Anda di halaman 1dari 23

Inflasi

Disusunnya makalah ini untuk dibawakan dalam seminar kelas sebagai syarat untuk memperoleh
nilai mata kuliah Ekonomi Makro Islam

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Dosen Pengampuh : An Ras Try Astuti,SE,ME.

Indah : 18.2800.032

Nabilah Asbah : 18.2800.034

Widya Anggraini : 18.2800.030

Satriani : 18.2800.037

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi engkau ya Allah, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah Mu kepada
kami, berupa nikmat yang tiada henti-hentinya engkau curahkan kepada kami.Meskipun seluruh
lautan menjadi tinta, juga takkan cukup untuk menulis begitu banyak nikmat yang engkau
berikan kepada kami. Dengan petunjuk dan pertolongan mu ya Allah kami dapat menyelesaikan
makalah kami. Alhamdulilah ala bil hal (Segala puji bagi Allah atas segala sesuatu).
Shalawat dan taslim semoga selalu tercurah kepada kekasihmu Muhammad saw beserta keluarga
dan sahabat beliau. Yang telah membimbing kami dari alam penuh kehinaan menuju alam yang
penuh petunjuk dan kemulian. “Allahumma sollia ala sayyidina muhammad wa ala alihi wa
ashabihi ajmain”.
Dan kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada Ibu : An Ras Tri Astuti,SE,ME
Yang telah memberikan kami kesempatan untuk mengetahui Inflasi lebih dalam, guna
menambah wawasan kami sebagai bekal masa depan. Alhamdulillah dengan adanya tugas ini
sedikit banayaknya kami dapat memahami Inflasi.
Barakallahu Fik wajazakallahu Khoiran.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................4
2.1 Pengertian Inflasi.................................................................................................................4
2.2 Penyebab Inflasi...................................................................................................................4
2.3 Jenis-jenis Inflasi..................................................................................................................6
2.4 Dampak Inflasi.....................................................................................................................8
2.5 Hubungan Inflasi, dengan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi........................11
2.5.1 Definisi Pengangguran..................................................................................................11
2.5.2 Hubungan Inflasi Dan Pengangguran............................................................................12
2.5.3 Kaitan antara Pertumbuhan Ekonomi, inflasi Dan Pengangguran...............................12
2.6 Solusi inflasi dalam perspektif Islam................................................................................13
2.6.1 Kebijakan dalam mengendalikan inflasi dan stabilitas ekonomi syariah..................14
2.6.2 Solusi Mengatasi inflasi dalam perspektif islam.......................................................16
BAB III.........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
Kesimpulan............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik
untuk dibahas terutama yang berkaitan dengan dampaknya yang luas
terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi
menyebabkan tingkat jasa yang rill terhadap asset finansial semakin
rendah (bahkan seringkali negatif) sehingga dapat membantu mobilisasi
dana domestik dan bahkan dapat mengurangi tabungan domestik yang
menjadi sumber dana investasi. Kedua dapat menyebabkan daya saing
barang ekspor berkurang dan dapat menimbulkan defesit dalam
transaksi berjalan dan sekaligus dapat meningkatkan hutang luar negeri.
Ketiga inflasi dapat memperburuk distribusi pendapatan dengan
terjadinya transfer sumber daya dari konsumen dan golongan
berpenghasilan tetap kepada produsen. Keempat inflasi yang tinggi
dapat mendorong terjadinya pelarian modal keluar negeri. Kelima, inflasi
yang tinggi akan menyebabkan kenaikan tingkat bunga nominal yang
dapat menggangu tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memacu
tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu.
Inflasi juga merupakan msalah yang dihadapi setiap perekonomian.
Sampai dimana buruknya masalah ini berbeda di antara satu waktu ke
waktu yang lain, tingkat inflasi yaitu presentasi kenaikan harga-harga
dalam satu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk
menunjukkan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang di hadapi.
Dalam perekonomian yang pesat berkembang inflasi yang rendah
tingkatnya yang dinamakan inflasi menyerap yaitu inflasi yang kurang
dari sepuluh persen setahun. Seringkali inflasi yang lebih serius atau
berat, yaitu inflasi yang tingkatnya mencapai diatas seratus persen
setahun. Pada waktu peperangan atau ketidakstabilan politik, inflasi
dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi yang kenaikan tersebut
dinamakan hiperinflasi.

1
Baru-baru ini Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan
kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan inflasi
sampai akhir 2012 mencapai 4,6 persen atau berada dalam kisaran yang
ditetapkan BI 3,4-5,5 persen setahun. Sebelumnya BPS ( Bandan pusat
Statistik ) mengumumkan laju inflasi pada september 2012 tercatat
sebesar 0,01 persen. Dengan penyumbang inflasi terbesar adalah
kelompok sandang mencapai 1,47 persen serta kelompok pendidikan
rekreasi dan olah raga sebesar 1,07 persen. Sementara kelompok bahan
makanan menjai penyumbang deflasi terbesar yaitu 0,92 persen.
Lonjakan terhadap inflasi nasional yang tanpa diimbangi dengan
pendapatan nominal pendapatan nominal penduduk akan menyebabkan
pendapatan rakyat merosot baik pendapatan rill maupun pendapatan
perkapita. Ini menjadikan Indonesia kembali masuk golongan Negara
miskin, dan ini menyebabkan semakin beratnya beban hidup masyarakat
khususnya strata ekonomi bawah. Karena bengitu dahsyatnya pengaruh
inflasi di Indonesia terhadap perekonomian nasional, maka perlu
perhatian yang ekstra terhadap inflasi agar krisis ekonomi tahun 1998
tidak terulang lagi.
Bank indonesia sebagai penentu kebijakan otoritas moneter
mempunyai tugas sebagai bank sirkulasi dan bank sentral yaitu
mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah serta
mendorong kelancaran produksi dan pembangunan demi peningkatan
taraf hidup rakyat.
Dalam melaksanakan kebijakannya bank sentral dapat melakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Jika secara langsung
maksudnya bank sentral dan pemerintah secara langsung campur tangan
dalam hal perederan uang. Sementara kebijakan moneter tidak langsung
yaitu melalui pengaruh bank sentral terhadap pembelian kredit oleh
dunia perbankan
Inflasi adalah keadaan yang menakutkan terutama bagi Negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia, karena dampak inflasi yang
bengitu luas terhadap perekonomian. Oleh karena itu Bank Indonesia
sebagai otoritas moneter tidak bisa berperan sendiri dalam menjaga laju
inflasi agar tetap stabil dan memerlukan peran dan kerjasama dari pihak

2
lain seperti dari pihak swasta, warga masyarakat dan pihak yang terkait
lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk bisa membantu bank sentral dalam menjaga laju inflasi, maka
pihal-pihak tersebut harus mencermati kembali teori-teori yang
membahas tentang inflasi dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap inflasi dan seberapa spesifikkah pengaruhnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dari inflasi?
2. Apa penyebab dari inflasi?
3. Sebutkan jenis-jenis inflasi?
4. Apa dampak dari inflasi?
5. Bagaimana hubungan inflasi dan pengangguran dan pertumbuhan
ekonomi?
6. Apa solusi inflasi dalam persfektif ekonomi islam?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian dari inflasi
2. Menjelaskan penyebab dari inflasi
3. Menjelaskan jenis-jenis inflasi
4. Menjelaskan dampak inflasi
5. Menjelaskan bagaimana hubungan inflasi dan penganguran dan pertumhan ekonomi
6. Menjelaskan solusi inflasi dalam persfektif ekonomi islam.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inflasi
Perubahan tingkat harga agregat yang kedua adalah mengenai inflasi. Dalam dunia nyatanya
maka perubahan yang kedua inilah yang sering terjadi dan merupakan fenomena yang di
perhatikan. Lebih penting lagi karena secara praktis inflasi ini sering terjadi dan sulit di
antisipasi. Pada umumnya analisis mengenai inflasi di hubungkan dengan sektor Riil atau pun
sektor moneter. Dalam sektor riil karena inflasi memiliki pengaruh yang besar dalam proses
produksi dan permintaan barang. Sedangkan dalam sektor moneter dianggap sebagai pengacuh
terjadinya inflasi.Inflasi ada secara teoretis terdapat banyak model-model untuk menerangkan
terjadinya inflasi.
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian disuatu negara dimana terjadi kecenderungan
kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang disebabkan
karena tidak seimbangannya arus uang dan barang.
Kenaikan harga yang bersifat sementara tidak termasud dalam inflasi,misalnya kenaikan
harga-harga mejelang hari Raya Idhul fitri.pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang
beredar dimasyarakat lebih banyak dari pada yang dibutuhkan[ CITATION Sai96 \l 1033 ].1

2.2 Penyebab Inflasi


Dilihat dari faktor-faktor utama yang menyebabkan inflasi, inflasi dapat
disebabkan dari sisi permintaan, sisi penawaran, maupun ekspektasi. Faktor
yang juga menyebabkan inflasi tersebut dapat merupakan gabungan dari
ketiga faktor tersebut.

Dalam ilmu ekonomi, terdapat dua variabel penting yang selalu


dijadikan piranti dalam melakukan berbagai analisis ekonomi,
termasuk dalam menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan inflasi.
Dua variabel tersebut adalah permintaan dan penawaran agregat.
Permintaan agregat pada dasarnya merupakan jumlah seluruh
kebutuhan konsumsi dan investasi dalam suatu perekonomian.
Sedangkan penawaran agregat adalah seluruh potensi yang dimiliki
1
Said Kelana Asnawi, Teori Ekonomi Makro (Jakarta: PT RajaGrafindo, 1996) h.199
4
oleh suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan jasa yang
diperlukan oleh perekonomian yang bersangkutan. Penawaran
agregat, secara umum, mencerminkan seluruh kapasitas produksi
yang dimiliki suatu perekonomian. Dan pada umumnya dipengaruhi
oleh faktor-faktor produksi yang tersedia, teknologi, dan 2produktivitas[
CITATION Sus09 \l 1033 ]. Pada tingkat keseimbangan ekonomi, besarnya
permintaan dan penawaran agregat.
Inflasi secara umum disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan
permintaan (kelebihan Likuiditas alat tukar) dan yang kedua adalah
desakan produksi dan termasuk kurangnya distribusi. Untuk sebab
pertama, lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan
moneter, sedangkan sebab kedua lebih di pengaruhi dari peran negara
dalam kebijakan pemerintah seperti fiskal,
(perpajakan/pungutan/intensif/disinsentif), pembangunan infrastruktur,
regulasi, dll. tersebut akan sama.

Beberapa penyebab inflasi :


1. Meningkatnya permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang
atau jasa tertentu.dalam hal ini peningkatan permintaan jenis barang atau jasa
tersebut terjadi secara agregat (agregat demand). Inflasi Tarikan Permintaan juga
terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi memicu
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume likuiditas yang terkait dengan
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan
terhadap faktor-faktor produksi.
2. Peningkatan biaya produksi (Cost Pull Inflation)
Inflasi terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan juga kelangkaan distribusi,
walaupun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara
signifikan. Adanya ketidaklancanran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi
yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai
dengan berlakunya hukum permintaan penawaran,atau juga karena terbentuknya
posisi nilai perekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala

2
Suseno Dan Siti Astiyah. Inflasi (Jakarta : Pusat Pendidikan dan studi ke bank sentralan
2009) h. 11
5
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal
seperti adanya masalah teknis di sumber produksi, bencana alam,cuaca, atau
kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi, aksi spekulasi (penimbunan),
dll.
Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi.adapun peningkatan biaya
produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku misalnya harga bahan
bakar naik dan upah buru naik.
3. Tingginya peredaran uang
Inflasi yang terjadi karena uang yang beredar dimasyarakat lebih banyak
dibandingkan yang dibutuhkan.ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang
beredar meningkat dua kali lipat,maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga
100%.
Hal ini bisa terjadi ketika permintaan menerapkan sistem anggaran defisit,dimana
kekurangan anggran tersebut di atasi dengan pencetan uang baru.namun hal tersebut
membuat jumlah uang yang beredar dimasyarakat semakin bertambah dan
mengakibatkan inflasi.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah inflasi hanya


disebabkan oleh pertambahan jumlah uang beredar saja.
Jawabannya adalah tidak. Inflasi juga dapat disebabkan oleh faktor-
faktor lain. Berdasarkan contoh tersebut, pertambahan uang
beredar dalam jangka pendek telah mengakibatkan pertambahan
jumlah permintaan agregat. Pertambahan jumlah uang beredar
dalam jangka pendek akan mengakibatkan penurunan suku bunga
dan selanjutnya akan meningkatkan jumlah investasi dan konsumsi
yang secara keseluruhan merupakan jumlah permintaan agregat.
Peningkatan permintaan tersebut selanjutnya akan mendorong
peningkatan harga-harga. Kejadian tersebut sering disebut sebagai
inflasi permintaan atau demand pull inflation atau Philips Curve
inflation. Inflasi permintaan adalah inflasi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara permintaan dan penawaran domestik dalam jangka
panjang . Tekanan inflasi dari sisi permintaan akan timbul apabila
permintaan agregat berbeda dengan penawaran agregat atau

6
potensi output yang tersedia. Yang dimaksud dengan permintaan
agregat adalah total permintaan barang dan jasa untuk keperluan.3

2.3 Jenis-jenis Inflasi


a. Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahnnya :
1) Inflasi Moderat (Moderat Inflation)
Inflasi moderat ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara lambat.mungkin
kita dapat menyebutnya sebagai lajur inflasi satu digit pertahun.apabila harga-harga
relatif stabil masyarakat percayah pada uang.mereka bersedia memegang uang
karena uang akan hampir sama nilainya pada bulan atau tahun menandatangan
sebagaimana nilainya hari ini.masyarakat bersedia melakukan kontrak jangla panjang
dalam nilai uang,karena mereka yakin bahwa tingkat harga barang-barang yang
mereka beli atau mereka jual tidak akan bergerak terlalu jauh.masyarakat tidak
menghabiskan waktu atau sumber daya mereka untuk mencoba menyimpan
kekayaan mereka dalam bentuk aktiva”Rill” dibandingkan dengan aktiva “uang”
atau “kertas berharga”,karena mereka percayah aktiva uang mereka akan tetap sama
nilainya.

2) Inflasi Ganas (Galloping Inflation).


Inflasi dalam dua digit seperti 20,100 atau 200 persen/tahun disebut inflasi
“Ganas”.pada ujungnya bahwa spetrum ini kita kadang-kadang mendapatkan negara-
negara industri maju seperti Italia.banyak negara-negara Amerika latin seperti
Argentina dan Brasil memiliki tingkat inflasi 50-700 persen pertahun di tahun
1970an dan 1980an.

Jika inflasi ganas timbul maka timbullah gangguan-gangguan serius terhadap


perekonomian. Umumnya,sebagian besar kontrak disusun dalam indeks harga atau
mata uang asing seperti dollar. Dala kondisi ini uang kehilangan nilainya dengan
sangat cepat; tingkat bunga Rill dapat menjadikan menus 50 atau 10 persen/tahun
sebagai konsekuensinya masyarakat hanya memegang jumlah uang yang minimum
yang diperlukan hanya untuk transaksi harian pasar keuangan tidak bergairah dan
dana-dana umumnya dialokasikan berdasarkan rasio dari pada berdasrkan tingkat

3
Suseno Dan Siti Astiyah “ Inflasi” Dalam jurnal seri kebanksentralan no. 22. 2009, h. 11
7
bunga masyarakat menimbun barang-barang,membeli rumah, dan tidak akan pernah
meminjamkan uangnya pada tingkat bunga nominal yang rendah.

Hal yang mengejutkan adalah bahwa perekonomian dengan inflasi tahunan sebesar
200% berusaha untuk bertahan sekalipun sistem harga sangat buruk.akan tetapi
perekonomian seperti ini cenderung menimbulkan distorsi-distorsi besar dalam
perekonomian karena masyarakat melakukan infestasi danan diluar negri,sedangkan
infestasi domestik menjadi lesuh.

3) Hiperinflasi.
Meskipun perekonomian tanpaknya bertahan dalam inflasi ganas jenis inflasi ketiga
dan yang sangat mematikan bisa saja terjadi yaitu apabila wabah Hiperinflasi
menyerang tidak ada segi baik perekonomian pasar,apabila harga-harga meningkat
jutaan atau bahkan triliunan persen/tahun Hiperinflasi terutama menarik perhatian
para mahasiswa yang belajar tentang inflasi karena pengaruh-pengaruhnya yang
dasyat.
Deskripsi Hiperinflasi yang tercantum dalam konfederasi selama perang sipil :
dulu,kita bisa pergi ketokoh dengan uang di saku dan kembali dengan makanan di
keranjang.sekarang,kita pergi dengan uang di keranjang dan kembali dengan
makanan di saku.segalah sesuatu bersifat langkah,kecuali uang ;harga-harga kacau
balau dan produksi tidak terorganisasi karena harga makanan yang biasanya sama
dengan harga satu tiket opera sekarang berharga dengan nilai 20 kali lipat.setiap
arang cenderung untuk menimbun “barang-barang” dan berusaha menghabiskan
uang kertas yang “buruk”,yang mendesak uang logam yang “baik” keluar dari
peredaran.sebagai akibatnya sebagian kembali pada sistem barter.
b. Jenis inflasi berdasrkan penyebabnya:
a. Demand pull inflation,yaitu inflasi yang terjadi karena permintaan akan
barang atau jasa lebih tinggi dari yang bisa dipenuhi dari produsen.
b. Cost push inflation,yaitu inflasi yang terjadi kenaikan biaya produksi
sehingga harga penawaran barang naik.
c. Bottle neck infltion,yaitu inflasi campuran yang disebabkan oleh faktor
penawaran dan faktor permintaan.
c. Jenis inflasi berdasarkan sumbernya :
a. Domestic inflation,yaitu inflasi yang bersumber dalam negeri.inflasi ini
terjadi karena jumlah uang di masyarakat lebih banyak dari pada dibutuhkan.
8
inflasi jenis ini juga dapat di terjadi ketika jumlah barang atau jasa tertentu
berkurang sedangkan permintaan tetap sehingga harga-harga naik.
b. Imported infation,yaitu inflasi yang bersumber dari luar negri.inflasi ini
terjadi pada luar negara yang melakukan perdangan bebas dimana ada
kenaikan harga diluar negeri contohnya; indonesia melakukan impor barang
modal dari negara lain.ternyata harga-harga barang modal di negara tersebut
naik,kenaikan harga tersebut berdampak bagi indonesia sehingga
mengakibatkan inflasi. 4

2.4 Dampak Inflasi


1. Dampak Terhadap Distribusi Pendapatan Dan Kekayaan Dampak distribusional utama
dari inflasi berasal dari perbedaan bentuk aktiva dan kewajiban yang dimiliki oleh
masyarakat.pada saat masyarakat meminjam uang, peningkatan tajam pada harga-harga
merupakan keuntungan tak terduga bagi mereka.misalkan anda meminjam 100.000
dolar untuk membli rumah , dan pembayar hipotek tahunan anda adalah 10.000
dolar.tiba-tiba, inflasi besar melipatgandakan seluruh upah dan harga. Pendapatan dollar
anda berlipat ganda sekalipun jumlah barang-barang yang dapat dibeli oleh pendapatan
anda tersebut tidak dirubah. Tetapi apa yang telah terjadi
terhadap biaya riil hipotek anda? pembayaran hipotek anda adalah tetap 10.000 dorlar
pertahun, tetapi untuk membayarnya anda hanya akan membutuhkan kerja setengah
dari sebelumnya . inflasi besar telah meningkatkan kekayaan sebesar 50.000
dolar,dengan menurunkan separuh nilai rill pinjaman hipotek anda.Pemikiran seperti ini
dapat mendorong masyarakat untuk meminjam secara besar-besaran untuk membeli
rumah atau tanah pertanian. Kemudian,pada saat inflasi mulai dilanda
resesi,pembayaran hipotek tesebut menjadi begitu berat sehingga ribuan anggota
masyarakat mengalami kebangkrutan. apa bila anda pemberi pinjamn dan memiliki
aktiva dalam bentuk hipotek atau obligasi jangka panjang, maka yang terjadi adalah
sebaliknya .peningkatan harga yang tinggi akan membuat anda lebih miskin, karena
dollar yang dibayar kembali kepada anda sesunggunya anda harapkan.
2. Dampak Perekonomian Secara Makro
Pengaruh pertama adalah terhadap tingkat output keseluruhan.Sampai dengan
tahun 1970an , inflasi yang tinggi biasanya berajalan seiring dengan kesepakatan kerja
dan output yang tinggi pula. Peningkatan inflasi pada saat terjadi investasi yang sangat
cepat, dan pekerjaan yang melimpah.periode penurunan inflasi yang tidak dapat
4
Drs. Haris Munandar, M.A 1992. Makro Ekonomi (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama), h .
313
9
diantisipasi –tahun1930an, 1954, 1958, dan 1982-adalah masa terjadinya pengangguran
tinggi pada tenaga kerja dan modal. Periode penurunan inflasi yang seharusnya
menyebabkan bank dan kreditur lainnya dalam keadaan “lebih baik”, pada kenyataannya
mereka justru memiliki piutang yang tidak ditangih-apakah itu dipinjam oleh petani di
tahun 1930an atau Amerika latin di pertengahan tahun 1980an.
Dalam menganalisis pengalaman ini, kita hrus berhati-hati dalam
menginterpretasikan hubungn sebab-akibat . dalam hubungan antara inflasi dan ouput,
mana yang merupakn sebab,dan mana yang merupakan akibat?apakah peningkatan
output disebabkan oleh peningkatan harga? Atau apakah peningkatan harga merupakan
hasil dari faktor ketiga yang menggerakkan harga dan output?
Sekarang ini,para ahli ekonomi makro percayah bahwa tidak terdapat hubungan
penting antara harga dan output.peningkatan pada permintaan agregat akan meningkatkan
harga maupun output: tetapi goncangan penawaran,yang menggeser kurva penawaran
agregat ke atas,akan meningkatkan harga menurunkan output.
Kita memperoleh kesimpulan yang mengejutkan bahwa inflasi dapat berhubungan
dengan output dan kesepakatan kerja yang tinggi ataupun yang rendah.
3. Dampak pada perekonomian secara mikro.
Pengaruh yang lebih lunak dari inflasi adalah dampak secara mikro terhadap
efisiensi ekonomi.pada umumnya,semakin tinggi lajur inflasi smakin tinggi pula distorsi
terhadap harga-harga relatif.distrosi harga terjadi pada saat harga-harga keluar dari garis
relatif terhadap biaya dan permintaan contohnya : humoris mengenai distorsi harga di
temukan di banyak negara eropa bagian timur di mana harga roti berada jauh di bawah
biayanya.sering kali,harga roti lebih rendah dibandingkan dengan rumput makanan
ternak,sehingga petani memberikan roti sebagai makanan babi.anehnya kejadian ini
terjadi pada saat distorsi harga cukup besar.Contoh yang kurang humoris berhubungan
dengan distorsi-distorsi dalam penggunaan uang,yang menggembalikannya sangat
terdistorsi oleh inflasi.mata uang tidak menerima bunga tetapi ingat kembali bahwa suku
bunga Rill (suku bunga dalam terminologi barang-barang rill) didefinisikan sebagai suku
bunga nominal dikurangi dengan lajur inflasi.jadi,suku bunga rill pada mata uang adalah
sama dengan minus lajur inflasi.sebagai contoh, orang yang memegang mata uang di
tahun 1980 memperoleh pengembalian rill sebesar minus 13 persen (karena lajur inflasi
adalah 13 persen). Tekanannya disini adalah bahwa suku bunga pada mata uang sangat di
pengaruhi oleh inflasi; masyarakat cenderung tidak akan menumpuk mata uang dan
mencoba memperoleh aktiva lain apabila harga-harga mulai meningkat secara

10
cepat.masyarakat menggunakan sumber daya rill untuk mengekonomiskan uang kertas
yang mereka pegang.
Selain itu,harga-harga input atau barang-barang yang di nilai di bawah perjanjian
jangka panjang(kontrak tenaga kerja dan harga pada industri yang di atur atau dimiliki
pemerintah) cenderung berada diluar garis tingkat harga umum selama periode inflasi.5
Sebagai akibat kenaikan harga barang dan jasa, maka nilai suatu
mata uang akan mengalami penurunan dan daya beli mata uang
tersebut menjadi semakin lemah. Penurunan daya beli tersebut
selanjutnya akan berdampak terhadap individu, dunia usaha, serta
anggaran pendapatan dan belanja pemerintah. Dengan kata lain, laju
inflasi yang tinggi akan berakibat negatif terhadap suatu
perekonomian secara keseluruhan. Namun, penurunan nilai mata uang
sebagai akibat inflasi dampaknya tidak akan sama terhadap seluruh
masyarakat. Kelompak masyarakat yang berpenghasilan tetap,
misalnya, pegawai negeri, adalah kelompok masyarakat yang
menderita akibat inflasi. Kelompok masyarakat berpendapatan tetap
tersebut akan menderita karena secara riil pendapatannya akan
menurun atau menjadi lebih kecil. Sementara kelompok masyarakat
lainnya yang mempunyai kemampuan untuk melindungi diri tidak
menerima beban yang sama sebagai akibat adanya inflasi.
Ketidakpastian besarnya laju inflasi juga dapat mengakibatkan
semakin seriusnya beban atau bahaya inflasi. Laju inflasi yang terlalu
berfluktuasi akan menimbulkan distorsi terhadap tingkat harga. Dalam
sistem ekonomi pasar, tingkat harga merupakan sinyal bagi rumah
tangga maupun dunia usaha tentang keseimbangan alokasi sumber
daya ekonomi dalam suatu perekonomian.
Contoh : apabila kenaikan harga tahu lebih besar dibandingkan
harga tempe, maka hal tersebut akan mendorong masyarakat untuk
lebih banyak memproduksi tahu dan mendorong orang akan lebih
banyak mengkonsumsi tempe (dengan asumsi hal-hal lain tetap atau
dalam istilah ekonominya ceteris paribus). Kenaikan harga-harga
saham di pasar modal yang secara relatif lebih besar dibandingkan
dengan kenaikan harga barang dan jasa pada umumnya merupakan

5
Drs. Haris Munandar, M.A, MakroEkonomi. (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama 1992),
h.313
11
tanda-tanda membaiknya prospek dunia usaha, yang lebih lanjut
berarti adanya kesempatan untuk melakukan berbagai investasi yang
menguntungkan. Harga relatif (bukan harga satu persatu barang dan
jasa) merupakan sinyal yang sangat penting bagi para pelaku ekonomi
dalam mengambil berbagai keputusan yang strategis.

2.5 Hubungan Inflasi, dengan pengangguran dan pertumbuhan ekonomi


2.5.1 Definisi Pengangguran
Penduduk usia kerja adalah penduduk berusia 15 tahun. Penduduk usia
kerja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Tenaga kerja atau man power terdiri dari angkatan kerja
atau labor force terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang
menganggur atau sedang mencari pekerjaan.
Selain itu, pengangguran tidak hanya disebabkan karena
kurangnya lowongan pekerjaan, namun dapat disebabkan oleh kurangnya
keterampilan yang di miliki oleh pencari pekerja. Persyaratan yang
dibutuhkan oleh dunia kerja tidak dapat dipenuhi oleh pencari pekerja.

2.5.2 Hubungan Inflasi Dan Pengangguran


Laju Inflasi

0
Tingkat Pengangguran

Kurva Philps

Gambar 1.4 Kurva phillips

12
Bila tingkat pengangguran makin tinggi, maka inflasi akan menurun
implikasinya yaitu untuk mempertahankan tingkat pengangguran yang
rendah. Inflasi yang tinggi perlu dijaga, demikian sebaliknya.
Sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi terlalu tinggi, maka
masyarakat cenderung tidak ingin menyimpan uangnya lagi, tetapi akan di
ubah dalam bentuk barang, baik yang siap pakai atau melalui proses
produksi (misalnya membuat rumah). Sementara pengangguran adalah
orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara teoritis para
pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan saja karena
banyak masyarakat membutuhkantenaganya, tetapi juga para produsen
seharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikanharga barang dengan
menambah produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi
baru dan ini tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat
fullemployment.6

2.5.3 Kaitan antara Pertumbuhan Ekonomi, inflasi Dan Pengangguran

Ketika Inflasi mengalami peningkatan maka akan menyebabkan turunnya tingkat investasi. Hal
ini dikarenakan kenaikan inflasi akan mendorong naiknya tingkat suku bunga, kenaikan tingkat
suku bunga tersebut akan mengakibatkan investasi mengalami penurunan. Turunnya investasi
berarti akan menurun hal ini akan berdampak pada menurunnya penyerapan tenaga kerja di satu
pihak, karena pengangguran suatu pihak meningkat maka pendapatan masyarakat menjadi
berkurang. Menurunnya tingkat pendapatan masyarakat selanjutnya berdampak pada
berkurangnya konsumsi masyarakat. Dimana menurunnya konsumsi masyarakat berarti juga
menurunnya permintaan agregat (permintaan konsumsi), hal tersebut kemudian menyebabkan
laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dan selanjutnya akan menyebabkan dana
anggaran belanja juga ikut turun.
Ketika pendanaan untuk anggaran belanja mengalami penurunan namun di lain
sisi pemerintah ingin mempertahankan anggaran belanja yang tinggi guna memacu pertumbuhan
ekonomi, maka pemerintah akan berusaha mencari pendanaan baru dengan cara mencetak uang
sehingga jumlah uang yang beredar semakin banyak yang berdampak pada tingginya inflasi
karena banyaknya jumlah uang yang beredar. Siklus ini akan terjadi secara terus menerus dan
akan saling berkelanjutan.

6
Ali Ibrahim Hasyim, Ekonomi Makro (Jakarta:Kencana,2016) h. 203
13
Salah satu aspek untuk melihat kinerja perekonomian adalah seberapa
efektif penggunaan sumber-sumber daya yang ada sehingga lapangan
pekerjaan merupakan concern dari pembuat kebijakan. Angkatan kerja
merupakan jumlah total dari pekerja dan pengangguran, sedangkan
pengangguran merupakan persentase angkatan kerja yang menganggur.
Pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti oleh terciptanya lapangan
pekerjaan yang baru. Ketika ekonomi bertumbuh, berarti terdapat
pertumbuhan produksi barang dan jasa. Ketika hal ini terjadi maka
kebutuhan akan tenaga kerja untuk memproduksi barang dan jasa pun akan
tumbuh.
Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang
erat karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan
barang dan jasa sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi.
Studi yang dilakukan oleh ekonom Arthur Okun mengindikasikan hubungan
negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran, sehingga
semakin tinggi tingkat pengangguran, semakin rendah tingkat pertumbuhan
ekonomi.7

2.6 Solusi inflasi dalam perspektif Islam


Dalam Ekonomi Islam Inflasi juga disebabkan oleh model transaksi dan
perilaku bisnis yang menyebabkan biaya transaksi mengalami kenaikan
sehingga berdampak pada kenaikan harga antara lain:

1. Monopoli

terjadinya monopoli pada komoditas atau barang tertentu akan


mendorong pedagang/produsen untuk semena-mena menentukkan
harga Talaqqqi Rukhban yaitu pedagang kota mencegah pedagang
dari desa/daerah sehingga mereka tidak mendapatkan harga yang
wajar. Kesempatan ini digunakan oleh pedagang kota untuk semena-
mena menentukkan dan menaikan harga.

2. Penipuan (tadlis)

7
Yosephine Dwi Indah Murtisari “Keterkaitan Tingkat Inflasi Dan tingkat pengangguran Di
Indonesia Tahun 1991-2014” h. 7
14
Yaitu pedagang melakukan kecurangan dalam timbangan takaran
sehingga bisa mempengaruhi tingkat harga.

3. Perjudian (maisyir)

Yaitu terkait dengan spekulasi transaksi yang tidak terkait dengan


kegiatan sektor rill

4. Riba

Riba merupakan penyebab pertama terjadinya inflasi. Karena riba


merupakan instrumen biaya yang akan ditambahkan yang terus
menerus seiring pertambahan waktu yang secara pasti akan
mendorong tingkat kenaikan harga.

5. Najasy

Najasy adalah melakukan rekayasa terhadap permintaan (palsu) yang


mempengaruhi tingkat permintaan yang berpengaruh terhadap
kenaikan harga.

Dampak inflasi merupaka suatu gejala buruk yang dapat mengganggu


kestabila ekonomi. Ada beberapa masalah yang akan muncul, apabila
terjadinya inflasi :
1. Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat
Tingkat kesejahteraan rakyat dapat di ukur dengan tingkat daya beli
pendapatan yang diperoleh. Inflasi menyebabkan daya beli
menurun karena pendapatan makin rendah khususnya bagi
masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap.
2. Kekuatan ekonomi mereka akan menurun
Terganggunya stabilitas ekonomi inflasi mengganggu stabilitas
ekonomi dengan merusak harapan masa depan para pelaku
ekonomi. Bagi konsumen yang berpendapatan besar, karena
mereka berasumsi bahwa harga barang dan jasa akan naik lagi.
Sedangkan konsumen berpenghasilan kecil, semakin hari semakin
mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena
semakin naik. Bagi produsen inflasi dapat menguntungkan bila

15
pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya
produksi.

2.6.1 Kebijakan dalam mengendalikan inflasi dan stabilitas ekonomi


syariah

Menurut Noptrin ada beberapa instrumen yang dapat dilakukan


mencegah dan mengendalikan terjadinya inflasi, yaitu :

1. Kebijakan moneter
Kebijakan moneter pemerintah yang dapat dilakukan untuk
mengurangi inflasi ialah pengaturan jumlah uang yang
beredar, misalnya dengan menggunakan uang giral. Politik
pasar terbuka (jual beli surat berharga). Dengan cara menjual
surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan
jumlah uang yang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih
rendah. Bank sentral menggunakan tingkat diskonto (diskon
rate). Discount rate adalah tingkat diskonto untuk pinjaman
yang diberikan oleh bank sentral kepada bank umum. Apabila
tingkat diskonto dinaikan maka gairah umum untuk
meminjam makin kecil, sehingga cadangan bank sentral akan
menurun. Dan, itu membuat uang yang beredar turun.
Sehingga inflasi dapat ditekan.

2. Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran
pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat
mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan
mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal berupa
pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak
akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi
dapat ditekan.

3. Kebijakan yang berkaitan dengan output


Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi, kenaikan
jumlah output dapat dicapai dengan kebijaksanaan penurunan
16
barang masuk sehingga impor barang akan meningkat. Dan
itu membuat barang di dalam negeri bertambah, sehingga
menurunkan harga.

Menurut Husai Shahathah (2012) , beberapa solusi untuk mengatasi


inflasi : reformasi terhadap sistem moneter dengan menghubungkan antara
kuantitas uang dengan kuantitas produksi. Mengarahkan belanja dan
melarang sikap berlebihan dan belanja yang tidak bermanfaat. Larangan
menyimpan (menimbun) harta dan mendorong untuk mengiventasikannya.
Meningkatkan produksi dengan memberikan dorongan kepada masyarakat
secara materil dan moral. Menjaga pasokan kebutuhan pokok, selain seain
itu inflasi dapat dikendalikan dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah
dalam pengelolaan moneter dan fiskal antara lain; penggunaan mata uang
yang stabil (dinar dan dirham), menurunkan tingkat suku bunga (riba) atau
zero intres, meningkatkan daya serap uang pada kegiatan sektor rill dan
investasi, menghindari perdagangan spekulasi uang (maisyir),
memaksimalkan perolehan zakat dan menjadikan zakat sebagai instrumen
kebijakan fiskal [ CITATION Idr16 \l 1033 ]8

2.6.2 Solusi Mengatasi inflasi dalam perspektif islam

1. Abdul Qodim Zaltum dalam bukunya sistem keuangan di


negara khalifah menggunakan bahwa “sistem moneter yang
berbasis kepada emas dan perak merupakan satu-satunya
sistem moneter yang mampu menyelesaikan inflasi besar-
besaran yang menimpa seluruh dunia, dan mampu
mewujudkan stabilitas mata uang nilai tukar, serta bisa
mendorong kemajuan perdagangan internasional
2. Pelarangan impor jika memang produksi dalam negeri masih
mencukupi

Hal ini pernah terjadi semasa pemerintahan Khalifah umar ibn khattab
r.a pada masa itu kafilah pedagang yang menjual barangnya diluar negeri
membeli dari luar negeri lebih sedikit nilainya daripada yang mereka jual
(positive net export) adanya positive net export akan menjadikan
keuntungan, keuntungan yang berupa kelebihan uang tersebut akan dibawa

8
Idris Parakkasi, “Inflasi dalam perspektif Islam” Laa Maisyir, Vol 3 No. 3 2016, h.53-56
17
masuk ke madinah sehingga pendapatan dan daya beli masyarakat akan
naik

Apa yang dilakukan oleh Khalifah Umar ibn khattab r.a untuk
mengatasi hal permasalahan tersebut? Beliau melarang penduduk madinah
untuk membeli barang-barang komoditi selama 2 hari berturut-turut [ CITATION
Fad17 \l 1033 ]. 9

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian disuatu negara dimana terjadi kecenderungan
kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang disebabkan
karena tidak seimbangannya arus uang dan barang.
Kenaikan harga yang bersifat sementara tidak termasud dalam inflasi,misalnya kenaikan
harga-harga mejelang hari Raya Idhul fitri.pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang
beredar dimasyarakat lebih banyak dari pada yang dibutuhkan.
Inflasi secara umum disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan
(kelebihan Likuiditas alat tukar) dan yang kedua adalah desakan produksi
9
Fadila “Perbandingan teori inflasi dalam perspektif Islam Dan Konvensional” Islamic Banking, Vol 2 No.2 2017
h.8-9
18
dan termasuk kurangnya distribusi. Untuk sebab pertama, lebih dipengaruhi
dari peran negara dalam kebijakan moneter, sedangkan sebab kedua lebih di
pengaruhi dari peran negara dalam kebijakan pemerintah seperti fiskal,
(perpajakan/pungutan/intensif/disinsentif), pembangunan infrastruktur,
regulasi, dll. tersebut akan sama.

19
DAFTAR PUSTAKA

asnawi, S. k. (1996). Teori Ekonomi Makro. Jakarta: PT. RajaGrafindo.


Fadila. (2017). Perbandingan teori inflasi dalam perspektif islam dan konvensional . Islamic
Banking , 8-9.
Parakassi, I. (2016). Inflasi Dalam perspektif Islam. Laa Maisyir , 53-56.
Suseno, & Astiyah, S. (2009). Inflasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan studi Kebanksentralan.

20

Anda mungkin juga menyukai