Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KELUARGA BINAAN PADA NY. N.

S UMUR 32TAHUN
DENGAN PENDIDIKAN KESEHATAN PENCEGAHAN
STUNTING PADA BALITA DI DESA PARSINGGURAN II
KECAMATAN POLLUNG KABUPATEN HUMBANG
HASUNDUTAN TAHUN 2023

Disusun Oleh :
Dina Lestari Silitonga
2115016

Dosen Pembimbing :
Lidia silaban S.kep.Ns.MKM

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES KESEHATAN BARU DOLOKSANGGUL
JALAN BUKIT INSPIRASI KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunianya saya bisa menyelesaikan laporan responsi ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Secara singkat laporan responsi ini saya buat untuk
memenuhi penugasan yang telah diberikan oleh dosen kepada kami. Laporan
Responsi ini juga saya tujukan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami
lebih jelas mengenai “pencegahan stunting pada balita” yang terdapat pada
praktek Kuliah Kerja Nyata (KKN) di dusun 5 desa parsingguran 2. Dengan
adanya Laporan ini diharapkan pembaca dapat mengutip manfaat dan dapat
mengembangkan potensi dirinya. Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
laporan Kuliah Kerja Nyata. Laporan ini tidak akan tersusun tanpa adanya pihak-
pihak yang mendukung proses pelaksanaan Responsi Pertama. Penulis ucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada pihakpihak yang mendukung penyusunan
laporan ini, terkhusus Dosen Pembimbing, Ibu Lidia silaban S.kep.Ns.MKM Yang
telah membimbing saya untuk menyelesaikan Laporan ini. Penulis menyadari
bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis berharap saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan
ini dapat memberi manfaat bagi Penulis, khususnya bagi pembaca.. Semoga apa
yang dituangkan dalam laporan ini bisa bermanfaat bagi semua.

Parsingguran II, 1l september 2023

Penulis,

Dina lestari silitonga

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 2
BAB I .........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................................................1
1.1. Latar belakang .................................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................................................................1
1.3. waktu dan tempat pengambilan kasus ................................................................................................ 1
BAB II ....................................................................................................................................................... 2
TINJAUAN TEORI ...................................................................................................................................2
BAB III ......................................................................................................................................................7
PERKEMBANGAN KASUS ....................................................................................................................7
BAB IV ......................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN KASUS ......................................................................................................................... 8
BAB V ..................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................... 11

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya
laporan inii. Laporan ini ditulis untuk melengkapi tugas responsi tentang gangguan
pertumbuhan kronis atau stunting. Prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, lebih
dari 30%. Stunting atau tubuh pendek adalah gangguan pertumbuhan yang kronis dan
sulit bahkan tidak bisa dipulihkn kembali. Stunting berakibat pada kualitas sumber
daya manusia karena banyak bukti penelitian yang menyimpulkan stunting
berhubungan dengan munculnya penyakit degeneratif pada usia dewasa. Meskipun
program-program kesehatan untuk menanggulangi stunting sudah dijalankan
bertahun-tahun, namun kenyataannya prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi.
Untuk mencegah terjadinya stunting memang tidak mudah karena faktor risikonya
sangat banyak. Pengetahuan tentang stunting tidak hanya dibutuhkan oleh ahli gizi
namun juga dibutuhkan oleh semua pihak yang terlibat dalam bidang kesehatan.
Bahkan, masyarakat juga perlu mengetahui tentang stunting supaya dapat melakukan
upaya-upaya pencegahan dan menghindari penularan. Laporan ini membahas seluruh
stunting mulai dari definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, diagnosis, dan cara
penanggulangan. Penulis menganggap semakin banyak orang yang mengerti tentang
stunting maka semakin sedikit orang yang menderita gangguan pertumbuhan tersebut.
1.2. Tujuan
1.2.1 tujuan umum
Untuk pembaca dapat dapat memahami ruang lingkup stunting yang telah di kaji di
desa parsingguran II kecamatan pollung yang dilakukan secara metode ceramah tatap
muka dengan bahan leaflet dan flipcart yang telah disediakan
1.2.2 tujuan khusus
Untuk memenuhi tugas kampus yaitu promosi kesehatan pada keluarga binaan
mengenai pencegahan stunting pada balita
1.3. waktu dan tempat pengambilan kasus
Dilakukan penyuluhan terhadap keluarga binaan pada
Hari: senin,11 september 2023
Tempat: dusun IV desa parsingguran 2

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. pengertian stunting
Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan adanya
gangguan di masa yang akan datang yaknimengalami kesulitan dalam mencapai
perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak stunting mempunyai Intelligence
Quotient (IQ) lebih rendahdibandingkan rata – rata IQ anak normal (Kemenkes RI,
2018).
Stunting menjadi masalah gagal tumbuh yang dialami oleh bayi di bawah lima
tahun yang mengalami kurang gizi semenjak di dalam kandungan hingga awal bayi
lahir, stunting sendiri akan mulai nampak ketika bayi berusia dua tahun. Sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Schmidt bahwa stu nting ini merupakan masalah
kurang gizi dengan periode yang cukup lama sehingga muncul gangguan
pertumbuhan tinggi badan pada anakyang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari
standar usianya .
Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana status gizi pada anak menurut TB/U
dengan hasil nilai Z Score = <-2 SD, hal ini menunjukan keadaan tubuh yang pendek
atau sangat pendek hasil dari gagal pertumbuhan. Stunting pada anak juga menjadi
salah satu faktor risiko terjadinya kematian, masalah perkembangan motorik yang
rendah,kemampuan berbahasa yang ren dah, dan adanya ketidakseimbangan
fungsional.
2.2 penyebab stunting
Secara umum, kekerdilan atau stunting ini disebabkan oleh gizi buruk pada ibu,
praktik pemberian dan kualitas makanan yang buruk, sering mengalami infeksi serta
tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Stunting dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :
 Status Gizi
Status Gizi merupakan sebuah penilaian keadaan gizi yang diukur oleh
seseorang pada satu waktu dengan mengumpulkan data. Status gizi
menggambarkan kebutuhan tubuh seseorang terpenuhi atau tidak. Salah satu
penelitian menunjukan bahwa status gizi dalam masyakarat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti sosial ekonomi, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
jumlah anak dalam keluarga, dan pola asuh.

2
 Kebersihan Lingkungan
Sanitasi yang baik akan mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Sanitasi dan
keamanan pangan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi (Kemenkes
RI, 2018). Penerapan hygiene yang tidak baik mampu menimbulkan berbagai
bakteriyang mampu masuk ke dalam tubuh yang menyebabkan timbul beberapa
penyakitseperti diare, cacingan, demam, malaria dan beberapa penyakit lainnya.
faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko stunting akibat lingkungan rumah
adalah kondisi tempat tinggal, pasokan air bersih yang kurang dan kebersihan
lingkungan yang tidak memadai. Kejadian infeksi dapat menjadi penyebab kritis
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. Penyediaan toilet,perbaikan dalam
praktek cuci tangan dan perbaikan kualitas air adalah alat penting untuk mencegah
tropical enteropathy dan dengan demi kian dapat mengurangi risiko hambatan
pertumbuhan tinggi badan anak.
 Makanan Pendamping ASI
Masalah kebutuhan gizi yang semakin tinggi akan dialami bayi mulai Dari umur enam
bulan membuat seorang bayi mulai mengenal Makanan PendampingASI (MP-ASI)
yang mana pemberian MP-ASI untuk menunjang pertambahan sumber zat gizi
disamping pemberian ASI hingga usia dua tahun. Makanan pendamping harus
diberikan dengan jumlah yang cukup, sehingga baik jumlah,frekuensi, dan menu
bervariasi bisa memenuhi kebutuhan anak.
 ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) merupakan air susu yang dihasilkan seorang ibu setelah
melahirkan. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI yang diberikan sejak bayi
dilahirkan hingga usia bayi 6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman
lainnya seperti susu formula, air putih, air jeruk kecuali vitamin dan obat. ASI
mengandung enzim pencerna susu sehingga organ pencernaan pada bayi sangat
mudah untuk mencerna dan menyerap ASI, kata lain organ pencernaan bayi belum
memiliki enzim yang cukup untuk mencerna makanan lain selain ASI. Komposisi ASI
dengan konsentrasi sesuai dengan pencernaan bayi akan membuat bayi tumbuh
dengan badan yang seimbang. Seorang anak yang minum ASI eksklusif mempunyai
tumbuh kembang yang baik, hal ini di karenakan di dalam ASI terdapat antibodi yang
baik sehingga membuat anak tidak mudah sakit, selain itu ASI juga mengandung
beberapa enzim dan hormone.

3
 Berat Badan Lahir
Berat bayi lahir rendah memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian stunting.
Dikatakan BBLR jika berat < 2500 gram. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
merupakan faktor risiko yang paling dominanterhadap kejadianstunting pada anak
baduta. Karakteristik bayi saat lahir (BBLR atau BBL normal) merupakan hal yang
menentukan pertumbuhan anak Anak dengan riwayat BBLR mengalami pertumbuhan
linear yang lebih lambat dibandingkan Anak dengan riwayat BBL normal.
 Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua yang rendah juga mampu meningkatkan risiko
terjadinya malnutrisi pada anak. Tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu
penyebab terjadinya stunting hal ini dikarenakan pendidikan yang tin ggi dianggap
mampu untuk membuat keputusan dalam meningkatkan gizi dankesehatan anak anak.
Pengetahuan yang tinggi juga mempengaruhi orang tua dalam menentukan
pemenuhan gizi keluarga dan pola pengasuhan anak, dimanapola asuh yang tidak
tepat akan meningkatkan risiko kejadian stunting.
 Pendapatan Orang Tua
Tingkat pendapatan keluarga memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian
stunting. Hal ini dikarenakan keluarga dengan pendapatan yang rendahakan
mempengaruhi dalam penyediakan pangan untuk keluarga. Daya beli keluarga
tergantung dengan pendapatan keluarga, dengan adanya pendapatan yang tinggi maka
kemungkinan terpenuhinya kebutuhan makan bagi keluarga.
2.3. Risiko Kesehatan pada Anak Stunting

Berikut adalah beberapa risiko kesehatan pada anak stunting:


 Stunting dikaitkan dengan otak yang kurang berkembang dengan
konsekuensiberbahaya untuk jangka waktu lama, termasuk kecilnya kemampuan
mental dan kapasitas untuk belajar, buruknya prestasi sekolah di masa kecil, dan
mengalami kesulitan mendapat pekerjaan ketika dewasa yang akhirnya
mengurangi pendapatan, serta peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi
seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.
 Memiliki risiko yang lebih besar untuk terserang penyakit, bahkan kematian
Dini Kekerdilan dapat menurun pada generasi berikutnya, disebut siklus
kekurangan gizi antargenerasi
 Ketika dewasa, seorang wanita stunting memiliki risiko lebih besar untuk

4
mengalami komplikasi selama persalinan karena panggul mereka lebih kecil, dan
berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
2.4. pencegahan stunting
Stunting dapat di cegah dengan hal-hal berikut (Atikah 2018) :
a. Seorang ibu harus mengonsumsi nutrisi yang dibutuhkan selama hamil dan Nutrisi
yang dibutuhkan selama menyusui.
b. Memberikan nutrisi yang baik kepada Si Buah Hati, seperti memberikan ASI
eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring pertambahan usia.
c. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan sebelum makan,
meminum air yang aman, mencuci peralatan makan dan peralatan
dapur,membersihkan diri setelah buang air besar atau kecil, serta memiliki sanitasi
yang ideal (toilet yang bersih). Menjaga asupan nutrisi yang ideal dan bervariatif
ditambah denganperilaku hidup bersih dan sehat memegang peranan yang krusial bagi
kesehatanibu hamil, terutama bagi janin. Hal ini untuk mencegah terjadinya
kekerdilandemi kelangsungan hidup anak dalam jangka pendek dan dalam jangka
panjangyang sehat, serta untuk memastikan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang
kuat, terdidik, dan produktif.
2.4.. Dampak Stunting
Dampak stunting dibagi menjadi dua, yakni ada dampak jangka panjang
Dan juga ada jangka pendek. Jangka pendek kejadian stunting yaitu
terganggunyaperkembangan otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan gangguan
metabolisme Pada tubuh. Sedangkan untuk jangka panjangnya yaitu mudah sakit,
munculnya penyakit diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, kegemukan,
kanker, stroke,disabilitas pada usia tua, dan kualitas kerja yang kurang baik sehingga
membuat produktivitas menjadi rendah (Kemenkes RI, 2016).Kejadian stunting
menjadi salah satu masalah yang terbilang serius jikadikaitandengan adanya angka
kesakitan dan kematian yang besar, kejadianobesitas, buruknya perkembangan
kognitif, dan tingkat produktivitas pendapatan yang rendah.
Berbagaipermasalahan ini sangat mudah ditemukan dinegara – negara berkembang
seperti Indonesia. Stunting pada anak yang harusdisadari yaitu rusaknya fungsi
kognitif sehingga anak dengan stuntingmengalami permasalahan dalam
mencapaipertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Stunting pada anak ini juga
menjadi faktor risiko terhadap kematian, perkembangan motorik yang rendah,
kemampuan berbahasa yangrendah, dan ketidakseimbangan fungsional.

5
2.5. pola pencetus penyebab stunting
a. Pola Makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi
jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Istilah “Isi Piringku” dengan
gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi
anakanak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan,
di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur. Dalam satu porsi
makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan
sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada
karbohidrat.
b. pola asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik
dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.Dimulai dari edukasi tentang
kesehatab reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para
calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi
bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan. Bersalin di
fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi
mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6
bulan. Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namunberikan juga
makanan pendamping ASI.Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan
membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan.
c. Sanitasi dan Akses Air Bersih
Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah
aksessanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi.
Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak
buang air besar sembarangan.

6
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
3.1. Waktu Pelaksanaan
Waktu dilaksanakannya keluarga binaan pada tanggal 05 April 2023.
3.2. Lokasi Survey
Lokasi dilaksanakan di Rumah Masyarakat Desa parsingguran II , Kecamatan pollung,
Kabupaten Humbang Hasundutan.
3.3. Sasaran Target dan Keluarga Binaan
Sasarannya yaitu Ny. R. S dengan binaan mengenai Pendidikan
Kesehatan tentang Pencegahan stunting pada balita.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data didapatkan melalui pengkajian yang diperoleh dengan langsung mengunjungi
Rumah Responden. Data terkumpul dengan cara memberikan penjelasan kepada
Responden tentang tujuan kunjungan rumah tersebut serta meminta persetujuan untuk
menjadi responden. Responden yang bersedia kemudian diberi penjelasan tentang
pencegahan stunting. Dan membuat tanya jawab antara Responden dan Penyuluh.
Survey ini menggunakan leaflet dan flipchart kepada Ny.R. S.
3.5. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil penyuluhan dan tanya jawab yang dilakukan oleh
penyuluh kepada responden secara lisan yang diolah dalam bentuk laporan.

7
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
4.1. Pengkajian Data
A. Identitas Responden
Nama : Ny. N. Situmorang
Umur : 32 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : Batak/ Indonesia
Alamat : Dusun V, Parsingguran II
B. Data Anggota Keluarga yang meninggal dalam 1 Tahun
Tidak Ada
C. Data Kesehatan Keluarga
Baik.
D. Pola Kebiasaan Keluarga
1. Pengadaan makanan sehari-hari seperti Nasi, ikan,Sayur dan buah
2. Makanan pokok keluarga adalah Nasi
3. Frekuensi 3x sehari
4. Penyajian menu makanan keluarga nasi, ikan, sayur dan kadang buah.
5. Keluarga makan protein nabati yaitu tahu, tempe 2kali seminggu
6. keluarga makan protein hewani seperti ikan, telur daging 1x seminggu
D. Data Kesehatan Lingkungan
a. Status kepemilikan rumah
: Milik sendiri
b. Bentuk bangunan
: Permanen
c. Komposisi ruangan
: Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang tidur, Dapur, dan Kamar Mandi
d. Luas bangunan
: 16x 15 meter
e. Penerangan rumah
: Listrik
f. Ventilasi rumah
: Jendela

8
g. Lantai rumah
: Keramik
h. Kebersihan rumah
: Bersih
G. Sarana Sanitasi Rumah
a) Sumber air minum
: Mata air
b) Air untuk mencuci
: Mata air
c) Keadaan air
: Bersih
d) Air limbah
: Tidak ada
e) Pembuangan kotoran
: Septi tank
f) Pengolahan sampah
: Dibakar
H. Pemanfaatan Sarana Kesehatan
a) Apabila ada keluarga yang sakit berobat ke
: Puskesmas
b) Jarak rumah kefasilitas kesehatan
: ± 1,5 Km
I. Fasilitas yang dimiliki Keluarga
a) Fasilitas Transfortasi : Mobil dan Sepeda motor
b) Fasilitas komunikasi
: Handphone
c) Pemeriksaan kesehatan : Bidan
d) Tempat kesehatan
: Puskesmas
J. Data Sosial Ekonomi Budaya Spiritual
1. Pendapat perbulan
: ± 3.000.000
2. Apakah dapat memenuhi keluarga
: Ya

9
3. Siapa yang menentukan penggunaan uang
: Istri
4. Apakah ada pembagian tugas dikeluarga
: Ada
5. Kegiatan dimasyarakat yang diikuti
: Ada
6. Kegiatan ibadah
: Teratur
7. Keadaan komunikasi
: Baik
4.2. Masalah Kebutuhan
Diagnosa
: Mengkaji Ny. R. S
Dasar
: Ingin menginfomasikan pendidikan kesehatan (penkes)
tentang pencegahan stunting
Masalah
: Dari data yang saya peroleh ibu ingin mengetahui apa itu stunting.

4.3. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial


Tidak Ada.
4.4. Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera/ Kolaborasi
Tidak Ada.
4.5. Perencanaan
1. Beritahu informasi tentang pencegahan stunting
4.6. Pelaksanaan
1. Memberikan informasi tentang ruang lingkup di stunting
4.7. Evaluasi
1. Ibu telah mengerti dan mengetahui tentang pencegahan stunting
2. Ibu telah memahami dan mau melakukan anjuran yang telah
diberikan.

10
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penyuluhan Pendidikan Kesehatan tentang ASI Eksklusif kepada responden Ny. R.
dengan masalah ingin mengetahui lebih dalam mengenai Stunting seperti penyebab,
tanda gejala,pola pencetus penyebab stunting dan cara pencegahannya. Pelaksanaan
yang dilaksanakan pada saat intervensi adalah :
1. Mengadakan kunjungan ke Rumah Responden
2. Memberikan informasi dan penyuluhan tentang pentingnya mengetahui apa itu
stunting
3. Menganjurkan ibu agar melakukan dan menerapkan asuhan yang
telah diberikan
5.2. Saran
Setelah membaca laporan ini saya berpesan kepada para pembaca agar
tetap memberikan informasi kepada :
1. Masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting
2. Diharapakan kepada petugas kesehatan agar mengayo-ayokan masyarakat terutama
bagi orangtua untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari stunting pada balita

11

Anda mungkin juga menyukai