J
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PASIEN
HIPERURISEMIA
Disusun untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik
Klinikita Setiabudi
Disusun Oleh :
H2A012054
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Tn. J
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PASIEN HIPERURISEMIA
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn. J berbentuk nuclear family didapatkan pasien atas nama Tn. J
usia 43 tahun, pendidikan SMA, bekerja sebagai buruh pabrik dengan penyakit hiperurisemia.
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pergelangan kaki kanan terasa nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke klinik karena merasakan adanya nyeri pergelangan kaki kanan
sejak 3 hari yang lalu. Nyeri pergelangan kaki yang timbul secara tiba – tiba. Nyeri
pergelangan kaki dirasakan hilang timbul dengan intensitas yang berbeda – beda,
nyeri pergelangan muncul apabila pasien memakan makanan berlemak dan tinggi
purin secara berlebih dan menghilang apabila sudah mengkonsumsi obat. Keluhan
lain seperti nyeri kepala, jantung berdebar, nyeri dada, sesak, muntah dan gangguan
tidur disangkal. Pasien sudah melakukan diet dan berolahraga tetapi tidak teratur serta
mengkonsumsi obat sejak 6 tahun yang lalu namun tidak diminum secara rutin.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : diakui, sejak 6 tahun yang lalu
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat kolesterol : diakui, pada 1bulan yang lalu
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat gastritis : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : diakui, (ayahnya)
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat kolesterol : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan-makanan asin : disangkal
Riwayat merokok : diakui, sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat minum alkohol : diakui, sejak 6 tahun yang lalu
Riwayat olahraga teratur : disangkal (pasien tidak berolahraga secara
teratur)
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang buruh pabrik di kota Semarang. Pasien tinggal berempat
bersama istri dan kedua anaknya. istrinya adalah seorang pegawai bank swasta di
Semarang. Anak pertama dari pasien adalah seorang pelajar SMA, sedangkan anak
keduanya sebagai pelajar SMP. Penghasilan perbulan keluarga pasien ini lebih dari
sama dengan Rp. 9.000.000. Biaya pengobatan menggunakan dana pribadi.
Kesan ekonomi : cukup.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 4 kali sehari dengan nasi,makanan bersantan dan lauk (ayam,
dan telor). Intake air putih sehari minimal 5 gelas. Pasien tidak terlalu sering
mengkonsumsi kopi namun sering mengkonsumsi teh manis. Pasien memiliki
kebiasaan makan tidak teratur dan makan makanan berlemak (gorengan). Gizi kesan
berlebih.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 79 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,7 ° C
2. Status Gizi
BB = 83 kg
TB = 174 cm
83 83
IMT = 2 = = 27.48 kg/m2 (Overweight)
1, 74 3.02
3. Kepala : Mesosefal
4. Mata : Konjungtiva palpebral anemis (-), sklera ikterik (-)
5. Hidung : Discharge -/-
6. Telinga : Discharge -/-
7. Mulut : Anemis (-) T1-T1, faring hiperemis (-)
8. Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
9. Thorax :
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Thrill (-), pulsus epigastrium (-), sternal lift (-)
Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi: Suara dasar I –II reguler, bising (-)
Paru :
Inspeksi : Simetris, gerakan hemithoraks dextra = sinistra
Palpasi : Stem fremitus dextra = sinistra
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
10. Abdomen :
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+), pekak sesisi (-), pekak alih (-)
Palpasi : Nyeri tekan hipokondrium sinistra dan epigastrium (-), benjolan (-)
11. Ekstremitas :
Ekstremitas Superior Inferior
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab Hasil Nilai Normal
Asam Urat (AU) 9,6 mg/dl Pria : 3,5 - 7 mg/dl
Wanita : 2,6 – 6 mg/dl
Kolesterol total 180 < 200
Trigliserida 125 mg/dl <150 mg/dl
GDS 130 mg/dl 60 - 200 mg/dl
GDP 90 mg/dl 72 – 126 mg/dl
D. RESUME
Seorang pasien laki-laki bernama Tn. J berusia 43 tahun datang ke klinik dengan
keluhan nyeri pada pergelangan kaki kanan. Nyeri dirasakan sejak 3 hari yang lalu dan
timbul secara tiba – tiba, nyeri pergelangan kaki terasa hilang-timbul dengan insensitas
yang berbeda – beda, nyeri timbul terutama pada saat pasien mengkonsumsi makanan
berlemak dan tinggi purin secara berlebih, nyeri tidak mengganggu aktivitas dan hilang
dengan sendiri. Keluhan lain disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum sadar dan tampak sakit ringan, tekanan darah normal dan status gizi kesan
overweight. Dan dari pemeriksaan penunjang didapatkan Asam Urat adalah 9,6 mg/dl.
FOLLOW UP
Tanggal 13 Juli 2016
o Subyektif : Keluhan nyeri pergelangan kaki kanan sudah berkurang
o Obyektif : keadaan umum baik, compos mentis
o Tanda vital
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 79 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7°C
o Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva palpebral anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : Discharge -/-
Telinga : Discharge -/-
Mulut : Anemis (-) T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax :
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Thrill (-), pulsus epigastrium (-), sternal lift (-)
Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi: Suara dasar I – II reguler, bising (-)
Paru :
Inspeksi : Simetris, gerakan hemithoraks dextra = sinistra
Palpasi : Stem fremitus dextra = sinistra
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen :
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+), pekak sesisi (-), pekak alih (-)
Palpasi : Nyeri tekan hipokondrium sinistra dan epigastrium (-), benjolan (-)
Ekstremitas :
Ekstremitas Superior Inferior
o Assesment : Hiperurisemia
o Planning : Terapi medikamentosa dilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa
mengurangi konsumsi alkohol, merokok, dan makanan berlemak juga mengandung
tinggi purin, tingkatkan makan makanan yang rendah purin dan air putih, atur pola
makan, menurunkan berat badan, atur waktu untuk istirahat, olahraga teratur.
FLOW SHEET
Nama : Tn. J ( 43 tahun)
Diagnosis : Hiperurisemia
Tabel 2. Flowsheet Tn. J
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
13/07/16 Tensi : 130/80 mmHg Nyeri Medikamentosa : - Produksi
Nadi : 79 x/menit pergelanga - Reucid (Allopurinol) tab 300 mg asam urat
RR : 20 x/menit n kaki no.X 1x1 p.c (malam) menurun
Suhu : 36,7 °C kanan Non medikamentosa : - Rasa nyeri
sudah - Diet makanan yang mengandung berkurang
berkurang tinggi purin, dan konsumsi
makanan yang rendah purin,
- Banyak menkonsumsi air putih.
- Menurunkan berat badan bila
obesitas.
- Mengurangi konsumsi alkohol,
merokok, dan makanan berlemak.
- Menjaga pola makan agar teratur.
- Berolahraga dengan teratur.
- Edukasi pada pasien dan keluarga
mengenai hiperureumia dan
komplikasinya
14/07/16 Tensi : 120/80 mmHg Nyeri Medikamentosa : - Produksi
Nadi : 79 x/menit pergelanga - Reucid (Allopurinol) tab 300 mg asam urat
RR : 20 x/menit n kaki no.X 1x1 p.c (malam) menurun
Suhu : 36,7 °C kanan Non medikamentosa : - Rasa nyeri
makin - Diet makanan yang mengandung berkurang
berkurang tinggi purin, dan konsumsi
makanan yang rendah purin,
- Banyak menkonsumsi air putih.
- Menurunkan berat badan bila
obesitas.
- Mengurangi konsumsi alkohol,
merokok, dan makanan berlemak.
- Menjaga pola makan agar teratur.
- Berolahraga dengan teratur.
- Edukasi pada pasien dan keluarga
mengenai hiperureumia dan
komplikasinya
1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien saat kunjungan, didapatkan informasi
bahwa pasien telah menderita hiperurisemia sejak 6 tahun yang lalu. Terakhir kali 3
hari yang lalu, pasien mengalami keluhan setelah makan yang tidak terkontrol pada
saat ikut merayakan lebaran.
b. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal berempat bersama istri dan kedua anaknya, hubungan pasien
dengan istri dan kedua anaknya berjalan baik dan harmonis. Pasien sangat terbuka dan
bersikap sangat akrab dengan keluarga. Hubungan antar anggota keluarga dan warga
sekitar baik dan tidak memiliki masalah apapun dalam rumah tangga maupun
lingkungan sekitar. Jadwal kegiatan pasien dari jam 13.00 WIB hingga malam hari.
c. Fungsi Sosial
Pasien warga bukit cemara yang memiliki hubungan dengan masyarakat sekitar
baik dan keluarga cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien adalah seorang buruh pabrik di kota Semarang. Pasien tinggal berempat
bersama istri dan kedua anaknya. istrinya adalah seorang pegawai bank swasta di
Semarang. Anak pertama dari pasien adalah seorang pelajar SMA, sedangkan anak
keduanya sebagai pelajar SMP. Penghasilan perbulan keluarga pasien ini lebih dari
sama dengan Rp. 9.000.000. Biaya pengobatan menggunakan dana pribadi.
e. Fungsi Religius
Pasien beragama Kristen. Keluarga menjalankan ibadah tepat waktu dan saling
mengingatkan satu sama lain apabila telah datang waktu beribadah .
f. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan
dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama.
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 3. APGAR score keluarga Tn. J
Kode APGAR Tn.J Ny.C Sdr..K Nn. P
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga 2 2 2 2
saya bila saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 1 2 2
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 1 2 2 1
mendukung keinginan saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 2
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya 2 2 2 2
membagi waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 9 9 10 9
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn. J
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 9 tah) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
: laki-laki : pasien
Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, penyakit Gout yang diderita oleh Tn. J tidak diturunkan
dari keluarganya.
5. POLA INTERAKSI KELUARGA
Tn. J Ny.C
Sdr. Nn.
K P
Keterangan :
: Hubungan baik
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluarga ini cukup baik, pendidikan terakhir pasien SMA
Pendidikan terakhir istri pasien adalah S1. Namun pengetahuan pasien tentang
kesehatan dan pola hidup sehat masih harus ditingkatkan.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya kurang positif
karena pasien tidak rutin mengontrolkan dan mengobati penyakit hiperurisemia nya.
c. Tindakan
Pasien dan keluarga cukup menyadari pentingnya arti hidup sehat karena setiap ada
anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke dokter praktek atau puskesmas. Namun
pasien belum terbiasa melakukan kontrol rutin, pasien hanya berobat saat ada keluhan
saja.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Tn. J tinggal di sebuah rumah berukuran 13x10 m2 dengan posisi rumah
menghadap ke timur. Rumah tertata rapi terdiri atas halaman depan rumah, ruang tamu
yang cukup luas, tiga kamar tidur, ruang makan, dapur, satu kamar mandi dengan WC,
tempat jemuran dan mencuci, gudang dan garasi. Dinding rumah terbuat dari batu bata
yang sudah dicat. Lantai rumah semuanya telah dilapisi keramik. Atap rumah terbuat dari
genteng dan ditutupi langit-langit. Rumah pasien juga dilengkapi dua pintu keluar, yaitu
pintu depan dan pintu belakang. Ventilasi dan pencahayaan cukup baik. Masing-masing
kamar sudah memiliki ranjang dan kasur yang layak. Perabotan rumah tangga cukup.
Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik. Sehari-hari keluarga memasak
menggunakan kompor gas. Sumber air berasal dari PDAM.
taman
Keterangan
D
GARASI : pintu
RM G : Garasi
RT : Ruang Tamu
D : Dapur
KM K
RM : Ruang Makan
KT KT : Kamar Tidur
KU : Kamar Utama
RT K : Kamar
K Lt 2
KU KM : Kamar Mandi
GU : Gudang
Teras Depan
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah pasien terletak di perumahan dengan halaman yang cukup luas dan dengan
pagar. Di halaman depan terdapat beberapa pot tanaman hias. Terdapat satu garasi di
samping rumah rumah. Di sebelah kanan dan kiri berdekatan dengan rumah tetangga. Di
depan rumah terdapat selokan dengan aliran lancar dan tempat sampah untuk
mengumpulkan sampah yang akan diambil setiap 1-2 hari sekali.
RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : tidak ada
4. Fungsi Genogram Keluarga : tidak ada penyakit hiperurisemia yang diturunkan
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : baik
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik
DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Hiperurisemia
2. Masalah Nonmedis
a. Gaya hidup tidak sehat yaitu mengkonsumsi makanan berminyak (gorengan),
makanan yang mengandung tinggi purin, makan tidak teratur, sering mengkonsumsi
teh manis, dan alkohol, merokok dan tidak berolahraga teratur.
b. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarganya tentang bahayanya hiperurisemia.
c. Kurangnya kesadaran pasien untuk kontrol secara rutin
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mn Mo Ma IxTxR
1. Gaya hidup tidak sehat yaitu istirahat yang 5 5 5 4 4 4 4 32.000 (I)
kurang, makanan berminyak (gorengan),
makanan yang mengandung tinggi purin,
makan tidak teratur, sering menkonsumsi
teh manis dan alkohol, merokok dan tidak
berolahraga teratur.
2. Kurangnya pengetahuan pasien tentang 5 5 4 3 4 4 4 19.200 (II)
bahaya hiperuremia
3. Kurangnya kesadaran pasien untuk kontrol 5 4 4 3 4 3 4 11.520 (III)
secara rutin
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Faktor usia tersebut yang juga berpengaruh pada penurunan fungsi ginjal terutama
pada pria. Pada penelitian tahun 2000, sukubangsa yang banyak menderita gout adalah
JawaTengah, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. 2 Faktor
risiko yang dapat diubah dan berpengaruh terhadap kejadian hiperurisemia adalah obesitas,
asupan makanan dan alkohol, konsumsi obat,gangguan ginjal dan hipertensi. Penyakit gout
sendiri lebih sering menyerang penderita yang mengalami kelebihan berat badan lebih dari
30% dari berat ideal. Seseorang dengan berat badan lebih berkaitan dengan kenaikan kadar
asam urat dan menurunnya ekskresi asam urat melalui ginjal. 1 Hal tersebut disebabkan karena
adanya gangguan proses reabsorpsi asam urat pada ginjal. Asupan yang masuk ke tubuh juga
mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin tinggi
akan diubah menjadi asam urat. Perubahan purin menjadi asam urat tergantung dari
selularitas relatif dan aktifitas transkripsi serta metabolik selular makanan tersebut. 2,3
Asam urat yang dikeluarkan lewat urin sebesar 2/3 sedangkan sisanya diekskresikan
melalui usus, tetapi pada orang dengan diet tinggi purin terjadi gangguan pada metabolisme
purin sehingga terjadi hiperekskresi asam urat yang ditunjukkan dengan kadar asam urat urin
yang tinggi pada urin. Selain peningkatan kadar asam urat dalam urin, terjadi pula
peningkatan kadar asam urat dalam darah.1,2
Akibat tingginya kadar asam urat apabila tidak ditanganin dapat menyebabkan
beberapa komplikasi seperti:4
1. Kencing batu
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan mengendap di ginjal dan saluran
perkencingan, berupa kristal dan batu.
2. Merusak ginjal
Kadar asam urat yang tinggi akan mengendap di ginjal sehingga merusak ginjal.
3. Penyakit jantung
Dalam kasus penyakit jantung koroner, asam urat menyerang endotel lapisan bagian
paling dalam pembuluh darah besar. Jika endotel mengalami disfungsi atau rusak,
akan menyebabkan penyakit jantung koroner.
4. Stroke
Asam urat bisa menumpuk di pembuluh darah yang menyebabkan aliran darahtidak
lancar dan meningkatkan resiko penyakit stroke.
5. Merusak saraf
Jika tumpukan monosodium urat terletak dekat dengan saraf maka bisa mengganggu
fungsi saraf
6. Peradangan tulang
Jika asam urat menumpuk di persendian, lama-lama akan membentuk tofus yang
menyebabkan artrhitis gout akut, sakit rematik atau peradangan sendi bahkan bisa
sampai terjadi kepincangan
Pencegahan Hiperurisemia.4
1. Hindari Kegemukan
Meskipun tidak selalu, tetapi orang yang kegemukan umumnya mengonsumsi protein
dalam jumlah yang berlebihan. Kita tahu bahwa protein mengandung purin yang
banyak sehingga menyebabkan kadar asam urat dalam darah meninggi.
Tn. J tidak rutin dalam melakukan kontrol terhadap penyakitnya. Tn. J masih
memiliki pola hidup yang tidak sehat. Sehingga Tn. J membutuhkan edukasi mengenai
penyakit hiperurisemia (tanda, gejala, pengobatan, komplikasi), edukasi tentang perubahan
gaya hidup.
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Hiperurisemia
2. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya. Namun
terdapat beban kerja yang berlebihan. Hubungan antar anggota keluarga harmonis
dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah
cukup sehat, pendidikan pasien dan keluarganya cukup baik, pasien menyadari arti
pentingnya kesehatan, dan pasien mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan
keluarganya dengan baik.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi kepada keluarga mengenai hiperurisemia yang diderita Tn. J dan juga
komplikasinya sehingga keluarga dapat membantu mengawasi pola hidup Tn. J
agar penyakitnya dapat terkontrol.
2. Preventif
a. Perbanyak intake cairan
b. Diet rendah purin
c. Penurunan berat badan
d. Atur pola makan
e. Kurangi alkohol, dan merokok
f. Olahraga teratur
g. Mengurangi stress dengan istirahat yang cukup
h. Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai hiperurisemia dan
komplikasinya
3. Kuratif
Obat diberikan untuk menangani simptomatisnya :
a. Reucid (Allopurinol) tab 300 mg no.X 1x1 p.c (malam)
4. Rehabilitatif
Berolahraga secara teratur setiap harinya, misalnya dengan jalan sehat ataupun
jogging.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjokorda RK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: IPD
FKUI; Juni 2006.p.1203-1206.
2. Eswar K, C Kent Kwoh, Ralph S, Lewis K. Hyperuricemia and incidence of
hypertension among men without metabolic syndrome. American Heart
Association;2007;49:298. Available at: http://www.arthritis.MD.com. By on
January 19,2009.
3. John D. Komplikasi dan kematian dini akibat asam urat. WHO-ILAR
COCCORD : 2005.
4. Maria PH. Faktor gizi sebagai determinan hiperurisemia. [Thesis]. Depok:
FKM UI;2000.
LAMPIRAN