Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS MASALAH YANG TERJADI PADA PROGRAM

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


(KEGIATAN POSYANDU DIMASA PANDEMI)

OLEH :

DEWI AINI 0613520007


MEGA PUSPITA 0613520022

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi


Dosen Pengampu DR. dr. SUTOPO PATRIA JATI

PRODI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Permenkes No 75 Tahun 2014, puskesmas memiliki peran sebagai
gerbang pertama yang diharapkan bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
secara komprehensif, tidak hanya melakukan pelayanan kepada perseorangan tetapi juga
kepada masyarakat yang lebih luas. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) menjadi tugas
utama puskesmas yang berfokus kepada upaya pencegahan dan promosi kesehatan
masyarakat. UKM juga mendorong partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam peningkatan
kesehatan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas memiliki UKM
Esensial dan UKM Pengembangan.
UKM esensial merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah ditentukan program
dan cakupannya di seluruh puskesmas di Indonesia. Upaya-upaya ini ditujukan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat pada 5 aspek mendasar dari kesehatan yang saling
berkaitan satu dengan yang lain, yaitu kesehatan ibu, anak dan KB(KIA/KB); gizi;
pencegahan dan pengendalian penyakit; kesehatan lingkungan; dan promosi kesehatan.
Bagian dari upaya bersama antara UKP dan UKM bagi masyarakat yang membutuhkan
perawatan di rumah, Puskesmas menyediakan fasilitas perawatan kesehatan masyarakat.
UKM Pengembangan Berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas mengembangkan upaya-
upaya kesehatan masyarakat yang terdiri dari upaya kesehatan lansia, remaja, jiwa, dan
indera.
Salah satu kegiatan yang mendukung program UKM adalah Kegiatan Posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam
penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006).
Dengan demikian Posyandu merupakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).
Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1529 tahun 2010 tentang Pedoman
Umum Pengembangan Desa dan Keluarga Siaga Aktif bahwa keaktifan posyandu
merupakan salah satu kriteria untuk mencapai Desa dan Kelurahan yang siaga aktif. Maka
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia harus memiliki solusi agar tetap dilaksanakan
posyandu dimasa pandemi covid-19. Salah satu solusi dalam permasalahan ini yaitu adanya
Petunjuk Teknis Posyandu rekomendasi Kementrian Republik Indonesia agar tetap
berjalannya Posyandu dengan mematuhi protokol kesehatan.
B. TUJUAN
1. Mengetahui program Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Menganalisis Masalah yang terjadi pada Upaya Kesehatan Masyarakat (Posyandu) di era
pandemic covid 19
3. Menyusun langkah pemecahan masalah pada Kegiatan Posyandu di era Pandemi Covid
19

BAB II
ANALISIS MASALAH UKM PADA KEGIATAN POSYANDU

A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


I. UKM esensial
a) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana   
Bentuk-bentuk kegiatan dari upaya kesehatan ini adalah penyuluhan KB, kunjungan
rumah pada ibu pasca salin dengan risiko, pelaksanaan SDIDTK pada anak pra sekolah.
b) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat    
Beberapa contoh kegiatan dalam upaya kesehatan ini adalah penanganan dan
pendampingan pada balita gizi buruk, penyuluhan ASI eksklusif, dan pemantauan
tumbuh kembang anak melalui Posyandu Balita di setiap pedukuhan.
c) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit   
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dengan kegiatan pemantauan
dan pendampingan pasien TB, penyelidikan epidemiologi jika ditemukan kasus demam
berdarah, campak, diare atau penyakit lain yang memungkinkan terjadinya penularan.
d) Upaya Penyehatan Lingkungan   
Kesehatan lingkungan dicapai melalui berbagai kegiatan, beberapa diantaranya adalah
pemantauan penggunaan air bersih, deklarasi stop BAB sembarangan, pemantauan
jentik secara berkala, pengelolaan sampah yang terstandar, dan pemantauan tata kelola
limbah di lingkungan rumah maupun instansi.
e) Upaya Promosi Kesehatan   
Promosi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kunci dari upaya peningkatan
kesehatan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terdiri dari 10
indikator, yaitu : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan di Posyandu, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan sabun, penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik
nyamuk, mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap
hari, dan tidak merokok. Kegiatan lain dari upaya promosi kesehatan adalah pembinaan
dan pendampingan posyandu.
f) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat   
Untuk pasien atau masyarakat yang membutuhkan perawatan di rumah, Puskesmas
menyediakan pelayanan kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan yang sesuai dengan
permasalahan pasien. Upaya kesehatan ini juga bertujuan untuk menjangkau pasien
yang kesulitan.

II. UKM Pengembangan


a) Upaya Kesehatan Lansia   
Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia) bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan
lanjut usia yang bermutu dan berkesinambungan di puskesmas. Ketersediaan pelayanan
ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para lanjut usia untuk membina
kesehatannya secara mandiri, meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan
masyarakat dalam menghayati dan mengatasi kesehatan, serta meningkatkan jenis dan
jangkauan pelayanan kesehatan lanjut usia.
b) Upaya Kesehatan Remaja   
Tahap remaja merupakan tahapan perkembangan yang unik dimana terjadi masa
peralihan dari seorang anak menjadi seorang dewasa. Tahapan yang penuh dengan
tantangan ini seringkali diikuti dengan munculnya berbagai permasalahan, seperti
pergaulan bebas yang mengarah pada kehamilan di usia remaja, penggunaan NAPZA,
ataupun kenakalan remaja lainnya. Untuk mendampingi remaja dan meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendampingan terhadap remaja, Puskesmas
Mlati II menyediakan pelayanan kesehatan remaja. Bentuk pelayanan kesehatan remaja
ini diwujudkan dalam program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
c) Upaya Kesehatan Jiwa   
Permasalahan kesehatan jiwa menjadi keprihatinan bersama karena menimbulkan beban
psikologis, ekonomi, dan sosial pada individu maupun keluarga. Namun permasalahan
ini relatif belum mendapat penanganan yang maksimal oleh tenaga kesehatan. Oleh
karena itu, Pelayanan kesehatan jiwa dirasa perlu diinisiasi untuk membantu
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa individu, keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya. Upaya yang dilakukan antara lain upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif kepada pasien gangguan jiwa, keluarga dan
masyarakat.
d) Upaya Kesehatan Indera   
Kesehatan indera merupakan aspek penting untuk menunjang individu menjalankan
peran dan tanggung jawabnya secara optimal. Puskesmas menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan indera untuk membantu masyarakat menyadari pentingnya
menjaga kesehatan indera dan mengetahui upaya pengobatan yang tepat untuk
mengatasi permasalahan kesehatan indera..
e) Upaya Kesehatan Sekolah   
Upaya Kesehatan Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan siswa dan
lingkungan sekolah. UKS menjalankan fungsinya berpedoman pada Trias UKS, yaitu :
 Pelayanan kesehatan, bentuk kegiatannya adalah pemeriksaan siswa sakit dan
screening kesehatan untuk siswa kelas 1
 Pendidikan kesehatan, bentuk kegiatannya adalah penyuluhan kesehatan kepada
siswa
 Penyehatan lingkungan, bentuk kegiatannya adalah pengelolaan sampah dan upaya
kesehatang lingkungan.
Puskesmas menjalankan Trias UKS dan pembinaan UKS bersama-sama dengan
lintas sektor
f) Upaya Kesehatan Olahraga   
Saat ini perhatian masyarakat tidak hanya tertuju pada pengendalian penyakit menular
tetapi juga pencegahan dari penyakit tidak menular, seperti hipertensi dan diabetes
mellitus. Penyakit tidak menular ini sebagian besar disebabkan oleh faktor gaya hidup
individu yang tidak sehat. Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah dengan
memiliki kebiasaan berolahraga secara rutin.

B. ANALISIS MASALAH PADA KEGIATAN UKM POSYANDU


Posyandu merupakan perpanjangan tangan Puskesmas yang memberikan pelayanan dan
pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan oleh
dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat, yang
menyelenggarakan system pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan kualitas
manusia, secara empirik telah dapat memeratakan pelayanan bidang kesehatan.
Tujuan Posyandu
Tujuan pokok dari Posyandu menurut Effendy (1998), antara lain untuk :
1. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
anak,
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera,
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan–kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat, pendekatan
dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan geografi,
5. Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi untuk
swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat
Sedangkan jenis pelayanan yang diberikan antara lain :
1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita,
2. Penimbangan bulanan,
3. Pemberian makanan tambahan,
4. imunisasai bagi bayi 0-11 bulan,
5. Pemberian oralit untuk penanggulangan diare,
6. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
PELAKSANAAN POSYANDU ERA PANDEMI COVID 19
a) Pelaksaan Posyandu di Puskesmas
Kajian pelaksaan Posyandu di Puskesmas Bulu Lor Kota Semarang dimana memiliki 45
posyandu bayi / balita aktif, namun selama pandemi covid 19 di tahun 2020, Posyandu yang
masih berjalan hanya 3 pos saja yakni di kelurahan Bulu Lor RW 3, Purwosari RW 5 dan
Plombokan RW 1. Hal ini karena diwilayah tersebut masih dinyatakan zona hijau serta sudah
mendapat izin rekomendasi dari Puskesmas untuk tetap berjalan dengan menerapkan protokol
kesehatan. Sedangkan untuk wilayah lain, posyandu terpaksa ditunda pelaksanaannya karena
termasuk zona orange, merah hingga hitam sehingga tidak diziinkan oleh Puskesmas untuk
melaksanan Posyandu.
Hasil capaian cakupan penimbangan bayi/balita (D/S) di era pandemic covid 19 mengalami
penurunan, dimana capaian lebih rendah dari target yakni 78% dari target 80%.
b) Studi Kasus pelaksanaan Posyandu masa pandemi Covid 19
Berdasarkan Jurnal Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Pada Masa Pandemi Covid-19 Sebagai
Upaya Pemenuhan Hak Balita Dan Ibu Hamil Di Desa Bongkok Kecamatan Kramat
Kabupaten Tegal (Anggi, dkk, 2020) yakni untuk pelaksaan Posyandu dan petugas (Kader)
sudah melakukan inovasi dengan menerapkan protokol kesehatan hanya saja ada beberapa
pengunjung posyandu yang belum sepenuhnya mampu menerapkan protokol kesehatan
seperti tidak menggunakan masker saat datang ke Posyandu, kurang bisa menjaga jarak 1-
1,5m disetiap antrean, hal tersebut terjadi karena tempat pelaksanaan yang kurang memadai
dalam segi luas dan kurang terfasilitasi seperti kursi untuk antrean. Sehingga ada orang tua
bayi/balita berkerumun untuk mengobrol secara dekat. Pelaksanaan Posyandu tetap dilakukan
rutin setiap 1 bulan sekali karena diwilayah tersebut masih dalam zona aman (hijau).

C. PEMECAHAN MASLAH PADA KEGIATAN POSYANDU


Beberapa inovasi dan modifikasi pelaksanaan kegiatan UKM Posyandu di masyarakat yakni :
1. Menurut Panduan Pelayanan Kesehatan Pada Masa Tanggap Darurat Covid 19 bagi
Tenaga kesehatan.
a) Untuk wilayah zona aman (hijau) tanpa pemberlakuan PSBB / tidak ada local
transmission Corona Disease
- Mensyaratkan tenaga kesehatan, kader dan anak serta orang tua/pengasuh dalam
keadaan sehat dan tidak menunjukkan gejala batuk, pilek, demam. Kader
membantu memastikan hal tersebut dengan menskrining suhu tubuh yang
diperkenankan ≤ 37,5°C.
- Membuat pemberitahuan bagi masyarakat sasaran pelayanan yang berisi :
 Sasaran anak dan pengantar dalam keadaan sehat
 Jadwal pelayanan dengan membagi sasaran balita dan jam pelayanan, serta
memastikan jadwal diterima masyarakat sebelum hari pelayanan. (Contoh
jadwal : sasaran balita RT A jam 09.00 – 10.00, RT B jam 10.00 – 11.00,
dst).
 Pemakaian masker bagi anak dan pengantar (minimal masker kain atau
pelindung mulut dan hidung) Pemberitahuan tersebut untuk diterima
masyarakat sebelum hari pelayanan
- Tempat pelayanan berupa ruangan cukup besar dengan sirkulasi udara keluar
masuk yang baik.
- Memastikan area tempat pelayanan dibersihkan sebelum dan sesudah pelayanan
sesuai dengan prinsip pencegahan penularan infeksi
- Menyediakan fasilitas CTPS, handsanitizer atau cairan desinfektan bagi tenaga
kesehatan, kader dan sasaran anak serta pengantar di pintu masuk dan di area
pelayanan.
- Mengatur jarak meja pelayanan:
jaga jarak 1-2 meter antar petugas
jaga jarak 1-2 meter antar petugas dan sasaran
jaga jarak 1-2 meter antar sasaran
b) Wilayah kerja terdapat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau
terdapat positif COVID-19  untuk menunda pelayanan kesehatan balita di Posyandu,
sebagai berikut :
- Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dilakukan mandiri di rumah dengan
buku KIA. Pemantauan balita berisiko, pelayanan imunisasi, vitamin A, dilakukan
dengan janji temu/ tele konsultasi/ kunjungan rumah  Petugas kesehatan dibantu
kader menjadwalkan kunjungan rumah untuk melakukan pemantauan maupun
penanganan pada bayi / balita dengan kasus gizi kurang, gizi buruk maupun
stunting
- Kader/tenaga kesehatan dapat melakukan sweeping ke rumah balita yang tidak
hadir pada saat pemberian vitamin A dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD),
minimal masker dan tetap memperhatikan social distancing.

2. Buku Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi Covid-19


Kegiatan Posyandu di masa pandemi Covid-19 dimana Posyandu harus sesuai dengan hal-
hal berikut :
a) Menggunakan ruang/tempat pelayanan yang cukup besar dengan sirkulasi udara yang
baik
b) Jika ruang pelayanan terdapat kipas angin maka kipas angin harus diletakan di belakang
kader atau petugas Kesehatan sehingga arus udara lancer
c) Ruang pelayanan imunisasi tidak berdekatan
d) Ruangan Bersih
e) Terdapat tempat cuci tangan dan disediakannya sabun
f) Atur jarak pelayanan sekitar 1-2 meter
g) Ruang pelayanan imunisasi hanya untuk melayani bayi dan anak sehat
h) Jalan masuk dan jalan keluar yang terpisah
i) Adanya tempat duduk untuk menunggu giliran agar tetap ada jarak baik petugas,
orang tua, dan balita.

3. Himbauan dari Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah dan Kota Semarang
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo saat berdialog
bersama Ketua TP PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi
melalui live Instagram. Mengusung tema “Pelaksanaan Posyandu di Era Kenormalan
Baru”, selama 60 menit yakni :
a) Masa Pandemi Covid-19 tidak menghentikan pelayanan posyandu di Jawa Tengah.
Tidak dengan pertemuan langsung, tapi dengan sistem jemput bola dan konsultasi
online.
b) Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Posyandu
penting untuk memantau kesehatan bayi, anak, remaja, ibu, termasuk ibu hamil,
hingga lansia. Menghadapi pandemi pelayanan posyandu perlu melakukan inovasi
untuk penyesuaian baru. Selama pandemi Covid-19, penyelenggaraan posyandu
dengan tatap muka ditiadakan. Sebagai gantinya, posyandu diselenggarakan dengan
jemput bola. Untuk konsultasi dilakukan secara virtual melalui WA grup, zoom,
bahkan live Instagram.
c) Pembagian Makanan Tambahan (PMT) dengan mendatangi rumah ke rumah,
sehingga tidak ada kerumunan.
d) Untuk wilayah tercatat sebagai zona hijau  pelaksanaan diperuntukkan bagi anak di
bawah dua tahun, dengan kader muda dan tidak berisiko tinggi. Dalam
pelaksanaannya, tak hanya dilakukan di tempat luas dan diutamakan terbuka, tapi juga
tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Seperti, pemeriksaan
suhu tubuh, penggunaan hand sanitizer, face shield, serta baju pelindung sederhana.
Orang tua / pengantar membawa alas sendiri untuk ukur panjang badan.
 
BAB III
PENUTUP

Pelaksanaan posyandu harus sesuai dengan prosedur pelayanan program pokok dan memenuhi
sistem 5 langkah yaitu: pendaftaran, penimbangan, pencatatan, pelayanan kesehatan dan
penyuluhan. Karena salah satu kegiatan yang mendukung program UKM adalah Kegiatan
Posyandu. Dalam pelaksanaan pengunjung sangat banyak sehingga sulit dikondisikan, oleh karena
itu penambahan kader posyandu perlu dilakukan. Respon masyarakat sangat mengharapkan agar
posyandu tetap diadakan di tengah pandemi COVID-19 dengan mematuhi protokol kesehatan agar
orang tua dapat memantau perkembangan balita dan ibu hamil.
REFERENSI

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas


2. Anggi Fina Amrina, DKK,. 2020. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Pada Masa Pandemi
Covid-19 Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Balita Dan Ibu Hamil Sesuai Dengan
Rekomendasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Di Desa Bongkok Kecamatan
Kramat Kabupaten Tegal . UNNES : Semarang
3. Kementrian Kesehatan. 2020.Panduan Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Tanggap
Darurat COVID-19
4. Depdagri. 1999. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tentang Revitalisasi Posyandu
Muninjaya, A., A., G. 2004. Manajemen Kesehatan, EGC,
5. Jakarta.Effendy, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Depkes
RI. 1999. Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat 2010.
6. https://jatengprov.go.id/publik/posyandu-bisa-dilakukan-secara-online-dan-jemput-bola/

Anda mungkin juga menyukai