Anda di halaman 1dari 25

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Tn.

J
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PASIEN
HIPERURISEMIA
Disusun untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik

Ilmu Kedokteran Keluarga

Klinikita Setiabudi

Disusun Oleh :

Cynthia Ayuningtias Santoso Putri

H2A012054

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2016
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Tn. J
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PASIEN HIPERURISEMIA

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama kepala keluarga : Tn. J (43 tahun)
Alamat : Jl. Bukit cemara I no.10 Semarang
Bentuk keluarga : nuclear family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan
1. Tn. J Kepala L 43 th SMA Buruh Pasien Hiperurisemia
keluarga Pabrik
2. Ny. C Istri P 39 th S1 Pegawai - -
Bank Swasta
3. Sdr. K Anak ke-1 L 17 th SMP Pelajar - -
4. Nn. P Anak ke-2 P 14 th SD Pelajar - -

Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn. J berbentuk nuclear family didapatkan pasien atas nama Tn. J
usia 43 tahun, pendidikan SMA, bekerja sebagai buruh pabrik dengan penyakit hiperurisemia.

TAHAP II. STATUS PASIEN


A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh pabrik
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Bukit cemara I no.10 Semarang
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 12 Juli 2016

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pergelangan kaki kanan terasa nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke klinik karena merasakan adanya nyeri pergelangan kaki kanan
sejak 3 hari yang lalu. Nyeri pergelangan kaki yang timbul secara tiba – tiba. Nyeri
pergelangan kaki dirasakan hilang timbul dengan intensitas yang berbeda – beda,
nyeri pergelangan muncul apabila pasien memakan makanan berlemak dan tinggi
purin secara berlebih dan menghilang apabila sudah mengkonsumsi obat. Keluhan
lain seperti nyeri kepala, jantung berdebar, nyeri dada, sesak, muntah dan gangguan
tidur disangkal. Pasien sudah melakukan diet dan berolahraga tetapi tidak teratur serta
mengkonsumsi obat sejak 6 tahun yang lalu namun tidak diminum secara rutin.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : diakui, sejak 6 tahun yang lalu
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat kolesterol : diakui, pada 1bulan yang lalu
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat gastritis : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit gula : diakui, (ayahnya)
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat kolesterol : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan-makanan asin : disangkal
Riwayat merokok : diakui, sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat minum alkohol : diakui, sejak 6 tahun yang lalu
Riwayat olahraga teratur : disangkal (pasien tidak berolahraga secara
teratur)
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang buruh pabrik di kota Semarang. Pasien tinggal berempat
bersama istri dan kedua anaknya. istrinya adalah seorang pegawai bank swasta di
Semarang. Anak pertama dari pasien adalah seorang pelajar SMA, sedangkan anak
keduanya sebagai pelajar SMP. Penghasilan perbulan keluarga pasien ini lebih dari
sama dengan Rp. 9.000.000. Biaya pengobatan menggunakan dana pribadi.
Kesan ekonomi : cukup.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 4 kali sehari dengan nasi,makanan bersantan dan lauk (ayam,
dan telor). Intake air putih sehari minimal 5 gelas. Pasien tidak terlalu sering
mengkonsumsi kopi namun sering mengkonsumsi teh manis. Pasien memiliki
kebiasaan makan tidak teratur dan makan makanan berlemak (gorengan). Gizi kesan
berlebih.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 79 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,7 ° C
2. Status Gizi
BB = 83 kg
TB = 174 cm
83 83
IMT = 2 = = 27.48 kg/m2 (Overweight)
1, 74 3.02
3. Kepala : Mesosefal
4. Mata : Konjungtiva palpebral anemis (-), sklera ikterik (-)
5. Hidung : Discharge -/-
6. Telinga : Discharge -/-
7. Mulut : Anemis (-) T1-T1, faring hiperemis (-)
8. Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
9. Thorax :
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Thrill (-), pulsus epigastrium (-), sternal lift (-)
Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi: Suara dasar I –II reguler, bising (-)
Paru :
Inspeksi : Simetris, gerakan hemithoraks dextra = sinistra
Palpasi : Stem fremitus dextra = sinistra
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
10. Abdomen :
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+), pekak sesisi (-), pekak alih (-)
Palpasi : Nyeri tekan hipokondrium sinistra dan epigastrium (-), benjolan (-)
11. Ekstremitas :
Ekstremitas Superior Inferior

Sianosis -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Edema -/- -/-

Capillary refill < 2 detik < 2 detik

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab Hasil Nilai Normal
Asam Urat (AU) 9,6 mg/dl Pria : 3,5 - 7 mg/dl
Wanita : 2,6 – 6 mg/dl
Kolesterol total 180 < 200
Trigliserida 125 mg/dl <150 mg/dl
GDS 130 mg/dl 60 - 200 mg/dl
GDP 90 mg/dl 72 – 126 mg/dl
D. RESUME
Seorang pasien laki-laki bernama Tn. J berusia 43 tahun datang ke klinik dengan
keluhan nyeri pada pergelangan kaki kanan. Nyeri dirasakan sejak 3 hari yang lalu dan
timbul secara tiba – tiba, nyeri pergelangan kaki terasa hilang-timbul dengan insensitas
yang berbeda – beda, nyeri timbul terutama pada saat pasien mengkonsumsi makanan
berlemak dan tinggi purin secara berlebih, nyeri tidak mengganggu aktivitas dan hilang
dengan sendiri. Keluhan lain disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum sadar dan tampak sakit ringan, tekanan darah normal dan status gizi kesan
overweight. Dan dari pemeriksaan penunjang didapatkan Asam Urat adalah 9,6 mg/dl.

PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


1. Diagnosis Holistik
Tn. J usia 43 tahun, Nuclear family, hiperurisemia. Status gizi overweight.
Hubungan keluarga cukup harmonis dan hubungan dengan lingkungan warga sekitar
baik.
Status ekonomi cukup
2. Diagnosis Biologis
Hiperurisemia
3. Diagnosis Psikologis
Pasien tinggal berempat bersama istri dan kedua anaknya, hubungan pasien
dengan istri dan kedua anaknya berjalan baik dan harmonis. Pasien sangat terbuka dan
bersikap sangat akrab dengan keluarga. Hubungan antar anggota keluarga dan warga
sekitar baik dan tidak memiliki masalah apapun dalam rumah tangga maupun
lingkungan sekitar. Jadwal kegiatan pasien dari jam 13.00 WIB hingga malam hari.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Pasien adalah seorang buruh pabrik di kota Semarang. Pasien tinggal berempat
bersama istri dan kedua anaknya. istrinya adalah seorang pegawai bank swasta di
Semarang. Anak pertama dari pasien adalah seorang pelajar SMA, sedangkan anak
keduanya sebagai pelajar SMP. Penghasilan perbulan keluarga pasien ini lebih dari
sama dengan Rp. 9.000.000. Biaya pengobatan menggunakan dana pribadi.
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
a. Diet makanan yang mengandung tinggi purin, dan konsumsi makanan yang
rendah purin,
b. Banyak menkonsumsi air putih.
c. Menurunkan berat badan bila obesitas.
d. Mengurangi konsumsi alkohol, merokok, dan makanan berlemak.
e. Menjaga pola makan agar teratur.
f. Berolahraga dengan teratur.
g. Hindari stress dan pekerjaan yang terlalu berat
2. Medikamentosa
a. Reucid (Allopurinol)300 mg/hr untuk anti inflamasi dan mengurangi produksi
asam urat

FOLLOW UP
Tanggal 13 Juli 2016
o Subyektif : Keluhan nyeri pergelangan kaki kanan sudah berkurang
o Obyektif : keadaan umum baik, compos mentis
o Tanda vital
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 79 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7°C
o Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva palpebral anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : Discharge -/-
Telinga : Discharge -/-
Mulut : Anemis (-) T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax :
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Thrill (-), pulsus epigastrium (-), sternal lift (-)
Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi: Suara dasar I – II reguler, bising (-)

Paru :
Inspeksi : Simetris, gerakan hemithoraks dextra = sinistra
Palpasi : Stem fremitus dextra = sinistra
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen :
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+), pekak sesisi (-), pekak alih (-)
Palpasi : Nyeri tekan hipokondrium sinistra dan epigastrium (-), benjolan (-)
Ekstremitas :
Ekstremitas Superior Inferior

Sianosis -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Edema -/- -/-

Capillary refill < 2 detik < 2 detik

o Assesment : Hiperurisemia
o Planning : Terapi medikamentosa dilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa
mengurangi konsumsi alkohol, merokok, dan makanan berlemak juga mengandung
tinggi purin, tingkatkan makan makanan yang rendah purin dan air putih, atur pola
makan, menurunkan berat badan, atur waktu untuk istirahat, olahraga teratur.
FLOW SHEET
Nama : Tn. J ( 43 tahun)
Diagnosis : Hiperurisemia
Tabel 2. Flowsheet Tn. J
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
13/07/16 Tensi : 130/80 mmHg Nyeri Medikamentosa : - Produksi
Nadi : 79 x/menit pergelanga - Reucid (Allopurinol) tab 300 mg asam urat
RR : 20 x/menit n kaki no.X 1x1 p.c (malam) menurun
Suhu : 36,7 °C kanan Non medikamentosa : - Rasa nyeri
sudah - Diet makanan yang mengandung berkurang
berkurang tinggi purin, dan konsumsi
makanan yang rendah purin,
- Banyak menkonsumsi air putih.
- Menurunkan berat badan bila
obesitas.
- Mengurangi konsumsi alkohol,
merokok, dan makanan berlemak.
- Menjaga pola makan agar teratur.
- Berolahraga dengan teratur.
- Edukasi pada pasien dan keluarga
mengenai hiperureumia dan
komplikasinya
14/07/16 Tensi : 120/80 mmHg Nyeri Medikamentosa : - Produksi
Nadi : 79 x/menit pergelanga - Reucid (Allopurinol) tab 300 mg asam urat
RR : 20 x/menit n kaki no.X 1x1 p.c (malam) menurun
Suhu : 36,7 °C kanan Non medikamentosa : - Rasa nyeri
makin - Diet makanan yang mengandung berkurang
berkurang tinggi purin, dan konsumsi
makanan yang rendah purin,
- Banyak menkonsumsi air putih.
- Menurunkan berat badan bila
obesitas.
- Mengurangi konsumsi alkohol,
merokok, dan makanan berlemak.
- Menjaga pola makan agar teratur.
- Berolahraga dengan teratur.
- Edukasi pada pasien dan keluarga
mengenai hiperureumia dan
komplikasinya

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien saat kunjungan, didapatkan informasi
bahwa pasien telah menderita hiperurisemia sejak 6 tahun yang lalu. Terakhir kali 3
hari yang lalu, pasien mengalami keluhan setelah makan yang tidak terkontrol pada
saat ikut merayakan lebaran.
b. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal berempat bersama istri dan kedua anaknya, hubungan pasien
dengan istri dan kedua anaknya berjalan baik dan harmonis. Pasien sangat terbuka dan
bersikap sangat akrab dengan keluarga. Hubungan antar anggota keluarga dan warga
sekitar baik dan tidak memiliki masalah apapun dalam rumah tangga maupun
lingkungan sekitar. Jadwal kegiatan pasien dari jam 13.00 WIB hingga malam hari.
c. Fungsi Sosial
Pasien warga bukit cemara yang memiliki hubungan dengan masyarakat sekitar
baik dan keluarga cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien adalah seorang buruh pabrik di kota Semarang. Pasien tinggal berempat
bersama istri dan kedua anaknya. istrinya adalah seorang pegawai bank swasta di
Semarang. Anak pertama dari pasien adalah seorang pelajar SMA, sedangkan anak
keduanya sebagai pelajar SMP. Penghasilan perbulan keluarga pasien ini lebih dari
sama dengan Rp. 9.000.000. Biaya pengobatan menggunakan dana pribadi.
e. Fungsi Religius
Pasien beragama Kristen. Keluarga menjalankan ibadah tepat waktu dan saling
mengingatkan satu sama lain apabila telah datang waktu beribadah .
f. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan
dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama.
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Tabel 3. APGAR score keluarga Tn. J
Kode APGAR Tn.J Ny.C Sdr..K Nn. P
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga 2 2 2 2
saya bila saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 1 2 2
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 1 2 2 1
mendukung keinginan saya untuk melakukan
kegiatan baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 2
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya 2 2 2 2
membagi waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 9 9 10 9

Rata-rata APGAR score keluarga Tn. J = 9 + 9 + 10 + 9 = 9


4
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn. J = baik

3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn. J
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 9 tah) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.

Kesimpulan : keluarga Tn. J tidak memiliki fungsi patologis.


4. GENOGRAM

Diagram 1. Genogram keluarga Tn. J


Keterangan :

: laki-laki : pasien

: perempuan : pasien hipotensi

: laki-laki, perempuan meninggal : tinggal serumah

Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, penyakit Gout yang diderita oleh Tn. J tidak diturunkan
dari keluarganya.
5. POLA INTERAKSI KELUARGA

Tn. J Ny.C

Sdr. Nn.
K P

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Tn. J

Keterangan :

: Hubungan baik

: Hubungan tidak baik


Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis.

6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Tingkat pendidikan keluarga ini cukup baik, pendidikan terakhir pasien SMA
Pendidikan terakhir istri pasien adalah S1. Namun pengetahuan pasien tentang
kesehatan dan pola hidup sehat masih harus ditingkatkan.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya kurang positif
karena pasien tidak rutin mengontrolkan dan mengobati penyakit hiperurisemia nya.
c. Tindakan
Pasien dan keluarga cukup menyadari pentingnya arti hidup sehat karena setiap ada
anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke dokter praktek atau puskesmas. Namun
pasien belum terbiasa melakukan kontrol rutin, pasien hanya berobat saat ada keluhan
saja.

7. FAKTOR NON PERILAKU


a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. J. sudah cukup memadai. Keadaan di
dalam dan di luar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada tempat sampah, sumber
air terjaga kebersihannya, sanitasi baik, pencahayaan dan ventilasi cukup. Kondisi
rumah juga rapi dan di halaman terdapat beberapa pot tanaman hias dan pepohonan
yang rindang.
b. Keturunan
Tidak terdapat faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit pasien. Namun dari
ayah pasien memiliki DM.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan kesehatan tersedia dengan baik. Apabila ada anggota keluarga
yang sakit langsung berobat ke klinik atau dokter yang praktek di sekitar tempat
tinggal pasien.

8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Tn. J tinggal di sebuah rumah berukuran 13x10 m2 dengan posisi rumah
menghadap ke timur. Rumah tertata rapi terdiri atas halaman depan rumah, ruang tamu
yang cukup luas, tiga kamar tidur, ruang makan, dapur, satu kamar mandi dengan WC,
tempat jemuran dan mencuci, gudang dan garasi. Dinding rumah terbuat dari batu bata
yang sudah dicat. Lantai rumah semuanya telah dilapisi keramik. Atap rumah terbuat dari
genteng dan ditutupi langit-langit. Rumah pasien juga dilengkapi dua pintu keluar, yaitu
pintu depan dan pintu belakang. Ventilasi dan pencahayaan cukup baik. Masing-masing
kamar sudah memiliki ranjang dan kasur yang layak. Perabotan rumah tangga cukup.
Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik. Sehari-hari keluarga memasak
menggunakan kompor gas. Sumber air berasal dari PDAM.

taman

Keterangan
D
GARASI : pintu
RM G : Garasi
RT : Ruang Tamu
D : Dapur
KM K
RM : Ruang Makan

KT KT : Kamar Tidur
KU : Kamar Utama
RT K : Kamar
K Lt 2

KU KM : Kamar Mandi
GU : Gudang

Teras Depan

Gambar. Denah Rumah Tn. J

9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah pasien terletak di perumahan dengan halaman yang cukup luas dan dengan
pagar. Di halaman depan terdapat beberapa pot tanaman hias. Terdapat satu garasi di
samping rumah rumah. Di sebelah kanan dan kiri berdekatan dengan rumah tetangga. Di
depan rumah terdapat selokan dengan aliran lancar dan tempat sampah untuk
mengumpulkan sampah yang akan diambil setiap 1-2 hari sekali.
RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : tidak ada
4. Fungsi Genogram Keluarga : tidak ada penyakit hiperurisemia yang diturunkan
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : baik
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik

DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Hiperurisemia
2. Masalah Nonmedis
a. Gaya hidup tidak sehat yaitu mengkonsumsi makanan berminyak (gorengan),
makanan yang mengandung tinggi purin, makan tidak teratur, sering mengkonsumsi
teh manis, dan alkohol, merokok dan tidak berolahraga teratur.
b. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarganya tentang bahayanya hiperurisemia.
c. Kurangnya kesadaran pasien untuk kontrol secara rutin

PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mn Mo Ma IxTxR
1. Gaya hidup tidak sehat yaitu istirahat yang 5 5 5 4 4 4 4 32.000 (I)
kurang, makanan berminyak (gorengan),
makanan yang mengandung tinggi purin,
makan tidak teratur, sering menkonsumsi
teh manis dan alkohol, merokok dan tidak
berolahraga teratur.
2. Kurangnya pengetahuan pasien tentang 5 5 4 3 4 4 4 19.200 (II)
bahaya hiperuremia
3. Kurangnya kesadaran pasien untuk kontrol 5 4 4 3 4 3 4 11.520 (III)
secara rutin

Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)

DIAGRAM PERMASALAH PASIEN

I. Pola hidup tidak sehat

Tn. J 43 tahun dengan


Hiperuresemia

II. Pengetahuan tentang bahaya III. Kesadaran pasien untuk


hiperuremia masih kurang kontrol secara rutin masih
kurang

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien


TAHAP IV. HUBUNGAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT DENGAN
HIPERURISEMIA

Hiperurisemia merupakan salah satu penyakit degeneratif yang ditandai dengan


adanya peningkatan kadar asam urat dalam darah atau hiperurisemia. Batasan kejenuhan
asam urat dalam serum pada laki-laki sebesar 7 mg% dan pada perempuan 6 mg%. Seseorang
mengalami hiperurisemia apabila kadar asam urat melebihi kadar asam urat tersebut. 1
Hiperurisemia juga merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan sindrom
metabolik.2 Tanda-tanda hiperurisemia adalah terjadinya serangan mendadak pada sendi,
terutama sendi ibu jari kaki. Serangan pertama sangat sakit dan sering dimulai pada
pertengahan malam. Sendi menjadi cepat bengkak, panas, dan kemerah-merahan. Meskipun
serangan pertama terjadi pada jari ibu kaki, tetapi sendi-sendi yang lain seperti lutut, tumit,
pergelangan tangan dan kaki juga merasa sakit. Orang yang merasakan gejala dan serangan
pertama, sebaiknya segera didiagnosis melalui pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
cairan sendi, atau melakukan uji radiologis.1

Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan metabolisme asam urat (over


production), penurunan pengeluaran asam urat urin (under excretion) atau gabungan
keduanya.1 Pada penelitian tentang hubungan tingginya kadar asam urat dengan penyakit
jantung koroner diteliti juga hubungan kadar asam urat dengan angka kematian yaitu setiap
peningkatan 1 mg% asam uratmeningkatkan angka kematian sebesar 1,48 kali. Hiperurisemia
biasanya ditemukan pada laki-laki, sedangkan pada wanita biasanya terjadi setelah
mengalami menopause.4

Faktor usia tersebut yang juga berpengaruh pada penurunan fungsi ginjal terutama
pada pria. Pada penelitian tahun 2000, sukubangsa yang banyak menderita gout adalah
JawaTengah, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. 2 Faktor
risiko yang dapat diubah dan berpengaruh terhadap kejadian hiperurisemia adalah obesitas,
asupan makanan dan alkohol, konsumsi obat,gangguan ginjal dan hipertensi. Penyakit gout
sendiri lebih sering menyerang penderita yang mengalami kelebihan berat badan lebih dari
30% dari berat ideal. Seseorang dengan berat badan lebih berkaitan dengan kenaikan kadar
asam urat dan menurunnya ekskresi asam urat melalui ginjal. 1 Hal tersebut disebabkan karena
adanya gangguan proses reabsorpsi asam urat pada ginjal. Asupan yang masuk ke tubuh juga
mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin tinggi
akan diubah menjadi asam urat. Perubahan purin menjadi asam urat tergantung dari
selularitas relatif dan aktifitas transkripsi serta metabolik selular makanan tersebut. 2,3
Asam urat yang dikeluarkan lewat urin sebesar 2/3 sedangkan sisanya diekskresikan
melalui usus, tetapi pada orang dengan diet tinggi purin terjadi gangguan pada metabolisme
purin sehingga terjadi hiperekskresi asam urat yang ditunjukkan dengan kadar asam urat urin
yang tinggi pada urin. Selain peningkatan kadar asam urat dalam urin, terjadi pula
peningkatan kadar asam urat dalam darah.1,2
Akibat tingginya kadar asam urat apabila tidak ditanganin dapat menyebabkan
beberapa komplikasi seperti:4
1. Kencing batu
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan mengendap di ginjal dan saluran
perkencingan, berupa kristal dan batu.
2. Merusak ginjal
Kadar asam urat yang tinggi akan mengendap di ginjal sehingga merusak ginjal.
3. Penyakit jantung
Dalam kasus penyakit jantung koroner, asam urat menyerang endotel lapisan bagian
paling dalam pembuluh darah besar. Jika endotel mengalami disfungsi atau rusak,
akan menyebabkan penyakit jantung koroner.
4. Stroke
Asam urat bisa menumpuk di pembuluh darah yang menyebabkan aliran darahtidak
lancar dan meningkatkan resiko penyakit stroke.
5. Merusak saraf
Jika tumpukan monosodium urat terletak dekat dengan saraf maka bisa mengganggu
fungsi saraf
6. Peradangan tulang
Jika asam urat menumpuk di persendian, lama-lama akan membentuk tofus yang
menyebabkan artrhitis gout akut, sakit rematik atau peradangan sendi bahkan bisa
sampai terjadi kepincangan
Pencegahan Hiperurisemia.4
1. Hindari Kegemukan
Meskipun tidak selalu, tetapi orang yang kegemukan umumnya mengonsumsi protein
dalam jumlah yang berlebihan. Kita tahu bahwa protein mengandung purin yang
banyak sehingga menyebabkan kadar asam urat dalam darah meninggi.

2. Kurangi Asupan Makanan Tinggi Purin


Mengurangi makanan tinggi purin perlu karena purin merupakan senyawa yang akan
dirombak menjadi asam urat dalam tubuh.
3. Banyak Minum / tinggi cairan
Konsumsi cairan yang banyak terutama dari minuman dapat membantu pengeluaran
asam urat melalui urine.
4. Hindari Latihan Fisik berlebihan
Kurang olahraga akan menyebabkan protein yang dikonsumsi dalam makanan
lebih cenderung menghasilkan asam urat, tetapi aktifitas fisik yang berlebih juga
tidak bagus karena bisa memacu terjadinya serangan akut penyakit hiperurisemia
pada sendi tersebut
5. Hindari Berat Badan Kurang
Berat badan yang kurang salah satunya disebabkan karena asupan kalori yang
kurang. Kekurangan kalori akan meningkatkan asam urat darah dengan adanya keton
bodies yang dapat mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin.
6. Kurangi Konsumsi Makanan berlemak
Makanan yang mengandung lemak, akan menyebabkan lemak tertimbun di dalam
tubuh. Pembakaran lemak menjadi kalori akan meningkatkan keton darah (ketosis)
yang akan menghambat pembuangan asam urat melalui urin.
7. Kurangi konsumsi alkohol
Karena alkohol merupakan salah satu sumber purin yang juga dapat menghambat
pembuangan purin melalui ginjal, sehingga disarankan tidak sering mengonsumsi
alkohol
Pengobatan Hiperurisemia.4
1. Istirahat
Jika terjadi serangan akut, maka sendi harus diistirahatkan.
2. Olah raga teratur (senam)
Olahraga yang tepat (peregangan dan penguatan) akan membantu mempertahankan
kesehatan tulang rawan meningkatkan daya gerak sendi dan kekuatan otot
disekitarnya sehingga otot menyerap bantuan dengan lebih banyak.
3. Obat anti inflamasi
Obat anti inflamasi / peradangan dan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar
asam urat didalam darah misalnya allopurinol, bekerja menghambat pembentukan
asam urat di dalam tubuh.
4. Berat badan ideal
Bagi mereka yang kegemukan, dianjurkan untuk menurunkan berat badannya
kenormal atau bahkan 10-15% dibawah normal.
5. Diet rendah purin
Diet rendah purin bertujuan agar seseorang tidak terlalu banyak mengonsumsi
makanan yang tinggi mengandung purin.
6. Hindari alcohol
Seseorang yang menderita hiperurisemia, harus menghindari alkohol. Karena alkohol
dapat meningkatkan asam laktat plasma, asam laktat plasma yang dihasilkan ini akan
menghambat pengeluaran asam urat.

Tn. J tidak rutin dalam melakukan kontrol terhadap penyakitnya. Tn. J masih
memiliki pola hidup yang tidak sehat. Sehingga Tn. J membutuhkan edukasi mengenai
penyakit hiperurisemia (tanda, gejala, pengobatan, komplikasi), edukasi tentang perubahan
gaya hidup.
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN

V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Hiperurisemia
2. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya. Namun
terdapat beban kerja yang berlebihan. Hubungan antar anggota keluarga harmonis
dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah
cukup sehat, pendidikan pasien dan keluarganya cukup baik, pasien menyadari arti
pentingnya kesehatan, dan pasien mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan
keluarganya dengan baik.

V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi kepada keluarga mengenai hiperurisemia yang diderita Tn. J dan juga
komplikasinya sehingga keluarga dapat membantu mengawasi pola hidup Tn. J
agar penyakitnya dapat terkontrol.
2. Preventif
a. Perbanyak intake cairan
b. Diet rendah purin
c. Penurunan berat badan
d. Atur pola makan
e. Kurangi alkohol, dan merokok
f. Olahraga teratur
g. Mengurangi stress dengan istirahat yang cukup
h. Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai hiperurisemia dan
komplikasinya

3. Kuratif
Obat diberikan untuk menangani simptomatisnya :
a. Reucid (Allopurinol) tab 300 mg no.X 1x1 p.c (malam)
4. Rehabilitatif
Berolahraga secara teratur setiap harinya, misalnya dengan jalan sehat ataupun
jogging.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tjokorda RK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: IPD
FKUI; Juni 2006.p.1203-1206.
2. Eswar K, C Kent Kwoh, Ralph S, Lewis K. Hyperuricemia and incidence of
hypertension among men without metabolic syndrome. American Heart
Association;2007;49:298. Available at: http://www.arthritis.MD.com. By on
January 19,2009.
3. John D. Komplikasi dan kematian dini akibat asam urat. WHO-ILAR
COCCORD : 2005.
4. Maria PH. Faktor gizi sebagai determinan hiperurisemia. [Thesis]. Depok:
FKM UI;2000.
LAMPIRAN

Rumah dengan pagar Carport

Pot depan rumah Ruang Tamu

Ruang TV Ruang Makan


Kamar Tidur anak Kamar Tidur Utama

Dapur Jemuran & Tempat Cuci

Kamar Mandi Gudang

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen3 halaman
    Bab 3
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Modul Blok 12
    Modul Blok 12
    Dokumen18 halaman
    Modul Blok 12
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Tutorial 1 Blok 7
    Tutorial 1 Blok 7
    Dokumen4 halaman
    Tutorial 1 Blok 7
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Penggunaan Profilaksis Proton Pump Inhibitor-1 Jurnal DR Jacobus
    Penggunaan Profilaksis Proton Pump Inhibitor-1 Jurnal DR Jacobus
    Dokumen16 halaman
    Penggunaan Profilaksis Proton Pump Inhibitor-1 Jurnal DR Jacobus
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Referat DHF
    Referat DHF
    Dokumen28 halaman
    Referat DHF
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • PUSKESMAS BAB I
    PUSKESMAS BAB I
    Dokumen82 halaman
    PUSKESMAS BAB I
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Lapsus
    Lapsus
    Dokumen44 halaman
    Lapsus
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • PUSKESMAS BAB I
    PUSKESMAS BAB I
    Dokumen82 halaman
    PUSKESMAS BAB I
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • PUSKESMAS BAB I
    PUSKESMAS BAB I
    Dokumen82 halaman
    PUSKESMAS BAB I
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus
    Cover Lapsus
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Orasi
    Orasi
    Dokumen1 halaman
    Orasi
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Orasi
    Orasi
    Dokumen1 halaman
    Orasi
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Leukimia
    Leukimia
    Dokumen15 halaman
    Leukimia
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • 4b-Manajemen Yankes Na2 (Arrmrt'03)
    4b-Manajemen Yankes Na2 (Arrmrt'03)
    Dokumen15 halaman
    4b-Manajemen Yankes Na2 (Arrmrt'03)
    Tengku Reza Maulana
    Belum ada peringkat
  • Hasil Tabulasi FK
    Hasil Tabulasi FK
    Dokumen22 halaman
    Hasil Tabulasi FK
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Leukimia
    Leukimia
    Dokumen15 halaman
    Leukimia
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Dokumen22 halaman
    Tinjauan Pustaka
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Leaflet DR ALVIN
    Leaflet DR ALVIN
    Dokumen2 halaman
    Leaflet DR ALVIN
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tugas Dan Nama Dokter Pembimbing Koas Gede
    Daftar Tugas Dan Nama Dokter Pembimbing Koas Gede
    Dokumen2 halaman
    Daftar Tugas Dan Nama Dokter Pembimbing Koas Gede
    Agus Sunarto
    Belum ada peringkat
  • Dasar Dasar Ekg
    Dasar Dasar Ekg
    Dokumen25 halaman
    Dasar Dasar Ekg
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Efusi
    Efusi
    Dokumen1 halaman
    Efusi
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Efusi
    Efusi
    Dokumen1 halaman
    Efusi
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Cover Laporan Kasus
    Cover Laporan Kasus
    Dokumen2 halaman
    Cover Laporan Kasus
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Dokumen22 halaman
    Tinjauan Pustaka
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Sirosis DR - Rahmi
    Lapsus Sirosis DR - Rahmi
    Dokumen48 halaman
    Lapsus Sirosis DR - Rahmi
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Case Sylvia DM
    Case Sylvia DM
    Dokumen28 halaman
    Case Sylvia DM
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Dokumen2 halaman
    Translate Jurnal
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus
    Cover Lapsus
    Dokumen1 halaman
    Cover Lapsus
    Dina Eva Arianti
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen20 halaman
    Anemia
    Weni Septia
    Belum ada peringkat