OLEH :
PUTRI FERDAYANTI
K202101012
D1
Penulis
3. Penyebab stunting
4. Pengobatan stunting
5. Diagnosis Stunting
Dokter juga akan mengukur panjang atau tinggi badan anak, berat badan,
lingkar kepala dan lingkar lengan. Seorang anak dapat diduga menderita stunting
jika tinggi badannya berada di bawah garis merah (-2 SD) berdasarkan kurva
pertumbuhan WHO.
2. Penyebab stunting
Selain itu, anak yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi selama masa
pertumbuhannya juga bisa mengalami stunting.
Ada beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk penyakit stunting pada
bidang Kesmas di antaranya :
1. Edukasi berkelanjutan, misalnya setiap 6 bulan sekali untuk kader serta kegiatan
penguatan peran para tenaga kesehatan secara rutin terutama terkait stunting dan
tumbuh kembang anak sebagai upaya meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan tenaga kesehatan.
2. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara rutin oleh pihak puskesmas
terhadap para tenaga kesehatan dalam pelaksanaan penimbangan, deteksi status
gizi maupun deteksi serta stimulasi tumbuh kembang anak.
3. Optimalisasi pelaporan seperti cara pencatatan yang efektif dan jelas disertai hasil
interpretasi pengukuran serta kecepatan dalam penyerahan laporan hasil deteksi
dini tumbuh kembang anak serta status gizi dan deteksi stunting dari para tenaga
kesehatan kepada bidan desa setempat atau puskesmas.
4. Pemberian reward kepada tenaga kesehatan yang berperan aktif dalam melakukan
deteksi dini stunting serta deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang anak
sehingga dapat memotivasi tenaga kesehatan lain dalam meningkatkan
performanya.
Demikian pentingnya peran tenaga kesehatan dalam meningkatkan
pengetahuan dan juga kemampuan masyarakat mendeteksi stunting, sehingga
berdampak baik pada perkembangan anak di usia balita. Kegiatan ini tentunya
perlu dukungan dari petugas kesehatan, pemerintah desa dan kelompok
masyarakat.
E. Aplikasi yang berhubungan dengan Stunting
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) sukses menciptakan aplikasi pemantau
perkembangan anak, yang ditujukan untuk membantu mengatasi persoalan stunting.
Aplikasi berbasis android ini dibuat oleh tiga mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM), yaitu Audrey Hanifa Putri (2020), Anindya Nuzhmi Zharifa
(2020), dan Nadira Yuthie Salwa (2020).
Aplikasi ini dinamai “Sakti”, akronim dari Stunting Dapat Kita Atasi. Sakti
adalah aplikasi yang dapat berperan layaknya ahli, yaitu membaca indikator-indikator
yang ada pada bayi, lalu menyimpulkannya sebagai sebuah gejala tertentu dan
memberikan rekomendasi tindakan yang diperlukan. Sakti dapat di-setting untuk
berbagai kelompok pengguna, yaitu orang tua, anak, atau kader Posyandu.
aplikasi ini secara pintar dapat menganalisis indikator balita berdasarkan
input-input yang dimasukkan. Dengan cara ini, semua orang dapat mengontrol
perkembangan balita di sekitarnya, bukan hanya tenaga kesehatan. “Melalui aplikasi
ini, Pemerintah dapat memantau tumbuh kembang, asupan gizi, serta pola asuh yang
diterapkan masyarakat,”
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak yang mengalami stunting maupun status gizi kurang, secara langsung
akan berpengaruh pada perkembangan motorik anak yang menyebabkan
terganggunya proses tumbuh kembang dan terlambatnya perkembangan motorik. Zat
gizi memegang peranan penting dalam dua tahun pertama kehidupan. Pertumbuhan
dan perkembangan sel-sel otak memerlukan zat gizi yang adekuat. Dengan keadaan
tersebut bahwasannya pada batita stunting usia 1-3 tahun memerlukan perhatian
khusus dalam pengendlian gizi guna untuk memperhatikan perkembangan
motoriknya, karena dalam perkembangan motorik batita usia 1-3 tahun dengan
stunting dipengaruhi zat gizi yang memegang peranan penting dalam dua tahun
pertama kehidupan
B. SARAN
1. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan dapat menambah referensi dan dapat
digunakan sebagai salah satu bacaan bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan
pengetahuan gizi ibu.
2. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu tentang
gizi balita serta pentingnya asupan protein dan zink yang cukup agar dapat
memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan anak.
3. Bagi petugas kesehatan di Desa Wangkolabu Kecamatan Towea, Kabupaten Muna
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai balita stunting
di Kecamatan Towea sehingga para petugas kesehatan dapat memantau dan
meminimalisir kejadian stunting di Kecamatan Towea.
4. Saran yang dapat saya berikan sebagai penulis agar masyarakat juga petugas
Kesehatan agar menginstal aplikasi “SAKTI”
DAFTAR PUSTAKA
Arsyati, A. M. (2019) ‘Pengaruh Penyuluhan Media Audiovisual Dalam
Pengetahuan Pencegahan Stunting Pada Ibu Hamil Di Desa Cibatok 2
Cibungbulang’, Promotor, 2(3), p. 182. doi: 10.32832/pro.v2i3.1935
Rahmawati, A. (2019) ‘Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Orang Tua
tentang Stunting pada Balita’, Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of
Ners and Midwifery), 6(3), pp. 389–395. doi:
10.26699/jnk.v6i3.art.p389- 395.
RISKESDAS (2018) ‘Riset Kesehatan Dasar 2018’, kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Teja, M. (2019) ‘Stunting Balita Indonesia Dan Penanggulangannya’, Pusat
Penelitian Badan Keahlian DPR RI, XI(22), pp. 13–18. Available at:
https://www.google.com/url?sa=t &source=web&rct=j&url=http://b
erkas.dpr.go.id/puslit/files/info_si ngkat/Info Singkat-XI-22-IIP3DI-
November-2019- 242.pdf&ved=2ahUKEwiO--
id5ZLsAhXTdn0KHYXlBRIQFj ABegQIBRAF&usg=AOvVaw2D
WRt-VuQVaP3CynNVmTok
https://stunting.go.id/bantu-turunkan-stunting-mahasiswa-ui-ciptakan-aplikasi-pintar-
pemantau-balita/