Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN REKAYASA IDE

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN FISIKA -


FMIPA

NILAI :

PENERAPAN PANCASILA DALAM PENDIDIKAN

OLEH :

KELOMPOK 2 ( PSPF C 20 )

MARCELINO ADETIAN PUTRI ANDITA BR


SIAGIAN SINULINGGA
(4203121006) (4203321006)

SALSABILA AFANI RINI NURPADILLA


(4202421003) (4202421022)

DOSEN PENGAMPU : LAURENSIA MASRI P SP.d., M.Pd

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

JANUARI 2021

i|k el om pok 2
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, sebab telahmemberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada
kami, sehingga mampu menyelesaikan tugas Rekayasa Ide Filsafat Pendidikan.

Rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan


dan wawasan kita semua mengenai Bagaimana merekayasa sebuah ide. Apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,saya mohon maaf
karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas.

Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Akhir kata kami berharap
semoga rekayasa ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami
khususnya,

Atas perhatiannya Saya mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2021

Penulis

ii | k e l o m p o k 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Isu Yang Di Bahas / Latar Belakang ................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1

C. Manfaat TRI ............................................................................ 2

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN ................................... 3

A. Permasalahan Umum Profesi Kependidikan ...................................... 3

B. Identifikasi Permasalahan Sesuai Tema Yang Dibahas .......................... 3

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN........................................................ 6

A. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B1 ....................................... 6

B. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B2 ....................................... 7

C. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B3 ........................................ 9

D. Solusi dan Pembahasan Permasalahan B4 ...................................... 10

BAB IV PENUTUP ........................................................................... 14

A. Kesimpulan ........................................................................... 14

B. Rekomendasi ......................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 15

iii | k e l o m p o k 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia. Dimana di


era globalisasi ini menjadi tantangan yang serius bagi Indonesia karenat sumber
daya manusia yang dimiliki masih menjadi kendala utama dalam menanggapi
tantangan sekaligus peluang yang ada, kendala ini datang dari latar belakang
pendidikan masyarakat yang semakin menurun. Latar belakang pendidikan
masyarakat Indonesia yang saat ini masih dalam ketegori rendah setidaknya
menjadikan masalah bagi masyarakat itu sendiri, karena faktor pendidikan yang
rendah akan menjadi penyebab sulitnya masyarakat beradaptasi dengan era
globalisasi.

Niali-nilai sosial dan budaya di tengah-tengah masyarakat masih berjalan, tetapi


siring berkembangnya zaman menimbulkan dampak dari arus globalisasi juga
disebabkan karena latar belakang pendidikan masyarakat yang semakin
menurun. Khususnya nilai-nilai yang ada didalam pancasila, masyarakat tidak
menganggap bahwa nilai-nilai tersebut merupakan fondasi dalam menjalankan
kehidupan mermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ada baiknya nilai-nilai yang ada dalam pancasila seharusnya di tanamkan dan
diterapkan nilai-nilai pancasilasejak dini, agar terbentuknya individu yang
menjiwai nilai - nilai pancasila. Dengan demikian penerapan nilainilai pancassila
ini dapat mengakibatkan kesadaran akan dirinya atas tanggung jawab pribadi dan
bermasyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang melatar belakangi penulisan makalah ini, makadapat


dirumuskan masalah-masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila dalam masyarakat ?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat masyarakat dalam


menerapkan nilai- nilai pancasila?

3. Langkah-langkah apa saja yang bisa digunakan untuk menghindari


dari penyimpangan penerapan nilai-nilai pancasila?

1|k el om pok 2
C. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan nilai-nilai pancasila dalam masyarakat.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat


masyarakat dalam menerapkan nilai-nilai pancasila.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang digunakan untuk


menyelesaikan masalah i

2|k el om pok 2
BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A. Permasalahan Umum profesi kependidikan

Sistem pendidikan di indonesia ini beleummencerminkan secara aktual nilai-


nilai Pancasila yang merupakan ideologi bangsa indonesia. Perlu ditanamkan
sistem pendidikan pancasila dan ideologi pancasila kepada pelajar indonesia baik
Siswa maupun mahasiswa. Yang dimana kita ketahi sendiri pancasila adalah
ideologi atau sering kita sebut sebagai pandangan negara indonesia yang
menjadi langkah awal indonesia dalam berkembang menjadi suatu negara yang
maju. Karena pancasila sangat perlukan ditanamjan jepada sistem pendidkan
indonesia. Dimana pentingnya pancasila didalam sistem pendidkan indonesia
disitu juga banyak permasalahan yang muncul dalam penanaman sistem
pendidkan itu berikut adalah permasalahan yang muncul disistem pendidkan
indonesia yang merupakan Sistem pendidkan pancasila.

B. Identifikasi Permasalahan

1. Sistem Pendidikan Indonesia belum mencerminkan secara aktual nilai-nilai


pancasila sehingga kontribusi pada upaya memperkokh persatuan dan
kesatuan bangasa yang tidak optimal yang pada akhirnya ketahanan
nasional nmenjadi tidak tangguh.

Hal tersebut dapat bkita lihat didalam prilaku siswa yang tidak mencerminkan
etika pancasila seperti yang dituliskan dalam Jurnal Penelitian yang dilakukan
oleh Leni,Adelina, Hermi yangb meneliti tentang prilaku siswa SMP yang tidak
mencerminkan nilai etika pancasila. Dalam jurnal tersebut mode penelitian yang
dipakai adalaha mode wawancara. Berikut hasil survai yang disajikan dalam
jurnaltersebut.

NO SIKAP SIKAP SISWA


1 Menerima Kurang memperhatikan saat guru
menjelaskan pelajaran di kelas
Kurang menghormati guru saat
proses pembelajaran berlangsung
Sulit dalam menerima pelajaran yang
dijelaskan oleh guru
2 Merespon Tidak memberikan jawaban ketika di

3|k el om pok 2
tanya oleh guru
Tidak pernah mau bertanya pada
guru setelah guru menjelaskan
pelajaran
3 Menghargai Kurang menghargai guru ketika guru
menjelaskan pelajaran di kelas
4 Bertanggung jawab Siswa bertanggung jawab atas tugas
yang diberikan oleh guru

Dari hasil wawancara tersebut maka dapat kita lihat masih ada sikap siswa
yang tidak memakai nialai etika pancasila kurang menghormati guru sangat tidak
mencerminkannilai etika pancasila sila 2 ,3d dan 4 . Masih banyak lagi masalah
yang kita lihat dalam mencerminkan nilai pancasila seperti siswa kurang
mengharagai oarang yang berbeda suku dengannya dan lain sebagainya.

2. Lingkungan pendidikan yang masih kurang memotivasi aktualisasi nilai-


nilai Pancasila. Misalnya, pejabat di dinas pendidikan, kepala sekolah,
atau guru yang tidak memberikan teladan.

Banyak sekali kita lihatbagaimana pejabat negara indonesia dan guru yang
tidak mkencerminkan teladan seperti tindakan korupsi, tidakan mencela dan lain
sebagainya. Cotohnya seperti pada era pandemi ini kita lihat pejabat negara ini
yang melakukan korupsi dimana orang-orang yang mengalami kesulitan malah
pejabat negara ini tega korupsi untuk memenuhi hasrat untuk memenuhi
keinginannya sendiri hal tersebut merupakan sikap yang tidak mencerminkan
seluruh sila pancasila. Hal tersebutsangat tidak dapat memotivasi aktualisasi
nilai-nilai pancasila dalam pendidikan .Dan masih banyak hal yang tidak
mencerminkian dan memotivasi aktualisasi nilai-nilai Pancasila.

Berikut adalah data korupsi di indonesi :

4|k el om pok 2
3. Muatan materi tidak menghadirkan kesadaran dan kemantapan diri untuk
aktualisasi nilai-nilai Pancasila karena cenderung hafalan dan lebih
mengedepankan aspek kognitif intelektual dan mengabaikan aspek moral.

Hal tersebutdapat terlihat pada persoalan kurikulum, di mana materi dan


muatan pendidikan yang hanya mengedepankan aspek kognitif intelektual

4. Metode dan pendekatan pengajaran yang kurang menumbuhkan semangat


aktualisasi nilai-nilai Pancasila.

5|k el om pok 2
BAB III

Solusi dan Pembahasan

A. Solusi dan Pembahasan : Sistem Pendidikan Indonesia belum


mencerminkan secara aktual nilai-nilai pancasila sehingga kontribusi pada
upaya memperkokoh persatuan dan kesatuan bangasa yang tidak optimal
yang pada akhirnya ketahanan nasional menjadi tidak tangguh.

Pembahasan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan akan mengajarkan anak untuk


berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila mulai dari sila pertama sampai sila
kelima. Nilai-nilai Pancasila yaitu nilai-nilai Ketuhanan,Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada Pancasila di jelaskan bahwa Menghormati kebebasan menjalankan ibadah,
Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tidak memaksakan agama kepada orang
lain, Saling mencintai sesama manusia, Memberikan bantuan korban bencana
alam, Sikap tengang rasa, Bangga dan cinta tanah air, Sikap saling menghargai,
Mengutamakan kepentingan bangsa, Menghormati hak-hak orang lain, Memberi
pertolongan,Tidak bersifat boros, Tidak memaksakan pendapat, Menghargai
pendapat orang lain dan Menerima keputusan musyawarah, namun hal-hal
tersebut tidak dimiliki peserta didik.

Kemerosotan moral timbul akibat kurangnya pemahaman mengenai


nilainilai yang terkandung dalam Pancasila. Kemerosotan moral dan
penyimpangan nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar semakin meningkat
karena semakinlemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat
melemahkan kekuatan Pancasila dalam menciptakan kesatuan sosial yang baik.
Akibatnya, timbul penyimpangan nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar di
lingkungan sekolah yang semakin meningkat di berbagai bentuk, seperti :
tawuran, membawa HPyang berisi video porno, pelecehan seksual terhadap
teman sebayanya, dan melanggar peraturan sekolah lainnya.

6|k el om pok 2
Masalah pembinaan insan Pancasila lebih banyak menyangkut bidang Pendidikan.
Lewat kegiatan pendidikan diharapkan peserta didik menyerap nilai-nilai moral
Pancasila. Penyerapan nilainilai moral Pancsila diharahkan berjalan sedara
manusiawi dan alamiah tidak saja lewat pengalaman secara pribadi. Nilai-nilai
moral Pancasila tidak untuk sekedar dipahami melainkan untuk dihayati, oleh
karena itu penerapan nilai-nilai moral Pancasila bukan lewat proses indoktrinasi.

Solusi :

Penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak akan terjadi apabila siswa


sungguh-sunguh dalam memahami makna pengembanan nilai-nilai Pancasila yang
telah mereka dapat melalui pendidikan formal serta mampu mengamalkan nilai-
nilai Pancsila itu secara baik. Kemerosotan moral dapat ditempuh dengan
memperbaiki proses pendidikan anak sejak usia dini denagan mengembangkan
nilai-nilai Pancasila.

Pengembangan nilai-nilai Pancasila Seorang Guru harus menjadi seorang


pengasuh bagi peserta didik, menjadi panutan dan teladan untuk dicontoh oleh
peserta didik, guru pula harus menjadi pembimbing untuk membimbing anak
merupakan hal yang tidak mudah dijalankan oleh seorang guru.Gurusebagai
sosok yang paling utama,bagaimana guru adalah orang yang utama dalam
mencerdasakn kehidupan manusia. Namun demikian,belum dapat dikatakan
bahwa semua guru dapat menjadi inspirasi bagi siswannya untuk cerdas dalam
perilaku hidupnya.Guru yang mampu menjadi inspirasi siswa adalah guru yang
sebenarnya. Jika diajar oleh guru inspiratif,siswa akan mampu menerima mata
pelajaran.

B. Solusi dan Pembahasan Permasalahan : Lingkungan pendidikan yang masih


kurang memotivasi aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Misalnya, pejabat di dinas
pendidikan, kepala sekolah, atau guru yang tidak memberikan teladan.

Pembahasan :

Kualitas pendidik di Indonesia masih sangat rendah sekali. Berdasarkan


Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

7|k el om pok 2
(UNESCO), terhadap kualitas pendidik di Negara-negara berkembang di Asia
Pacific, Indonesia berada pada peringkat ke 14 dari 14 negara
berkembang.Kondisi ini disebabkan karena kebanyakan pendidik belum memiliki
profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana
disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan,melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan
pengabdian masyarakat. Selain itu sebagian pendidik di Indonesia tidak layak
mengajar.

Berdasarkan Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta
guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas.
Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan
diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503
guru, baru 57,8% yang memilikipendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan
tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48%
berpendidikan S3). Pendidik merupakan salah satu penentu keberhasilan
pendidikan, sehingga prestasi siswa merupakan tanggunjawab dari para
pendidik.

Solusi :

Jerome S. Arcaro menjelaskan bahwa setiap program mutu harus


memperhatikan empat komponen penting.
Pertama, adanya komitmen untuk berubah, baik dari anggota dewan sekolah
maupun para administrator. Meskipun perubahan itu sering kali menjadi momok
yang menakutkan, namun dengan adanya komitmen untuk berubah akan dapat
membantu dalam mengurangi ketakutan pada orang-orang di lingkungan/wilayah
lembaga pendidikan. Meski pula proses awal perubahan atau penerapan mutu
tersebut banyak mengalami kendala, namun proses pembelajaran yang di-
peroleh dari kegagalan demi kegagalan itu akan menuju kesuksesan yang
diharapkan. Tentunya kesuksesan ini dapat menjadikan daya saing dan daya
tawar lembaga/sekolah yang semakin kompetitif.
Kedua, adanya pemahaman yang baik tentang di mana keberadaan sekolah atau

8|k el om pok 2
wilayah kita sekarang. Artinya usaha perubahan yang sudah dicanangkan
langgeng dan berhasil, harus diketahui dahulu bagaimana sistem yang berjalan
saat ini.
Ketiga, adanya visi masa depan yang jelas dan dipegang oleh semua orang di
lembaga/sekolah tersebut. Dengan visi itulah lembagalembaga pendidikan akan
dituntun dan diarahkan agar tetap fokus dan berkomitmen dalam program mutu
tersebut.
Keempat, adanya rencana implementasi mutu di lembaga/sekolah. Rencana
tersebut harus menjadi pedoman dalam proses implementasi qyang secara
kontinyu senantiasa diperbaharui sebagai ciri perubahan, qkarena program mutu
tidaklah pernah stagnan.

Untuk mewujudkan lembaga pendidikan bermutu ini menuntut adanya


pengelolaan lembaga yang efektif dan efisien dalam segala aspeknya, baik aspek
SDM, dana, serta sarana pra sarana. Pengelolaan lembaga yang efektif dan
efisien dapat tercapai jika pengelola atau pimpinannya efektif, yaitu bersifat
terbuka dan adaptif. Kedua sifat ini akan menentukan pemimpin yang memiliki
pengaruh kepada guru dan personil lainnya terhadap pencapaian tujuan. Dan
pemimpin yang adaptif akan banyak mendapat dukungan dari bawah.

C. Pembahasan dan Solusi : Muatan materi tidak menghadirkan kesadaran dan


kemantapan diri untuk aktualisasi nilai-nilai Pancasila karena cenderung
hafalan dan lebih mengedepankan aspek kognitif intelektual dan
mengabaikan aspek moral.

Sepanjang sejarah kurikulum pendidikan di Indonesiasering berubah setiap ada


pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini
belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanannya
sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan,
yaitu pada tahun leer plan 1947, Rencana Pelajaran Terurai 1952, Rencana
Pendidikan atau Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Management By Objective
(MBO) 1975, Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL)

9|k el om pok 2
1984, Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, dan Kurikulum 2013.

Mengingat sering adanya perubahan kurikulum pendidikan membawa akibat


terganggunya proses belajar mengajar, karena fokus pembelajaran akan
mengikuti adanya kurikulum yang baru, sehingga penyesuaian pembelajaran
memerlukan waktu yang cukup lama, terlebih lagi jika inti kurikulum baru
berbeda dengan kurikulum yang lama.

D. Pembahasan dan Solusi : Metode dan pendekatan pengajaran yang kurang


menumbuhkan semangat aktualisasi nilai-nilai Pancasila.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mempunyai kedudukan yang


strategis dalam memasyarakatkan dan membudayakan Pedoman Penghayatan
Dan Pengamalan Pancasila (P4) melalui jalur formal yang bersumber dan
berdasarkan Pancasila, sehingga penekanan pendidikannya lebih dititik beratkan
pada aspek moral yaitu tingkah laku/ sikap.

Keberhasilan PPKn yang ditekankan pada siswa yaitu sikap/ tingkah laku dan
keberhasilan tersebut tergantung kepada kemampuan guru dalam mengelola
proses belajar mengajar guru PPKn diharapkan mampu mengintegrasikan secara
utuh antara pelajaran yang disampaikan kepada siswa memilih metode yang
sesuai sumber dan sarana yang dipakai serta alat penilaian yang digunakan sesuai
dengan tingkat perkembangan anak didik yang dihadapinya.
Keberhasilan proses belajar mengajar sangat tergantung pada kemampuan guru
dalam memilih metode mengajar kemampuan guru dalam menggunakan sumber
dan sarana belajar serta alat penilaian yang dipakai.

Solusi :

1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi
lisan. Metode ceramah ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian

10 | k e l o m p o k 2
informasi dan pengertian. Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk :
1) Menyampaikan informasi atau materi pelajaran baru.

2) Membangkitkan hasrat, minat dan gairah siswa.

Metode ceramah dapat digunakan dalam hal :


1) Jumlah siswa cukup banyak
2) Sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari

3) Waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak.

Untuk tujuan dan manfaat penggunaan metode ceramah adalah untuk


mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
1) Siswa Pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sehingga
mengurangi daya kreatifitas dan aktivitas siswa.
2) Mudah menimbulkan salah satu tafsir faham tentang istilah tertentu tanpa
mengetahui artinya (verbalisme)
3) Melemahkan perhatian dan membosankan siswa, apabila ceramah diberikan
dalam waktu yang cukup lama.
4) Guru tidak segera mempeoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang
disampaikan.
Metode ceramah hanya cocok : (1) Untuk menyampaikan informasi, (2) qBila
bahan ceramah langka, (4) Kalau organisasi sajian harus disesuaikan dengan sifat
penerima, (5) Bila perlu membangkitkan minat, (6) Kalau bahan cukup diingat
sebentar, (7) Untuk memberi pengantar atau petunjuk bagi format lain
Metode ceramah tidak cocok: (1) Kalau tujuan belajar bukan perolehan
informasi, (2) Untuk retensi jangka panjang, (3) Untuk bahan yang komplek,
terinci, dan abstrak, (4) Kalau keterlibatan siswa penting bagi pencapaian
tujuan, (5) Bila tujuan bersifat kognitif tingkat tinggi, (6) Bila tingkat
kemampuan dan pengalaman siswa kurang, (7) Bila tujuan untuk mengubah sikap
dan menanamkan nilai-nilai, (8) Bila tujuan untuk mengembangkan psikomotor.

2. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah suatu cara utuk menyajikan bahan pelajaran dalam
bentuk pertanyaan dari guru yang harus di jawab oleh siswa atau sebaliknya

11 | k e l o m p o k 2
pertanyaan dari siswa yang harus di jawab oleh guru, baik secara lisan atau
tulisan. Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan :
1) Untuk mengetahui penguasaan bahan pelajaran dalam ingatan dan
penggunaan perasaandan sikap siswa
2) Untuk mengtahui jalan berfikir siswa secara sistimatis, logis dan menuju
pemecahan masalah
3) Untuk memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang
dipandang penting
4) Untuk memperkuat lagi kaitan antara satu pertanyaan dengan jawabannya
5) Untuk membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta
jawabannya yang benar dan tepat dalam rangka kelanjutan belajarnya .

Sedangkan manfaat penggunaan metode tanya jawab


1) Pertanyaan dapat membangkitkan minat, dan minat penting sekali dalam
belajar
2) Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat pengungkapan
kembali dapat memperkuat ingatan (asosiasi) antara pertanyaan dengan
jawaban.

3) Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi.


4) Pertanyaan merangsang sistem berfikir dan memusatkan perhatian pada satu
pokok perhatian.

5) Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan, yang


mengarahkan siswa berfikir secara ilimiah.

3. Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi
secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang
sudah tertentu melalui cara atau tukar-menukar informasi, mempertahankan
pendapat, atau pemecahan masalah. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa
(kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah juga mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan
masalah.

12 | k e l o m p o k 2
4. Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar-mengajar yang memiliki kadar
CBSA. Tetapi pelaksanaannya menuntut kondisi serta persiapan yang jauh
berbeda dengan format belajar-mengajar yang menggunakan pendekatan
ekspositorik, misalnya ceramah. Bagi mereka yang belum terbiasa dengan
penggunaan metode ini, dan masih terbiasa dengan pendekatan ekspositorik,
memerlukan waktu untuk berlatih.
Aspek-aspek kelompok yang perlu diperhatikan dalam kerja kelompok ialah :
a. Tujuan : Tujuan harus jelas bagi setiap anggota kelompok, agar diperoleh
hasil kerja yang baik. Tiap angota harus tahu persis apa yang harus dikerjakan
dan bagaimana mengerjakannya. Itulah sebabnya dalam setiap kerja kelompok di
dahului dengan kegiatan diskusi untuk menentukan kerja apa oleh siapa.
b. Interaksi : Dalam kerja kelompok ada tugas yang harus diselesaikan bersama
sehingga perlu dilakukan pembagian kerja, salah satu persyaratan utama bagi
terjadinya kerja sama adalah komunikasi yang efektif, perlu ada interaksi antar
anggota kelompok.
c. Kepemimpinan : Tugas yang jelas komunikasi yang efektif, kepemimpinan
yang baik, akan berpengaruh terhadap suasana kerja, dan pada gilirannya
suasana kerja ini akan mempengaruhi proses penyelesaian tugas.

13 | k e l o m p o k 2
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sila


Persatuan Indonesia merupakan pedoman dan kunci keberlangsungan
bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan ras
serta kebudayaan ini, terutama dalam mendongkrak semangat generasi
pemuda Indonesia untuk mempertahankan keutuhan Bangsanya.
Dimana masyarakat makhluk sosial yang ada dalam kehidupan kampus
dimana dalam kehidupan kampus yang juga merupakan lingkungan sosial,
mahasiswa akan dibentuk sistem pergaulannya untuk membentuk
kepribadiannya.
Untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhineka Tunggal Ika, masyarakat dapat menerapakan sila persatuan
Indonesia dalam kehidupan kampus, misalnya dengan berorganisai. Karena
dalam beorganisasi mahasiswa dapat bekerja sama sehingga timbul
kebersamaan.
Apabila semua masyarakat memiliki jiwa kebersamaan yang kuat, tanpa
memandang adanya perbedaan, tentunya hal ini akan membawa kepada
sebuah kemajuan dan dobrakan baru baik dalam lingkungan kampus
maupun secara global.

B. REKOMENDASI

Melalui makalah ini, penulis sangat mengharapkan kesadaran mahasiswa

akan pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kampus,


seperti sila “Persatuan Indonesia”. Kiranya mahasiswa tidak membatasi diri
hanya karena perbedaan. Perbedaan tidak mungkin dihilangkan tapi jangan
biarkan itu menghalangi dan membatasi diri untuk mengembangkan
pergaulan dan relasi yang lebih luas lagi.

14 | k e l o m p o k 2
DAFTAR PUSTAKA

https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/total-tahanan-dan-korupsi-
2019-2020-1585810257

Jurnal penelitian pendidikan hubungan pemahaman materi tentang


nilai pancasila dengan perubahan sikap nasionalisme siswa smp ;Leni
Adelina Hermi 2013 LAMPUNG

https://investor.id/archive/pendidikan-nilai-nilai-pancasila-hadapi-
empat-persoalan

Mulyani Tri dan Wawan Setiawan. PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA


DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN GUNA MENCAPAI
TUJUAN NASIONAL DI DINAS KOTA SEMARANG.

http://blog.umy.ac.id/arumcreat/2012/10/11/masalah-pendidikan-
buruknya-kualitas-pendidikan-di-indonesia/ diakses pada 28 Desember
2020

Mukhid Abdul. 200. MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MELALUI


qSISTEM PEMBELAJARAN YANG TEPAT. Jurnal Tadris. Vol.2(1)

Praptiningsih. PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN


PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PADA SMK PGRI III SALATIGA.
Jurnal UNDARIS Ungaran. 103-126.

15 | k e l o m p o k 2

Anda mungkin juga menyukai