KEWIRAUSAHAAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial II
Dosen Pengampu : Drs. Hardjono, M.Si
Disusun oleh:
Astiqoyyima Fiqrunnisa G0118014
Brilian Rizaq Hurina S. D G0118018
Wirausaha atau menjadi kegiatan yang digalakkan saat ini di banyak negara.
Wirausaha telah terbukti menjadi sumber utama penyediaan lapangan pekerjaan,
pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Ia mendorong perbaikan produk dan kualitas layanan,
kompetisi, dan fleksibilitas ekonomi. Ia pun menjadi sarana berjuta-juta orang untuk
mengambil peran sosial dan ekonomi, serta menyokong perubahan budaya, integrasi
masyarakat, dan mobilitas sosial.
Ilmu ekonomi mempelajari segala perilaku individu yang berhubungan dengan hal-
hal yang berkaitan dengan ekonomi, perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran. Pengertian perilaku dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa segala sesuatau
yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan didasarkan atas hukum ekonomi.
Asumsi dasar yang muncul dalam perilaku tersebut dapat berupa dalam proses pengambilan
keputusan, konsep konsekuensi yang akan diterima nantinya di didasarkan atas hukum-
hukum dalam ekonomi yang secara konsep digambarkan dalam bentuk yang kaku dan formal
(Van Raij dalam Antonides, 1991).
Sifat rasional di sini diartikan sebagai ciri dari tindakan yang seperti:
1. Memperhitungkan untung-rugi
2. Mementingkan keuntungan diri sendiri (self-interest)
3. Memberikan hasil yang sebesar-besarnyadengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya.
Pengertian rasional itu mendasari cara pikir para ekonom sebagai berikut:
Pemahaman terhadap perilaku ekonomi yang tak terbatas hanya padaurusan uang dan dagang
menjadikan perilaku ekonomi sebagai kajian psikologi. Sebagai ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia, psikologi menjadikan perilaku ekonomi sebagai objek kajiannya.
Hasilnya, sesuai dengan cara pandang deskriptif, ditemukan bahwa manusia tidak mesti
rasional. Ada pengaruh faktor-faktor non-rasional dalam pengambilan keputusan, seperti
Psikologi dan Ekonomi, keduanya memiliki objek formal yang sama, yakni manusia. Jika di
psikologi lebih diperhatikan bagaimana proses yang dilakukan manusia, di ekonomi lebih ke
output dari perilaku. Baik psikologi mapun ekonomi, keduanya berbicara mengenai
motif/motivasi. Jika dalam psikologi motivasi manusia atas perilakunya itu bermacam-
macam, maka dalam ekonomi motivasi dibalik perilaku manusia adalah untuk mendapatkan
manfaat sebesar-besarnya dengan usaha sekecil-kecilnya, atau maximizing utility.
Kirchler dan Holzl, 2003 menjelaskan bahwa area studi dalam psikologi ekonomi, berkaitan
dengan pengambilan keputusan, studi tentang memilih dan mengambil keputusan oleh
individu, interaksi sosial, pengulangan dari perspektif teori permainan, topik yang berkaitan
dengan perilaku keuangan termask dalam keputusan berinvestasi, perilaku menabung, debit
dan kredit dalam berumah tangga, pasar uang. Psikologi ekonomi juga memberikan ruang
studi terhadap perilaku tentang perpajakan, pasar kerja, sosialisasi ilmu ekonomi dan teori
tentang peletakannya.
Ada pun beberapa teori psikologi sosial yang dapat diaplikasikan ke bidang ekonomi antara
lain:
MOTIVASI
Setiap aktivitas manusia yang tergolong perilaku bertujuan pasti mempunyai motivasi
sebagai penggerak perilaku tersebut. Dalam dunia kerja, perilaku pekerja mempunyai
motivasi yang bervariasi.
Dalam perdaganganatau bursa efek maupun valuta asing, sering kita mendengar kemerosotan
nilai tukardan harga saham disebabkan oleh efek psikologis. Berbisnis ala bursa efek dan
valuta asing tidak jauh berbeda dengan judi yang memperhitungkan probabilitas dan prediksi.
Analisis kompleksitas yang dilakukan pialang atau broker tentu saja memperhitungkan
situasi social yang memengaruhi naik turunnya saham atau nilai tukar tertentu. Sebenarnya
ketidakaturan fluktuasi nilai tukar dan harga saham dapat membentuk pola tertentu yang
dapat diprediksikan menjadi keteraturan pola dari waktu ke waktu. Pengambilan keputusan
pialang dan broker merupakan proses pembelajaran terhadap pola fluktuasi ekonomi. Mereka
menggunakan analisis masa lalu untuk memprediksikan kondisi ekonomi ke depan.
Satu hal lagi yang menjadi penerapan psikologi sosial dalam bidang bisnis saham dan valuta
asing, yaitu proses conformity. Proses ini terjadi jika ketika pasar sebagai lingkungan sosial
pelaku ekonomi melakukan transaksi bersama seperti halnya, “buy low and sell high” maka
individu sebagai pelaku bisnis tersebut juga terpengaruh dan melakukan konformitas
kelompok. Alasannya karena mereka akan merasakan social support ketika terjadi kegagalan
dalam mengambil keputusan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan dari aktivitas bisnis adalah mencapai keuntungan yang
sebesar-besarnya. Kondiis ini menyebabkan pelaku bisnis dan pialang melakukan aksi profit-
taking (pengambilan keuntungan) ketika menunggu harga tertinggi pada penjualan saham
hari itu. Aksi profit-taking ini yang merupakan antaseden perilaku untuk memanfaatkan
segala peluang untuk mengeruk keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Inilah yang dalam
psikologi disebut sebagai perilaku yang bertujuan karena mempunyai motivasi yang terarah.
Wirausaha didefinisikan sebagai proses yang terdiri atas penemuan, evaluasi, dan eksploitasi
kesempatan untuk memperkenalkan produk dan layanan baru, cara mengelola baru, atau
pasar baru. Makna wirausaha yang demikian memunculkan pertanyaan yang berusaha
dijawab oleh psikologi tentang perilaku manusia seperti apa yang dibutuhkan untuk
mengenali kesempatan-kesempatan bisnis yang potensial. Psikologi dituntut untuk
mengungkap faktor penyebab, pola pikir, dan perilaku-perilaku apa saja yang dapat
membawa seorang mencapai kesuksesan bisnis. Psikologi kewirausahaan tidak hanya
berkutat di seputar diri seorang wirausahawan, tetapi juga peran faktor situasi. Kemunculan
bisnis baru dan perkembangannya ditentukan oleh situasi lingkungan. Wirausahawan
senantiasa bekerja dalam kompleksitas, ketidakpastian, risiko personal, urgensi, kejutan, dan
kelangkaan sumber daya, serta dituntut untuk menyesuaikan diri dengan beragam peran.
Lantaran bisnis sangat ditentukan oleh pengaruh-pengaruh individu, area riset psikologi
kewirausahaan pada awal kemunculannya (tahun 1960an-1970an) cenderung menggunakan
pendekatan kepribadian/ sifat. Dengan persepktif yang menekankan pada personal
wirausahawan ini, para ahli mengungkap profil wirausahawan dalam hal sifat, keterampilan,
sikap, kognisi, nilai, motif, tujuan, dan bahkan status kesehatannya, yang dianggap
membedakannya dari orang biasa, juga membedakan di antara mereka sendiri antara yang
sukses dari yang kurang sukses.
a. Mengidentifikasi pasar. Dalam psikologi sosial juga dikaji mengenai interaksi antar
kelompok, seperti kepemimpinan, persaingan, kerja sama dan lain sebagainya. Dengan
mengaplikasikan ilmu psikologi sosial, kita pun bisa mengidentifikasi bagaimana kondisi
pasar yang akan dihadapi oleh produk kita, bagaimana persaingan di dalamnya dan apakah
ada peluang untuk kerja sama dengan pihak lain.
b. Mempelajari perilaku konsumen. Salah satu kajian dalam psikologi sosial adalah
mempelajari pengaruh sosial terhadap proses seorang individu, seperti persepsi, motivasi,
dan attitude. Maka, dengan psikologi sosial kita bisa mempelajari perilaku konsumen
dalam dunia bisnis. Sebagai contoh, kita melihat apa yang bisa memotivasi orang dalam
menentukan produk yang akan dibeli, bagaimana seseorang membentuk persepsinya
terhadap produk tertentu, dan lain sebagainya.
c. Segmentasi pasar. Untuk membuat segmentasi pasar kita harus bisa mengenali kehidupan
sosial, gaya hidup dan bagaimana kelompok tersebut berinteraksi dalam kehidupan
ekonomi. Dalam hal inilah kita menerapkan psikologi sosial dalam bidang ekonomi.
d. Menentukan cara marketing produk. Mempelajari bagaimana seseorang bisa terpengaruh
dari lingkungan sosial atau lingkungan di sekitarnya. Dalam hal ini, aplikasi psikologi
sosial dalam bidang ekonomi adalah dengan menciptakan suatu lingkungan dan persepsi
terhadap produk yang kita tawarkan hingga kita lebih mudah memasarkan produk tersebut
ke target market yang ada.
e. Mengurangi masalah kesenjangan ekonomi. Dalam kehidupan sosial-ekonomi, kita sering
dihadapkan dengan permasalahan kesenjangan sosial yang bisa menimbulkan konflik
antar manusia. Hal ini dipelajari juga dalam psikologi sosial dalam teori perbandingan
sosial yang berpendapat bahwa manusia secara natural memiliki kecenderungan untuk
menilai dirinya sendiri dan membandingkannya dengan orang lain.
f. Menciptakan lingkungan bisnis mendukung. Psikologi sosial memandang bahwa dengan
memodifikasi lingkungan sedemikian rupa, kita bisa membantu mengatur perilaku
seseorang, bahkan membentuk perilaku orang tersebut yang kemudian akan menjadi
kognisi dan regulasi diri mereka. Hal ini tentu bisa membantu kita dalam menjual produk
kita ke market. Misalnya, kita bisa membuat lingkungan yang membuat produk barang
atau jasa terpapar secara agresif di pasar sehingga membuat orang-orang di lingkungan itu
merasa produk kita merupakan ‘bagian’ dari hidup mereka.
g. Membuat regulasi kegiatan ekonomi. Ada kalanya lingkungan bisnis atau lingkungan
ekonomi menjadi penyebab stress manusia. Dalam psikologi sosial hal ini disebut dalam
teori tekanan lingkungan. Terkadang manusia bisa memberi reaksi tingkah laku terhadang
keadaan lingkungan yang bersifat mengganggu dan biasanya reaksi mereka bukanlah
merupakan reaksi yang positif. Oleh karena itu, kita bisa membuat regulasi kegiatan
ekonomi agar lingkungan perekonomian tetap sehat dan tidak menekan, misalnya dengan
mengatur kompetisi pasar, kebijakan harga, dan lain-lain.
h. Kemampuan menangkap peluang. Terjun ke dalam dunia wirausaha berarti harus siap
untuk menangkap berbagai macam peluang yang ada di sekitarnya. Kemampuan ini cukup
penting terutama dalam hal memberikan sebuah pemahaman tersendiri bagi seorang
individu untuk mengejar apa yang menjadi impian dan cita-citanya.
i. Keberanian mengambil resiko. Wirausahawan adalah seseorang yang akan selalu berani
mengambil resiko. Ia selalu dihadapkan pilihan-pilihan yang mungkin tidak selalu
menguntungkan. Namun demikian, setiap langkah yang diambil tentu saja memiliki
konsekuensi yang harus siap diterima oleh pembuat keputusan. Oleh karenanya, psikologi
juga cukup membantu dalam membuat pemecahan-pemecahan masalah seperti ini.
j. Evaluasi diri. Kemampuan dalam mengevaluasi diri juga diperlukan untuk senantiasa
melihat bagaimana performa seseorang dalam menjalankan roda bisnisnya. Dalam
psikologi sendiri, ini masuk ke dalam kriteria daya tilik diri. Teori Johari Window
menjelaskan mengenai bagaimana aspek ini bisa dimiliki seseorang sehingga ia bisa
menjadi pribadi dengan daya tilik diri yang bagus. Ia mampu mengenali dirinya sendiri
sebelum melaksanakan apa yang menjadi usahanya.
PENUTUP
Kesimpulan
Baron, Robert A. dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses (Edisi
Revisi). Jakarta: Salemba Empat.
Baum, J.R., Frese, M. & Baron, R. (2007). The Psychology of Entrepreneurship. New
Jersey: Lawrance Erlbaum.