Anda di halaman 1dari 7

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AWET MUDA NARMADA

LAPORAN HASIL KEGIATAN


IN HOUSE TRAINNING NEONATAL EMERGENCY
“RESUSITASI NEONATUS DAN PENGGUNAAN MIXSAFE”

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AWET MUDA NARMADA


Jl. Ahmad Yani No. 69 Narmada Kode Pos 83371
Email rsudam.lombokbarat@gmail.com
LAPORAN HASIL KEGIATAN
IN HOUSE TRAINNING NEONATAL EMERGENCY
“RESUSITASI NEONATUS DAN PENGGUNAAN MIXSAFE”

I. PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan perorangan secara paripurna. Dimana Rumah sakit merupakan salah satu
organisasi pemberi jasa pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang semakin dituntut
untuk bekerja secara profesional sesuai dengan standar pelayanan yang telah
ditentukan.Oleh sebab itu dalam meningkatkan mutu pelayanan,Rumah Sakit Umum
Daerah Awet Muda Narmada sebagai Rumah Sakit sayang ibu dan bayi, maka diperlukan
peyelenggaraan pelayanan Ponek yang efektif.
Pada konfrensi tingkat tinggi perserikatan bangsa-bangsa pada tahun 2015 disepakati
bahwa terdapat 4 Goal, 19 target, dan 31 indikator SDGs (sustainable development goals)
pada tahun 2030. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang
terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :
a. Tahun 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga 70 per 100.000 kelahiran
hidup
b. Pada 2030, menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per
1.000 KH
Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, WHO mencanangkan
program Safe Motherhood yang mempunyai slogan Making Pregnancy Safer (MPS), di
dalamnya terdapat 4 pilar penting salah satunya adalah Pelayanan Obstetrik Neonatal
Esensial/Emergensi yang bertujuan untuk menjamin tersedianya pelayanan esensial pada
kehamilan risiko tinggi dengan gawat-obstetrik, pelayanan emergensi untuk gawat-darurat-
obstetrik dan komplikasi persalinan pada setiap ibu yang membutuhkannya.
Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila
dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab utama kematian
tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai
kendala yang timbul selama ini.

II. LATAR BELAKANG

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan


tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa
angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu negara untuk
memberikan pelayanan kesehatan. Kesehatan prenatal, perinatal, dan postnatal menjadi
sangat penting karena pada masa ini dianggap sebagai masa yang rawan teijadinya
gangguan atau kecacatan, seperti berat bayi lahir rendah, kematian neonatal, kelainan
kongenital, dan asfiksia neonatorum
Di Indonesia angka kematian bayi (AKB) menduduki peringkat keenam tertinggi di
Asia Tenggara. Salah satu penyebab tingginya kematian bayi baru lahir, yaitu terjadinya
asfiksia atau ketidakmampuan untuk bernapas dengan baik.Badan Pusat Statistik mencatat
di Indonesia sebanyak 20.266 Bayi meninggal dalam rentang usia 0-28 hari (neonatal).
Mayoritas atau 35,2% kematian neonatal karena berat badan lahir rendah. Kematian balita
neonatal akibat asfiksia sebesar 27,4%, kelainan kongenital 11,4%, infeksi 3,4%, tetanus
neonatorium 0,03%, dan lainnya 22,5%. Di NTB tercatat pada tahun 2021 164 bayi
meninggal karena Asfiksia,dengan angka kematian karena asfiksia tertinggi berada di
wilayah Lombok Timur sebanyak 50 bayi,sedangkan Lombok Barat angka kematian
Neonatal akibat asfiksia pada tahun 2021 sebanyak 12 bayi (Seksi Kesehatan Keluarga,
Dinas Kesehatan Provinsi NTB)
Walaupun Angka Kematian neonatal di Lombok Barat lebih sedikit dari kabupaten
lain perlu kiranya Upaya perbaikan ditingkat kesehatan anak,yaitu dengan meningkatkan
cakupan pelayanan yang diterima sejak anak berada dalam kandungan melalui: pelayanan
pemeriksaan kehamilan yang berkualitas, persalinan oleh tenaga kesehatan utamanya di
fasilitas kesehatan, pelayanan neonatal (melalui kunjungan neonatal), cakupan imunisasi
utamanya cakupan imunisasi campak, penanganan neonatal, bayi dan balita sakit sesuai
standar baik di fasilitas kesehatan dasar dan fasilitas kesehatan rujukan dan meningkatnya
pengetahuan keluarga dan masyarakat akan perawatan pada masa kehamilan, pada masa
neonatal, bayi dan balita, serta deteksi dini penyakit dan care seeking behaviour ke fasilitas
kesehatan.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk menurunkan kematian neonatal,
bayi, dan balita adalah intervensi baik di tingkat keluarga dan masyarakat, di tingkat
pelayanan kesehatan dasar maupun di tingkat pelayanan kesehatan rujukan. Adapun
intervensi di tingkat pelayanan dasar dan rujukan meliputi pemeriksaan kehamilan yang
berkualitas dan terintegrasi, persalinan ditolong tenaga kesehatan utamanya di fasilitas
pelayanan kesehatan, penanganan kasus emergensi melalui Puskesmas PONED dan RS
PONEK, pelayanan pasca salin bagi ibu nifas dan bayi baru lahir, pelayanan KB dan
pelayanan rujukan KB, penanganan neonatal, bayi dan balita sakit sesuai standar
(antaralain Manajemen Terpadu Balita Sakit), penanganan balita gizi kurang dan buruk
(Terapeutik Feeding Centre) dan pelayanan rujukan kasus gizi buruk dengan komplikasi,
serta pelayanan rujukan bayi dan balita sakit.
Karena Tingginya Angka Kematian karena Asfiksia, Kepala Instalasi Pelayanan
Terpadu Kesehatan Ibu dan Anak Kiara RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,
Rinawati Rohsiswatmo terdorong untuk menciptakan alat bantu napas atau resisutasi
portable. Sejak tahun 2015, Rinawati beserta tim yang terdiri dari tenaga ahli serta
penyandang dana yang tergabung dalam PT Fyrom International, melakukan coba dan
pelatihan untuk menciptakan Mix Safe.
Mix Safe memiliki ukuran relatif kecil, sehingga mudah untuk dibawa pada saat
bayi memerlukan rujukan dan dapat bertahan selama 6 jam dengan menggunakan baterai.
Selain itu, Mix Safe juga berfungsi sebagai kompresor. Dengan begitu, ketika dicampur
dengan oksigen murni, bisa dengan mudah mengukur kadar oksigen hanya sampai batas
21-30 persen, sesuai dengan kebutuhan. Mix Safe telah diakui oleh Kementerian
Kesehatan dan saat setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki alat resisutasi
portable ini, bahkan fasilitas kesehatan tingkat primer sekalipun. Berkat adanya Mix Safe,
bayi baru lahir yang mengalami asfiksia dapat dengan cepat tertolong dan mampu
menurunkan AKB di Indonesia,Selain itu, Mix Safe,juga membantu menurunkan risiko
kebutaan pada bayi akibat penggunaan oksigen murni.
Upaya RSUD Awet Muda Narmada untuk menurunkan AKI dan AKB adalah
mengoptimalkan pelayanan Rumah Sakit PONEK yang sudah ada di RSUD Awet Muda
Narmada.Pelayanan obstetri dan Neonatal Regional merupakan upaya penyediaan
pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam Bentuk Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Di Rumah Sakit Dan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emengersi Dasar ( PONED) Di tingkat puskesmas. Rumah sakit PONEK 24 jam
merupakan dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal,
yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci
keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga yang sesuai kompetensi, prasarana,
sarana, dan manajemen yang handal. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu,
tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan serta in house training untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan perilaku dalam pelayanan
kepada pasien.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


A. Tujuan Umum
a. Meningkatkan kualitas pelayanan sebagai RS PONEK di RS
b. Mencapai target MDGs 4 dan 5 di RS

B. Tujuan Khusus
Meningkatkan kompetensi tenaga medis dalam pelayanan Resusitasi Neonatus serta
Penggunaan Mix Safe.

IV. KEGIATAN
1. Pokok
Sosialisasi Kegiatan In House Training Ponek Neonatal Emergency mengenai
Resusitasi Neonatus Dan Penggunaan Mix Safe
2. Rincian Kegiatan
Sosialisasi Kegiatan In House Training Ponek Neonatal Emergency mengenai :
a. Sosialisasi Materi Resusitasi Neonatus dan Penggunaan Mix Safe
b. Praktik Penanganan Asfiksia Neonatorum dan Praktek Penggunaan Mix Safe
V. CARA MELAKS ANAKAN KEGIATAN
1. Menjawab soal pretest
2. Sosialisasi oleh narasumber
3. Praktek
4. Diskusi
5. Evaluasi hasil kegiatan dengan Post Test
VI. PESERTA
Peserta dalam kegiatan in house training ini adalah tenaga medis RS yang berada di
wilayah keija RSUD Awet Muda Narmada berjumlah 50 orang, yaitu:
■ Seluruh Bidan VK (21 Orang)
■ Seluruh Bidan CPNS di NICU (4 orang)
■ Seluruh Dokter UGD RSUD Awet Muda Narmada (10 orang)
■ Kepala Ruangan OK dan Perwakilan Perawat OK (5 orang)
■ Kepala Ruangan UGD dan Perwakilan Perawat UGD (5 Orang)
■ Kepala Ruangan Nifas dan Perwakilan Bidan Nifas (3 Orang)
■ Bidan Poliklinik dan manajemen (3 orang)

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Kegiatan Hari/ tanggal/ Pemateri Penanggungjawab
tahun/ waktu
Kegiatan
1. Pembukaan dan sambutan Selasa, 6 dr. A.A.N Putra Kabid Pelayanan
oleh Direktur RSUD Awet September Suryanatha
Muda Narmada 2022 Pkl
11.00-11.15
WITA
2. Sosialisasi Materi Selasa, 6 dr. Ni Made Kabid Pelayanan
Asfiksia dan Penggunaan September Reditiya
Mix Safe + Diskusi 2022 Pkl Noviyani, SpA
11.15 -12.00
WITA

3. Praktek Penanganan Selasa, 6 dr. Ni Made Kabid Pelayanan


Asfiksia (Resusitasi September Reditiya
Neonatus) + Praktek 2022 Pkl Noviyani, SpA
Penggunaan Mix safe + 12.00 -13.00
Diskusi WITA

5. Penutup Selasa, 6 dr.Erick Kabid Pelayanan


September Gunawan
2022 Pkl
13.00 - 13.15
WITA

VIII. ANGGARAN YANG DIBUTUHKAN


Biaya Konsumsi 54x Rp. 40.000 = Rp.2.160.000
Sewa Phantum = Rp.150.000 =
Biaya Sertifikat 51x Rp.2.000 Rp. 102.000 =
Total Rp.2.412.000

IX. MEDIA IN HOUSE TRAINING


1. LCD
2. Panthum dan set resusitasi neonatus
3. Mixsafe

X. HASIL KEGIATAN
Secara umum pelaksanaan kegiatan In house training Neonatal
Emergency ini dapat terlaksana dengan baik. Seluruh peserta dapat
mengikuti kegiatan dengan baik dan dari hasil evaluasi menunjukan
peningkatan pengetahuan dan diharapkan juga dapat terjadi
peningkatan kemampuan dalam penanganan perdarahan post partum.
Pada pretest yang dilakukan, dari 51 peserta yang mengikuti pretest
didapatkan hasil 13 orang (25,50%) dengan nilai kurang (nilai <50),
21 orang (41,17%) dengan nilai cukup (nilai 60-70) dan 17 orang
(33,33%) dengan nilai baik (nilai 80-100).
Seluruh peserta menyimak materi yang diberikan dan dapat
memperagakan praktik yang dipandu oleh narasumber,
Pada post test yang dilakukan, dari 49 peserta yang mengikuti
posttes didapatkan hasil 2 peserta (3,92%) mendapat nilai cukup
(nilai
60-70) dan 49 peserta (96,08%) mendapat nilai baik (nilai 80-100).
Selama pelaksanaan in house training tidak ada kendala yang
dialami,seluruh kegiatan dapat terlaksana dengan baik.
XI. PENUTUP
Demikian laporan in house training neonatal emergency ini kami
buat. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
pelaksanaan maupun dalam pelaporan kegiatan ini, untuk itu kami
mohon masukan dan saran sebagai bahan perbaikan pada kegiatan in
house training berikutnya. Semoga kegiatan ini memberikan efek
positif bagi peningkatan kualitas tenaga kesehatan terkait dan
peningkatan kualitas layanan di Rumah Sakit Awet Muda Narmada.

Narmada, 8 September 2022


Hormat Kami
Ketua Tim PONEK

(dr. Ida Bagus Andika, M. Biomed .,Sp.OG)

Anda mungkin juga menyukai