Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia serta izin-Nya kami mampu menyelesaikan
makalah yang berjudul Masalah Perkembangan Fisik Pada Anak Stunting.
Kami menyadari masih banyak keurangan dalam penulisan Makalah ini.
Untuk itu kami berharap kritik dan saran untuk penulisan Makalah ini agar bisa
kami perbaiki lebih baik lagi. Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca
dan semoga mendapat tambahan wawasan dari Makalah ini.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................1
BAB II ..................................................................................................................2
PEMBAHASAN ..................................................................................................2
A. Pengertian Stunting................................................................................2
PENUTUP............................................................................................................9
A. Kesimpulan ............................................................................................9
LAMPIRAN .......................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE /
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan tahap awal setelah
kelahiran, hal ini dapat mulanya dapat dilihat dari berat badan ibu saat hamil,
pemberian gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin. Menurut Sudiman
dalam Ngaisyah, stunting pada anak balita merupakan salah satu indikator
status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran kondisi atau keadaan
sosial ekonomi seseorang. Secara gsris besar, stunting terjadi di masa
kehamilan ibu dan dapat terlihat pada 2 tahun awal kehidupan anak. Serta
dapat memberikan dampak yang sulit diperbaiki.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
iiiPEMBAHASAN
A. Pengertian Stunting
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam
jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada
anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab pertumbuhan tinggi badan
terlambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Tidak jarang
masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetik dan
tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika
memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan
dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai
terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka
memasuki usia dua tahun.
2
Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan patut
diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi
dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan
menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tidak hanya
mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tetapi nutrisi yang tidak mencukupi
juga mempengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak
anak.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dilakukan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan
angka yang cukup menggembirakan terkait masalah stunting. Angka stuting
atau anak tumbuh pendek turun dari 37,2 % pada Riskesdes 2013 menjadi
30,8% pada Riskesdes 2018. Meski tren stunting mengalami penurunan, hal ini
masih berada di bawah rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu
kurang dari 20 %. Persentase stunting di Indonesia secara keseluruhan masih
tergolong tinggi dan harus mendapat paerhatian khusus.
3
Nutrisi ibu yang buruk bisaiiimembatasi pertumbuhan janin. Pertumbuhan
janin yang buruk, padaiiiakhirnya meningkatkan risiko kematian neonatal. Dalam
1000 hari pertama, iiirisiko stunting terkait erat dengan kesehatan ibu.
Mulai usia 6 bulan, kebutuhan anakiiiakan energi dan nutrisi tidak cukup
disokong dari asupan ASI saja. Solusinyaiiiadalah menggabungkan pemberian
ASI dengan makanan pelengkap. Ibu bayi bisa mengkombinasikan makanan
seperti sereal dan makanan pokok lainnya, buah-buahan dan sayuran halus, susu
dan telur, serta ikan dan daging. Oleh sebabiiitu, kurangnya asupan MPASI
adalah salah satu penyebabiistunting pada anak.
4
poluton lingkungan atau sering disebut mikotoksin dapat memicu stunting pada
anak.
6. Infeksi Penyakit
5
7. Faktor ekonomi keluarga
Berikut ini adalah beberapa cara mencegah stunting pada anak yaitu
sebagai berikut:
6
menentukaniiiproduk tambahan tersebut. Akan lebih baik jika orangtua
berkonsultasi duluiiidengan dokter untuk menentukan penambah nutrisi
yang akan diberikaniiikepada anak.
4. Terus memantau tumbuhiiikembang anak. Orang tua perlu terus memantau
tumbuh kembang anak mereka,iterutama dari tinggi dan berat badan anak.
Bawa si kecil secara berkalaike Posyandu maupun klinik khusus anak.
Dengan begitu, akan lebihiiimudah bagi orangtua untuk mengetahui gejala
awal, gangguan, maupunipenanganan stunting jika terjadi.
5. Selalu jaga kebersihan lingkungan Seperti yang diketahui, anak-anak
sangat rentan akan seranganiiipenyakit, terutaman kalauiiilingkungan
sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara takiiilangsung dapat
meningkatkan peluang stunting padaiiianak. Diare dilaporkan menjadi
faktor ketiga yang dapatiiimenyebabkan gangguan kesehatan tersebut.
Sementara itu, salah satuiiipemicu diare datang dari paparan kotoran yang
masuk ke dalam tubuh manusia.
Dari solusi yang dipaparkan, semua solusi tersebut tepat dilakukan untuk
mencegah stunting yang terjadi pada anak. Namun dari semua solusi tersebut,
solusi yang paling tepat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting pada anak
adalah memenuhi gizi sejak hamil. Hal ini dikarenakan tumbuh kembang seorang
anak atau bayi dimulai dari waktu seorang ibu sedang hamil. Tumbuh kembang
seorang bayi dan anak tergantung dari bagaimana keadaan anak tersebut dari
dalam janin. Bagaimana gizi yang diterimanya akan berpengaruh pada tumbuh
kembang anak tersebut. Jika dari dalam janin saja gizi yang diterima oleh anak
sudah baik dan bergizi, maka tumbuh kembang anak tersebut kedepannya akan
baik juga.
Sedangkan alasan kenapa solusi yang lain dikatakan kurang tepat karena
solusi yang lain merupakan solusi lanjutan dari solusi meperhatikan gizi anak
sewaktu hamil. Bukan berarti solusi yang lain ini tidak harus dilakukan, karena
jika solusi tersebut tidak dilakukan maka kemungkinan besar stunting tetap akan
7
terjadi. Jadi sebaiknya memperhatikan gizi seorang anak dimulai dari dalam janin
sampai anak tersebut tumbuh besar harus selalu dipantau. Gizi yang diterima anak
tersebut harus bergizi dan juga sehat agar anak tersebut tumbuh kembangnya akan
baik juga. Selain dari gizi yang dilihat, faktor yang harus diperhatiakn adalah
faktor lingkungan, di mana lingkungan harus selalu bersih agar anak tumbuh
dengan sehat.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
AL – Rahmad Ah, Miko A, Hadi A. 2013. Kajian Stunting Pada Anak Balita
Ditinjau Dari Pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, Status Imunisasi, Dan
Karakteristik Keluarga Di Kota Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Ilmiah
Nasawakes. 6(2) : 169 – 184.
Aritonang I. 2011. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal. Leutika.
Yogyakarta.
10
LAMPIRAN
11