Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS

OLEH :

Desita Fitriani ( P07125018052 )

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku
mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan
tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai
contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat
seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai
sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain.

B. Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Pengetian Puskemas
2. Visi Dan Misi Puskesmas
3. Upaya – Upaya Kesehatan di Puskesmas
4. Klien Dan Peluang Promosi Kesehatan di Puskesmas
5. Macam – Macam Promosi Kesehatan di Puskesmas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian Puskemas
Fase persiapan pembangunan di bidang kesehatan, yaitu akhir tahun 1960-an, ditandai
dengan suatu inovasi yang fundamental dan monumental berupa dicetuskannya pembentukan
pusat kesehatan masyarakat di kecamatan – kecamatan (Departemen Kesehatan, 1995). Semula,
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat diselenggarakan melalui berbagai bentuk sarana
seperti Balai Pengobatan (BP), Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), Klinik KB, dan lain –
lain. Hal ini dirasakan kurang efesien dan efektif, sehingga dala Rapat Kerja Kesehatan Nasional
(RAKERKESNAS) tahun 1968 ditetapkan penyatu dari semua pelayanan kesehatan dasar
tersebut ke dalam satu lembaga yang disebut Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Pada waktu yang lalu, terdapat 13 jenis pelayanan yang harus dilaksanakan Puskesmas, di
mana enam di antaranya disebut sebagai pelayanan pokok (dikenal dengan sebutan (basic six).
Keenam pelayanan pokok itu adalah Pendidikan Kesehatan masyarakat, Kesehatan Lingkungan,
KIA & KB, perbaikan gizi masyarakat, Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, seta
pengobatan.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 128/Menkes/SK/II/2004 menyatakan bahwa Pusat
Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari dinas kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarankan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (Departemen Kesehatan, 2004). Sebagai UPT dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelanggarakan sebagian tugas teknis
operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan merupakan unit pelaksana tingkat petama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia,
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya. Penanggungjawab utama
penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian
upaya pembagunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
dengan kemampuannya.
Secara nasional ditetapkan bahwa standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila disuatu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja dibagi di antara Puskesmas tersebut, dengan memerhatikan keutuhan konsep
wilayah (Desa/Kelurahan atau Rukun Warga). Masing – masing Puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

B. Visi Dan Misi Puskesmas


Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju tercapainya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan. Gambaran itu berupa masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang sehat, perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang
setinggi – tingginya. Merujuk kepada rumusan visi tersebut jelas bahwa hendak dicapai oleh
Puskesmas dengan kecamatan sehatnya mencakup : (1) Lingkungan Sehat, (2) PHBS, (3)
cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Misi Pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Artinya, puskesmas
harus terus menerus menggerakkan pembangunan sektor – sektor lain di wilayah kerjanya untuk
memerhatikan dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, dan perilaku masyarakat (kebijakan
publiknya berwawasan kesehatan). Jangan sampai pembangunan sektor – sektor lain tersebut
berdampak negatif terhadap kesehatan, lingkungan, dan perilaku masyarakat.
2. Mendukung kemandirian keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya untuk hidup sehat.
Puskesmas harus selalu berupaya agar keluarga – keluarga dan masyarakat yang berada di
wilayah kerjanya berdaya di bidang kesehatan. Caranya adalah dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan kemampuan mereka menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan. Puskesmas harus selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang sesuai standar dan memuaskan masyarakat. Disamping itu, Puskesmas juga harus selalu
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan, serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana,
sehingga pelayanan kesehatannya dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta
lingkungannya. Puskesmas harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Upaya ini dilakukan
dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi yang sesuai, tanpa diskriminasi, serta
mencakup lingkungannya.
2. Di Masyarakat
Banyak tatanan dimana puskesmas dapat melakukan promosi kesehatan di masyarakat, yakni
:
a. Tatanan rumah tngga, yaitu di permukiman penduduk, misalnya di komplek-kompleks
perumahan, Desa wisma, Rukun ttetangga/rukun warga, dan lain-lain.
b. Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah, madrasah, pondok pesantren, kursus-
kursus, perguruan tinggi, dan lain-lain sejenis.
c. Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kantor-kantor, koperasi-koperasi, himpunan
petani, pelelangan ikan, kompleks pertokoan, dan lain-lain
d. Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun, dermaga/pelabuhan, pasar, restauran,
penginapan, dan lain-lain.

E. Macam – Macam Promosi Kesehatan di Puskesmas


1. Promosi Kesehatan Di Tempat Pendaftaran
Begitu pasien masuk ke gedung Puskesmas, maka yang pertama kali harus dikunjungi adalah
tempat pendaftaran, dimana terdapat loket untuk mendaftar. Adapun media informasi yang dapat
digunakan diruang ini sebaiknya berupa poster atau neon box yang memuat foto dokter atau
perawat yang ramah disertai kata – kata “Selamat Datang, Kami Siap untuk Menolong Anda”
atau yang sejenis. Akan lebih baik bila poster atau neon box juga dilengkapi dengan suara
rekaman yang mengucapkan salam.
2. Promosi Kesehatan Di Pelayanan Medis
Promosi kesehaan bagi pasien pelayanan medis atau pengobati (rawat jalan) berpegang kepada
strategi dasar promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan yang didukung oleh bina suasana dan
advokasi.
3. Promosi Kesehatan Di Pelayanan KIA dan KB
Di pelayanan KIA & KB selain dijumpai pasien sakit (misalnya bayi atau balita), sebagian besar
pengunjung adalah ibu – ibu atau wanita yang tidak sakit. Yaitu ibu – ibu yang memeriksakan
kehamilannya atau hendak bersalin, atau mereka yang memerlukan pelayanan kontrasepsi.
Promosi kesehatan di pelayanan KIA & KB juga berpengang kepada strategi dasar promosi
kesehatan, yaitu pemberdayaan yang didukung oleh bina suasana dan advokasi.
4. Promosi Kesehatan Di ruang Perawatan
Bagi Puskesmas perawatan, tersedia banyak peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di
ruang perawatan.
a) Pemberdayaan
Pemberdayaan pasien rawat inap di puskesmas dilakukan terhadap pasien ibu - ibu bersalin dan
pasien penyakit. Terdapat beberapa cara Pemberdayaan atau konseling yang dapat dilakukan
dalam hal ini.
 Konseling di tempat tidur
 Konseling berkelompok
b) Bina Suasana
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pasien rawat inap adalah para penjenguk
(pembezuk). Di puskesmas, karena pasien rawat inapnya tidak terlalu banyak, umumnya tidak
diberlakukan jam bezuk khusus. Karena itu, penjenguk umumnya datang dan pergi sembarang
waktu. Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan cara :
 Pemanfaatan ruang perawatan
 Pendekatan keagamaan
c) Advokasi
Untuk promosi kesehatan pasien rawat inap, advokasi juga diperlukan, terutama dalam
rangka menciptakan kebijakan atau peraturan perundang – udangan sebagai rambu – rambu
perilaku dan menghimpun dukungan sumber daya, khususnya guna membantu pasien miskin.
5. Promosi Kesehatan Di Laboratorium
Dilaboratorium, selain dapat di jumpai pasien (orang sakit), juga klien (orang sehat), dan para
pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah pentingnya melakukan
pemeriksaan laboratorium, yaitu :
a) Bagi Pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter.
b) Bagi klien atau mereka yang sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi kesehatan, agar
dapat diupayakan untuk tetap sehat
Pada umumnya pasien, klien, atau pengantarnya tidak tinggal terlalu lama di laboratorium.
Oleh karena itu, di kawasan ini sebaiknya dilakukan promosi kesehatan dengan media swalayan
(self service) seperti poster –poster yang ditempel di dinding atau penyediaan leaflet yang dapat
diambil gratis.

6. Promosi Kesehatan Di Kamar Obat


Dikamar obat/apotik juga dapat dijumpai baik pasien, klien, maupun pengantarnya.
Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah terutama tentang :
a) Manfaat obat generik dan keuntungan jika menggunakan obat generik.
b) Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat, sesuai dengan petunjuk dokter.
c) Pentingnya memelihara tanam obat keluarga (TOGA) dalam rangka memenuhi kebutuhan akan
obat – obatan sederhana.
Dikamar obat/apotik boleh jadi pasien, klien atau pengantarnya tinggal agak lama, karena
menanti disiapkannya obat. Dengan demikan, selain poster dan leaflet, di kawasan ini juga dapat
dioperasikan VCD/DVD player yang menyampaikan pesan – pesan tersebut.

7. Promosi Kesehatan Di Tempat Pembayaran


Tempat pembayaran adalah tempat yang harus disingahi pasien rawat inap dan atau
kerabatnya sebelum meninggalkan Puskesmas. Ditempat ini promosi kesehatan dapat hadir
dalam bentuk poster atau neon box ucapan terima kasih dan selamat jalan. Lebih baik lagi jika
disertai pesan – pesan untuk berperilaku sehat sebagai tindak lanjut dari perawatannya. Bagi ibu
pasca persalinan misalnya, dapat disampaikan pesan – pesan tentang bagaimana merawat
bayinya atau hal – hal yang perlu dilakukan dalam perawatan kesehatan masa nifas. Sampaikan
juga pesan bahwa Puskesmas selalu siap membantu kapan pun kelak pasien membutuhkan lagi
pertolongan. Kesankan bahwa Puskesmas adalah sahabat bagi masyarakat.
8. Promosi Kesehatan Di Klinik Khusus
Klinik khusus diselenggarakan dalam rangka meningkatkan upaya promosi kesehatan di
dalam gedung Puskesmas. Khususnya untuk pelayanan – pelayanan yang perlu mendapatkan
tambahan dalam hal promosi kesehatannya. Biasanya karena pasien terlalu banyak sedangkan
petugas kesehatan yang melayani terbatas (misalnya di poliklinik), atau karena pasien/klien
memang memerlukan informasi /konsultasi khusus (misalnya tentang sanitasi/kesehatan
lingkungan, tentang gizi, tentang KB, tentang kesehatan reproduksi, tentang HIV/AIDS, dan lain
– lain). Dalam hal ini beberapa Puskesmas mengembangkan klinik – klinik khusus sebagai upaya
inovasi, seperti : klinik Gizi, Klinik Sanitasi, Klinik Konsultasi Remaja dan lain – lain.
9. Promosi Kesehatan Di Lingkungan
Di lingkungan Puskesmas pun juga dapat dilakukan promosi kesehatan, baik berupa leaflet,
baliho/billboard, TOGA (taman Obat Keluarga), poster – poster atau juga spanduk. Di
Lingkungan Puskesmas yang dapat dilakukan promosi kesehatan antara lain :
a) Di Tempat Parkir Puskesmas
b) Di Halaman Puskesmas
c) Di dinding Puskesmas
d) Di Pagar Pembatas Kawasan Puskesmas
e) Di kantin/kios di Kawasan Puskesmas
f) Di Tempat Ibadah
10. Promosi Kesehatan Di Rumah Tangga
Promosi kesehatan di tatanan rumah tangga dapat dilakukan dalam kunjungan rumah.
Kunjungan rumah dilakukan tenaga kesehatan Puskesmas sebagai tindak lanjut dari upaya
promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas yang telah dilakukan kepada pasien/klien
tertentu. Terutama pasien/klien tertentu. Terutama pasien/klien yang memiliki masalah kesehatan
cukup berat dan atau mereka yang sepakat untuk melaksanakan langkah – langkah tindak lanjut
di rumah tangganya (misalnya menyemen lantai rumah, membuat jamban keluarga, membuat
TOGA, dan lain – lain).
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari
dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarankan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja (Departemen Kesehatan, 2004). Visi pembangunan kesehatan
yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju
tercapainya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan. Misi Pembangunan kesehatan yang
harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan
kesehatan nasional.
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
Kesehatan masyarakat.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon
kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Bahan ajar Ayubi Dian( 2010 ).Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku FKM UI.
Efendi, F & Makhfudli.( 2009 ). Keperawataan kesehatan Komunitas teoti dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta; Salemba Medika

Evans, dkk.( 2011 ). Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter Great Britain;
Learning Matters Ltd.
http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi didownload pada
tanggal 03 November 2012

Anda mungkin juga menyukai