Anda di halaman 1dari 14

ADVOKASI PELAYANAN POSYANDU PADA BALITA DI MASA PANDEMI

COVID-19
Mata Kuliah : Advokasi dan promosi kesehatan
Dosen Pengampuh : Artha Yuni Sucitra., S.M., M.Kes

OLEH:
KELOMPOK 3
NUR AMALIA MUNA (K202101003)
MASYITHA (K202101020)
HASNIAWATI (K201901038)
ULFIANA (K202101017)
VELA DEVISTA (K202101030)
ALYA ALFANI (K202101006)
AGUNG ASNUR (202101028)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESAHATAN
UNUVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt,yang seudah melimpahkan


rahmat,taufik,dan hidayah-Nya sehingga kami bisa Menyusun tugas ini dengan baik serta
tapat waktu. Seperti yang sudah kit akita tahu. Dan tak lupa pula kami uacapkan terimaksih
yang sbesar besarnya kapeada bapak Dosen Artha Yuni Sucitra., S.M., M.Kes . yeng tela
memberi kami tugas untuk membuat makalah ini. Dan kami juga berterima kasih kepada
teman-teman yang telah memabantu kami.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Advokasi dan promosi
kesehatan , selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Mekanisme
dan Masalah Pokok Pembiayaan Kesehatan dan Penyelesainnya bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebeb itu,saran dan
kritik yang membangun di harapkan demi kesempurnaaan makalah ini.

Kendari,03 juli 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi (Zulkili, 2003)
Posyandu sangat berperan dalam peningkatan kesehatan dimasyarakat
khususnya ibu dan balita. Manfaat dari posyandu adalah meningkatkan kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat untuk kesinambungan kegiatan posyandu (Ridwan, 2007)
Salah satu tujuan posyandu adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi,
balita, ibu hamil dan pasangan usia subur. Pemantauan pertumbuhan merupakan
kegiatan utama posyandu.
Kegiatan posyandu dilaksanakan setiap sebulan sekali pada minggu ke 3 yang
kegiatannya dilakukan disalah satu rumah warga, dalam pelaksanaan kegiatan
posyandu yaitu berbeda dengan pada waktu normal dan non normal. Pada masa
pandemi yang terjadi sekarang keikutsertaan masyarakat berkurang dikarenakan
banyak masyarakat yang cemas akan perkumpulan. Namun, akhir-akhir ini beberapa
posyandu terpaksa harus dihentikan agar meminimalkan penyebaran virus covid-19.
Virus covid-19 adalah virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang
menginfeksi sistem pernafasan). Covid-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.
Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia.
Dengan penularannya yang sangat mudah maka hal tersebut juga menghambat
kegiatan umum salah satunya posyandu.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019, Standar Teknis
Pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan minimal bidang kesehatan
yang selanjutnya disebut SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan
Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan urusan Pemerintah Wajib yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal. Posyandu sebagai sarana belajar masyarakat
seyogyanya sudah menjadi kegiatan rutin dimasyarakat. Namun demikian, kondisi
sosial masyarakat selama masa pandemi Covid-19 ini cukup berpengaruh terhadap
palayanan kesehatan khususnya posyandu sebab seluruh konsentrasi pelayanan
kesehatan bayi dan balita tertuju pada Covid-19, oleh karena itu pembina posyandu
dalam hal ini puskesmas tetap harus mendorong posyandu untuk aktif dalam
memberikan pelayanan kesehatan bayi dan balita dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan masyarakat. Posyandu ini merupakan wadah titik temu antara
pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam
menangani masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka
kematian bayi dan angka kematian balita.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja kegiatan yang dilakukan saat posyandu di masa pandemic
2. Bagaimana kepatuhan kunjungan posyandu di masa pandemic Covid-19

3. Apa saja Sasaran Promosi Kesehatan dan Pihak pendukung posyandu pada
Balita
4. Bagaimana posyandu balita di masa pandemic Covid-19

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan saat posyandu di masa pandemic
2. Untuk mengetahui kepatuhan posyandu di masa pandemic Covid-19
3. Untuk mengetahui Sasaran Promosi Kesehatan dan Pihak pendukung
posyandu pada Balita
4. Untuk mengetahui posyandu balita di masa pandemic Covid-19
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kegiatan Posyandu di Masa Pandemi


Pandemi Covid-19 tidak terasa sudah kita alami lebih dari satu tahun lebih.
Kepanikan psikologis, fisik, dan ekonomi di awal masa pandemi membuat kader
posyandu, ibu balita, balita dan ibu hamil di Indonesia terkena dampaknya. Ini
dibuktikan dengan menurunnya jumlah kunjungan balita, ibu balita dan ibu hamil ke
posyandu secara drastis.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO mengatakan bahwa hasil
Kajian Cepat Peran Puskesmas dalam Penanganan Wabah COVID-19 di Indonesia
oleh tim Penelitian dan Pengembangan Kesehatan menunjukkan adanya penurunan
dalam kegiatan Posyandu selama pandemi virus corona. Hasil tersebut membuktikan
bahwa di Indonesia hanya sekitar 19,2 % Posyandu yang tetap melakukan kegiatan,
sedangkan 45,9 % tidak melakukan dan 34,4 % sisanya pelayanan Posyandu
berkurang Tahun 2020 angka stunting 27,62 % dan diharapkan pada tahun 2024
menurun menjadi 14 %.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan
(Kemenkes), angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37,2 % pada 2013
menjadi 30,8 % pada 2018. Sementara itu, berdasarkan Survei Status Gizi Balita
Indonesia (SSGBI) yang dilakukan Kemenkes pada 2019, prevalensi angka stunting
mengalami penurunan lagi menjadi 27,7 %. Demi menekan angka tersebut,
pemerintah pusat maupun daerah memantau tumbuh kembang anak melalui peran
serta masyarakat dalam program pos pelayanan terpadu (Posyandu). Sayangnya, sejak
pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia, program ini lebih sulit diadakan karena dapat
membuat kerumunan.
Upaya kesehatan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam adaptasi
kebiasaan baru tetap dilakukan sebagai upaya percepatan pencegahan stunting,
peningkatan kesehatan ibu dan anak, penyuluhan, dan penyebarluasan informasi
kesehatan, serta surveilans kesehatan berbasis masyarakat rangka pencegahan dan
pengendalian Corona virus Disease 2019 (Covid-19). Perlunya adanya perubahan
mekanisme menghindari kerumunan untuk menghindari penyebaran virus, salah
satunya kegiatan dilaksanakan melalui penggerakan masyarakat untuk kegiatan
mandiri kesehatan atau janji temu dengan tenaga kesehatan serta melaporkannya
kepada kader Posyandu, yang dapat dilaksanakan dengan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.
Upaya kesehatan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam adaptasi
kebiasaan baru tetap dilakukan sebagai upaya percepatan pencegahan stunting,
peningkatan kesehatan ibu dan anak, penyuluhan, dan penyebarluasan informasi
kesehatan, serta surveilans kesehatan berbasis masyarakat rangka pencegahan dan
pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu lembaga
kemasyarakatan desa/kelurahan yang mewadahi pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan sosial dasar yang pelaksanaannya dapat disinergikan dengan layanan
lainnya sesuai potensi daerah. Salah satu kegiatan sosial dasar di Posyandu, yakni
kegiatan kesehatan, yang utamanya adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga
Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, dan pendidikan pola hidup sehat yang dilakukan
dalam 5 (lima) langkah kegiatan pada hari buka serta di luar hari buka posyandu.
Dalam pelaksanaannya, posyandu dapat mengembangkan kegiatan tambahan sesuai
dengan kebutuhan, kesepakatan dan kemampuan masyarakat.
` Tujuan dibukanya posyandu di masa pandemi adalah menjadi acuan bagi
pemangku kepentingan terkait dan tenaga pemberi layanan dalam pelaksanaan upaya
kesehatan di Posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru. Adapun tujuan khususnya
adalah terlaksananya pelayanan gizi di Posyandu; terlaksananya pemantauan
kehamilan, nifas, konseling menyusui, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
anak, remaja serta lanjut usia di posyandu dalam adaptasi kebiasaan baru;
terlaksananya pelayanan imunisasi di posyandu; terlaksananya Pelayanan KB di
posyandu; terlaksananya peningkatan perilaku hidup sehat di Posyandu.
B. Kepatuhan Kunjungan Posyandu di Masa Pandemi Covid-19
Selama masa pandemic covid-19 ini pelaksanaan posyandu di berbagai daerah
ditiadakan untuk sementara waktu, tetapi dibeberapa tempat yang dinilai aman tidak
masuk dalam zona merah covid-19. Posyandu sudah mulai dilakasankan secara tatap
muka mulai dari bulan Agustus 2021, dengan tetap harus mematuhi protocol
kesehatan yang disarankan oleh pemerintah hingga kini untuk menghindari adanya
kasus baru.
Menurut buku panduan pelayanan kesehatan balita di masa pandemic
(Kemenkes, 2020) protocol kesehatan yang harus dipatuhi pada saat pelaksanaan
posyandu antara lain:
1) Pelaksanaan posyandu harus mendapat persetujuan dari pemerintah setempat,
2) Mensyaratkan tenaga kesehatan, kader dan anak serta orang tua/pengasuh dalam
keadaan sehat dan tidak menunjukkan gejala batuk, pilek, demam. Kader
membantu memastikan hal tersebut dengan menskrining suhu tubuh yang
diperkenankan ≤ 37,5°C. Semua yang terlibat dalam pelaksanaan Posyandu
menggunakan masker,
3) Membuat pemberitahuan bagi masyarakat sasaran pelayanan (sehari sebelum hari
pelayanan),
4) pemakaian masker bagi anak dan pengantar (minimal masker kain),
5) Tempat pelayanan berupa ruangan cukup besar dengan sirkulasi udara keluar
masuk yang baik,
6) Memastikan area tempat pelayanan dibersihkan sebelum dan sesudah pelayanan
sesuai dengan prinsip pencegahan penularan infeksi,
7) Menyediakan fasilitas CTPS, handsanitizer atau cairan desinfektan bagi tenaga
kesehatan, kader dan sasaran anak serta pengantar di pintu masuk dan di area
pelayanan,
8) Mengatur jarak meja pelayanan.
Tingkat kepatuhan kunjungan ibu membawa balita ke posyandu pada
kenyataannya warga masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu
dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak balitanya ke posyandu
dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang
pada anak balita (Willis, 2008).Diperparah dengan kondisi selama pandemic tingkat
kepatuhan di ikuti dengan factor kecemasan di kalangan ibu ibu untuk menghindari
penularan virus.
Selain itu menurut Penelitian yang dilakukan Estuti HD (2014), yang
memberikan pengaruh besar dalam keaktifan posyandu adalah adanya peran serta
kader dan partisipasiaktif masyarakat terhadap peningkatan dan kepuasan ibu balita
maupun ibu balita bekerja yang akan mempengaruhi tingkat partisipasi kunjungan
keposyandu, dengan perilaku mereka untuk datang dan memamfaatkan pelayanan
kesehatan diposyandu teratur setiap bulan, merupakan upaya untuk mencegah dan
mendeteksi sedini mungkin gangguan dan hambatan pertumbuhan pada balita,
sehingga menurunkan resiko gizi buruk dan mencegah gangguan pertumbuhan
Kurangnya kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan kemungkinan
menyebabkan ibu balita kurang berminat untuk mengunjungi posyandu. Ibu balita
yang mampu lebih memilih untuk mengunjungi dokter untuk memantau pertumbuhan
balitanya (Anik Sulistiyanti, Risqi Dewi Untariningsih, 2013)
C. Sasaran Promosi Kesehatan dan Pihak pendukung posyandu pada Balita
Menurut Maulana (2009), pelaksanaan promosi kesehatan dikenal memiliki 3 jenis
sasaran yaitu sasaran primer, sekunder dan tersier.

a. Sasaran primer Sasaran primer kesehatan adalah ibu dan balita sebagai individu
yang sehat serta keluarga, (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat.
b. Sasaran Sekunder Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka
formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain),
organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka diharapkan dapat turut serta
dalam upaya mendorong keberlangsungan posyandu bagi kebutuhan ibu dan balita
tetap mendapatkan pelayanan Kesehatan di masa pandemic. Selain itu ikut andil
dalam menyebarluaskan informasi tentang posyandu yang aman di kunjungi
selama masa pandemic dengan peraturan protocol Kesehatan yang ketat sehingga
ibu dan balita yakin bahwa pergi ke posyandu dalam kondisi tidak terpapar virus.
c. Sasaran Tersier Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundangundangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan
serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka
diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan pelayanan posyandu pada ibu
dan balita di masa pandemic dengan cara:
a. Memberlakukan kebijakan/peraturan perundangundangan yang tidak
merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung penerapan protocol
Kesehatan yang ketat di masyarakat.
b. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat
mengurangi penyebaran virus dan tetap berjalannya pelayanan Kesehatan
posyandu pada ibu dan anak.

Posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan


pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan
posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran serta
masyarakat yang menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar,
peningkatan kualitas manusia secara empirik telah dapat meratakan pelayanan bidang
kesehatan.
Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi masyarakat
serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.Selain itu di butuhkan adanya Advokasi
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Posyandu atau Peran Pokjanal Posyandu
pada lintas sektor. Bertujuan sebagai upaya meningkatkan komitmen untuk
menjadikan posyandu sebagai lembaga yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Terhadap munculnya permasalahan kesehatan yang terjadi pada
masyarakat.
Adapun tujuan Pokjanal atau Pokja Posyandu yaitu untuk

1. mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang berkaitan dgn peningkatan


fungsi & kinerja Posyandu, yg secara operasional dilaksanakan oleh unit atau
kelompok pengelola Posyandu di desa, melalui mekanisme pembinaan secara
berjenjang oleh Pokjanal Posyandu di daerah.
2. Pokjanal Posyandu di tingkat Kabupaten/Kota memiliki tugas lain yaitu
menyiapkan data dan informasi dalam skala Kabupaten/Kota tentang keadaan
maupun perkembangan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan
program posyandu.
3. Menyampaikan berbagai data, informasi, dan masalah kepada instansi/lembaga
terkait untuk penyelesaian tindak lanjut. Menganalisa masalah dan kebutuhan
intervensi program berdasarkan pilihan alternatif pemecahan masalah sesuai
dengan potensi dan kebutuhan lokal.
4. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber
pendataan untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu.
5. Melakukan bimbingan, pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan dan evaluasi
pengelolaan program/kegiatan posyandu secara rutin dan terjadwal.Memfasilitasi
penggerakan dan pengembangan partisipasi, gotong royong, dan swadaya
masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
6. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan. Melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan kepada Bupati/Walikota dan ketua Pokjanal Posyandu
Provinsi.
Pihak pendukung selain pemerintah, pihak yang sangat penting dalam mendukung
proses nya posyandu adalah kader posyandu,kader posyandu merupakan salah satu
unsur yang memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan dimasyarakat.
Sedangkan menurut Depkes RI (2003), berbagai peran kader, khususnya pada
kegiatan Posyandu, antara lain:

1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat


2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain untuk
melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal masalah dan
potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas hasil
SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal kegiatan.
D. Posyandu Balita Di Masa Pandemi Covid-19

Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan untuk masyarakat.


Pelayanan yang diberikan posyandu meliputi pelayanan kesehatan balita seperti
pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan pemberian kapsul vitamin A. Oleh
sebab itu, perlu diambil langkah-langkah untuk menyeimbangkan kebutuhan
penanganan Covid-19 dan tetap memastikan kelangsungkan pelayanan kesehatan
esensial pada balita tetap berjalan terutama dalam penanganan stunting.
Bagaimanapun, peningkatan prevalensi stunting sebisa mungkin harus bisa ditekan
karena berpotensi menyia-nyiakan bonus demografi di Indonesia yang akan mencapai
puncaknya pada 2030.Maka dalam menghadapi pandemi pelayanan posyandu perlu
melakukan inovasi untuk penyesuaian baru. Penyesuaian baru yang dimaksud adalah:
I. Pengetatan protokol Kesehatan
a. Menyiapkan fasilitas cuci tangan dan hand sanitizer
b. Mewajibkan pemakaian masker bagi seluruh pengunjung posyandu.
c. Mengatur jadwal kunjungan dan jarak kursi
d. Kewajiban memakai sarung tangan dari rumah masing-masing
e. Melakukan desinfektan ruang posyandu
II. Penggunaan teknologi daring.
Selain itu pelaksanaan posyandu dapat dilaksanakan dengan inovasi
teknologi seperti menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi dan
penyebaran informasi kesehatan. Efektifitas penggunaan media sosial dalam
promosi kesehatan sudah banyak diteliti diantaranya penelitian Korad & Itani
(2011) bahwa penggunaan media sodial sebagai media promosi kesehatan dapat
menjadi alat yang ampuh dengan jangkaun yang luas dan merupakan media yang
interaktif sebagai media promosi. Tenaga kesehatan dan kader memberikan
informasi kesehatan dan gizi secara berkala kepada masyarakat melalui aplikasi
chat, SMS maupun video call. Selain itu kader pun melakukan pemantauan
melalui WA kepada ibu-ibu yang menjadi target posyandu.
III. Home Visit
Selain itu pemantauan mandiri juga perlu dilakukan, maka peran tenaga
Kesehatan mengedukasi ibu bisa menerapkan pemantauan tumbuh kembang anak
secara mandiri dengan paduan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).Pemberian
vitamin A ,obat cacing bisa di lakukan dengan mengkolektif jumlah balita di suatu
wilayah dan penyebarannya di lakukan kunjungan ke masing masing rumah.
IV. Penggunaan mobile PosyanduQ
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan posyandu di masa
pandemi COVID-19. Dibentuklah rancangan posyandu mobile yang berisikan
petunjuk dan teknis posyandu di masa pandemi dan edukasi terkait posyandu.
(Putri et al., 2021) pelaksanaan posyandu dimasa pandemi covid tetap berjalan
tetapi kehadiran sangat menurun sehingga diperlukan kreatifitas pelayanan
posyandu berbasis teknologi informasi yang dapat digunakan sebagai pemantau
kesehatan balita.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pandemi Covid-19 tidak terasa sudah kita alami lebih dari satu tahun lebih.
Kepanikan psikologis, fisik, dan ekonomi di awal masa pandemi membuat kader
posyandu, ibu balita, balita dan ibu hamil di Indonesia terkena
dampaknya.Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian
Kesehatan (Kemenkes), angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37,2
% pada 2013 menjadi 30,8 % pada 2018. Sementara itu, berdasarkan Survei Status
Gizi Balita Indonesia (SSGBI) yang dilakukan Kemenkes pada 2019, prevalensi
angka stunting mengalami penurunan lagi menjadi 27,7 %. Demi menekan angka
tersebut, pemerintah pusat maupun daerah memantau tumbuh kembang anak
melalui peran serta masyarakat dalam program pos pelayanan terpadu (Posyandu).
Sayangnya, sejak pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia, program ini lebih sulit
diadakan karena dapat membuat kerumunan.
Menurut buku panduan pelayanan kesehatan balita di masa pandemic
(Kemenkes, 2020) protocol kesehatan yang harus dipatuhi pada saat pelaksanaan
posyandu antara lain:

1. Pelaksanaan posyandu harus mendapat persetujuan dari pemerintah setempat,


2. Mensyaratkan tenaga kesehatan, kader dan anak serta orang tua/pengasuh
dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan gejala batuk, pilek, demam.
Kader membantu memastikan hal tersebut dengan menskrining suhu tubuh
yang diperkenankan ≤ 37,5°C. Semua yang terlibat dalam pelaksanaan
Posyandu menggunakan masker,
3. Membuat pemberitahuan bagi masyarakat sasaran pelayanan (sehari sebelum
hari pelayanan),
4. pemakaian masker bagi anak dan pengantar (minimal masker kain),
5. Tempat pelayanan berupa ruangan cukup besar dengan sirkulasi udara keluar
masuk yang baik,
6. Memastikan area tempat pelayanan dibersihkan sebelum dan sesudah
pelayanan sesuai dengan prinsip pencegahan penularan infeksi,
7. Menyediakan fasilitas CTPS, handsanitizer atau cairan desinfektan bagi
tenaga kesehatan, kader dan sasaran anak serta pengantar di pintu masuk dan
di area pelayanan,
8. Mengatur jarak meja pelayanan.

Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan untuk masyarakat.


Pelayanan yang diberikan posyandu meliputi pelayanan kesehatan balita seperti
pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan pemberian kapsul vitamin A.
Dalam menghadapi pandemi pelayanan posyandu perlu melakukan inovasi
untuk penyesuaian baru. Penyesuaian baru yang dimaksud adalah:
1) Pengetatan protokol Kesehatan
2) Penggunaan teknologi daring.
3) Home Visit
4) Penggunaan mobile PosyanduQ

B. SARAN
Diharapkan kepada kader Posyandu dalam pelaksanaan Posyandu
menerapkan pelayanan sistem 5 meja dan lebih gencar dalam melakukan
sosialisasi tentang Posyandu terkait manfaat, tujuan, dan tumbuh kembang anak
agar semua masyarakat dapat memanfaatkan program Posyandu dengan maksimal
Berdasarkan pembahasan hasil dan kesimpulan maka peneliti Merekomendasikan
beberapa saran yang terkait dengan bahwa implementasi Pencegahan dan
pengendalian covid-19 dalam pelaksanaan program posyandu Bayi balita di
Puskesmas yaitu sebagai berikut:
1. Diharapkan pelaksana program bekerja sama dengan tokoh masyarakat Dalam
meningkatkan motivasi kader dalam pelaksanaan program.
2. Diharapkan pelaksana program untuk mengevaluasi pencapaian dan Kendala
pelaksanaan program agar dapat disusun ulang rencana Kegiatan dengan
anggaran dan perlengkapan alat perlindungan diri yang Lebih memadai.
Diharapkan adanya penetapan sanksi tertentu terhadap pelaku Pelanggaran
kebijakan
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, H. (2018). Analisis Pelaksanaan Promosi Kesehatan melalui Advokasi terhadap

Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang

tahun 2017. Menara Ilmu, XII(80), 82–90.

https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-rutin-membawa-balita-ke-posyandu-untuk-

menjaga-tumbuh-kembangnya

Anda mungkin juga menyukai