MK. PROFESI
KEPENDIDIKAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
FISIKA - FMIPA
SKOR NILAI :
( Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D. Dr. Hj. Aslamiah Ahmad, M.Pd., Ph.D
Sulistiyana, S.Pd., M.Pd. , 2015 )
NIM : 4202421022
i
EXCECUTIVE SUMMARY
Guru yang tidak profesional tidak akan dapat dicapai hanya melalui pemberian
tunjangan profesi tanpa dipersiapkan secara matang sebelum mereka menjadi guru
dilanjutkan dengan pembinaan yang optimal pada saat mereka bertugas sebagai guru
secara terus menerus.
Buku ini memberikan bekal pemahaman dan kemampuan bagi calon guru dan bagi
guru apa dan bagaimana menjadi guru yang profesional. Untuk itu dalam buku ini
dibahas beberapa bagian yaitu:
Bagian pertama membahas tentang Hakikat profesi guru sampai dengan bagaimana
ciri-ciri seorang guru yang profesional dan juga apa dan bagaimana kode etik profesi
guru.
Bagian ketiga membahas tentang adiministrasi sekolah. Hal ini penting bagi guru
karena guru tidak hanya guru sendiri, tetapi juga koselor dan administrator.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan hasil laporan
Critical book report buku Profesi Kependidikan ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada ibu Sani Susanti
S.Pd,M.Pd, yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap hasil laporan ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Profesi Kependidikan. Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih sangat banyak
kekurangan.
Semoga hasil laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan. Saya juga berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan hasil
laporan yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Rini Nurpadilla
NIM. 420242102
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
CBR ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi kependidikan tugas ini
dibuat dengan me-review dan membahas buku yang berhubungan dengan profesi
kependidikan dan mengkritik setiap bab selain itu juga mencari kelebihan dan
kekurangan dari buku untuk di kritik agar menjadi buku yang layak dibaca.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati. Misalnya dari
segi analisis bahasa dan pembahasan. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book
Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi.
C. Manfaat CBR
4
D. Identitas Buku
Edisi :1
Pengarang :Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D. Dr. Hj. Aslamiah Ahmad,
M.Pd., Ph.DSulistiyana, S.Pd., M.Pd.
ISBN : 978-979-769-914-7
5
BAB II
Guru atau tenaga pendidik menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 39, ayat 2 tentang Tenaga Kependidikan dinyatakan
bahwa “pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil belajar, melakukan bimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”.
Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
Pendidikan menengah.
6
2005, Pasal 1 ayat 1 dinyatakan guru adalah pendidik profesional…..selanjutnya pada
Pasal 6 disebutkan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Tilaar (1999), profil guru dalam era global pada abad ke-21 ini harus
memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
7
e) Organisasi Guru dan Kode Etik Guru Indonesia
Kode etik guru bersumber dari nilai-nilai agama dan Pancasila, nilai-nilai kompetensi
pedagogik, nilai kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. Di samping itu, kode etik juga bersumber dari nilainilai jati diri, harkat
dan martabat manusia yang meliputi perkembangan, Kesehatan jasmani, emosional,
intelektual,sosial dan spiritual.
Sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian terdahulu secara singkat telah
dijelaskan bahwa, secara harfiah istilah “guidance” (bimbingan) dari akar kata
“guide” yang berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3)
mengelola (to manage), (4) menyetir (to steer), (5) menunjukkan jalan (showing the
way), (6) memimpin (leading), (7) memberikan petunjuk (giving instruction), (8)
mengatur (regulating), (9) dan memberi nasihat (giving advice) (winkel, 1991).
Sedangkan istilah kedua yaitu counseling dalam bahasa Indonesia disebut konseling
mempunyai makna membantu seseorang untuk menemukan jalan terbaik dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
8
c) Prinsip Bimbingan dan Konseling
Terdapat dua belas asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling itu adalah sebagai berikut : Asas
Kerahasiaan, Asas Kesukarelaan, Asas Keterbukaan, Asas Keterkinian, Asas
Kemandirian, Asas Kegiatan, Asas Kedinamisan, Asas Keterpaduan, Asas
Kenormatifan, Asas Keahlian, Asas Ahli Tangan.
Secara teoretik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum
terdapat enam aspek pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan
konseling, yaitu landasan filosofis, religius, psikologis, sosial-budaya, pedagogis, dan
ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi.
9
3. Bimbingan Karier
Administrasi menurut asal katanya berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari
AD+MINISTRARE yang berarti melayani, membantu dan memenuhi. Dari perkataan
itu terbentuk kata benda ADMINISTRATIO dan kata sifat ADMINISTRATIVUS yang
kemudian dikenal dalam bahasa lnggris ADMINISTRATION. Perkataan ini selanjutnya
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Administrasi. Di Indonesia selain
istilah yang berasal dan bahasa lnggris tersebut juga dikenal yang berasal dan bahasa
BelAnda yaitu Administrate yang mengandung arti hanya sebagian dari pengertian
administrasi yaitu hanya diartikan dengan ketatausahaan (Clerical work).
Ketatausahaan mengandung arti kegiatan penyusunan keterangan-keterangan secara
sistematik dan pencatatan-pencatatan secara tertulis semua keterangan yang
diperlukan, dengan maksud memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-
keterangan itu dalam keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lainnya.
b) Fungsi Administrasi
1. Planning ( Perencanaan )
10
suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah kepada pencapaian
tujuan tertentu.
2. Organizing ( Pengorganisasian )
3. Directing ( Pengarahan )
4. Controlling (Pengawasan)
5. Communicating (Pengomunikasian)
Komunikasi sebagai salah satu fungsi manajemen mutlak dilakukan oleh seorang
manajer (dalam pendidikan berarti kepala sekolah, di dalam kelas berarti guru)
dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan. Dalam setiap organisasi (termasuk
organisasi pendidikan di sekolah) komunikasi juga berarti untuk menyampaikan
informasi, perintah memengaruhi, membujuk atau persuasi serta mengadakan
integrasi (Koontz, 1981).
11
dengan pengajaran, mulai dari perencanaan kurikulum sampai dengan
pengembangan dan evaluasi kurikulum.
2. Pengelolaan Kesiswaan
Istilah supervisi yang berasal dari bahasa Inggris terdiri dari dua kata, yaitu:
super yang artinya di atas dan vision mempunyai arti melihat, maka secara
12
keseluruhan supervisi diartikan sebagai ‘’melihat dari atas’’. Dengan pengertian
itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan
kepala sekolah -- sebagai pejabat yang berkedudukan di atas -- atau lebih tinggi dari
guru – untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru. Dalam pengertian lain,
supervisi merupakan peningkatan makna dari inspeksi yang berkonotasi mencari-
cari kesalahan. Jelaslah bahwa kesan seperti itu sangat kurang tepat dan tidak sesuai
lagi dengan zaman reformasi seperti sekarang ini. Supervisi adalah kegiatan
mengamati, mengidenfikasi mana hal-hal yang sudah benar, mana yang belum benar,
dan mana pula yang tidak benar, dengan maksud agar tepat dengan tujuan
memberikan pembinaan. Kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan
kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya agar kualitas
pembelajarannya meningkat. Sebagai dampak meningkatnya kualitas
pembelajaran,tentu dapat meningkat pula prestasi belajar siswa, dan itu sudah
tertuju pada keberhasilan siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan
keterampilan di sekolah, berarti bahwa supervisi tersebut sudah sesuai dengan
tujuannya.
Sentralnya peranan kepala sekolah dalam melaksanakan pembinaan guru ini juga
dikemukakan berbagai ahli pendidikan antara lain Lipham (1983), De Roche (1985),
Mateheru (1987, 1989), dan para ahli lainnya menyatakan hal yang sama bahwa
kepala sekolah merupakan sentral dalam pengembangan staf di sekolah, sebab
kepala sekolah berperan selain sebagai administrator juga berperan sebagai
supervisor serta staff development (Lipham).
13
Pendekatan supervisi pada dasarnya adalah pendekatan dalam proses pembinaan
guru yang berkaitan dengan bagaimana seorang pembina berinteraksi dengan orang-
orang yang dibina agar proses pembinaan dapat mencapai hasil yang optimal. Karena
itu pendekatan selalu terkait dengan aspek psikologis orang yang dibina dan
psikologis pembina itu sendiri. Kegagalan pembinaan sering disebabkan karena
interaksi antara pembina dan orang yang dibina tidak terdapat kesesuaian secara
psikologis atau dengan kata lain pembina menggunakan pendekatan yang tidak tepat
dengan karakter psikologis orang yang dibina.
a) Latar Belakang
14
paling memahami dan paling mengerti secara detail dan komprehensif tentang
sekolah adalah sekolah itu sendiri.
15
kelompok orang terhadap apa yang mereka putuskan. Karena itu dalam MBS
pemberdayaan semua warga sekolah dan peningkatan partisipasi dan kepedulian
mereka terhadap sekolah merupakan hal yang sangat strategis untuk
ditumbuhkembangkan. Dengan demikian semua orang akan peduli dan merasa
memiliki sekolah sebagai bagian dari kehidupan mereka.
16
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada bab pertama ini membahas mengenai hakikat profesi guru, penjelasan
mengenai apakah jabatan sebagai seorang guru dapat disebut profesi, pengertian
profesi guru dan syarat-syarat menjadi guru, tugas beserta fungsi guru juga indikator
sebagai guru yang profesional.Guru dikatakan sebagai profesi karena memenuhi
syarat-syarat yang mengatakan bahwa jabatan sebagai guru adalah sebuah
profesi.Tugas dan kewajiban seorang guru dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Menurut masyarakat guru dibagi menjadi 2 tipe, yaitu guru yang efektif dan
guru yang tidak efektif, yang mana ia tidak dapat menunjukkan profesionalisme nya
sebagai seorang guru dihadapan siswa.
Seorang guru harus memiliki komitmen yang kuat dan juga pemikiran yang
abstrak. Kode etik guru ditetapkan berdasarkan hasil kongres XX PGRI di Palembang
tahun 2008. Di mana PGRI merupakan organisasi profesi guru di Indonesia, selain itu
ada juga IGI (Ikatan Guru Indonesia) dan SGI (Serikat Guru Indonesia).Guru dapat
dikatakan sebagai profesi apabila telah mendapatkan pengakuan dari masyarakat
dan juga pemerintah.
17
tercapainya tujuan yang diharapkan. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh para
siswa untuk dapat mengenali dan memahami diri serta lingkungan, sehingga
bimbingan dan konseling dapat membantu mengembangkan potensi diri, membantu
siswa yang bermasalah untuk mencari jalan keluar dan hal lainnya yang dapat
memenuhi kebutuhan sosial psikologis tiap siswa.
Agar kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan dengan teratur
maka diperlukan struktur organisasi bimbingan dan konseling di sekolah. Struktur
organisasi di tiap sekolahnya pun berbeda, berdasarkan kepada volume kerja, jumlah
SDM, beban kerja, mekanisme kerja juga ukuran sekolah. Selain di sekolah,
bimbingan dan konseling juga berperan terhadap individu di lingkungan keluarga
dan masyarakat umum. Sama seperti profesi guru, bimbingan dan konseling juga
memiliki kode etik, salah satunya yang dikemukakan oleh Bimo Walgito (1980) dan
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
18
Supervisi merupakan kegiatan mengawasi, mengamati, mengidentifikasi yang
dilakukan oleh pejabat yang memiliki kedudukan di atas. Kegiatan supervisi di bagi
menjadi 2, yaitu supervisi akademik dan supervisi administrasi.Diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pendidikan berkaitan proses pembelajaran.
Prinsip dasar MBS perlu diperhatikan kepala sekolah agar MBS dapat
diimplementasikan dengan optimal. Seperti, keterbukaan, kebersamaan,
berkelanjutan, menyeluruh, pertanggungjawaban, demokratis, kemandirian sekolah,
orientasi mutu, pencapaian standar minimal dan pendidikan untuk semua orang.
Indikator penentu keberhasilan MBS dilihat dari aspek produk sekolah (mutu
lulusan), pertumbuhan dan perkembangan sekolah
19
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
a) Kelebihan
1. Pada sampul belakang buku tertulis inti tiap bab dari bukunya.
2. Font yang digunakan sudah nyaman ketika dibaca
3. Isi buku sangat informatif, dapat membantu kita agar lebih melek mengenai
profesi pengajar terutama guru
4. Bahasa yang digunakan simple sehingga dapat mudah dimengerti
b) Kekurangan
1. Tampilan buku terlihat sederhana dan kurang menarik
2. Beberapa kata tidak sesuai dengan aturan EYD sehingga masih perlu
penyuntingan
3. Ada Beberapa Kalimat yang ditulis Kembali dengan makna yang sama
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Adapun saran penulis dalam Critical Book Report ini, buku ini sangat layak
dijadikan sebagai buku pedoman maupun buku referensi dalam mata kuliah Filsafat
Pendidikan. Saran membantu tentunya dibutuhkan penulis untuk menguatkan narasi
tulisan ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Suriansyah , Ahmad, M.Pd., Ph.D. Dr. Hj. Aslamiah Ahmad, M.Pd., Ph.D Sulistiyana,
S.Pd., M.Pd. 2015. Profesi Kependidikan Perspektif Guru Profesional. Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada
22