PRODI S1 PENDIDIKAN
FISIKA - FMIPA
SKOR NILAI :
NIM : 4202421022
DESEMBER 2020
EXECUTIVE SUMMARY
Heward dan Orlansky (1984) memilih untuk menyebutnya dengan anak luar biasa
(exceptional children). Anak luar biasa adalah istilah inklusi yang merujuk pada
anak-anak yang menunjukan perilaku yang berbeda dari anak pada umumnya,
bisa saja di bawah atau di atas kondisi normal, untuk itu program pendidikan
spesial ditujukan. Istilah anak luar biasa juga termasuk kepada anak yang
memiliki intelektual bawaan lahir dan bisa juga untuk anak-anak dengan
keterbelakangan. Pengertian anak luar biasa menurut Heward dan Orlansky
terdengar lebih manusiawi dan merepresentasikan semua perbedaan dari anak
berkebutuhan khusus dari anak pada umumnya.
Semua orang sadar bahwa anak-anak dengan kondisi tersebut, yang dapat kita
sebut dengan anak berkebutuhan khusus, juga memiliki hak untuk mengejar
kebahagiaannya sendiri. Sebagaimana disebutkan dalam deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat yang menyatakan bahwa setiap individu memiliki hak untuk
kehidupan, kemerdekaan, dan mengejar kebahagiaannya sendiri. Kesadaran
inillah yang mendorong adanya gerakan untuk menuntut kesamaan hak terhadap
orang-orang berkebutuhan khusus.
ii | R i n i N u r p a d i l l a
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkatNya sehingga p e n u l i s d a p a t m e n y e l e s a i k a n J u r n a l R e v i e w
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi.
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
Rini Nurpadilla
iii | R i n i N u r p a d i l l a
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan .............................................................................. 3
B. Deskripsi Isi ................................................................................ 5
A. Kesimpulan............................................................................... 16
B. Rekomendasi ............................................................................ 17
Daftar Pustaka..................................................................................... 18
Lampiran ............................................................................................. 19
iv | R i n i N u r p a d i l l a
BAB I
PENDAHULUAN
s ud ut p a n d a n g y a n g a k a n d i b a n g u n o l e h s e t i a p m a h a s i s w a
Pendidikan.
Pendidikan.
sehari-hari.
suatu jurnal
C. Manfaat CJR
Review.
jurnal.
menganalisis jurnal.
7. Alamat Situs :
http://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/modeling/article/view/209
A. Pendahuluan
Mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara materiel dan
satu bagian penting dalam komponen masyarakat Indonesia ialah anak. Karena
anak adalah pemilik masa kini dan masa depan bangsa sekaligus pemilik bangsa,
atau cacat. Istilah anak berkebutuhan khusus secara eksplisit ditujukan kepada
anak normal pada umunya, dalam hal fisik, mental maupun karakteristik perilaku
(tuna rungu), kelainan kemampuan berbicara (tuna wicara) dan kelainan fungsi
anggota tubuh (tuna daksa).2 Pendidikan merupakan wahana penting dan media
dan memantapkan jati diri bangsa. Pendidikan dapat menjadi wahana strategis
tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk
hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
lebih, sejak di mulainya pendidikan anak tunanetra pada tahun 1901 di Bandung.
Konsep special education dan sistem pendidikan segregasi lebih melihat anak dari
pendidikan. Oleh karena itu, terjadi dikotomi antara pendidikan khusus dengan
hal yang sama sekali berbeda. Secara paedagogis, sistem pendidikan segregasi
mengabaikan eksistensi anak sebagai individu yang unik dan holistik, sementara
itu kecacatan anak lebih ditonjolkan. Secara psikologis, sistem segregasi kurang
filosofis, penyandang cacat merupakan bagian dari masyarakat yang alami (David
penyandang cacat dari sudut pandang yang lebih bersifat humanis, holistik,
demikian, layanan pendidikan tidak lagi didasarkan atas label kecacatan anak,
anak. Seiring dengan ini kemudian muncul konsep pendidikan inklusif. Salah satu
inklusif adalah Conventional on the Right of Person with Disabiliteis and optional
Protocol yang disahkan pada Maret 2007. Yang mana pada pasal 24 dalam
dipaparkan apa yang menjadi motif serta sumber munculnya pendidikan inklusif
apakah dari akal pikiran, apakah dari pengalaman indrawi, apakah dari
B. Deskripsi Isi
Pendidikan Inklusi Istilah inklusif memiliki makna yang sangat luas. Inklusif
dapat dikaitkan dengan adanya persamaan atau kesetaraan hak individual dalam
berkaitan satu sama lainnya. Berdasarkan pandangan Reid, hal ini dapat dilihat
bahwa istilah inklusif berkaitan dengan berbagai aspek hidup manusia yang
didasarkan atas prinsip persamaan, keadilan, dan pengakuan atas hak individu.
semua murid di kelas yang sama. Pendidikan inklusi adaah termasuk hal yang
yang mempersatukan layanan PLB dengan pendidikan reguler dalam satu sistem
inklusif semua anak luar biasa dapat bersekolah di sekolah terdekat dan sekolah
yang menampung semua anak. Dalam konsep pendidikan luar biasa, pendidikan
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang
diselenggarakan bagi siswa luar biasa atau berkelainan dalam makna dikaruniai
dengan inklusif adalah keterbukaan untuk belajar bersama bagi semua peserta
(1) Tunanetra,
(2) Tunarungu,
(3) Tunawicara,
fungsi social,
(5) Tunadaksa, yaitu anak yang mengalami bentuk kelainan atau kecacatan pada
pribadi,
(6) Tunalaras,
(8) Lamban belajar, yaitu anak yang kurang mampu menguasai pengetahuan
dalam batas waktu yang ditentukan karena ada factor tertentu yang
mempengaruhinya,
(9) Autis, yaitu anak yang mengalami gangguan perkembangan dan ditandai oleh
(13) Tunaganda, yaitu anak yang mengalami kelainan lebih dari satu jenis
kelainan.
Tujuan pendidikan inklusif mengacu kepada UU. No. 2, tahun 2003, Sisdiknas
Pasal 1, ayat 1 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
anak dan untuk memaksimalkan kesempatan anak terlibat dalam aktivitas yang
normal.
(2) Jika memungkinkan untuk mencengah terjadinya kondisi yang lebih parah
berkemampuan.
(1) Kelas Reguler (Inklusi Penuh) yaitu Anak berkebutuhan khusus belajar
(2) Kelas regular dengan Cluster yaitu Anak berkebutuhan khusus belajar
(3) Kelas Reguler dengan Pull Out, yaitu Anak berkebutuhan khusus belajar
bersama anak normal di kelas regular namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik
dari kelas regular ke ruang lain untuk belajar dengan guru pembimbing khusus.
(4) Kelas Reguler dengan Cluster dan Pull Out, yaitu Anak berkebutuhan khusus
belajar bersama anak norma di kelas regular dalam kelompok khusus, dan dalam
khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah regular, namun dalam bidang-
(6) Kelas Khusus Penuh, yaitu Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas
a) Epistemologi Islam
pengetahuan, seperti kemungkinan, asal mula, sifat alami, batas-batas, asumsi dan
(2) Apakah watak pengetahuan itu ? Apakah ada dunia yang benar-benar diluar
fikiran manusia, dan kalau ada apakah manusia dapat mengetahuinya ? Ini adalah
Salah satu sumber Epistemologi adalah alam semesta ini. Yang dimaksud
dengan alam adalah alam materi, alam ruang dan alam waktu, alam gerakan,
alam yang sekarang kita tengah hidup di dalamnya, dan kita memiliki hubungan
dengan alam ini menggunakan berbagai alat indera kita. Aliran Empirisme
dingin karena ia menyentuhnya. Adapun bapak dari aliran ini ialah John Locke,
mengemukakan teori tabula rasa yang secara bahasa berarti meja lilin. Artinya
Manusia diciptakan oleh Allah bukan tanpa latar belakang dan tujuan.
Tujuan penciptaan manusia ialah sebagai khalifah dibumi. Dalam kedudukan ini,
10 | R i n i N u r p a d i l l a
(1) Kebutuhan kasih sayang,
11 | R i n i N u r p a d i l l a
BAB III
PEMABAHASAN ANALISIS
Locke,2018:63), mengemukakan teori tabula rasa yang secara bahasa berarti meja
lilin. Artinya pada mulanya manusia kosong dari pengetahuan lantas pengalaman
indera manusia.
Diakui bahwa anak lahir telah memiliki potensi yang berupa pembawaan. Namun
sehingga kelak menjadi orang yang berguna bagi diri, keluarga, masyarakat, nusa,
dan bangsanya.
ada baik dan ada yang buruk. Pendidikan tidak perlu dan tidak berkuasa apa-apa.
Dalam ketiga pendapat diatas, yang melandasi pendidikan yaitu adi, jelas
di sini bahwa hak orang-orang itu tidak mutlak. Hak itu terikat oleh hukum alam
12 | R i n i N u r p a d i l l a
dan hukum Tuhan, dan pendidikan itu harus pula sesuai dengan kesejahteraan
umum. Tetapi, hak negara yang demikian (turut campur tangan) tidak untuk
menduduki tempat orang tua, namun hanya untuk menambah yang kurang saja.
Apabila perlu – misalnya, hak orang tua itu dicabut (gila dan sebagainya) – negara
mendekati pendidikan keluarga si anak atau menyerahkan anak itu pada keluarga
Lebih lanjut, negara harus berusaha dan memberi kesempatan agar semua warga
khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. ABK
& bicara, pendengaran, pengelihatan, serta sosial dan emosi (Ratnasari : 2013).
13 | R i n i N u r p a d i l l a
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki kelainan atau
yang berbeda dengan anak normal pada umumnya. Adapun pengertian anak
atau anak luar biasa adalah anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal
(dalam Azwandi, 2007 : 12) menjelaskan bahwa ABK adalah anak yang dalam
atau penyimpangan dalam kelainan fisik, mental intelektual, sosial atau emosi
dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Menurut Prof. Dr. Bandhi Delphi
Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk anak luar biasa yang menandakan
adanya kelainan khusus. ABK mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu
dan lainnya.
para ahli di atas tentang anak berkebutuhan khusus dapat disimpulkan bahwa
penyimpangan atau perbedaan dari rata-rata anak normal lainnya. Pada proses
mental, sosial dan emosi. Anak berkebutuhan khusus ini pun memiliki
karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya atau memiliki perbedaan
sesuai dengan jenis kelainan yang dialami oleh anak. ABK ( Anak Berkebutuhan
Khusus) juga layak mendapatkan pendidikan yang sama seperti anak normal
14 | R i n i N u r p a d i l l a
lainnya tetapi layanan pendidikan yang diberikan kepada anak berkebutuhan
khusus adalah layanan pendidikan berupa layanan khusus yang diterapkan atau
yang telah diatur oleh pemerintah seperti program pelayanan pendidikan inklusi.
Kekurangnnya, Dalam segi isi artikel, materi yang disajikan dalam jurnal
analisis, dan dasar teori yang tidak dibuatkan dalam judul terpisah,
jurnal.
15 | R i n i N u r p a d i l l a
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang memiliki
(ABK) memiliki perbedaan antara satu dan lainnya sesuai dengan jenis
kelainan yang dialami oleh anak. Pada buku (Ilahi : 2013) Anak berkebutuhan
PLB)
d) Resource Teacher (Guru sumber, yaitu guru kelass biasa dengan guru
16 | R i n i N u r p a d i l l a
e) Pusat Diagnostik-Presciption
rumah sakit
berkebutuhan khusus sesuai dengan jenis kelainan yang dimiliki anak, karena
B. Rekomendasi
Sebelum memulai kritisi suatu jurnal, carilah terlebih dahulu refrensi untuk
pengetahuan awal kita seperti teori – teori, maupun sistematika jurnal tersebut,
dalam mengkritisi suatu jurnal. Carila jurnal yang tahunnya masi tergolong
17 | R i n i N u r p a d i l l a
DAFTAR PUSTAKA
Berkebutuhan Khusus Dalam Perspektif Epistemologi Islam. Jurnal Program Studi PGM,
Khusus Perspektif Teori Barat Dan Islam. Jurnal stit Islamic, Vol. 2, No. 2, Hal. 35-57.
18 | R i n i N u r p a d i l l a
LAMPIRAN
19 | R i n i N u r p a d i l l a
20 | R i n i N u r p a d i l l a
21 | R i n i N u r p a d i l l a
22 | R i n i N u r p a d i l l a
23 | R i n i N u r p a d i l l a
24 | R i n i N u r p a d i l l a