Anda di halaman 1dari 4

P O L I C Y B R I E F

Inovasi Pelayanan
Puskesmas PONED Wonoasih
di Kota Probolinggo dok foto: berlianty-trisha.blogspot.com

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka swasta yang memberikan susu formula pada
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu pasiennya. Meskipun demikian, persoalan
kendala pembangunan kesehatan di Indonesia. tersebut dapat diatasi paska diterapkannya
Sebab, AKI dan AKB mencerminkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 450 Tahun
kesejahteraan masyarakat. Menurut data 2004 tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan
UNICEF The State of The World's Children tahun ASI Eksklusif. Regulasi tersebut berhasil menekan
2004, Angka Kematian Ibu di Indonesia berada di promosi susu formula yang dilakukan oleh bidan-
posisi teratas se-Asia Tenggara setelah Filipina, bidan swasta. Sementara itu, jumlah kasus
yaitu per 100.000 kelahiran hidup. Oleh sebab persalinan dengan menggunakan jasa dukun
itu, Pemerintah berupaya menekan AKI melalui bayi di Kota Probolinggo masih tinggi.
Program Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Masyarakat lebih percaya menggunakan jasa
Dasar (PONED). PONED adalah pelayanan untuk dukun untuk membantu proses persalinan.
menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri Sebaliknya, masyarakat enggan melahirkan di
dan neonatal yang terjadi pada ibu hamil, ibu Puskesmas atau dengan bantuan bidan karena
bersalin maupun ibu dalam masa nifas dengan harus mengeluarkan biaya yang mahal.
komplikasi obstetri yang mengancam jiwa ibu Kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi ini
maupun janinnya. semakin kuat karena saat itu belum ada Jaminan
Persalinan (Jampersal).
Meskipun demikian, jumlah bidan yang mau
Rendahnya Kesadaran Persalinan melayani pasien Jampersal masih sangat
Aman dan ASI Eksklusif pada terbatas karena belum ada insentif untuk Bidan
Masyarakat Kota Probolinggo Jampersal. Ironisnya, meskipun Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kota Probolinggo
Sebagian besar masyarakat Kota Probolinggo
cukup baik, yaitu menduduki peringkat 10 dari 38
belum menyadari akan pentingnya kesehatan,
kabupaten yang ada di Propinsi Jawa Timur,
terutama terhadap persalinan aman dan
akantetapi masih ditemukan kasus gizi buruk
pemberian ASI eksklusif. Di Kota Probolinggo
pada balita. Hal ini menjadi tantangan besar bagi
pemberian ASI eksklusif terkendala oleh bidan
Pemerintah Kota Probolinggo. Oleh karena itu,
muncullah terobosan yang dilakukan Pemerintah 4 dimensi. Puskesmas Jati dengan spesialisasi
Kota Probolinggo dan Dinas Kesehatan Kota pelayanan akupuntur menggunakan alat
Probolinggo untuk mengembangkan PONED di acupressure. Puskesmas Sukabumi dengan
Puskesmas Wonoasih. PONED di Puskesmas spesialisasi pelayanan mata dan operasi katarak.
Wonoasih secara khusus ditujukan untuk Puskesmas Kedopok dengan spesialisasi
menangani persalinan aman dengan tenaga pelayanan bagi lansia dan Puskesmas Ketapang
bidan sekaligus mendorong kesadaran dengan spesialisasi UGD dan rawat inap khusus
masyarakat untuk melakukan persalinan aman. untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas.
Oleh karena itu, ditetapkanlah Puskesmas
P O N E D Wo n o a s i h . P u s ke s m a s P O N E D
Inovasi Puskesmas PONED merupakan strategi Kementerian Kesehatan
Wonoasih di Kota Probolinggo dalam rangka mendekatkan akses pelayanan
Inovasi bidang kesehatan di Kota Probolinggo kesehatan kepada masyarakat dan Revitalisasi
berawal dari terpilihnya Kota Probolinggo Pelayanan Kesehatan Dasar untuk mendukung
sebagai salah satu pilot project Proyek Indonesia pencapaian target MDGs. Untuk itulah, PONED
Sehat Tahun 2010. Program tersebut merupakan keharusan bagi keperluan pelayanan
mencanangkan Kota Probolinggo sebagai rujukan primer di Puskesmas. Dengan demikian,
"Probolinggo Kota Sehat". Terpilihnya Kota penyebab langsung kematian ibu dan neonatal
Probolinggo sebagai pilot project Proyek dapat ditangani secara langsung. Keberadaan
Indonesia Sehat 2010 dibuktikan dengan Surat Puskesmas PONED ini akan didukung oleh
Pernyataan Walikota Probolinggo pada Kepala Rumah Sakit Kabupaten/Kota PONEK dalam
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur tanggal 3 suatu kesatuan sistem rujukan.
Juni 2003 Nomor 443.52/466/425.102/2003
tentang Kesediaan Walikota Probolinggo untuk Bagan 1
Melaksanakan Program Kota Sehat di Kota Tahapan Pengembangan Puskesmas PONED
Probolinggo. Maka dari itu, dibentuklah Forum Wonoasih
Kota Sehat di bawah Dinas Kesehatan Kota Surat Pernyataan Walikota Probolinggo pada Kepala
Probolinggo dan Pemerintah Kota Probolinggo. Institusionalisasi
Dinkes Prop. Jawa Timur No. 443.52/466/425.102/2003
tentang Kesediaan Walikota Probolinggo untuk
Pada saat itu problem kesehatan yang Melaksanakan Program Kota Sehat di Kota Probolinggo
mengemuka adalah sanitasi. Sampai saat ini
Forum Kota Sehat masih menggencarkan Inisiasi
Program Probolinggo Kota Sehat
Lokakarya Dinas Kesehatan dengan Kepala Puskesmas
program sanitasi berbasis masyarakat. Spesialisasi Pelayanan Puskesmas di 6 kecamatan

Sementara itu, program kesehatan ibu dan anak


Puskesmas PONED Wonoasih berupa perbaikan
belum banyak disentuh. Institusionalisasi fasilitas dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
ibu dan anak
Salah satu aktivitas Program "Probolinggo Kota
Sehat" adalah lokakarya yang dilakukan oleh Implementasi Puskesmas Wonoasih sebagai
Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas. PONED diwujudkan melalui pelayanan
Lokakarya tersebut menghasilkan dilakukannya kesehatan ibu dan anak yang berkualitas, disertai
inovasi spesialisasi pelayanan Puskesmas yang kelengkapan fasilitas persalinan. Dari segi
ada di setiap kecamatan. Hasilnya, spesialisasi fasilitas, sudah ada klinik pengobatan dini kanker
bagi 6 Puskesmas di Kota Probolinggo. mulut rahim dan USG 4 dimensi. Sementara itu,
Puskesmas Kanigaran dengan spesialisasi dari segi pelayanan, kualitas pelayanan bidan
pelayanan gigi yang memiliki tenaga ahli dokter selalu didorong supaya optimal. Upaya ini
spesialis gigi. Puskesmas Wonoasih dengan didukung dengan didirikannya Pusat Pelatihan
spesialisasi pelayanan PONED yang dapat Klinik Primer oleh Dinas Kesehatan pada tahun
melakukan operasi caesar oleh tenaga medis 2012 untuk menstandardisasikan kualitas
dokter spesialis kebidanan dan kandungan dan pelayanan para bidan. Bidan peserta pelatihan
dilengkapi fasilitas pemeriksaan kehamilan USG mendapat Surat Ijin Bidan (SIB). Pelatihan ini

2 Inovasi Pelayanan Puskesmas PONED Wonoasih di Kota Probolinggo


bersamaan dengan penetapan Bidan Delima dan Wonoasih melakukan pelatihan kader Posyandu,
calon Bidan Delima yang merupakan program pendataan ibu hamil dan penempelan stiker
nasional. kontrol di rumah ibu hamil serta persalinan sehat.

Capaian Puskesmas PONED Tantangan Pengembangan


Wonoasih Puskesmas Wonoasih sebagai
Keberadaan Puskesmas PONED Wonoasih PONED
menuai keberhasilan pelayanan kesehatan ibu Meskipun demikian, pengembangan Puskesmas
dan anak. Puskesmas PONED Wonoasih berhasil PONED Wonoasih menghadapi berbagai
mendorong minat bidan untuk menjadi Bidan tantangan sebagai berikut.
Jampersal. Data Dinas Kesehatan Kota
Probolinggo tahun 2010 menunjukkan hampir · Dana operasional untuk sektor kesehatan dari
80% peningkatan jumlah bidan yang mendaftar APBD belum memadai, bahkan setiap
menjadi Bidan Jampersal. Hal ini didorong oleh tahunnya jumlah dana operasional semakin
meningkatnya insentif bagi Bidan Jampersal dari menurun.
Rp. 300.000,00 menjadi Rp. 350.000,00 untuk Salah satu penyebab persoalan anggaran
sekali persalinan. Capaian ini berdampak pada adalah kurangnya dukungan DPRD Kota
menurunnya persalinan yang dibantu oleh Probolinggo terhadap sektor kesehatan.
dukun bayi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kurangnya dukungan DPRD tersebut
Kota Probolinggo tahun 2010, terjadi penurunan menyebabkan ketidaksinkronan antara
peran dukun bayi dalam persalinan sebesar Pemerintah Kota Probolinggo dengan DPRD
0,64%. Selain itu, keberhasilan tersebut berkat dalam penyusunan anggaran sektor
beberapa program lain. Pertama, kemitraan kesehatan. Dukungan DPRD terhadap
bidan dan dukun bayi yang dikembangkan oleh kesehatan ibu dan anak nyaris tidak ada.
Dinas Kesehatan Kota Probolinggo. Dinas Sebaliknya, DPRD lebih mementingkan
Kesehatan Kota Probolinggo memberlakukan pembangunan fasilitas kesehatan. Persoalan
insentif sebesar Rp. 75.000,00 bagi dukun bayi anggaran ini menyebabkan sejumlah
yang merekomendasikan persalinan dengan persoalan lain, yaitu:
bantuan bidan. Kedua, adanya sosialisasi hukum · Sosialiasi program Puskesmas Wonoasih
dari kepolisian supaya dukun bayi tidak sebagai PONED tidak maksimal akibat
menolong persalinan. Dukun bayi bertugas kurangnya dana untuk promosi.
untuk merawat ibu dan bayi paska kelahiran,
seperti memberikan pelayanan pijat dan · Perawatan alat medis kurang baik karena
merawat ibu pada masa nifas. Ketiga, pemberian penurunan biaya operasional perawatan
biasiswa pendidikan kesehatan bagi anak dukun dari Pemerintah Pusat. Menghadapi
bayi. Program ini bertujuan untuk memutus p e r s o a l a n t e r s e b u t , P u s ke s m a s
regenerasi dukun bayi. Sejak tahun 2009, Wonoasih menerapkan biaya tertentu
s e j u m l a h 3 0 o ra n g a n a k d u ku n b ay i untuk pasien dari Kabupaten
mendapatkan biasiswa pendidikan untuk Probolinggo.
menempuh sekolah kesehatan. · Rendahnya kualitas kamar rawat inap
Sementara itu, umpan balik keberadaan untuk ibu melahirkan.
Puskesmas PONED Wonoasih adalah partisipasi · Letak Puskesmas PONED Wonoasih di
Puskesmas dan bidan dalam menyukseskan pinggiran Kota Probolinggo dan berbatasan
program nasional Gerakan Sayang Ibu. Gerakan dengan Kabupaten Probolinggo
Sayang Ibu merupakan salah satu upaya untuk menyebabkan sedikitnya jumlah masyarakat
mencapai tujuan MDGs bidang kesehatan. Untuk Kota Probolinggo yang mengakses pelayanan
menyukseskan Gerakan Sayang ibu, Puskesmas Puskesmas PONED Wonoasih. Sebaliknya,

Inovasi Pelayanan Puskesmas PONED Wonoasih di Kota Probolinggo 3


sebagian besar pasien berasal dari Kabupaten Kabupaten Probolinggo yang melakukan
Probolinggo. Keadaan ini ironis karena tidak persalinan di Puskesmas Wonoasih.
ada fasilitas Jampersal bagi warga Kabupaten Pendataan Jampersal dapat dilakukan
Purbolinggo yang mengakses Puskesmas bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
Wonoasih. Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya,
· Ku ra n g nya m a n a j e m e n p e n ge l o l a a n diberikan Jampersal untuk digunakan di
Puskesmas Wonoasih. Puskesmas Wonoasih supaya akses ibu hamil
Puskesmas Wonoasih baru melakukan ke Puskesmas Wonoasih semakin meningkat.
evaluasi pada level internal, belum ada · Manajemen pengelolaan puskesmas
evaluasi tersistem dari Dinas Kesehatan Kota Pe r b a i ka n p e n g e l o l a a n m a n a j e m e n
Probolinggo. Puskesmas Wonoasih dapat dilakukan dengan
cara:
Strategi Pengembangan Puskesmas · Meningkatkan keterampilan pengelola
manajemen Puskesmas Wonoasih.
Wonoasih
Selain pengelola PONED, peran Kepala
Berdasarkan tantangan yang dihadapi, berikut ini Puskesmas sebagai pengambil keputusan
strategi yang dapat diterapkan oleh Pemerintah tertinggi di Puskesmas sangat menentukan
Kota Probolinggo untuk mengembangkan keberlangsungan PONED. Kapasitas
Puskesmas PONED Wonoasih. manajerial Kepala Puskesmas untuk
· Mencari alternatif anggaran memfasilitasi pengembangannnya sangat
Untuk mengatasi persoalan kurangnya vital. Oleh karena itu, pemilihan Kepala
anggaran dapat ditempuh beberapa langkah Puskesmas idealnya melalui proses seleksi
alternatif berikut. yang kompetitif dengan mensyaratkan
adanya kapasitas manajerial dalam
· Memperkuat sinergi antara DPRD dengan memimpin lembaga serupa, memiliki
stakeholders bidang kesehatan. pemahaman komprehensif tentang
Peran dan dukungan DPRD terhadap problem Puskesmas Wonoasih, dan juga
Puskesmas Wonoasih terbilang lemah. memiliki latarbelakang ilmu kesehatan.
Namun demikian, Dinas Kesehatan bersikap
· Mengupayakan pemantauan kualitas
proaktif, sehingga inovasi dapat berjalan
pelayanan Puskesmas Wonoasih melalui
meski belum optimal. Oleh karena itu, ke
assessment atau evaluasi rutin setiap enam
depan perlu dibangun forum dialog antara
bulan sekali.
berbagai pihak (DPRD, Dinas Kesehatan
Kab/Kota, Rumah Sakit Kab/Kota, organisasi Upaya ini untuk melihat capaian indikator
profesi –IDI, IDAI, IBI, POGI untuk keberhasilan pelaksanaan, yang meliputi:
mensinergikan peran demi menyukseskan a) peningkatan pengetahuan dan kinerja
inovasi Puskesmas PONED Wonoasih. klinis yang dapat dilihat dari penilaian
langsung dengan menggunakan daftar tilik
· M e n j a l i n ke r j a s a m a d e n ga n C S R dan evaluasi kinerja dari waktu ke waktu
perusahaan swasta. melalui audit klinis, b) penghargaan positif
Pemerintah Kota Probolinggo atau Dinas dari masyarakat yang dilayani yang dapat
Kesehatan perlu membangun kerja sama dilihat dari kunjungan PONED dari waktu ke
dengan CSR terkait pendanaan promosi waktu, c) peningkatan moral pelaksana
dan perawatan alat medis di Puskesmas yang secara positif mempengaruhi retensi
Wonoasih. dan motivasi. Indikator-indikator di atas
· Pemerintah Kota Probolinggo perlu akan tercapai melalui pelaksanaan
memberikan Jampersal bagi warga kegiatan pelatihan berkelanjutan melalui
in-service training sebagai fasilitas PONED.
4 Inovasi Pelayanan Puskesmas PONED Wonoasih di Kota Probolinggo

Anda mungkin juga menyukai