1. PENDAHULUAN
RSUD Waluyo Jati merupakan rumah sakit kelas B berdasarkan
Peraturan Gubernur Nomor 69 Tahun 2020 dan Surat Keputusan Kepala
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Jawa Timur tertanggal 25 Juni 2021, Nomor: 5/03.06/01/VI/2021
tentang Izin Operasional Rumah Sakit Kelas B. Tujuan utamanya adalah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
mewujudkan kesejahteraan umum melalui peningkatan derajat
kesehatan masyarakat kabupaten probolinggo dan sekitarnya.
Ponek merupakan pelayanan obstetri neonatal esensial/emergensi
komprehensif dai proses pelayanan berkesinambungan yang berorientasi
pada keselamatan pasien. Dalam perkembangan masyarakat yang
semakin kritis, mutu pelayanan rumah sakit tidak hanya dinilai dari
aspek klinisnya saja namun juga dari aspek keselamtan pasien dan
pemberian asuhan serta pelayanannya.
Tujuan dari ponek itu sendiri adalah menurunkan AKI dan AKB
dirumah sakit dengan peningkatan mutu melalui program yang disusun
secara objektif dan sistematis untuk memantau dan menilai mutu
asuhan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan
asuhan pasien dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap
RSUD Waluyo jati merupakan Rumah Sakit MAMPU PONEK 24
jam yang mampu menyelenggarakan pelayanan kedaruratan Maternal
Neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam dalam sehari , 7
hari dalam seminggu dan juga secara efektif dan efisien sejalan dengan
tuntutan masyarakat atas pelayanan kesehatan yang semakin bermutu
dan di dukung sumber daya yang optimal dan profesional.
1
TargetAngka Kematian Bayi (AKB) sebesar 17 bayi / 1.000
kelahiran (tahun 2015)
Hal ini menunjukkan masih tingginya AKI dan AKB di Indonesia
dan masih jauh dari sasaran target MDGs. Sasaran tersebut harus
dijalankan oleh semua Rumah Sakit dalam bentuk Pelayanan Obstetri
dan Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK), tidak terkecuali RSUD
WALUYO JATI
2. LATAR BELAKANG
Mengingat kematian bayi merupakan hubungan erat dengan mutu
penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus
dilakukan dalam sistim terpadu ditingkat nasional maupun regional.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency komperhensif (PONEK) di
rumah sakit.
Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistim rujukan
dalam pelayan kedaruratan maternal dan neonatal yang berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. RSUD Waluyo
Jati merupakan Rumah Sakit penyedia Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency komperhensif (PONEK) 24 jam tingkat C yang mempunyai
home Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi serta Spesialis Anak yang
siap 24 jam di tunjang dengan IGD, IBS, Radiologi dan Laboratorium
yang buka 24 jam serta fasilitas penanganan BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) dan bayi dengan gangguan nifas yaitu incubator, monitor, foto
terapi,infant warmer, CPAP serta Ventilator.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
b. Tujuan Khusus
1. Menurunkan angka kematian ibu menjadi 0,1%.
2. Menurunkan angka kematian bayi terutama pada BBLR
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Maternal Neonatal
dengan mengacu Pedoman dan SPO PONEK
4. KEGIATAN POKOK
1. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu
dan bayi secara terpadu dan paripurna.
2. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar
Pelayanan Ibu dan Bayi
2
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu dan bayi
4. Meningkatkan kesiapan Rumah Sakit dalam melaksanakan fungsi
Pelayanan Obstetri dan Neonatus termasuk Pelayanan kegawat
darurat (PONEK 24 jam )
5. Rumah Sakit sebagi Model dan pemmbina teknis dalam
pelaksanaaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif. serta Perawatan
Metode Kangguru (PMK) pada BBLR
6. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai pusat rujukan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
7. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program
RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu.
8. Program Pendidikan ,Pelatihandan Pembinaan
9. Melakukan pemantauan dan Analisis ysng meliputi :
a. Angka Keterlambatan Operasi Setio Caesaria
b. Angka Kematian ibu dan Bayi
c. Kejadisan tidak dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ) pada
bayi baru lahir .
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu
dan bayi secara terpadu dan paripurna dengan mencegah kehamilan
ibu resiko tinggi , rehabilitasi ibu dan bayi pasca persalinan :
Penapisan kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan kartu
score Puji Rochyati
Penyuluhan kehamilan meliputi : gizi ibu hamil, personal hygiene,
P4K, tanda- tanda kegawatan kehamilan, rawat gabung dan
persiapan ibu melahirkan.
Pemeriksaan penunjang
Penanganan kasus rujukan kehamilan
Puerperium
Senam nifas
Perawatan payudara
Penyuluhan meliputi : Gizi buteki, KB, ASI, imunisasi, perawatan
bayi sehari-hari.
2. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar
Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi
Seleksi dan Perawatan Resiko Tinggi
Penanggulangan Persalinan Resiko Tinggi
3
Pelayanan Antenatal dan Postnatal
Penanganan Neonatus Normal
Penanganan Neonatus Resiko Tinggi
Pelayanan Penunjang
Pelayanan Rujukan
Pelayanan Penyuluhan Kesehatan
Pelayanan Kamar Bersalin
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu dan bayi dengan pengobatan kehamilan dan
bayi resiko tinggi
Pengobatan ibu hamil dengan hiperemisis, pre eklamsi dan anemia
Pengobatan bayi dengan asfiksia, BBLR,kegawatan nafas dan
icterus neonaturum.
4. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetri dan neonatus termasuk pelayanan kegawat
darurat (PONEK 24 jam)
Kualifikasi dan jumlah tenaga Dokter, Bidan dan Perawat
Fasilitas dan peralatan sesuai standart
Pengembangan staf dan program pelatihan.
Jadwal jaga Dokter, Bidan dan Perawat.
Pembinaan puskesmas PONED
5. Melaksanakan IMD dan pemberian ASI Eksklusif serta perawatan
Metode Kangguru pada Bayi Baru lahir
Melaksanakan IMD pada persalinan pervaginam dan Sectio
Caesaria
Melaksakan program Rawat Gabung
Melaksanakan pemberian ASI eksclusif
Melaksanakan Perawatan Metode Kangguru ( PMK ) pada BBLR.
6. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai pusat rujukan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Kebijakan tentang tingkat pelayanan
Alur dan tata cara rujukan
7. Melaksanakan sistim monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu.
Membuat Kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin,
pelarangan pemberian makanan atau minuman selain ASI,kecuali
ada indikasi medis, pelarangan pemakaian dot atau kempeng.
4
8. Melaksanakan Program Pelatihan Ponek
Identifikasi Dokter umum/ perawat/ bidan yang akan mengikuti
pelatihan (NLS, NICU, APN, Managemen Lactasi, BBLR, PMK,
Kegawatan pada Neonatal, kegawatan maternal, serta CTU)
Koordinasi dengan Bidang Keperawatan dan Diklat
9. Melakukan pemantauan dan Analisis :
a. Angka Keterlambatan Operasi Setio Caesaria
b. Angka Kematian ibu dan Bayi
c. Kejadisan tidak dilakukannya Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ) pada
bayi baru lahir .
6. SASARAN
5
2. Semua ibu nifas di Ruang
Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
Puerperium (setiap hari
sampai KRS)
Senam nifas (kasus
kehamilan normal, hari ke
1)
Perawatan payudara (hari
ke 2)
Penyuluhan meliputi : Gizi
buteki, KB, ASI, imunisasi,
Rawat Gabung, IMD,
perawatan bayi sehari-hari
(Sebelum dan sesudah
persalinan)
Kunjungan Rumah (3 hari
setelah KRS)
6
dan bayi dengan Kandungan dilakukan
pengobatan kehamilan dan pengobatan dengan kasus :
bayi resiko tinggi Hiperemisis (BB turun
10% MRS)
Pre eklamsi (Tensi > 120/
80 mmHg, Tensi sistol >
150 MRS)
Anemia (Hb <11 gr%, Hb
<9gr% MRS)
2. Semua bayi yang dirawat di
Ruang Neonatus dilakukan
pengobatan dengan kasus :
Aspeksia Neonaturum
BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) BB < 2500 gram
Kegawatan Nafas Neonatal
Icterus Neoaturum
7
5 Melaksanakan IMD dan Semua ibu bersalin normal
pemberian ASI Eksklusif aterm seksio yang melahirkan di
serta perawatan Metode RSUD Waluyo jati Kraksaan ,
Kangguru ( PMK ) pada bila kondisi ibu dan bayi sehat
BBLR dilakukan :
IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Rawat Gabung 100%
ASI esklusif
Setiap BBLR (Bayi Berat
Badan Lahir Rendah) yang di
rawat di Ruang Neonatus, bila
kondisi sudah baik dilakukan
perawatan metode kangguru
(PMK)
8
yang akan mengikuti
pelatihan (NLS, NICU, APN,
BBLR, PMK,
Kegawatdaruratan pada
Neonatal, Kegawatdaruratan
Maternal, Managemen
Lactasi, CTU) Unit terkait
pelayanan PONEK.
7. JADWAL KEGIATAN
Jadwal/ Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melaksanakan dan
menerapkan standar
pelayanan perlindungan
ibu dan bayi secara
terpadu dan paripurna x x x x x x x x x x x x
dengan mencegah
kehamilan ibu resiko
tinggi dan rehabilitasi ibu
dan bayi pasca persalinan
9
Penapisan kehamilan
resiko tinggi dengan
menggunakan kartu
score Puji Rochayati
Penyuluhan kehamilan
meliputi : gizi ibu
hamil, personal
hygiene, P4K, tanda-
tanda kegawatan
kehamilan, rawat
gabung dan persiapan
ibu melahirkan.
Pemereriksaan
penunjang
Senam hamil
Senam nifas
Pemberian imunisasi
TT
Penanganan kasus
rujukan kehamilan
Puerperium
Senam nifas
Perawatan payudara
Penyuluhan meliputi :
Gizi buteki, KB, ASI,
imunisasi, perawatan
bayi sehari-hari.
Kunjungan Rumah
2 Mengembangkan
kebijakan dan SPO sesuai
dengan standar
Pencegahan Kehamilan
Resiko Tinggi
x x x x x x x x x x x x
Seleksi dan Perawatan
Resiko Tinggi
Penanggulangan
Persalinan Resiko
Tinggi
10
Pelayanan Antenatal
dan Postnatal
Penanganan Kegawatan
pada Neonatus
Penanganan Neonatus
Resiko Tinggi
Pelayanan Penunjang
Pelayanan Rujukan
Pelayanan Penyuluhan
Kesehatan
Pelayanan Kamar
Bersalin
3 Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan ibu
dan bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu
dan bayi dengan
pengobatan kehamilan
dan bayi resiko tinggi
Pengobatan ibu hamil x x x x x x x x x x X x
dengan hiperemisis, pre
eklamsi dan anemia
Pengobatan bayi
dengan aspeksia,
BBLR,Kegawatan nafas
dan icterus
neonaturum.
4 Meningkatkan kesiapan
rumah sakit dalam
melaksanakan fungsi
pelayanan obstetri dan
neonatus termasuk
pelayanan kegawat x x x x
darurat (PONEK 24 jam)
Kualifikasi dan jumlah
tenaga dokter, bidan
dan perawat
Fasilitas dan peralatan
11
Pengembangan staf dan
program pelatihan.
Jadwal jaga dokter,
bidan dan perawat.
5 Meningkatkan fungsi
rumah sakit sebagai model
dan pembina teknis dalam
pelaksanaan IMD dan
pemberian ASI Eksklusif,
perawatan metode
kangguru (PMK) pada
BBLR
Melaksanakan IMD
x x x x x x x x x x x x
pada persalinan
pervaginam
Melaksakan program
rawat gabung
Melaksanakan
pemberian ASI eksclusif
Melaksanakan
Perawatan Metode
Kangguru pada BBLR
6 Meningkatkan fungsi
rumah sakit sebagai pusat
rujukan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi
bagi sarana pelayanan
kesehatan lainnya. x x
Kebijakan tentang
tingkat pelayanan
Alur dan tata cara
rujukan
7 Melaksanakan sisitim
monitoring dan evaluasi
x
pelaksanaan program
RSSIB 10 langkah
12
menyusui dan
peningkatan kesehatan
ibu.
Membuat Kebijakan
tertulis tentang
menyusui secara rutin,
pelarangan pemberian
makanan atau
minuman selain
ASI,kecuali ada indikasi
medis, pelarangan
pemakaian dot atau
kempeng.
8 Melaksanakan Program x x x x X X
Pelatihan Ponek
Identifikasi perawat/
bidan yang akan
mengikuti pelatihan
(NLS, NICU,
APN,BBLR,PMK,Kegawa
tan neonatal,
Managemen Lactasi,
CTU)
Koordinasi dengan
Bidang Keperawatan
dan Diklat
9 Melakukan pemantauan x x x x
dan Analisis :
Angka Keterlambatan
Operasi Setio Caesaria
Angka Kematian ibu
dan Bayi
Kejadisan tidak
dilakukannya Inisiasi
Menyusu Dini ( IMD )
pada bayi baru lahir .
13
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan secara periodic setiap 6 bulan dan dilaporkan
kepada Direktur Rumah Sakit agar mendapatkan rekomendasi sebagai
tindak lanjut.
9. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Pencatatan dilakukan terhadap semua kegiatan
2. Pelaporan dilakukan setiap akhir kegiatan
14