Anda di halaman 1dari 82

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan
tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah,
berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Salah satu upaya
pembangunan kesehatan adalah puskesmas.
Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer
yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan derajat kesehatan
setinggi-tingginya menuju Indonesia sehat 2015. Puskesmas sebagai unit
pelayanan teknis berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Kesehatan Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Tujuan Puskesmas adalah sejalan dengan tujuan sistem kesehatan pada
umumnya, yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. 1
Kegiatan yang dilakukan dipuskesmas dibidang kesehatan, yang
melingkupi Upaya Kesehatan Wajib ( UKW )dan Upaya Kesehatan
Pengembangan ( UKP ). Upaya kesehatan wajib adalah suatau jenis
pelayanan kesehatan yang wajib ada disuatu puskesmas seperti, Promosi
Kesehatan (Promkes), Kesehatan Lingkungan (Kesling), Perbaikan gizi,

1
Upaya Pengobatan, Pemberantasan Penyakit Menular(P2M),Kesehatan Ibu
Anak(KIA) dan Keluarga Berencana(KB). Sedangkan Upaya Kesehatan
Pengembangan adalah upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan guna
melengkapi UKW yang ada misalnya Usia Lanjut , Upaya Kesehatan Jiwa,
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Mata, Upaya
KesehatanPerawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), dan lainnya. Semua
kegiatan tersebut selanjutnya akan dilakukan pengelolaan manajemen agar
terjadi suatu keharmonisan.2
Manajemen kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam Sistem
kesehatan Nasional (SKN 2009) yaitu sebagai subsistem manajemen
kesehatan dan informasi kesehatn. Subsistem mamajemen kesahatan dan
informasi kesehatan adalah bentuk dan cara penyelenggaraan yang
menghimpun berbagai upaya kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan,
pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data dan informasi kesehatan yang
mendukung subsistem lainnya dari SKN guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.

Praktik belajar lapang blok 21 ini memilih tempat praktek di Puskesmas


Boja 01 Kecamatan Boja sebagai lokasi praktik. Pada peninjauan puskemas
kali ini akan dicari masalah yang di prioritaskan oleh Puskesmas Boja 01
yang mempunyai cakupan kurang dari target sampai dicari alternatif
pemecahan masalahnya yang kemungkinan bisa dilakukan di Puskesmas Boja
01.

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah yang ada di Puskesmas,
menentukan prioritas masalah dan mengusulkan perencanaan pemecahan
masalah serta mampu menjelaskan sistem manajemen Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui perencanaan dan pelaksanaan serta monitoring program di
Puskesmas Boja 1.
b. Memahami Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan kesehatan di
Puskesmas Boja 1.
c. Menjelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Boja
1.
d. Melaksanakan 6 program dasar Puskesmas boja 1: 1) promosi
kesehatan, 2) kesehatan lingkungan, 3) KIA termasuk KB, 4)
perbaikan gizi masyarakat, 5) penagulangan penyakit: imunisasi,
ISPA, diare, TB, malaria, 6) pengobatan dan penanganan
kegawatdaruratan.
e. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di poliklinik.
f. Melaksanakan pencegahan spesifik seperti vaksinasi, pemeriksaan
medis berkala, dan dukungan sosial.
g. Mampu melakukan komunikasi lisan dan tulisan kepada teman sejawat
dan petugas kesehatan lainnya (rujukan dan konsultasi).

C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan informasi dalam penerapan manajemen,
pengelolaan serta analisis masalah kesehatan di Puskesmas
2. Manfaat Praktis
a) Sebagai bahan masukan atas permasalahan yang ada di Puskesmas
Boja 01 guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

3
b) Bagi mahasiswa sebagai pelaksanan kegiatan, bisa mendapatkan
pengetahuan mengenai manajemen Puskesmas

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Puskesmas


1. Pengertian
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. Puskesmas berlaku sebagai :4
a. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab
hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu
puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau
RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.4
2. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar

5
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat.4
3. Fungsi4
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas meliputi:
1) Pelayanan kesehatan perorangan
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
4. Upayadan Azas Penyelenggaraan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,
yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:4
a) Upaya Kesehatan Wajib4
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
1) Upaya Promosi Kesehatan5,6
Promosi kesehatan adalah upaya puskesmas melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya
secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.Kegiatan Promosi Kesehatan meliputi :
a) Kegiatan di dalam gedung
Pada tempat pendaftaran dan tempat pembayaran promosi
dapat dilakukan dengan pemberian selebaran, edukasi melalui lisan
oleh petugas puskesmas. Di ruangan setiap upaya (Poliknikik, KIA
KB, BP umum) Tanya jawab seputar promosi kesehatan. (lembar
balik, poster, model anatomi, dan brosur). Penggunaan bahan
bacaan, penyuluhan berkelompok, pemanfaatan ruang tunggu,
pendekatan keagamaan. Pada ruang laboratorium menggunakan
media poster, selebaran yang di berikan secara gratis pada pasien,

6
serta dapat melalui lisan oleh petugas puskesmas secara langsung.
Di kamar obat promosi kesehatan diberikan kepada pasien,
keluarga pasien tentang manfaat TOGA, obat generik, kedisiplinan
minum obat. Media yang digunakan yaitu selebaran poster, tape
recorder/player untuk menyampaikan pesan.
b) Kegiatan di luar gedung
Kegiatan di luar gedung puskesmas meliputi kunjungan
rumah, pemberdayaan berjenjang, pengorganisasian masyarakat.4
b. Upaya Kesehatan Lingkungan7,8
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula.
1) Program Kesehatan Lingkungan, antara lain :
a) Penyediaan sarana air bersih
b) Meninjau dari segi kesehatan dan estetika yang sesuai dengan; 1)
persyaratan kimia yaitu tidak mengandung zat yang
membahayakan kesehatan manusia atau makhluk hidup lainnya,
pertumbuhan tanaman, fungsi industri dan tidak menimbulkan
kerusakan pada instalasi SPAM sendiri, 2) Persyaratan
bakteriologis yaitu ditentukannya jumlah batasan untuk bakteri coli
dan bakteri lainnya, dan 3) Radioaktif.
c) Penyediaan air minum harus dapat memenuhi setiap segi kehidupan
masyarakat dan tersedia dalam jumlah yang cukup
d) Penyediaan air bersih disalurkan secara terus menerus maupun
untuk jam-jam tertentu.
e) Kehandalan sistem penyediaan air minum (reability)
f) Kemudahan harga dan tempat.
2) Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
a) Pengawasan Institusi Pendidikan
Kondisi kesehatan lingkungan pada sekolah dititik beratkan
pada aspek hygiene, sarana sanitasi di sekolah yang erat kaitannya
dengan kondisi fisik bangunan sekolah. Kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di sekolah meliputi ; 1)
Pengendalian faktor risiko lingkungan di sekolah, 2) Pembinaan

7
kesehatan lingkungan di sekolah dan Pondok Pesantren, 3)
Sosialisasi dan advokasi Kepmenkes 1429/2006 tentang pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Sekolah, dan 4)
Penilaian lomba sekolah sehat
b) Rumah Sehat
Kegiatan yang dilakukan: menyusun persyaratan kualitas udara
di dalam rumah serta menyusun petunjuk pelaksanaan monitoring
kualitas udara di dalam rumah.
c) Pengawasan Tempat-tempat Umum
Pengawasan tempat-tempat umum perlu dilakukan karena
tempat berkumpulnya manusia, yang bisa menjadi sumber
penularan berbagai penyakit. Aspek yang dinilai antara lain; 1)
Kondisi bangunan, 2) Sarana sanitasi , 3) Tempat-tempat Umum
yang diperiksa oleh Petugas sanitarian yang ada di Puskesmas
maupun di Dinas Kabupaten / Kota
d) Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
Faktor risiko lingkungan dan perilaku masyarakat
merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan timbal balik
yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan masyarakat dan
kesehatan lingkungan. Kualitas lingkungan pada rencana kegiatan
pembangunan perlu dikaji secara cermat dan mendalam, sehingga
potensi besarnya risiko terhadap kesehatan dapat ditanggulangi.
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana9-12
1) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian
pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa
kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester
pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester kedua
(usia kehamilan 12-24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 24-36 minggu). Standar waktu pelayanan tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau
janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan
dini komplikasi kehamilan.
Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7
T, yaitu :
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
b) Pengukuran tekanan darah;
c) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);

8
d) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi
tetanus toksoid sesuai status imunisasi;
e) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan;
f) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana); serta
g) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin
darah (Hb) dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya).
2) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka
mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan
persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I
sampai dengan kala IV persalinan. Indikator ini memperlihatkan
tingkat kemampuan pemerintah dalam menyediakan pelayanan
persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
3) Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan
kesehatan pada ibu nifas sesuai standar yang dilakukan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6
jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai
dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai
dengan hari ke-42 pasca persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu
nifas yang diberikan meliputi :
a) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu).
b) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri).
c) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain.
d) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif.
e) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan
ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana.
f) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator
cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan Kf-3). Indikator ini

9
menilai kemampuan negara dalam menyediakan pelayanan
kesehatan ibu nifas yang berkualitas sesuai standar.
4) Penanganan Komplikasi Maternal
Komplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung
maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak
menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak
disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan
komplikasi maternal adalah pelayanan kepada ibu dengan
komplikasi maternal untuk mendapatkan perlindungan/pencegahan
dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Indikator ini
mengukur kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas)
dengan komplikasi.
5) Penanganan Komplikasi Neonatal
Neonatal komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian,
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Lahir < 2.500 gram),
sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun
yang termasuk klasifikasi kuning pada pemeriksaan dengan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Yang dimaksud dengan
penanganan Neonatal komplikasi adalah neonatal sakit dan atau
neonatal dengan kelainan yang mendapat pelayanan sesuai standar
oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) baik di rumah,
sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan
kesehatan rujukan.
6) Kunjungan Neonatal
Bayi baru lahir atau yang lebih dikenal dengan neonatal
merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap
gangguan kesehatan. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk
mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan
mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.
7) Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap
gangguan kesehatan maupun serangan penyakit. Oleh karena itu

10
dilakukan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan pada bayi usia
29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan, dan perawat)
minimal 4 kali. Program ini terdiri dari pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian
vitamin A pada bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta
penyuluhan ASI Eksklusif, MP ASI dan lainlain.
Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan
upaya pemerintah dalam meningkatan akses bayi untuk memperoleh
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya
kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
8) Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita
Salah satu indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan terkait dengan upaya kesehatan anak adalah
pelayanan kesehatan pada anak balita. Adapun batasan anak balita
adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12 sampai dengan
59 bulan. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Melalui kegiatan penjaringan kesehatan diharapkan bisa
mengatasi permasalahan kesehatan pada anak usia sekolah yaitu
pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti
menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan
menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan
refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
j. Pelayanan Kesehatan pada Kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA)
k. Pelayanan Kesehatan Anak Terlantar dan Anak Jalanan di Panti
l. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran
program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih
dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang
berada pada kisaran usia 15-49 tahun. Keberhasilan program KB
dapat diukur dengan melihat cakupan KB aktif dan KB baru.
Cakupan KB aktif menggambarkan proporsi pasangan usia subur
(PUS) yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap
jumlah PUS yang ada. Sedangkan cakupan KB baru adalah jumlah

11
PUS yang baru menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap
jumlah PUS.
d. Upaya Perbaikan Gizi12-15
Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok
Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan
pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi
Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin
A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan
Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
1) Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah sebagai berikut.
a) Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI
tampa makanan dan minuman lain pada bayi berumur nol
sampai dengan 6 bulan
b) Pemberian MP-ASI anak umur 6- 24 bulan adalah
pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
c) Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah
pemberian tablet besi (90 tablet) selama masa kehamilan.
d) Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita
keluarga miskin yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan
sesuai tatalaksana gizi di wilayah puskesmas
e) Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setai saat
jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus
gizi buruk.
2) Kegiatan Progrogram Gizi Bulanan yang dilakukan bulanan adalah
sebagai berikut.
a) Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita ( Penimbangan
Balita) adalah pengukuran berat badan balita untuk
mengetahui pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan
balita.
b) Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi
dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/ Masyarakat.

12
c) Kegiatan yang dilakukan setiap smester ( 6 bulan sekali) adalah
Pemberian Kapsul Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita
adalah pemberian kaspusl vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan
anak balita secara periodik yaitu untuk bayi diberikan setahun
sekali pada bulan Februari dan Agustus dan untuk anak balita
enam bulan sekali dan secara serentak dalam bulan Februari dan
Agustus.
3) Kegiatan yang dilakukan setiap tahun ( setahun sekali adalah) sebagai
berikut.
a) Pemantauan Status Gizi balita
b) Pemantaun konsumsi gizi
c) Pemantauan penggunaan garam beryodium
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular16-18
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular merupakan program
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan
penular penyakit menular/infeksi.
Kegiatan pokok pemberantasan penyakit menular oleh puskesmas
adalah sebagai berikut:
a. Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Risiko
Selain pasien yang telah terinfeksi penyakit menular, masyarakat
yang memiliki risiko tinggi juga perlu diperhatikan, karena
masyarakat yang memiliki risiko tinggi bisa memiliki risiko kapan
saja terkena penyakit menular.
b. Peningkatan imunisasi
Imunisasi sangat penting untuk mencegah dan melindungi
seseorang terjangkit penyakit menular.
c. Penemuan dan tatalaksana penderita
Selain kunjungan penderita ke puskesmas, puskesmas harus
berperan aktif dalam penemuan dan kunjungan terhadap penderita.
Penemuan dan tatalaksana penderita terdiri atas upaya bimbingan,
pemantauan, dan evaluasi kegiatan penemuan dan tatalaksana
penderita, serta meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian
penyakit untuk melaksanakan program penemuan dan tatalaksana
penderita. Di dalam upaya penemuan dan tatalaksana penderita
dibutuhkan kerjasama antara masyarakat dan puskesmas untuk saling

13
bekerjasama sehingga dapat memabangun status kesehatan pada
masyarakat yang optimal dengan pemberantasan penyakit menular,
sebagai contoh seperti kasus TBC yang membutuhkan peran penting
puskesmas.
d. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
Surveilans epidemilogi penyakit menular juga merupakan salah
satu upaya pemberantasan penyakit menular yang penting, karena
dengan surveilans epidemiologi penyakit menular, puskesmas dapat
mengetahui penyebaran dan hubungannya dengan faktor risiko,
surveilans epidemiologi ini dapat mendukung pemberantasan penyakit
menular dari data yang didapat oleh puskesmas itu sendiri.
surveilans epidemiologi penyakit menular merupakan kegiatan
analisis secara sistematis dan terus-menerus terhadap penyakit
menular yang terjadi di suatu wilayah tertentu agar dapat melakukan
tindakan penanggulangaan penyakit menular secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran
informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
e. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Puskesmas juga memiliki upaya untuk meningkatkan komunikasi,
informasi, dan Edukasi untuk oencegan dan pemberantasan penyakit
menular di suatu wilayah kerjanya.
f. Upaya Pengobatan19-20
Upaya pengobatan di Puskesmas adalah segala bentuk pelayanan
pengobatan yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan
penyakit atau gejalanya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan tersebut.Jenis-jenis
upaya pengobatan dasar adalah sebagai berikut
1) Pengobatan Dalam Gedung :
a) Poli Umum
b) Poli Gigi (Rawat Jalan)
c) Apotek
d) Unit Gawat Darurat (UGD)
e) Perawatan Penyakit (Rawat Inap)
f) Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
2) Pengobatan Luar Gedung :
a) Rujukan Kasus
b) Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)

14
Kegiatan pengelolaan obat di puskesmas terbagi menjadi :
1) Pengelolaan logistik obat-obatan
2) Pencatatan dan pelaporan obat
3) Peningkatan mutu petugas puskesmas bidang obat-obatan
Program kerja pengobatan adalah sebagai berikut
1) Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
a) Mendapatkan riwayat penyakit
b) Mengadakan pemeriksaan fisik
c) Mengadakan pemeriksaan laboratorium
d) Menbuat diagnosa
2) Melaksanakan tindakan pengobatan
3) Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
a) Rujukan diagnostik
b) Rujukan pengobatan atau rehabilitasi
c) Rujukan lain.
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan,
mutu, keterjangkauan obat, perbekalan kesehatan rumah tangga dan
kosmetika.Kegiatan pokok puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan
kesehatan diseluruh puskesmas dan jaringannya
b. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
c. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan
terutama untuk penduduk miskin
d. Peninkatan mutu pelayanan farmasi, komunitas dan rumah sakit
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.4
Upaya kesehatan pengembangan diantaranya :
1) Upaya Kesehatan Sekolah21,22
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk

15
perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang di sekolah dan perguruan
agama, pembagian anak usia sekolah pada usia 7 -21 tahun yaitu; 1) 7
9 tahun adalah pra remaja, 2) 10 19 tahun adalah remaja, 3) 20 -
21 tahun adalah dewasa muda.
a) Ruang Lingkup Program dan Pembinaan UKS
Ruang lingkup UKS meliputi: penyelenggaraan pendidikan
kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah, dan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, baik fisik, mental,
sosial maupun lingkungan.
b) Kegiatan Harian Petugas UKS Di luar gedung :
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan
kesehatan antara lain; 1) Wisata siswa,2) Kemah (Persami), 3)
Ceramah, 4) diskusi, 5) Lomba-lomba, 6) Bimbingan hidup
sehat,7) Apotik hidup, 8) Kebun sekolah, 9) Kerja bakti, 10)
Majalah dinding 11) Pramuka, dan 12) Piket sekolah.
2) Upaya Kesehatan Olah Raga23
Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang
memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah raga merupakan
sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat
meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya.
Dalam menjalankan kegiatan kesehatan olahraga, puskesmas
berpedoman kepada tiga fungsi puskesmas, yaitu: pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama
a) Olahraga preventif
Jenis kegiatan meliputi ; 1)Pemeriksaan kadar kolesterol,
2)Pemeriksaan denyut nadi, 3) Pemeriksaan tekanan darah, 4)
Konseling fitness, 5) Olahraga bersama.
b) Olahraga pada anak
Jenis kegiatan meliputi ; 1) Bermain dan berolahraga aktif, 2)
Bimbingan olahraga, dan 3) Penyuluhan pertumbuhan badan.
c) Olahraga pada wanita
Jenis kegiatan meliputi; 1) Senam ibu hamil, 2) Senam refleksi
untuk ibu-ibu, dan 3) Senam relaksasi untuk pekerja wanita.
d) Olahraga pada usia lanjut
Jenis kegiatan meliputi ; 1) Konseling usila, 2) Pemeriksaan
rutin usila, 3) Senam kebugaran dan 4) Jalan santai.

16
3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat24
Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan
keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat, dengan mengikutsertakan
team kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat
kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat.
a) Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang
berada di poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu),
Puskesmas keliling (pusling), posyandu, pos kes desa. Berupa ; 1)
Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran
prioritas), 2) Penyuluhan kesehatan, 3) Tindakan Keperawatan
(direct care), 4) Konseling keperawatan, 5) Pengobatan (sesuai
kewenangan), 6) Rujukan pasien/masalah kesehatan, dan
7)Dokumentasi keperawatan

b) Kunjugan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana,


bertujuan untuk pembinaan keluarga rawan kesehatan.
Home visit adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
komprehensif bertujuan memandirikan pasien dan keluarganya,
pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien dengan
melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut
berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan
dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi
maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori
tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang
kesehatan maupun non kesehatan.
c) Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu
usila, posyandu balita, panti asuhan dan lain-lain) meliputi ; 1)
Pengkajian keperawatan individu di kelompok, 2)
Pendidikan/penyuluhan kesehatan di kelompok, 3) Pengobatan
(sesuai kewenangan), 4) Rujukan pasien/masalah kesehatan, dan
5)Dokumentasi keperawatan

17
d) Asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap Puskesmas,
meliputi ; 1) Pengkajian keperawatan individu, 2) Tindakan
keperawatan langsung (direct care) dan tidak langsung
(lingkungan), 3) Pendidikan/penyuluhan kesehatan, 4) Pencegahan
infeksi di ruangan, 5) Pengobatan (sesuai kewenangan), 6)
Penanggulangan kasus gawat darurat, 7) Rujukan pasien/masalah
kesehatan, 8) Dokumentasi keperawatan
4) Upaya Kesehatan Kerja25
Upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
pekerja baik berupa kegiatan promotif, preventif dan kuratif
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan atau Penyakit Akibat Hubungan
Kerja (PAHK) dan pemulihan peny PAH dan PAHK oleh
Puskesmas.Program tersebut antara lain :
a. Promosi kesehatan (Kesehatan pekerja dan lingkungan kerja)
b. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan
Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(PAHK) dan Kesehatan Kerja (KK) dikalangan pekerja
c. Pemeriksaan Kesehatan (Sebelum kerja/berkala tahunan/khusus)
d. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
e. Rehabilitasi medik akibat kecelakaan atau PAK dan PAHK
f. Pembinaan dan pengawasan terhadap kondisi kerja dan tempat
kerja.
g. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi (pemeriksaan
kualitas air minum, pemrtiksaan kualitas kebersihan makanan
pekerja/kantin dan Sanitasi lingkungan)
h. Pembinaan dan pengawasan APD (penyuluhan dan pemilihan alat
pelindungan diri)
i. Melaporkan secara berkala tentang pelayanan kesehatan kerja
kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
j. Melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi ke Depnaker/trans
k. Memberikan umpan balik kepada perusahaan setiap kali
menemukan kasus kesehatan kerja.

18
l. Koordinasi dengan lintas sektor terkait.
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut26,27
Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat / penderita yang
berkunjung ke Puskesmas adalah pelayanan medik yang bersifat
dasar kedokteran gigi berdasarkan kebutuhan meliputi upaya
pengobatan/pemulihan dan rujukan dengan tidak mengabaikan upaya
peningkatan/pencegahan/perlindungan.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah sebagai
berikut:
1) Pembinaan/pengembangan kemampuan dan peran serta
masyarakat dalam upaya pelihara diri (self care), melalui
pengembangan upaya kesehatan yang bersumber pada
otoaktivitas masyarakat dengan pendekatan UKGM (Usaha
Kesehatan Gigi Masyarakat)
2) Pelayanan asuhan pada kelompok rentan, seperti pada anak
sekolah (UKGS = Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan pada
kelompok ibu hamil/menyusui, anak prasekolah.
3) Pelayanan medik gigi dasar, di Puskesmas dilaksananakan
terhadap masyarakat baik yang datang mencari pengobatan
maupun yang dirujuk oleh BPG (Balai Pengobatan Gigi)
6) Upaya Kesehatan Jiwa28,29
Pelayanan pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan
meliputi gangguan perasaan, proses pikir dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosialnya.
pelayanan meliputi aspek promotif preventif dan kuratif serta
rehabilitatif pada gangguan mental emosional, psikosomatik, dan
psikotik yang diberikan oleh dokter, perawat ,bidan yang telah
mempunyai kompetensi teknis.
Kegiatan dari upaya kesehatan jiwa adalah sebagai berikut :
a) Penemuan kasus gangguan jiwa berdasar klasifikasi International
Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems
revisi ke 10 (ICD X).
b) Pelayanan kasus.
c) Kunjungan rumah.

19
d) pemantauan dan penilaian.
e) Pelatihan.
f) Pencatatan dan pelaporan.
7) Upaya Kesehatan Mata
Merupakan upaya kesehatan dasar dibidang UKM/PK (Upaya
Kesehatan Mata / yang dilaksanakan di tingkat puskesmas.Kegiatan
dari kesehatan mata adalah ; 1) Mengupayakan kesehatan mata
dengan anamnesa, 2) pemeriksaan visus dan mata luar, 3) tes buta
warna, 4) tes tekanan bola mata, 5) tes saluran air mata, 6) tes lapang
pandang, 7) funduskopi dan 8) pemeriksaan laboratorium
8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut28
Merupakan upaya kesehatan paripurna di bidang kesehatan
para usia lanjut yang dilaksanakan dari tingkat Puskesmas. Usia
lanjut dapat dikategorikan menjadi; 1) usia 45 59 adalah Pra usia
lanjut, 2) usia 60 atau lebih adalah Usia lanjut.
Kegiatan dari upaya kesehatan usia lanjut adalah sebagai berikut :
a) Pendataan sasaran pra usia lanjut dan usia lanjut.
b) Pelayanan kesehatan dan penanganan kasus.
c) Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor
d) Manajemen program
9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya pembinaan pengobatan Tradisional adalah pengobatan
dan/atau perawatan dengan cara obat dan pengobatnya yang
mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun, dan/atau
pendidikan/pelatihan, lalu diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Kebijakan peningkatan peran pengobatan
tradisional dalam system pelayanan kesehatan, dapat disarikan
sebagai berikut:
1) Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka
peningkatan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan
primer.
2) Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan
sebagai warisan budaya bangsa, namun perlu membatasi praktek-
praktek yang membahayakan kesehatan.

20
3) Dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional, perlu
dilakukan penelitian, pengujian dan pengembangan obat-obatan
dan cara-cara pengobatan tradisional.
4) Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nonformal tidak
memerlukan izin, namun perlu pendataan untuk kemungkinan
pembinaan dan pengawasannya. Masalah pendaftaran masih
memerlukan penelitian lebih lanjut.
5) Pengobatan tradisional yang berlandaskan pada cara-cara
organobiollogik, setelah diteliti, diuji dan diseleksi dapat
diusahakan untuk menjadi bagian program pelayanan kesehatan
primer. Contoh dukun bayi, tukang gigi, dukun patah tulang.
Sedangkan cara-cara psikologik dan supernatural perlu diteliti
lebih lanjut, sebelum dapat dimanfaatkan dalam program.
6) Pengobatan tradisional tertentu yang mempunyai keahlian khusus
dan menjadi tokoh masyarakat dapat dilibtkan dalam upaya
kesehatan masyarakat, khususnya sebagai komunikator antara
pemerintah dan masyarakat.

B. Manajemen Puskesmas
Manajemen adalah ilmu terapan yang disesuaikan dengan ruang
lingkup fungsi organisasi, bentuk kerja sama manusia yang ada di dalam
organisasi tersebut, dan ruang lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang
kesehatan, manajemen diterapkan untuk mengatur perilaku staf yang
bekerja di dalam organisasi (institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga
dan mengatasi gangguan kesehatan pada individu atau kelompok
masyarakat secara efektif, efisien dan produktif.
Manajemen kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam Sistem
kesehatan Nasional (SKN 2009) yaitu sebagai subsistem manajemen
kesehatan dan informasi kesehatn. Subsistem mamajemen kesahatan dan
informasi kesehatan adalah bentuk dan cara penyelenggaraan yang
menghimpun berbagai upaya kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan,
pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data dan informasi kesehatan
yang mendukung subsistem lainnya dari SKN guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.

21
Manajemen puskesmas di definisikan sebagai rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistematis untuk menghasilkan keluaran puskesmas yang
efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan
puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajemen
terdiri dari P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan Pelaksanaan), dan P3
(Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian).
1. P1 (Perencanaan) Puskesmas
Perencanaan puskesmas merupakan fungsi manajemen puskesmas
yang pertama dan menjadi landasan serta titik tolak pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Semua kegiatan dan tindakan
manajemen puskesmas didasarkan atau sesuai dengan perencanaan
yang sudah ditetapkan. Semua kegiatan manajemen di atur dan
diarahkan oleh peremncanaan. Dengan perencanaan puskesmas
memungkinkan pengambilan keputusan dan pimpinan puskesmas
untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara berdaya guna dan
berhasil guna.
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama,
rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan
upaya kesehatan pengembangan.
a) Perencanaan upaya kesehatan wajib
Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap
puskesmas, yakni promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, perbaikan
gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
serta pengobatan. Langkah-langkah perencanaan yang harus
dilakukan puskesmas adalah:
1) Menyusun usulan kegiatan
Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah
menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai
dengan masalah sebagai hasil dari kejian data dan informasi
yang tersedia di puskesmas. Usulan ini disusun dalam bentuk
matriks (Gant Chart) yang berisikan rincian kegiatan, tujuan,
sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta
perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana ini
disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas
yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan

22
kabupaten/kota dengan mengikut sertakan BPP serta
dikoordinasikan dengan camat.
2) Mengajukan usulan kegiatan
Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah
mengajukan usulan kegiatan tersebut ke dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk prasarana, dan operasional puskesmas
beserta pembiayaannya.
3) Menyusun rencana pelaksaan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Rencana Kerja
Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks (Gant Chart)
yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping).
b) Perencanaan upaya kesehatan pengembangan
Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi
yang dikembangkan sendiri. Upaya laboratorium medic, upaya
laboratorium kesehatan masyarakat dan pencatatan dan pelaporan
tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan upaya
penunjang yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya
puskesmas. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan
pengembangan yang dilakukan oleh puskesmas mencakup hal-hal
sebagai berikut :
1) Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi
upaya kesehatan pengembangan yang akan diselenggarakan
oleh puskesmas. Identifikasi ini dilakukan berdasarkan
ada/tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap
upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila puskesmas
memiliki/kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama
masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung di
lapangan (survey mawas diri). Apabila kemampuan
pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki
oleh puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan
kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas puskesmas
dengan mengikut sertakan Badan Penyatun Puskesmas.
Identifikasi upaya kesehatan pengembangan dapat pula
memilih upaya yang bersifat inovatif yang tidak tercantum
dalam daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah ada,

23
melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah dan
kebutuhan masyarakat serta kemampuan puskesmas.
2) Menyusun usulan kegiatan
Langkah kedua dilakukan oleh puskesmas adalah
menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan,
tujuan sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta
perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana
yang telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks
(Gant Chart). Penyusunan rencana tahap awal pengembangan
program dilakukan melalui pertemuan yang dilaksanakan
secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.
3) Mengajukan usulan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah
mengajukan usulan kegiatan ke Dinas kesehatan
kabupaten/Kota . Usulan kegiatan tersebut dapat pula
Badan Penyantun Puskesmas atau pihak-pihak lain. Apabila
dilakukan ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus
dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang, tujuan serta
urgensi perlu dilaksanakannya upaya pengembangan tersebut.
4) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah
menyusun rencana pelaksaan yang telah disetujui Dinas
Kesehatan kabupaten/Kota atau penyandang dana lain
(Rencana kerja kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks
(Gant Chart) yang dilengkapi dengan pemetaan
wilayah(mapping). Penyusun rencana pelaksaan kegiatan ini
dilakukan secara terpadu dengan penyusunan rencana
pelaksanaan upaya kesehatan wahib.
2. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) Puskesmas
Setelah perencanaan dan pengorganisasian puskesmas selesai
dilaksanakan maka selanjutnya perlu di lakukan dalam manajemen
puskesmas adalah mewujudkan rencana puskesmas.
Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) puskesmas adalah
meningkatkan fungsi puskesmas melalui peningkatan kemampuan
tenaga puskesmas untuk bekerja sama dalam tim dan membina kerja
sama lintas program dan lintas sektoral. Langkah-langkah pelaksanaan
adalah sebagai berikut :
a) Pengorganisasian

24
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas, perlu
dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian
yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa
penentuan para para pelaksanaan untuk setiap kegiatan serta
untuk setiap satuan wilayah kerja. Dilakukan pembagian habis
seluruh program kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh
petugas puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang
dimilikinya. Penentuan para penanggungjawab ini dilakukan
melalui pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan.
Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim
secara lintas sekretoral.
b) Penyelenggarakan
setelah pengorbanisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya
adalah menyelenggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti
para penanggungjawab dan para pelaksana yang telah diterapkan
pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan
puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk
dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan
sebagai berikut :
1) Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun,
terutama yang menyangkut jadwal pelaksaan, target
pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para
penanggungjawab dan pelaksana.
2) Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk setiap petugas sesuai
dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun. Beban
kegiatan puskesmas harus terbagi habis dan merata kepada
seluruh petugas.
3) Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
3. P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian)
Pengawasan merupakan proses memperoleh kepastian atau
kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas
terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta kewajiban
yang berlaku. Fungsi P3 puskesmas dilakukan guna menjamin bahwa
semua kegiatan dan program serta fungsi puskesmas yang sedang
berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tentukan. Fungsi P3
puskesmas bertujuan untuk: (1) Protektif yaitu mencegah

25
penyimpangan, (2) Kuratif yaitu meluruskan penyimpangan, (3)
Preventif yaitu membimbing pegawai puskesmas agar tidak
menyimpang.
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat
oleh atasan langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh
masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi
pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek administratif,
keuangan, dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan
adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan
perundang-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu
dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang
dilakukan yaitu melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan
kegiatan dari hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan
dan standar pelayanan. Sumber data yang dipergunakan pada penilaian
dibedakan atas dua. Pertama, sumber data primer yakni berasal dari
SIMPUS dan berbagai sumber data lain yang terkait, yang
dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun. Kedua, sumbe data
sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulan.
Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana
tahun berikutnya (Permenkes Nomer 75 Tahun 2014).
Menbentuk dari bagian atau elemen elemen yang saling
berhubungan dan mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan
elemen ialah sesuatu yang mutlak harus ditemukan, bagian dari elemen
sistem banyak macamnya. Elemen sistem manajemen dapat
dikelompokkan dalam tujuh unsur, yaitu:
a. Masukan (Input)
Input merupakan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem
tersebut. Masukan atau input manajemen berupa sumber daya
manajemen yang terdiri atas man (ketenagaan), Money
(dana/biaya), Material (bahan, sarana, dan prasarana), machine
(mesin, peralatan/teknologi), untuk mengubah masukan menjadi
keluaran, Methode (metode), Marketing (pemasaran dan pasar),
Minute (waktu).
b. Proses (Process)

26
Proses merupakan bagian atau elemen dari sistem yang
berfungsi melakukan transformasi/ konversi yakni mengubah
masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
c. Hasil antara (Output)
Output merupakan bagian atau elemen dari sistem yang
dihasilkan dari berlangsungnya proses transformasi/ konversi
dalam sistem.
d. Hasil akhir (Outcome)
Outcome merupakan hasil yang dicapai dari suatu program
berupa indikator-indikator keberhasilan.
e. Manfaat dan dampak (Impact)
Impact merupakan efek langsung atau tidak langsung atau
konsekuensi yang diakibatkan dari pencapaian tujuan suatu
program berupa manfaat dan dampak tersebut.
f. Lingkungan (Environtment)
Environment merupakan bagian di luar sistem yang tidak di
kelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh terhadap sistem.
C. Teori Pendekatan Sistem
1. Pengertian Sistem30
Ada beberapa pengertian tentang sistem antara lain :
a. Sistem ialah satu kesatuan yang utuh diperkirakan berhubungan, serta
satu sama lain saling mempengaruhi, yang ketemunya dengan sadar
dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Suatu sistem adalah merupakan suatu penggabungan, penyatuan dari dua
atau lebih bagian-bagian, komponen-komponen atau subsistem-subsistem
yang interdependen dan ditandai oleh batas-batas yang jelas dari
lingkungan suprasistemnya.
c. Suatu sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari beberapa bagian
(subsistem) yang berkaitan dan tergantung satu sama lain dalam upaya
mencapai tujuan bersama.
2. Unsur-unsur atau komponen dasar sistem:30
Unsur atau komponen dasar sistem meliputi :
a. Input ialah kumpulan elemen/bagian yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

27
b. Proses ialah kumpulan elemen/bagian yang berfungsi mengubah
masalah menjadi keluaran yang direncanakan.
c. Output ialah kumpulan elemen/bagian yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
d. Feed back (balikan) ialah kumpulan elemen/bagian yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
Untuk input diperlukan Recources dan output dapat diperluas
menjadi impact. Di luar komponen daerah terdapat lingkungan (ekonomi,
sosial, budaya) yang mempengaruhi sistem tetapi tidak dapat dipengaruhi
oleh situasi itu sendiri, dan para pelaksana sistem harus menyesuaikan diri
dengan lingkungan apabila ingin berhasil dengan baik.
3. Ciri-ciri suatu sistem :
a. Mempunyai tujuan.
b. Mempunyai struktur.
c. Terdapat mekanisme input-proses-output yang kadang-kadang disertai
feed back.
d. Merupakan satu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling bergantung satu sama lain.
e. Mempunyai batasan dengan lingkungan.
f. Mempunyai supra sistem.
g. Ada Hierarki
h. Ada sistem yang lain yaitu subsistem.
Terdapat beberapa macam sistem yaitu :
a. Sistem yang statis dan tertutup contohnya arloji.
b. Sistem yang dinamis dan tertutup contohnya
c. Sistem yang statis dan terbuka contohnya stabilisator.
d. Sistem yang dinamis dan terbuka contohnya Organisasi.
e. Sistem yang dinamis dan terbuka dalam lingkungan yang berubah.
4. Langkah Pokok Pendekatan Sistem31,32
Pendekatan Sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah
yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan
melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita
menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa

28
terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan
bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut
dengan masalah lainnya.Keuntungan yang diperoleh apabila pendekatan
sistem ini dilaksanakan antara lain :
a. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan
kebutuhan sehingga penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan
yang sifatnya terbatas akan dapat dihindari.
b. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran
sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.\
c. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara
lebih cepat dan objektif.
d. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.
Dalam pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara
menyeluruh dilakukan dengan analisa sistem. Ada banyak batasan tentang
analisa sistem, beberapa di antaranya:
a. Analisa sistem adalah proses untuk menentukan hubungan yang ada dan
relevansi antara beberapa komponen (subsistem) dari suatu sistem yang
ada.
b. Analisa sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan
fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan pelbagai masalah yang
dihadapi untuk kemudian dicarikan pelbagai jalan keluarnya, lengkap
dengan uraian, sehingga membantu administrator dalam mengambil
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa sistem yang
baik adalah :
1) Tentukan input dan output dasar dari sistem.
2) Tentukan proses yang dilakukan di tiap-tiap tahap.
3) Rancang perbaikan sistem dan lakukan pengujian dengan :
a) Fersibility : cari yang memungkinkan
b) Viability : kelangsungan
c) Cost : cari yang harganya murah/terjangkau
d) Effectiveness : dengan input yang sedikit, output besar.
4) Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.

29
5) Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.

D. Problem Solving33
Problem solving cycle (siklus solusi masalah) adalah proses mentalyang
melibatkan penemuan masalah, analisis dan pemecahanmasalah. Tujuan
utama dari pemecahan masalah adalah untukmengatasi kendala dan mencari
solusi yang terbaik dalammenyelesaikan masalah

Gambar 2.1. Kerangka problem solving

30
Langkah-langkah problem solving adalah:
1. Identifikasi Masalah

Gambar 2.2. Kerangka identifikasi masalah

Masalah adalah sesuatu yang tidak diinginkan. Perbedaan yang


diinginkan dengan fakta yang terjadi. Sebuah kondisi yang seharusnya
sudah terjadi, namun kenyataan belum terjadi, atau target yang tidak
tercapai bisa juga dijadikan sebuah masalah.Dalam pembangunan
kesehatan, termasuk gizi telah ditetapkan target kondisi yang diharapkan
tercapai dalam jangka waktu tertentu. Jika hal tersebut tidak dapat dicapai
maka akan timbul masalah baru atau akan dihadapi konsekuensi dari
ketidak tercapaian tersebut.Idealnya masalah diidentifikasi dengan
pengumpulan data primer di lapangan, namun bisa juga dilakukan dengan
menganalisis data sekunder seperti laporan pelaksanaan kegiatan periode
sebelumnya.Apabila dalam analisis masalah menggunakan data primer,
maka yang didefinisikan sebagai masalah adalah dependen variabel dalam
pengumpulan data tersebut.Alatnya quesioner, langkah-langkah yang
digunakan adalah:
a. Mengidentifikasi berbagai permasalahan secaramakro maupun mikro
yang berbasis fakta dan data (evidencebased ).
b. Mengklasifikasi dan mengidentifikasi permasalahan sesuai dengan lima
komponen kesehatan masyarakat yang meliputi aspek epidemiologi,
lingkungan perilaku, pelayanan kesehatan dan manajemen.

31
c. Memformulasikan identifikasi permasalahan dalam pernyataan negatif.
2. Prioritas Masalah
Memprioritaskan masalah sebuah upaya untuk mengurutkan masalah
menjadi sebuah daftar urutan penanganan masalah tersebut. hasil prioritas
masalah akan menemukan skala prioritas, seperti masalah utama dan
masalah berikutnya sesuai urutan hasil analisis. Alatnya Hanlon
Quantitative, Langkah-langkahnya:
a. Tetapkan kriteria prioritas yang digunakan.
b. Buat tabel prioritas sesuai dengan desain atau metode yangdigunakan.
c. Berikan nilai sesuai dengan skor yang telah ditentukan.
d. Berikan nilai masing-masing kriteria dengan perkalian bobotdengan
skor.
e. Dengan menjumlah nilai kriteria, nilai tertinggi merupakan prioritas
masalah yang utama sedangkan nilai terkecil, belum menjadi prioritas
untuk ditanggulangi segera.
3. Analisis Penyebab
Analisis yang digunakan adalah analisis pendekatan system dengan 5
penyebab utama, yaitu:
a. Input, dipengaruhi oleh 5M yaitu (man, money, material, methode,
marketing)
b. Process, terdiri dari perencanaan (P1), Pelaksanaan (P2), Penilaian (P3)
c. Output, yaitu cakupan masalah yang jadi prioritas
d. Outcome, hasil akhir dari output
e. Impact, dampak yang dihasilkan.
4. Alternatif Pemecahan Masalah
Pemilihan alternatif pemecahan masalah mengacu pada: kemampuan
(ketersediaan sumber daya: tenaga, dana, sarana, metode)
waktu,factor poleksosbud. Dalam kondisi tertentu
seringkali alternatifpemecahan masalah tidak perlu dipilih, karena kegiatan
untukmemecahkan masalah sudah ditentukan. Prioritas pemecahan
masalah yang dipilih diharapkan dapatmengungkit pemecahan masalah
yang lain. Kegiatan yang digunakan adalah brainstorming.
5. Pengambilan Keputusan

32
Yaitu mengambil satu kegiatan terpilih dari alternatif-alternatif
pemecahan masalah menggunakan kriteria mutlak dan keinginan.
6. Penyususnan Rencana Kegiatan
Secara umum POA (plan of action) mencakup 4W+1H sebagai
berikut:
a. Bentuk kegiatan
b. Tujuan
c. Sasaran
d. Biaya dan sumbernya
e. Target pencapaian
f. Waktu pelaksanaan
g. Penanggung jawab
h. Indicator keberhasilan untuk penilaian
7. Pelaksanaan
a. POA dilaksanakan dengan melakukan : pembagian tugas,penggerakan,
koordinasi dan motivasi
b. Kepemimpinan memegang peran yang penting, dimanapemimpin harus
mampu menggerakan dan mengkoordinir stafdan sumber daya lainnya
untuk mencapai target/tujuan yangtelah ditetapkan dalam perencanaan
c. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ditentukan oleh :
modelkepemimpinan, interaksi pimpinan dan staf, interaksi di
antarastaf, factor lingkungan (lintas sektoral dan masyarakat),peraturan
dan situasi sosial politik dan ekonomi.
8. Penilaian
Pada saat kegiatan dilaksanakan dilakukan pemantauan (antaralain
lewat supervise/ bimbingan/ bimbingan teknis /bimtek)dengan tujuan :
a. Mengatasi masalah yang muncul dengan segera.
b. Mengarahkan pencapaian tujuan.
c. Mengatasi penyimpangan dan pelaksanaan yang timbul.
d. Bimtek disertai dengan kala karya dan waskat sangat pentinguntuk
dilakukan secara berkesinambungan.

33
e. Evaluasi kegiatan dilakukan baik menyangkut proses, hasilkegiatan dan
dampaknya (jangka panjang). Indicatorkeberhasilan program, menelaah
data-data yang ada ataupenelitian-penelitian dapat dipergunakan
sebagai alat evaluasi.
f. Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki perencanaan danpelaksanaan di
waktu mendatang.
g. Evaluasi perlu dibarengi dengan umpan balik.
h. Kelemahan dari pelaksanaan program/proyek yang seringkalimuncul
yaitu minimnya perhatian (termasuk dana) untukmelakukan monitoring
dan evaluasi (bimtek), sehingga kegiatan.

34
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Keilmuan


Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 4 16 Januari2016.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Boja 01 Kabupaten
Kendal.

B. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari UPTD dan SPM Puskesmas
Boja Kabupaten Kendal, dan data primer dengan wawancara pada masing
masing penanggung jawab setiap program puskesmas.

C. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan pada Praktik Belajar Lapang di
Puskesmas Boja 01 diperoleh dari data primer dan sekunder.
1. Metode pengumpulan data primer berasal dari wawancara dengan kepala
dan staff puskesmas Boja 01 data sekunder berasal dari laporan SPM
tahun 2015.
2. Data yang terkumpul kemudian diidentifikasi dengan melihat dari
cakupan dan target yang tercapai
3. Memprioritaskan masalah dari data yang telah diidentifikasi dengan
metode matrix problem priority
4. Menganalisis masalah dengan analisis pendekatan sistem.
5. Membentuk alternatif pemecahan masalah dari masalah yang ada.

35
6. Mengambil keputusan
7. Penyusunan rencana kegiatan (POA)

36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengumpulan Data


Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas adalah Unit Organisasi fungsional di bidang pelayanan
kesehatan dasar yang berfungsi sebagai :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
a. Kedudukan
Kedudukan puskesmas boja 01 dalam sistem pemerintahan
daerah kabupaten kendal adalah sebagai unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten kendal bidang kesehatan yang merupakan unit
struktur pemerintahan daerah kabupaten kendal bidang kesehatan di
tingkat kecamatan. Disamping itu di wilayah kerja puskesmas boja
01 terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama
yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti dokter
umum, prektek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan dan sumber daya masyarakat
seperti posyandu, maka kedudukan puskesmas boja 01 adalah
sebagai pembina.
b. Tugas Pokok
Puskesmas boja 01 kabupaten kendal mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagaian teknis operasional Dinas Kesehatan di
bidang pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
secara peripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

37
c. Tujuan Puskesmas Boja 01
Sebagai penjabaran visi puskesmas boja 01, maka tujuan yang akan
dicapai adalah tercapainya masyarakat yang sehat baik dalam perilaku
hidup sehari-hari, dalam lingkungan keluarga, kelompok maupun
masyarakat, serta terjangkaunya pelayanan kesehatan yang bermutu.
Adapun tujuan :
1) memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat
2) mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) hidup dalam lingkungan sehat; dan
4) memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga,kelompok dan masyarakat
d. Motto,Visi , Misi Puskesmas boja 01
1) Motto : Bersama Kami dengan Kualitas Prima Menuju Sehat dan
Mandiri
2) Visi :Menjadi puskesmas yang lebih berkualitas, professional dan
komunikatif dalam memberikan pelayanan.
3) Misi :
- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
- Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
- Membangun suasana kerja yang nyaman, aman dan kondusif
- Meningkatkan profesionalisme pegawai
- Menjalin kerjasama lintas sektor yang harmonis dan saling
mendukung
- Mendorong masyarakat wilayah kerja pusat kesehatan
masyarakat boja 01 untuk hidup sehat dan mandiri
- Transparasi disegala bidang

38
e. Kondisi Geografis Puskesmas Boja 01

Gambar 4.1 Peta Letak Geografis Puskesmas Boja 01


Puskesmas Boja 01 terletak di wilayah Kecamata Boja Kab.
Kendal, dengan jumlah penduduk 54.989 jiwa, sebagian besar bermata
pencaharian sebagai buruh pabrik, petani, pegawai dan pedagang.
Berlokasi di Jl. Raya Bebengan No.201C Bebengan Boja. Tempat yang
cukup strategis, sebagai sentral dari wilayah eks Kawedanan Boja yaitu
Kec. Singorojo dan Kec. Limbangan.
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Boja 01 yaitu 37,61 Ha yang
terdiri atas:
- Tanah tegalan : 788,63 Ha
- Sawah : 310 Ha
- Hutan : 291,48Ha
- Lain-lain : 1.344,11Ha
1) Batas Wilayah kerja
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kaliwungu
Selatan

39
b) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singorojo
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Limbangan
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Semarang
2) Ketinggian
Ketinggian dari permukaan laut 350 m sampai dengan 1000 m
3) Desa di Wilayah Puskesmas Boja 01
Puskesmas Boja di bagi menjadi 2 yaitu Puskesmas Boja 01
dan Puskesmas Boja 02, wilayah kerja Puskesmas Boja 01 meliputi
10 Desa dari 18 Desa di Kecamatan Boja, yaitu :
a) Desa Bebengan
b) Desa Boja
c) Desa Blimbing
d) Desa Salamsari
e) Desa Tampingan
f) Desa Kaligading
g) Desa Campurjo
h) Desa Meteseh
i) Desa Trisobo
j) Desa Purwogondo
4) Tempat Rujukan
Sebagai tempat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Puskesmas
Boja 01 yang saat ini sebagai Puskesmas Rawat Inap terbesar di
Eks Kawedanan Boja, menjadi tempat rujukan dari Puskesmas-
puskesmas sekitarnya, terutama dari Puskesmas Singorojo 01,
Singorojo 02, Puskesmas Boja 02.

40
Gambar 4.2 Skema Puskesmas Rujukan Boja 01
f. Kondisi Demografis Puskesmas Boja 01
1) Pertumbuhan dan Kepadatan penduduk
Luas wilayah, Jumlah penduduk dan Kepadatan Penduduk
Menurut Desa sebagai berikut;
a) Desa Purwogondo : 929 per Km2
b) Desa Kaligading : 1.403 per Km2
c) Desa Salamsari : 784 per Km2
d) Desa Blimbing : 627 per Km2
e) Desa Boja : 3.157 per Km2
f) Desa Bebengan : 1.651 per Km2
g) Desa Meteseh : 1.212 per Km2
h) Desa Trisobo : 565 per Km2
i) Desa Campurjo : 1.784 per Km2
j) Desa Tampingan : 1.888 per Km2
2) Sex Ratio Penduduk
a) Jumlah penduduk total (akhir 2014) : 54.989 jiwa
b) Laki-laki : 27.651 jiwa
c) Perempuan : 27.287 jiwa
g. Keadaan Sosial Ekonomi
1) Banyaknya keluarga Pra Sejahtera, Sejahtera I,II,III,III Plus untuk
tiap desa sebagai berikut :
- Desa Purwogondo : 935

41
- Desa Kaligading : 1117
- Desa Salamsari : 591
- Desa Blimbing : 721
- Desa Bebengan : 1848
- Desa Boja : 2835
- Desa Meteseh : 2833
- Desa Trisobo : 655
- Desa Campurjo : 1506
- Desa Tampingan : 1153
2) Tingkat Pendidikan
- Tidak Tamat SD : 5459
- Tamat SD/SMP : 25651
- Tamat SMA : 5459
- Tamat Akademi/PT : 727
3) Kesehatan
Banyaknya fasilitas kesehatan :
a) Poliklinik :3
b) Puskesmas :1
c) BPS : 20
d) Praktek Dokter Umum : 5
e) Praktek Dokter Gigi :2

B. Proses Manajemen Puskesmas

1. Input (5M)
Input yaitu sumber daya atau masukan yang dikonsumsi oleh suatu sistem.
Sumber daya dari suatu sistem adalah man, money, material, method, dan
marketing, yang disingkat dengan 5M. Proses yaitu semua kegiatan sistem.
Melalui proses akan diubah input menjadi output. Output yatu hasil
langsung (keluaran) suatu sistem efek yaitu hasil tidak langsung yang
pertama dari proses suatu sistem.

42
a. Man (sumber daya manusia)
Man yaitu petugas (medis/paramedis dan non medis/paramedis).
Dipuskesmas Boja 01 petugasnya adalah dokter umum, dokter gigi,
apoteker atau asisten apoteker, epidemilog kesehatahn, nutrisionis,
beberapa perawat, beberapa bidan, sanitarian, laboran dan petugas
kesehatan lainnya.

Dalam mendukung tercapainya standar pelayanan minimal,


Puskesmas Boja 01 ditenagai oleh tenaga medis dan non medis
sebagai berikut :

1. Dokter Umum : 4 orang


2. Ka. TU : 1 orang
3. Dokter Gigi : 1 orang
4. Perawat : 28 orang
5. Perawat Gigi : 1 orang
6. Bidan : 27 orang
7. Penunjang Medis : Laborat : 4 orang
Radiology : 1 orang

Ahli Gizi : 1 orang

Apotek : 1 orang

Sanitarian : 1 orang

Promkes/P2P : 2 orang

Rekam Medik : 1 orang

8. Non Medis Administrasi : 17 orang


Sopir Ambulance : 1 orang

CS & Loundry : 5 orang

Keamanan : - orang

43
Dapur : 5 orang

Status Kepegawaian :

1. PNS : 54 orang
2. CPNS : 4 orang
3. TBL Daerah : 2 orang
4. PTT Pusat : 10 orang
5. Wiyata Bhakti : 31 orang

b. Money (pendanaan)

Pembiayaan Puskesmas berasal dari 3 sumber dana yaitu :

1. Dari APBD II
Melalui setoran pendapatan Puskesmas yang kemudian
dikembalikan 85 % untuk biaya jasa layanan dan operasional

2. Dari BOK
Dalam rangka pencapaian MDGS diberikan dana dari pusat
melalui BOK untuk kegiatan-kegiatan upaya kesehatan
masyarakat ( UKM) yang besarnya untuk tahun 2015 adalah
Rp.

3. Dari JKN
Dana Kapitasi rawat jalan setiap bulan untuk memenuhi
sarana prasarana puskesmas dan juga klaim dari rawat inap.

c. Material (fasilitas)

Puskesmas Boja 01 mempunyai 9 unit gedung

1. Unit Gedung Rawat Jalan / Poliklinik


2. Unit Gedung UGD dan Kantor TU
3. Unit Gedung Perawatan Kelas III
4. Unit Gedung Perawatan Kelas I dan VK

44
5. Unit Gedung Perawatan Kelas II
6. Unit Gedung Pemegang Program/Upaya dan Konsultasi
7. Unit Gedung Dapur dan Loundry
8. Unit Gedung Laboratorium dan Radiology
9. Unit Gedung Kamar Jenazah ( dalam tahap pembangunan)

Jumlah Tempat Tidur Pasien 33 TT, terbagi dalam ruang


perawatan :

1. Ruang Bersalin/VK : 3 TT
2. Ruang Perawatan Kelas I : 4 TT
3. Ruang Perawatan Kelas II : 10 TT
4. Ruang Perawatan Kelas III : 16 TT

Fasilitas Penunjang Medis

1. Mobil Ambulance
2. Mobil Pusling
3. Rontgen / USG
4. Laboratorium Modern
5. EKG
6. Sepeda Motor : 3 buah
7. Tabung Oksigen
8. Kursi Roda
9. Brankard

d. Metode (laporan cara kerja)


Metode ialah prosedur kerja atau standar oprasional
prosedur (SOP) pelayanan kesehatan medis maupun masyarakat di
puskesmas Boja 01 SOP setiap program hampir keseluruhan ada,

45
tetapi belom semuanya tertulis. Setiap prosedur kerja kegiatan
sudah sesuai dengan SOP yang ada.

e. Marketing (sasaran penduduk)


Marketing yaitu masyarakat, kelompok masyarakat, warga
dan individu serta penderita dalam standar pelayanan minimal
kesehatan sasaran populasi di wilayah kerja puskesmas.

2. Proses

a. Perencanaan
1) perencanaan upaya kesehatan wajib
Dalam membuat perencanaan upaya kesehatan wajib,
puskesmas Boja 01 menggunakan RUK. Dimana RUK
digunakan untuk kegiatan yang dibiayai oleh BOK dari
APBD
2) perencanaan upaya kesehatan pengembangan
Puskesmas mengusulkan kegiatan yang sudah ditentukan
oleh APBD dan pemerintah.
b. Pelaksanaan dan pengendalian
Secara umum perencanaan yang diusulkan puskesmas belum
terealisasi dengan baik. Mungkin dapat disebabkan karena adanya
kendala:
1) beberapa tenaga kesehatan puskesmas yang belum
menjalankan tugasnya dengan baik, dengan datang ke
puskesmas tidak tepat waktu.
2) beberapa SOP tidak tertulis
3) tidak terealisasinya kegiatan lain dikarenakan kurangnya
sarana dan prasarana.

Selain itu ada juga beberapa perencanaan yang terealisasinya


dengan baik, seperti:

46
1) terjalinnya kerjasama antar sektor terkait, yaitu antar
tenaga kesehatan dan puskesmas dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan
2) terjalinnya kerjasama dalam bentuk banyak pihak yakni
antar berbagai sektor terkait misalnya antara puskesmas
dengan sektor pendidikan, sektor agama, sektor
kecamatan pada waktu menyelanggarakn upaya
kesehatan sekolah.
3) merealisasikan rencana kegiatan yang sudah disusun
dalam RUK.

c. Pengendalian, Pengawasan dan Pertanggung jawaban


Pelaporan yang dilaksanakan di puskesmas Boja 01 terdiri
atas pelaporan harian, bulanan, dan tahunan. Pelaporan dilakukan
oleh setiap pemegang program dan dikumpulkan kepada
penanggung jawab SP3 setiap bulan untuk dilaporkan ke DKK
secara online.

3. Output

Capaian standar pelayanan miinimal(SPM) puskesmas boja


01 pada tahun 2015 meliputi 14 indikator. Beberapa capaian masih
belum memenuhi target.
4. Hambatan puskesmas
Beberapa capaian yang belum tercapai diakibatkan oleh beberapa
hambatan yang dialamin oleh puskesmas. Hambatan yang
dimksudkan sebagai berikut: a. Sarana dan prasarana masih kurang
b. wilayah kerja puskesmas boja 01 yang luas
c. kesadaran masyarakat akan kepentingan kesehatan masih rendah

47
C. SITUASI UPAYA KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
a. Pelayanan Kesehatan ibu
Pelayanan kesehatan pada ibu terutama pada pelayanan
kesehatan ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan
persalinan , pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru
lahir.

Dalam setiap kehamilan dalam perkembangannya mempunyai


resiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu,
pelayanan kepada ibu hamil harus dilakukan secara rutin sesuai
standar dan terpadu. Sehubungan dengan hal tersebut untuk
mengurangi resiko kematian ibu dan bayi dilakukan pemeriksaan
sebagai berikut :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


2) Ukur Tekanan Darah
3) Nilai Status Gizi ( ukur lingkar lengan atas/ LILA)
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri
5) Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrining Status Imunisasi Tetanus dan memberikan imunisasi
tetatus Toksoid (TT) bila diperlukan
7) Memberikan tablet tambah darah
8) Pemeriksaan Laboratorium ( rutin dan khusus)
9) Penanganan kasus
10) Konseling
11) Mengadakan Kelas Ibu Hamil
b. Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi di puskesmas meliputi :

- Pelayaan imunisasi bagi ibu hamil

48
- Pelayanan imunisasi bagi bayi dan balita
- Pelayanan imunisasi untuk anak sekolah
- Pelayanan imunisasi bagi calon pengantin
c. Pelayanan Kesehatan Gigi
Pelayanan kesehatan gigi meliputi pemeriksaan dalam
gedung dan luar gedung.Untuk pelayanan dalam gedung setiap
hari kerja dan untuk luar gedung yaitu pemeriksaan di sekolah
(UKGS) tiap 1 tahun sekali, untuk pemeriksaan berkala
dilaksanakan oleh pemegang rogram UKS apabila perlu
tindakan kemudian dirujuk ke Puskesmas .

d. Pelayanan Usia Lanjut


Pelayanan Usia lanjut dilaksanakan melalui program lansia
dan prolanis .Untuk program lansia dilaksanakan setiap bulan
sekali ke desa-desa melalui posyandu lansia , juga ke
perkumpulan PWRI setiap bulan sekali dan ke Panti Wredha
Rindang Asih III tiap bulan sekali. Program prolanis
dilaksanakan tiap hari Rabu minggu ke 2 di Puskesmas Boja 01
yang diikuti oleh peserta BPJS dengan penyakit DM dan
Hipertensi. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemeriksaan
darah,pemeriksaan fisik, senam DM,senam Lansia serta
pemberian materi /penyuluhan.

e. Pelayanan UKK
- Pelayanan Kesehatan Perusahaan
- Penyuluhan kesehatan di perusahaan
f. UKS
- Penjaringan siswa baru
- Pemeriksaan berkala anak sekolah
2. Pelayanan Rawat Inap dan Kegawat daruratan
Pelayanan Rawat Inap meliputi Rawat Inap dan Persalinan.Jumlah
tempat tidur untuk rawat inap:

49
Kelas I : 4 tempat tidur
Kelas II : 10 tempat tidur
Kelas III : 16 tempat tidur
Persalinan : 3 tempat tidur

3. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Puskesmas Boja 01 terletak di pinggir jalan utama, dekat
pasar,dekat sekolahan dan mudah dijangkau. Banyak kendarasan
umum yang melewati Puskesmas sehingga banyak pasien dari luar
wilayah yang memilih berobat ke Puskesmas Boja 01. Sesuai motto
dan visi misi Puskesmas Boja 01 untuk melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai standar pelayanan yang berlaku, dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau menjadikan
puskesmas yang lebih berkualitas , profesional dan komunikatif dalam
memberikan pelayanan agar tercipta masyarakat yang sehat dan
mandiri.

4. Perilaku Hidup Masyarakat


Masyarakat Wilayah Puskesmas Boja 01 mempunyai perilaku
hidup bersih dan sehat antara lain:

1. Persalinan yang dibantu tenaga kesehatan, .


Dalam satu keluarga yang apabila terdapat anggota keluarga yang
hamil atau pernah melahirkan dalam proses persalinan dibantu
oleh tenaga kesehatan

2. Asi Eklusif
Jika dalam keluarga terdapat ibu menyusui apakah hanya
memberikan ASI dan apabila juka dalan keluarga tidak terdapat ibu
menyusui maka pengetahuan keluarga mengenai asi ekslusif.

3. Melakukan penimbangan balita secara rutin melakukan.

50
Dalam keluarga terdapat anak balita apakah penimbangan secara
rutin di Posyandu ataupun di fasilitas kesehatan terdekat

4. Kebutuhan masyarakat akan gizi seimbang


Kebutuhan gizi dalam satu keluarga diharapkan dapat memenuhi
gizi keluarganya. Minimal dalam satu minggu makanan terdapat
sayuran, lauk hewani serta buah.

5. Tersedianya air bersih


Kebutuhan air bersih keluarga keluarga terpenuhi baik dari
PAM/PDAM ataupun Pamsimas.

6. Terpenuhinya jamban sehat


Setiap keluarga mempunyai jamban sehat yang memenuhi standar
lingkungan yaitu setiap keluarga memiliki jamban sendiri-sendiri.

7. Kepemilikan tempat sampah


Kepemilikan tempat pembuangan sampah setiap rumahnya
memiliki tempat pembuangan sampah dan pembuangan limbah
rumah tangga sendiri-sendiri

8. Keadaan lantai rumah yang kedap terhadap air,


Keadaan lantai rumah yang sudah kedap air sehingga tidak
menimbulkan kubangan serta becek.

9. Aktifitas Fisik
Aktifitas fisik yang dimaksud adalah melakukan sedikitnya 15
menit melakukan olahraga dalam sehari.

10. Tidak Merokok


Kebiasaan keluarga atau salah satu anggota keluarga merokok
didalam rumah dianggap belum mencerminkan berperilaku hidup
bersih dan sehat. Minimal jika merokok dilakukan di luar rumah
dan tidak anggota keluarga lain di sekitarnya

51
11. Cuci Tangan Pakai Sabun
Kebiasaan cuci tangan dalam keluarga dengan memakai sabun.
Diharapkan dalam rumah menyediakan tempat cuci tangan yang
airnya mengalir.

12. Gosok Gigi


Kebiasaan gosok gigi dalam setiap keluarga minimal 2 kali sehari
dan setiap anggota keluarga mempunyai sikat gigi masing-masing
serta menggunakan pasta gigi.

13. Narkoba/Miras
Dalam satu keluarga mempunyai kebiasaan menggunakan narkoba
dan minum minuman keras maka dalam satu keluarga dianggap
tidak melakukan hidup bersih dan sehat.

14. Jaminan Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga mempunyai jaminan kesehatan keluarga baik
BPJS, ASKES, asuransi kesehatan swasta.

15. Pemberantasan Sarang Nyamuk


Kebiasaaan keluarga dalam melakukan kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk minimal seminggu sekali menguras bak mandi
serta melakukan kebersihan lantai serta rumah.

5. Keadaan Lingkungan
Puskesmas Boja 01 berada di lingkungan penduduk yang terdiri
dari beberapa gedung yang terpisah-pisah.Untuk memenuhi kebutuhan
air bersih dengan membuat sumur gali di lingkungan Pukesmas secara
terpisah berjumlah 3 sumur gali. Ketiga sumur gali diperiksa setiap 1
tahun 2 kali untuk pemeriksaan secara bakteriologis.

1. Sumur 1 terletak dirawat jalan utk melayani instalansi rawat


jalan yaitu Pelayanan Pemeriksaan Umum, Apotik, Loket,
Imunisasi, KIA,Pelayanan Pemeriksaan gigi, dan musholla.

52
2. Sumur 2 terletak di belakang ugd utk melayani instalasi
Laboratorium, Rontgen, Kantor, UGD
3. Sumur 3 terletak di samping dapur utk melayani instalasi Dapur,
Rawat Inap, Ruang Program ( Gizi, Promkes, Kesling, P2P, dll)

Untuk penanganan limbah medis Puskesmas Boja 01 menjalin


kerjasama dengan PT Medivest mulai bulan Juli 2015 ,sedangkan
pengambilan limbah medis di ambil tiap bulan sekali (minggu
pertama), sebelumnya adanya kerjasama dengan PT. Medivest untuk
penanganan limbah medis dilakukan pembakaran dengan
menggunakan incenerator. Untuk limbah non medis diambil dari dinas
kebersihan Kabupaten Kendal setiap 1 minggu sekali ( hari kamis ).
Untuk limbah medis dari laborat di buang ke septik tank

53
2. Analisis Masalah dan Upaya Pemecahan
a) Capaian SPM
Tabel 4.1 Capaian SPM
No Masalah Target Penyebut Pembilang Capaian
2015 (%)
KIA
1. Cakupan kunjungan ibu hamil 96% 1031 895 86,81
(K4)
2. Cakupan komplikasi kebidanan 80% 206 200 97,09
yang ditangani
3. Cakupan petolongan persalinan 95% 985 886 89,95
oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
4. Cakupan pelayanan nifas 86% 985 883 89,64
5. Cakupan neonatus dengan 70% 141 195 138,30
komplikasi yang ditangani
6. Cakupan kunjungan bayi 92,11% 938 917 97,76
7. Cakupan Desa/Kelurahan 100% 10 8,75 87,50
Universal Child Immunization
(UCI)
8. Cakupan pelayanan anak balita 85% 2814 2473,0 87,88
9. Cakupan peserta KB aktif 70% 10290 8565,3 83,24
Gizi
10. Cakupan pemberian MP-ASI 85% 663 159,8 24,11
pada anak 6-24 bulan dari
keluarga miskin
11. Cakupan balita gizi buruk yang 100% 3 3 100,00
mendapat perawatan
UKS
12. Cakupan penjaringan kesehatan 100% 5554 5491 98,87
siswa SD dan setingkat
P2P
13. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit:
a. Acut Flacid Paralysis 100% 1 0 0,00
(AFP) rate per
100.000Penduduk < 15
tahun
b. Penemuan Penderita 90% 362 76 20,99
Pneumonia Balita
c. Penemuan Pasien Baru 85% 55 17 30,91
TB BTA Positif
d. Penderita DBD yang 100% 39 62 158,97
ditangani
e. Penemuan Penderita 100% 2161 532 24,62
Diare
Pengobatan
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan 85% 22124 0 0,00
Dasar Pasien Masyarakat Miskin

54
b) Identifikasi Masalah
Berdasarkan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) periode
januari desember tahun 2015 Puskesmas Boja 01 didapatkan
beberapa permasalahan yaitu:
Tabel 4.2 Identifikasi Masalah
No Daftar Masalah TARGET SASARAN CAPAIAN Capaian
2015 2015 (%)
1 Cakupan kunjungan ibu hamil 96% 994 895 86,81%
(K4)
2 Cakupan pertolongan 95% 949 886 89,95%
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
3 Cakupan Desa/Kelurahan 100% 10 8 87,50%
Universal Child Immunization
(UCI)
4 Cakupan pemberian MP-ASI 85% 663 160 24,11%
pada anak 6-24 bulan dari
keluarga miskin
5 Penemuan Penderita 90% 362 76 20,99%
Pneumonia Balita
6 Penemuan Pasien Baru TB 85% 55 17 30,91%
BTA Positif
7 Acut Flacid Paralysis (AFP) 100% 1 0 0,00
rate per 100.000 penduduk
<15 tahun
8 Penemuan Penderita Diare 100% 2161 532 24,62%
9 Cakupan pelayanan kesehatan 85% 22124 0 0,00
dasar pasien masyarakat
miskin
10 Cakupan penjaringan 100% 5554 5491 98,87%
kesehatan siswa SD dan
setingkat

c) Prioritas Masalah (Matrix Problem Priority)


Tabel 4.3 Prioritas Masalah

No Masalah Manfaat Usaha Extended Ranking


Berdasarkan matrix problem priority didapatkan
valueprioritas
(*)
1 Cakupan adalah
masalah pemberianpenemuan
MP-ASI 8
penderita diare, 8akan tetapi64 setelah V
pada anak 6-24 bulan dari
keluarga miskin
dilakukan konfirmasi dengan pihak penanggung jawab dan kepala
2 Penemuan Penderita Pneumonia 9 4 36 II
puskesmas,
Balita bahwa penemuan penderita diare sebenarnya target telah
3 Penemuan Pasien Baru TB BTA 9 7 63 IV
tercapai
Positif dan terdapat kesalahan entry data laporan hasil kinerja
4 Penemuan
sehingga Penderita
dalam SPM Diare 9
menunjukkan hasil 3
target tidak 27
tercapai. I
5 Cakupan pelayanan kesehatan 7 8 54 III
dasar pasien masyarakat miskin

55
Untuk prioritas masalah kedua adalah penemuan penderita
pneumonia balita, akan tetapi dari pihak puskesmas menyatakan
bahwa untuk definisi operasionalnya belum jelas. Terdapat 2 kriteria
diagnosis yang ditentukan oleh pihak puskesmas sendiri, yakni sesak
nafas dan tarikan dada, akan tetapi apabila berdasarkan sesak nafas
maka hasil yang didapat sangat tinggi sedangkan bila berdasarkan
kriteria tarikan dada hasilnya tidak mencapai target, sehingga hal ini
menyebabkan pneumonia tidak dipilih dalam prioritas masalah.

Untuk prioritas ketiga adalah cakupan pelayanan kesehatan


dasar pasien masyarakat miskin. Namun untuk capaiannya tidak
didapatkan data (nol), hal ini dikarenakan data tidak valid.

Untuk prioritas keempat adalah penemuan pasien baru TB BTA


positif dimana target yang ditentukan belum tercapai.

Untuk prioritas terakhir adalah cakupan pemberian MP-ASI


pada anak 6-24 bulan dari keluarga miskin, tetapi setelah dievaluasi
kepada penanggung jawab program bahwa sebenarnya pencapaian
dalam program ini telah mencapai target, anak usia 6-24 bulan telah
mendapatkan MP-ASI baik dari orang tua, swadaya masyarakat, dan
desa selama 2 tahun lamanya.

Berdasarkan diskusi dengan kepala Puskesmas telah disepakati


bahwa prioritas utama adalah penemuan pasien baru TB BTA
positif.

56
d) Analisis penyebab masalahan
Berdasarkan analisis penyebab masalah dengan metode
pendekatan sistem didapat penyebab masalah sebagai berikut yaitu:
Tabel 4.4 Analisis Penyebab Masalah
No. Komponen Penyebab Masalah Hasil wawancara/observasi Keterangan
Prioritas Masalah Penemuan Pasien Baru TB 30,91%
BTA Positif
I Proses Manajemen (P1) - Belum adanya PTP/
RTP tahunan
puskesmas
- Tidak adanya
pedoman tertulis dari
pemegang program
dalam perencanaan
kegiatan
- Belum adanya SOP
kegiatan

Penggerakan dan pelaksanaan Kurangnya feedback dan


(P2) masukan dari peserta
LOKMIN
Pengawasan, pengendalian dan Belum adanya koordinasi
penilaian (P3) dengan dokter praktik swasta
dan kader kesehatan.
II Input
Man Kurangnya SDM
Money
Methode Metode yang digunakan
kurang efektif
Material
Marketing - Kurangnya
sosialisasi dari dinas
kesehatan tentang
penemuan kasus TB
BTA positif ke
pemegang program
- Kurangnya
sosialisasi dari
petugas puskesmas
ke masyarakat
III Lingkungan

Fisik - Lingkungan kerja


kurang nyaman, dan
kurang kondusif
- Tidak adanya ruang
khusus untuk
konseling
Non Fisik

57
e) Kerangka Konsep

Fisik:
Lingkungan lingkungan kerja kurang nyaman, kurang
kondusif dan tidak ada ruangan khusus
untuk konseling.

Input Proses Output Outcome Impact

Man:
Kematian
kurangnya SDM Cakupan 30,91%
P1(Perencanaan): kesakitan
Methode: - belum adanya PTP/RTP tahunan kecatatan
metode yang digunakan kurang puskesmas
1. Turunnya
efektif
-tidak adanya pedoman tertulis dari kesadaran
Marketing: pemegang program dalam masyarakat untuk
- kurangnya sosialisasi dari perencenaan kegiatan memeriksakan
DKK tentang penemuan kasus dirinya
TB BTA positif ke pemegang -belum adanya SOP kegiatan 2. Rendahnya
program. penemuan kasus
P2(Pelaksanaan dan TB BTA positif
-Kurangnya sosialisasi dari pengerakkan)
petugas puskesmas ke kurangnya feedback dan masukan
masyarakat dari peserta LOKMIN

P3(Pengawasan, pengendalian
dan penilaian)
belum adanya koordinasi
koordinasi dokter praktik swasta
dan kader kesehatan

Gmabar 4.3 Skema Kerangka Konsep

58
Berdasarkan analisis penyebab masalah didapatkan masalah
yang bersumber dari input, proses dan lingkungan.

f) Alternatif pemecahan masalah


Berdasarkan permasalahan yang ada dapat diuraikan berbagai
macam alternatif masalah, yaitu:
Tabel 4.5 Alternatif Pemecahan Masalah
No Penyebab Masalah Kegiatan Alternatif
1. Belum adanya PTP/RTP tahunan puskesmas di adakannya PTP/RTP
setiap tahunnya
2. Tidak adanya pedoman tertulis dari pemegang membuat pedoman tertulis
program dalam perencanaan kegiatan

3. Belum adanya SOP kegiatan Membuat SOP kegiatan

4. Kurangnya feedback dan masukan dari peserta Mengadakan diskusi tiap


LOKMIN program saat LOKMIN.
5. Belum adanya koordinasi dengan dokter - Koordinasi dokter
praktik swasta dan kader kesehatan. praktik swasta dan
kader kesehatan
dengan pemegang
program mengenai
pasien dengan TB
BTA positif dalam
bentuk pelaporan
- Membuat jadwal
kegiatan pelaksanaan
penemuan TB dengan
dokter praktik swasta
dan kader kesehatan
6. Kurangnya SDM - Mengoptimalkan SDM
yang sudah ada untuk
ikut serta dalam
melaksanakan
kegiatan.
- Melakukan bina teknis
pada SDM mengenai
program TB
7. Metode yang digunakan kurang efektif Berkoordinasi dengan tokoh
masyarakat dalam pelacakan
pada masyarakat yang
terkena batuk lebih dari 2
minggu
8. Kurangnya sosialisasi dari dinas kesehatan - Diadakannya rapat rutin
tentang penemuan kasus TB BTA positif ke dan evaluasi dari DKK
pemegang program ke puskesmas
- Meningkatkan
komunikasi dan
koordinasi antara pihak
pemegang program dan
pihak DKK

59
9. Kurangnya sosialisasi dari petugas puskesmas - Mengadakan
ke masyarakat penyuluhan tentang
penyakit TB, meliputi
pengobatan dan cara
penularan
- Bekerjasama dengan
lintas program dalam
meningkatkan promosi
tentang penyakit TB.
10. Lingkungan kerja kurang nyaman, dan kurang - Menciptakan ruangan
kondusif yang bersih, rapi dan
nyaman
11 Tida adanya ruang khusus untuk konseling - Menyediakan ruang
khusus untuk konseling

g) Pengambilan keputusan (Matrix Cost Benefit)


Berdasarkan alternatif masalah dapat diambil sebuah putusan yaitu:

Tabel 4.6 Pengambilan Keputusan

No Alternatif Pemecahan Masalah Manfaat Biaya Ratio Ranking


1. Di adakannya PTP/RTP setiap 9 7 1,2 X
tahunannya
2. Membuat pedoman tertulis 8 4 2 III
3. Membuat SOP kegiatan 9 4 2,25 II
4. Mengadakan diskusi tiap program 6 7 0,85 XV
saat LOKMIN
5. Koordinasi dokter praktik swasta dan 8 3 2,6 I
kader kesehatan dengan pemegang
program mengenai pasien dengan TB
BTA positif dalam bentuk pelaporan.
6. Membuat jadwal kegiatan 5 3 1,67 V
pelaksanaan penemuan TB dengan
dokter praktik swasta dan kader
kesehatan
7. Mengoptimalkan SDM yang sudah 7 4 1,75 IV
ada untuk ikut serta dalam
melaksanakan kegiatan.
8. Melakukan bina teknis pada SDM 8 8 1 XII
mengenai program TB
9. Koordinasi petugas dan kader 8 5 1,6 VI
kesehatan dengan petugas puskesmas
mengenai pasien dengan TB BTA
positif
10. Berkoordinasi dengan tokoh 9 8 1,125 IX
masyarakat dalam penemuan TB
BTA positif pada masyarakat yang
terkena batuk lebih dari 2 minggu
11. Diadakannya rapat rutin dan evaluasi 7 8 0,875 XIV
dari DKK ke puskesmas

60
12. Meningkatkan komunikasi dan 7 5 1,4 VIII
koordinasi antara pihak pemegang
program dan pihak DKK
13. Mengadakan penyuluhan tentang 9 6 1,5 VII
penyakit TBC, meliputi pengobatan
dan cara penularan
14. Bekerjasama dengan lintas program 7 6 1,16 XI
dalam meningkatkan promosi tentang
penyakit TBC
15. Menciptakan ruangan yang bersih, 5 6 0,83 XVI
nyaman dan kondusif

16. Menyediakan ruang khusus untuk 8 9 0,88 XIII


konseling

Plan of Action

Tabel 4.7 plan of action

No What Who Where When How much


1 Persiapan 1.Pendataan Dokter Di tempat Di lakukan Rp.100.000
pasien suspect praktik praktik pelaporan
TB swasta, dokter, sebulan
2. membuat kader atau sekali
jadwal kesehatan, tempat
pelaporan pemegang pelayanan
penemuan program kesehatan
dengan suspect dan yang
TB BTA paisen lainnya
positif dengan
suspect
TB
2 Pelaksanaan Setiaip Dokter Di tempat Di Rp.50.000
ditemukan praktik praktik laksanakan
pasien dengan swasta, dokter, setiap
suspect TB kader atau akhir
BTA positif di kesehatan, tempat bulan
laporkan pada pemegang pelayanan
petugas program kesehatan
puskesmas dan yang
yang paisen lainnya
bertanggung dengan
jawab setiap suspect
sebulan sekali TB
3 Pengawasan, Pelaporan Dokter Di tempat Di lakukan Rp.150.000
pengendalian tepat waktu, praktik praktik setiap 3
dan pendataan swasta, dokter, (tiga)
penilaian lengkap, kader atau bulan
terdokumentasi kesehatan, tempat sekali
dan berikan pemegang pelayanan
feedback program kesehatan

61
dan yang
paisen lainnya
dengan
suspect
TB

62
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan capaian standart pelayanan minimal (SPM), daftar


masalah yang masih dibawah target antara lain; cakupan kunjungan
ibu hamil (K4), pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan, cakupan desa/ kelurahan
universal child immunization (UCI), cakupan pemberian MP ASI
pada anak 6-24 bulan dari keluarga miskin, penemuan penderita
pneumonia balita, penemuan pasien baru TB BTA positif, Acute
Paralysis Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun, penemuan
penderita diare, cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
masyarakatt miskin, cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat.
2. Prioritas masalah berdasarkan matrix problem priority antara lain;
cakupan pemberian MP ASI pada anak 6-24 bulan dari keluarga
miskin, penemuan penderita pneumonia balita, penemuan pasien
baru TB BTA posistif, penemuan penderita diare, dan cakupan
pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin.
3. Berdasarkan urutan prioritas masalah yang ada, masalah utama
yang ditetapkan adalah penemuan pasien baru TB BTA positif.
4. Kendala yang menyebabkan belum tecapainya target pada
penemuan pasien baru TB BTA positif yaitu; Kurangnya sosialisasi
dari dinas kesehatan tentang penemuan kasus TB BTA positif ke
pemegang program, Kurangnya sosialisasi dari petugas puskesmas
ke masyarakat, Belum adanya koordinasi dengan dokter praktik
swasta dan kader kesehatan,Tidak adanya pedoman tertulis dari

63
pemegang program dalam perencanaan kegiatan, Belum adanya
SOP kegiatan, Metode yang digunakan kurang efektif,Lingkungan
kerja kurang nyaman, dan kurang kondusif, Tidak adanya ruang
khusus untuk konseling.
5. Pengambilan keputusan berdasarkan matrix cost benefit alternatif
pemecahan masalah adalah koordinasi dengan dokter praktik
swasta dan kader kesehatan
B. Saran
1. Membuat Rancangan Tingkat Puskesmas (RTP) tiap tahunnya.
2. Meningkatkan koordinasi dengan dokter swasta dalam melakukan
penemuan dan pelaporan kasus TB baru BTA positif.
3. Meningkatkan upaya promosi kesehatan terutama mengenai
penyakit TB kepada masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas
baik didalam maupun diluar gedung Puskesmas.
4. Memaksimalkan pelayanan kesehatan di dalam Puskesmas sesuai
Standart Pelayanan Minimal (SPM) terutama mengenai
pencegahan dan pengobatan penyakit TB.
5. Membuat SOP secara tertulis pada semua program kegiatan.
6. Meningkatkan dan mengoptimalkan kualitas SDM yang telah ada.
7. Mempertahankan program, kinerja, kerjasama dan pelayanan yang
sudah dicapai serta lebih inovatif.

64
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan. Departemen Kesehatan, Jakarta. 2004.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri


Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan. Departemen Kesehatan, Jakarta.
2004.

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik
Indonesia Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di Daerah. Departemen
Kesehatan, Jakarta.2005

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik
Indonesia nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di Puskesmas. Departemen
Kesehatan, Jakarta. 2008

5. Notoadmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta,


Jakarta.2007.

6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. UU No 23 Tahun 1992


Tentang
Kesehatan (Pasal 22 Ayat 3). Departemen Kesehatan, Jakarta.1991

7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Praktis


Pelaksanaan Kerja Di
Puskesmas. Balai Pelatihan Kesehatan .Salaman, Magelang. 2000.

65
8. World Health Organization. Environmental Health. Regional Officer For
South-east
Asia. 2005.

9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Bantuan


Operasional
Kesehatan 2010. Departemen Kesehatan, Jakarta. 2012

10. Departemen Kesehatan Kota Dumai. Profil Pengendalian Penyakit Dan


Penyehatan
Lingkungan. Departemen Kesehatan, Dumai. 2008

11. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan


Ibu dan
Anak . Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS-KIA). Kementerian Kesehatan, Jakarta. 2010.

12. Keputusan Gubernur Jawa Tengah . No. 71/th.2004 Tentang Standart


Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan. Semarang. 2004

13. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Target Cakupan berdasar


Permenkes RI
No. 741/Menkes/PER/VII/2008. Departemen Kesehatan, Jakarta.
2008

14. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Rencana Aksi
Nasional Pelayanan Keluarga Berencana Tahun 2014-2015.
Kementerian Kesehatan, Jakarta. 2013.

66
15. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia No 1202/Menkes/SK/VIII/2003. Indikator Indonesia
Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat Dan
Kabupaten/Kota Sehat. Kementerian Kesehatan, Jakarta. 2003

16. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.


Program
Prioritas Nasional Pemberantasan Penyakit Menular Jangka
Menengah 2005-2009. Kementerian Kesehatan, Jakarta. 2005

17. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Kesehatan


Republik Indonesia
No. 228/MENKES/SK/III/2002 Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah. Kementerian Kesehatan, Jakarta.2002

18. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Kesehatan


Republik Indonesia
No. 1439/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Penggunaan Gas Medis
Pada Sarana Pelayanan Kesehatan. Kementerian Kesehatan,
Jakarta.2002

19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Kesehatan


Republik Indonesia
No. 1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan, Jakarta.2004.

20. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengobatan Dasar


di
Puskesmas 2008. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 2008

67
21. Effendy. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC,
Jakarta. 1998

22. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program Pengobatan.


Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 2011

23. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program Pengobatan Dasar.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 2009

24. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan


Dasar. Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
Jakarta. 2012

25. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pengembangan Usaha


Kesehatan
Sekolah. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 2012

26. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Upaya Kesehatan


Olahraga di
Puskesmas. Departemen Kesehata, Jakarta. 2010 hal: 7-28

27. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik
Indonesia Nomor 1758/MENKES/SK/XII/2003 Tentang Standar
Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar. Departemen Kesehatan,
Jakarta 2003

28. Soehadi dkk. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja Di Puskesmas.


Podorejo Offset.
Jakarta. 2000.

68
29. Direktorat Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pedoman
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas. Direktorat
Kesehatan Gigi, Jakarta. 2000.

30. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. UU Nomor 36 tahun 2009


Tentang
Kesehatan. Departemen Kesehatan, Jakarta 2009

31. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik
Indonesia nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, Pasal 1. Departemen Kesehatan, Jakarta 2003

32. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik
Indonesia Nomor 1215/MENKES/SK/XI/2001 tentang Pedoman
Kesehatan Matra. Departemen Kesehatan, Jakarta. 2001

33. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan


Republik
Indonesia Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia. Departemen
Kesehatan, Jakarta. 2009

69
LAMPIRAN

70
71
CAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
PERIODE : JANUARI S/D DESEMBER TAHUN 2015

No Masalah Target Penyebut Pembilang Capaian


2015 (%)
KIA
1. Cakupan kunjungan ibu hamil 96% 1031 895 86,81
(K4)
2. Cakupan komplikasi kebidanan 80% 206 200 97,09
yang ditangani
3. Cakupan petolongan persalinan 95% 985 886 89,95
oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
4. Cakupan pelayanan nifas 86% 985 883 89,64
5. Cakupan neonatus dengan 70% 141 195 138,30
komplikasi yang ditangani
6. Cakupan kunjungan bayi 92,11% 938 917 97,76
7. Cakupan Desa/Kelurahan 100% 10 8,75 87,50
Universal Child Immunization
(UCI)
8. Cakupan pelayanan anak balita 85% 2814 2473,0 87,88
9. Cakupan peserta KB aktif 70% 10290 8565,3 83,24
Gizi
10. Cakupan pemberian MP-ASI 85% 663 159,8 24,11
pada anak 6-24 bulan dari
keluarga miskin
11. Cakupan balita gizi buruk yang 100% 3 3 100,00
mendapat perawatan
UKS
12. Cakupan penjaringan kesehatan 100% 5554 5491 98,87
siswa SD dan setingkat
P2P
13. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit:
a. Acut Flacid Paralysis 100% 1 0 0,00
(AFP) rate per
100.000Penduduk < 15
tahun
b. Penemuan Penderita 90% 362 76 20,99
Pneumonia Balita
c. Penemuan Pasien Baru 85% 55 17 30,91
TB BTA Positif
d. Penderita DBD yang 100% 39 62 158,97
ditangani
e. Penemuan Penderita 100% 2161 532 24,62
Diare
Pengobatan
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan 85% 22124 0 0,00
Dasar Pasien Masyarakat Miskin

72
CAPAIAN MDGs PUSKESMAS PERIODE : JANUARI S/D
DESEMBER TAHUN 2015
UPTD : PUSKESMAS BOJA 01
No Kegiatan Target SASARAN CAPAIAN Realisasi
2015 2015 (%)
I. MDGs 1: MENENTUKAN PREVALENSI
GIZI KURANG
1 Prevalesnsi Gizi kurang pada anak balita (0- 6.00% 2435 90 3,70
60 tahun)
2 Prevalensi Gizi Buruk pada anak balita (0-60 0,05% 3808 3 0,08
bulan)
II. MDGs 4: MENURUNKAN ANGKA
KEMATIAN
1 Angka kematian balita per 1000 kelahiran 12/1000 3808 2 0,53
Hidup KH (21)
2 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran 2,5/1000 938 5 5,33
hidup KH (41)
3 Angka kematian neonatal per 1000 kelahiran 7.0/1000 938 7 7,46
hidup KH (120)
4 Proporsi anak umur <1 tahun di imunisasi 100% 938 917 97,76
dasar lengkap
III. MDGs 5: MENGURANGI 3/4 ANGKA
KEMATIAN IBU
1 Angka kematian Ibu (AKI) per 100.000 19 994 0
kelahiran hidup (116/1000
00 KH)
2 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 95% 949 886 93,36
terlatih
3 Tingkat pemakaian kontrasepsi wanita yang 85% 10290 7961 77,36
menikah usia 15-49 metode modern
4 Cakupan pelayanan Antenatal (ANC) :
a. Kunjungan pertama 100% 994 935 94,06
b. Kunjungan minimal 4 kali 96% 994 903 90,85
IV . MDGs 6: MENGENDALIKAN HIV DAN
AIDs, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR
LAINNYA
1 Prevalensi kasus HIV 0,004% 49686 2 0,00
2 Jumlah kasus TB per 100.000 penduduk 107/10000 49686 17 34,21
0
3 Presentase kasus TB Paru ( BTA positif) yang 80% 55 17 30,21
di temukan
4 Presentase kasus TB Paru (BTA positif) yang 85% 55 17 30,91
di sembuhkan
5 Angka penemuan kasus malaria per 1000 0,03% 49686 0 30,91
penduduk
V. MDGs 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN
LINGKUNGAN HIDUP
1 Proporsi rumah tangga dengan akses 65% 16107 3658 22,71
berkelanjutan terhadap air minum layak,
perkotaan dan perdesaan
2 Proporsi rumah tangga dengan akses 65% 3543 2903 81,94

73
berkelanjutan terhadap sanitasi dasar,
perkotaan dan perdesaan

74
75
76
77
78
79
80
81
82

Anda mungkin juga menyukai