Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)


PUSKESMAS PAKUHAJI

I. PENDAHULUAN
Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan
oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif, antara lain penyakit jantung,
diabetes melitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK), dan
gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa dari
10 besar penyebab kematian tertinggi diindonesia, 6 diantaranya adalah karena PTM.
Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi (15,4%), disusul tuberkulosis paru
(7,5%), hipertensi (6,8%), cedera (6,5%), perinatal (6,0%), DM (5,7%), tumor (5,7%),
penyakit hati (5,2%), penyakit jantung iskemik (5,1%), dan penyakit saluran nafas
bawah (5,1%).
Di Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Penyakit terbanyak didominasi oleh
PTM. Dari hasil surveilance PTM puskesmas di wilayah kecamatan Johar Baru tahun
2015, didapat Hipertensi dan Diabetes Mellitus menduduki urutan teratas. Program
PTM ini dilaksanakan untuk mendukung misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru yaitu
meningkatkan profesionalisme SDM, menggalang kemitraan lintas sektor, serta
mewujudkan visi puskesmas, yaitu “Mewujudkan Masyarakat Johar Baru yang Sehat
dan Mandiri”

II. LATAR BELAKANG


Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
kesehatan yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan
masyarakat. Perubahan paradigma kesehatan masyarakat terjadi antara lain akibat
berubahnya pola penyakit, gaya hidup, kondisi kehidupan, lingkungan kehidupan dan
demografi. Pada awal perkembangannya, kesehatan masyarakat difokuskan pada
faktor-faktor yang menimbulkan risiko kesehatan seperti udara, air, penyakit-penyakit
bersumber makanan seperti penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan
kemiskinan dan kondisi kehidupan yang buruk. Dalam perkembangan selanjutnya,
disadari bahwa kondisi kesehatan juga dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat.
Sekitar tahun 80-an mulai disadari bahwa pendidikan kesehatan saja tidak
cukup berdaya untuk mengubah perilaku masyarakat. Pendidikan kesehatan harus
disertai pula dengan upaya peningkatan kesehatan. Kesadaran akan hal ini
menimbulkan munculnya paradigma baru kesehatan masyarakat, yang mengubah
pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan. Kesadaran akan hal ini
menimbulkan munculnya paradigma baru kesehatan masyarakat, yang mengubah
pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan.
Aktifitas promosi kesehatan menurut piagam Ottawa adalah advokasi,
pemberdayaan dan mediasi. Selain itu, juga dirumuskan 5 komponen utama promosi
kesehatan, yaitu :
1. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung
3. Memperkuat gerakan masyarakat
4. Membangun keterampilan individu
5. Reorientasi pelayanan kesehatan

Berdasarkan piagam ottawa tersebut, dirumuskan strategi dasar promosi kesehatan,


yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana, dan advokasi (WHO, 2009)

III. TUJUAN
1. Tujuan umum:
Tersosialisasinya program-program kesehatan da terwujudnya masyarakat yang
berbudaya hidup bersih dan sehat serta terwujudnya masyarakat Johar baru yang
sehat dan mandiri dalam kesehatan.
2. Tujuan khusus
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat
2. Memperbaiki perilaku/ sikap masyarakat
3. Meningkatkan status kesehatan masyarakat

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pembinaan kelurahan siaga
- Pertemuan RW
- SMD (Survey Mawas Diri)
- MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
2. Pembinaan PHBS
3. Penyuluhan Kesehatan dan program prioritas
4. Penyuluhan HIV/AIDS (Aku Bangga Aku Tahu)
5. Penyuluhan kesehatan didalam dan luar gedung
6. Membuat kelengkapan media promosi kesehatan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pembinaan Kelurahan Siaga Aktif
Diawali dengan pertemuan tingkat RW untuk mensosialisasikan kelurahan siaga
aktif supaya masyarakat memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Kemudian dilakukan SMD (survey
mawas diri) untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
tersebut. Masalah yang ditemukan pada SMD kemudian di bicarakan dalam MMD
(Musyawarah Masyarakat Desa) bersama lintas sektor dan masyarakat untuk
mencari solusi yang dapat dilakukan dan membuat rencana tindak lanjut.
2. Pembinaan PHBS.
Melakukan Upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau
dan mampu melaksanakan PHBS serta peran aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
3. Penyuluhan program prioritas
Melakukan pertemuan dan penyuluhan pada kader dan masyarakat tentang
masalah kesehatan yang menjadi prioritas maupun tentang program prioritas
4. Penyuluhan HIV/ AIDS (Aku Bangga Aku Tahu)
Melakukan penyuluhan tentang bahaya HIV AIDS kepada masyarakat sekolah,
SMP dan SMA
5. Penyuluhan kesehatan di dalam dan luar gedung
Melakukan penyuluhan kesehatan dengan sasaran pasien, kader, masyarakat
umum, masyarakat sekolah yang dilakukan baik didalam gedung maupun di luar
gedung
6. Membuat kelengkapan media promosi kesehatan
Dilakukan dengan membuat spanduk, poster, banner, stiker, leaflat, dsb.

VI. SASARAN
1. Pembinaan kelurahan Siaga Aktif : Pengurus RT?RW< kader, tokoh masyarakat,
lintas sektor
2. Pembinaan PHBS : Masyarakat sekolah, Masyarakat Umum (rumah Tangga)
3. Penyuluhan program prioritas : Kader, Masyarakat umum
4. Penyuluhan HIV/ AIDS : Siswa/i SMP dan SMA
5. Penyuluhan kesehatan di dalam dan luar gedung : Masyarakat umum, kader
6. Membuat kelengkapan media promosi : ditujukan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat luas

VII. PEMBIAYAAN
Pendanaan dalam kegiatan Penyakit Tidak Menular ( PTM ) dibiayakan oleh dana
puskesmas yang diambil dari BOK (Bantuan Oprasional Kesehatan )

VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan skreening deteksi
dini Penyakit Tidak Menular di √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Posbindu PTM

Melakukan Penyuluhan tentang √ √ √ √ √


2 PTM di Desa
IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi dilakukan setiap (satu) bulan sekali oleh Program Penyakit Tidak
Menular ( PTM ) Puskesmas pakuhaji terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal
yang dievaluasi adalah ketepatan waktu, baik pembukaan, pengisian materi
maupun penutupan dan partisipasi peserta yang tercermin dalam diskusi yang
aktif.

X. PENCATATAN DAN PELAPORAN


 Pencatatan dilakukan oleh notulen terhadap semua pelaksanaan kegiatan
 Laporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap kegiatan paling
lambat 1 minggu setelah kegiatan dilaksanakan
 Evaluasi dan tindak lanjut terhadap setiap kegiatan ini dilakukan paling
lambat 1 bulan setelah kegiatan berlangsung.
Tangerang, April 2019
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pakuhaji Penanggungjawab UKM

dr. Netty Mawaty Tambunan Lely Lusianawati, SKM


NIP. 19721116 200012 2 002 NIP. 19721216 200212 2 003

Anda mungkin juga menyukai