Oleh :
Pendamping :
PUSKESMAS KETAWANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Di Puskesmas Ketawang
Mengetahui,
Pendamping Internsip
2
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................6
1.3 Tujuan.............................................................................................6
1.4 Manfaat...........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................7
2.1 Stunting...........................................................................................7
2.2 BBLR............................................................................................13
2.3 Tinggi Badan Orang Tua...............................................................18
BAB III GAMBARAN WILAYAH.................................................................. 19
3.1 Desa Putat Lor..............................................................................20
BAB IV HASIL..............................................................................................20
4.1 Data BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas
Ketawang Tahun 2019.................................................................20
4.2 Data BBLR di Desa Putat Lor........................................................20
4.3 Intervensi......................................................................................21
4.4 Hasil Monitoring Pengukuran BB dan PB......................................22
4.5 Hasil Pengisian Kuesioner............................................................23
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................24
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................26
6.1 Kesimpulan...................................................................................26
6.2 Saran............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................28
LAMPIRAN...................................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
kompleks terutama dalam masalah gizi. Gizi kurang atau malnutrisi adalah
yang tidak memadai. Malnutrisi yang terjadi pada anak usia dibawah lima tahun
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi. Stunting adalah suatu kondisi pendek yang diketahui
Badan menurut Umur (TB/U) mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh
Dampak dari kekurangan gizi pada awal kehidupan anak akan berlanjut
dalam setiap siklus hidup manusia. Wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil yang
mengalami kekurangan energi kronis (KEK) akan melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR). Ini akan berlanjut menjadi balita gizi kurang
UNICEF pada tahun 2014 mengeluarkan hasil bahwa lebih dari 162 juta anak
wasting (kurus) sebanyak 51 juta anak, dan 17 juta anak dalam kondisi sangat
4
mengalami efek jangka panjang yang berdampak bagi dirinya, keluarga, dan
prevalensi Balita gizi kurang dan gizi buruk (berat badan menurut panjang badan
atau tinggi badan dibawah standar) pada anak usia di bawah lima tahun
mengalami penurunan sebanyak 2,1%. Pada tahun 2013 proporsi Balita gizi
kurang dan gizi buruk masing-masing sebanyak 13,9% dan 5,7%. Angka ini
mengalami penurunan pada tahun 2018 menjadi 13,8% untuk gizi kurang dan
3,9% untuk gizi buruk. Selain masalah status gizi, prevalensi anak pendek
(Tinggi Badan menurut Umur di bawah standar yang untuk selanjutnya disebut
tahun 2018 adalah 30,8%, yang terbagi atas kategori pendek (19,3%) dan sangat
pendek (11,5%). Dari data Riskesdas 2018 tersebut diperkirakan sebesar 9 juta
Ketawang. Dari jumlah kasus tersebut, kasus BBLR tertinggi ditemukan di Desa
Sumberjaya sebanyak 5 kasus, diikuti oleh Desa Putat Lor, Desa Ketawang,
Desa Putukrejo, Desa Bulupitu dan Desa Ganjaran sebanyak 4 kasus di masing-
5
Berdasarkan latar belakang masalah di atas ,maka yang menjadi pusat
1.3 Tujuan
stunting
1.4 Manfaat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stunting
2.1.1 Definisi
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin
masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan
pangan. Masalah gizi pada anak balita tidak mudah dikenali oleh
7
pemerintah, atau masyarakat bahkan keluarga karena anak tidak tampak
bencana kurang pangan dan kelaparan seperti kurang gizi pada dewasa.
Hal ini berarti dalam kondisi pangan melimpah masih mungkin terjadi
kasus kurang gizi pada anak balita. Kurang gizi pada anak balita sering
dalam panjang atau tinggi badan sebesar <-2 Z-score atau lebih menurut
berlanjut dalam setiap siklus hidup manusia. Wanita usia subur (WUS)
dan ibu hamil yang mengalami kekurangan energy kronis (KEK) akan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR ini akan
berlanjut menjadi balita gizi kurang (stunting) dan berlanjut ke usia anak
tidak berdiri sendiri tetapi diikuti masalah defisiensi zat gizi mikro.4
8
Konsep timbulnya malnutrisi terjadi akibat dari faktor llingkungan
dan faktor manusia (host) yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat
gizi. Akibat kekurangan zat gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh
lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
seperti asam laktat dan piruvat pada kekurangan tiamin. Apabila keadaan
itu berlangsung lama, maka akan terjadi perubahan fungsi tubuh seperti
dan lain-lain.5
enam bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua
tahun. Stunting yang parah pada anak-anak akan terjadi defisit jangka
masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-
9
anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap
adalah bayi berat lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunting dapat
remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunting dan
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
10
gizi, berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan,
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian status gizi secara
yang sederhana, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.
Jenis ukuran tubuh yang paling sering digunakan dalam survei gizi
adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan yang disesuaikan
perorangan dan keluarga adalah pengukuran berat badan (BB), dan tinggi
dengan umur. Indeks antropometri yang umum dikenal yaitu berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat
11
Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat
diukur) karena mudah diubah, namun indikator BB/U tidak spesifik karena
berat badan selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi
BB/TB menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini.
terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.
gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung
pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang
untuk mengetahui kurang gizi masa lampau, alat mudah dibawa kemana-
mana dan dibuat secara lokal, jarang orang tua keberatan diukur
anaknya. Kelemahan indeks TB/U yaitu tinggi badan tidak cepat naik
berasal dari tenaga yang kurang terlatih, kesalahan pada alat dan tingkat
12
populasi karena merupakan estimasi keadaan yang telah lalu atau status
gizi kronik. Seorang yang tergolong pendek “pendek tak sesuai umurnya
2.2.1 Pengertian
menurun. Sebagai indikator status gizi, berat badan dalam bentuk indeks
berat badan menurut umur (BB/U) dan berat menurut tinggi badan
13
metabolism tubuh sehingga tejadilah penyakit kardiovaskular serta
dibagi menjadi tiga kategori yaitu BBLR prematur, bayi kecil untuk masa
kehamilan.
1. BBLR Prematur
kurang dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2500 gram.
Bila bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
prematur adalah berat lahir kurang dari 2500 gram, panjang badan
kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm. Semakin awal bayi lahir, semakin
masa kehamilan adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir
14
dicapai menurut umur kehamilannya. Bayi kecil masa kehamilan bisa
kecil untuk masa kehamilan dapat didefinisikan sebagai bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram dengan usia kehamilan
distress.
kelompok risiko tinggi karena pada bayi berat lahir rendah menunjukan
angka kematian dan kesakitan yang lebih tinggi dengan berat bayi lahir
cukup.
Menurut Manuaba 1998 ada tiga faktor penyebab KMK, yaitu faktor
ibu, faktor uterus dan plasenta, dan faktor janin. Faktor ibu yang
15
plasenta, dan perkapuran plasenta. Faktor janin berupa kelainan
Kombinasi bayi prematur dan bayi kecil masa hamil dipastikan akan
faktor yang berkaitan dengan prematur dan faktor yang berkaitan dengan
kelahiran prematur. Dan dalam kasus demikian bayi yang BBLR harus
mordibitas umum, dan faktor risiko lingkungan seperti paparan timbal, dan
16
tingkat populasi, proporsi bayi dengan BBLR adalah gambaran
bayi yang baru lahir dan berhubungan dengan risiko tinggi pada kematian
3. Hindari rokok atau asap rokok dan jenis polusi lain, minuman
17
4. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan
sehat
Salah satunya adalah faktor genetik dari orang tua, yaitu faktor tinggi dan
berat badan orang tua. Dari beberapa hasil penelitian yang menyatakan
bahwa status gizi disebabkan oleh karakteristik orang tua seperti ukuran
mempunyai anak yang pendek, ibu dengan tinggi badan kurang dari
150cm sebesar 3,4 kali mempunyai anak pendek dan tinggi badan ayah
kurang dari 162cm peluang untuk mempunyai anak pendek sebesar 3,2
kali.7
dengan kejadian stunting. Anak dengan orang tua yang pendek, baik
salah satu atau keduanya, lebih berisiko untuk tumbuh pendek dibanding
18
pendek tersebut kepada anaknya. Tetapi bila sifat pendek orang tua
19
BAB III
GAMBARAN WILAYAH
Kabupaten Malang. Data geografis dan administratif Desa Putat Lor adalah
sebagai berikut:
Batas wilayah :
menjalani hidup secara wajar di tengah masyarakat, upaya yang dilakukan oleh
perangkat Desa Putat Lor beserta bidan dan perawat serta kader kesehatan.
pentingnya status gizi ibu hamil dan balita sehingga dapat mencegah dan
20
BAB IV
HASIL
desa Bulupitu, desa Putat Lor, desa Ganjaran, desa Urek-Urek, desa Ketawang
dan desa Sumberjaya. Dalam minipro ini, hanya diambil 5 desa, yaitu desa
Putukrejo, desa Bulupitu, desa Putat Lor, desa Ganjaran dan desa Urek-urek.
0
Jumlah Kasus Januari - Maret 2019
Tabel 4.1 Jumlah kasus BBLR tahun 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas
Ketawang
Menurut data yang didapat dari Puskesmas Ketawang bulan Januari hingga
Desember 2019, diketahui terdapat jumlah bayi BBLR sebanyak 4 orang dari
total 98 angka kelahiran bayi. Dari 4 bayi BBLR tersebut, 1 bayi meninggal dunia
yaitu bayi Ny. Y yang lahir dengan berat badan 700 gram. Dari data tersebut,
21
dapat diketahui angka kejadian bayi BBLR desa Putat Lor pada tahun 2019 yaitu
sebesar 4%.
4.3 Intervensi
evaluasi monitoring terhadap bayi. Bayi akan diukur berat badan dan panjang
pencegahan stunting dengan ASI ekslusif, dan diberikan kuesioner untuk menilai
22
Ibu Bayi saat ini (BB/Usia) saat ini (PB/Usia)
1. Ny. L 12 6.900 Dibawah -3SD 67 cm Dibawah -3SD
sangat pendek)
2. Ny. E 11 8.200 -2 s/d +2SD 66 cm -3 s/d -2SD
pendek)
3. Ny.S 3 4.500 Dibawah -3SD 55 cm -3 s/d -2SD
pendek)
Hasil monitoring bayi Ny. L saat ini berusia 12 bulan didapatkan BB 6.900
Hasil monitoring bayi Ny. E saat ini berusia 11 bulan didapatkan BB 8.200
s/d +2SD yang artinya normal. Sedangkan PB saat ini 66 cm, pengukuran status
termasuk pendek.
Hasil monitoring bayi Ny. S saat ini berusia 3 bulan didapatkan BB 4.500
23
4.5 Hasil Pengisian Kuesioner
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua bayi tentang stunting dan
yang dapat dinilai secara objektif melalui peningkatan nilai kuesioner sebelum
Berikut adalah hasil pengisian kuesioner oleh orang tua bayi BBLR sebelum
BAB V
PEMBAHASAN
BBLR masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang masih belum
terselesaikan di Indonesia, khususnya di Desa Putat Lor. Dari data yang telah
Desa Putat Lor sebanyak 4 bayi. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi untuk
24
memonitoring status pertumbuhan pada kasus BBLR. Dari hasil monitoring yang
didapatkan satu bayi mengalami gizi buruk dan perawakan sangat pendek, satu
bayi mengalami perawakan pendek, dan satu bayi mengalami gizi buruk dan
perawakan pendek. Data ini menunjukkan bahwa BBLR adalah salah satu faktor
penghambat pertumbuhan bayi atau stunting. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Atiqah dkk, yaitu bayi dengan BBLR dapat mengalami
hambatan pertumbuhan atau stunting. Oleh karena itu kondisi ini perlu
oleh Atiqah dkk, telah menemukan bahwa faktor prediksi yang berpengaruh
terhadap stunting pada balita adalah BBLR. Anak yang terlahir BBLR berpotensi
stunting dibandingkan anak yang terlahir dengan berat badan normal. Senada
dengan penelitian yang dilakukan Kukuh dkk, berat badan lahir rendah
menyediakan makanan untuk anaknya dengan jenis dan jumlah yang tepat untuk
Anak balita yang diberikan ASI ekslusif dan MPASI sesuai dengan kebutuhannya
25
satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting pada anak. Hasil
didapatkan nilai rata-rata sebesar 47%. Hasil penilaian ini sejalan dengan
rata sebesar 73%. Dengan adanya peningkatan pengetahuan orang tua tentang
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan
26
baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini
mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Masalah gizi
Salah satu faktor penyebab adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), sehingga
sebelum kehamilan, saat kehamilan, saat kelahiran, hingga anak setidaknya usia
BBLR sepanjang tahun 2018. Oleh karena itu penulis memutuskan melakukan
pendataan status gizi pada kasus bayi BBLR di setiap desa dan diskusi dua arah
dengan orang tua anak mengenai pencegahan stunting. Hasil pendataan status
menggunakan WHO Growth Chart didapatkan dua kasus mengalami gizi buruk
dan satu kasus normal serta dua kasus perawakan pendek dan satu kasus
kemudian hari.
6.2 Saran
1. Dilakukan pendataan status gizi rutin secara pada bayi dan balita dengan
dengan riwayat BBLR dan stunting untuk memastikan anak terbebas dari
stunting
27
3. Untuk periode internship selanjutnya disarankan untuk mensosialisasikan
secara mandiri
DAFTAR PUSTAKA
28
3. Rudert C. Malnutrition in Asia. Vientane: UNICEF
LAMPIRAN
29
Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pencegahannya
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang a. Anak dengan berat badan lebih besar dari
standar usianya
standar usianya
standar usianya
2 Sejak kapan a. Saat anak berusia 5 tahun
penambah darah c. 30
yang wajib d. 12
dikonsumsi ibu
saat hamil?
4 Apa yang a. Ibu menyusui bayinya satu hari setelah bayi
dimaksud lahir
30
untuk menyusu dalam satu jam pertama
kelahiran
wajib b. 6 bulan
dan diukur
tingginya?
31
10 Berikut ini a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum
sebelum dimasak
32
Nama anak: _______________
Tanggal lahir anak: ____ / ___ /______ (DD/MM/YYYY) Jenis kelamin anak: L / P
BB anak terakhir: ______ kg (Tanggal pengukuran: ______________ di ________________)
TB anak terakhir: ______ cm (Tanggal pengukuran: _____________ di ________________)
Status anak: Normal / Stunting
33
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan
34
35