menyentuh
ketiak. Bertujuan untuk stimulasi saraf bayi.

Gambar 2.22

3) Tangan

Tujuan Pijat bagian Tangan :

- Menguatkan otot tangan untuk menopang tubuh saat tengkurap


dan merangkak
- Memastikan refleks primitif pada tangan
TEKNIK PEMIJATAN TANGAN:
a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil digosok
didekat telinga bayi untuk meminta ijin, bertujuan untuk
agar bayi lebih peka terhadap lingkungan sekitar

Gambar 2.23

b) (Resting Hand) Sentuh tangan bayi dengan kedua tangan


terapis dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan untuk
memberikan energy positif sehingga membuat bayi dan
terapis rileks dan nyaman
Gambar 3.24

c) Perahan ke bawah, gerakan seperti memerah dari pangkal


lengan kearah jari jari. Bertujuan untuk menguatkan otot
lengan.

Gambarv2.25
d) Menggulung, gerakan seperti menggulung dengan kedua
tangan terapis dari pangkal lengan kearah jari jari.
Bertujuan untuk menguatkan otot lengan

Gambar 2.26

e) Usap seluruh punggung tangan dengan kedua ibu jari


terapist secara bergantian dari pergelangan kearah jari jari.
Bertujuan untukstimulasi kemampuan meraih benda dan
menggenggam tangan

Gambar 2.27
f) Usap dengan jari jari tangan bayi dengan lembut, sambil
bernyanyi, bertujuan untuk stimulasi kemampuan meraih
bendadan menggenggam benda

Gambar 2.28

g) Usap telapak tangan bayi dengan kedua jempol terapis


secara bergantian, dari arah pergelangan menuju jari jari.
Bertujuan untuk stimulasi kemampuan meraih benda dan
menggenggam benda

Gambar 2.29

h) Usap melingkar pergelangan tangan bayi dengan jari


jempol dantelunjuk terapis. Bertujuan untuk merileksasi
pergelangan tangan.

Gambar 2.30
i) Perahan ke atas, gerakan seperti memerah dari
pergelangan kearah pangkal lengan. Bertujuan untuk
menguatkan otot lengan

Gambar 2.31

4) Muka

Bertujuan untuk :
- Stimulasi Refleks Hisap
- Stimulasi kemampuan mengunyah
- Menguatkan otot rahang

TEKNIK PEMIJATAN BAGIAN MUKA :

a) Usapkan minyak di telapak tangan terapis sambil digosok


didekat telinga bayi untuk meminta ijin, bertujuan untuk
agar bayi lebih peka terhadap lingkungan sekitar

Gambar 2.32
b) Cilukba, lakukan gerakan cilukba sambil ajak bayi tertawa.
Bertujuan untuk membuat bayi dan terapis rileks dan
nyaman.

Gambar 2.33

c) Usap Dahi, usap dahi bayi dengan kedua jempol terapis,


dari tengah dahi kearah kanan kiri. Bertujuan untuk
membuat bayi rileks dan nyaman.

Gambar 2.34

d) Usap alis, usap kedua alis bayi dengan jempol terapis, dari
ujung aliskearah kanan kiri. Bertujuan untuk membuat bayi
rileks dan nyaman.

Gambarg2.35
e) Usap cuping hidung, usap dengan kedua jempol tangan
terapis, mulai dari antara kedua alis, turun melalui tepi
hidung, kearah pipi kanan kiri. Bertujuan untuk membuat
bayi rileks dan nyaman, melegakan saluran pernafasan dan
merangsang pengeluaran lendir.

Gambar 2.36

f) Usap Rahang Atas, usap dengan kedua jempol terapis,


mulai dari pertengahan rahang atas, kearah kanan dan kiri.
Bertujuan untuk stimulasi refleks menghisap dan
mengunyah
Gambar 2.37

g) Usap rahang Bawah, usap dengan kedua jempol terapis,


mulai dari pertengahan rahang bawah, kearah kanan dan
kiri. Bertujuan untuk stimulasi refleks menghisap dan
mengunyah

Gambar 2.38
h) Usap Belakang Telinga, usap dengan kedua telapak tangan
terapis,dari belakang telinga kearah dagu. Bertujuan
memberikanrasa nyaman dan rileks.

Gambar 2.39
5) Punggung

Tujuan Pijat Bagian Punggung:


- Menguatkan otot punggung, untuk menopang
saat mulaiteng kurap, merangkak dan duduk
- Stimulasi terhadap sistem saraf
- Stimulasi tinggi badan
TEKNIK PEMIJATAN DIBAGIAN PUNGGUNG :
a) Posisikan bayi tengkurap, Usapkan minyak di telapak tangan
terapis sambil digosok didekat telinga bayi untuk meminta
ijin, bertujuan untuk agar bayi lebih peka terhadap
lingkungan sekitar

Gambar 2.40
b) (Resting Hand) Sentuh punggung bayi dengan kedua
tangan terapis dalam 3 kali hitungan nafas. Bertujuan
untuk memberikan energy positif sehingga membuat bayi
dan terapis rileks dan nyaman

Gambar 2.41

c) Usap Punggung, salah satu tangan terapis menahan


bokong dan tangan yang lain mengusap dari tengkuk
kearah bokong. Bertujuan untuk stimulasi otot punggung.
Gambarr2.42

d) Circle, usap dengan kedua tangan terapis, membentuk


gerakan lingkaran kecil dari tengkuk kearah bokong,
bertujuan untuk stimulasi otot punggung, dan stimulasi
saraf punggung.

Gambar 2.43
e) Gosok punggung, gosok kedua tangan terapis secara bergantian,
mulai dari bokong kearah tengkuk. Bertujuan untuk stimulasi otot
punggung.

Gambar 2.44

f) Menggaruk, usap dengan jari jari terapis terbuka dari kepala sampai
ke kaki seperti gerakan menggaruk. Sambil afirmasi positif,sepertti :
Tolak Sawan Bali Dalan. Bertujuan untuk stimulasi saraf, membuat
rileks dan nyaman.
Gambar 2.45

6) Tahap Akhir

a) Membersihkan badan bayi dengan handuk kecil

b) Memakaikan pakaian bayi

c) Membereskan peralatan

d) Cuci tangan
G. REFERENSI

Melyana N, dkk. 2014. Mom Massage, Baby Massage And Spa. Semarang : IHCA Mindell
JA, Meltzer LJ. Behavioural sleep disorders in children and adolescents. Annals
Academy of Medicine Singapore. 2008;37(3).722-8

Nugrohowati, R., & Nurhidayati, E. (2015). Pengaruh pijat bayi terhadap tumbuh
kembang bayi usia 0-12 bulan di desa Margodadi kecamatan seyegan kabupaten
Sleman (Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta)

Nurul Indah Sari, 2008. Efektivitas Pijat Bayi terhadap peningkatan berat badanbayi
premature

Parengkuan, E., & Tumewu, B. (2014). Personal Brand-Inc, Rahasia Untuk Sukses dan
Bertahan di Karier. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Prasetyo, 2009. Teknik-teknik Tepat memijat Bayi Sendiri Panduan Lengkap danUraian
Kemanfaatannya. Jogjakarta : Diva Press
DOKUMENTASI

PENGKAJIAN
IMPLEMENTASI

Anda mungkin juga menyukai