Anda di halaman 1dari 31

Evaluasi Program Kesehatan Puskesmas Yang Belum Tercapai

Callista Fernanda

A1/ 102012166

callista.fernanda@yahoo.com

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Pendahuluan

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per
orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok, dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat
mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya
yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu membentuk Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan
kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu.
Puskesmas sebagai salah satu organisasi fungsional pusat pengembangan masyarakat yang
memberikan pelayanan peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif). Dalam tiap program puskesmas yang telah direncanakan, ada sistem
yang mengatur mulai dari perencanaan hingga penilaian. Pada keadaan inilah dibutuhkan
peranan dokter puskesmas yang selain dapat menjadi dokter yang merawat pasien, dokter juga
dapat menjadi seorang manager.1

Definisi dan Peran Puskesmas

Puskesmas ialah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.2 Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung-jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya yaitu:

1. Wilayah Kerja Puskesmas

1
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Pembagian
wilayah kerja Puskesmas diatur oleh Bupati Kepala Daerah dengan saran teknis yang
dianjurkan oleh Kepala Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten atau Kotamadya yang
telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap
Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling.3

2. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh


Pelayanan Kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan seperti kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).3

3. Pelayanan Kesehatan Integrasi (Terpadu)


Pelayanan kesehatan pada mulanya sebelum dibentuknya Puskesmas yang terdiri dalam
satu kecamatan berisikan pelayanan Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan
Anak, Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular dan lain
sebagainya. Usaha-usaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung melapor
kepada Kepala Dinas Kesehatan sehingga tidak terjadinya korelasi dan koordinasi yang
jelas apa yang dikerjakan antara petugas masing-masing balai. Dengan adanya sistem
pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), maka berbagai
kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan satu
pimpinan.4 Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yang ditetapkan oleh Sistem
Kesehatan Nasional yaitu terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat,
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua hal yaitu:

2
a. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah:5
Promosi Kesehatan
Program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu
masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan dengan
sasaran yaitu individu, kelompok maupun masyarakat.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
Program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujukan untuk
memberikan pelayanan kepada pasangan usia subur untuk melakukan program KB,
pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular
Program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan
penular penyakit menular/ infeksi. Contohnya antara lain Tuberculosis (TB), Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan kusta.
Kesehatan Lingkungan
Program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu
lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan
peningkatan peran serta masyarakat,
Perbaikan Gizi Masyarakat
Program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang
meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP),
Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin
A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga atau Masyarakat.
Program Pengobatan (Kuratif dan Rehabilitatif)

3
Program bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan
pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah
berdasarkan pengamatan dan hasil yang diperoleh selama anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
potensi yang dimiliki puskesmas untuk menanggulangi dan menangani masalah
kesehatan tersebut. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada yaitu:6
Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan,
peningkatan dan pencegahan secara berkesinambungan, tanpa mengabaikan
pelayanan pengobatan dan pemulihan, secara menyeluruh dan terpadu, yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai suatu
kesatuan utuh, melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Contohnya dicatat hasil pemeriksaan pada kunjungan dan pemantauan petugas pada
tempat tinggal pasien untuk dipantau serta dibina keadaan keluarga pasien/ keadaan
panti. Kunjungan kurang lebih 4x tiap keluarga dan panti.
Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka pembinaan kesehatan
anak usia sekolah (7-21 tahun). Tujuannya dilaksanakan upaya kesehatan sekolah ini
agar anak sekolah dapat ditumbuhkan kemandirian untuk hidup sehat dan kepekaan
terhadap masalah kesehatan pada dirinya sehingga memungkingkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Contohnya pemeriksaan kesehatan periodik kepada siswa
dan guru oleh Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan usia lanjut (> 60 tahun) dilakukan dengan tujuan agar dapat
meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia

4
dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga serta masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam strata kemasyarakatan dalam mencapai mutu kehidupan usia
lanjut yang lebih optimal. Contohnya Puskesmas santun Lanjut Usia.
Upaya Kesehatan Kerja
Upaya kesehatan kerja merupakan kegiatan pokok Puskesmas yang ditujukan
terutama pada masyarakat pekerja informal di wilayah kerja Puskesmas dalam rangka
upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan
dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Tujuannya upaya ini ialah agar dapat
meningkatnya kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga
terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja
melalui upaya kesehatan kerja. Contohnya pemeriksaan berkala pada pekerja dengan
pekerjaan yang beresiko tinggi (petani, pekerja kasar atau buruh dan lain lain).
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya yang dilakukan dengan sasaran kepada individu, keluarga dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas untuk menciptakan derajat kesehatan gigi masyarakat yang
optimal dan kemampuan memelihara kesehatan gigi serta menghindari peningkatan
prevalensi penyakit gigi dan mulut (karies dan periodontitis) terutama pada kelompok
masyarakat yang rawan. Contohnya melakukan pengecekan gigi setiap minimal 6
bulan.
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya ini ditujukan agar tercapainya derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi
seluruh masyarakat dengan cara memberikan pengenalan dini gangguan jiwa serta
memberikan upaya pertolongan dan rujukan kepada pasien-pasien dengan gangguan
jiwa. Contohnya memberikan obat-obatan psikofarmaka bila diperlukan serta
pemecahan masalah baik mental maupun sosial yang dihadapi pasien dan keluarga.
Upaya Kesehatan Mata dan Pencegahan Kebutaan
Upaya kesehatan dalam bidan mata yang dilaksanakan di tingkat puskesmas yang
bertujuan untuk menurunkan prevalensi kesakitan mata dan kebutaan sehingga tidak
lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Contohnya melaksanakan pemeriksaan
screening dan diagnostik mata kepada individu, kelompok serta masyarakat terutama
masyarakat yang berpenghasilan rendah dan rawan tanpa mengabaikan kelompok lain

5
untuk menggunakan teknologi tepat guna disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
tingkat Puskesmas.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Penyuluhan Kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
bertujuan agar tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan
aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Contoh menggalakan
penyuluhan bahaya merokok dan narkoba, penyuluhan melakukan program KB,
membuat poster, membuat papan pengumuman dan lain-lain.
Upaya Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Upaya ini bertujuan agar mampu dilaksanakannya kerja sama antara Puskesmas
dengan pemimpin/ pemuka/ tokoh masyarakat yang pada akhirnya dapat
menggerakan kesadaran masyarakat akan hidup sehat serta menggalakan organisasi
masyarakat agar turut menggali, menghimpun dan mengelola dana serta sarana
masyarakat untuk upaya kesehatan. Contohnya Puskesmas memberi bimbingan dan
pembinaan pada tokoh masyarakat agar dapat mengumpulkan dana serta menjelaskan
tujuan dari pengumpulan dana tersebut dan mengajak masyarakat untuk gotong
royong dalam pembentukan bak penampungan air bersih, penyediaan pangan dan gizi
dan lain-lain.
Upaya Kesehatan Olahraga
Tujuan dibentuknya upaya ini ialah agar dapat meningkatkan derajat kesehatan dan
kualitas hidup melalui latihan fisik oleh karena peningkatan kesegaran jasmani dapat
menghasilkan masyarakat yang produktif dan berprestasi. Contohnya menjalankan
program senam dan jalan pagi, mengadakan perlombaan sepak bola dan lain lain.
Laboratorium Sederhana Dasar di Puskesmas
Pelayanan laboratorium ini diselenggarakan secara efisien dan efektif untuk
mendukung upaya kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosa dini maupun monitoring
terapi dalam rangka penyembuhan. Contohnya yaitu mengambil sampel air dari
sumber air yang dimanfaatkan oleh penduduk, mengecek spesimen tinja untuk
menemukan penyebab penyakit saluran pencernaan, melaksanakan proses screening

6
atau penyaringan terhadap ibu hamil untuk mengecek penyulit pada kehamilan dan
lain lain.
Tenaga yang dibutuhkan untuk laboratorium ini ialah 1 penanggung jawab (dokter
umum), 1 orang analisis kesehatan (lulusan Sekolah Pengatur Analisis atau Sekolah
Menengah Analisis Kesehatan) dan 1 orang pembantu analisis (lulusan SMA yang
sudah diangkat menjadi pegawai Puskesmas yang bersangkutan dengan mempunyai
minat di bidang laboratorium).
Upaya Kesehatan Lain
Salah satu program yang mengadakan adanya program transmigrasi yang bertujuan
untuk membentuk keseimbangan penyebaran penduduk serta peningkatan taraf hidup
transmigran dan juga pemanfaatan sumber alam dan tenaga manusia. Dengan
diadakannya program transmigrasi ini secara tidak langsung akan meningkatkan mutu
lingkungan hidup daerah transmigran, meningkatkan peran serta masyarakat
transmigran dan penduduk sekitar dalam bidang kesehatan dan juga menurunkan
angka kesakitan, kematian dan kelahiran para transmigrasi serta penduduk sekitar.
Warga yang bertransmigrasi ialah Warga Negara Republik Indonesia yang secara
sukarela dipindahkan dengan catatan memiliki jasmani yang sehat, punya
kemampuan dan ketrampilan kerja, berkelakuan baik serta tunduk dan patuh kepada
peraturan tentang penyelenggaraan transmigrasi. Daerah transmigrasi berasal dari
propinsi DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT.
Sedangkan daerah yang dituju sebagai daerah transmigrasi yaitu luar Jawa, Bali,
NTB, NTT.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota dengan mempertimbangkan masukan dari Badan
Perencanaan dan Pengembangan (BPP). Upaya kesehatan pengembangan dilakukan
apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti
target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota.

7
Fungsi Puskesmas

Selain memiliki peran dan upaya yang cukup penting dalam bidang kesehatan masyarakat.
Puskesmas juga memiliki peran diantaranya yaitu:3

Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.


Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
wilayah kerjanya

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:3

Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka


menolong dirinya sendiri.
Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan.
Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
Puskesmas.

Manajemen dan Administrasi Puskesmas

Pada tahap pelaksanakan program-program di puskesmas, programprogram tersebut


harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi adalah proses penyelenggaraan
kerja yang dilakukan bersama-sama secara efektif, efisien dan rasional untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Administrasi dalam pengertian umum maupun khusus, di dalam
penyelenggaraanya yang diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen akan terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Unsur-unsur pokok yang perlu
diperhatikan dalam proses adanya administrasi yaitu:2,4

8
1. Masukan
Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana
(money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan manajemen
(method).4
2. Proses
Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan,
serta pengawasan.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencanaan akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Puskesmas
merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I yang dibina oleh
Kabupaten/ Kotamadya, yang bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi
kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan
kesehatan meliputi cakupan mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia
dan provider, serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan
meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan
misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi
digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.2
Budgeting dalam perencanaan manajemen keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas
sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya
didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial
masyarakat dan pemerintah. Adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis
pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai ciri-ciri barang atau jasa publik
seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang
mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.2
b. Pengorganisasian
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menentukan dan menetapkan struktur
organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha,

9
unit fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang
nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani. Struktur
organisasi puskesmas terdiri dari:2

Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas (memimpin, mengawasi dan


mengkoordinasikan kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam
jabatan struktural dan jabatan fungsional)
Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha (bertugas dibidang kepegawaian,
keuangan, perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan)
Unsur pelaksana :
- Unit I : melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi
- Unit II : Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan
laboratorium sederhana
- Unit III : Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan
tenaga kerja dan manula
- Unit IV : Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan
kesehatan khusus lainnya
- Unit V : Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja
dan dana sehat
- Unit VI : Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat
inap
- Unit VII : Melaksanakan kegiatan kefarmasian
Unsur Fasilitas Penunjang :
- Puskesmas Pembantu : Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan yang
dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

10
Puskesmas pembantu diperkirakan wilayah kerjanya hingga 2-3 desa
dengan sasaran penduduk 2.500 orang untuk yang diluar Jawa-Bali
sampai 10.000 orang di perkotaan Jawa-Bali.
- Puskesmas keliling : Unit pelayanan kesehatan keliling dengan
kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal
dari Puskesmas dan dilakukan 4 hari dalam 1 minggu. Unit ini
berfungsi menunjang dan melaksanakan kegiatan Puskesmas pada
wilayah kerja yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
- Bidan yang bertugas di desa : Pada desa yang belum ada fasilitas
kesehatan, akan ditempatkan 1 bidan yang bertempat tinggal di desa
tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas.
Wilayah kerja bidan tersebut adalah satu desa dengan penduduk rata-
rata 3.000 orang. Peran bidan tersebut ialah membina peran serta
masyarakat melalui pembinaan posyandu dan menerima rujukan
masalah kesehatan yang akan ditindak lanjuti oleh Puskesmas atau ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara
rasional.

Tata Kerja dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan


prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas
maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya masing-
masing. Kepala Puskesmas juga wajib mengikuti perintah dan petunjuk atasan serta
mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Kantor
Departemen Kesehatan Kabupaten/ Kotamadya, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Kepala Puskesmas juga bertanggung jawab dalam memimpin,
mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbingan
serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing oleh karena itu setiap unsur di
dalam lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dari dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.

11
c. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan (actuating), tahap ini merupakan tahapan penggerakan semua
kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi pada tahap ini
lebih menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan
semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam
menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi,
peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan
hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer. Secara praktis fungsi
pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama di antara staf
pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus
menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan
dan peka terhadap lingkungannya. Manajer harus mempunyai kemampuan bekerja
sama dengan orang lain secara harmonis. Tujuan fungsi pelaksanaan antara lain:2,4
Menciptakan kerjasama yang lebih efisien.
Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf.
Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini.
Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi kerja staf.
Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
d. Pengawasan
Tahap Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi
terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi
pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil
yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau
penyimpangan, diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini,
dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian
bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan

12
efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin. Tiga
langkah penting untuk melakukan pengawasan:2
Mengukur hasil/ prestasi yang telah dicapai.
Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor
penyebab terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi
penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih dulu untuk mencari faktor
penyebabnya, kemudian menetapkan langkah-langkah untuk mengatasinya.
3. Keluaran
Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan.2
4. Sasaran
Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu
program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.2
5. Dampak
Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk
dinilai.2
6. Umpan balik
Umpan balik merupakan hasil dari keluaran yang menjadi masukan dari suatu sistem.2
7. Lingkungan
Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik
(sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan
lain-lain).2

Peranan Dokter di Puskemas


World Health Organization (WHO) menerapkan bahwa dokter pada zaman sekarang
hingga masa depan harus memiliki kemampuan yang disebut dengan Five Star Doctor. Five Star
Doctor merupakan profil dokter ideal yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu, dokter harus

13
memiliki kemampuan untuk melakukan serangkaian pelayanan kesehatan untuk memenuhi
kualitas, kebutuhan, efektifitas, efisiensi dan persamaan dalam dunia kedokteran. 5 hal yang
harus diperhatikan dalam kriteria dokter yang ideal untuk memimpin puskesmas menurut WHO
ialah7
1. Care Provider
Dokter dituntut untuk menangani pasien secara holistik sebagai individu, sebagai bagian
dari keluarga dan masyarakat serta yang menyediakan perawatan berkelanjutan yang
berkualitas dalam lingkup hubungan dokter-pasien yang berdasarkan kepercayaan dan
saling menguntungkan. Dokter sebagai seorang yang mampu mengobati pasiennya yang
merupakan bagian integral dari keluarga dan masyarakat sekelilingnya dengan kualitas
pelayanan kesehatan yang memadai serta melakukan berbagai pencegahan khusus dalam
jangka waktu yang cukup lama. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain
menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya
serta penggunaan bahasa yang santun, mudah dimengerti dan dipahami oleh pasien sesuai
dengan umur, tingkat pendidikan. Selain itu, seorang dokter harus mempertimbangkan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologis pasien. Kewajiban yang harus
ditangani yaitu pelayanan yang maksimal sesuai kondisi pasien, menjawab segala
pertanyaan pasien maupun keluarga, jujur atau memberi informasi apa adanya.
2. Decision Maker
Dokter dituntut untuk mampu memilih teknologi tepat guna untuk digunakan dalam
mempertinggi pelayanan kesehatan yang layak dan biaya terjangkau, dengan kata lain
dokter adalah pengambil keputusan, menentukan teknologi mana yang akan dipakainya
dalam pengobatan pasien dengan memperhatikan cost-effectiveness. Dalam melakukan
prosedur klinis, seorang dokter dalam hubungannya sebagai decision maker melakukan
perlakuan sesuai masalah, kebutuhan pasien, dan sesuai kewenangannya.
3. Communicator
Dokter dituntut seorang yang mampu meningkatkan gaya hidup yang sehat dengan
penyuluhan yang efektif dan nasehat yang tepat dalam konteks budaya dan ekonomi,
dengan demikian kesehatan pada perorangan dan masyarakat akan meningkat dan terjaga
sehingga membantu individu maupun kelompok masyarakat dalam mengubah gaya
hidupnya ke arah perilaku sehat. Sebagai communicator, dokter diharapkan mampu

14
menguasai area komunikasi efektif yaitu menggali dan bertukar informasi secara verbal
atau non verbal dengan pasien pada semua usia anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain. Proses yang harus diperhatikan baik dalam berkomunikasi dengan pasien
maupun keluarganya yaitu rasa kesinambungan, pengumpulan informasi, mendiagnosa,
dan memberi penjelasan.
4. Community Leader
Dokter sebagai seorang yang mendapatkan kehormatan dan kepercayaan masyarakat
setempat, mampu mengetahui kebutuhan kesehatan perorangan maupun kelompok
sehingga dapat berperan dalam memotivasi masyarakat untuk turut berpartisipasi
meningkatkan kesehatan umum serta khususnya pada masyaraka

5. Manager
Dokter sebagai seorang yang dapat bekerja secara efektif dan harmonis dengan orang lain
baik di dalam maupun di luar organisasi sistem pelayanan kesehatan untuk mengetahui
apa yang dibutuhkan pasien dan masyarakat. Dokter menjadi orang yang memperdalam
dan mengembangkan ilmunya untuk mengetahui berbagai penyakit yang berada di
lingkungannya dalam upaya meningkatkan pelayanan kualitas hidup manusia, dan
bukan menjadi seorang yang bisa menyembuhkan penyakit saja tetapi juga dididik untuk
berpikir bagaimana menanggulangi masyarakat serta lingkungannya dari berbagai
penyakit.

Penggerakan Pelaksanaan (Lokakarya Mini Puskesmas)

Pada posisi manajemen Puskesmas yang terdiri dari perencanaan, penggerak-


pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian. Lokakarya mini Puskesmas merupakan
bagian penggerak-pelaksanaan. Tujuan dari Lokakarya mini Puskesmas sendiri secara umumnya
untuk meningkatnya fungsi Puskesmas melalui peningkatan kemampuan tenaga Puskesmas
untuk bekerjasama dalam Tim dan membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Sedangkan secara khususnya tujuannya ialah agar terlaksananya penggalangan kerja sama tim
berbasis lintas program dalam rangka pembagian tugas dan pembuatan rencana kerja harian,
penggalangan kerja sama lintas sektoral dalam rangka pembinaan peran serta masyarakat, rapat
kerja bulanan Puskesmas sebagai tindak lanjut penggalangan kerjasama Tim Puskesmas dan

15
rapat kerja tribulanan lintas sektoral sebagai tindak lanjut penggalangan kerjasama lintas
sektoral. Lokakarya Mini Puskesmas terdiri dari 4 komponen yaitu:3
1. Penggalangan kerjasama dalam Tim Puskesmas
a. Tujuan :
Umum:
- Pengembangan sistem manajemen sederhana dengan cara penggalangan
kerjasama antar staf Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.
Khusus :
- Terciptanya semangat kerjasama dalam suatu Tim atas dasar kemauan,
kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.
- Adanya inventarisasi hasil kegiatan setiap tenaga Puskesmas bulan lalu dan
menghitung beban kerjanya.
- Adanya pembagian tugas yang baru bagi setiap petugas Puskesmas
berdasarkan POA.
- Adanya Tim Pelayanan Terpadu dan menentukan daerah binaan/ pelayanan
masing-masing tim.
- Tersusunnya rencana kerja harian untuk bulan yang akan datang.
b. Pentahapan Pelaksanaan :
Dinamika Kelompok yang bertujuan untuk menanamkan pentingnya kerjasama
secara tim dan keterbukaan anggota tim dalam memecahkan suatu masalah.
Masukan tentang konsep Keterpaduan KB - Kesehatan, POA Puskesmas dan POA
KB-Kesehatan, bertujuan untuk mengetahui pentingnya keterpaduan KB
Kesehatan dan perencanaan kegiatan untuk tahun ini serta cakupan pelayanan
yang harus dicapai.
Inventarisasi kegiatan peran serta masyarakat termasuk Posyandu yang bertujuan
agar semua petugas Puskesmas mengetahui lokasi, kegiatan, petugas yang
ditugasi membina, waktu, frekuensi dan kadernya.
Inventarisasi kegiatan petugas pada bulan lalu sebagai bahan untuk beban kerja.
Analisa atau perhitungan beban kerja, bertujuan agar semua petugas dapat
menghitung beban kerjanya dan mengetahui kekurangan atau kelebihannya.

16
Penyusunan pembagian tugas baru bertujuan agar semua petugas mengetahui
tugas rutin dan tugas pembinaan peran serta masyarakat secara adil dan merata.
Pembentukan tim pelayanan Posyandu dan pembagian tanggung jawab daerah
binaan yang bertujuan agar semua petugas Puskesmas mempunyai tanggung
jawab daerah binaan yang dibagi secara adil dan merata berdasarkan pembagian
tugas baru.
Penyusunan rencana kerja harian baru yang bertujuan agar semua petugas
Puskesmas agar membuat rencana kerja yang dibuat tiap-tiap bulan, baik untuk
tugas rutin maupun untuk pembinaan peran serta masyarakat.
c. Pelaksanaan
Pembimbing : Ka. Kandep/ Ka. Dinkes Dt. II dan staf
Pelatih/ pengarah : Ka. Puskesmas dan staf
Peserta : Dokter gigi/ perawat gigi, perawat/ perawat kesehatan, bidan, sanitarian,
petugas gizi, petugas SP2TP dan petugas lain yang dianggap penting

2. Penggalangan kerjasama lintas sektoral


a. Tujuan :
Umum :
- Terjalinnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan peran serta
masyarakat secara baik.
Khusus :
- Saling mengetahui dan saling mengenal program pembinaan peran serta
masyarakat masing-masing sektor terkait di tingkat Kecamatan.
- Saling mengetahui peran masing-masing sektor yang saling mendukung,
untuk membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
- Terumuskannya rencana kerja tribulanan masing-masing sektor pembinaan
peran serta masyarakat di bidang kesehatan secara terpadu.

17
b. Pentahapan Pelaksanaan :
Dinamika Kelompok yang bertujuan untuk menanamkan pentingnya kerjasama
secara tim dan keterbukaan anggota tim dalam memecahkan suatu masalah.
Penjelasan dari masing-masing sektor menjelaskan kegiatannya dalam rangka
pembinaan peran serta masyarakat.
Penjelasan tentang Keterpaduan KB-Kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu
hidup dan kesejahteraan keluarga dengan upaya penurunan angka kematian bayi,
anak balita dan angka kematian ibu bersalin serta angka kelahiran dengan alih
teknologi dan alih kelola melalui pengembangan dan pembinaan Posyandu.
(Topik pembahasan tidak selalu KB-Kes tapi disesuaikan dengan kebutuhan).
Penjelasan POA KB-Kesehatan, agar sektor yang bersangkutan mengetahui
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dan cakupan lima program serta
pengembangan dan pembinaan Posyandu.
Penyajian hasil-hasil kesepakatan kerjasama lintas sektoral dalam membina
Keterpaduan KB-Kesehatan, baik di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/
Kodya agar peserta mengetahui peranan masing-masing sektor dalam rangka
kerjasama lintas sektoral.
Inventarisasi peranan saling mendukung dari masing-masing sektor dalam
membina Keterpaduan KB-Kesehatan. Tujuan dari acara ini adalah mengetahui
seberapa jauh masing-masing sektor sudah berperan dalam kerjasama dan
hambatan-hambatan serta masalah yang dihadapi dalam kerjasama.
Analisa peranan masing-masing sektor, dilakukan dengan cara membandingkan
antara peranan masing-masing sektor yang sudah dilaksanakan dengan hasil
kesepakatan dan mengelompokkan masalah serta hambatan yang dihadapi untuk
dipecahkan bersama.
Merumuskan masing-masing sektor dalam pembinaan peran serta masyarakat di
bidang KB-kesehatan secara musyawarah untuk mufakat.
Membuat rencana kerja tribulanan masing-masing sektor dalam membina peran
serta masyarakat di bidang keterpaduan.

18
c. Pelaksanaan
Ketua penyelenggara : Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga
(PKK) Kecamatan
Pimpinan pertemuan : camat
Pengarah/ pelatih : Kepala Puskesmas
Pembimbing : Tim Pembina KB-Kes Dati II
Peserta : Tim Pembina KB-Kes Dati II, PKK Kecamatan, Puskesmas,
Pembangunan desa (Bangdes) Kecamatan, Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Kecamatan dan sektor lain yang terkait.
3. Rapat kerja bulanan Puskesmas
a. Tujuan :
Timbulnya kebiasaan pada seluruh petugas Puskesmas untuk selalu mengadakan
tindak lanjut dari setiap kegiatan dalam melaksanakan program kesehatan serta
adanya suatu sistem manajemen sederhana dan terselenggarakannya rapat kerja
rutin bulanan Puskesmas untuk melakukan penilaian program yang sedang
berjalan secara teratur dan hambatan-hambatan yang dijumpai selama satu bulan
yang lalu dapat dipecahkan bersama.
b. Pentahapan Pelaksanaan :
Laporan pelaksanaan Rencana Kerja Harian dari tiap petugas dan hasil cakupan
pelayanan Posyandu tiap desa pada bulan lalu dari Tim Pembina dari daerah
binaan Posyandu.
Kebijaksanaan dari atasan langsung yang didapat dari hasil Rapat Dinas
Kesehatan dan kebijaksanaan Pemerintah Daerah yang didapat dari rapat
Kecamatan.
Tambahan pengetahuan dan ketrampilan kepada petugas Puskesmas dalam rangka
peningkatan pelayanan kepada masyarakat atau dalam rangka mengatasi kejadian
luar biasa.
Analisa dari masalah/ hambatan yang terjadi dan pemecahan masalah.
Rapat Kerja ditutup dengan acara pembuatan rencana kerja harian dari semua
petugas Puskesmas untuk bulan depan.

19
c. Pelaksanaan :
Pengarah : Kepala Puskesmas
Peserta : Seluruh staf yang bekerja di Puskesmas

4. Rapat kerja tribulanan lintas sektoral


a. Tujuan :
Umum :
- Meningkatnya dan terpeliharanya hubungan kerjasama lintas sektoral.
Khusus :
- Terlaksananya pertemuan lintas sektoral berkala untuk mengkaji kegiatan
kerjasama selama 3 bulan yang lalu dalam pembinaan PSM di bidang
kesehatan.
- Terpecahkannya masalah dan hambatan yang dihadapi dalam rangka
kerjasama lintas sektoral.
- Terumuskannya mekanisme dan rencana kerjasama lintas sektoral untuk
tribulan berikutnya.
b. Pentahapan Pelaksanaan
Laporan kegiatan penyelenggaraan Posyandu oleh Ketua Tim Penggerak PKK
Kecamatan dan hambatan/ masalah yang dijumpai serta usaha yang telah
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Laporan sektor-sektor dalam pembinaan PSM di bidang kesehatan dan hambatan/
masalah yang dijumpai serta usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut. Laporan dari Puskesmas disertai dengan gambaran cakupan pelayanan
Posyandu secara kumulatif, agar desa-desa yang cakupannya rendah diketahui
sektor lain.
Sambutan dari Tim Pembina Posyandu Dati II tentang usaha untuk mengatasi
hambatan/ masalah dan menyampaikan kebijaksanaan Pemda maupun Tim
Pembina Posyandu Dati II.
Susunan prioritas pembinaan ke desa-desa berdasarkan cakupan yang paling
rendah.

20
Analisa dan pemecahan masalah yang dilakukan bersama.
c. Pelaksanaan :
Pengarah : Camat
Peserta : Tim Pembina Posyandu/ KB-Kes Dati II, Tim Penggerak PKK
Kecamatan, Puskesmas di wilayah Kecamatan, BKKBN Kecamatan, Bangdes
Kecamatan dan sektor lain yang dianggap perlu

Pemantauan Pelaksanaan (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas SP2TP)

Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat
wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang
berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi
merupakan unsur terpenting dalam sebuah organisasi karena data dan informasilah yang
berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut. Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan satu-satunya Pencatatan dan Pelaporan yang
berlaku di Puskesmas di seluruh Indonesia.

Tujuan pelaksanaan SP2TP secara umum ialah agar tersedianya data dan informasi yang
tepat waktu, up to date, mutakhir secara periodik/ teratur, dapat digunakan untuk pengelolaan
program kesehatan melalui Puskesmas di perbagai tingkat administrasi. Sedangkan secara
khusus untuk menyediakan data, keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok Puskesmas
yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur, serta pemanfaatan data tersebut digunakan
untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui
Puskesmas di berbagai tingkat administrasi.3 Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan,
tribulanan dan tahunan) dengan menggunakan formulir yang baku. Adapun laporannya
berjenjang dari Puskesmas ke Dati II, Dati II ke Dati I, Dati I ke Pusat. Pelaksanaan SP2TP
terdiri dari 3 kegiatan yaitu:

1. Pencatatan dengan menggunakan format.3


Pencatatan dilakukan dalam gedung puskesmas/ puskesmas pembantu, yaitu mengisi:

a. Family forder (kartu identitas dan kartu tanda pengenal keluarga)

21
b. Buku register : Rawat jalan/ rawat inap, penimbangan, kohort ibu, kohort anak,
persalinan, laboratorium, pengamatan penyakit menular, imunisasi
c. Kartu indek penyakit (kelompok penyakit) yang disertai distribusi jenis kelamin,
golongan, umur dan desa.
d. Kartu perusahaan
e. Kartu murid
f. Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah pembuatan
laporan

2. Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodik dengan jenis dan
periode laporannya adalah3
a. Bulanan: Data kesakitan, data kematian, data operasional (gizi, imunisasi dan KIA),
data manajemen obat
b. Triwulan: Data kegiatan puskesmas
c. Tahunan: Umum, fasilitas, saran, tenaga

3. Pengolahan analisis dan pemanfaatan data/informasi3


Pengolahan, analisa dan pemanfaatan data SP2TP dilaksanakan ditiap jenjang
administrasi yang pemanfaatannya disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam
mengambil keputusan. Ditingkat puskesmas, untuk tindakan segera serta untuk
pemantauan pelaksanaan program (operative) sebagai early warning system. Pada tingkat
Dati II dapat digunakan untuk pemantauan, pengendalian dan pengambilan tindakan
koreksi yang diperlukan. Pada tingkat I dapat digunakan juga untuk perencanaan program
dan pemberian bantuan diperlukan. Pada tingkat pusat digunakan dalam pengambilan
kebijaksanaan yang diperlukan.

Data dari hasil SP2TP dapat dimanfaatkan untuk penyusunan profil puskesmas dengan
menggunakan data dasar, penggambaran peran serta masyarakat dengan menggunakan data
jumlah kader (aktif/ tidak aktif), pelaksanaan KB-kesehatan terpadu melalui posyandu,
penggambaran tingkat pemanfaatan puskesmas dengan menggunakan data kunjungan, serta
penggambaran tingkat cakupan sasaran pelayanan kesehatan dari berbagai program yang
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pokok puskesmas.

22
Evaluasi Program

Menurut American Public Health Association, evaluasi adalah suatu proses menentukan
nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses ini
mencakup langkah-langkah memformulasikan tujuan, mengidentifikasi kriteria secara tepat yang
akan dipakai mengukur sukses, menentukan besarnya sukses dan rekomendasi untuk kegiatan
program. Proses yang terjadi pada evaluasi menghasilkan informasi tentang sejauh mana suatu
kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan standar tertentu
untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara keduanya dan bagaimana manfaat yang telah
dikerjakan dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Terdapat bagian yang
penting dalam evaluasi yakni penilaian. Dengan itu dibaginya beberapa penilaian yang dapat
ditemukan pada setiap tahap pelaksanaan program yaitu:4

1. Formative Evaluation
Penilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat awal merencanakan suatu program.
Tujuan utamanya adalah untuk menyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-
benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Penilaian yang dimaksud mengukur kesesuaian program dengan
masalah dan atau kebutuhan masyarakat ini sering disebut pula dengan studi penjajakan
kebutuhan (need assessment study).
2. Promotive Evaluation
Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan
utamanya adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut
telah sesuai dengan rencana atau tidak, apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang
dapat merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut. Pada umumnya ada dua
bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan program ini ialah pemantauan (monitoring) dan
penilaian berkala (periodic evaluation).
3. Summative Evaluation
Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program telah selesai dilaksanakan
(summative evaluation). Tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua macam
yakni untuk mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang
dihasilkan. Dari kedua macam penilaian akhir ini, diketahui bahwa penilaian keluaran

23
lebih mudah dari pada penilaian dampak, karena pada penilaian dampak diperlukan
waktu yang lama.

Peranan dan arti dari ketiga macam penilaian ini sama pentingnya. Karena sebenarnya
hasil yang diperoleh dari ketiga macam penilaian ini amat berguna untuk membantu dalam
pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya penilaian, akan dapat dihindari terjadinya
sesuatu yang sia-sia, yang dalam bidang yang terpenting adalah mencegah terjadinya
penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan (tenaga, dana, sarana, dan metoda) yang
keadaamya memang selalu amat terbatas sekali. Ruang lingkup penilaian juga dibagi secara
sederhana yaitu:4

Penilaian terhadap masukan (input)


ialah yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga
maupun sumber sarana.
Penilaian terhadap proses (process)
Penilaian lebih dititik beratkan pada pelaksanaan program, apakah sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan atau tidak, proses yang dimaksudkan disini mencakup semua tahap
administrasi, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan program.
Penilaian terhadap keluaran (output)
Yang dimaksud adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dari dilaksanakannya suatu
program.
Penilaian terhadap dampak (impact)
Penilaian terhadap dampak program mencakup pengaruh yang ditimbulkan dari
dilaksanakannya suatu program.

Pendekatan sistem

Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen
sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-
sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini
diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara

24
kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach).4 Pendekatan sistem adalah
penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merencanakan suatu rangkaian
komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu kesatuan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan tentang pendekatan sistem ini, dengan
mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat
dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu sebagai hasil dari pekerjaan
administrasi seperti mengetahui kebutuhan sehingga kita terhindar dari penggunaan daya yang
sia-sia dan kegiatan yang tidak diperlukan. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada
dalam administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk
menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalan keluarnya yang
sesuai melalui umpan balik yang kita dapatkan. Sekalipun pendekatan sistem dapat menjamin
lengkapnya suatu saran pemecahan yang diajukan, bukan berarti pendekatan sistem tidak
memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan yang dipandang penting ialah dapat terjebak ke
dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan
demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.4

Problem Solving Cycle

Tetapkan Prioritas Masalah

Bagian yang terpenting dalam perencanaan adalah yang menyangkut proses perencanaan.
Yang dimaksud dengan proses perencanaan disini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam menyusun suatu rencana. Untuk bidang kesehatan, langkah-langkah yang sering
dipergunakan adalah mengikuti prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle).
Sebagai langkah pertama dilakukan upaya menetapkan prioritas masalah (problem priority).
Adapun yang dimaksud dengan masalah disini ialah kesenjangan antara apa yang ditemukan
dengan apa yang semestinya.4 Untuk menentukan prioritas masalah kita bisa menggunakan
teknik nonscoring/ scoring. Teknik non scoring meliputi brain storming, Delphi technique, dan
Delbeq technique.8 Sedangkan teknik scoring kita lakukan dengan kajian data yang diperoleh
dari laporan bulanan puskesmas. Dalam pemilihan prioritas (scoring) kita dapat melakukannya
dengan menggunakan teknik kriteria matriks. Jika ditinjau dari sudut pelaksanaan program
kesehatan, penetapan prioritas masalah ini dianggap sangat penting. Paling tidak ada dua alasan
yang ditemukan. Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang tersedia dan karena itu tidak

25
mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah
dengan masalah lainnya dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan.4 Cara
menetapkan prioritas masalah yang dianjurkan adalah memakai teknik kajian data. Untuk dapat
menetapkan prioritas masalah dengan teknik kajian data, ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan. Kegiatan yang dimaksud adalah:4

1. Melakukan pengumpulan data


Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Adapun yang dimaksud
dengan data di sini ialah hasil dari suatu pengukuran dan ataupun pengamatan. Agar data
yang dikumpulkan tersebut dapat menghasilkan kesimpulan tentang prioritas masalah,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni:4
a. Jenis data
Jenis data yang harus dikumpulkan banyak macamnya. Sekedar pegangan dapat
dipergunakan pendapat Blum yang membedakan data kesehatan atas empat macam
yakni data tentang perilaku (behaviour), lingkungan (environment), pelayanan
kesehatan (health services) dan keturunan (heredity). Kumpulkan keempat macam
data tersebut. Tetapi, apabila waktu, tenaga, sarana dan dana cukup tersedia, tidak ada
salahnya mengumpulkan data yang lebih lengkap. Data lengkap yang dimaksud
adalah data yang mencakup geografis (keadaan tanah serta flora dan fauna di daerah
tersebut), pemerintahan (peraturan perundang-undangan, anggaran biaya dan
pembelanjaan serta mekanisme dan proses pengambilan), kependudukan (angka
pertumbuhan dan kelahiran penduduk), pendidikan (tingkat pendidikan serta fasilitas
pendidikan yang tersedia), pekerjaan dan mata pencaharian, sosial budaya dan data
kesehatan (Kesehatan ibu dan anak, daerah lingkungan pemukiman yang memadai,
jumlah sarana dan tenaga medis).
b. Sumber Data
Apabila jenis data yang akan dikumpulkan telah ditetapkan, lanjutkanlah dengan
menetapkan sumber data yang akan dipergunakan. Untuk ini ada tiga sumber data
yang dikenal yakni sumber primer, sumber sekunder dan sumber tertier. Contoh
sumber data primer adalah hasil pemeriksaan atau wawancara langsung dengan
masyarakat. Contoh sumber data sekunder adalah laporan bulanan Puskesmas dan
Kantor Kecamatan. Sedangkan contoh sumber data tersier adalah hasil publikasi

26
badan-badan resmi, seperti Kantor Dinas Statistik, Dinas Kesehatan dan Kantor
Kabupaten.
2. Melakukan Pengolahan Data
Kegiatan kedua yang harus dilakukan ialah mengolah data yang telah dikumpulkan.
Adapun yang dimaksud dengan pengolahan data disini ialah menyusun data yang tersedia
sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimilikinya. Cara pengolahan data secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam yakni secara manual, mekanikal serta elektrikal.
3. Melakukan Penyajian Data
Kegiatan ketiga yang harus dilakukan menyajikan data yang telah diolah. Ada tiga
macam cara penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan
grafikal.
4. Memilih prioritas masalah
Hasil penyajian data akan menampilkan berbagai masalah. Pertimbangkan apakah
masalah tersebut perlu diselesaikan. Jika tidak alasan pertama, karena antar masalah
mungkin terdapat keterkaitan. Yang perlu diperhatikan hanya menyelesaikan masalah
pokok saja. Masalah lainnya akan selesai dengan sendirinya. Kedua, karena kemampuan
yang dimiliki oleh organisasi selalu bersifat terbatas. Dalam keadaan yang seperti ini,
lanjutkan kegiatan dengan memilih prioritas masalah. Untuk itu banyak cara pemilihan
yang perlu dipergunakan. Cara yang dianjurkan adalah memakai kriteria yang dituangkan
dalam bentuk matriks. Dikenal dengan nama tekhnik kriteria matrik (criteria matrix
tecnique).4

Kriteria yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas
tiga macam:

1. Pentingnya masalah
Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya.
Ukuran pentingnya masalah banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang terpenting
adalah
Besarnya masalah (prevalence)
Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)

27
Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need)
Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
Suasana politik (political climate)
2. Kelayakan Teknologi
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
(technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang
dimaksudkan disini adalah menunjuk pada pengasaan ilmu dan teknologi yang sesuai.
3. Sumber daya yang tersedia
Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (resources
availabitlity) makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksdukan di
sini adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana (money) dan sarana (material).

Berilah nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk setiap
kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar.

Tetapkan Prioritas Jalan Keluar

Apabila prioritas masalah telah berhasil ditetapkan, langkah selanjutnya yang dilakukan
adalah menetapkan prioritas jalan keluar (solution priority). Untuk ini ada beberapa kegiatan
pokok yang harus dilakukan sebagai berikut4

1. Menyusun alternatif jalan keluar


Kegiatan pertama yang harus dilakukan ialah menyusun alternatif jalan keluar untuk
mengatasi prioritas masalah yang telah ditetapkan. Menyusun alternatif jalan keluar
dipandang penting, karena terkait dengan upaya memperluas wawasan, yang apabila
berhasil diwujudkan akan besar peranannya dalam membantu kelancaran pelaksanan jalan
keluar. Untuk dapat menyusun alternatif jalan keluar, cobalah berpikir kreatif (creative
thinking).
2. Menentukan berbagai penyebab masalah

28
Untuk dapat menentukan berbagai penyebab masalah, lakukan curah pendapat (brain
storming) dengan membahas data yang telah dikumpulkan. Gunakanlah alat bantu diagram
hubungan sebab-akibat (cause-effect diargam) atau populer pula dengan sebutan diagram
tulang ikan (fish bone diagram). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang
ada, serta dibantu oleh data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara
teoritis.
3. Memeriksa kebenaran penyebab masalah
Karena daftar penyebab masalah yang telah disusun baru bersifat teoritis, perlu dilakukan
pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah (confirmation). Untuk ini, jika perlu,
lakukanlah pengumpulan data tambahan. Coabalah lakukan uji statistik untuk
mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya. Sisihkan daftar penyebab masalah
yang hasil uji statistiknya tidak bermakna.
4. Mengubah penyebab masalah kedalam bentuk kegiatan
Apabila daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya telah berhasil disusun,
lanjutkan dengan mengubah daftar penyebab masalah tersebut kedalam bentuk kegiatan.
Usahakan untuk satu penyebab masalah tersusun satu kegiatan penyelesaian masalah. Hasil
yang diperoleh dari pekerjaan ini ialah tersusunnya alternatif cara penyelesaian masalah.
5. Memilih prioritas jalan keluar
Karena kemampuan yang dimiliki oleh suatu organisasi selalu bersifat terbatas, untuk
mengatasinya, pilihlah salah satu dari alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan.
Untuk dapat memilih prioritas jalan keluar, pelajarilah dengan seksama berbagai alternatif
yang tersedia. Sebelum melakukan pilihan, ada baiknya jika dicoba padukan dahulu. Siapa
tahu berbagai alternatif tersebut sebenarnya hanya merupakan bagian dari satu paket
kegiatan yang sulit dipisahkan. Apabila keterpaduan tersebut sulit dilakukan, antara lain
karena adanya perbedaan antar alternatif yang terlalu tajam, atau karena keterbatasan
sumber daya dalam melaksanakan program yang telah dipadukan, barulah dilakukan cara
lain. Cara yang dianjurkan adalah memakai teknik kriteria matriks. Dalam sisi efektifitas
didapatkan 3 hal yaitu pertama, hitung besarnya (magnitude) masalah yang dapat
diselesaikan. Kedua, hitung pentingnya jalan keluar (importancy) dalam mengatasi masalah
yang dihadapi dan yang ketiga, hitunglah sensitifitas jalan keluar (vulnerabilty) dalam

29
mengatasi masalah yang dihadapi untuk setiap alternatif. Sedangkan dalam segi efisiensi,
harus diperhitungkan cost atau biaya yang digunakan.
6. Melakukan uji lapangan
Kegiatan ketiga yang harus dilakukan pada penetapan prioritas jalan keluar ialah
melakukan uji lapangan untuk prioritas jalan keluar terpilih. Uji lapangan ini
dipandang penting, karma wring ditemukan jalan keluar yang diatas kertas baik,
temyata sulit dilaksanakan. Patutlah diingat dalam melaksanakan uji lapangan, tujuan
utama yang ingin dicapai bukan lagi mempermasalahkan jalan keluar yang telah
terpilih, melainkan hanya untuk menilai berbagai faktor penopang dan faktor
penghambat yang kiranya akan ditemukan, apabila jalan keluar tersebut dilaksanakan.
Catatlah berbagai faktor penopang dan penghambat yang ditemukan.
7. Memperbaiki prioritas jalan keluar
Selesai melakukan uji lapangan, lanjutkan dengan memperbaiki prioritas jalan keluar,
yakni dengan memanfaatkan berbagai faktor penopang, dan bersamaan dengan itu
meniadakan berbagai faktor penghambat yang ditemukan pada uji lapangan.
8. Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar
Kegiatan terakhir yang harus dilaksanakan pada penetapan prioritas jalan keluar
adalah menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar selengkapnya. Untuk ini uraikanlah
semua unsur rencana sebagaimana telah dikemukakan, sehingga dapat dihasilkan
suatu rencana yang lengkap. Langkah-langkah dan kegiatan menetapkan prioritas
masalah saling terkait dengan langkah-langkah dan kegiatan menetapkan prioritas
jalan keluar

Penutup

Puskesmas merupakan strata pelayanan pertama yang dapat diberikan kepada masyarakat
yang dimana Puskesmas dipimpin oleh seorang dokter umum dan dibantu oleh staf-staf yang
bertugas sesuai dengan bidang atau keahliannya masing-masing. Dokter yang diharapkan untuk
memimpin Puskesmas ialah dokter yang memiliki kriteria five star doctor dan mengetahui
tatalaksana administrasi Puskesmas. Di dalam permasalahan yang terjadi di Puskesmas, seorang
dokter perlu selalu mengevaluasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi dengan cara mencari
prioritas dari masalah dan menemukan jalan keluar untuk mengurangi, mencegah dan

30
menanggulangi permasalahan yang terjadi dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan serta
derajat kesehatan masyaraka di wilayah Puskesmasnya.

Daftar Pustaka

1. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC; 2009. h.227-235.
2. Muninjaya AA. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2004. h.170-250.
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti Husada;
1991. h.B1-6,C2-4.
4. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa Aksara; 1996.
h.17-24,181-241,329-33.
5. Departemen Kesehatan RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat: keputusan
menteri kesehatan RI nomor 128/menkes/sk/II/2004. Jakarta: Bakti Husada; 2004. h.5-
31.
6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta: Bakti Husada;
1991. h.11-3,J1-2,K2-4,L1-2,M3-4,N2-3,O2-4,P1-3,Q8-9,R3-4,S4-5,T2.
7. Manjunatha SN. Management manual for medical officers. New Delhi: I.K International
Publishing House Pvt. Ltd; 2009.h.2-5.
8. Pohan IS. Jaminan mutu layanan kesehatan. Jakarta: EGC; 2007. h.254-9.

31

Anda mungkin juga menyukai