BEHAVIORAL ECONOMICS
Disusun oleh:
MUFTI FATHONI DARMA 073121008
GINA HAYATULLISMA 073121034
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
III. TUJUAN
1. Untuk memaparkan definisi dari Behavioral Economics secara
menyeluruh dalam peningkatan kweirasuasaan di Indonesia
2. Untuk menjelaskan bagaimana peluang dan tantangan
behavioral economic khususnya pada bidang kewirausahaan
pada era digitalisasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
A. BEHAVIORAL ECONOMIC
Behavioral economics mulai berkembang pada abad ke-20 setelah
munculnya kritik terhadap teori ekonomi konvensional yang menyatakan
bahwa setiap individu senantiasa bertindak secara rasional. Namun pada
kenyataannya, para pelaku ekonomi justru kerap bertindak irasional
sehingga muncul anomali di dalam perekonomian.
Behavioral economics memberikan pendekatan yang berbeda
dengan mengkolaborasikan teori ekonomi dengan psikologi dalam
mendeteksi perilaku individu. Teori ini berupaya untuk
mengidentifikasi dan mempelajari fenomena psikologis manusia di
perekonomian. Para penentang teori ekonomi konvensional
menyatakan bahwa banyak bukti empiris yang menunjukkan bahwa
manusia tidak selalu bersikap rasional dalam berbagai situasi.
Prof. Dan Ariely (pakar behavioral economics) dalam bukunya
yang berjudul Predictably Irrational, menyatakan bahwa setiap
manusia pada dasarnya suka berpikir secara tidak rasional dan juga
rasional. Jadi pendapat yang menyatakan bahwa manusia selalu
bersifat rasional dan objektif hanyalah sebuah fantasi. Kita seringkali
mengalami bias atau thinking error yang mungkin tidak kita sadari,
sehingga membuat keputusan, yang dalam banyak hal, menjadi
kacau.
Beberapa kontributor terkemuka dalam bidang behavioral
economics antara lain Gary S. Becker, Herbert Simon, Daniel
Kahneman, George Akerlof, Robert J. Shiller, Amos
Tversky, Ernst Fehr, dan Richard Thaler. Nama yang disebutkan
terakhir, yang juga dosen di Fakultas Ekonomi University of Chicago,
adalah sosok yang dianggap sebagai the Father of Behavioral
Economics.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa behavioral
economics dibangun melalui kombinasi antara ilmu ekonomi dan
psikologi. Itulah mengapa ahli-ahli behavioral economics adalah para
ahli psikologi seperti Daniel Kahneman (peraih Nobel Ekonomi tahun
2002), dan Richard Thaler sendiri.
Pada awalnya teori behavioral economics dipandang sebelah
mata. Bahkan Richard Thaler saja di awal karirnya sempat mengalami
kesulitan menerbitkan artikelnya di jurnal-jurnal ekonomi besar.
Namun kini behavioral economics telah menjadi bagian dari teori arus
utama (mainstream theory). Hal ini terlihat dari banyaknya pendidikan
dan penelitian mengenai behavioral economics di berbagai fakultas
ekonomi di seluruh dunia. Selain itu, behavioral economics juga
memiliki pengaruh besar terhadap perumusan kebijakan ekonomi
karena dapat menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dan lebih
“manusiawi”.
Lain halnya dengan teori ekonomi konvensional, behavioral
economics jarang mengandalkan model matematika untuk
memprediksi perilaku manusia. Karena manusia selalu berkembang
dan berubah ketika menghadapi situasi yang berbeda, maka sulit
memprediksi keputusan yang akan diambil. Para ahli behavioral
economics lebih sering mempelajari perilaku individu di masa lalu, dan
kemudian melakukan beberapa eksperimen untuk memeriksa
bagaimana individu berperilaku dalam situasi yang mereka
kembangkan.
1. Loss Aversion
2. Endowment Effect
3. Confirmation Bias
4. Herd Behavior
5. Survivorship Bias
E. Rasional Terbatas
Aktor ekonomi bertindak dan membuat keputusan rasional.
Mereka secara efektif menimbang biaya dan manfaat dari setiap
pilihan yang tersedia bagi mereka. Keputusan akhir adalah pilihan
terbaik bagi mereka. Namun, rasionalitas aktor ekonomi adalah
terbatas.
Itu tergantung situasi dan kapan mereka mengambil keputusan
atau pilihan. Misalnya, anda mungkin mempertimbangkan segala hal,
yang menurut anda paling sesuai dengan situasi yang anda hadapi.
Namun, pertimbangan anda mungkin adalah sebagian kecil dari
kemungkinan-kemungkinan. Teman atau anggota keluarga anda
mungkin memiliki rasionalitas yang berbeda.
Singkat cerita, anda mungkin adalah rasional. Tapi, rasionalitas
anda terbatas karena anda tidak memiliki semua informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah. Herbert Simon
memperkenalkan konsep rasionalitas terbatas ini untuk menggantikan
asumsi rasionalitas sempurna sebagaimana dalam ilmu ekonomi
neoklasik.
Pengendalian diri yang terbatas (limited self-control)
Rasionalitas sempurna mengasumsikan individu memiliki
kendali diri dan tidak tergerak oleh emosi dan faktor eksternal.
Sayangnya, asumsi tersebut tidak berlaku untuk semua situasi karena
pengendalian diri yang terbatas. Individu seringkali tidak mampu
membuat keputusan yang baik karena cenderung emosional.
Perhatian mereka mudah teralihkan oleh faktor eksternal.
Misalnya, anda mengalami masalah berat badan karena sering
mengkonsumsi makanan cepat saji. Anda kemudian memutuskan
untuk menurunkan berat badan dan hanya mengkonsumsi produk
makanan rendah kalori dan makanan sehat. Dalam beberapa hari,
anda berhasil untuk berhenti dari membeli makanan cepat saji.
Tapi, kemudian, Anda melihat iklan di televisi tentang diskon
besar makanan cepat saji yang anda sukai. Anda tergoda dan
mengabaikan komitmen anda. Setelah memakannya, anda mungkin
menyesal dan tidak akan mengulanginya lagi.
Sekali lagi, di lain waktu, teman anda memberi anda banyak
voucher makanan cepat saji, bonus dari perusahaannya. Anda
merasa itu menarik dan sayang jika dilewatkan. Sekali lagi komitmen
anda goyah dan akhirnya memutuskan untuk membelinya. Karena
kurangnya kontrol diri, anda akhirnya membeli makanan cepat saji,
tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali. Dengan demikian, anda
menjadi tidak rasional karena tergoda oleh faktor eksternal (iklan dan
voucher).
BAB III
PEMBAHASAN
Untuk membentuk kemandirian usaha bagi pelaku usaha kecil
yang perlu dikembangkan adalah memberdayakan perilaku
kewirausahaan pada pelaku usaha kecil dengan cara meningkatkan
memperhatikan kembali nilai kewirausahaan dimulai dari membangun
kepercayaan diri sendiri dengan membentuk keyakinan, optimis,
berkomitmen, disiplin, dan bertanggung jawab dalam menjalankan suatu
usaha. Selanjutnya diikuti dengan adanya keberanian untuk mengambil
risiko melalui berbagai perhitungan yang tidak merugikan perusahaan.
Selain itu dituntut adanya keberanian dalam menciptakan inisiatif
dengan ditunjuKkan adanya keaktifan, cekatan dan penuh inisiatif
dalam berbisnis, didukung dengan adanya motivasi berprestasi
melalui orientasi pada hasil dan wawasan ke depan.
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Penguatan jiwa kewirausahaan akan menimbulkan dampak
pada penguatan perilaku kewirausahaan. Sedangkan penguatan
pada perilaku kewirausahaan mampu menciptakan terbentuknya
kemandirian usaha bagi pelaku usaha kecil. Sehingga langaka
keputusan terbaru pemerintah sudah baik dengan menyisipkan
kwirausahaan dalam mutan kurikulum yang mana diterpakan oleh
semua jenjang mualai dari SD, SMP, SMA, dan SMK. Dan juga
banyak proram-program lain yang ada dalam dunia Pendidikan dalam
meningkatkan jiwa kewirausahaan, dengan harapan dapat
meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia.
B. SARAN
Pada pembahasan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini, maka dari itu tim penulis
mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca dan para ahli
demi terciptanya makalah yang relevan dengan hal-hal yang terjadi
diimbangi dengan keilmuan yang tepat.
C. LESSON LEARNED
Pembelajaran yang dapat diambil dari makalah ini adalah bagaimana
kita selaku pelaku ekonomi dapat menyeimbangi perkembangan
zaman yang menuntut semua serba digitalisasi, dengan selalu
mempertimbangkan berbagai aspek dan keilmuan dalam ekonomi
demi tercapainya tujuan ekonomi yang handal, flexible dan relevan.
Sebagai enterpreneur harus memiliki karakteristik sehingga dapat
mempertimbangkan segala resiko yang akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
https://cerdasco.com/ekonomi-perilaku/
https://www.detik.com/tag/pelaku-ekonomi
https://educhannel.id/blog/artikel/perilaku-menabung.html
https://www.finansialku.com/pendidikan-keuangan-sama-pentingnya-
dengan-pendidikan-formal/#:~:text=Pendidikan%20keuangan
%20adalah%20pengetahuan%20yang,keuangan
%20%23IndonesianDreams%20dan%20anti%20bangkrut.
http://webblogkkn.unsyiah.ac.id/pasitimon16/pengertian-
kewirausahaan/#:~:text=Menurut%20Robbing%20dan
%20Coulter,dengan%20sumber%20daya%20yang%20digunakan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Investasi
https://jagoekonomi.com/2022/09/28/behavioral-economics/
https://ejournal.uksw.edu/jeb/article/view/318/pdf
https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/07/22/rasio-kewirausahaan-indonesia-
347-persen-masih-kecil-dan-setara-vietnam
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
SD : MI Tarbiyatusshibyan
SMP : MTs Daarul Uluum Lido
SMA : SMA Plus YPHB
S1 : UNIKOM Bandung
S2 : UNB Bogor
Riwayat Pekerjaan :
1. Guru MTs Yatashi
2. Guru MAN 1 Kota Bogor
3. Guru SMK Permata 1
4. Kepala SMK Permata 1 Bogor
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
SD : SDN Cimapea 1
SMP : SMPN 6 Kota Bogor
SMA : SMAN 5 Kota Bogor
S1 : UPI Bandung
S2 : UNPAK
Riwayat Pekerjaan :
1. Guru SMPN 12 Kota Bandung
2. Guru SMP Pelita Ciampea
3. Guru SMK Pelita Ciampea
4. Kepala Madrasah MTSs Nurul Walidain
5. Kepala Sekolah SMP Pelita Ciampea